Anda di halaman 1dari 18

SUKU MINANGKABAU

DISUSUN OLEH :

SITI NURFALAH QOMARIAH IDRIS

(11911323170)

DOSEN PENGAMPU :

Dr Sukma Erni, M.Pd.

UNIERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

JURUSAN TADRIS IPS

2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
Rahmat-Nyalah makalah ini dapat di selesaikan sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan. Dalam makalah ini, kami membahas mengenai “Suku Minangkabau”.
Makalah ini dibuat dalam rangka memperdalam pengetahuan mengenai Suku
Minangkabau. Yang mana ilmu yang di dapatkan berguna untuk pemahaman saat jam
perkuliahan berlangsung maupun diluar jam perkuliahan.

Proses penyusunan makalah ini tentunya penulis mendapatkan bimbingan,


arahan, koreksi, dan saran dari berbagai piihak. Untuk itu rasa terima kasih yang
dalam penulis ucapkan kepada Bapak dan Ibu Dosen yang telah membimbing kami
dalam proses pembuatan makalah, dan kepada kawan-kawan semua.

Hanya kepada Tuhan Maha Kuasa kami memohon doa, semoga bantuan dari
berbagai pihak bernilai ibadah. Kami menyadari bahwa sebagai manusia biasa tidak
luput dari kesalahan dan kekurangan sehingga hanya yang demikian sajalah yang
dapat kami berikan. Kami juga sangat mengaharapkan kritikan dan saran dari para
pembaca sehingga kami dapat memperbaiki kesalahan-kesalahan dalam penyusunan
makalah selanjutnya. Demikian makalah ini, semoga bermanfaat bagi kita semua.

Pekanbaru, 30 Maret 2022

Siti Nurfalah Qomariah Idris


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...............................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................1
C. Tujuan Penulisan............................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN
A. Bahasa............................................................................................................6
B. Kearifan lokal Minangkabau..........................................................................6
C. Adat Istiadat Minangkabau............................................................................8
D. Keunikan Suku Minangkabau........................................................................10

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan....................................................................................................16
B. Saran...............................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................17
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sebagai masyarakat Indonesia, kita harus mengetahui berbagai macam
kebudayaan yang ada di negara kita. Indonesia terdiri dari banyak suku dan
budaya, dengan mengenal dan mengetahui hal itu, masyarakat Indonesia akan
lebih mengerti kepribadian suku lain, sehingga tidak menimbulkan perpecahan
maupun perseteruan. Pengetahuan tentang kebudayaan itu juga akan
memperkuat rasa nasionalisme kita sebagai warga negara Indonesia yang baik.
Selain hal-hal di atas, kita juga dapat mengetahui berbagai kebudaya di
Indonesia yang mengalami akulturasi. Karena proses akulturasi yang terjadi
tampak simpang siur dan setengah-setengah. Contoh, perubahan gaya hidup
pada masyarakat Indonesia yang kebarat-baratan yang seolah-olah sedikit
demi sedikit mulai mengikis budaya dan adat ketimurannya. Namun, masih
ada beberapa masyarakat yang masih sangat kolot dan hampir tidak
mempedulikan perkembangan dan kemajuan dunia luar dan mereka tetap
menjaga kebudayaan asli mereka.
Karena latar belakang di atas kita menyusun makalah tentang salah satu
kebudayaan masyarakat Indonesia, yaitu masyarakat Minangkabau. Makalah
ini akan memberikan wawasan tentang masyarakat Minangkabau yang
memiliki keragaman suku dan budaya.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang terdapat dalam makalah ini ialah :
1. Bagaimana bahasa masyarakat Minangkabau?
2. Apa saja kebiasaan atau kearifan lokal masyarakat Minangkabau?
3. Bagaimana adat istiadat yang dimiliki masyarakat Minangkabau?
4. Apa saja keunikan yang dimiliki masyarakat Minangkabau?

