Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

SEJARAH PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA

MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

Dosen Pengampu : Yoga Putra Semadi, S.Pd., M.Pd

Oleh :

Ni Kadek Feby Diantari

(2115011020)

ROMBEL 37

PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

TAHUN AJARAN 2021/2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmat dan karuniaNya sehingga makalah yang berjudul “Sejarah Perkembangan
Bahasa Indonesia” dapat tersusun hingga selesai dengan baik dan tepat waktu.
Tidak lupa penulis juga mengucapkan terimakasih atas bantuan dari pihak yang
telah membantu dan berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi
maupun pikirannya dalam penyusunan makalah ini.

Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Bahasa
Indonesia. Harapan penulis semoga makalah ini dapat bermanfaat menambah
pengetahuan dan wawasan bagi para pembacanya, agar kedepannya dapat
memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Terlepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasa dalam makalah ini,
oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun
dari pembaca demi penyempurnaan makalah ini.

Rendang, 30 Agustus 2021

Penyusun

Ni Kadek Feby Diantari

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii

DAFTAR ISI..........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

1.1. LATAR BELAKANG...............................................................................1

1.2. RUMUSAN MASALAH..........................................................................1

1.3. TUJUAN...................................................................................................1

1.4. MANFAAT...............................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3

2.1. Sejarah Bahasa Indonesia..........................................................................3

2.2. Perkembangan Bahasa Indonesia..............................................................4

BAB III PENUTUP...............................................................................................10

3.1. Kesimpulan..............................................................................................10

3.2. Saran........................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................11

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Setelah kemerdekaan, bahasa Indonesia ditetapkan sebagai bahasa
nasional. Bahasa Indonesia dahulu dikenal dengan bahasa melayu yang
merupakan bahasa penghubung antar etnis yang mendiami kepulauan nusantara.
Selain menjadi bahasa penghubung antara suku-suku, bahasa melayu juga menjadi
bahasa transaksi perdagangan internasional di kawasan kepulauan nusantara yang
digunakan oleh berbagai suku bangsa Indonesia dengan para pedagang asing.
Bahasa Indonesia merupakan bahasa ibu dari bangsa Indonesia yang sudah
dipakai oleh masyarakat Indonesia sejak dahulu jauh sebelum Belanda menjajah
Indonesia, namun Bahasa Indonesia dulu tidaklah seperti Bahasa Indonesia seperti
yang kita gunakan sekarang ini. Ada beberapa perkembangan yang seharusnya
masyarakat Indonesia mengetahuinya.
Bahasa Indonesia mempunyai sejarah jauh lebih panjang dari pada
Republik ini sendiri. Bahasa Indonesia telah dinyatakan sebagai bahasa nasional
sejak tahun 1928, jauh sebelum Indonesia merdeka. Saat itu bahasa Indonesia
dinyatakan sebagai bahasa persatuan dan menggunakan bahasa Indonesia sebagai
perekat bangsa. Saat itu bahasa Indonesia menjadi bahasa pergaulan antar etnis
(lingua franca) yang mampu merekatkan suku-suku di Indonesia. Dalam
perdagangan dan penyebaran agama pun bahasa Indonesia mempunyai posisi
yang penting.

1.2. RUMUSAN MASALAH


1. Bagaimana sejarah bahasa Indonesia?
2. Mengapa bahasa melayu diangkat menjadi bahasa Indonesia ?
3. Bagaimana perkembangan bahasa Indonesia sebelum kemerdekaan setelah
kemerdekaan, dan masa reformasi?
4. Bagaimana sejarah ejaan Bahasa Indonesia (Ejaan Yang Disempurnakan)?

