Anda di halaman 1dari 11

SEJARAH PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA

Disusun Oleh:

KELOMPOK 1

Muhammad Aditya Putra (01031382227195)


Muhammad Fiqih Akbarilah (01031382227160)
Nabilla Pia Nurmariska (01031382227194)
Ratna Juwita Bulolo (01031382227198)

Dosen Pengampuh:

VITRIA MARSELA, M.PD.

Fakultas Ekonomi
Prodi Akuntansi
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
rahmat-Nya tulisan ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.. Penulis menyadari bahwa
makalah ini tidak luput dari kekurangan. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan
dan kemampuan yang penulis miliki. Penulis berharap semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar
makalah ini bisa pembaca praktikkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami.
Oleh karena itu, itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah.
DAFTAR ISI

Kata pengantar ………………………………………………………


i

Daftar isi …………………………………………………………….ii

BAB I PENDAHULUAN………………………………………….. I

1.1 Latar belakang………………………………………………… 1


1.2 Rumusan masalah ……………………………………………...1
1.3 Tujuan ………………………………………………………….2
1.4 Manfaat ………………………………………………………...2
1.4.1 Manfaat praktis….…………………………………………2
1.4.2 Manfaat teoritis….…………………………………………
2

BAB II PEMBAHASAN……………………………………………3

2.1 Asal mula Bahasa Indonesia ……………………………………..3

2.2 Proses pengesahan Bahasa Indonesia ……………………………4

2.3 Perkembangan ejaan Bahasa Indonesia ……………………….....5

BAB III KESIMPULAN & SARAN ………………………………7

3.1 Kesimpulan ………………………………………………………7

3.2 Saran …………………………………………………………......7

Daftar pustaka ……………………………………………………...8


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Manusia dikatakan sebagai makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri
sehingga memerlukan adanya suatu interaksi. Salah satu alat untuk berinteraksi dan
berkomunikasi adalah bahasa. Bahasa digunakan untuk mempermudah manusia
dalam menyampaikan pikiran, gagasan, ataupun perasaan. Bahasa lahir berbeda-beda
sesuai dengan daerahnya sehingga muncul bahasa yang beraneka ragam. Indonesia
merupakan negara yang memiliki lebih dari 300 bahasa daerah. Hal ini disebabkan
oleh kondisi geografis Indonesia yang memiliki banyak pulau, sehingga terdiri atas
banyak suku dan budaya. Walaupun memiliki banyak bahasa daerah, Indonesia tetap
memiliki bahasa persatuan, yaitu bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia lahir sebagai
identitas bangsa Indonesia.
Namun, pada era Globalisasi ini menyebabkan masuknya bahasa asing dan
bahasa pergaulan yang digunakan masyarakat Indonesia saat ini. Tentu hal ini
menyimpang dari kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar. Masyarakat lebih
memilih menggunakan bahasa pergaulan sebagai alat komunikasi sehari-hari. Dengan
demikian lambat laun, penggunaan bahasa baku menjadi berkurang. Untuk itu, kita
sebagai masyarakat Indonesia, wajib melestarikan bahasa Indonesia sebagai bahasa
nasional. Dalam melestarikan bahasa Indonesia, kita perlu mengetahui sejarah dan
asal-usul terbentuknya bahasa Indonesia itu sendiri. Oleh karena itu, dalam tulisan ini
dijelaskan lebih rinci mengenai sejarah terbentuknya bahasa Indonesia sampai
perkembangannya saat ini, termasuk perkembangan ejaannya

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut.
1. Bagaimanakah asal mula munculnya bahasa Indonesia ?
2. Bagaimanakah proses disahkannya bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan
Indonesia?
3. Bagaimanakah perkembangan ejaan bahasa Indonesia sampai saat ini?

1.3 Tujuan
Tujuan tulisan ini adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui asal mula munculnya bahasa Indonesia.
2. Untuk mengetahui proses disahkannya bahasa Indonesia sebagai Bahasa
persatuan Indonesia.
3. Untuk mengetahui perkembangan ejaan bahasa Indonesia sampai saat ini.

1.4 Manfaat
Manfaat yang diharapkan diperoleh dari tulisan ini adalah dapat memberikan
kontribusi informasi kepada masyarakat mengenai sejarah bahasa Indonesia dari asal-
usul munculnya bahasa Indonesia hingga perkembangan ejaan bahasa Indonesia saat
ini. Dengan demikian masyarakat Indonesia dapat melestarikan dan mempertahankan
bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan. Bagi penulis sendiri, tulisan ini
merupakan sarana yang baik untuk bertukar pikiran antar anggota akademisi dalam
membahas materi sejarah bahasa Indonesia.