C. Tujuan
Adapun tujuan yang terdapat dalam makalah ini ialah :
1. Dapat mengatahui bahasa yang digunakan oleh masyarakat Minangkabau
2. Dapat mengetahui kebiasaan atau kearifan lokal masyarakat Minangkabau
3. Dapat mengetahui adat istiadat yang dimiliki masyarakat Minangkabau
4. Dapat mengetahui keunikan yang dimiliki masyarakat Minangkabau
BAB II

PEMBAHASAN

A. Bahasa
Kata dari Minangkabau mempunyai makna arti yang tidak hanya
merujuk pada nama sebuah desa yang terletak dikecamatan Sugayang,
Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat. Tetapi juga mengarah pada etnis
suatu suku, budaya, bahasa secara geografis. Minangkabau memiliki batasan
Sumatera Barat, sebagian dari Jambi, separuh daratan Riau, sebagian
Bengkulu, pantai barat Sumatera Utara, barat daya Aceh dan negri Sembilan
yang berada di negara Malaysia. Nama minangkabau berasal dari kata manang
yang berarti menang dan kabau berartikan kerbau.
Sejarah mencatat masyarakat minangkabau memiliki bahasa tersendiri.
Bahasanya termasuk kedalam Bahasa Austronesia sedangkan sejarah
menyebutkan Bahasa Minang termasuk ke dalam Bahasa Melayu karena
banyaknya kesamaan bentuk kosakata didalamnya, namun memiliki dialek
masing-masing daerah. Bahasa Minang terdapat berbagai Bahasa lainnya
seperti bahasa Sansekerta Tamil, Arab dan Persia yang terserap oleh
masyarakat yang seiring digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Bisa dilihat
dari berbagai prasasti yang menggunakan kosakata Sanskerta dan Tamil.
Kemudian aksara Arab yang digunakan dalam sehari-hari sebelum masyarakat
minang berganti menggunakan alfabert latin.1
Menurut penelitian sementara, setiap luhak mempunyai lebih dari satu
dialek. Ada negeri yang bertentangga mempunyai dialek yang berbeda,
setidaknya dalam irama. Ada dialek yang meodius, yang rata, dan ada yang
kasar. Namun, ada bahasa Minangkabau (dialek) umum yang menjadi alat
komunikasi bagi seluruh suku Minangkabau dan pendukung sastra
Minangkabau.2

Daerah sebar tutur Bahasa Minangkabau meliputi bekas wilayah


kekuasaan kerajaan Paguruyung yang berpusat di Batusangkar, Sumatera
Barat. Batas-batasnya adalah sebagai berikut ini :

a. Batas utara, sekarang di daerah Pasaman Barat, berbatasan dengan


Natal (Sumatera Utara) dan daerah Bengkulu
b. Wilayah di kabupaten Bungo, Jambi
c. Wilayah di Rantau Barangin, kabupaten Kampar, Riau.

1
Risnaldi Mirsa dkk, Resiliensi Kawasan Nagari Sianok Anam Suku, (Yogyakarta : K-
media,2018),hal. 6
2
Sayamsuddin Udin, Rebab Pesisir Selatan Malin Kundang, (Jakarta : Yayasan Obor
Indonesia,1996),hal.4
Bahasa Minangkabau juga menjadi bahasa pergaulan di kawasan
pantai barat Sumatera Utara, bahkan mengkangkau jauh hingga pesisir barat
Aceh. Selain itu, bahasa Minangkabau juga dituturkan oleh masyarakat Negeri
Sembilan, Malaysia yang nenek moyangnya merupakan pendatang asal ranah
Minang sejak berabad-abad silam.

