Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH PERAN BAHASA BANJAR

DALAM MEPERTAHANKAN
WARISAN BUDAYA DI KALIMANTAN
SELATAN
Dibuat untuk memenuhi tugas projek p5

Guru Pembimbing:

Disusun Oleh :

KELOMPOK 1 (11E)
Ani Nuraisah
Aulia Nuraini
Dewi Anggraeni
Melly Apriliyani
Mutia Agustin
Muhammad Rizky.S
Yerikho Roy Parlindungan Marpaung

SMAN 1 CIKANDE
Jl. Otonom Cikande – Bandung,
Ds. Situterate, Kec. Cikande – Serang
2024/2025
i
Kata pengantar

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tapat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya
kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Sholawat serta
salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW
yang kita nantikan syafaatnya diakhirat nanti.

Pada kesempatan kali ini kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Kepala
Sekolah dan Guru Pembimbing projek p5 yang telah memberikan tugas terhadap kami. Kami
juga ingin berterima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam pembuatan
makalah ini.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan didalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini,supaya penulis lebih baik lagi dalam
menulis makalah. Kemudian apabila banyak kesalahan dalam makalah ini penulis mohon
maaf yang sebesar-besarnya.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat.terima kasih

Serang, February 2024


Tertanda,

Penulis

ii
DAFTAR ISI

COVER.................................................................................................................................i
KATA PENGANTAR.....................................................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................1
1.3 Tujuan................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Latar Belakang Suku Banjar......................................................................2
2.2 Karakteristik Suku Banjar...........................................................................3
2.3 Bahasa Banjar.................................................................................................4
2.4 Morfologi Bahasa Banjar............................................................................4

BAB V KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan...........................................................................................................6

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Keanekaragaman suku bangsa dan kebudayaannya di seluruh Indonesia merupakan


kebudayaan bangsa dan perlu mendapat perhatian khusus. Bangsa Indonesia adalah bangsa
yang berlandaskan “Bhinneka Tunggal Ika” di dalamnya terdapat berbagai macam suku
bangsa dan kebudayaan yang berbeda antara suku yang satu dan suku yang lain dan dapat di
ketahui dari segi aspek kebudayaan suku bangsa tersebut.
Pelestarian kebudayaan bangsa Indonesia adalah salah satu segenap kebudayaan
nasional yang melibatkan segenap lapisan Masyarakat. Oleh karena itu kita tidak bisa
melepaskan diri dari upaya menjaga dan melestarikan kebudayaan bangsa kita sendiri pada
umumnya dan melestarikan kebudayaan daerah pada khususnya.
Upaya mempertahankan dan melestarikan kebudayaan diperlukan upaya penggalian
dan pengangkatan budaya tradisi salah satunya adalah Bahasa daerah , hal tersebut
bertujuan untuk meningkatkan dan menumbuhkan rasa memiliki di kalangan Masyarakat.
Seperti dalam rumusan seminar (2003) “disebabkan bahwa Bahasa daerah adalah Bahasa
yang dipakai sebagai perhubungan intradaerah atau intramasyarakat di samping Bahasa
Indonesia dan yang dipakai sebagai serana pendukung sastra serta budaya atau Masyarakat
etnik di wilayah Republik Indonesia”
Salah satunya adalah Bahasa daerah Kalimantan Selatan yang berasal dari suku banjar,
Bahasa daerah ini mayoritas digunakan oleh Masyarakat Kalimantan Selatan dalam
kehidupan sehari – hari.

1.2 Rumusan Masalah


Terkait dengan uraian diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan untuk
mengetahui lebih jelas tentang Bahasa dan budaya Suku Banjar, Kalimantan Selatan. Sebagai
berikut;
a. Bagaimana latar belakang suku Banjar
b. Bahasa yang di gunakan suku Banjar

1.3 Tujuan
Sesuai dengan permasalahan diatas, maka tujuan penulisan ini yaitu sebagai berikut;

a. Untuk memperluas wawasan bagi pembaca


b. Membantu pelestarian Suku, budaya dan Bahasa daerah
c. Mengetahui secara umum tentang Suku dan Bahasa banjar