1.4.3 Manfaat Praktis


Adapun manfaat praktis tulisan ini, yakni seperti di bawah ini.
1. Menambah wawasan akan sejarah bahasa Indonesia.
2. Dapat mengetahui asal - usul kata - kata bahasa Indonesia.

1.4.4 Manfaat Teoritis Selanjutnya,


Secara teoritis tulisan ini bermanfaat sebagai berikut.
1. Dapat memprediksi perkembangan bahasa Indonesia di masa depan.
2. Dapat mengetahui perkembangan ejaan bahasa Indonesia sampai saat ini.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Asal Mula Bahasa Indonesia


Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi negara kesatuan Republik Indonesia dan
bahasa pemersatu bangsa Indonesia. Dari segi linguistik, bahasa Indonesia merupakan variasi
dari bahasa Melayu. Dalam hal ini, basis yang digunakan adalah bahasa Melayu Riau, namun
telah berkembang melalui penggunaannya sebagai bahasa kerja dan proses standardisasi pada
awal abad ke-20. Sampai saat ini, bahasa Indonesia merupakan bahasa hidup yang terus
berkembang dengan pengayaan kosa kata baru baik melalui penciptaan maupun penyerapan
bahasa daerah maupun bahasa asing.
Bahasa Melayu (Melayu Kuno) merupakan bahasa nasional pada masa Kerajaan
Sriwijaya (abad ke-7 M). Hal ini terlihat dari empat prasasti tua yang berdekatan yang
ditemukannya di Sumatera Selatan, peninggalan kerajaan. Prasasti tersebut antara lain
Kedukan Bukit tahun 683 M (Palembang), Tarang Tuwo tahun 684 M (Palembang), dan
tahun 686 M (Bangka Barat). Kota Kapur, dan prasasti yang ditemukan di Karang Brahi
tahun 688 Masehi. (Jambi). Prasasti tersebut ditulis dengan aksara Pranagari Melayu Kuno.
Saat itu, bahasa Melayu yang digunakan bercampur dengan bahasa Sansekerta.
Sebagai penguasa perdagangan, di Nusantara, para pedagang memaksa mereka yang
berbisnis menggunakan bahasa Melayu, meski dengan cara yang kurang sempurna. , yang
memunculkan berbagai varian regional dan temporal dari bahasa Melayu. Penemuan prasasti
Melayu tua di Jawa Tengah (berasal dari abad ke-9) dan prasasti abad ke-10 di dekat Bogor
(Prasasti Bogor) menunjukkan meluasnya penggunaan bahasa ini di Jawa. Penemuan
kepingan tembaga Laguna di dekat Manila di Luzon pada tahun 900 M juga menunjukkan
adanya hubungan antara daerah ini dan Sriwijaya.
Pada abad ke-15, dikembangkan bentuk yang dianggap sebagai bentuk resmi bahasa
Melayu, seperti yang digunakan oleh Kesultanan Malaka, yang kemudian disebut bahasa
Melayu. Penggunaannya terbatas di kalangan bangsawan di sekitar Sumatera, Jawa, dan
Semenanjung Melayu. Malaka kemudian menjadi tempat berkumpulnya para nelayan dari
berbagai bangsa, yang membangun kota dan mengembangkan bahasanya sendiri dengan
mengambil kata-kata terbaik dari bahasa setempat. Kota Malaka yang berada di target).
Bahasa Melayu adalah bahasa yang paling sopan dan benar di Timur Jauh. Ejaan Melayu
resmi pertama kali disusun oleh Ch. A. van Ophuijsen, dibantu oleh Moehammad Taib
Soetan Ibrahim dan Nawawi Soetan Ma'moer, diterbitkan dalam bukunya Logat Melayu pada
tahun 1801.

