Anda di halaman 1dari 13

Skrip Tugas Presentasi SBK

Analisis Biodata Keanekaragaman Provinsi Indonesia

Sumbar (Sumatra Barat)

1. Profil Singkat

Sumatra Barat adalah salah satu provinsi tertua yang ada di Indonesia. Mendapat
julukan Ranah Minangkabau, Sumatra Barat sendiri adalah provinsi dengan mayoritas
penduduk beretnis Minangkabau terbesar di Indonesia. Meski begitu, Sumatra Barat turut
diisi oleh etnis-etnis lain seperti Jawa, Bugis, Nias, atau etnis luar seperti India, Tioghoa, Arab,
dan lain sebagainya. Berdasarkan sensus tahun 2020, tercatat populasi di Provinsi Sumatra
Barat berjumlah 5.534.472 jiwa. Beberapa kota pentingnya antara lain Padang, Bukittinggi,
Padang Panjang, Pariaman, Payakumbuh, Solok, dan lain sebagainya. Sejumlah hal ikonik yang
bisa ditemui dari Sumbar antara lain adalah kuliner, adat istiadat, tradisi, masyarakat yang
plural, dan tempat-tempat bersejarah. Pepatah terkenal “Di mana bumi dipijak, di situ langit
dijunjung” adalah pepatah yang berasal dari Tanah Minang. Dinamika sosial masyarakat
Sumbar jika dilihat secara teologis dan liguistik adalah sebagai berikut.
Agama
 Persentase agama yang dianut masyarakat Sumbar adalah sebagai berikut:
- Islam 97,48%
- Katolik 0,93%
- Kristen 1,36%
- Buddha 0,22%
- Lainnya 0,01%
 Bahasa
Bahasa yang dipakai oleh masyarakat Sumbar terdiri dari bahasa Indonesia, bahasa
Minang, bahasa Batak, Melayu, dan Mentawai.

2. Tradisi
Sumatra Barat diisi oleh cukup banyak tradisi yang unik dan mengundang minat. Beberapa di
antaranya adalah:
1) Pacu Jawi
Pacu Jawi adalah sebuah ajang balap lari sapi yang dilakukan di sebidang persawahan
berlumpur. Idealnya dilakukan selepas panen raya. Sejarah singkatnya sendiri, Pacu Jawi
bermula dari sekelompok masyarakat tani yang ingin mengisi waktu luang mereka dengan
sebuah atraksi yang memacu nyali. Sekilas mirip dengan Karapan Sapi dari Madura, pacu
jawi sendiri tidak menggunakan pecut atau yang sejenisnya untuk memacu gerak sapi.
Alih-alih, joki atau penunggang menggigit ekor sapi untuk memacu kecepatan
tunggangannya. Dan lagi, Karapan Sapi dilakukan di sebidang tanah yang kering,
sementara Pacu Jawi sebaliknya. Pacu Jawi sering dilaksanakan di beberapa wilayah
Sumbar, antara lain Payakumbuh, Tanah Datar, Pariangan, dan Kabupaten Limapuluh
Kota.
2) Basapa

Basapan adalah tradisi yang rutin dilaksanakan oleh masyarakat Minangkabau, yaitu
ziarah besar-besaran ke makam Syekh Burhanuddin di Kabupaten Pariaman. Syekh
Burhanuddin sendiri adalah sosok penyebar ajaran Islam pertama di Tanah Minangkabau.
Tak ayal, keberadaannya sangat-sangat dihormati walau kehidupannya sudah berakhir
sekian abad yang lalu. Sebagai bentuk penghormatan, masyarakat Minangkabau pun
melaksanakan agenda rutin ziarah guna mendoakan keselamatan beliau di alam sana
sekaligus juga sebagai ucapan terima kasih atas jasa-jasanya di masa lampau.
3) Makan Bajamba

