Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH BAHASA INDONESIA

SEJARAH, KEDUDUKAN, DAN FUNGSI BAHASA INDONESIA


Dosen : Marwati, S.Pd., M.Hum.

Kelompok 1 :
Michael Bintang Yebets Tamarola (B1A123108)
Muhammad Faizal (B1A123192)
Astrid (B1A123006)
Hildayanti (B1A123012)
Isdamayanti (B1A123096)
Zhafira Ramadhani Ansar (B1A123060)

Fakultas Ekonomi Dan Studi Pembangunan


Universitas Halu Oleo
Kendari 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat dan
hidayah-Nya penulis dapat membuat sebuah makalah tentang “Sejarah, Kedudukan, dan
Fungsi Bahasa Indonesia”. Dalam makalah ini, penulis mencoba menyajikan materi-materi
yang bersangkutan dengan sejarah bahasa Indonesia sebelum kemerdekaan dan sesudah
kemerdekaan serta Kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia. Makalah ini disusun
berdasarkan apa yang diperoleh dari berbagai sumber. Penulis menyadari sepenuhnya
bahwa makalah ini masih belum sempurna dan untuk menjadi Sempurna. Untuk itu
diharapkan kepada semua pihak untuk memberikan masukan dan kritik

Demi kesempurnaan makalah ini. Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas
ini terdapat kekurangan- kekurangan dan jauh dari apa yang kita harapkan. Untuk itu,
diharapkan adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang membangun.
Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapa pun yang membacanya. Sekiranya makalah
yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya.
Sebelumnya penulis mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dan penulis memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa
depan. Akhir kata diucapkan banyak terima kasih.
DAFTAR ISI

MAKALAH BAHASA INDONESIA................................................................................................1


KATA PENGANTAR..................................................................................................................... 1
DAFTAR ISI................................................................................................................................ 3
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................... 3
1.1 Latar Belakang................................................................................................................ 4
1.2 Rumusan masalah...........................................................................................................4
1.3 Tujuan............................................................................................................................. 4
1.4 Manfaat.......................................................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................ 6
A. Sejarah Bahasa Indonesia.................................................................................................6
B. Pentingnya Bahasa Indonesia...........................................................................................7
C. Menginternasionalkan Bahasa Indonesia.........................................................................8
D. Kedudukan Dan Fungsi Bahasa Indonesia......................................................................10
E. Pembakuan bahasa Indonesia........................................................................................11
BAB III PENUTUP.....................................................................................................................15
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Manusia dikatakan sebagai makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri Sehingga
memerlukan adanya suatu interaksi. Salah satu alat untuk berinteraksi dan berkomunikasi
adalah bahasa. Bahasa digunakan untuk mempermudah Manusia dalam menyampaikan
pikiran, gagasan, ataupun perasaan. Bahasa lahir. Berbeda-beda sesuai dengan daerahnya
sehingga muncul bahasa yang beraneka Ragam.
Indonesia merupakan negara yang memiliki lebih dari 300 bahasa daerah. Hal ini
dikarenakan kondisi geografis Indonesia yang memiliki banyak pulau, Sehingga terdiri atas
banyak suku dan adat istiadat. Walaupun memiliki banyak bahasa daerah, Indonesia
memiliki bahasa persatuan, yakni bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia lahir sebagai identitas
bangsa Indonesia.
Namun, pada era Globalisasi ini menyebabkan masuknya bahasa asing dan bahasa pergaulan
yang digunakan masyarakat Indonesia saat ini. Tentu hal ini. Menyimpang dari kaidah bahasa
Indonesia yang baik dan benar. Masyarakat lebih memilih menggunakan bahasa pergaulan
sebagai alat komunikasi sehari-hari. Dengan demikian lambat laun, penggunaan bahasa
baku menjadi berkurang.
Untuk itu, kita sebagai masyarakat Indonesia, wajib melestarikan bahasa Indonesia sebagai
bahasa nasional. Dalam melestarikan bahasa Indonesia, kita Perlu mengetahui sejarah dan
asal-usul terbentuknya bahasa Indonesia itu sendiri. Oleh karena itu, dalam tulisan ini
dijelaskan lebih rinci mengenai sejarah terbentuknya bahasa Indonesia sampai
perkembangannya saat ini, termasuk perkembangan ejaannya

1.2 Rumusan masalah


Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut.

A. Sejarah bahasa Indonesia


B. Pentingnya bahasa Indonesia
C. Menginternasionalkan bahasa Indonesia
D. Kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia
E. Pembekuan bahasa Indonesia
1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui sejarah bahasa Indonesia


2. Untuk mengetahui pentingnya bahasa Indonesia
3. Untuk mengetahui dan memahami kedudukan serta fungsi bahasa Indonesia

1.4 Manfaat

Manfaat yang diharapkan diperoleh dari tulisan ini adalah memberikan Kontribusi informasi
kepada masyarakat mengenai sejarah bahasa Indonesia, dan untuk memberikan informasi
kepada masyarakat tentang pentingnya bahasa Indonesia, mengetahui kedudukan dan
fungsi bahasa Indonesia serta pembakuan bahasa Indonesia. Dengan demikian masyarakat
Indonesia dapat melestarikan dan mempertahankan bahasa Indonesia sebagai bahasa
persatuan.
BAB II PEMBAHASAN

A. Sejarah Bahasa Indonesia


Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Negara Kesatuan Republik Indonesia dan
bahasa persatuan bangsa Indonesia. Dari sudut pandang linguistik, bahasa Indonesia
adalah sebuah variasi dari bahasa Melayu. Dalam hal ini dasar Yang dipakai adalah
bahasa Melayu Riau, tetapi telah mengalami perkembangan Akibat penggunaannya
sebagai bahasa kerja dan proses pembakuan pada awal abad Ke-20. Sampai saat ini,
bahasa Indonesia merupakan bahasa yang hidup dan terus berkembang dengan
pengayaan kosakata baru, baik melalui penciptaan maupun melalui penyerapan dari
bahasa daerah dan bahasa asing.