2.2 Proses Pengesahan Bahasa Indonesia sebagai Bahasa


Persatuan.
Pada masa penjajahan Belanda, Pemerintah Kolonial Hindia Belanda melihat bahwa
pegawai pribumi memiliki kemampuan yang sangat rendah dalam memahami bahasa
Belanda. Itu sebabnya mereka memutuskan untuk menggunakan bahasa Melayu untuk
berkomunikasi, khususnya dengan standar bahasa Melayu Tinggi yang sudah memiliki buku
referensi. Para sarjana Belanda mulai membakukan bahasa, dan mereka juga mulai
menyebarkan bahasa Melayu yang mengadopsi ejaan Van Ophusijen dari Buku Dialek
Melayu.
Penyebaran bahasa Melayu semakin luas dengan terbentuknya Commissie voor de
Volkslectuur (Komisi Bacaan Rakyat) pada tahun 1908. Pada tahun 1917, namanya diubah
menjadi Balai Poestaka. Penerbit ini menerbitkan novel-novel seperti Siti Nurbaya dan Salah
Asuhan, buku panduan bercocok tanam, panduan menjaga kesehatan, yang turut
menyebarkan bahasa melayu ke masyarakat luas. Pada tanggal 16 Juni 1927, dalam rapat
Volksraad (Rapat Dewan Rakyat).
Jahja Datoek Kajo pertama kali menggunakan bahasa Indonesia dalam pidatonya.
Dari sinilah bahasa Indonesia mulai berkembang. Pada tanggal 28 Oktober 1928, Muhammad
Yamin mengusulkan bahasa Melayu sebagai bahasa nasional dalam pidatonya pada Kongres
Nasional kedua. Bahasa Indonesia secara resmi diakui sebagai "bahasa persatuan bangsa"
pada saat Sumpah Pemuda.

2.3 Perkembanagan Ejaan Bahasa Indonesia


1. Ejaan van Ophuisjen
Ini merupakan pedoman resmi ejaan pertama yang diterbitkan pada tahun
1901. Bahasa Indonesia waktu itu masih disebut sebagai bahasa Melayu. Bisa ditebak dari
namanya, ejaan ini disusun oleh orang Belanda bernama Charles A. van Ophuijsen dan
dibantu oleh Engku Nawawi Gelar Soetan Ma’moer dan Moehammad Taib Soetan Ibrahim.
2. Ejaan Soewandi
Ejaan ini menggantikan Ejaan van Ophuijsen setelah diresmikan pada tanggal 19
Maret 1947 berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan
Republik Indonesia Nomor 264/Bhg.A. Disebut Ejaan Soewandi karena penyusunnya adalah
Mr. Raden Soewandi yang waktu itu menjabat sebagai Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan
Kebudayaan. Ejaan ini dikenal juga sebagai Ejaan Republik.
Pembaharuan dari Ejaan Soewandi terletak dalam penggunaan diftong (gabungan dua
huruf vokal) oe  yang diganti menjadi huruf u, dan dihapuskannya tanda apostrof. Tanda
apostrof ini diganti menjadi huruf k atau tidak dituliskan sama sekali. Contohnya:

 Jum’at → Jumat
 ra’yat → rakyat
 ma’af → maaf

3. Ejaan Pembaharuan
Melalui Kongres Bahasa Indonesia II di Medan tahun 1954, Prof. M. Yamin
menyarankan agar ejaan Soewandi disempurnakan. Pembaharuan yang disarankan panitia
yang diketuai Prijono dan E. Katoppo antara lain: membuat standar satu fonem satu huruf,
dan diftong ai, au,  dan oi dieja menjadi ay, aw, dan oy. Selain itu, tanda hubung juga tidak
digunakan dalam kata berulang yang  memiliki makna tunggal
seperti kupukupu dan alunalun.

4. Ejaan Melindo
Melindo ini akronim dari Melayu-Indonesia.  Penyusunan ejaan ini disusun pada
tahun 1959 atas kerja sama Indonesia dan Persekutuan Tanah Melayu, yang dalam hal ini
adalah Malaysia. Perubahan yang diajukan dalam ejaan ini tidak  jauh berbeda  dari Ejaan
Pembaharuan. ejaan Melindo ini bertujuan untuk menyeragamkan ejaan yang digunakan
kedua negara. Secara  Indonesia dan Malaysia memiliki kemiripan bahasa namun, ejaan ini
pun gagal diresmikan akibat ketegangan politik antara Indonesia dan Malaysia waktu itu.

