Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

BAHASA INDONESIA

Dosen pengampu : YANTI SARIASIH, M.Pd

DISUSUN OLEH

Kelompok 1 :

MUSTIKA AL PUTRI (20571007)

SINTIKA PUTRI (20571013)

PRODI TADRIS MATEMATIKA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI CURUP

TAHUN AJARAN 2020/2021


KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT , berkat rahmat dan hidayah-Nya ,kami
dapat menyelesaikan makalah kami ini yang berjudul “Makalah Bahasa Indonesia”

Tidak lupa pula kami mengucapkan terima kasih kepada ibu Yanti Sariasih ,M.Pd yang
telah memberikan arahan hingga kami dapat menyelesaikannya dengan baik.

Dalam penulisan makalah ini tidak luput dari kesalahan baik secara teknis maupun secara
materi yang ada, sehingga kami menerima setiap kritik dan saran yang membangun dari setiap
pembaca agar kami bisa lebih baik lagi kedepannya.

Akhir kata kami mengharapkan semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

Curup , 18 Oktober 2020

penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................................i

DAFTAR ISI.................................................................................................................................ii

BAB I: PENDAHULUAN............................................................................................................1

1.1 Latar belakang........................................................................................................................1

1.2 Rumusan masalah...................................................................................................................2

1.3 Tujuan.....................................................................................................................................2

BAB II: PEMBAHASAN.............................................................................................................3

2.1 Perkembangan Bahasa Indonesia ………………………………………………………3-8

2.2 Kedudukan Bahasa Indonesia.................................................................................................8

2.3 Fungsi Bahasa Indonesia………………………………………………………………..9-11

BAB III: PENUTUP.....................................................................................................................12

3.1 Kesimpulan.............................................................................................................................12

3.2.Saran........................................................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................14

ii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG

Bahasa adalah alat komunikasi bagi manusia, baik secara lisan maupun tertulis. Hal ini
merupakan fungsi dasar bahasa yang tidak dihubungkan dengan status dan nilai-nilai sosial.
Setelah dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari yang di dalamnya selalu ada nilai-nilai dan
status bahasa tidak dapat ditinggalkan.

Bahasa mempunyai fungsi-fungsi tertentu yang digunakan berdasarkan kebutuhan


seseorang, karena dengan menggunakan bahasa seseorang juga dapat mengekspresikan
dirinya, fungsi bahasa sangat berabagam. Bahasa digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi,
selain itu bahasa juga digunakan sebagai alat untuk mengadakan integrasi dan beradaptasi
sosial dalam lingkungan atau situasi tertentu dan sebagai alat untuk melakukan kontrol sosial.

Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, bahasa memang sangat penting digunakan.
Karena bahasa merupakan simbol yang di hasilkan menjadi alat ucap yang biasa digunakan oleh
sesama masyarakat. Dalam kehidupan sehari-hari hampir semua aktifitas kita menggunakan
bahasa. Baik menggunakan bahasa secara lisan maupun secara tulisan dan bahasa tubuh.
Bahkan saat kita tidur pun tanpa sadar kita menggunakan bahasa.

Di indonesia lebih dahulu mengenal bahasa melayu, yang merupakan bahasa penghubung
antar daerah di indonesia. Selain itu bahasa melayu juga digunakan bahasa transaksi
perdagangan internasional di kawasan nusantara. Bahasa melayu kian melekat di nusantara
maka bangsa belanda mulai menerbitkan karya-karya sastra dengan menggunakan bahasa
melayu.

Bahasa Indonesia memiliki kedudukan yang sangat penting seperti tercantum pada ikrar
ketiga Sumpah Pemuda tahun 1928 yang berbunyi “Kami putra dan putri Indonesia
menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia”. Ini berarti bahwa bahasa Indonesia

1
mempunyai kedudukan sebagai bahasa nasional, yang kedudukannya berada diatas bahasa-
bahasa daerah.

Di dalam bahasa indonesia mempuyai beberapa jenis ragam bahasa indonesia. Ragam
bahasa indonesia merupakan variasi bahasa menurut pemakaian yang berbeda-beda sesuai
topik yang dibicarakan, seperti hubungan pembicara, kawan bicara, serta orang yang
dibicarakan.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Rumusan masalah yang akan dibahas yaitu :
a. Bagaimana perkembangan Bahasa Indonesia ?
b. Apa kedudukan Bahasa Indonesia ?
c. Apa saja fungsi dari Bahasa Indonesia?

1.3 TUJUAN
Tujuan dari penulisan yaitu :
a. Mengetahui apa Bagaimana perkembangan Bahasa Indonesia
b. Mengetahui apa kedudukan Bahasa Indonesia
c. Mengetahui Apa saja fungsi dari Bahasa Indonesia

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Perkembangan Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia yang kini kita gunakan sebagai bahasa resmi di negara kita berasal dari
bahasa Melayu. Bahasa Melayu yang kita gunakan tersebut merupakan bahasa Melayu tua yang
sampai sekarang masih dapat kita selidiki sebagai peninggalan masa lampau. Penelitian lebih
lanjut yang dilakukan oleh para ahli, bahkan menghasilkan penemuan bahwa bahasa Austronesia
itu juga mempunyai hubungan kekeluargaan dengan bahasabahasa yang dipergunakan di daratan
Asia tenggara.