Orang Minangkabau umumnya berpendapat banyak persamaan anatara


Bahasa Minangkabau dengan Bahasa Melayu/Indonesia. pada pokoknya,
perbedaan antara Bahasa Minangkabau dan Bahasa Indonesia adalah pada
perbedaan lafal, selain perbedaan beberapa kata. Beberapa contoh perbedaan
lafal Bahasa Melayu/Indonesia dengan Bahasa Minangkabau adalah sebagai
berikut :

1. Ut-uik, contoh : rumput-rumpuik


2. At-aik contoh : adat-adaik
3. Al/ar-a contoh : jual-jua, kabar-kaba
4. E (pepet)-a, contoh : beban-baban
5. A-o, contoh : kuda-kudo
6. Awalan ter, ber, per, menjadi ta, ba, pa.
Contoh : berlari, temakan, perdalam (Bahasa Melayu/Indonesia)
Menjadi balari, tamakan, padalam (Bahasa Minangkabau)

Bahasa Minangkabau yang memiliki beberapa dialek. Dialek bahasa


Minang kabau sangat bervariasi, bahkan antarkampung yang dipisahkan oleh
sungai sekalipun sudah mempunyai dialek yang berbeda. Beberapa dialek
bahasa Minangkabau diantaranya dialek Bukittinggi, dialek Pariaman, dialek
Pesisir Selatan, dan dialek Payahkumbu. Perbedaan terbesar adalah dialek
yang dituturkan di kawasan Pesisir Selatan dan dialek di wilayah Muko-Muko,
Bengkulu. Selain itu, dialek Bahasa Minangkabau juga dituturkan di Negeri
Sembilan, Malaysia dan Aceh yang disebut sebagai Aneuk Jamee di Aceh,
terutama di wilayah Aceh Barat Daya dan Aceh Selatan.3

Berikut ini adalah perbandingan perbedaan antara beberapa dialek :

Bahasa Indonesia/Bahasa Melayu Apa katanya kepadamu?


Bahasa Minangkabau “baku” A keceknyo jo kau?
Mandahiling Kuti Anyie Apo kecek o ko gau?
Padang Panjang Apo keceknyo ka kau?
Pariaman A kate e bakeh kau?
Ludai A kecek o ka rau?
Sungai Batang Ea janyo ke kau?
Kurai A jano kale gau?

3
Desi Saraswati, Indonesiaku Kaya Bahasa, (Depok : Penebar Swadaya,2005), hal.14
Untuk komunikasi antar penutur Bahasa Minangkabau yang
sedemikian beragam ini, akhirnya dipergunakanlah dialek Padang sebagai
bahasa baku Minangkabau atau disebut Baso Padang atau Baso Urang Awak.
Bahasa Minangkabau dialek Padang inilah yang menjadi acuan baku (standar)
dalam menguasai bahasa Minangkabau, contohnya yaitu :

1. Bahasa Minangkabau yaitu “Indak buliah membuang sarok


disiko!”
Dalam Bahasa Indonesia yaitu “Tidak boleh membuang sampah
disini!”

2. Bahasa Minangkabau yaitu “A tu nan ka karajo ang?”


Dalam Bahasa Indonesia yaitu “Apa yang akan kamu kerjakan?”4

B. Kebiasaan Kearifan Lokal Minangkabau


Sumatera Barat memiliki suku asli yakni Minangkabau yang banyak memiliki
tradisi unik berbasis kearifan lokal dan terus di wariskan dari generasi
kegenerasi apa saja contoh tradisi unik yang bisa kita bahas kali ini:
1. Balimau
Merupakan tradisi suku minangkabau yang dilaksanakan di bulan suci
ramadhan dbiasanya dilakukan di sungai atau tempat pemandian dengan
menggunakan jeruk nipis atau bahasa minang nya limau. Dalam bahasa
minang nya, Balimau baarati mansucikan diri jo mandi gadang, supayo
badan jo hati barasiah mamasuaki bulan Ramadhan. Arti dalam bahasa
Indonesianya ialah “Mandi mensucikan diri menjelang bulan puasa biar
badan dan hati kita bersih memasuki bulan ramadhan”.5

2. Ziarah Rayo Anam


Tradisi unik dari masyarakat Jorong Sikaladi Nagari Pariangan,
Kecamatan Pariangan, Kabupaten Tanah Datar yang di lakukan saat
menyambut idul fitri, tradisi ini dilakukan tepatnya di Hari Rayo Anam
atau 6 hari pasca lebaran. Setiap daerah memiliki tradisi unik dalam ber
ziarah, begitu juga dengan masyarakat sikaladi rayo anam dilakukan ziarah
dan berdoa bersama keluarga setelah selesai melakukan puasa enam di
bulan Syawal. Hal ini mereka namakan katompat yaitu ziarah ke makam
(pandam perkuburan).