Pada zaman Kerajaan Sriwijaya (abad ke-7 Masehi), bahasa Melayu (bahasa Melayu
Kuno) dipakai sebagai bahasa kenegaraan. Hal itu dapat diketahui, dari empat
prasasti berusia berdekatan yang ditemukan di Sumatra bagian selatan peninggalan
kerajaan tersebut. Prasasti tersebut di antaranya adalah dengan ditemukannya
prasasti di Kedukkan Bukit berangka tahun 683 M (Palembang), Talang Tuwo
berangka tahun 684 M (Palembang), Kota Kapur Berangka tahun 686 M (Bangka
Barat), dan Karang Brahi berangka tahun 688 M (Jambi). Prasasti itu bertuliskan huruf
Pranagari berbahasa Melayu Kuna. Pada saat itu, bahasa Melayu yang digunakan
bercampur kata-kata bahasa Sanskerta. Sebagai penguasa perdagangan, di
Kepulauan Nusantara, para pedagangnya membuat orang-orang yang berniaga
terpaksa menggunakan bahasa Melayu walaupun dengan cara kurang sempurna. Hal
itu melahirkan berbagai varian lokal dan temporal pada bahasa Melayu yang secara
umum dinamakan bahasa Melayu pasar oleh para peneliti.

Penemuan prasasti berbahasa Melayu Kuno di Jawa Tengah (berangka Tahun abad
ke-9) dan prasasti di dekat Bogor (Prasasti Bogor) dari abad ke-10 menunjukkan
penyebaran penggunaan bahasa itu di Pulau Jawa. Penemuan Keping tembaga
Laguna di dekat Manila, Pulau Luzon, berangka tahun 900 Masehi juga menunjukkan
keterkaitan wilayah tersebut dengan Sriwijaya. Pada abad ke-15 berkembang bentuk
yang dianggap sebagai bentuk resmi bahasa Melayu karena dipakai oleh Kesultanan
Malaka, yang kelak disebut sebagai bahasa Melayu Tinggi. Pengunaanya terbatas di
kalangan keluarga Kerajaan di sekitar Sumatra, Jawa, dan Semenanjung Malaya.
Kemudian, Malaka merupakan tempat bertemunya para nelayan dari berbagai
negara dan mereka membuat sebuah kota serta mengembangkan bahasa mereka
sendiri dengan mengambil kata-kata yang terbaik dari bahasa di sekitar daerah
tersebut. Kota Malaka yang posisinya sangat menguntungkan (strategis) menjadi
bandar utama di kawasan Asia Tenggara. Bahasa Melayu menjadi bahasa yang paling
sopan dan Paling tepat di kawasan timur jauh. Ejaan resmi bahasa Melayu pertama
kali disusun oleh Ch. A. Van Ophuijsen yang dibantu oleh Moehammad Taib Soetan
Ibrahim dan Nawawi Soetan Ma’moer yang dimuat dalam kitab Logat Melayu pada
tahun 1801.

B. Pentingnya Bahasa Indonesia


Bahasa Indonesia mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam kehidupan
bangsa Indonesia. Indonesia merupakan negara yang terdiri atas berbagai suku
bangsa. Setiap suku bangsa tersebut memiliki bahasa daerah. Oleh karena itu, untuk
keperluan berkomunikasi antarsuku bangsa diperlukan bahasa perantara (lingua
Franca). Bahasa perantara yang terpilih adalah bahasa Indonesia. Hal ini dibuktikan
melalui salah satu pernyataan Sumpah Pemuda 1928 yang berbunyi, “Kami putra dan
Putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia”. Hal ini
mengandung Pengertian bahwa bahasa Indonesia berkedudukan sebagai bahasa
nasional. Dalam
Undang-Undang Dasar 1945 tercantum pula pasal 36 (Bab XV) mengenai kedudukan
Bahasa Indonesia yaitu sebagai bahasa negara. Dengan demikian, bahasa Indonesia
berkedudukan sebagai bahasa nasional sesuai dengan Sumpah Pemuda 1928 dan
berkedudukan sebagai bahasa negara sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945.

Dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia berfungsi sebagai


(1) lambang kebanggaan kebangsaan, (2) lambang identitas nasional, (3) alat
perhubungan antar warga, antardaerah, dan antarbudaya, dan (4) alat yang
memungkinkan penyatuan berbagai-bagai suku bangsa dengan latar belakang sosial
budaya dan bahasanya masing-masing ke dalam kesatuan kebangsaan Indonesia.
Sebagai lambang kebanggaan kebangsaan, bahasa Indonesia mencerminkan nilainilai
sosial budaya yang mendasari rasa kebangsaan penuturnya. Atas dasar kebanggaan
ini, Bahasa Indonesia dipelihara dan dikembangkan. Sebagai lambang identitas
nasional, Bahasa Indonesia perlu dijunjung sehingga memiliki identitas. Sebagai alat
perhubungan antar warga, antardaerah, dan antar suku bangsa, bahasa
Indonesia menjadi alat komunikasi yang penting bagi penuturnya dalam wilayah
Indonesia sehingga setiap orang dapat leluasa menjelajahi wilayah Indonesia tanpa
ada kendala bahasa. Dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional, bahasa
Indonesia sebagai alat yang memungkinkan terlaksananya penyatuan berbagai suku
bangsa yang memiliki latar belakang sosial budaya dan bahasa yang berbeda-beda.