1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Latar Belakang Suku Banjar
Kata "banjar" dalam bahasa Jawa adalah singkatan dari kata "mbanjarke", yang
memiliki arti "memisahkan dan mengatur ulang". Suku Banjar adalah bagian dari kelompok
masyarakat Dayak yang lebih besar dan telah mengalami asimilasi terutama dalam agama
dan budaya. Suku Kedayan dan Dayak Kendayan memiliki ikatan kekerabatan dengan Suku
Banjar. Menurut mitologi suku Dayak Meratus, Suku Banjar, dan Suku Bukit berasal dari dua
saudara, yaitu Si Ayuh yang menjadi leluhur suku Bukit, Bambang Basiwara yang menjadi
suku Banjar.
Dalam cerita rakyat berbahasa Dayak Meratus, terungkap nenek moyang orang
Banjar yang bernama Bambang Basiwara adalah adinda dari nenek moyang orang Dayak
Meratus yang bernama Sandahuyan. Masyarakat suku Banjar sering disebut sebagai orang
Dayak Pesisir, sehingga memiliki ciri khas yang sedikit berbeda dari mayoritas suku Dayak di
daerah pedalaman Kalimantan. Adapun kesenian kebudayaan khas Suku Banjar di antaranya
sebagai berikut.
1. Madihin
Seni Madihin adalah pertunjukan monolog oleh seniman tradisional, biasanya satu
atau dua orang, yang mengkombinasikan syair dan pantun dengan musik gendang khas
Banjar.
2. Mamanda
Seni Mamanda merupakan seni pentas teater tradisional Banjar. Menceritakan kisah-
kisah kehidupan masyarakat perjuangan kemerdekaan serta kritik sosial dan politik yang
berkembang.
3. Hadrah
Musik Hadrah adalah jenis musik aliran timur tengah yang merupakan bawaan dari
kebudayaan Islam.
4. Musik panting
Seni Musik Panting adalah gabungan berbagai alat musik seperti Babun, Panting,
Biola, dan Gong yang menciptakan irama khas. Alat musik utama, yaitu Panting, adalah alat
musik petik kecil yang menyerupai Gitar Gambus. Musik ini sering mengiringi lagu-lagu
tradisional Banjar dan tarian tradisional.
5. Upacara Maarak Penganten
Dalam rangkaian upacara perkawinan orang Banjar terdapat prosesi arak-arakan
pengantin yang disebut maarak peng
2
2.2 Karakteristik Suku Banjar
Suku Banjar adalah sekelompok masyarakat yang tinggal di Kalimantan Selatan. Salah
satu ciri khas Suku Banjar adalah sebutan Urang Banjar bagi diri mereka sendiri. Menurut
Nurhasanah dan Jailani dalam Khazanah: Jurnal Studi Islam Dan Humaniora, Suku Banjar
memiliki beraneka ragam tradisi yang telah dilakukan secara turun temurun, misalnya adalah
tradisi ritual bepapai untuk pengantin. Suku Banjar dikenal sebagai masyarakat yang telah
melewati transisi kehidupan, baik dari segi budaya hingga keyakinan. Untuk mengetahui
lebih jelas lagi mengenai Suku Banjar berikut beberapa ciri Khas Suku Banjar.
1. Karakteristik
Masyarakat Banjar dikenal sebagai etnis yang ulet, kuat, serta rajin. Karakteristik ini
diajarkan oleh orang tua kepada anak-anaknya sejak dini. Selain itu, masyarakat Banjar juga
pekerja keras, terutama dalam menggapai cita-cita.
2. Kepercayaan
Hal ini sudah menjadi rahasia umum bahwa mayoritas kepercayaan masyarakat
Banjar adalah Islam. Etnis Banjar mewajibkan setiap masyarakatnya untuk memahami rukun
iman serta rukun Islam dan mengamalkannya.

3. Bahasa
Dalam berdialog sehari-hari, masyarakat Banjar memiliki bahasa daerah sendiri yang
disebut dengan bahasa Banjar. Sejumlah kosa kata bahasa Banjar memiliki kemiripan dengan
bahasa Jawa, Dayak, atau Melayu. Akibat banyaknya kata serapan dalam bahasa Melayu,
akhirnya bahasa sehari-hari juga banyak berubah. Oleh sebab itu, untuk mengatasi
kepudaran ini, masyarakat setempat wajib menggunakannya saat pelaksanaan upacara adat.
4. Pakaian Adat
Masyarakat Banjar memiliki empat jenis pakaian adat, mulai dari pakaian klasik
bernama bagajah gaming baulur luput yang telah ada sejak zaman kerajaan Hindu dan
baamar galung pancar matahari sebagai busana yang dikenal sejak masuknya agama Islam.
Selain itu, ada pula baju babaju kun galung pacinan yang menjadi perpaduan antara adat
Tiongkok dan Banjar serta terakhir adalah baju babaju kubaya panjang yang berbentuk
kebaya sederhana.
5. Rumah Adat
Layaknya etnis lain, masyarakat Banjar juga memiliki rumah adat khas, yaitu Rumah
Banjar. Ciri khasnya adalah arsitektur unik, berbentuk simetris dan dekorasi ornamental pada
bagian atap. Jenis rumah yang paling dikenal adalah Bubungan Tinggi.