3. Tradisi Panjek Pinang


Hampir semua daerah memiliki tradisi yang satu ini namun tetap saja
memiliki ciri khas masing – masing seperti Sumatera Barat menamai

4
Fadila Zikri, Minangkabau Masa Kolonial Sejarah, (Yogyakarta : Gre
Publishing,2018),hal.8
5
Erotisme, Kebudayaan Minangkabau, (Jakarta: Harian Pelita,1994),hal.90
tradisi ini dengan Panjek Pinang. Bagi anak Nagari Sianok Anam Suku
misal nya, tradisi ini dilakukan dengan enam batang pinang, jumlah 6
batang pinang yang berdiri itu punya makna bukan sembarang jumlah saja.
6 batang pinang itu merupakan representasi jumlah suku di Nagari Sianok
Anam Suku. Semasa dulunya, masing-masing suku yang ada di nagari itu,
“berhak” mendapatkan satu batang pinang yang selanjutnya akan dipanjat
oleh anak kamanakan. Suku yang ada di Nagari Sianok Anam Suku, yaitu
Sikumbang, Tanjung, Guci, Chaniago, Jambak, dan Singkuan. Menjelang
17 agustus hampir seluruh Indonesia membuat perlombaan berbasis panjat
pinang ini yang sudah lama dan tetap terjaga hingga sekarang.

4. Makan Bajamba
Makan bajamba sering juga disebut Makan Barapak, tradisi ini sampai
sekarang masih jamak dilakukan oleh masyarakat Minangkabau. Makan
Bajamba adalah tradisi makan dengan cara makan bersama di sebuah
tempat, biasanya dilakukan pada hari besar islam, upacara adat atau acara-
acara penting lainnya. Tradisi makan bajamba diperkirakan masuk ke
Sumatera Barat seiring dengan masuknya islam ke Ranah Minang pada
abad ke-7. Maka tidak heran banyak adab dalam makan bajamba yang
sesuai dengan syariat islam.6

5. Pacu Jawi
Salah satu tradisi unik yang menjadi favorit dari Sumatera Barat adalah
Pacu Jawi. Pacu Jawi merupakan tradisi unik yang dilakukan masyarakat
Tanah Datar khususnya masyarakat di kecamatan Sungai Tarab,
Rambatan, Limo kaum, dan Pariangan. Selain itu Pacu Jawi juga
dilaksanakan di wilayah Kabupaten Limapuluh Kota dan Payakumbuh.
Sekilas, Pacu Jawi mirip dengan Karapan Sapi di Madura. Namun yang
membedakan keduanya adalah lahan yang digunakan. Jika Karapan Sapi
menggunakan sawah yang kering, maka Pacu Jawi menggunakan sawah
yang basah dan berlumpur. Selain itu untuk mempercepat lari sapi, joki
Pacu Jawi tidak menggunakan tongkat seperti Karapan Sapi, mereka
biasanya menggigit ekor sapi.

C. Adat Istiadat
Adat adalah segala aturan hidup masyarakat Minangkabau. Adat juga
dapat dikatakan sebagai undang-undang tidak tertulis yang harus diikuti oleh
setiap anggota masyarakat.7 Adat Minangkabau adalag suatu pandangan hidup
yang berpangkal pada “akal dan budi” artinya, adat disusun berdasarkan