1
1.3. TUJUAN
1. Agar mengetahui sejarah bahasa Indonesia.
2. Agar mengetahui perkembangan bahasa Indonesia sebelum kemerdekaan, setelah
kemerdekaan, dan masa reformasi
3. Untuk mengetahui sejarah ejaan Bahasa Indonesia (Ejaan Yang Disempurnakan)
4.
1.4. MANFAAT
Agar setiap orang bisa tahu dan memahami sejarah bahasa Indonesia, mengetahui
perkembangan bahasa Indonesia sebelum dan setelah kemerdekaan,

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Sejarah Bahasa Indonesia

Seperti kita ketahui bersama bahwa bahasa Indonesia adalah bahasa yang
digunakan oleh rakyat Indonesia dalam berkomunikasi. Bahasa Indonesia menjadi
identitas bangsa di tengah-tengah bangsa lain di dunia. Sebelum resmi menjadi
bahasa nasional, bahasa Indonesia dikenal sebagai bahasa Melayu. Sejak tanggal
28 Oktober 1928, bahasa Indonesia dipakai resmi oleh bangsa Indonesia sebagai
bahasa nasional.

Suku-suku di Indonesia memiliki bahasa masing-masing yang khas.


Ketika berbagai suku tersebut saling berinteraksi sebagai warga negara Indonesia,
bahasa Indonesia digunakan sebagai sarana berkomunikasi. Bahasa Indonesia
adalah bahasa nasional yang digunakan oleh warga negara Indonesia.

Pada tahun 1928 itulah bahasa Indonesia dikukuhkan kedudukannya sebagai


bahasa nasional. Nah, Bahasa Indonesia lalu dinyatakan kedudukannya sebagai
bahasa negara pada tanggal 18 Agustus 1945. Karena pada saat itu Undang-
Undang Dasar 1945 disahkan sebagai Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia. Dalam Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 36 disebutkan bahwa bahasa
negara ialah bahasa Indonesia.

Lalu dari mana Bahasa Indonesia berasal? Berdasarkan keputusan Kongres


Bahasa Indonesia II tahun 1954 di Medan, antara lain, menyatakan bahwa
berdasarkan sejarah, bahasa Indonesia mempunyai akar dari bahasa Melayu.
Bahasa Indonesia tumbuh dan berkembang dari bahasa Melayu yang sudah
dipergunakan sebagai bahasa penghubung bukan hanya di Kepulauan Nusantara,
melainkan hampir di seluruh Asia Tenggara.

3
Bahasa Melayu mulai dipakai di kawasan Asia Tenggara sejak abad ke-7. Hal
itu dibuktikan dengan ditemukannya prasasti di Kedukan Bukit berangka tahun
683 M (Palembang), Talang Tuwo berangka tahun 684 M (Palembang), Kota
Kapur berangka tahun 686 M (Bangka Barat), dan Karang Brahi berangka tahun
688 M (Jambi).

Prasasti itu bertuliskan huruf Pranagari berbahasa Melayu Kuna. Bahasa


Melayu Kuna itu tidak hanya dipakai pada zaman Sriwijaya. Di Jawa Tengah
(Gandasuli) juga ditemukan prasasti berangka tahun 832 M dan di Bogor
ditemukan prasasti berangka tahun 942 M yang juga menggunakan bahasa
Melayu Kuna. Pada zaman Sriwijaya, bahasa Melayu dipakai sebagai bahasa
kebudayaan, yaitu bahasa buku pelajaran agama Budha.

Bahasa Melayu juga dipakai sebagai bahasa penghubung antarsuku di


Nusantara dan sebagai bahasa perdagangan baik pedagang antar suku di
Nusantara maupun para pedagang yang datang dari luar Nusantara. Informasi dari
seorang ahli sejarah Cina

2.2.  Mengapa bahasa melayu diangkat menjadi bahasa Indonesia


Awalnya, pemerintah kolonial Hindia-Belanda menyadari bahwa bahasa
Melayu dapat dipakai untuk membantu administrasi bagi kalangan pegawai
pribumi karena penguasaan bahasa Belanda para pegawai pribumi dinilai
lemah. Dengan menyandarkan diri pada bahasa Melayu Tinggi, sejumlah
sarjana Belanda mulai terlibat dalam standardisasi bahasa. Promosi bahasa
Melayu pun dilakukan di sekolah-sekolah dan didukung dengan penerbitan
karya sastra dalam bahasa Melayu. Akibat pilihan ini terbentuklah "embrio"
bahasa Indonesia yang secara perlahan mulai terpisah dari bentuk semula
bahasa Melayu Riau-Johor.