Makan Bajamba adalah tradisi makan bersama ala masyarakat Minangkabau, yang sering
dilaksanakan di waktu-waktu tertentu, seperti hari-hari besar keagamaan, upacara adat,
atau temu kangen antar sanak saudara. Makan Bajamba diperkirakan masuk ke ranah
masyarakat Minang seiring dengan masuknya ajaran Islam. Hal itu karena sebagian besar
mekanisme makan di dalam Makan Bajamba sangat sesuai dengan ajaran-ajaran Islam.
Entah itu soal tata krama, tata cara, ataupun yang hubungan dengan sopan santun dan
kebersihan sepanjang prosesi makan berlangsung.
4) Baburu Babi

Baburu Babi atau yang dalam bahasa Indonesia berarti berburu babi, adalah tradisi khas
masyarakat pertanian Minangkabau. Tradisi ini berupa ajang berburu babi liar yang kerap
mengusik lahan perkebenunan masyarakat. Biasanya mereka mengerahkan beberapa
ekor anjing terlatih. Populasi babi liar di Pulau Sumatra memang terbilang cukup banyak,
sehingga perlu adanya tindakan pengendalian.
5) Turun Mandi

Turun Mandi adalah tradisi khas Minangkabau yang dilakukan sewaktu seorang anak lahir
ke dunia ini. Tradisi ini masih dilakukan sampai sekarang. Tujuannya sederhana, yaitu
mengenalkan sang anak kepada dunia luar, dan juga sebagai bentuk syukur atas lahirnya
seorang individu baru di tengah masyarakat.

3. Adat Istiadat
Tanah Minang memang kaya akan banyak hal, salah satunya adat istiadat yang turun temurun
tetap diwariskan. Untuk adat istiadat sendiri, masyarakat Minang yang khususnya berada di
Provinsi Sumatra Barat lebih condong didasarkan pada hukum-hukum Islam. Selain itu,
terdapat klasifikasi adat Minang ke dalam empat golongan, yaitu:
1) Adaik nan Sabana Adaik (Adat yang sebenarnya adat), merupakan kasta adat yang paling
tinggi atau utama. Adat ini tidak dapat dirubah sampai kapanpun. Dengan kata lain, adat
ini merupakan harga mati pada seluruh masyarakat Minangkabau.
2) Adaik nan Adaikkan (Adat yang diadatkan), merupakan sebuah aturan yang disepakati
setelah melalui sebuah pengkajian dan penelitian oleh para leluhur, nenek moyang
ataupun orang minang zaman dahulu. Contoh prinsip adat ini adalah bahwa orang
minang wajib memakai kekerabatan dengan mengambil pesukuan dari garis ibu dan
nasab keturunan dari ayah.
3) Adaik nan Taradaik (Adat yang teradat), merupakan adat yang sudah ada dari zaman
dahulu. Pada adat ini yang diatur adalah tatanan hidup bermasyarakat dalam suatu
negara atau daerah serta interaksi antara satu suku dan suku lainnya, dengan tetap
mengacu pada ajaran agama islam.
4) Adaik Istiadaik (Adat Istiadat), merupakan adat atau aturan dalam pelaksanaan
silaturahmi, berkomunikasi dan berintegrasi dan bersosialisasi dengan masyarakat
dalam suatu daerah. Yang dimaksudkan disini adalah perkawinan, dll.

4. Kebudayaan benda & nonbenda


Kebudayaan yang ada di Sumatra Barat juga tak kalah banyaknya, mulai dari tarian, nyanyian,
musik, kuliner, bahasa, dan lain sebagainya. Beberapa yang sudah disebutkan di bawah
mungkin mampu menjawab rasa penasaran kita semua:
1) Tarian
Beberapa tarian khas Sumbar antara lain:
a. Tari Pasambahan

Tari Pasambahan adalah tari yang ditampilkan sebagai sambutan apabila ada tamu
yang berkunjung ke suatu daerah. Tarian ini nyaris ada di seluruh penjuru Sumatra
Barat. Prosesi tari diawali dengan sesi pembuka dan diisi penari laki-laki yang saling
memamerkan kebolehan pencak silat, kemudian sesi kedua atau sesi persembahan
yang merupakan inti acara, dan yang terakhir disudahi dengan sesi penutup. Untuk
kostumnya sendiri, para penari mengenakan busana khas Minangkabau.
b. Tari Ambek-Ambek Koto Anau

