BAHASA INDONESIA
Bahasa Indonesia
Dosen Pengampu:
MAWARDI, S.Pd.M.Pd
Oleh:
NPM : 2301110109
ILMU HUKUM
FAKULTAS HUKUM
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................3
BAB I.......................................................................................................................4
1.3 TUJUAN............................................................................................................5
BAB II.....................................................................................................................6
2
KATA PENGANTAR
Pertama-tama saya panjatkan puja & puji syukur atas rahmat & ridho Allah
SWT.
Karena tangahat & ridhonya. Kita dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik
dan selesai tepat waktu.
Tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada bapak Mawardi, S.Pd.M.Pd
selaku dosen pengajar bahasa indonesia yang membimbing saya dalam pengerjaan
tugas makalah ini. Dalam makalah ini saya menjelaskan tentang “SEJARAH
DAN PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA”.
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
1.3 TUJUAN
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
Kuno sudah dipakai sebagai alat komunikasi pada zaman Sriwijaya
(Halim, 1979: 6-7). Prasasti-prasasti yang juga tertulis di dalam baha
Melayu Kuno terdapat di Jawa Tengah (Prasasti Gandasuli, tahun 832) dan
di Bogor (Prasasti Bogor, tahun 942). Kedua prasasti di Pulau Jawa itu
diperkuat pula dugaan kita bahwa bahasa Melayu Kuno pada waktu itu
tidak saja dipakai di Pulau Sumatra tetapi juga dipakai di pulau Jawa.
Berikut ini dikutipkan dengan bunyi batu Prasasti Kedukan Bukit :
Swastie syrie syaka warsaatieta 605 ekadasyu syuklapaks wulan waisyaakha dapunta
hyang naayik di saamwan mangalap siddhayaatra di saptamie syuklapaksa wulan jyestha
dapunta hyang marlapas dari minanga taamwan.
Selamat! Pada tahun syaka 605 hari kesebalas pada masa terang bulan Wasyaakha,
tuan kita yang mulia naik di perahu menjemput Siddhayaatra. Pada hari ketujuh,
pada masa terang bulan Jyestha. Tuan kita yang mulia berlepas dari Minanga
Taamwan ... )
7
Kedua : Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, bangsa
Indonesia.
Ketiga : Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, Bahasa
Indonesia.
8
mengemban tugasnya tersebut, terutama bila dilihat dari segi kondisi
bahasa Indonesia itu?
Pertanyaan di atas bisa dijawab dengan kenyataan pemakaian
bahasa Indonesia sampai saat ini. Walaupun bahasa Indonesia sudah
berfungsi sesuai dengan kedudukan dan fungsinya., kemampuannya dalam
berbagai aspek kehidupan masih belum mencapai tingkat yang maksimal.
Terlepas dari kemampuan penuturnya, secara materi bahasa Indonesia
masih memiliki kekurangan, yang dapat diamati dalam berbagai aspek
seperti tata bunyinya, tata katanya, tata kalimatnya, tata maknanya, dan
peristilahannya. Kekurangan itu semakin tampak setelah rumusan kaidah
bahasa Indonesia, setidaknya sampai saat ini, belum digarap secara tuntas.
Gambaran di atas menunjukan bahwa pengembangan bahasa
Indonesia itu perlu dan harus dilaksanakan agar perkembangan bahasa
Indonesia berjalan ke arah yang diharapkan. Usaha pengembangan yang
berandil besar dalam mengarahkan perkembangan bahasa Indonesia akan
berjalan secara “liar”.
9
Ejaan ini merupakan ejaan bahasa Melayu dengan huruf Latin.
Charles Van Ophuijsen yang dibantu oleh Nawawi Soetan Ma’moer dan
Moehammad Taib Soetan Ibrahim menyusun ejaan baru ini pada tahun
1896. Pedoman tata bahasa yang kemudian dikenal dengan nama ejaan van
Ophuijsen itu resmi diakui pemerintah kolonial pada tahun 1901. Ciri-ciri
dari ejaan ini yaitu :
A. Huruf ï untuk membedakan antara huruf i sebagai akhiran dan
karenanya harus disuarakan tersendiri dengan diftong seperti
mulaï dengan ramai. Juga digunakan untuk menulis huruf y
seperti dalam Soerabaïa.
