Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH BAHASA INDONESIA

“SANTUN BAHASA”

D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
KELOMPOK 1
1. Dipo Martadi 2021011
2. Fadila Okta Melinda 2021014
3. Fauziah Afdalleni 2021016
4. Weni Agustin 03202207
Dosen Pengampu : Vani Aprilia, M.Pd
STIKES RANAH MINANG PADANG
2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat, rahmat dan
hidayahnya sehingga penulis dapat meyelesaikan makalah Bahasa Indonesia ini tepat waktu.
Sahalat beserta salam kami haturkan kepada nabi Muhammad S.A.W sehingga semoga kita
mendapatkan syafaat dialam akhir nanti.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas bahasa Indonesia tentang Santun Berbahasa
Indonesia yang diampu oleh Ibuk Vani Aprilia, M.Pd. penulisan makalah ini bertujuan untuk
menambah wawasan tentang Bahasa Indonesia yakni membahas tentang Sejarah Bahasa
Indonesia, Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia, serta Ragam Bahasa Indonesia.
Penulis beterimakasih kepada dosen pengampu yang telah memberikan ilmu pengetahuan
nya sehingga penulis dapatmenyelesaikan tugas ini. Penulis juga berterimakasih kepada teman-
teman yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini. Penulis meminta maaf karena
penulis menyadari masih banyaknya kekurangan dan kesalahan yang terdapat dalam makalah ini
sehingga penulis mengharapkan kritikan dan saran yang membangun dari para
pembaca.Terimakasih kepada para pembaca yang sudah meluangkan waktu untuk membaca
makala ini.

Padang, 26 November 2022

Penulis
DAFTAR ISI
COVER MAKALAH...........................................................………………………..1
KATA PENGANTAR..........................................................………………………..2
DAFTAR ISI........................................................................………………………..3
BAB 1 PENDAHULUAN....................................................………………………..4
A. Latar Belakang..............................................................................................4
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………...5
C. Tujuan.......................................................................………………………..5
BAB II PERMASALAN......................................................……………………….6
A. Sejara Bahasa Indonesia...........................................……………………….6
B. Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia................……………………….6
C. Ragam Bahasa Indonesia..........................................……………………….7
BAB III PENUTUP..............................................................……………………….9
A. Kesimpulan...............................................................……………………….9
B. Saran.........................................................................……………………….9
DAFTAR PUSTAKA...........................................................………………………10
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa Indonesia merupakan bahasa nasional serta bahasa negara bangsa Indonesia. Bahasa ini
sudah dipakai oleh masyarakat Indonesia sejak dahulu jauh sebelum Belanda menjajah Indonesia. Namun
tidak semua orang menggunakan tata cara atau aturan-aturan yang benar. Salah satunya adalah
penggunaan bahasa Indonesia itu sendiri yang tidak sesuai dengan ejaan ataupun Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Oleh karena itu, pengetahuan tentang ragam bahasa cukup penting untuk mempelajari bahasa
Indonesia secara menyeluruh. Akhirnya, bisa diterapkan dan dapat digunakan dengan baik dan benar
sehingga identitas kita sebagai bangsa Indonesia tidak akan hilang.
Bahasa Indonesia perlu dipelajari oleh semua lapisan masyrakat. Dalam hal ini tidak hanya pelajar
dan mahasiswa saja, tetapi juga semua warga Indonesia wajib mempelajari bahasa ini. Dalam bahasan
bahasa Indonesia itu ada yang disebut ragam bahasa. Di sini ragam bahasa merupakan variasi bahasa
yang pemakaiannya berbeda-beda.
Bahasa Indonesia merupakan bahasa resmi bangsa Indonesia. Dalam setiap peradaban manusia,
bahasa selalu hadir di tengah-tengah mereka. Bahasa dan manusia merupakan satu kesatuan yang tidak
dapat dipisahkan. Hal ini dapat dilihat dari bagaimana bahasa bertindak sebagai suatu media yang
membantu manusia dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa yang hadir dalam suatu kelompok masyarakat
merupakan hasil dari interaksi antarsesama manusia yang ada di tempat tersebut. Hal ini juga berlaku bagi
bahasa Indonesia yang telah tercipta berpuluh tahun lalu dan mengalami perkembangan yang begitu
signifikan hingga kini.
Perkembangan bahasa Indonesia selalu memiliki keunikan tersendiri. Kosakata asing yang diserap
ke dalam bahasa Indonesia bertujuan untuk memperkaya perbendaharaan dan varietas bahasa Indonesia.