Tari Ambek-Ambek Koto Anau berasal dari Daerah Koto Anau, Lembang Jaya, Solok,
Sumatera Barat. Tari ini menggambarkan aktivitas bermain anak-anak kampung,
dengan perpaduan gerakan silat, candaan, dan gerak-gerik fisik lain yang
menggambarkan ciri khas anak-anak Nagari Koto kala bersenang-senang. Awalnya,
tari ini adalah aktivitas spiritual masyarakat mengingat Nagari Koto adalah mayoritas
beragama Islam. Tarian ini dulunya sering kali dilaksanakan selepas aktivitas ibadah
atau mengaji selepas Isya. Pada waktu itu, tari ini hanya boleh diperagakan kaum
adam. Namun sekarang sudah banyak perubahan hingga kaum hawa pun dapat ikut
serta di dalamnya.
c. Tari Piring
Tari yang satu ini sudah sangat populer di kalangan masyarakat Indonesia, bahkan
kalangan peminat seni internasional. Tari ini merupakan tari tradisional yang sudah
ada di Tanah Minang semenjak dahulu kala. Pada mulanya, tari ini adalah wujud
syukur kepada sesembahan masa lalu selepas panen raya, ditampilkan bersama
sesembahan makanan yang ditujukan sebagai sesajen. Sekarang, tari ini lebih
difungsikan sebagai ajang promosi wisata daerah Sumbar dan juga ajang pameran
kebudayaan khas Indonesia.
d. Tari Payung

Sesuai dengan namanya, tari ini menggunakan payung sebagai properti utama. Dulu,
tari ini adalah tari yang sering ditampilkan di hari-hari besar guna menghibur para
pejabat Hindia Belanda. Tari diisi sejumlah laki-laki dan perempuan yang berpasang-
pasangan. Makna dari tarian ini adalah mengenai pergaulan muda-mudi. Payung
dilambangkan sebagai pelindung dari hal-hal negatif yang menjerumuskan.

2) Lagu Daerah
Berikut adalah sejumlah nyanyian daerah khas Provinsi Sumatra Barat:
a. Bareh Solok
Bareh Solok yang berarti Beras Solok, bercerita mengenai beras khas daerah Solok.
Beras Solok memang punya segudang ciri khas yang tidak dimiliki beras pada
umumnya. Lagu garapan Nuskan Sjarif ini pun dibuat atas dasar apresiasi terhadap
besar khas Solok satu itu.
b. Ka Parak Tingga
Lagu ini bercerita mengenai kisah cinta yang kandas karena kepergian salah satu dari
keduanya. Lagu ini berlatar mengenai perantauan, sangat sesuai dengan kebiasaan
khas orang Minang yang sudah diketahui banyak kalangan di seluruh penjuru
nusantara.
c. Kambanglah Bungo
Lagu Kambanglah Bungo kembali bercerita soal percintaan, namun kali ini lebih
bernuansa kebudayaan khas Minangkabau. Lagu ini bisa dibilang cukup populer di
Sumatera Barat.
d. Kampuang Nan Jauh di Mato
Lagu ini sudah pasti tidak asing lagi di telinga masyarakat Indonesia pada umumnya.
Bahkan lagu ini sudah sering sekali tampil di telinga masyarakat internasional. Arti
judul lagu ini adalah Kampung Yang Jauh Di Mata. Sesuai dengan judulnya, lagu ini
menggambarkan kampung halaman dari pandangan orang Minang. Lagu ini sangat-
sangat fenomenal di seluruh penjuru Nusantara, bahkan karena kepopulerannya lagu
ini sampai diaransemen ke berbagai versi, dan bahkan diutak-atik liriknya jadi lagu-
lagu baru.

