MINANGKABAU
GURU PEMBIMBING :
Drs. Agus Sudibyo
DISUSUN OLEH :
1. MUHAMMAD ADIS NARARYA (21)
2. SEKAR DWI ANGGRAINI (32)
3. STEFANNY WIDYARATRI SUSANTO (33)
4. VIRGIAWAN DAVA PUTRA M (34)
5. YUDIS NURIKAYANA RAKHA W (35)
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
D. Manfaat
BAB II PEMBAHASAN
A. Sejarah Suku Minangkabau
B. Letak Geografi Suku Minangkabau
C. Bahasa Suku Minangkabau
D. Kesenian Suku Minangkabau
E. Rumah Adat Suku Minangkabau
F. Sistem Kepercayaan Suku Minangkabau
G. Sistem Kekerabatan Suku Minangkabau
H. Sistem Ekonomi Suku Minangkabau
I. Pakaian Adat Minangkabau
BAB III PENUTUP
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagai masyarakat indonesia,kita harus mengetahui berbagai macam kebudyaan yang ada
dinegara kita.Indonesia terdiri dari banyak suku dan budaya,denganmengenal dan
mengetahui hal itu,masyarakat indonesia akan lebih mengerti kepribadian suku
lain,sehingga tidak menimbulkan perpecahan maupun perseturuan.Pengetahuan tentang
kebudayaan itu juga akan memperkuat rasa nasionalisme kita sebagai warga negara
indonesia yang baik.
Selain hal-hal diatas,kita juga dapat mengetahui berbagai kebudayaan diindonesiayang
mengalami akulturasi.Karena proses alkuturasi yang terjadi tampaksimpang siurdan
setengah-setengah.Contoh,perubahan gaya hidup pada masyarakat indonesia yang kebarat-
baratan yang seolah-olah sedikit demi sedikit mulai mengikisbudaya dan
adatketimurannya.Namun,masih ada beberapa masyarakat yang masih sangat kolot
danhampir tidak mempedulikan perkembangan dan kemajuandunia luar danmereka tetap
mennjagaa kebudayaan asli mereka.
Karena latar belakang diatas kita menyusun makalah tentang salah satukebudayaan
masyarakat indonesia,yaitu masyarakat Minangkabau.Makkalah iniakan memberikan
wawasan tentang masyarakat Minangkabau yang memeiliki keragaman suku dan budaya.
B. Rumusan masalah
1. Bagaimanakah keadaan masyarakat minangkabau?
2. Bagaimanaka adat istiadat dan budaya masyarakat Minangkabau?
3. Bagaimmanakah sosial kemasyaraakatan yang ada di Minangkabau?
C. Tujuan
Untuk mengetahui keadaan masyarakat Minangkabau,adat istiadat dan budaya
masyarakat Minangkabau dan sosial Kemasyarakatannya.
D. Manfaat
Memberikan pengetahuan pada masyarakat pada umumnya dan mahasiswa pada
khususnya tentang masyarakat Minangkabau.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Suku Minangkabau
Sejarah awal adanya Suku Minangkabau Suku Minangkabau atau Minang adalah kelompok
etnik Nusantara yang berbahasa dan menjunjung adat Minangkabau. Wilayah penganut
kebudayaannya meliputi Sumatera Barat, separuh daratan Riau, bagian utara Bengkulu,
bagian barat Jambi, bagian selatan Sumatera Utara, barat daya Aceh, dan juga Negeri
Sembilandi Malaysia. Dalam percakapan awam, orang Minang sering kali disamakan sebagai
orang Padang, merujuk kepada nama ibukota propinsi Sumatera Barat yaitu kota Padang.
Hal ini dapat dikaitkan dengan kenyataan bahwa beberapa literatur Belanda juga telah
menyebut masyarakat suku ini sebagai Padangsche Bovenlanden.
Suku ini mempunyai sifat merantau yang boleh dikatakan telah menyatu dalam pola hidup
mereka sehingga banyak di antara mereka pindah ke pulau-pulau lain di Indonesia. Suku
Minangkabau merupakan suku terbesar ke 4 di Indonesia yang tersebar luas dan sangat
berpengaruh.
Masyarakat Minangkabau atau Minang adalah kelompok etnik nusantara yang berbahasa
dan menjunjung adat Minangkabau. Wilayah penganut kebudayaannya meliputi Sumatera
Barat, separuh daratan Riau, bagian utara Bengkulu, bagian barat Jambi, bagian selatan
Sumatera Utara, barat daya Aceh, dan juga Negeri Sembilan di Malaysia. Budayanya sangat
kuat diwarnai ajaran agama Islam. Prinsip adat Minangkabau tertuang singkat dalam
pernyataan
Adat basandi syara', syara' basandi Kitabullah
(Adat bersendikan hukum, hukum bersendikan Al-Qur'an) yang berarti adat berlandaskan
ajaran Islam.
Orang Minangkabau sangat menonjol dibidang perniagaan, sebagai profesional dan
intelektual. Mereka merupakan pewaris terhormat dari tradisi tua Kerajaan Melayu dan
Sriwijaya yang gemar berdagang dan dinamis. Hampir separuh jumlah keseluruhan anggota
suku ini berada dalam perantauan. Minang perantauan pada umumnya bermukim di kota-
kota besar, seperti Jakarta, Bandung, Pekanbaru, Medan, Batam, Palembang, dan Surabaya.