Walaupun mengalami beberapa tahapan perkembangan dan penyerapan, kemurnian bahasa Indonesia
tetaplah sama dulu dan kini. Adapun perkembangan bahasa Indonesia dapat dikelompokan menjadi tiga
bagian utama yang perlu diperhatikan. Ketiga bagian tersebut adalah bahasa Indonesia sebagai bahasa
pemersatu, bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi negara, dan bahasa Indonesia sebagai bahasa
internasional. Pembahasan terkait bahasa dapat berlanjut apabila konsep dasar dari bahasa sendiri dengan
benar dipahami.
Bahasa merupakan sistem lambang bunyi yang arbiter, digunakan oleh anggota suatu masyarakat
untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasi diri. Dengan kata lain, bahasa adalah suatu sistem
yang dalam praktiknya membantu manusia. Bahasa mempermudah manusia dalam melakukan segala
sesuatu hal dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa Indonesia juga memiliki fungsi yang sama, yaitu sebagai
media yang membantu manusia. Namun, secara spesifik bahasa Indonesia adalah salah satu bahasa yang
dalam pembentukannya memiliki sejarah yang panjang. Bahasa yang telah ada di Indonesia bahkan sejak
zaman kerajaan-kerajaan ini memiliki kajian pembentukan yang cukup rumit baik secara lisan maupun
tulisan (dalam Arifin, 2008:5)

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah perkembangan Bahasa Indonesia?
2. Apa bentuk kedudukan dan fungsi Bahasa Indonesia?
3. Apakah yang dimaksud dengan ragam Bahasa Indonesia?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui bagaimana perkembangan sejarah Bahasa Indonesia
2. Untuk mengetahui apa saja bentuk kedudukan dan fungsi dari Bahasa Indonesia
3. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan ragam Bahasa Indonesia dan bentuknya
BAB II
PERMASALAHAN

A. Sejarah Bahasa Indonesia


Bahasa Indonesia yang kini kita gunakan sebagai bahasa resmi di negara kita berasal dari bahasa
Melayu. Bahasa Melayu yang kita gunakan tersebut merupakan bahasa Melayu tua yang sampai sekarang
masih dapat kita selidiki sebagai peninggalan masa lampau. Penelitian lebih lanjut yang dilakukan oleh
para ahli, bahkan menghasilkan penemuan bahwa bahasa Austronesia itu juga mempunyai hubungan
kekeluargaan dengan bahasabahasa yang dipergunakan di daratan Asia tenggara.
Bukan baru sekarang bahasa Indonesia atau bahasa Melayu itu digunakan sebagai bahasa
penghubung di beberapa negara Asia Tenggara. Sudah sejak dulu kala, bahasa Indonesia atau bahasa
Melayu itu dikenal oleh penduduk daerah yang bahasa sehari-harinya bukan bahasa Indonesia atau
Melayu. Hal tersebut dibuktikan oleh adanya beberapa prasasti yang ditemukan di daerah-daerah yang
bahasa sehari-hari penduduknya bukan bahasa Indonesia atau Melayu. Tentu saja ada juga ditemukan di
daerah yang bahasa sehari-hari penduduknya sudah menggunakan bahasa Indonesia atau Melayu. Sejarah
perkembangan bahasa ini dapat dibuktikan dengan adanya prasasti Kedukan Bukit (683 M), Talang Tuo
(684 M), Kota Kapur (686 M), Karah Barahi (686 M).
Ketika bangsa Eropa pertama kali datang ke Indonesia, bahasa Melayu sudah mempunyai
kedudukan yang luar biasa di tengah-tengah bahasabahasa daerah di Nusantara ini. Pigafetta yang
mengikuti perjalanan Magelhaen mengelilingi dunia, ketika kapalnya berlabuh di Tidore pada tahun 1521
menuliskan kata-kata Melayu. Itu merupakan bukti yang jelas bahwa bahasa Melayu yang berasal dari
bagian barat Indonesia pada zaman itu pun sudah menyebar sampai ke bagian Indonesia yang berada jauh
di sebelah timur.
Demikian juga menurut Jan Huygen van Lischoten, pelaut Belanda yang 60 tahun kemudian
berlayar ke Indonesia, mengatakan bahwa bahasa Melayu bukan saja sangat harum namanya tetapi juga
dianggap bahasa yang terhormat di antara bahasa-bahasa negeri timur. Hal tersebut dapat dibandingkan
dengan orang yang tidak dapat atau tidak tahu bahasa Indonesia, seperti orang yang tidak tahu dan tidak
dapat berbahasa Prancis di Negeri Belanda pada zaman itu. Berarti hal tersebut menunjukkan bahwa
bahasa Indonesia sudah demikian terkenal dan terhormat pada masa itu.