3) Alat Musik
Berikut adalah beberapa sampel alat musik tradisional khas Sumatra Barat:
a. Talempong

Berbentuk hampir seperti Bonang milik Gamelan dari Jawa, Talempong sendiri adalah
salah satu alat musik tradisional milik masyarakat Minang. Ukurannya terbilang kecil
dan ringan. Biasanya Talempong terdiri atas satu set berjumlah beberapa buah. Cara
memainkannya cukup mudah, yaitu tinggal dipukul sesuai dengan ritme nada yang
telah ditentukan. Talempong sering kali dimainkan kala upacara adat, acara-acara
tertentu, atau pertunjukan budaya.
b. Gandang Tabuik

Gandang Tabuik adalah alat musik tradisional yang sangat penting untuk masyarakat
Minang, utamanya karena alat musik ini adalah salah satu pengiring utama di dalam
upcara adat Oyak Tabuik. Cara memainkannya adalah dengan ditabuh. Irama yang
dihasilkan beragam, bisa berupa irama heroik atau irama sedih, tergantung momen
dan konsep acaranya. Selain Oyak Tabuik, Gandang Tabuik turut dipakai dalam
upcara-upacara adat Minang lainnya.
c. Saluang
Saluang adalah seruling khas Tanah Minang. Terbuat dari bahan bambu tipis atau
talang, alat musik ini masuk ke dalam jajaran kebudayaan berharga khas Ranah
Minang. Panjangnya berkisar antara 40 sampai 60 cm, dengan diamter antara 3-4 cm,
serta diisi oleh empat lubang udara untuk ditekan-tekan dan satu buah lubang utama
pada ujungnya untuk ditiup.
d. Bansi

Kali ini juga alat musik tiup, namanya Bansi. Terbuat dari bambu berjenis tolang, alat
musik ini sering sekali dipakai di dalam acara-acara adat khas Minangkabau. Bedanya
dengan Saluang, Bansi memilik tujuh lubang udara (satu lubang utama untuk ditiup),
dan Bansi sendiri terdiri dari beberapa jenis sesuai dengan ukurannya.

4) Kuliner
Kuliner khas Sumbar terkenal akan rempahnya yang beragam, cita rasa pedas, dan tekstur
makanan yang mayoritas kental dan pekat. Beberapa juga adalah menu penutup segar
dari campuran buah-buahan. Berikut beberapa di antaranya:
a. Rendang
Rendang dinobatkan sebagai makanan terenak dunia oleh CNN Travel pada tahun
2017. Berbahan dasar daging sapi, rendang ini menyajikan sensasi pedas khas
makanan Minang, rasa asin, asam, gurih, dan nikmat. Selain itu, proses pembuatannya
yang lama membuat tekstur rendang ini lebih empuk ketimbang rendang di daerah
lainnya. Penggunaan santan pada rendang khususnya yang asli Sumbar terbilang
cukup banyak, karena populasi kelapa di sana sangatlah melimpah ruah. Oleh sebab
itu, tekstur bumbunya juga kental dan pekat.
b. Es Durian

Es durian berasal dari Kota Padang. Daerah Sumatra Barat juga terkenal akan produksi
duriannya yang sangat banyak. Kuliner ini dapat dijumpai ketika berwisata ke Kota
Padang, tepatnya di sebuah kedai bernama Ganti Nan Lamo.
c. Martabak Kubang

Martabak Kubang adalah makanan khas dari Desa Kubang, Kabupaten Payakumbuh.
Yang membuat martabak ini digemari masyarakat karena resepnya datang langsung
dari India. Bahan bahan utamanya antara lain potongan daging sapi, telur, daun
bawang, garam, dan merica. Ada juga kuah yang terbuat dari campuran kecap,
potongan cabe hijau, bawang bombai, dan cuka.
d. Sate Padang
Ada tiga sate di daerah Sumatra Barat yaitu Sate Padang, sate Padang Panjang dan
sate Padang Pariaman. Masakan berbahan daging ini memiliki cita rasa dan warna
kuah yang berbeda. Ada juga sate khas dari Payakumbuh. Sate Padang bisa dimakan
dengan nasi dan kerupuk ubi untuk sensasi pedas.
e. Teh Talua