6
Ruly dkk, Komunikasi Budaya dan Dokumentasi Kontemporer, (Jawa Barat : Unpad
Press,2019),hal.315
7
Shaifullah,Febi, Pertautan Budaya-Sejarah Minangkabau dan Negeri Sembilan,(Padang
Panjang : Institut Seni Indonesia Padang Panjang,2017),hal.19
pemikiran yang didasarkan pada budi atau akhlak yang mulia. Adapun adat
istiadat yang terdapat dalam suku minangkabau ialah :
1. Batagak Pangulu
Masyarakat Minangkabau hidup dalam budaya bersuku dan
berkaum, setiap suku memiliki seorang penghulu suku atau Datuk
atau bisa juga disebut dengan orang yang paling dihormati dan
paling berpengaruh dalam mengambil keputusan adat dalam
menyelesaikan permasalahan keluarga.
Upacara ini merupakan sebuah upacara adat yang sangat besar,
karena akan digelar 3 hari hingga satu minggu. Upacara Batagak
Pangulu itu merupakan sebuah upacara adat yang dilakukan untuk
mengangkat pimpinan suku atau kaumnya.

2. Perempuan Minang harus "Membeli" calon Pria Minang untuk bisa


menikah
Gadis Minang yang sudah berumur cukup untuk menikah dan mau
melangsungkan pernikahan, harus membeli calon pasangannya
dengan harga yang disepakati oleh keluarga calon suaminya.
Keluarga mempelai wanita juga harus berbesar hati untuk
membiayai seluruh keperluan dalam prosesi pernikahan. Adat
seperti ini masih dipegang teguh oleh masyarakat Minangkabau
khususnya Padang Pariaman.

3. Calon pengantin Pria nilai harganya ditentukan dari pendidikan


Ukuran harga dari calon pengantin laki-laki adalah tingkat
pendidikannya. Jika dia hanya lulusan SMA, maka harga jualnya
akan berbeda dengan laki-laki yang lulusan S2. Kesepakatan harga
untuk uang "japuik" atau uang jemput yang diberikan keluarga
mempelai wanita bisa disesuaikan juga dengan tingkat
ekonominya.8

4. Menjual anak laki-lakinya bila mirip dengan ayahnya


Jika setelah menikah dan memiliki anak laki-laki yang mirip
dengan ayahnya, keluarga Minang akan menjual anak laki-lakinya
yang masih bayi kepada saudaranya yang belum memiliki
keturunan. Sebenarnya, istilah "jual" di sini hanya sebuah simbolis,
dan tidak benar-benar dijual.
Pihak keluarga yang akan membeli memberikan sejumlah uang
kepada orang tua anak laki-laki sesuai kesepakatan kedua belah
pihak, anak laki-laki tersebut tetap dirawat dan dibesarkan oleh
orang tuanya. Adat seperti ini masih berlaku hingga saat ini, karena
8
Josselin de Jong, Minangkabau and Negeri Sembilan: Socio-Political Structure in Indonesia,
(Jakarta: Bhartara,2016),hal.64
masyarakat Minangkabau percaya jika hal tersebut tidak dilakukan,
anak laki-laki atau ayahnya salah satu akan meninggal dunia.

5. Upacara turun mandi


Upacara Turun Mandi merupakan salah satu upacara tradisional
masyarakat Minangkabau yang dilakukan sebagai bentuk rasa
syukur atas lahirnya seorang anak ke dunia, sekaligus
memperkenalkan sang bayi kepada masyarakat.
Sebelum diadakannya Upacara Turun Mandi ini, biasanya si bayi
belum boleh dibawa main keluar rumah. Namun para tetangga
tetap bisa melihat si bayi tersebut dengan mendatangi langsung ke
rumahnya. Upacara Turun Mandi ini digelar di sungai (batang aia),
dengan prosesi arak-arakan oleh masyarakat setempat. Upacara ini
sendiri hanya bisa dilaksanakan di Batang Aia atau Sungai. Untuk
usia anak yang sudah dibolehkan dibawa turun mandi, tidak terlalu
terikat dengan hitungan hari, minggu atau bulan. Biasanya acara ini
digelar ketika anak sudah berumur 2 minggu – 2 bulan. Namun
bisa juga lebih cepat.9

D. Keunikan
Keunikan yang dimiliki oleh Sumatra barat atau suku minangkabau sangatlah
banyak. Karena wisata, makanan yang ada di sumbar serba ada. Adapun
keunikan yang dimilki suku Minangkabau ialah :
1. Makanan Khas Sumatra Barat
a. Rendang