Pada tanggal 28 Oktober 1928, bahasa Indonesia resmi menjadi bahasa persatuan atau bahasa
nasional. Nama bahasa Indonesia tersebut sifatnya adalah politis, karena setujuan dengan nama negara
yang diidam-idamkan yaitu Bangsa Indonesia. Sifat politik ditimbulkan karena keinginan agar bangsa
Indonesia mempunyai semangat juang bersama-sama dalam memperoleh kemerdekaan agar lebih merasa
terikat dalam satu ikatan: Satu Tanah Air, Satu Bangsa, Satu Bahasa.
Persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia diikrarkan melalui butir-butir Sumpah pemuda sebagai
berikut:
Pertama : Kami putra dan putri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia.
Kedua : Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.
Ketiga : Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.

Pada ketiga ikrar tersebut terdapat perbedaan ikrar antara ikrar ketiga dengan ikrar pertama dan
kedua yaitu pada kata mengaku dan menjunjung. Ikrar pertama dan kedua menyatakan ”mengaku
bertumpah darah yang satu dan mengaku berbangsa yang satu”. Artinya, tanah air dan bangsa kami hanya
satu yaitu Indonesia. Berbeda dengan ”menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia”. Ikrar ini
menunjukkan bahwa bahasa Indonesia merupakan bahasa yang digunakan dalam mempersatukan bangsa
Indonesia. Tidak berarti bahwa, bahasa daerah dihapuskan. Bahasa daerah tetap harus dijaga dan
dilestarikan sebagai kekayaan budaya bangsa. Jadi, sangatlah keliru jika ada warga daerah yang malu
menggunakan bahasa daerahnya dalam berkomunikasi.
Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan diartikan sebagai bahasa yang digunakan di dalam
kegiatan berkomunikasi yang melibatkan banyak tokoh atau masyarakat yang berasal dari berbagai
daerah di Indonesia. Itulah sebabnya bahasa Indonesia memiliki fungsi dan kedudukan sebagai bahasa
persatuan.
Pada zaman Belanda ketika Dewan Rakyat dibentuk, yakni pada 18 Mei 1918 bahasa Melayu
memperoleh pengakuan sebagai bahasa resmi kedua di samping bahasa Belanda yang berkedudukan
sebagai bahasa resmi pertama di dalam sidang Dewan rakyat. Sayangnya, anggota bumiputra tidak
banyak yang memanfaatkannya.
Masalah bahasa resmi muncul lagi dalam Kongres Bahasa Indonesia pertama di Solo pada
tahun 1938. Pada kongres itu ada dua hal hasil keputusan penting yaitu bahasa Indonesia menjadi (1)
bahasa resmi dan (2) bahasa pengantar dalam badan-badan perwakilan dan perundangundangan.
Demikianlah ”lahir”nya bahasa Indonesia bukan sebagai sesuatu yang tiba-tiba jatuh dari langit,
tetapi melalui perjuangan panjang disertai keinsafan, kebulatan tekad, dan semangat untuk bersatu. Api
perjuangan itu berkobar terus untuk mencapai Indonesia merdeka yang sebelum itu harus berjuang
melawan penjajah. Pada tahun 1942 Jepang menduduki Indonesia dan Jepang tidak dapat menggunakan
bahasa lain selain bahasanya sendiri. Bahasa Belanda jatuh dari kedudukannya sebagai bahasa resmi.
Bahkan, dilarang untuk digunakan. Jepang mengajarkan bahasa Jepang kepada orang Indonesia dan
bermaksud menggunakan bahasa Jepang sebagai pengganti bahasa Belanda untuk digunakan oleh orang
Indonesia. Akan tetapi, usaha itu tidak dapat dilakukan secara cepat seperti waktu dia menduduki
Indonesia. Karena itu, untuk sementara Jepang memilih jalan yang praktis yaitu memakai Indonesia yang
sudah tersebar di seluruh kepulauan Indonesia. Satu hal yang perlu dicatat bahwa selama zaman
pendudukan Jepang 1942-1945 bahasa Indonesia dipakai sebagai bahasa pengantar di semua tingkat
pendidikan.
Demikianlah, Jepang terpaksa harus menumbuhkan dan mengembangkan bahasa Indonesia
secepat-cepatnya agar pemerintahannya dapat berjalan dengan lancar. bagi orang Indonesia hal itu
merupakan keuntungan besar terutama bagi para pemimpin pergerakan kemerdekaan. Dalam waktu yang
pendek dan mendesak mereka harus beralih dari bahasa Belanda ke Bahasa Indonesia. Selain itu, semua
pegawai negeri dan masyarakat luas yang belum paham akan bahasa Indonesia, secara cepat dapat
memahami bahasa Indonesia. Waktu Jepang menyerah, tampak bahwa bahasa Indonesia sebagai bahasa
persatuan makin kuat kedudukannya.