B. Huruf j untuk menuliskan kata-kata jang, pajah, sajang, dsb.
C. Huruf oe untuk menuliskan kata-kata goeroe, itoe, oemoer, dsb.
D. Tanda diakritik, seperti koma ain dan tanda trema, untuk
menuliskan kata-kata ma’moer, ’akal, ta’, pa’, dsb.
10
Melayu Malaysia) bagi bahasa Melayu dan bahasa Indonesia. Di Malaysia
ejaan baru bersama ini dirujuk sebagai Ejaan Rumi Bersama (ERB).
11
9. 1972 : Presiden RI meresmikan penggunaan ejaan Bahasa Indonesia.
Dan di tahun ini pula, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
menetapkan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang
Disempurnakan dan Pedoman umum pembentukan istilah resmi
berlaku di seluruh Indonesia.
10. 1978 : Kongres Bahasa Indonesia III, Dengan putusan bahwa untuk
terus berusaha memantapkan kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia.
11. 1983 : Kongres Bahasa Indonesia IV, Dengan putusan bahwa
pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia harus lebih
ditingkatkan sehingga amanat yang tercantum dalam Garis-garis besar
Haluan Negara, yang mewajibkan kedapa semua warga negara
Indonesia untuk menggunakan Bahasa indonesia dengan baik dan
benar, dapat tercapai semaksimal mungkin.
12. 1988 : Kongres Bahasa Indonesia V, Kongres ini ditandai dengan
dipersembahkannya karya besar pusat pembinaan dan pengembangan
bahasa kepada pecinta bahasa di Nusantara, yaitu berupa (1) Kamus
besar bahasa Indonesia, dan (2) Tata Bahasa buku bahasa Indonesia.
13. 1993 : Kongres Bahasa Indonesia VI, Kongres ini mengusulkan agar
Pusat Pembinaan dan Pengembangan bahasa ditingkatkan statusnya
menjadi Lembaga Bahasa Indonesia, serta mengusulkan disusunnya
Undang-undang Bahasa Indonesia.
14. 1998 : Kongres Bahasa Indonesia VII, Kongres ini mengusulkan
dibentuknya Badan Pertimbangan Bahasa dengan ketentuan sebagai
berikut.
a. Keanggotaannya terdiri atas tokoh masyarakat dan pakar yang
mempunyai kepedulian terhadap bangsa dan sastra.
b. Tugasnya ialah memberikan nasihat kepada Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa serta mengupayakan peningkatan status
kelembagaan Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.
15. 2003 : Kongres Bahasa Indonesia VIII, Kongres ini diselenggatakan di
Jakarta pada tanggal 14-17 Oktober 2003.
2.7 Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia
2.7.1 Konsep Dasar
Istilah kedudukan dan fungsi tentunya sering kita dengar, bahkan
pernah kita pakai. Kita tahu bahwa bahasa sebagai alat komunikasi lingual
manusia, baik secara lisan maupun tertulis. Ini adalah fungsi dasar bahasa
yang tidak dihubungkan dengan status dan nilai-nilai sosial.
Kedudukan dan Fungsi bahasa yang dipakai oleh pemakainya (baca;
masyarakat bahasa) perlu dirumuskan secara eksplisit, sebab kejelasan
‘label’ yang diberikan akan mempengaruhi masa depan bahasa yang
bersangkutan. Pemakainya akan menyikapinya secara jelas terhadapnya
dan memperlakukannya sesuai dengan ‘label; yang dikenakan padanya.