Di dalam kedudukannya sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia berfungsi sebagai


(1) bahasa resmi kenegaraan; (2) bahasa pengantar di dunia pendidikan, (3) alat
perhubungan pada tingkat nasional untuk kepentingan perencanaan dan
pelaksanaan pembangunan, dan (4) alat pengembangan kebudayaan, ilmu
pengetahuan, dan teknologi. Sebagai bahasa resmi kenegaraan, bahasa Indonesia
dipakai di dalam berbagai kegiatan kenegaraan, baik dalam bentuk lisan maupun
dalam bentuk tulisan. Sebagai bahasa pengantar di dunia pendidikan, bahasa
Indonesia digunakan di lembaga-lembaga pendidikan mulai taman kanak-kanak
sampai dengan perguruan tinggi di seluruh Indonesia, kecuali di daerah-daerah,
seperti di Pulau Jawa, daerah Sunda dan Jawa yang menggunakan bahasa daerahnya
sebagai bahasa pengantar sampai dengan tahun ketiga pendidikan dasar.
Sehubungan dengan fungsinya yang ketiga, bahasa Indonesia adalah alat
perhubungan pada tingkat Nasional untuk kepentingan perencanaan dan
pelaksanaan pembangunan nasional dan untuk kepentingan pelaksanaan
pemerintah. Dalam kedudukannya sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia sebagai
alat pengembangan kebudayaan nasional, ilmu pengetahuan, dan teknologi. Dengan
kata lain, bahasa Indonesia adalah satu-satunya alat yang memungkinkan bangsa
Indonesia membina dan mengembangkan kebudayaan nasional sedemikian rupa
sehingga memiliki ciri-ciri dan identitasnya sendiri, yang membedakannya dari
kebudayaan daerah.

C. Menginternasionalkan Bahasa Indonesia


Kongres Pemuda Kedua 27—28 Oktober 1928 yang merupakan tonggak awal
persatuan suku dan golongan yang ada di wilayah nusantara telah bersepakat untuk
membentuk kesatuan dalam wadah satu tanah air-bangsa-bahasa, yaitu Indonesia.
Tertuang dalam keputusan kongres yang sekarang ini dikenal dengan Sumpah
Pemuda, kesepakatan bertanah air satu, berbangsa satu, dan menjunjung bahasa
persatuan yang bernama Indonesia menumbuhkan rasa persatuan anak-Indonesia
yang pada akhirnya mengantarkan bangsa Indonesia di Kemerdekaan. Akhirnya
pasca-Kemerdekaan, posisi bahasa Indonesia adalah sebagai bahasa resmi negara
Indonesia seperti tercantum dalam dasar hukum tertinggi NKRI, yaitu UUD 1945,
Pasal 36.Dari awal kemunculan bahasa Indonesia, dapat dikatakan bahwa bahasa
Indonesia merupakan manifestasi kebudayaan yang tertanam dalam sejarah
perjuangan bangsa, kesatuan dalam keragaman budaya, dan kesamaan dalam
mewujudkan cita-cita bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Atas dasar
fakta tersebut, disusunlah Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera,
Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan yang merupakan legitimasi
kedudukan bahasa Indonesia di wilayah NKRI yang lebih operasional.

Pasal 32 ayat 1 Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2009 menjelaskan bahwa bahasa


Indonesia wajib digunakan dalam forum yang bersifat nasional atau forum yang
bersifat internasional di Indonesia. Implikasi dari pasal tersebut adalah semua
masyarakat Indonesia memiliki kewajiban yang sama untuk menggunakan bahasa
Indonesia dalam setiap forum, baik forum ilmiah maupun forum nonilmiah.Bahasa
Indonesia sebagaimana dimaksud di atas berfungsi sebagai jati diri bangsa,
kebanggaan nasional, sarana pemersatu berbagai suku bangsa, serta sarana
komunikasi antardaerah dan antarbudaya daerah. Selain fungsi tersebut, bahasa
Indonesia juga memiliki kedudukan sebagai bahasa resmi negara yang diwujudkan
dalam fungsi sebagai bahasa resmi kenegaraan, pengantar pendidikan, komunikasi
tingkat nasional, pengembangan kebudayaan nasional, transaksi dan dokumentasi
niaga, serta sarana pengembangan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, dan bahasa media massa.
Selain kewajiban penggunaan bahasa Indonesia, pemerintah diamanati tugas
penginternasionalan bahasa Indonesia. Pasal 44 Undang-Undang Nomor 24 Tahun
2009 menjelaskan (1) Pemerintah meningkatkan fungsi bahasa Indonesia menjadi
bahasa internasional secara bertahap, sistematis, dan berkelanjutan; (2) Peningkatan
fungsi bahasa Indonesia menjadi bahasa internasional sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dikoordinasi oleh lembaga kebahasaan; dan (3) Ketentuan lebih lanjut
mengenai peningkatan fungsi Bahasa Indonesia menjadi bahasa internasional
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam Peraturan Pemerintah.
Berdasarkan pasal-pasal dalam undang-undang tersebut, jelaslah bagi warga negara
Indonesia bahwa kita memiliki misi bersama yaitu menginternasionalkan bahasa
Indonesia secara bertahap, sistematis, dan berkelanjutan. Tentu misi tersebut hanya
bisa terlaksana jika seluruh lapisan masyarakat, dari masyarakat umum, pelaku
usaha, hingga para akademisi mendukung, menggunakan, dan selalu mengutamakan
bahasa Indonesia dalam setiap aktivitas yang dilakukan. Sebaliknya, tindakan yang
melemahkan bahasa Indonesia ataupun menguatkan fungsi bahasa selain bahasa
Indonesia melebihi kedudukan/fungsi bahasa Indonesia di wilayah Indonesia harus
dihindarkan apabila kita ingin menyukseskan misi penginternasionalan bahasa
Indonesia dan menjadi warga negara yang taat pada aturan perundang-undangan.

