Anda di halaman 1dari 19

BAHASA INDONESIA

“ Sejarah Dan Perkembangan Bahasa Indonesia “

Dosen Pengampu :
IRI HAMZAH, M.Hi.

Disusun Oleh :
Weno Surya Pramana 221185201058
Irnanda Septiawan Lubis 221185201065
Sandi 221185201069

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN


REKREASI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MUARA BUNGO
2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat ALLAH SWT atas segala limpahan Rahmat, Taufik
dan Hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini
dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat
dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi
pembacanya dalam institusi perguruan tinggi ini.
Harapan penulis semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan
dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga penulis dapat memperbaiki bentuk
maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik lagi.
Sebelumnya, penulis mengucapkan banyak-banyak terima kasih bagi
pihak yang ikut membantu yang tidak bisa disebutkan semuanya.
Makalah ini penulis akui masih banyak kekurangan karena pengalaman
yang penulis miliki sangat kurang. Oleh karena itu, penulis harapkan kepada
pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini.

Muara Bungo, 13 November 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
BAB I................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A. Latar Belakang.....................................................................................................1
Tujuan Penulisan.........................................................................................................1
BAB II...............................................................................................................................1
PEMBAHASAN...............................................................................................................1
A. Sejarah Bahasa Indonesia....................................................................................1
B. Perkembangan Bahasa Indonesia.....................................................................10
C. Kedudukan Dan Fungsi Bahasa Indonesia.......................................................11
BAB III.............................................................................................................................1
PENUTUP.........................................................................................................................1
A. Kesimpulan...........................................................................................................1
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................1

ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa indonesia merupakan bahasa resmi bagi bangsa Indonesia. Dalam
setiap peradaban manusia, Bahasa selalu hadir ditengah – tengah mereka. Bahasa
dan manusia merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Hal ini dapat
dilihat dari bagaimana peran bahasa sangat penting sebagai media pembantu
untuk berkomunikasi antar sesama, dalam kehidupan sehari – hari. Hal ini juga
berlaku pada bahasa indonesia yang telah tercipta berpuluh tahun silam dan
mengalami perkembangan signifikan hingga saat ini.

Perkembangan Bahasa Indonesia selalu memiliki keunikan tersendiri. Kosa


kata asing yang diserap kedalam Bahasa Indonesia, bertujuan untuk memperkaya
dan memperluas vokabuler dalam bahasa. Walaupun mengalami beberapa tahapan
perkembangan serta penyerapan, kemurnian Bahasa Indonesia masih tetap terjaga.
Adapun bahasa indonesia dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian utama yang
perlu diperhatikan. Ketiga bagian tersebut adalah bahasa indonesia sebagai
bahasa pemersatu bangsa, Bahasa indonesia sebagai bahasa resmi negara dan
Bahasa Indonesia sebagai bahasa internasional. Pembahasan mengenai bahasa
dapat berlanjut apabila konsep dasar bahasa itu sendiri dapat dipahami dengan
benar.

Bahasa merupakan sistem lambang bunyi yang artiber, digunakan oleh setiap
masyarakat untuk berinteraksi dan mengidentifikasi diri. Dengan kata lain, bahasa
adalah suatu media yang digunakan untuk memahami gagasan, pikiran dan
pendapat antar manusia dalam praktiknya. Bahasa mempermudah manusia
melakukan segala hal dalam kehidupan sehari – sehari. Termasuk Bahasa
Indonesia yang memiliki fungsi sama, yaitu sebagai media komunikasi. Secara
spesifik Bahasa Indonesia adalah salah satu bahasa yang dalam pembentukannya
memiliki sejarah panjang. Bahasa yang telah lama ada di indonesia bahkan sejak
zaman kerajaan.

1
2

Rumusan Masalah
1. Apa pengertian bahasa?
2. Sejarah bahasa indonesia ?
3. Alasan bahasa melayu menjadi dasar negara
4. Fungsi kedudukan bahasa indonesia ?