Salah satu keunikan lain di Sumbar adalah makanannya yaitu


Rendang. Rendang adalah makanan yang cukup unik, karena
merupakan makanan yang terbuat dari daging namun bisa bertahan
cukup lama jika dimasak dengan benar. Tidak itu saja, Rendang
bahkan dinobatkan menjadi makanan terlezat di dunia versi CNN
Internasional. Rendang mengalahkan 49 masakan lezat lainnya dari
seluruh dunia. Jadi wajar, semua orang tergila-gila dengan cita rasa
rendang yang khas.
9
Farukhri Moh, Mengenal 34 Provinsi Indonesia, (Surakarta : Sinergi Prima
Magna,2018),hal. 31
b. Sate Padang

Kuliner olahan daging di Sumatera Barat lainnya adalah sate


padang. Sebagian orang pasti kesulitan membedakan sate padang
karena bentuknya berbeda-beda. karena sate padang memang hadir
dalam tiga jenis, yakni sate padang, sate padang panjang, dan sate
pariaman. Selain berbeda daerah asalnya, ketiga sate tersebut juga
hadir dalam sajian bumbu kacang yang berbeda. Sate padang
menggunakan bumbu kacang yang kental dan bentuknya
menyerupai bubur. Sate pariaman memiliki kuah yang berwarna
merah. Sedangkan, sate padang panjang biasanya disajikan dengan
bumbu sate yang berwarna kuning.

c. Dendeng Balado

Makanan khas Sumatera Barat sepertinya memang didominasi oleh


olahan daging sapi. Makanan yang terbuat dari daging sapi ini
dibuat dalam bentuk irisan tipis, lalu digoreng, dan dilumuri
dengan bumbu balado yang kaya akan rempah dan cita rasa kuat.
Sobat Pesona akan mudah menjumpai restoran atau tempat makan
yang menjual dendeng balado dengan rasa otentik di Kota Padang,
Sumatera Barat.
d. Lontong Sayur
Makanan khas Padang yang tak kalah populer dari rendang adalah
lontong sayur. Makanan yang biasanya dijadikan menu sarapan
oleh orang Minang ini punya cita rasa yang khas dan juga kaya
akan rempah. Kuah santan yang kental serta bumbunya yang gurih
mampu memikat lidah para pecinta kuliner seantero negeri. Selain
di daerah Padang, kita juga bisa mencoba lontong sayur khas
Minang ini di daerah Pariaman, yang lokasinya tidak begitu jauh
dari Kota Padang.

e. Ikan Asam Padeh

di Sumatera Barat sepertinya belum lengkap jika tak mencoba ikan


asam padeh. Menu yang satu ini biasa juga dikenal dengan nama
ikan asam pedas dalam Bahasa Indonesia. Masakan dengan rasa
asam dan pedas ini siap memberikan sensasi segar pada lidah dan
perut Sobat Pesona. Tak terbatas pada satu jenis ikan saja, menu
ikan asam padeh bisa menggunakan berbagai jenis ikan, mulai dari
ikan tongkol, kakap, cumi, gurame, hingga ikan kembung. Kita
bisa langsung meluncur ke daerah Solok, Padang Panjang, atau
Pariaman untuk merasakan kelezatan ikan asam padeh yang
otentik.

2. Tempat Wisata Sumatra Barat


a. Jam Gadang

Jam Gadang adalah salah satu keunikan Sumbar yang terletak di


jantung Kota Bukittinggi. Uniknya jam gadang yang ada di
Bukittinggi mesinnya yang sama dengan Big Ben di Inggris dan
saat ini hanya tinggal 2 buah di dunia, yaitu Jam Gadang dan Big
Ben. Selain itu Jam Gadang yang merupakan ikon Kota
Bukittinggi, pada penulisan angka 4 (empat) nya tidak mengikuti
aturan penulisan angka Romawi sebagaimana mestinya. Di Jam
Gadang angka empat ditulis IIII bukan IV, hal ini sampai sekarang
masih menjadi perdebatan tersendiri

b. Janjang Seribu

Di daerah Bukittinggi terdapat sebuah tempat wisata terkenal yang


bernama Janjang Saribu. Tempat wisata ini biasa disebut dengan
tembok besar Sumatera Barat. Biasanya banyak sekali wisatawan
datang ke Janjang Saribu Great Wall ini untuk menikmati
keindahan alam disekitarnya.