3
6. Kebudayaan
Sebagaimana dijelaskan dam pembahasan sebelumnya, masyarakat Banjar kaya akan
budaya dan tradisi yang cenderung bersifat islami. Misalnya adalah tradisi Baayun Anak
untuk memberkati seorang anak, aneka folklor, tarian daerah, musik tradisional panting,
hingga tradisi ritual bepapai untuk tolak bala calon pengantin.
2.3 Bahasa Banjar
Bahasa Banjar adalah salah satu bahasa yang berasal dari pulau Kalimantan,
khususnya Kalimantan Selatan. Saat ini pemakaian bahasa Banjar tidak hanya berfokus di
daerah Kalimantan Selatan, namun juga meliputi wilayah Kalimantan Tengah dan Kalimantan
Timur. Tidak hanya orang Banjar yang menggunakan bahasa Banjar, orang Dayak pun dapat
menggunakan dan mengerti bahasa Banjar. Hal tersebut yang akhirnya menjadikan bahasa
Banjar sebagai bahasa penguhubung antara masyarakat di daerah Kalimantan Selatan,
Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Timur (Hapip, 1977). Data dan informasi tentang bahasa
Banjar sangat kurang dan sulit untuk ditemukan. Baru 30 tahun belakangan upaya untuk
mendeskripsikan bahasa Banjar secara intensif dilakukan (Yasin, 2017).

Berdasarkan penelitian, di Kalimantan Selatan yang memakai bahasa Banjar berkisar


16-72,50%. Menurut masyarakat Kabupaten Hulu Sungai Selatan dan Hulu Sungai Tengah
mengatakan bahwa bahasa yang digunakan mereka adalah bahasa Dayak Meratus atau
bahasa Bukit. Tetapi berdasarkan pada perhitungan dialektometri, bahasa Bukit atau bahasa
Dayak Meratus adalah satu bahasa dengan bahasa Banjar dengan persentase kemiripan
berkisar 44-51% (Sugono, 2017). Tidak hanya di Kalimantan, bahasa Banjar juga berkembang
di daerah Riau.

2.4 Morfologi Bahasa Banjar


Morfologi merupakan salah satu dari cabang ilmu bidang bahasa yang menerangkan
tentang awal terbentuk sebuah kata. Morfologi bahasa tidak hanya mempelajari tentang
awal terbentuk kata, namun juga mempelajari pergeseran makna. Ramlan (2012;21)
menyatakan bahwa morfologi ialah bagian dari ilmu Bahasa yang membicarakan dan
mempelajari seluk beluk bentuk kata serta pengaruh perubahan – perubahan bentuk kata
terhadap golongan dan arti.

Proses morfologi yang terjadi dalam bahasa indonesia, khususnya yang berkaitan
dengan derivasi, juga terjadi dalam bahasa daerah salah satunya adalah bahasa Banjar.
Bahasa Banjar adalah sebuah bahasa Austronesia dari rumpun bahasa Melayu. Bahasa
banjar merupakan bahasa yang dipertuturkan oleh masyarakat Banjar yang berada di
wilayah Kalimantan Selatan. Hal itu diungkapkan pula oleh Jumadi (1998:1) merumuskan
bahwa bahasa Banjar merupakan bahasa daerah yang memiliki wilayah pemakaian cukup
luas. Bahasa daerah ini tidak hanya dipakai oleh masyarakat di kalimantan Selatan.
Masyarakat di sekitar ini, misalnya daerah-daerah tertentu di Kalimantan Tengah dan
Kalimantan Timur, mampu berbahasa Banjar. Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat
dikatakan pemakaian bahasa Banjar tidak hanya di pakai oleh masyarakat yang berada di
wilayah Kalimantan Selatan saja, tetapi pemakaian bahasa Banjar juga menjangkau wilayah-
wilayah yang berada di luar Kalimantan Selatan.

5
BAB V
KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan
Suku Banjar salah satu suku yg ada di Indonesia mendiami wilayah Kalimantan
Selatan. Suku Banjar terbentuk dari suku-suku Bukit, Maanyan, Lawangan, dan Ngaju yang
banyak juga dipengaruhi oleh Melayu dan Jawa. Maka, dapat ditarik kesimpulan bahwa asal
usul suku Banjar berasal dari campuran beberapa suku, meskipun dominan dari suku dayak.
Masyarakat suku Banjar cenderung menerapkan gaya hidup dan norma-norma sosial yang
berlandaskan ajaran Islam. Mereka menjaga dan melestarikan nya dalam aktivitas sehari hari
mereka. Begitu pula dengan upacara adat khas Banjar yang biasanya dilangsungkan dalam
peristiwa-peristiwa penting seperti pernikahan, kelahiran, atau peringatan-peringatan lain
yang signifikan.

Anda mungkin juga menyukai