Anda di halaman 1dari 7

Tugas Pertemuan Kedua

“Budaya dan Masyarakat minangkabau”

Suci Lestari (19016054)

Dosen Pengampu: Zulfikarni, S.Pd, M.Pd.

Sesi: Kamis, 07.00-08.40


1. Kebudayaan Minangkabau
Kekhasan

Budaya Minangkabau adalah sebuah budaya


yang berkembang di Minangkabau serta daerah
rantau Minang. Budaya ini memiliki sifat
egaliter, demokratis, dan sintetik.

Perempuan bertindak sebagai pewaris harta pusaka


dan kekerabatan. Perempuan juga berperan sebagai
penentu keberhasilan pelaksanaan keputusan yang Minangkabau menganut sistem
dibuat oleh kaum laki-laki. Oleh karena itu, kaum Matrilineal yaitu adat masyarakat yang
perempuan di Minangkabau dijuluki mengatur alur keturunan berasal dari
“Bundo Kanduang” pihak ibu

Sementara itu, kedudukan laki-laki di Minangkabau


memiliki beberapa tingkatan antara lain sebagai kamanakan
(keponakan), sebagai mamak (paman), dan sebagai panghulu
(penghulu). Hal ini disimbolkan dalam pepatah
Minangkabau “ketek banamo, gadang bagala”
2. Sistem Religi atau
Keagamaan di Minangkabau

Sejak reformasi budaya dipertengahan abad ke-19,


alim ulama, tokoh adat, cadiak pandai bersepakat
mendasarkan adat budaya Minang pada syariah
Islam.
Hal ini tertuang dalam adagium
Adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah.
Syarak mangato adat mamakai
(Adat bersendikan kepada syariat, syariat
bersendikan kepada Al-Quran).

Sejak saat itu setiap kampung memiliki


masjid atau surau dan mewajibkan
pemuda tidur di surau untuk belajar
mengaji dan latihan silek.
3. Bahasa Masyarakat
Minangkabau

Bahasa Minangkabau atau Baso


Minang adalah salah satu anak
cabang bahasa Austronesia yang
dituturkan khususnya di wilayah
Sumatra Barat, bagian barat propinsi
RIAU serta tersebar di berbgai kota di
seluruh Indonesia.

Secara historis, daerah sebar tutur Untuk komunikasi antar penutur bahasa
Bahasa Minangkabau meliputi bekas Minangkabau yang sedemikian beragam
wilayah kekuasaan Kerajaan ini, akhirnya dipergunakanlah dialek
Pagaruyung yang berpusat di Padang sebagai bahasa baku Minangkabau
Batusangkar, Sumatra Barat. atau disebut Baso Padang atau Baso Urang
Awak.
Bahasa Minangkabau dialek Padang inilah
yang menjadi acuan baku (standar) dalam
menguasai bahasa Minangkabau.
4. Kesenian Minangkabau

Kesenian adalah salah satu bagian dari Masyarakat Minangkabau memiliki


kebudayaan yang dikagumi karena berbagai macam atraksi dan kesenian,
keunikan dan keindahannya, digunakan seperti tari-tarian yang biasa
untuk mengekpresikan rasa keindahan dari ditampilkan dalam pesta adat maupun
dalam jiwa manusia, keindahannya juga perkawinan.
mempunyai fungsi lain.

1. Tari-Tarian
Biasanya sebagai ucapan selamat datang
ataupun ungkapan rasa hormat kepada
tamu istimewa yang baru saja sampai

Tari Piring Tari Pasambahan


Tari Rantak
Silek
2. Seni Bela Diri
Silek merupakan suatu seni bela diri
tradisional khas Minang yang sudah
berkembang sejak lama. Selain itu,
adapula tarian yang bercampur dengan Randai
silek yang disebut dengan randai

3. Bakaba/ Seni Berkata-kata


Seni berkata-kata lebih mengedepankan kata
sindiran, kiasan, ibarat, alegori,
metafora, dan aphorisme.
Dalam bakaba seseorang diajarkan
mempertahankan kehormatan dan harga
diri, tanpa menggunakan senjata dan
kontak fisik.

Salawek Dulang

Ada tiga genre seni berkata-kata:


pasambahan (persembahan), indang, dan salawat dulang
5. Mata Pencarian

Selain berniaga/berdagang, mata pencarian


masyarakat adalah sebagai petani,
Orang Minangkabau sangat menonjol nelayan bagi yang tinggal di tepi laut,
di bidang perniagaan, sebagai Masyarakat Minangkabau juga banyak
profesional dan intelektual. yang menjadi perajin seperti perajin
Hampir separuh jumlah keseluruhan kain songket dan cendramata khas
anggota masyarakat ini berada Minangkabau.
dalam perantauan dan mendirikan
usaha/berdagang di perantauan.

Anda mungkin juga menyukai