Tujuan Penulisan
Dari rumusan masalah yang sudah tertulis di atas, maka kita dapat tuliskan
tujuan dari penulisan makalh sebagai berikut:

1. Memperluas pengetahuan, mengenai sejarah indonesia


2. Memberikan edukasi lebih tentang bahasa
3. Menanamkan rasa cinta terhadap indonesia
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Bahasa Indonesia
Perkembangan Bahasa Indonesia lisan maupun tulisan berkembang mulai
pada 28 Oktober 1928, bersamaan dengan momen Sumpah Pemuda. Setelah
terbentuk, bahasa indonesia terus berkembang seiring berlakunya ejaan Van
Ophuijsen, Soewandi, Melindo hingga ke Ejaan yang disempurnakan (EYD)

Ini adalah contoh sederhana bagaimana bahasa Indonesia dengan pesat


mengalami perkembangan. Bahasa Indonesia yang telah dikenal oleh khalayak
umum merupakan bahasa Melayu yang menjadi lingua franca atau bahasa
perhubungan Nusantara kala itu. Keberadaan Bahasa Melayu pun dapat ditilik
dalam persiapan kongres pemuda tahun 1926, para pemuda masih
mempermasalahkan tentang penyebutan bahasa persatuan indonesia. Kemudian
M. Tabrani mengusulkan Bahasa Melayu diganti dengan istilah bahasa Indonesia
dan hal ini pun disetujui bersama pada 2 Mei 1926.

Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementrian Pendidikan,


Kebudayaan, Riset, dan Teknologi dalam laman resminya telah mencantumkan
bahwa bahasa Melayu telah berada di kawasan Asia, khususnya di Asia Tenggara
sejak abad ketujuh. Pernyataan ini tentu diperkuat dengan adanya beberapa
Prasasti seperti Prasasti Talang Tuo di Palembang, Bahkan Prasasti Karang Brahi
di Jambi. Keberadaan Prasasti – Prasasti ini telah ada sejak tahun 680-an.

Sejarah perkembangan bahasa Indonesia dapat disorot melalui zaman


Sriwijaya yang menggunakan bahasa Melayu sebagai bahasa pembelajaran
kebudayaan hingga pada saat penyebaran agama Kristen oleh para pendeta dan
orang Belanda pada saat masih berada di Indonesia. Bahasa Melayu yang menjadi
cikal bakal Bahasa Indonesia telah berkembang dengan sangat pesat bahkan
sebelum Bahasa indonesia resmi di umumkan pada Sumpah Pemuda. Bahasa
Indonesia sejak dulu telah mempersatukan bangsa dan keberagaman yang ada di
Indonesia, memliki tingkat kemajemukan cukup tinggi.

3
4

a. Asal Nama Indonesia


Perlu diketahui jika kata 'Indonesia' berasal dari bahasa Yunani, yaitu indo
dan nesos. Indo artinya 'India' atau 'Hindia', sedangkan nesos berarti 'Kepulauan'.
Nesos mirip dengan kata nusa yang berarti 'pulau' atau 'kepulauan' dalam bahasa
Melayu Austronesia. Dengan demikian, Indonesia berarti Kepulauan Hindia.

Sementara itu, orang yang pertama kali melontarkan kata 'Indonesia'


adalah etnolog berkebangsaan Inggris, George Samuel Earl. Ia menyebut
'Indunesia' untuk nama gugusan pulau di Lautan Hindia. Meski begitu, para
ilmuwan Eropa lebih sering menyebutnya dengan 'Melayunesia'.

Dalam majalah Journal of The Indian Archipelago and Eastern Asia


(JIAEA), James Richardson Logan (1850) yang merupakan pengacara dan
penyunting majalah berkebangsaan Inggris menyebut gugusan pulau di Lautan
Hindia dengan 'Indonesia'. Etnolog berkebangsaan berkebangsaan Jerman, Adolf
Bastian, menggunakan kata Indonesia dalam bukunya Indonesien Order die Inseln
des Malaysichen Archipel pada tahun 1884, untuk menamai pulau yang
bertebaran di Lautan Hindia.