Ada empat faktor yang menyebabkan bahasa Melayu diangkat menjadi


bahasa Indonesia yaitu :
 Bahasa melayu sudah merupakan lingua franca di Indonesia, bahasa
perhubungan dan bahasa perdangangan.
 Sistem bahasa Melayu sederhana, mudah dielajari karena dalam bahasa
melayu tidak dikenal tingkatan bahasa (bahasa kasar dan bahasa halus).

4
 Suku jawa, suku sunda dan suku suku yang lainnya dengan sukarela
menerima bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional
 Bahasa melayu mempunyai kesanggupan untuk dipakai sebagai bahasa
kebudayaan dalam arti yang luas.

2.3. Perkembangan Bahasa Indonesia


A. Perkembangan bahasa Indonesia sebelum kemerdekaan
Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu, yaitu bahasa Melayu Tinggi
(Melaka/Riau). Mengapa bahasa Melayu yang dipilih menjadi dasar bahasa
Indonesia? Tentunya ada beberapa alasan yang menyebabkan bahasa Melayu
itu dipilih.
Alasan pertama, Bahasa Melayu sebagai Lingua Franca (bahasa pengantar/
bahasa pergaulan) di Nusantara sejak lama. Sejak zaman Sriwijaya bahasa
Melayu itu digunakan sebagai bahasa perdagangan. Pada saat itu masyarakat
Indonesia sudah banyak mengenal bahasa Melayu, oleh karena itu bahasa
Melayu menjadi bahasa yang dapat dipahami dan digunakan oleh masyarakat
dari berbagai suku yang memiliki bahasa ibu berbeda-beda. Alasan kedua,
bahasa Melayu memiliki sistem bahasa yang praktis dan sederhana.
Berdasarkan strukturnya Bahasa Melayu berbeda dengan bahasa lainnya di
Indonesia. Bahasa Melayu tidak memiliki tingkatan dalam penggunaannya
atau tidak berdasarkan status sosial. Misalnya dalam bahasa Jawa atau bahasa
Sunda terdapat beberapa penggunaan kata yang perlu disesuaikan dengan
umur ataupun situasi kepada siapa kita berbicara, sedangkan dalam bahasa
Melayu tidak ada penggunaan kata seperti itu. Alasan ketiga, kebutuhan
politik. Karena di Indonesia terdapat berbagai macam bahasa dan untuk
mengatasi perbedaan itu tidak mungkin jika memilih salah satu dari ratusan
bahasa ibu. Dalam hal ini memilih bahasa Melayu merupakan keputusan yang
tepat. Karena bahasa ini telah digunakan sebagai bahasa perdagangan dan
juga telah dipahami oleh masyarakat di berbagai daerah di Nusantara.
Bukti penggunaan bahasa Melayu diberbagai daerah di Nusantara
didukung oleh penemuan prasasti berbahasa Melayu, seperti prasasti
kedukuan bukit di Palembang (683 M), prasasti talang tuo di Palembang (684
M), prasasti kota kapur di Palembang (686 M), prasasti karang brahi di Jambi

5
(688 M), prasasti gandasuli di Jawa Tengah (632 M), prasasti bogor di Jawa
Barat (942 M), dan prasasti pagaruyung (1356 M). Semua bukti itu tertulis
pada batu nisan di Minye Tujoh, Aceh (1380 M).