Di luar wilayah Indonesia, suku Minang banyak terdapat di Malaysia dan Singapura.
3. Silek atau Silat Minangkabau merupakan suatu seni bela diri tradisional khas suku ini
yang sudah berkembang sejak lama.
4. Tari Payung merupakan tari tradisi Minangkabau yang saat ini telah banyak
perubahan dan dikembangkan oleh senian-seniman tari terutama di Sumatra Barat.
Awalnya tari ini memiliki makna tentang kegembiraan muda mudi (penciptaan) yang
memperlihatkan bagaimana perhatian seorang laki-laki terhadap kekasihnya. Payung
menjadi icon bahwa keduanya menuju satu tujuan yaitu membina rumah tangga
yang baik. Keberagaman Tari Payung tidak membunuh tari payung yang ada sebagai
alat ungkap budaya Minangkabau.
5. Randai, tarian yang bercampur dengan silek . Randai biasa diiringi dengan nyanyian
atau disebut juga dengan sijobang , dalam randai ini juga terdapat seni peran (acting)
berdasarkan skenario. Di samping itu, Minangkabau juga menonjol dalam seni
berkata-kata. Ada tiga genre seni berkata-kata, yaitu pasambahan (persembahan),
indang, dan salawat dulang. Seni berkata-kata atau bersilat lidah, lebih
mengedepankan kata sindiran, kiasan, ibarat,alegori,metafora dan
aphorisme,contohnya Dima Tumbuah,sinam disiang -cara memecahkan suatu
masalah dengan langsung ke akar atau penyebab masalah itu sendiri.
Dalam seni berkata-kata seseorang diajarkan untuk mempertahankan kehormatan dan
harga diri ,tanpa menggunakan senjata atau kontak fisik.
E. Rumah Adat Suku Minangkabau
Rumah adat suku Minangkabau disebut dengan Rumah Gadang yang biasanya dibangun di
atas sebidang tanah milik keluarga induk dalam suku tersebut secara turun temurun. Rumah
Gadang ini dibuat berbentuk empat persegi panjang dan dibagi atas dua bagian muka dan
belakang. Umumnya berbahan kayu, dan sepintas kelihatan seperti bentuk rumah
panggung dengan atap yang khas, menonjol seperti tanduk kerbau yang biasa disebut
gonjong dan dahulunya atap ini berbahan ijuk sebelum berganti dengan atap seng.
Namun hanya kaum perempuan dan suaminya, beserta anak-anak yang jadi penghuni
rumah gadang. Sedangkan laki-laki kaum tersebut yang sudah beristri, menetap di rumah
istrinya. Jika laki-laki anggota kaum belum menikah, biasanya tidur di surau. Surau biasanya
dibangun tidak jauh dari komplek rumah gadang tersebut, selain berfungsi sebagai tempat
ibadah, juga berfungsi sebagai tempat tinggal lelaki dewasa namun belum menikah.
J. Masakan Minangkabau
Masakan Minangkabau Atau masakan Padang merujuk kepada makanan orang
Minangkabau di Indonesia. Nama Padang diberi kerana kota Padang adalah pusat budaya
suku Minangkabau. Masakan Minangkabau adalah di kalangan makanan yang termasyhur di
sepanjang kepulauan Melayu. Minangkabau perantauan membuka kedai makan Padang,
terutamanya di bandar-bandar besar Indonesia. Salah satu dari rantai kedai makan
tradisional paling berjaya di Indonesia telah dimajukan oleh orang Minangkabau. Rendang
adalah masakan tradisional bersantan dengan daging sapi sebagai bahan utamanya.
Masakan khas dari Sumatera Barat, Indonesia ini sangat digemari di semua kalangan
masyarakat baik itu di Indonesia sendiri ataupun di luar negeri. Selain daging sapi, rendang
juga menggunakan kelapa(karambia), dan campuran dari berbagai bumbu khas Indonesia di
antaranya Cabai (lado), lengkuas, serai, bawang dan aneka bumbu lainnya yang biasanya
disebut sebagai (Pemasak). Rendang memiliki posisi terhormat dalam budaya masyarakat
Minangkabau.
Rendang memiliki filosofi tersendiri bagi masyarakat Minang Sumatra Barat yaitu
musyawarah, yang berangkat dari 4 bahan pokok, yaitu:
Dagiang (Daging Sapi), merupakan lambang dari Niniak Mamak (para pemimpin Suku adat)
Karambia (Kelapa), merupakan lambang Cadiak Pandai (Kaum Intelektual)
Lado (Cabai), merupakan lambang Alim Ulama yang pedas, tegas untuk mengajarkan
syarak (agama)
Pemasak (Bumbu), merupakan lambang dari keseluruhan masyarakat minang
Sejarah Rendang
DAFTAR PUSTAKA
Josselin de Jong, P.E. de, (1960),Minangkabau and Negeri Sembilan: Socio-Political Structure
in Indonesia, Jakarta: Bhartara
Kato, Tsuyoshi (2005). Adat Minangkabau dan merantau dalam perspektif sejarah. PT Balai
Pustaka
Purbatjaraka, R.M. Ngabehi, (1952), Riwajat Indonesia, I, Djakarta: Jajasan
Pembangunan.www.posmetropadang.com Budaya Merantau Orang Minang (1) Kalaulah di
Bulan Ada Kehiddupan