Indonesia adalah negara kepulauan dengan jumlah 17 ribu pulau yang


disepakati pada 2021. Terdapat lima pulau besar di Indonesia yaitu Jawa,
Sumatra, Sulawesi, Kalimantan, dan Papua. Indonesia terletak pada titik 6 derajat
Lintang Utara (LU)-11 derajat Lintang Selatan (LS) dan 95 derajat Bujur Timur
(BT)-141 derajat BT.

Indonesia terletak di antara dua benua, Asia dan Australia serta di antara
dua samudera, Pasifik dan Hindia.

b. Pemakaian Bahasa Melayu


Sebagai bahasa persatuan,bahasa indonesia telah berhasil mempersatukan
suku-suku bangsa yang menggunakan bermacam-macam bahasa daerah yang ada
di indonesia. Perkembangan bahasa melayu menjadi bahasa indonesia tidak
dengan sendirinya, melainkan diperjuangkan oleh berbagai pihak, antara lain
sebagai berikut :
5

Usaha Anggota Dewan Rakyat


Pada bulan mei 1981 pemerintah hindia belanda melantik dewan rakyat atau
volksraad dan mengharuskan para anggotanya untuk menggunakan bahasa
belanda dalam perundingan. Sebagian besar anggota dewan rakyat berkebangsaan
indonesia mengusulkan kepada ratu belanda agar mengubah ketetapan di atas.
Akhirnya , pada tanggal 25 juni 1981 ratu belanda mengizinkan pemakaian bahasa
melayu atau bahasa indonesia dalam perundingan-perundingan dan rapat-rapat.
Usaha Kalangan Jurnalis
Beberapa surat kabar yang terbit pada saat itu, seperti bianglala, kaum muda
pembangunan, permata deli, dan suara umum ikut berperan dalam
menyebarluaskan pemakaian bahasa melayu.
Di samping itu, nama-nama wartawan, seperti Dr.A.Rivai, H.Agus Salim, Adi
Negoro, Muhamad Yamin dan Mr. Sumanang sangat berperan dalam
menyebarluaskan pemakaian bahasa indonesia ( Melayu ).
Usaha Balai Pustaka
Pada tanggal 14 september 1980 pemerintah Hindia Belanda mendirikan komisi
bacaan rakyat atau Commissie Voor de Volkslectuur dibawah pimpinan
Dr.G.A.Y. Hazeu. Komisi ini bertugas menyelenggarakan bacaan rakyat dan
mendirikan sekolah-sekolah untuk rakyat bumiputra. Bahasa yang digunakan
dalam bacaan dan sekolah-sekolah adalah bahasa melayu dan bahasa daerah yang
lain. Pada tahun 1917 komisi bacaan rakyat menjadi balai pustaka dengan tugas
ang lebih luas, yaitu menerbitkan majalah-majalah, seperti panji pustaka dan sari
pustaka yang berbahasa melayu dan daerah, seperti pulau jawa, dan bahasa sunda.
Pada tahun 1920 terbitlah buku roman yang pertama dan berbahasa melayu, yaitu
Azab dan sengsara karangan Merari Siregar, dan pada tahun 1922 terbit roman
Siti Nurbaya karangan Marah Rusli. Selanjutnya terbit beberapa roman berbahasa
melayu yang lain.
Usaha Pujangga Baru
Pujangga baru yang didirikan pada tahun 1933 oleh para sastrawan yang bertujuan
untuk membentuk kebudayaan indonesia baru juga ikut berperan dalam
mengembangkan bahasa indonesia.
6