Berkaitan dengan hal di atas, semua peristiwa tersebut menyadarkan kita tentang arti bahasa
nasional. Bahasa nasional identik dengan bahasa nasional yang didasari oleh nasionalisme, tekad, dan
semangat kebangsaan. Bahasa nasional dapat terjadi meskipun eksistensi negara secara formal belum
terwujud. Sejarah bahasa Indonesia berjalan terus seiring dengan sejarah bangsa pemiliknya.
B. Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia
Kedudukan diartikan sebagai status relatif bahasa sebagai sistem lambang nilai budaya yang
dirumuskan atas dasar nilai sosial bahasa yang bersangkutan. Sedangkan fungsi adalah nilai pemakaian
bahasa yang dirumuskan sebagai tugas pemakaian bahasa itu dalam kedudukan yang diberikan
kepadanya.
Bahasa Indonesia memiliki kedudukan sebagai bahasa nasional dan sebagai bahasa negara.
Kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dimiliki sejak diikrarkan Sumpah Pemuda pada
tanggal 28 Oktober 1928, sedangkan kedudukan sebagai bahasa negara dimiliki sejak diresmikan
Undang-Undang Dasar 1945 (18 Agustus 1945). Dalam UUD 1945, Bab XV, Pasal 36 tercantum ”Bahasa
negara ialah Bahasa Indonesia”.
1. Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Nasional
Salah satu kedudukan bahasa Indonesia adalah sebagai bahasa nasional. Kedudukan sebagai
bahasa nasional tersebut dimiliki oleh bahasa Indonesia sejak dicetuskannya Sumpah Pemuda pada
tanggal 28 Oktober 1928. kedudukan ini dimungkinkan oleh kenyataan bahwa bahasa Melayu, yang
mendasari bahasa Indonesia, telah dipakai sebagai lingua franca selama berabad-abad sebelumnya di
seluruh kawasan tanah air kita. Dan ternyata di dalam masyarakat kita tidak terjadi persaingan bahasa,
yaitu persaingan di antara bahasa daerah yang satu dan bahasa daerah yang lain untuk mencapai
kedudukan sebagai bahasa nasional.
Di dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia berfungsi sebagai:
(1) lambang kebanggaan nasional,
(2) lambang identitas nasional,
(3) alat pemersatu berbagai suku bangsa yang berlatar belakang sosial budaya dan bahasa yang berbeda,
dan
(4) alat perhubungan antardaerah dan antarbudaya.
Sebagai lambang kebanggaan nasional, bahasa Indonesia mencerminkan nilai-nilai sosial budaya
yang mendasari rasa kebanggaan kita. Melalui bahasa nasional, bangsa Indonesia menyatakan harga diri
dan nilai-nilai budaya yang dijadikannya pegangan hidup. Atas dasar itulah, bahasa Indonesia kita
pelihara dan kita kembangkan. Begitu pula rasa bangga dalam memakai bahasa Indonesia wajib kita bina
terus. Rasa bangga merupakan wujud sikap positif terhadap bahasa Indonesia. Sikap positif itu terungkap
jika lebih suka menggunakan bahasa Indonesia dari pada bahasa atau katakata asing.
Sebagai lambang identitas nasional, bahasa Indonesia dapat menimbulkan wibawa, harga diri, dan
teladan bagi bangsa lain. Hal ini dapat terjadi jika bangsa Indonesia selalu berusaha membina dan
mengembangkan bahasa Indonesia secara baik sehingga tidak tercampuri oleh unsur-unsur bahasa asing
(terutama bahasa Inggris). Untuk itu kesadaran akan kaidah pemakaian bahasa Indonesia harus selalu
ditingkatkan.
Sebagai alat pemersatu, bahasa Indonesia mampu menunjukkan fungsinya yaitu mempersatukan
bangsa Indonesia yang terdiri atas berbagai suku, agama, budaya, dan bahasa ibunya. hal itu tampak jelas
sejak diikrarkannya Sumpah Pemuda.
Sebagai alat perhubungan, bahasa Indonesia mampu memperhubungkan bangsa Indonesia yang
berlatar belakang sosial budaya dana bahasa ibu yang berbeda-beda. Berkat bahasa Indonesia, suku-suku
bangsa yang berbeda-beda bahasa ibu itu dapat berkomunikasi secara akrab dan lancar sehingga
kesalahpahaman antarindividu antarkelompok tidak pernah terjadi. Karena bahasa Indonesia pula kita
dapat menjelajah ke seluruh pelosok tanah air tanpa hambatan.
Sejalan dengan fungsinya sebagai alat perhubungan antardaerah dan antarbudaya, bahasa
Indonesia telah berhasil pula melaksanakan fungsinyasebagai alat pengungkapan perasaan. Jika beberapa
tahun yang lalu masih ada orang yang merasa bahwa bahasa Indonesia belum sanggup mengungkapkan
nuansa perasaan yang halus, maka sekarang dapat kita lihat dalam kenyataan bahwa seni sastra, baik yang
tertulis maupun lisan, serta dunia perfilman kita telah berkembang sedemikian rupa sehingga nuansa
perasaan yang betapa halus pun dapat diungkapkan dengan menggunakan bahasa Indonesia.
2. Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Negara
Selain kedudukan sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia juga berkedudukan sebagai bahasa
negara, sesuai dengan ketentuan yang tertera di dalam Undang-Undang Dasar 1945, Bab XV, Pasal 36. Di
dalam kedudukan sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia berfungsi sebagai: (1) bahasa resmi negara;
(2) bahasa pengantar di dalam dunia pendidikan; (3) alat perhubungan dalam tingkat nasional untuk
kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan nasional serta kepentingan pemerintah; dan (4)
alat pengembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan, dan teknologi.
Salah satu fungsi bahasa Indonesia di dalam kedudukannya sebagai bahasa negara adalah
pemakaiannya sebagai bahasa resmi kenegaraan. Di dalam hubungan dengan fungsi ini, bahasa Indonesia
dipakai di dalam segala upacara, peristiwa, dan kegiatan kenegaraan baik secara lisan maupun dalam
bentuk tulisan.
Di dalam kedudukannya sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia berfungsi pula sebagai bahasa
pengantar di lembaga-lembaga pendidikan mulai dari taman kanak-kanak sampai dengan perguruan tinggi
di seluruh Indonesia kecuali di daerah-daerah bahasa seperti daerah bahasa Aceh, Batak, Sunda, Jawa,
Madura, Bali, dan Makasar. Di daerah-daerah bahasa ini bahasa daerah yang bersangkutan dipakai
sebagai bahasa pengantar sampai dengan tahun ketiga pendidikan dasar.
Sebagai alat perhubungan tingkat nasional, bahasa Indonesia dipakai sebagai alat komunikasi
timbal balik antara pemerintah dan masyarakat luas, alat perhubungan antardaerah dan antarsuku, dan
juga sebagai alat perhubungan dalam masyarakat yang latar belakang sosial budaya dan bahasa yang
sama. Dewasa ini orang sudah banyak menggunakan bahasa Indonesia apapun masalah yang dibicarakan,
apakah itu masalah yang bersifat nasional maupun kedaerahan.
Sebagai alat pengembang kebudayaan nasional, ilmu pengetahuan, dan teknologi, bahasa
Indonesia adalah satu-satunya bahasa yang digunakan untuk membina dan mengembangkan kebudayaan
nasional yang memiliki ciri-ciri dan identitas sendiri. Di samping itu, bahasa Indonesia juga dipekai untuk
memperluas ilmu pengetahuan dan teknologi modern baik melalui penulisan buku-buku teks,
penerjemahan, penyajian pelajaran di lembagalembaga pendidikan umum maupun melalui sarana-sarana
lain di luar lembaga pendidikan.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa bahasa Indonesia merupakan bahasa terpenting di
kawasan republik kita ini. Penting tidaknya suatu bahasa didasari oleh tiga faktor, yaitu (1) jumlah
penuturnya, (2) luas penyebarannya, dan (3) peranannya sebagai sarana ilmu, susastra, dan ungkapan
budaya yang bernilai tinggi.
Luas penyebaran suatu bahasa menunjukkan banyak hal. Pertama, bahasa tersebut banyak
disenangi oleh pengguna. kedua, bahasa tersebut mudah dipelajari dan enak digunakan. Ketiga,
masyarakat penggunanya adalah orang-orang yang memiliki wibawa, prestasi dan prestise yang tinggi
sehingga masyarakat dari luar bahasa itu berasal akan merasa bangga jika menggunakan bahasa tersebut.
Sebuah bahasa menjadi sangat penting jika memiliki fungsi atau selalu digunakan dalam
penyebaran ilmu pengetahuan, sastra, dan teknologi. Hanya orang-orang terpelajar yang selalu berusaha
menambah dan mengembangkan ilmu pengetahuan baik sastra maupun teknologi. Tidak dapat
dibayangkan jika bahasa yang berfungsi sebagai pengembang ilmu pengetahuan tersebut tidak ada.
C. Ragam Bahasa Indonesia
Ragam bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda - beda menurut
topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara. orang yang dibicarakan.
serta menurut medium pembicara (Bachman, 1990). Seiring dengan perkembangan zaman,
sekarang ini masyarakat mengalami perubahan sehingga bahasa pun mengalami perubahan.
Perubahan itu berupa variasi-variasi bahasa yang dipakai sesuai keperluannya. Dalam hal ini
banyaknya variasi tidak mengurangi fungsi bahasa sebagai alat komunikasi yang efisien
sehingga dalam bahasa timbul mekanisme untuk memilih variasi tertentu yang cocok untuk
keperluan tertentu, yaitu disebut ragam standar (Subarianto, 2000).