c. Goa Jepang
Masih di daerah wilayah Bukit Tinggi bersebelahan dengan
Janjang seribu, kita bisa langsung menuju Goa Jepang. Goa Jepang
atau dengan sebutan lain Lobang Jepang mempunyai nilai sejarah
tersendiri dimana goa ini dibangun pada masa penjajahan Jepang
dan dibangun dengan cara kerja paksa atau romusha. Di dalam goa
Jepang terdapat tempat-tempat yang dahulunya digunakan untuk
keperluan masing-masing.
Masih di daerah wilayah Bukit Tinggi bersebelahan dengan
Janjang seribu, kita bisa langsung menuju Goa Jepang. Goa Jepang
atau dengan sebutan lain Lobang Jepang mempunyai nilai sejarah
tersendiri dimana goa ini dibangun pada masa penjajahan Jepang
dan dibangun dengan cara kerja paksa atau romusha. Di dalam goa
Jepang terdapat tempat-tempat yang dahulunya digunakan untuk
keperluan masing-masing.

d. Danau Maninjau

Obyek wisata Danau Maninjau yang terletak di Kabupaten Agam,


Kecamatan Tanjung Raya Provinsi Sumatera Barat, mempunyai
pesona yang indah. Air yang jernih yang ada di danau ini
memberikan rasa nyaman dan kesejukan angin yang nyaman
sambil menikmati pemandangan alam maupun makanan khas
Maninjau yaitu rinuak.

3. Baju Adat Suku Minang


a. Pakaian Pengantin

Sesuai dengan namanya, pakaian adat pengantin Sumatera Barat ini


ditujukan untuk digunakan oleh pengantin baik pria maupun
wanita. Pakaian ini biasanya berwarna merah menyala baik untuk
mempelai pria atau perempuan wanita. Pakaian ini dilengkapi
dengan hiasan serta penutup kepala agar pengantin memiliki aura
yang megah, elegan, dan mewah. Tak heran, pakaian ini
terinspirasi dari pakaian-pakaian Eropa dan Tiongkok di
jamannya.10

b. Pakaian Limpapeh Rumah Nan Gadang atau Bundo Kanduang

Orang Minang memberikan penghargaan yang tinggi kepada


wanita. Tingginya rasa hormat tersebut tidak hanya diucapkan
dalam bentuk kata, namun juga diaplikasikan dalam bentuk
budaya, salah satunya melalui pakaian adat. Pakaian adat untuk
wanita juga bisa disebut dengan pakaian adat Bundo Kanduang.
Limpapeh Rumah Nan Gadang merupakan lambang kebesaran
wanita. Dalam Bahasa Minang, Limpapeh berarti tiang besar yang
digunakan untuk menopang bangunan. Sebuah bangunan dapat
berdiri kokoh karena ada tiang tengah yang menopang sekaligus
menyangga semua kekuatan bangunan tersebut dan menjadi pusat
kekuatan tiang-tiang lain. Jika tiang tersebut patah/ rusak/ hancur,
maka bangunan tersebut akan runtuh karena tidak ada yang
menyangga.
4. Tarian Khas Sumatra Barat