Melalui majalah pujangga baru bahasa indonesia dikembangkan secara tidak


langsung oleh para sastrawan di dalam karya-karyanya.
Usaha Pemerintah Jepang
Sejak pemerintah jepang berkuasa di indonesia penggunaan bahasa belanda
dilarang. Di samping itu, bahasa jepang tidak dapat menggantikan bahasa belanda
sebagai bahasa pengantar maka pemerintah jepang mengharuskan pemakaian
bahasa indonesia dalam kehidupan sehari-hari.
c. Tonggak Sejarah Perkembangan Bahasa Indonesia
 1901 penetapan Ejaan Ch. A. Van Ophuysen bagi bahasa Melayu di
Indonesia
1969 Pidato Ki Hajar Dewantara dalam Kongres Guru di Den Hag
 2 Mei 1926 Kongres Pemuda ke-1 (Hari menjadi bahasa Indonesia)
 28 Oktober 1928 Kongres Pemuda ke-2 (Sumpah Pemuda)
Kongres Bahasa Indonesia ke-1 di Solo
Pendudukan Bala Tentara Jepang (pelarangan penggunaan bahasa
Belanda dan inggris)
 1942 Indonesiago Seibu Inkai (panitia guna untuk menyempurnakan
bahasa Indonesia) di Jakarta
 1943 Lembaga Bahasa Indonesia di Medan
 18 Agustus 1945 Pengesahan Undang – Undang Dasar 1945
 1957 Kongres Bahasa Indonesia Kedua di Medan
 1972 Penetapan Ejaan Yang Disempurnakan
d. Alasan Bahasa Melayu Menjadi Dasar Bahasa Indonesia
Alasan bahasa Melayu dijadikan dasar bahasa nasional adalah karena
sistemnya yang sederhana. Bahasa Melayu mudah dipahami karena bahasa
Melayu tidak memiliki tingkatan bahasa. Berbeda dengan bahasa-bahasa
nusantara, antara lain bahasa Jawa, Bali, Sunda, dan Madura yang mengenal
tingkatan bahasa.
6

Meskipun persebaran bahasa Melayu paling banyak terjadi di berbagai


daerah dan melampaui bahasa lain, penutur asli bahasa ini tidak sebanyak mereka
yang berbicara bahasa seperti Jawa, Sunda, Madura atau bahasa daerah lainnya.
7

Bahasa Melayu tidak dianggap sebagai bahasa asing karena masih


berhubungan dengan bahasa Nusantara lainnya.
Bahasa Melayu memiliki kemampuan mengatasi berbagai perbedaan
kebahasaan antar penutur daerah yang berbeda. Bahasa Melayu dipilih secara
sukarela untuk rekonsiliasi dan rekonsiliasi dan diadopsi sebagai bahasa
rekonsiliasi. Tidak ada rasa kalah dan tidak ada persaingan antar bahasa daerah.
1. Lingua Franca
Lingua Franca adalah bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi antar
orang-orang yang berasal dari berbagai latar belakang bahasa yang
berbeda. Lingua Franca merupakan bahasa pengantar atau bahasa
pergaulan agar masing-masing pihak yang berbeda bahasa sama-sama
mengerti dengan apa yang disampaikan.
Bahasa Melayu sudah menjadi bahasa lingua franca (Takari, 2013), bahasa
perdagangan di pelabuhan dagang yang digunakan oleh para pedagang
pada masa itu. Dari semua bahasa di kepulauan Indonesia, mengapa
bahasa Melayu dipromosikan menjadi lingua franca? Di sepanjang
Semenanjung Malaya terdapat mosaik berbagai dialek Melayu pedalaman,
dari lembah ke lembah dan desa ke desa di sebagian besar pulau Sumatra
dan di sepanjang pantai Kalimantan.
Bahasa melayu digunakan para pedagang, sambil menunggu persediaan
lengkap, para pedagang harus berurusan dengan penduduk berbahasa
Melayu untuk mencari persediaan, dan tentu saja membutuhkan cara untuk
berkomunikasi dengan mereka. Sehingga bahasa Melayu dipilih dan
digunakan sebagai lingua franca karena lebih sederhana dan lebih
demokratis.
Kemudian bahasa Melayu mulai banyak digunakan dalam bidang
kesusastraan bahasa. Pada masa itu, Raja Ali Haji membuat sebuah karya
diantaranya bidang bahasa. Dialah yang sebenarnya meletakkan dasar-
dasar pembinaan dan pembakuan bahasa Melayu. . Dia menyusun tata
bahasa standar dalam Bustanul Khatibin. Beliau menyusun kamus bahasa
8