Ragam bahasa timbul seiring dengan timbulnya perubahan di dalam masyarakat.
Perubahan itu berupa variasi-variasi bahasa yang dipakai sesuai keperluamya. Oleh karena
banyaknya variasi, agar tidak mengurangi fungsi bahasa sebagai alat komunikasi yang efisien,
dalam bahasa timbul mekanisme untuk memilih variasi tertentu yang cocok untuk keperluan
tertentu, dalam hal ini disebut ragam standar (Subarianto, 2000).
Ada beberapa factor sebagai penyebab timbulnya ragam bahasa yang ada di Indonesia,
yakni seperti di bawah ini,
1. Faktor Budaya Setiap daerah mempunyai perbedaan kultur atau daerah hidup yang berbeda,
seperti di wilayah Jawa dan Papua serta beberapa wilayah Indonesia lainnya.
2. Faktor Sejarah Setiap daerah mempunyai kebiasaan (adat istiadat) dan bahasa nenek moyang
sendiri-sendiri dan berbeda-beda, antara daerah satu dengan daerah lainnya.
3. Faktor Perbedaan Demografi Setiap daerah memiliki dataran yang berbeda, seperti wilayah di
daerah pantai, pegunungan yang biasanya cenderung mengunakan bahasa yang singkat jelas dan
dengan intonasi volume suara yang besar dan tingi. Berbeda dengan daerah pemukiman padat
penduduk yang menggunakan bahasa lisan yang panjang lebar disebabkan lokasinya yang saling
berdekatan dengan intonasi volume suara yang kecil.
Selain Faktor tersebut ragam bahasa juga terjadi karena perkembangan zaman, di
samping perbedaan cara penyampaiannya atau logat bahasanya.
Jenis-jenis Ragam Bahasa
a. Ragam Bahasa Dilihat dari Cara Penuturan Berdasarkan cara pandang penutur, ragam bahasa
dibagi menjadi empat. yaitu, sebagai berikut
1) Ragam Dialek Ragam dialek/daerah adalah variasi bahasa yang dipakai oleh
kelompok bangsawan di tempat tertentu (lihat Kridalaksana. 1993:42). Dalam istilah lama
disebut dengan logat. Logat yang paling menonjol yang mudah diamatiialah lafal (lihat Sugono,
1999:11). Logat bahasa Indonesia orang Jawa tampak dalam pelafalan /b/ pada posisi awal
nama-nama kota, seperti mBandung. mBayuwangi, atau realisai pelafalan kata seperti
pendidi’an, tabra'an, kenai’an, gera'an. Logat daerah yang paling kentara, yakni dari segi tata
bunyinya. Logat Indonesia yang dilafalkan oleh orang Tapanuli dapat dikenali, misalnya karena
tekanan kata yang amat jelas. Logat Indonesia orang Bali dan Jawa, yakni pada pelafalan bunyi
/t/ dan /d/-nya. Ciri-ciri khas yang meliputi tekanan. turun naiknya nada, dan panjang pendeknya
bunyi bahasa membangun aksen yang berbeda-beda.
2) Ragam Terpelajar Tingkat pendidikan penutur bahasa Indonesia juga mewamai
penggunaan bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia yang digunakan oleh kelompok penutur
berpendidikan tampak jelas perbedaannya dengan yang digunakan oleh kelompok penutur yang
tidak berpendidikan, terutama dalam pelafalan kata yang berasal dari haliusa asing.
3) Ragam Resmi Ragam resmi adalah bahasa yang digunakan dalam situasi resmi.
seperti pertemuan – pertemuan, peraturan – peraturan, dan perundangan – undangan. Ciri-ciri
ragam bahasa resmi adalah menggunakan unsur gramatikal secara eksplisit dan konsisten,
menggunakan imbuhan secara lengkap, menggunakan kata ganti resmi, menggunakan kata baku,
menggunakan EYD, menghindari unsur kedaerahan.
4) RagamTidak Resmi Ragam tidak resmi adalah ragam bahasa yang digunakan
dalam situasi tidak resmi, seperti dalam pergaulan, atau percakapan pribadi. Ciri-ciri ragam
bahasa tidak resmi kebaiikan dari ragam bahasa resmi.
Ragam bahasa resmi atau tidak resmi ditentukan oleh tingkat keformalan bahasa yang
digunakan. Semakin tinggi tingkat kebakuan suatu bahasa, berarti semakin resmi bahasa yang
digunakan. Sebaliknya, semakin rendah tingkat keformalannya, semakin rendah tingkat
kebakuan bahasa yang digunakan (Sugono, 1998:12-13).