Lebih lanjut mengenai internasionalisasi bahasa Indonesia, Pemerintah menerbitkan


Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2014 tentang Pengembangan, Pembinaan,
dan Pelindungan Bahasa dan Sastra, serta Peningkatan Fungsi Bahasa Indonesia.
Dalam Pasal 1 peraturan tersebut sudah dijelaskan arah pengembangan bahasa
Indonesia, yaitu peningkatan fungsi bahasa Indonesia sebagai bahasa internasional.
Berikut penjelasan mengenai pengembangan bahasa Indonesia tersebut.
“Pengembangan Bahasa adalah upaya memodernkan bahasa melalui pemerkayaan
kosakata, pemantapan dan pembakuan sistem bahasa, pengembangan laras bahasa,
serta mengupayakan peningkatan fungsi Bahasa Indonesia sebagai bahasa
internasional”.

Dalam Pasal 31 peraturan pemerintah tersebut juga dinyatakan tujuan


internasionalisasi bahasa Indonesia. Tujuan tersebut adalah sebagai berikut: (1)
Peningkatan fungsi Bahasa Indonesia menjadi bahasa internasional bertujuan untuk
menunjukkan jati diri dan meningkatkan daya saing bangsa; (2) Peningkatan fungsi
bahasa Indonesia menjadi bahasa internasional sebagaimana dimaksud di atas
dilakukan melalui: a) penggunaan bahasa Indonesia di forum internasional; b)
pengembangan program pengajaran bahasa Indonesia untuk orang asing; c)
peningkatan kerja sama kebahasaan dan kesastraan dengan pihak luar negeri; d)
pengembangan dan pemberdayaan pusat pembelajaran bahasa Indonesia di luar
negeri; dan/atau e) upaya lain sesuai dengan ketentuan peraturan
perundangundangan.
Dari banyaknya dasar perundang-undangan pengembangan bahasa Indonesia
menjadi bahasa Internasional, sudah semestinya seluruh masyarakat Indonesia
mendukung program internasionalisasi bahasa Indonesia dengan selalu
mengupayakan penggunaan bahasa Indonesia sesuai dengan bidang kerja atau
keahlian yang dimiliki. Perjuangan bangsa ini menjadikan bahasa Indonesia sebagai
bahasa internasional secara hukum sangat jelas dan kuat kedudukannya. Oleh karena
itu, jika ada lembaga atau forum melaksanakan kegiatan yang menjadikan bahasa,
selain bahasa Indonesia menjadi bahasa internasional atau ilmiah internasional di
wilayah Republik Indonesia, tentu hal itu sangat bertentangan dengan semangat dan
perjuangan negara. Ditambah lagi belum lama ini, Presiden Republik Indonesia
mengeluarkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 63 Tahun 2019 tentang
Penggunaan Bahasa Indonesia. Dalam perpres tersebut ditegaskan kembali
kewajiban penggunaan bahasa Indonesia di forum nasional ataupun internasional
yang diselenggarakan di Indonesia. Perpres tersebut secara tidak langsung
mendukung dan menguatkan upaya internasionalisasi bahasa Indonesia karena
dengan aturan tersebut, mau tidak mau masyarakat internasional harus mengetahui
dan memelajari bahasa Indonesia.

D. Kedudukan Dan Fungsi Bahasa Indonesia


Pemahaman masyarakat terhadap kedudukan dan fungsi Bahasa Indonesia dapat
menjadi dasar dalam menumbuhkan jiwa nasionalisme kaum muda dan pelajar.
Dalam hal ini, bahasa Indonesia diketahui mempunyai dua kedudukan yaitu sebagai
bahasa Nasional dan bahasa Negara.

Dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional, fungsi bahasa Indonesia adalah


sebagai lambang kebanggaan kebangsaan, identitas nasional, alat perhubungan antar
warga, antar daerah dan antar budaya, serta alat pemersatu suku, budaya dan
bahasa di Nusantara.

Sedangkan dalam kedudukannya sebagai bahasa negara, fungsi bahasa Indonesia


adalah sebagai bahasa resmi kenegaraan, bahasa pengantar pendidikan, alat
perhubungan tingkat nasional dan alat pengembangan kebudayaan, ilmu
pengetahuan dan teknologi.

Bahasa Indonesia mempunyai dua kedudukan yang sangat penting, yaitu sebagai
bahasa nasional dan bahasa negara. Sebagai bahasa nasional, fungsi bahasa
Indonesia di antaranya adalah untuk mempererat hubungan antar suku di Indonesia.
Fungsi ini sebelumnya sudah ditegaskan di dalam butir ketiga ikrar Sumpah Pemuda
1928 yang berbunyi “Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan,
bahasa Indonesia”.
Kata ‘menjunjung’ dalam KBBI antara lain berarti ‘memuliakan’, ‘menghargai’, dan
‘menaati’ (nasihat, perintah, dan sebagainya.). Ikrar ketiga dalam Sumpah Pemuda
tersebut menegaskan bahwa para pemuda bertekad untuk memuliakan bahasa
persatuan, yaitu bahasa Indonesia.