Melayu. Pembinaan bahasa melayu ini dimantapkan dalam kitab-kitab


yang lain.
2. Bahasa Kesusatraan
Kesusastraan merupakan pengucapan atau tulisan yang tergolong ke dalam
jenis kreatif-imajinatif. Kelebihan sastra sebagai karya kreatif terletak pada
unsur-unsur bahasa serta interaksi antara unsur-unsur tersebut dengan
dunia nyata yang berada di luar dirinya. Bahasa yang dipakai dalam
kesusastraan bukan saja berfungsi sebagai alat komunikasi, tetapi lebih
dari itu bahasa sastra memberi makna yang lebih luas terhadap komunikasi
dan hubungan antar manusia.
Bahasa sebagai media pengucapan yang mampu menimbulkan kesan,
keindahan amat dipentingkan dalam suatu karya sastra. Kemampuan
mengeksploitasi bahasa dalam segala dimensilah yang membedakan karya
sastra dengan karya-karya yang lain.
e. Penyempurnaan Ejaan
Sejarah ejaan Bahasa Indonesia diawali dengan ditetapkannya Ejaan van
Ophuijsen. Setelahnya, ada beberapa pembaruan ejaan yang diubah oleh
pemerintah, mulai dari Ejaan Republik atau Ejaan Soewandi, Ejaan
Pembaharuan, Ejaan Melindo, Ejaan Baru/Lembaga Bahasa dan
Kasusastraan (LBK), Ejaan yang Disempurnakan (EyD), hingga Ejaan
Bahasa Indonesia (EBI).
1. Ejaan Van Ophuijsen (1901 – 1947)
Sejarah ejaan Bahasa Indonesia diawali dengan ditetapkannya Ejaan van
Ophuijsen pada 1901. Ejaan ini menggunakan huruf Latin dan sistem
ejaan Bahasa Belanda yang diciptakan oleh Charles A. van Ophuijsen.
Ejaan van Ophuijsen berlaku sampai dengan tahun 1947.
2. Ejaan Republik/Ejaan Soewandi (1947 – 1956)
Ejaan Republik berlaku sejak tanggal 17 Maret 1947. Pemerintah
berkeinginan untuk menyempurnakan Ejaan van Ophuijsen. Adapun hal
tersebut dibicarakan dalam Kongres Bahasa Indonesia I, pada tahun 1938
9

di Solo. Kongres Bahasa Indonesia I menghasilkan ketentuan ejaan yang


baru yang disebut Ejaan Republik/Ejaan Soewandi.
3. Ejaan Pembaharuan (1956-1961)
Kongres Bahasa Indonesia II digelar pada tahun 1954 di Medan. Kongres
ini digagas oleh Menteri Mohammad Yamin. Dalam Kongres Bahasa
Indonesia II ini, peserta kongres membicarakan tentang perubahan sistem
ejaan untuk menyempurnakan ejaan Soewandi.
4. Ejaan Melindo (1961-1967)
Ejaan ini dikenal pada akhir 1959 dalam Perjanjian Persahabatan
Indonesia dan Malaysia. Pembaruan ini dilakukan karena adanya beberapa
kosakata yang menyulitkan penulisannya. Akan tetapi, rencana peresmian
ejaan bersama tersebut gagal karena adanya konfrontasi Indonesia dengan
Malaysia pada 1962.
5. Ejaan Baru/Lembaga Bahasa dan Kesusastraan (LBK) (1967-1972)
Pada 1967, Lembaga Bahasa dan Kesusastraan yang sekarang bernama
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa mengeluarkan Ejaan Baru.
Pembaharuan Ejaan ini merupakan kelanjutan dari Ejaan Melindo yang
gagal diresmikan pada saat itu.
6. Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD) (1972-2015)
Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan berlaku sejak 23 Mei 1972
hingga 2015 pada masa menteri Mashuri Saleh. Ejaan ini menggantikan
Ejaan Soewandi yang berlaku sebelumnya. Ejaan Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan ini mengalami dua kali perbaikan yaitu pada 1987 dan
2009.
7. Ejaan Bahasa Indonesia (2015-sekarang)
Pemerintah terus mengupayakan pembenahan terhadap Ejaan Bahasa
Indonesia melalui Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa
Indonesia. Pasalnya, pemerintah meyakini bahwa ejaan merupakan salah
satu aspek penting dalam pemakaian Bahasa Indonesia yang benar.
Ejaan Bahasa Indonesia ini diresmikan pada 2015 di masa pemerintahan
Joko Widodo dan Anies Baswedan sebagai Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia.