5. Ejaan LBK (Lembaga Bahasa dan Kesusastraan)


Ejaan ini merupakan kelanjutan dari ejaan Melindo yang gagal diresmikan. Panitia ini
dibentuk pada tahun dan 1967 pembentuknya juga berisikan anggota campuran yang berasal
dari Indonesia dan Malaysia. Isinya juga tidak jauh berbeda dari Ejaan yang Disempurnakan
(yang akan dijelaskan selanjutnya), hanya ada perbedaan di beberapa kaidahnya saja. Ada
pun huruf vokal dalam ejaan ini terdiri dari: i, u, e, ə, o, a. Dalam ejaan ini, istilah-istilah
asing sudah mulai diserap seperti: extra → ekstra; qalb → kalbu; guerilla → gerilya.
 

6. Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)


Kalian pasti sudah kenal sama yang namanya EYD. Ejaan ini berlaku sejak tahun
1972 sampai 2015. Di antara deretan “mantan” ejaan di atas, EYD ini yang paling awet. Juga,
ejaan ini mengatur secara lengkap tentang kaidah penulisan bahasa Indonesia, antara lain:
tentang unsur bahasa serapan, tanda baca, pemakaian kata, pelafalan huruf “e”. penggunaan
huruf kapital, dan penggunaan cetak miring. Selain itu, huruf “f”, “v”, “q”, “x”, dan “z” yang
kental dengan unsur bahasa asing resmi menjadi bagian Bahasa Indonesia. 
BAB III

KESIMPULAN & SARAN

3.1 Kesimpulan
Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Negara Kesatuan Republik Indonesia dan
bahasa persatuan bangsa Indonesia. Sampai saat ini, bahasa Indonesia merupakan bahasa
yang hidup yang terus berkembang dengan pengayaan kosakata baru, baik melalui penciptaan
maupun melalui penyerapan dari bahasa daerah dan bahasa asing. Pada abad keM5
berkembang bentuk yang dianggap sebagai bentuk resmi bahasa Melayu karena dipakai oleh
Kesultanan Malaka, yang kelak disebut sebagai bahasa Melayu Tinggi. Pada zaman
penjajahan Belanda pada awal abad – 20.
Pemerintah kolonial Belanda ingin menggunakan bahasa Melayu untuk
mempermudah komunikasi dengan berpatokan pada bahasa Melayu Tinggi yang sudah
mempunyai kitab - kitab rujukan. Pada 16 Juni 1927 dalam sidang Volksraad (Rapat Dewan
Rakyat), Jahja Datoek Kajo pertama kalinya menggunakan bahasa Indonesia dalam
pidatonya. Di sinilah bahasa Indonesia mulai berkembang. Bahasa Indonesia secara resmi
diakui sebagai "bahasa persatuan bangsa" pada saat Sumpah Pemuda. Pada 18 Agustus 1945,
sehari setelah kemerdekaan, ditandatanganilah Undang-Undang Dasar 1945. Pada Bab XV,
Pasal 36, ditetapkan secara sah bahwa bahasa Indonesia ialah bahasa negara. Selanjutnya,
sehubungan dengan perkembangan ejaan, setelah bahasa Melayu ditetapkan menjadi bahasa
Indonesia, yakni muncul Ejaan Republik, Ejaan Pembaharuan, Ejaan Melindo, Ejaan LBK,
Ejaan yang disempurnakan, dan EBI.

3.2 Saran
Dengan kerendahan hati, penulis merasakan tulisan ini sangat sederhana dan jauh dari
sempurna. Saran, kritik yang konstuktif sangat diperlukan demi kesempurnaan tulisan ini.
Demikian pula, perlu penyempurnaan di sana – sini agar tulisan ini menjadi lebih lengkap
dan lebih bermanfaat bagi pembaca dan pecinta bahasa Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Arif Ridiawan. 2012. Perkembangan Ejaan Bahasa Indonesia mulai Ejaan dan Ophusyen

hingga EYD. http://ridiawan. blogspot. co. id/2012/02/perkembangan-ejaanbahasa-


indonesia.html?m=1.

Excellent Translation. 2017. EYD Berubah Menjadi EBI Sebagai Pedoman Umum.

https://jasa-translate.com/eyd-berubah-menjadi-ebi-sebagai-pedoman-umum/.

Gunawan, Heri Indra. 2016. Isi Konggres Bahasa Indonesia I sampai X.


http://www.gurungapak. com/2016/05/konggres-bahasa-indonesia. html.

Sukartha, I Nengah, dkk.2010. Bahasa Indonesia Akademik Untuk Perguruan Tinggi. Bali :

Udayana University Press. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. 2016. Ejaan
Bahasa Indonesia (EBI).

Anda mungkin juga menyukai