Pernyataan itu tidak saja merupakan pengakuan “berbahasa satu”, tetapi merupakan
pernyataan tekad kebahasaan yang menyatakan bahwa kita, bangsa Indonesia,
menjunjung tinggi bahasa persatuan, yaitu bahasa Indonesia. Ini berarti pula bahasa
Indonesia berkedudukan sebagai bahasa nasional yang kedudukannya berada di atas
bahasa-bahasa daerah.

Kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa negara dikukuhkan sehari setelah


kemerdekaan RI atau seiring dengan diberlakukannya Undang-Undang Dasar 1945.
Bab XV Pasal 36 dalam UUD 1945 menegaskan bahwa bahasa negara ialah bahasa
Indonesia. Sebagai bahasa negara, fungsi bahasa Indonesia adalah sebagai bahasa
dalam penyelenggaraan administrasi negara, seperti dalam penyelenggaraan
pendidikan dan sebagainya.

E. Pembakuan bahasa Indonesia


Pembakuan atau penstandaran bahasa adalah pemilihan acuan yang dianggap paling
wajar dan paling baik dalam pemakaian bahasa. Masalah kewajaran terkait dengan
berbagai aspek. Dalam berbahasa, misalnya, aspek ini meliputi situasi, tempat, mitra
bicara, alat, status penuturnya, waktu, dan lain-lain. Aspek-aspek tersebut disebut
juga dengan istilah konteks

Konteks itulah yang menuntut adanya variasi bahasa. Dalam pemakaiannya, variasi
bahasa berhubungan dengan masalah fungsi bahasa sebagai alat komunikasi sosial.
Berdasarkan fungsinya itu, maka bahasa tidak menunjukkan adanya satu acuan yang
dipergunakan untuk berkomunikasi dalam segala fungsinya. Setiap acuan cenderung
dipergunakan sesuai konteks yang mempengaruhinya.

Karena adanya berbagai acuan itu, maka masalah utama standardisasi bahasa adalah
acuan manakah yang harus dipilih di antara berbagai acuan yang ada dalam berbagai
variasi pemakaian sesuai dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya, yang akan
ditetapkan sebagai acuan Standard dan Masalah pembakuan bahasa terkait dengan
dua hal, yakni kebijaksanaan bahasa dan perencanaan bahasa.

A. Bahasa Baku
Bahasa baku atau bahasa standar adalah bahasa yang memiliki nilai komunikatif yang
tinggi, yang digunakan dalam kepentingan nasional, dalam situasi resmi atau dalam
lingkungan resmi dan pergaulan sopan yang terikat oleh tulisan baku, ejaan baku,
serta lafal baku (Junus dan Arifin Banasuru, 1996:62). Bahasa baku tersebut
merupakan ragam bahasa yang terdapat pada bahasa bersangkutan. Ragam baku itu
merupakan ragam yang dilembagakan dan diakui oleh sebagian besar warga
masyarakat pemakainya sebagai bahasa resmi dan diakui oleh sebagian kerangka
rujukan norma bahasa dalam penggunaannya.

Untuk menentukan apakah sebuah ragam bahasa itu baku atau tidak, maka ada tiga
hal yang dijadikan patokan. Ketiga hal tersebut adalah kemantapan dan kedinamisan,
kecendikian dan kerasionalan, serta keseragaman.

Proses pembakuan bahasa diadakan karena keperluan komunikasi. Dalam proses ini
satu Variasi diangkat untuk mendukung fungsi-fungsi tertentu dan variasi itu disebut
bahasa baku atau Bahasa standar

Adapun langkah-langkah yang harus ditempuh dalam usaha pembakuan ini adalah:

1. Kodifikasi
Himpunan dari hasil pemilihan mana yang lebih baik antara satu dengan yang
lainnya, itulah kodifikasi. Jadi, yang mula-mula dilakukan ialah inventarisasi bahan
dari sejumlah bidang yang diperlukan. Kemudian diadakan pemilihan pada
kelompok tiap bidang. Selanjutnya, hasil pemilihan itu dihimpun menjadi satu
kesatuan.

Yaitu: Dalam pengkodifikasian bahasa Indonesia akan menyangkut dua aspek yang
penting,

➢ Bahasa menurut situasi pemakai dan pemakaiannya.


➢ Bahasa menurut strukturnya sebagai suatu sistem komunikasi.

Kodifikasi yang pertama akan menghasilkan sejumlah ragam bahasa dan gaya bahasa.
Perbedaan ragam gaya tampak dalam pemakaian bahasa lisan dan bahasa tulisan,
masing-masing akan mengembangkan variasi menurut pemakaiannya di dalam
pergaulan keluarga dan sahabat.

Kodifikasi yang kedua menghasilkan tata bahasa dan kosa kata yang baku. Pada
umumnya yang layak dianggap baku adalah ujaran dan tulisan yang dipakai oleh
golongan masyarakat yang paling luas pengaruhnya dan lebih besar kewibawaannya.

2. Elaborasi
Elaborasi ini merupakan penyebarluasan kodifikasi. Penyebarluasan ini dilakukan
dengan jalan menerapkan hasil kodifikasi kedalam segi kehidupan bangsa Indonesia.