B. Perkembangan Bahasa Indonesia


Perkembangan Bahasa Indonesia telah melalui sejarah yang cukup
teramat panjang. Melalui kilas balik sejarah yang telah dipaparkan diatas, dapat
dengan jelas diketahui bahwa Bahasa Indonesia telah menjadi begitu kuat hingga
saat ini karena telah melewati proses yang unik. Berawal dari Bahasa Melayu,
kontak dengan budaya asing yang kemudian menggunakan bahasa Melayu dan
menjadi bahasa yang akhirnya diganti dengan istilah Bahasa Indonesia pada tahun
1926. Bahasa indonesia kemudian masuk kedalam tiga kategori perkembangan,
yaitu
1) Bahasa pemersatu. Bahasa indonesia pada awalnya di ikrarkan oleh para
pemuda kembali pada tahun 1928 pada tanggal 2 Oktober dalam Sumpah
Pemuda yang berbunyi :
Kami poetra dan poetri Indonesia mengakoe bertoempah darah jang
satoe, tanah Indonesia.
Kami poetra dan poetri Indonesia mengakoe berbangsa jang satoe,
bangsa Indonesia.
Kami poetra dan poetri Indonesia mendjoendjoeng bahasa persatoean,
bahasa Indonesia.
Dengan sangat jelas Bahasa Indonesia pertama kali digunakan ataupun di
ikrarkan sebagai bahasa pemersatu pada butir ketiga. Bahasa indonesia kemudian
mulai diterima oleh masyarakat Indonesia. Dengan diterimanya Bahasa Indonesia,
secara harfiah bahasa ini menjadi bahasa pemersatu Indonesia. Diterimanya
Bahasa Indonesia juga dapat tercermin dari diadakannya Kongres Bahasa
Indonesia (KBI) pada tanggal 25-28 Juni 1938 di solo.
2) Bahasa Resmi Negara. Bahasa indonesia menjadi bahasa resmi yang
digunakan selama 54 sejak ditetapkan dalam pasal 36 UUD 1945 pada
tanggal 18 Agustus. Hal ini ditandai dengan pembacaan teks proklamasi
oleh Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta yang membuat fase awal bahasa

10
3) indonesia sebagai bahasa pemersatu menjadi Bahasa Resmi Negara.
Adapun pergantian ejaaan Van Ophuijsen (dari masa jajahan belanda)
Menjadi ejaan Soewandi karena dianggap lebih menunjukkan rasa
nasionalisme yang tinggi.
4) Bahasa Internasional. Bahasa Indonesia sebagai bahasa internasional
merupakan fase lanjutan dari dua fase yang ada. Hal ini telah dicanangkan
dan dilakukan terbukti dengan adanya Kongres Internasional IX bahasa
Indonesia yang mengambil tempat di jakarta pada tanggal 28 Oktober
hingga 1 November 2018. Undang – Undang nomor 24 tahun 2009 tentang
Bendera, Bahasa dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan juga ikut
mendukung bahasa Indonesia menjadi bahasa internasional, khususnya
pasal 44 ayat 1. Salah satu bukti dari tindak lanjut untuk fase ini adalah ,
adanya tenaga dan buku – buku bahasa indonesia bagi Penutur Asing.
C. Kedudukan Dan Fungsi Bahasa Indonesia
Bahasa pada dasarnya adalah media berkomunikasi ternyata memiliki
eksistensi yang lebih tinggi. Bahasa hampir mencakup pada setiap lapisan
masyarakat, bahkan kebudayaan. Banyak yang mengupas bahasa Indonesia salah
satunya Arifin. Kedudukan bahasa Indonesia memiliki fungsi berikut.
1) Lambang kebanggaan bangsa. Bahasa Indonesia mencerninkan setiap
nilai – nilai yang dimiliki oleh Bangsa Indonesia.
2) Lambang identitas nasional. Bahasa Indonesia menjadi jati diri bagi
Bangsa Indonesia
3) Alat penghubung antar warga negara, antar daerah dan antar budaya.
Bahasa Indonesia menghindarkan segala aktifitas yang dapat menimbulkan
kesalah pahaman ditengah masyarakat majemuk.
4) Alat pemersatu suku budaya. Bahasa Indonesia mempersatukan suku –
suku di indonesia yang memiliki bahasa dan kebudayaan yang berbeda.
Bahasa Indonesia memiliki fungsi Krusial dalam menunjang bangsa dan
negara serta rakyat indonesia.