12
Bahasa Indonesia mempunyai kedudukan yang sangat penting,
seperti bercantum pada ikrar ketiga Sumpah Pemuda 1928. Ini berarti
bahwa bahasa Indonesia berkedudukan sebagai bahasa Nasional;
kedudukannya diatas bahasa-bahasa daerah. Selain itu, di dalam UUD
1945 tercantum pasal khusus (Bab XV, Pasal 36) mengenai kedudukan
bahasa Indonesia yang menyatakan bahwa bahasa negara ialah bahasa
Indonesia. Dengan kata lain, ada dua macam kedudukan bahasa Indonesia.
Pertama bahasa Indonesia berkedudukan sebagai bahasa nasional sesuai
dengan Sumpah Pemuda 1928; Kedua, bahasa Indonesia berkedudukan
sebagai bahasa negara sesuai dengan Undang-undang Dasar 1945.
13
fungsi ini bahasa Indonesia tentulah harus memiliki identitasnya sendiri
pula sehingga ia serasi dengan lambang kebangsaan kita yang lain.
Sebagai bahasa Nasional, berkat adanya bahasa nasional kita dapat
berhubungan satu dengan yang lain sedemikian rupa sehingga
kesalahpahaman sebagai akibat perbedaan latar belakang sosial Budaya
dan Bahasa tidak perlu dikhawatirkan.
Sebagai Alat yang memungkinkan terlaksananya penyatuan
berbagai-bagai suku bangsa yang memiliki latar belakang sosial budaya
dan bahasa yang berbeda-beda kedalam satu kesatuan kebangsaan yang
bulat.
Di dalam kedudukannya sebagai Bahasa Negara, bahasa Indonesia
berfungsi sebagai (1) bahasa resmi kenegaraan, (2) bahasa pengantar di
dalam dunia pendidikan, (3) alat perhubungan pada tingkat nasional untuk
kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangungan, dan (4)
pengembang kebudayaan , ilmu pengetahuan dan teknologi.
Sebagai Bahasa resmi kenegaraan bahasa Indonesia di pakai di
dalam segala upacara, peristiwa, dan kegiatan kenegaraan baik dalam
bentuk lisan maupun dalam bentuk tulisan.
Sebagai bahasa pengantar di dalam dunia pendidikan, bahwa
pengantar di lembaga-lembaga di dunia pendidikan mulai taman kanak-
kanak sampai tingkat perguruan tinggi di seluruh Indonesia, kecuali di
daerah-daerah seperti Aceh, Batak, Sunda, Jawa, Madura, Bali, dan
Makassar yang menggunakan bahasa daerahnya sebagai bahasa pengantar
sampai dengan tahun ketiga pendidikan dasar.
Sebagai alat perhubungan pada tingkat nasional untuk
kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunga,Di dalam
hubungan dengan fungsi ini, bahasa Indonesia di pakai bukan saja dipakai
sebagai alat komunikasi timbal-balik antara pemerintah dengan
masyarakat luas, dan bukan saja sebagai alat perhubungan antardaerah dan
antarsuku melainkan juga sebagai alat perhubungan di dalam masyarakat
yang sama latar belakang sosial budaya dan bahasanya.
Akhirnya, di dalam kedudukannya sebagai bahasa negara, alat
pengemban kebudayaan nasional, ilmu pengetahuan, dan teknologi dalam
hubungan ini, bahasa Indonesia adalah alat satu-satunya yang
memungkinkan kita membina dan mengembangkan kebudayaan nasional
sedemikian rupa sehingga ia memiliki ciri-ciri dan identitasnya sendiri,
yang membedakannya dari kebudayaan daerah. Pada waktu yang sama,
bahasa Indonesia kita pergunakan sebagai alat untuk menyatakan nilai-
nilai sosial budaya nasional kita (Halim, 1979: 4-56, Moeliono, 1980: 15-
31).
14
Di samping itu, sekarang ini fungsi bahasa Indonesia telah pula
bertambah besar. Bahasa Indonesia berfungsi sebagai bahasa media massa.
Media massa cetak dan elektronik, baik visual, audio, maupun audio visual
harus memakai bahasa Indonesia. Di dalam kedudukannya sebagai sumber
pemerkaya bahasa daerah, bahasa Indonesia berperanan sangat penting.