3. Implementasi
Setelah usaha kodifikasi dan elaborasi, maka harus diikuti oleh usaha implementasi
yang merupakan proses akhir dari usaha pembakuan bahasa. Terwujudnya
implementasi dengan baik berarti usaha pembakuan bahasa telah tercapai. Hal ini
bergantung pada masyarakat, apakah masyarakat menerima hasil kodifikasi dan
usaha elaborasi tadi dengan sikap positif atau tidak. Kalau usaha kodifikasi dan
elaborasi dikerjakan oleh pusat pembinaan dan pengembangan bahasa atau
lembaga-lembaga bahasa maka implementasi dilakukan oleh seluruh anggota
masyarakat.

B. Fungsi Bahasa Baku


Selain berfungsi sebagai bahasa nasional, bahasa negara, dan bahasa resmi,
bahasa baku mempunyai fungsi lain. Gravin dan Mathint (Chaer: 252)
menjelaskan bahwa bahasa baku bersifat sosial politik, yaitu fungsi
pemersatu, fungsi pemisah, fungsi harga diri, dan fungsi Kerangka acuan.

Alwi, dkk. (1998:14-20) menjelaskan bahwa bahasa baku mendukung empat fungsi,
tiga di antaranya bersifat pelambang atau simbolik, sedangkan yang satu lagi bersifat
objektif.

Fungsi-fungsi tersebut adalah


1. Fungsi pemersatu
2. Fungsi pemberi kekhasan
3. Fungsi pembawa kewibawaan 4. Fungsi sebagai kerangka acuan.

Kridalaksana (1975) mencatat empat fungsi bahasa yang menuntut


penggunaan ragam baku, yaitu 1. Komunikasi resmi
2. Wacana teknis
3. Pembicaraan di depan umum
4. Pembicaraan dengan orang yang dihormati.
Dari empat fungsi bahasa yang menuntut ragam baku itu, hanya dua yang terakhir
yang langsung berkaitan dengan komunikasi verbal secara lisan. Dengan kata lain,
lafal baku perlu digunakan dalam pembicaraan di depan umum, seperti kuliah,
ceramah, khotbah, pidato, dsb. Atau dalam pembicaraan dengan orang yang
dihormati seperti pembicaraan dengan atasan, dengan guru, dengan orang yang baru
dikenal dsb. Di atas telah kita lihat bahwa ragam bahasa baku dianggap sebagai
ragam bahasa yang baik yang cocok untuk keperluan komunikasi verbal yang penting,
yang menjadi tolok untuk pemakaian bahasa yang benar, dan yang bergengsi serta
berwibawa. Dalam hubungan dengan fungsi sosial bahasa baku itu, Moeliono (1975)
mencatat
Empat fungsi pokok, yaitu
1. Fungsi pemersatu
2. Fungsi penanda kepribadian
3. Fungsi penanda wibawa 4. Fungsi sebagai kerangka acuan.

Dengan demikian, lafal baku-sebagai perwujudan bahasa baku secara fonetis-


Mempunyai fungsi sosial sebagai
1. Pemersatu
2. Penanda kepribadian
3. Penanda wibawa
4. Sebagai kerangka acuan
BAB III PENUTUP

Kesimpulan:
Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Negara Kesatuan Republik Indonesia dan bahasa
persatuan bangsa Indonesia. Sampai saat ini, bahasa Indonesia merupakan bahasa yang
hidup yang terus berkembang dengan pengayaan kosakata baru, baik melalui penciptaan
maupun melalui penyerapan dari bahasa daerah dan bahasa asing. Pada abad keM5
berkembang bentuk yang dianggap sebagai bentuk resmi bahasa Melayu karena dipakai oleh
Kesultanan Malaka, yang kelak disebut sebagai bahasa Melayu Tinggi. Pada zaman
penjajahan Belanda pada awal abad – 20, pemerintah kolonial Belanda ingin menggunakan
bahasa Melayu untuk mempermudah komunikasi dengan berpatokan pada bahasa Melayu
Tinggi yang sudah mempunyai kitab – kitab rujukan. Pada 16 Juni 1927 dalam sidang
Volksraad (Rapat Dewan Rakyat), Jahja Datoek Kajo pertama kalinya menggunakan bahasa
Indonesia dalam pidatonya. Di sinilah bahasa Indonesia mulai berkembang. Bahasa
Indonesia secara resmi diakui sebagai “bahasa persatuan bangsa” pada saat Sumpah
Pemuda. Pada 18 Agustus 1945, sehari setelah kemerdekaan, ditandatanganilah
UndangUndang Dasar 1945. Pada Bab XV, Pasal 36, ditetapkan secara sah bahwa bahasa
Indonesia ialah bahasa negara. Selanjutnya, sehubungan dengan perkembangan ejaan,
setelah bahasa Melayu ditetapkan menjadi bahasa Indonesia, yakni muncul Ejaan Republik,
Ejaan Pembaharuan, Ejaan Melindo, Ejaan LBK, ejaan yang disempurnakan, dan EBI.

Saran:
Dengan kerendahan hati, penulis merasakan tulisan ini sangat sederhana dan jauh dari
sempurna. Saran, kritik yang konstruktif sangat diperlukan demi kesempurnaan tulisan ini.
Demikian pula, perlu penyempurnaan di sana – sini agar tulisan ini menjadi lebih lengkap
dan lebih bermanfaat bagi pembaca dan pencinta bahasa Indonesia.

Daftar pustaka
Arif Ridiawan. 2012. Perkembangan Ejaan Bahasa Indonesia mulai Ejaan dan Ophusyen
Hingga EYD. http://ridiawan. Blogspot. Co. Id/2012/02/perkembangan-ejaan-
Bahasaindonesia.html?m=1 13 September 2017 (14:23).