Nama teh talua tak asing lagi di telinga masyarakat Sumatera Barat, dikenal sebagai
minuman penambah stamina dan membugarkan tubuh. Teh ini cocok untuk
membangkitkan tenaga setelah beraktivitas seharian. Penggemar teh talua memang
didominasi oleh para pria. Namun tak sedikit pula wanita yang menyukai minuman
lokal satu ini untuk penambah stamina. Teh talua merupakan kuliner yang terbuat dari
campuran teh, gula dan telur ayam kampung serta sedikit perasan jeruk nipis. Rasa
telurnya tidak begitu kentara ketika sudah diseduh.

5) Rumah Adat
Rumah adat khas Sumbar yang paling diketahui masyarakat luas tentunya adalah Rumah
Gadang. Dengan struktur atap runcing bersusunnya yang unik, rumah ini sudah mampu
dikenali dari kejauhan sebagai rumah adat khas Tanah Minang. Rumah Gadang punya nilai
sejarah dan kebudayaan yang sangat tinggi, oleh karenanya Rumah Gadang turut masuk
ke jajaran warisan budaya berharga Nusantara. Selain itu, Rumah Gadang juga
mempunyai banyak nama dan jenis, dan biasanya penamaan itu berdasarkan daerah atau
bentuk bangunannya. Semisal, Rumah Gadang Batingkek, Rumah Gadang Gajah
Maharam, dan Gonjong Anam.
5. Tempat-tempat Eksotik dan Bernilai Wisata
Sumatra Barat diisi oleh banyak sekali tempat-tempat eksotik yang bernilai wisata tinggi.
Mulai dari bentang alam, tempat bersejarah, hingga landmark yang menggugah minat. Berikut
adalah sepuluh di antaranya:
1) Danau Singkarak

Danau Singkarak adalah danau yang berlokasi di antara Kabupaten Tanah Datar dan Solok.
Danau ini mendapat predikat sebagai danau terbesar di Sumbar dengan lebar mencapai
108 km persegi dan kedalaman mencapai 149 meter. Danau ini tidak dihuni banyak
spesies ikan, hanya sejumlah 19 jenis saja. Ini karena danau ini tidak menyediakan
komposisi alamiah yang bagus untuk ikan-ikan hidup. Meski begitu, danau ini tetap
menarik untuk dikunjungi. Pemandangan alam yang disuguhkan sangatlah cocok untuk
ditelisik lebih dekat.
2) Ngarai Sianok

Ngarai Sianok mungkin sudah sangat terkenal, utamanya di kalangan masyarakat


Indonesia. Bukan hal baru lagi jika sedang membicarakan pariwisata Sumatra Barat,
Ngarai Sianok turut hadir di dalamnya. Belum lagi, akhir-akhir ini panorama Ngarai Sianok
turut dimasukkan ke dalam lembar uang rupiah versi terbaru yaitu untuk pecahan 2 ribu
rupiah. Hal itu tentu saja menambah keeksotisan dari tempat ini. Ngarai Sianok berletak
di Bukittinggi, Sumatra Barat. Ngarai Sianok dihiasi panorama alam yang kaya, sehingga
tidak bosan-bosannya objek satu ini dikunjungi wisatawan setiap tahunnya.
3) Lembah Anai
Lembah Anai mempunyai keunikan seperti air terjunnya, situs rel kereta api Masa
Kolonialnya, dan pemandangan hijaunya yang memukau. Lembah Anai berlokasi di
Kabupaten Tanah Datar, Sumatra Barat. Lembah ini menyuguhkan pemandangan alam
yang asri, sekaligus susana terbuka yang sangat cocok untuk berburu udara segar.
4) Jam Gadang