Dengan kata lain beberapa prasasti itu menunjukkan bahwa bahasa Melayu sudah
digunakan sebagai bahasa resmi di wilayah kerajaan Sriwijaya bahkan sebagai
bahasa perdagangan.

Pada awal abad ke-15 kerajaan Malaka berkembang sangat pesat. Karena letak
pelabuhan Malaka yang sangat strategis dan menguntungkan maka pelabuhan
Malaka menjadi pusat perdagangan dan pertemuan pedagang dari Tiongkok,
Gujarat, Jawa.

Di Malaka terjadi jual beli  barang-barang dagangan yang dibawa oleh pedagang
dari Tiongkok, Gujarat, India, Persia dan Arab.

Perkembangan Malaka yang sangat cepat membawa dampak positif bagi


perkembangan bahasa Melayu. Bahasa Melayu digunakan sebagai bahasa
perdagangan dan dalam menyiarkan agama Islam di Indonesia.

Dari hari ke hari kedudukan bahasa Melayu sebagai lingua franca semakin kuat,
terutama dengan tumbuhnya, rasa persatuan dan kebangsaan dikalangan pemuda
pada awal abad ke-20 meskipun banyak mendapat rintangan dari pemerintah
maupun segolongan orang Belanda yang dengan keras menentang bahasa Melayu
sebagai bahasa nasional di Indonesia.

Para pemuda yang tergabung dalam organasi berusaha keras mempersatukan


rakyat. Mereka sadar bahwa hanya dengan bahasa Melayu mereka dapat
berhubungan dan berkomunikasi dengan rakyat. Usaha mereka mempersatukan
rakyat, terutama para pemuda memuncak pada konggres pemuda tanggal 28
Oktober 1928.

Pada konggres itu para pemuda dari berbagai organisasi berikrar berbangsa satu
bangsa Indonesia, berbahasa satu bahasa Indonesia, bertanah air satu tanah air
Indonesia dan menjunjung bahasa persatuan bahasa Indonesia.

6
Pernyataan yang di ikrarkan tanggal 28 Oktober 1928 merupakan hari
pengangkatan atau penobatan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan atau
bahasa nasional.

Untuk mening-katkan kemampuan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional


maka pada tahun 1938 diadakan konggres bahasa Indonesia I di Solo. Konggres
itu diikuti oleh cendekiawan dan budayawan Indonesia yang menghasilkan
keputusan bahwa buku-buku tata bahasa yang ada belum bagus sesuai dengan
tatanan bahasa dan perkembangan bahasa Indonesia, oleh karena itu perlu di
susun lagi tata bahasa yang baru yang sesuai dengan perkembangan bahasa
Indonesia.

B. Perkembangan bahasa Indonesia setelah kemerdekaan

Bahasa Indonesia lahir pada tanggal 28 Oktober 1928. Pada saat itu, para
pemuda dari berbagai pelosok Nusantara berkumpul dalam rapat, para
pemuda berikrar:

1. Kami Putra dan Putri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu,
Tanah Air Indonesia.
2. Kami Putra dan Putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu,
Bangsa Indonesia.
3. Kami Putra dan Putri Indonesia mengaku menjunjung tinggi bahasa
persatuan, bahasa Indonesia.

Ikrar para pemuda ini di kenal dengan nama “Sumpah Pemuda”. Unsur yang
ketiga dari “Sumpah Pemuda” merupakan pernyataan tekad bahwa bahasa
Indonesia merupakan bahasa persatuan bangsa Indonesia.

Pada tahun 1928 bahasa Indonesia di kokohkan kedudukannya sebagai


bahasa nasional. Bahasa Indonesia di nyatakan kedudukannya sebagai
bahasa negara pada tanggal 18 Agustus 1945, karena pada saat itu Undang-
Undang Dasar 1945 di sahkan sebagai Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia. Di dalam UUD 1945 di sebutkan bahwa “Bahasa Negara
Adalah Bahasa Indonesia, (pasal 36).

Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945,


telah mengukuhkan kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia secara
konstitusional sebagai bahasa negara. Kini bahasa Indonesia di pakai oleh
berbagai lapisan masyarakat Indonesia.

C. Perkembangan Bahasa Indonesia Masa Reformasi


Munculnya Bahasa Media Massa (bahasa Pers):
 Bertambahnya jumlah kata-kata singkatan (akronim);

7
 Banyak penggunaan istilah-istilah asing atau bahasa asing adalam surat
kabar.
Pers telah berjasa dalam memperkenalkan istilah baru, kata-kata dan
ungkapan baru, seperti KKN (Korupsi, Kolusi, Nepotisme), kroni, konspirasi,
proaktif, rekonsiliasi, provokator, arogan, hujat, makar, dan sebagainya.
Bahasa Indonesia sudah mulai bergeser menjadi bahasa kedua setelah Bahasa
Inggris ataupun bahasa gaul. Selain itu, dipengaruhi pula oleh media iklan
maupun artis yang menggunakan istilah baru yang merupakan penyimpangan dari
kebenaran cara berbahasa Indonesia maupun mencampuradukan bahasa Inggris
dan Bahasa Indonesia.

2.4. Perkembangan EYD


Ejaan merupakan cara atau aturan menulis kata-kata dengan huruf menurut
disiplin ilmu bahasa. Dengan adanya ejaan diharapkan para pemakai
menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar sesuai aturan-aturan yanga
ada. Sehingga terbentuklah kata dan kalimat yang mudah dan enak didengar dan
dipergunankan dalam komonikasi sehari hari. Sesuai dengan apa yang telah
diketahui bahwa penyempurnaan ejaan bahsa Indonesia terdiri dari:
 Ejaan van Ophuijsen
Ejaan ini merupakan ejaan bahasa Melayu dengan huruf Latin. Charles Van
Ophuijsen yang dibantu oleh Nawawi Soetan Ma’moer dan Moehammad Taib
Soetan Ibrahim menyusun ejaan baru ini pada tahun 1896. Pedoman tata bahasa
yang kemudian dikenal dengan nama ejaan van Ophuijsen itu resmi diakui
pemerintah kolonial pada tahun 1901. Ciri-ciri dari ejaan ini yaitu:
a.       Huruf ï untuk membedakan antara huruf i sebagai akhiran dan karenanya harus
disuarakan tersendiri dengan diftong seperti mulaï dengan ramai. Juga digunakan
untuk menulis huruf y seperti dalam Soerabaïa.
 Huruf j untuk menuliskan kata-kata jang, pajah, sajang, dsb.
 Huruf oe untuk menuliskan kata-kata goeroe, itoe, oemoer, dsb.
 Tanda diakritik, seperti koma ain dan tanda trema, untuk menuliskan kata-
kata ma’moer, ’akal, ta’, pa’, dsb.
2.      Ejaan Soewandi
Ejaan Soewandi adalah ketentuan ejaan dalam Bahasa Indonesia yang berlaku
sejak 17 Maret 1947. Ejaan ini kemudian juga disebut dengan nama edjaan
Soewandi, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan kala itu. Ejaan ini mengganti
ejaan sebelumnya, yaitu Ejaan Van Ophuijsen yang mulai berlaku sejak tahun
1901.
a.       Huruf oe diganti dengan u pada kata-kata guru, itu, umur, dsb.