11
Secara umum dalam kehidupan masyarakat, bahasa punya fungsi utama sebagai
alat komunikasi. Namun, bahasa juga bisa memiliki sejumlah fungsi lainnya
seperti.
Bahasa Sebagai Alat Ekspresi Diri
Sejak kecil, manusia menggunakan bahasa sebagai sarana mengungkapkan dan
mengekspresikan diri pada orang tua.
Bahasa Sebagai Alat Komunikasi
Sebagai alat komunikasi, bahasa dipakai untuk menyampaikan maksud tertentu
agar bisa dipahami oleh orang lain. Adapun saat berkomunikasi, penggunaan
bahasa disesuaikan dengan lawan bicara, dengan tujuan supaya maksud dari dari
bahasa mudah tersampaikan
Bahasa sebagai alat integrasi dan adaptasi sosial
Saat beradaptasi di lingkungan sosial baru, setiap orang akan memilih bahasa
yang digunakan tergantung situasi dan kondisi yang dihadapi. Hal ini agar ia
mudah beradaptasi dan terintegrasi dengan lingkungan sosial tersebut.
Bahasa sebagai alat kontrol sosial
Sebagai alat kontrol sosial, bahasa bisa sangat efektif. Kontrol sosial dengan
memakai bahasa bisa diterapkan pada individu ataupun masyarakat.

12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bahasa Indonesia yang merupakan bahasa Melayu yang telah berada di
Indonesia sejak tahun 680 membuat Indonesia menjadi lebih kokoh. Dengan
berkembangnya zaman. Dan proses akulturasi, bahasa Indonesia tetap menjaga
keutuhannya. Diawali dengan bahasa pemersatu yang menyatukan setiap suku.
Kemudian menjadi bahasa negara yang berpuluh tahun berlangsung dan kini, di
era moderen, bahasa Indonesia mulai dikenal di belahan bumi lain. Dengan
identitas yang berbeda, warga asing mulai mengucapkan bahasa Indoenesia.
Bahasa Indonesia menyatukan, menjadi identitas, dan menjadi kebanggan
Indonesia. Bahasa Indonesia diharapkan terus merekatkan setiap suku bangsa.

B. Saran
Dengan kerendahan hati, penulis merasakan tulisan ini sangat sederhana
dan jauh dari kata sempurna. Saran, kritik yang konstuktif sangat diperlukan demi
kesempurnaan tulisan ini. Demikian pula, perlu penyempurnaan di sana – sini
agar tulisan ini menjadi lebih lengkap dan lebih bermanfaat bagi pembaca dan
pecinta bahasa Indonesia.

13
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Khamid. 2012. “Sejarah, Fungsi dan Kedudukan Bahasa Indonesia”.


http://abdulkhamid12.wordpress.com/bahasaindonesia/materi/sejarahfungsi-dan-
kedudukan-bahasa-indonesia/. Diakses tanggal 3 November
2022. Jam 19:54 WIB

Suhadi, B. dkk. 1977. “Perkembangan Bahasa Pada Zaman Pergerakan”. Jakarta :


Pusat Pembinaan Dan Perekmbangan Bahasa.

Ahmad Budairi. 2018. “Penyempurnaan Ejaan Dari Masa Ke Masa”.


http://ahmadbudairi.blogspot.com/2018/10/pendidikan-
strategipembelajaran.html#ixzz2A0xnZODN. Diakses tanggal 3 November
2013. Jam 14:56 WIB

Nugroho, Agung. 2015. “Pemahaman Kedudukan Dan Fungsi Bahasa Indonesia”.


Bengkulu : Unit Penerbitan FKIP Universitas Bengkulu.

14

Anda mungkin juga menyukai