10
Kato, Tsuyoshi. Adat Minangkabau dan merantau dalam perspektif sejarah.(Jakarta : PT
Balai Pustaka,2005),hal 44
Tari Piring
Tari Piring berasal dari Sumatra Barat. Ciri khas kesenian ini
menggunakan properti piring. Maknanya melambangkan suka rasa
syukur kepada Tuhan atas hasil panen yang sukses. Para penari
mengayunkan piring untuk mengikuti gerakan cepat dan teratur tanpa
terlepas dari tangan mereka.
tari piring biasanya ditampilkan oleh tiga hingga lima orang penari
yang memegang dua hingga tiga piring pada tangannya serta
menggunakan aksesoris gelang lonceng kecil yang diikat pada kaki
penari.Pengiring Tari Piring adalah musik yang dihasilkan dari alat
musik dari Sumatera Barat, yakni bong dan saluang. makna tari piring
mencerminkan kehidupan masyarakat tradisional Minangkabau saat
mereka bekerja di sawah. Tarian ini mengungkapkan kebahagiaan para
petani sekaligus rasa syukur kepada Tuhan atas hasil panen yang
sukses.
Pada awalnya, tari piring merupakan pemujaan terhadap Dewi Padi
dan penghormatan atas hasil panen. Kedatangan Islam membawa
perubahan kepercayaan dan konsep tarian ini. Saat ini, Tari Piring
lebih sering diadakan pada acara pernikahan. gerakan Tari Piring
meniru cara petani bercocok tanam. Penggunaan piring diisi makanan
yang lezat menggambarkan rasa kegembiraan dan rasa syukur.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Bahasa Minangkabau yang memiliki beberapa dialek. Dialek bahasa
Minang kabau sangat bervariasi, bahkan antarkampung yang dipisahkan oleh
sungai sekalipun sudah mempunyai dialek yang berbeda. Beberapa dialek
bahasa Minangkabau diantaranya dialek Bukittinggi, dialek Pariaman, dialek
Pesisir Selatan, dan dialek Payahkumbu. Perbedaan terbesar adalah dialek
yang dituturkan di kawasan Pesisir Selatan dan dialek di wilayah Muko-Muko,
Bengkulu. Selain itu, dialek Bahasa Minangkabau juga dituturkan di Negeri
Sembilan, Malaysia dan Aceh yang disebut sebagai Aneuk Jamee di Aceh,
terutama di wilayah Aceh Barat Daya dan Aceh Selatan.
Sumatera Barat memiliki suku asli yakni Minangkabau yang banyak
memiliki tradisi unik berbasis kearifan lokal dan terus di wariskan dari
generasi kegenerasi. Adat minangkabau lebih banyak dijumpai di dalam
karya-karya sastra lisan Minangkabau. Keunikan yang dimiliki oleh Sumatra
barat atau suku minangkabau sangatlah banyak. Karena wisata, makanan yang
ada di sumbar serba ada.

B. Saran
Sebaiknya penulis lebih banyak lagi menambah isi makalah ini dan lebih
diperbaiki dalam setiap penulisan agar lebih sempurna.
DAFTAR PUSTAKA
Risnaldi Mirsa dkk,(2018), Resiliensi Kawasan Nagari Sianok Anam Suku,
(Yogyakarta : K-media)
Sayamsuddin Udin,(1996), Rebab Pesisir Selatan Malin Kundang, (Jakarta : Yayasan
Obor Indonesia)
Desi Saraswati,(2005), Indonesiaku Kaya Bahasa, (Depok : Penebar Swadaya)
Fadila Zikri,(2018), Minangkabau Masa Kolonial Sejarah, (Yogyakarta : Gre
Publishing)
Erotisme,(1994), Kebudayaan Minangkabau, (Jakarta: Harian Pelita)

Ruly dkk,(2019), Komunikasi Budaya dan Dokumentasi Kontemporer, (Jawa Barat :


Unpad Press)

Shaifullah,Febi, (2017)Pertautan Budaya-Sejarah Minangkabau dan Negeri


Sembilan,(Padang Panjang : Institut Seni Indonesia Padang Panjang)

Josselin de Jong, (2016), Minangkabau and Negeri Sembilan: Socio-Political


Structure in Indonesia, (Jakarta: Bhartara)

Farukhri Moh,(2018),Mengenal 34 Provinsi Indonesia, (Surakarta : Sinergi Prima


Magna)

Kato, Tsuyoshi.(2005),Adat Minangkabau dan merantau dalam perspektif sejarah.


(Jakarta : PT Balai Pustaka)

Anda mungkin juga menyukai