8
b.      Bunyi hamzah dan bunyi sentak ditulis dengan k pada kata-kata tak, pak, rakjat,
dsb.
c.       Kata ulang boleh ditulis dengan angka 2 seperti pada kanak2, ber-jalan2, ke-
barat2-an.
d.      Awalan di- dan kata depan di kedua-duanya ditulis serangkai dengan kata yang
mendampinginya.
 Ejaan Yang Disempurnakan
Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) adalah ejaan Bahasa Indonesia yang
berlaku sejak tahun 1972. Ejaan ini menggantikan ejaan sebelumnya, Ejaan
Republik atau Ejaan Soewandi. Pada 23 Mei 1972, sebuah pernyataan bersama
telah ditandatangani oleh Menteri Pelajaran Malaysia pada masa itu, Tun Hussien
Onn dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Mashuri.
Pernyataan bersama tersebut mengandung persetujuan untuk melaksanakan asas
yang telah disepakati oleh para ahli dari kedua negara tentang Ejaan Baru dan
Ejaan Yang Disempurnakan. Pada tanggal 16 Agustus 1972, berdasarkan
Keputusan Presiden No. 57, Tahun 1972, berlakulah sistem ejaan Latin (Rumi
dalam istilah bahasa Melayu Malaysia) bagi bahasa Melayu dan bahasa Indonesia.
Di Malaysia ejaan baru bersama ini dirujuk sebagai Ejaan Rumi Bersama (ERB).
Selanjutnya Departemen Pendidikan dan Kebudayaan menyebarluaskan buku
panduan pemakaian berjudul “Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan”.
Pada tanggal 12 Oktober 1972, Panitia Pengembangan Bahasa Indonesia,
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, menerbitkan buku “Pedoman Umum
Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan” dengan penjelasan kaidah
penggunaan yang lebih luas. Setelah itu, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
dengan surat putusannya No. 0196/1975 memberlakukan “Pedoman Umum Ejaan
Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukan
Istilah”.

9
BAB III PENUTUP
1.1. Kesimpulan

Bahasa Indonesia merupakan bahasa resmi Negara Kesatuan Republik Indonesia,


sebagaimana yang telah disebutkan di dalam Undang-Undang Dasar RI 1945
pasal 36 “bahasa Negara adalah bahasa Indonesia”.

Tumbuh dan berkembangnya sejarah bahasa Indonesia, diperkirakan sejak abad


ke VII dari bahasa Melayu yang sejak zaman dahulu sudah dipergunakan bahasa
perhubungan. Bukan hanya di Kepulauan Nusantara, melainkan juga seluruh Asia
Tenggara.

Pertama kali penciptaan bahasa Indonesia sebagai jati diri bangsa bermula dari
Sumpah Pemuda pada tangga 28 Oktober 1928, diumumkan penggunaan bahasa
Indonesia sebagai bahasa untuk Negara Indonesia pasca kemerdekaan. Secara
yurdis, baru tanggal 18 Agustus 1945 bahasa Indoensia secara resmi diakui
keberadaannya dan ditetapkan dalam UUD 1945 pasal 36.

Saran
Bahasa Indonesia yang kita ketahui sebagai mana dari penjelasan terdahulu
memiliki banyak rintangan dan kendala untuk mewujudkan menjadi bahasa pemersatu,
bahasa nasional, bahasa Indonesia. Sehingga kita sebagai generasi penerus mampu untuk
membina, mempertahankan bahasa Indonesia ini, agar tidak mengalami kemerosotan dan
diperguna dengan baik oleh pihak luar.

10
DAFTAR PUSTAKA

http://repository.ut.ac.id/4059/1/MKDU4110-M1.pdf
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/
3c680101ff285bcffdcd4eb7e8862e67.pdf
ttps://www.kompas.com/skola/read/2019/12/25/150000269/bahasa-indonesia-
sejarah-dan-perkembangannya?page=all
https://kumparan.com/aqilanursyabani20/perkembangan-bahasa-indonesia-sejak-
awal-terbentuknya-1uW3YsBecOr
https://www.ndondon.net/2017/09/contoh-makalah-perkembangan-bahasa-
indonesia.html
http://www.makalah.co.id/2016/09/makalah-sejarah-bahasa-indonesia-
lengkap.html

11

Anda mungkin juga menyukai