Alwi, Hasan dkk. 2000. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Edisi Ketiga. Jakarta:Balai
Bahasa.Arifin, Zaenal & S. Amran Tasai. 1995. Cermat Berbahasa Indonesia. Jakarta:
AkaDemika Presindo.Effendi, S. 1995. Panduan Berbahasa Indonesia dengan Baik. Jakarta:
Pustaka Jaya.Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1976. Politik Bahasa Nasional.
Jakar-ta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.Sugono, Dendy. 1994. Berbahasa
Indonesia dengan Benar. Jakarta: Puspa Swara.
Ferdiyanto rajani.(2020).INTERNASIONALISASI BAHASA INDONESIA diakses pada 16
September 2023 dari content://com.whatsapp.provider.media/item/ca10d467-b78a-
42269df6-a0209a5a3514

Ully ninyoman (2021) FUNGSI DAN KEDUDUKAN BAHASA INDONESIA diakses pada 16
September 2023 https://smkperintis.sch.id/blog/fungsi-dan-kedudukan-bahasa-indonesia/
Dickybieber PEMBAKUAN BAHASA INDONESIA diakses pada 16 September 2023
https://bahasaindonesiakeren.wordpress.com/2012/10/30/pemba
KATEGOR
LAPANGAN USAHA 2010 2011 2012 2013
I
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan/ Agriculture, Forestry and
A 99 572 441,08 103 389 332,91 106 536 703,12 108 832 110,55 1
Fishing
Pertanian, Peternakan, Perburuan dan Jasa Pertanian/ Agriculture,
1 89 361 030,57 92 778 620,48 95 601 895,16 97 413 889,93
Livestock, Hunting and Agriculture Services
a. Tanaman Pangan/ Food Crops 39 076 650,75 37 453 478,52 40 079 215,64 40 318 220,93
b. Tanaman Hortikultura/ Horticultural Crops 24 299 986,52 27 615 751,58 26 171 974,29 26 172 230,53
c. Tanaman Perkebunan/ Plantation Crops 8 744 397,91 9 461 889,28 10 005 483,63 10 416 387,25
d. Peternakan/ Livestock 15 530 724,88 16 441 659,16 17 286 984,73 18 248 180,42

e. Jasa Pertanian dan Perburuan/ Agriculture Services and Hunting 1 709 270,50 1 805 841,94 2 058 236,86 2 258 870,80

2 Kehutanan dan Penebangan Kayu/ Forestry and Logging 3 988 451,64 4 128 396,24 4 083 413,65 4 093 448,74
3 Perikanan/ Fishery 6 222 958,87 6 482 316,19 6 851 394,31 7 324 771,88
B Pertambangan dan Penggalian/ Mining and Quarrying 13 346 392,63 13 054 134,23 13 745 874,30 14 594 164,05
Pertambangan Minyak, Gas dan Panas Bumi/ Crude Petroleum,
1 1 230 484,67 1 304 539,14 1 380 057,38 1 484 852,39
Natural Gas, and Geothermal
2 Pertambangan Batubara dan Lignit/ Coal and Lignite Mining 0,00 0,00 0,00 0,00
3 Pertambangan Bijih Logam/ Iron Ore Mining 860 240,75 17 967,10 4 070,75 529,71
Pertambangan dan Penggalian Lainnya/ Other Mining and
4 11 255 667,21 11 731 627,99 12 361 746,17 13 108 781,95
Quarrying
C Industri Pengolahan/ Manufacturing 215 156 474,55 226 325 616,81 241 528 855,93 254 694 118,95 2
Industri Batubara dan Pengilangan Migas/ Manufacture of Coal
1 45 466 170,04 46 757 430,53 46 742 862,25 46 328 182,52
and Refined Petroleum Products
Industri Makanan dan Minuman/ Manufacture of Food Products
2 60 804 948,93 68 020 977,58 71 598 649,25 77 804 254,60
and Beverages

3 Industri Pengolahan Tembakau/ Manufacture of Tobacco Products 49 474 496,60 48 152 729,08 53 465 913,33 53 455 965,83

Industri Tekstil dan Pakaian Jadi/ Manufacture of Textiles; and


4 16 412 654,61 17 183 198,16 19 875 302,35 22 664 525,44
Wearing Apparel
Industri Kulit, Barang dari Kulit dan Alas Kaki/ Manufacture of
5 1 710 800,44 1 825 055,00 1 953 677,89 2 147 955,11
Leather and Related Products and Footwear
Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus dan Barang Anyaman
dari Bambu, Rotan dan Sejenisnya/ Manufacture of Wood and of
6 11 414 191,63 11 458 855,28 11 476 317,10 12 703 230,69
Products of Wood and Cork, and Articles of Straw and Plaiting
Materials
Industri Kertas dan Barang dari Kertas; Percetakan dan Reproduksi
7 Media Rekaman/ Manufacture of Paper and Paper Products, 2 303 420,57 2 375 746,66 2 285 590,73 2 300 931,55
Printing and Reproduction of Record Media
Industri Kimia, Farmasi dan Obat Tradisional/ Manufacture of
8 10 056 853,95 11 605 261,57 13 876 399,29 15 096 020,58
Chemicals and Pharmaceuticals and Botanical Products
Industri Karet, Barang dari Karet dan Plastik/ Manufacture of
9 2 924 210,40 3 100 973,58 3 401 345,31 3 545 669,14
Rubber, Rubber Products and Plastics Products
1 Industri Barang Galian bukan Logam/ Manufacture of Other Non-
4 125 731,95 4 480 209,03 5 006 009,60 5 336 850,02
0 Metallic Mineral Products
1
Industri Logam Dasar/ Manufacture of Basic Metal 1 981 446,13 2 246 047,05 2 358 453,87 2 659 392,58
1