b. Ragam Bahasa Dilihat Dari Cara Berkomunikasi Macam-macam ragam bahasa dilihat dari
cara berkomunikasi dibagi menjadi tiga, yaitu seperti dibawah ini
1) Ragam Lisan Ragam bahasa lisan adalah suatu ragam bahasa yang dihasilkan oleh alat ucap
(organ of speech). Dalam ragam bahasa lisan ini, kita harus memperhatikan beberapa hal seperti
tata bahasa. kosakata, dan lafal dalam pengucapannya. Dalam hal ini dengan memperhatikan hal-
hal tersebut, pembicara dapat mengatur tinggi rendah suara atau tekanan yang dikeluarkan,
mimik/ekspresi muka yang ditunjukkan, serta gerak tangan atau isyarat untuk mengungkapkan
ide sang pembicara.
Contoh ragam lisan, yakni meliputi hal-hal berikut ini.
a) Ragam bahasa cakapan.
b) Ragam bahasa pidato.
c) Ragam bahasa kuliah.
d) Ragam bahasa panggung.
Ciri-ciri ragam bahasa lisan. yakni seperti dibawah ini.
a) Memerlukan kehadiran orang lain.
b) Unsur gramatikal tidak dinyatakan secara lengkap.
c) Terikat ruang dan waktu.
d) Dipengaruhi oleh tinggi rendahnya suara.
2) Ragam Tulis Ragam bahasa tulis adalah bahasa yang dihasilkan dengan memanfaatkan
tulisan dengan huruf sebagai unsur dasarnya. Dalam ragam bahasa tulis, kita harus
memperhatikan beberapa hal seperti tata cara penulisan (ejaan) di samping aspek tata bahasa dan
pemilihan kosakata, dalam hal ini kita dituntut untuk tepat dalam pemilihan unsur tata bahasa
seperti bentuk kata, susunan kalimat, pilihan kata, kebenaran penggunaan ejaan, dan juga
penggunaan tanda baca dalam mengungkapkan ide kita.
Contoh ragam lisan, yakni meliputi ha!-hal di bawah ini.
a) Ragam bahasa teknis
b) Ragam bahasa undang-undang
c) Ragam bahasa catatan
d) Ragam bahasa surat
Ciri-ciri ragam bahasa tulis adalah sebagai berikut.
a) Tidak memerlukan kehadiran orang lain.
b) Adanya unsur gramatikal (hubungan antar unsur-unsur bahasa dalam satuan yang lebih
besar) yang dinyatakan secara lengkap.
c) Tidak terikat oleh ruang dan waktu.
d) Dipengaruhi oleh tanda baca atau ejaan.
c. Ragam Bahasa Dilihat dari Topik Pembicaraan
1) Ragam Sosial Ragam social, yaitu ragam bahasa yang sebagian norma dan kaidahnya
didasarkan atas kesepakatan bersama dalam lingkungan sosial yang lebih kecil dalam
masyarakat. Misalnya, ragam bahasa yang digunakan dalam keluarga atau persahabatan dua
orang yang akrab dapat dikatakan sebagai ragam sosial. Selain itu, ragam sosial berhubungan
pula dengan tinggi atau rendahnya status kemasyarakatan lingkungan sosial yang bersangkutan.
2) Ragam Fungsional Ragam fungsional (profesional) adalah ragam bahasa yang dikaitkan
dengan profesi, lembaga, lungkungan kerja, atau kegiatan tertentu lainnya. Ragam fungsional
juga dikaitkan dengan keresmian keadaan penggunaannya. Ragam fungsional dapat menjadi
bahasa negara dan bahasa teknis keprofesian, seperti bahasa dalam lingkungan
keilmuan/teknologi, kedokteran, dan keagamaan.
3) Ragam Jurnalistik Bahasa Jurnalistik adalah ragam bahasa yang dipergunakan oleh dunia
persuratkabaran (dunia pers = media massa celak). Dalam perkembangan lebih lanjut, bahasa
jurnalistik adalah bahasa yang dipergunakan oleh seluruh media massa. Dalam hal ini termasuk
media massa audio (radio), audio visual (televisi), dan multimedia (internet). Ragam bahasa
jurnalistik adalah salah satu ragam bahasa yang dibentuk oleh spesifikasi materi yang
disampaikannya. Ragam khusus jurnalistik termasuk dalam ragam bahasa ringkas.
4) Ragam Sastra Ragam bahasa sastra memiliki sifat atau karakter subjektif, lentur. konotatif,
kreatif, dan inovatif. Bahasa sastra ialah bahasa yang dipakai untuk menyampaikan emosi
(perasaan) dan pikiran. fantasi dan lukisan angan-angan, penghayatan lahir dan batin, peristiwa
dan khayalan dengan bentuk istimewa. Dalam hal ini istimewa karena kekuatan efeknya pada
pendengar/pembaca dan istimewa cara penuturannva.