Jam Gadang adalah landmark sekaligus bangunan bersejarah dari Kota Bukittinggi. Jam ini
pada mulanya adalah hadiah pemberian Ratu Belanda kepada pejabat tinggi Bukittinggi
waktu itu di masa Kolonial. Jam ini mempunyai serangkaian fakta unik, seperti penulisan
angka empatnya yang unik, sejarah perubahan atapnya, hingga kesamaan mesin
penggeraknya dengan Big Ben di London, Inggris.
5) Benteng Fort De Kock

Benteng Fort De Kock, bangunan peninggalan Kolonial yang sarat nilai sejarah dan
perjuangan. Benteng ini berlokasi di Kota Bukittinggi. Bagi penikmat sejarah, benteng ini
akan sangat sesuai untuk ditambahkan ke daftar agenda apabila mengunjungi Sumbar
nantinya. Selain karena penuh nilai sejarah, benteng ini juga punya segudang keunikan
yang pas sekali untuk dieksplorasi secara langsung.
6) Museum Bank Indonesia Padang
Objek wisata yang satu ini juga tak boleh ketinggalan buat dikunjungi. Museum Bank
Indonesia Padang berlokasi di Kota Padang, Sumatra Barat. Mulai dari kepemilikan yang
masih dipegang oleh De Javasche Bank hingga sampai ke tangan Pemerintah Republik
Indonesia, bangunan ini telah menyaksikan banyak sekali pergolakan politik di dalam
negeri. Objek wisata yang kaya akan nilai sejarah ini sangatlah cocok untuk dijelajahi.
7) Museum Adityawarman

Museum ini dibangun pada tahun 1974 sebagai balai penyimpanan artefak kebudayaan
Minang dan juga sebagai objek wisata. Museum Adityawarman disebut juga sebagai
‘Taman Mini’nya orang Minang. Museum ini menyuguhkan wisata budaya dan edukasi
yang sangat cocok bagi pengunjung kalangan pelajar ataupun masyarakat yang tertarik
untuk mulai mempelajari budaya Minangkabau.
8) Miniatur Makkah

Kawasan mesjid ini biasanya berfungsi sebagai kawasan Manasik Haji. Namun masyarakat
dan pemerintahan sekitar juga menjadikan masjid ini sebagai destinasi wisata religi di Kota
Padang. Di kawasan masjid ini terdapat beberapa bangunan yang unik seperti masjid yang
di dalamnya terdapat miniatur Ka’bah. Tak jarang orang-orang menyebutnya Mekkah
Mini.
9) Istana Bung Hatta
Istana Bung Hatta berada tepat di seberang Jam Gadang Bukittinggi, dengan halaman luas
hijau asri dan sejuk yang dihiasi olej pohon palm dan cemara. Di sekeliling Istana Bung
Hatta dipagari tembok rendah, dengan pintu gerbang yang terbuka. Namun ketika
melangkah masuk, seorang penjaga bergegas mendekat, dan tidak memperbolehkan
masuk lebih jauh lagi mendekati bangunan.
10) Janjang Ampek Puluah

Janjang Ampek Puluah berasal dari kata bahasa Minang yaitu Janjang (tangga) Ampek
(empat) Puluah (puluh). Nama tersebut berasal dari jumlah anak tangga sebanyak empat
puluh. Janjang ampek puluah cukup terjal dengan tinggi anak tangga 25 cm. Lantai tangga
berwarna merah tua. Di kala musim hujan, objek wisata mesti diwaspadai karena
kelicinannya. Oleh karena itu pengunjung sangat tidak disarankan datang kala musim
penghujan.

6. Ciri Khas Masyarakat


Masyarakat Sumbar khususnya etnis Minangkabau mempunyai beberapa kebiasan ataupun
ciri khas unik, seperti merantau di usia muda, pandai berdagang, dan menganut sistem
Matrilineal. Masyarakat Minangkabau senantiasa dilabeli sebagai kelompok masyarakat ulet
dan senantiasa bekerja keras. Hal inilah yang membuat sebagian besar perantau Minang
sukses di tanah perantauannya.

Anda mungkin juga menyukai