Industri Barang Logam; Komputer, Barang Elektronik, Optik; dan


1
Peralatan Listrik/ Manufacture of Fabricated Metal Products, 3 140 211,21 3 358 089,03 3 698 397,31 4 287 201,37
2
Computer, and Optical Products, and Electrical Equipment

1 Industri Mesin dan Perlengkapan/ Manufacture of Machinery and


756 106,27 812 576,56 861 996,31 867 272,56
3 Equipment
1
Industri Alat Angkutan/ Manufacture of Transport Equipment 1 439 765,91 1 442 286,70 1 575 593,61 1 851 050,18
4
1 Industri Furnitur/ Manufacture of Furniture 2 264 615,85 2 575 551,80 2 401 494,06 2 688 173,43
5
Industri Pengolahan Lainnya; Jasa Reparasi dan Pemasangan Mesin
1
dan Peralatan/ Other Manufacturing, Repair and Installation of 880 850,07 930 629,21 950 853,67 957 443,35
6
Machinery and Equipment
D Pengadaan Listrik dan Gas/ Electricity and Gas 636 381,90 683 057,13 751 160,19 813 604,61
1 Ketenagalistrikan/ Electricity 619 758,91 664 955,52 731 759,71 792 177,30
2 Pengadaan Gas dan Produksi Es 16 622,99 18 101,61 19 400,48 21 427,31
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur
E Ulang/ Water Supply, Sewerage, Waste Management and 543 235,90 555 544,34 547 794,91 549 040,44
Remediation Activities
F Konstruksi/ Construction 64 423 248,23 65 862 379,63 70 034 622,63 73 465 919,37
Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda
G Motor/ Wholesale and Retail Trade; Repair of Motor Vehicles and 91 678 669,23 99 227 580,89 101 058 608,68 105 825 306,31 1
Motorcycles

Perdagangan Mobil, Sepeda Motor dan Reparasinya/ Wholesale


1 18 897 806,85 19 298 459,99 20 346 483,91 21 901 615,49
and Retail Trade and Repair of Motor Vehicles and Motorcycles

Perdagangan Besar dan Eceran, Bukan Mobil dan Sepeda


2 Motor/ Wholesale and Retail Trade Except of Motor Vehicles and 72 780 862,38 79 929 120,89 80 712 124,77 83 923 690,82
Motorcycles
H Transportasi dan Pergudangan/ Transportation and Storage 18 644 272,73 19 522 426,60 20 818 468,63 22 760 150,97
1 Angkutan Rel/ Railways Transport 257 634,68 246 815,11 225 231,54 242 885,09
2 Angkutan Darat/ Land Transport 15 690 687,80 16 401 736,37 17 455 143,06 19 018 336,04
3 Angkutan Laut/ Sea Transport 1 441 589,59 1 504 482,61 1 654 331,35 1 902 884,76
Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan/ River, Lake, and Ferry
4 60 398,27 63 781,62 66 429,21 65 415,91
Transport
5 Angkutan Udara/ Air Transport 640 986,10 723 852,67 791 173,38 851 566,22
Pergudangan dan Jasa Penunjang Angkutan; Pos dan
6 Kurir/ Warehoushing and Support Services for Transportation, 552 976,29 581 758,23 626 160,08 679 062,95
Postal and Courier
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum/ Accommodation and
I 18 772 500,06 19 818 724,00 20 871 604,64 21 812 570,05
Food Service Activities
1 Penyediaan Akomodasi/ Accommodation 2 428 488,45 2 690 606,55 3 016 721,04 3 316 823,41
2 Penyediaan Makan Minum/ Food and Beverage Service Activities 16 344 011,61 17 128 117,46 17 854 883,60 18 495 746,64
J Informasi dan Komunikasi/ Information and Communication 20 826 935,54 22 498 427,37 24 690 219,27 26 663 583,07
K Jasa Keuangan dan Asuransi/ Financial and Insurance Activities 17 234 332,49 17 947 552,74 18 588 738,12 19 311 454,80
1 Jasa Perantara Keuangan/ Financial Intermediary Services 14 160 001,12 14 500 234,10 14 811 658,75 15 200 894,85
2 Asuransi dan Dana Pensiun/ Incurance and Pention Fund 331 582,46 352 764,03 407 658,75 463 039,57
3 Jasa Keuangan Lainnya/ Other Financial Services 2 741 969,71 3 093 725,40 3 368 512,60 3 646 531,25
4 Jasa Penunjang Keuangan/ Financial Supporting Service 779,20 829,20 908,02 989,13
L Real Estate/ Real Estate Activities 10 670 140,43 11 319 281,24 11 934 423,12 12 853 218,11
M,N Jasa Perusahaan/ Business Activities 1 782 800,10 1 949 153,80 2 087 130,46 2 340 118,40
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial
O Wajib/ Public Administration and Defence; Compulsory Social 19 764 882,09 20 272 588,25 20 373 579,95 20 912 828,39
Security
P Jasa Pendidikan/ Education 16 352 073,04 19 361 911,07 22 760 883,69 24 930 587,32
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial/ Human Health and Social Work
Q 4 096 105,88 4 495 091,17 4 959 375,94 5 312 609,80
Activities
R,S,T,U Jasa lainnya/ Other Services Activities 9 723 735,44 9 985 327,72 10 055 072,38 10 983 732,87

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO/ 623 224 656 268 691 343 726 655
GROSS REGIONAL DOMESTIC PRODUCTS 621,33 129,91 115,96 118,06

Anda mungkin juga menyukai