Bahasa dalam ragam sastra ini digunakan sebagai bahan kesenian, di samping sebagai alat
komunikasi. Untuk memperbesar efek penuturan dikerahkan segala kemampuan yang ada pada
bahasa. Arti, bunyi, asosiasi, irama, tekanan, suara, panjang pendek suara, persesuaian bunyi
kata, sajak, asonansi, posisi kata, ulangan kata/kalimat di mana perlu dikerahkan untuk
mempertinggi efek. Misalnya, bahasa dalam sajak jelas bedanya dengan bahasa dalam karangan
umum. Berbeda dengan ragam bahasa ilmiah. ragam bahasa sastra banyak mengunakan kalimat
yang tidak efektif. Penggambaran yang sejelas - jelasnya melalui rangkaian kata bermakna
konotasi sering dipakai dalam ragam bahasa sastra. Hal ini dilakukan agar tercipta pencitraan di
dalam imajinasi pembaca.
5) Ragam Politik dan Hukum Bahasa politik berisi kebijakan yang dibuat oleh penguasa
dalam rangka menata dan mengatur kehidupan masyarakat. Dengan sendirinya penguasa
merupakan salah satu sumber penutur bahasa yang mempunyai pengaruh yang besar dalam
pengembangan bahasa di masyarakat.
Salah satu ciri khas bahasa hukum adaiah penggunaan kalimat yang panjang dengan pola
kalimat luas. Dalam hal ini diakui bahwa bahasa hukumIndonesia tidak terlalu memperhatikan
sifat dan ciri khas bahasa Indonesia dalam strukturnya. Hal ini disebabkan hukum Indonesia pada
umumnya didasarkan pada hukum yang ditulis pada zaman penjajahan Belanda dan ditulis dalam
bahasa Belanda. Namun, terkadang sangat sulit menggunakan kalimat yang pendek dalam
bahasa hukum karena dalam bahasa hukum kejelasan norma-norma dan aturan terkadang
membutuhkan penjelasan yang panjang lebar, jelas kriterianya, keadaan, serta situasi yang
dimaksud.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Bahasa Indonesia sebelum menjadi bahasa nasional dan bahasa Negara, telah melalui
proses yang sangat panjang dan rumit. Dalam perjalananya, bahasa Indonesia diambil dari
bahasa Melayu sebelum disesuaikan menjadi bahasa persatuan. Bahasa Indonesia dalam
perkembangannya yang juga terpengaruh oleh adanya bahasa dari bangsa penjajah seperti halnya
bahasa dari bangsa Belanda dan bahasa Jepang. Hal ini ditandai dengan adanya beberapa kata
yang mirip antara bahasa Indonesia dengan bahasa Belanda maupun bahasa Jepang.
Bahasa Indonesia memiliki kedudukan dan fungsi sebagai bahasa nasional dan bahasa
Negara yang dalam praktek penggunaanya selalu digunakan dalam segala aspek bidang
kehidupan berbangsa dan bernegara atau lebih singkatnya dikenal sebagai bahasa persatuan.
Bahasa Indonesia selain juga digunakan sebagai bahasa persatuan, bahasa Indonesia juga dapat
digunakan untuk kebanggaan nasional, identitas nasional, bahasa resmi kenegaraan, alat
perhubungan nasional, alat pengembangan kebudayaan, dan lain sebagainya yang berhubungan
dengan penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa utama di Indonesia.
Bahasa Indonesia memiliki berbagai macam ragam atau variasi. Variasinya yakni menurut
pemakaian, yang berbeda - beda menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara,
kawan bicara, orang yang dibicarakan, serta menurut medium pembicara. Meskipun bahasa
Indonesia memiliki berbagai macam ragam atau variasi, namun dalam tujuannya pemakaian
bahasa Indonesia adalah bahasa yang utama digunakan oleh bangsa Indonesia.

B. Saran
Sebagai bangsa Indonesia sebaiknya kita dapat mempelajari, mengenal, dan
mengamalkan mengenai sejarah dari bahasa Indonesia sebagai bahasa utama dan bahasa
pesatuan Negara Indonesia.
Sebagai bangsa Indonesia endaklah kita dapat menggunakan bahasa Indonesia yang baik
dan benar dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari. Sebagai bangsa Indonesia hendaklah kita
juga bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara kita tercinta.
DAFTAR PUSTAKA

https://balaibahasapapua.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2021/08/1.-Sejarah-dan-
Perkembangan-Bahasa-Indonesia.pdf
http://repository.ut.ac.id/4059/1/MKDU4110-M1.pdf
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/
d54a798dd7ad3011f11487712ec9573f.pdf
https://sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/files_dosen/modul/Pertemuan_3SN0030253.pdf

Anda mungkin juga menyukai