Beberapa kosakata bahasa Indonesia ternyata dapat memperkaya khasanah
bahasa daerah, dalam hal bahasa daerah tidak memiliki kata untuk sebuah
konsep.
Bahasa Indonesia sebagai alat menyebarluaskan sastra Indonesia
dapat dipakai. Sastra Indonesia merupakan wahana pemakaian bahasa
Indonesia dari segi estetis bahasa sehingga bahasa Indonesia menjadi
bahasa yang penting dalam dunia Internasional.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia
sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang Dasar RI 1945, pasal
36”bahasa Negara adalah bahasa Indonesia”. Sejarah bahasa Indonesia
telah tumbuh dan berkembang sekitar abad ke VII dari bahasa Melayu
yang sejak zaman dahulu sudah dipergunakan sebagai bahasa
perhubungan. Bukan hanya di Kepulauan Nusantara, melainkan juga di
seluruh Asia Tenggara.
Awal penciptaan Bahasa Indonesia sebagai jati diri bangsa bermula
dari Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928, diumumkanlah
penggunaan Bahasa Indonesia sebagai bahasa untuk Negara Indonesia
pascakemerdekaan. Secara yuridis, baru tanggal 18 Agustus 1945 bahasa
Indonesia secara resmi diakui keberadaannya dan ditetapkan dalam UUD
1945 pasal 36.
Dari pembahasan di atas kami menyimpulkan bahwa Bahasa
Indonesia telah mengalami berbagai macam perkembangan. Mulai dari
Perkembangan :
1. Sumber dari bahasa Indonesia adalah bahasa Melayu
2. Bahasa Indonesia secara sosiologis resmi digunakan sebagai
bahasa persatuan pada tanggal 28 Oktober 1928. Namun secara
Yuridis Bahasa Indonesia di akui setelah kemerdekaan Indonesia
yaitu pada tanggal 18 Agustus 1945.
3. Bahasa Melayu di angkat menjadi bahasa indonesia karena
bahasa melayu telah digunakan sebagai bahasa pergaulan (lingua
15
franca) di nusantara dan bahasa melayu sangat sederhana dan
mudah dipelajari serta tidak memiliki tingkatan bahasa.
Dari Perkembangan yang terjadi tersebut Bahasa Indonesia telah
berkembang menjadi semakin baik dari masa ke masa sehingga
memudahkan dalam menyelesaikan masalah sehari-hari dan kelangsungan
komunikasi antar pengguna.
3.2 SARAN
Tim Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih banyak
kekurangan, kedepannya penyusun akan lebih fokus dan detail dalam
menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber - sumber yang lebih
banyak yang tentunya dapat di pertanggung jawabkan. Oleh karna itu,
penyusun menngharapkan kritik dan saran dari pembaca.
16
DAFTAR PUSTAKA
- BUKU :
1. Prof. Dr. E. Zainal Arifin, M. Hum. dan Drs. S. Amran Tasai,
M. Hum. 2009, Cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan
Tinggi, Jakarta, Akademika Pressindo.
2. Masnur Muslich, 2010, Bahasa Indonesia pada Era
Globalisasi, Jakarta, PT Bumi Aksara.
- WEBSITE
1. ( Ingridelvina-UNS, 2014, Lingkaran Pendidikan Dasar.
19/09/2015 )
http://ingridelvina.blog.uns.ac.id/2014/09/14/makalah-
sejarah-perkembangan-bahasa-indonesia/
2. ( Seputar Pendidikan, 2014, Situs Berita Pendidikan.
19/09/2015 )
http://www.seputarpendidikan.com/2014/03/sejarah-
bahasa-indonesia.html
3. ( Blogs.UNPAD, 2011, Bahasa Indonesia. 19/09/2015 )
http://blogs.unpad.ac.id/bahasaindonesia/2011/04/04/
sejarah-dan-perkembangan-bahasa-indonesia/
17