Bukan baru sekarang bahasa Indonesia atau bahasa Melayu itu digunakan sebagai
bahasa penghubung di beberapa negara Asia Tenggara. Sudah sejak dulu kala, bahasa Indonesia
atau bahasa Melayu itu dikenal oleh penduduk daerah yang bahasa sehari-harinya bukan bahasa
Indonesia atau Melayu. Hal tersebut dibuktikan oleh adanya beberapa prasasti yang ditemukan di
daerah-daerah yang bahasa sehari-hari penduduknya bukan bahasa Indonesia atau Melayu. Tentu
saja ada juga ditemukan di daerah yang bahasa sehari-hari penduduknya sudah menggunakan
bahasa Indonesia atau Melayu. Sejarah perkembangan bahasa ini dapat dibuktikan dengan
adanya prasasti Kedukan Bukit (683 M), Talang Tuo (684 M), Kota Kapur (686 M), Karah
Barahi (686 M).

Ketika bangsa Eropa pertama kali datang ke Indonesia, bahasa Melayu sudah mempunyai
kedudukan yang luar biasa di tengah-tengah bahasabahasa daerah di Nusantara ini. Pigafetta
yang mengikuti perjalanan Magelhaen mengelilingi dunia, ketika kapalnya berlabuh di Tidore
pada tahun 1521 menuliskan kata-kata Melayu. Itu merupakan bukti yang jelas bahwa bahasa
Melayu yang berasal dari bagian barat Indonesia pada zaman itu pun sudah menyebar sampai ke
bagian Indonesia yang berada jauh di sebelah timur.

Demikian juga menurut Jan Huygen van Lischoten, pelaut Belanda yang 60 tahun

3
kemudian berlayar ke Indonesia, mengatakan bahwa bahasa Melayu bukan saja sangat harum
namanya tetapi juga dianggap bahasa yang terhormat di antara bahasa-bahasa negeri timur. Hal
tersebut dapat dibandingkan dengan orang yang tidak dapat atau tidak tahu bahasa Indonesia,
seperti orang yang tidak tahu dan tidak dapat berbahasa Prancis di Negeri Belanda pada zaman
itu. Berarti hal tersebut menunjukkan bahwa bahasa Indonesia sudah demikian terkenal dan
terhormat pada masa itu.

Pada tanggal 28 Oktober 1928, bahasa Indonesia resmi menjadi bahasa persatuan atau
bahasa nasional. Nama bahasa Indonesia tersebut sifatnya adalah politis, karena setujuan dengan

nama negara yang diidam-idamkan yaitu Bangsa Indonesia. Sifat politik ditimbulkan karena
keinginan agar bangsa Indonesia mempunyai semangat juang bersama-sama dalam memperoleh
kemerdekaan agar lebih merasa terikat dalam satu ikatan: Satu Tanah Air, Satu Bangsa, Satu
Bahasa.

Persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia diikrarkan melalui butir-butir Sumpah pemuda
sebagai berikut.

Pertama : Kami putra dan putri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu,
tanah Indonesia.

Kedua : Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, bangsa
Indonesia.

Ketiga : Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa
Indonesia.

Pada ketiga ikrar tersebut terdapat perbedaan ikrar antara ikrar ketiga dengan ikrar
pertama dan kedua yaitu pada kata mengaku dan menjunjung. Ikrar pertama dan kedua
menyatakan ”mengaku bertumpah darah yang satu dan mengaku berbangsa yang satu”. Artinya,
tanah air dan bangsa kami hanya satu yaitu Indonesia. Berbeda dengan ”menjunjung bahasa
persatuan, bahasa Indonesia”. Ikrar ini menunjukkan bahwa bahasa Indonesia merupakan bahasa

4
yang digunakan dalam mempersatukan bangsa Indonesia. Tidak berarti bahwa, bahasa daerah
dihapuskan. Bahasa daerah tetap harus dijaga dan dilestarikan sebagai kekayaan budaya bangsa.
Jadi, sangatlah keliru jika ada warga daerah yang malu menggunakan bahasa daerahnya dalam
berkomunikasi.

Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan diartikan sebagai bahasa yang digunakan di
dalam kegiatan berkomunikasi yang melibatkan banyak tokoh atau masyarakat yang berasal dari
berbagai daerah di Indonesia. Itulah sebabnya bahasa Indonesia memiliki fungsi dan kedudukan
sebagai bahasa persatuan.

Apa sebab justru bahasa melayu yang dijadikan bahasa nasional? Mengapa bukan bahasa
Jawa atau bahasa Sunda yang jumlah pemakaiannya meliputi hampir seluruh penduduk
Indonesia. Juga bahasa yang kesusastraannya sudah maju dibandingkan dengan bahasa Melayu
dan bahasa-bahasa daerah lainnya? Prof. Dr. Slametmulyana mengemukakan faktor-faktor yang
menjadi penyebabnya, sebagai berikut.

1. Sejarah telah membantu penyebaran bahasa melayu. Bahasa Melayu merupakan lingua
franca di Indonesia, bahasa perhubungan atau bahasa perdagangan. Dengan bantuan para
pedagang, bahasa Melayu disebarkan ke seluruh pantai Nusantara terutama di kota-kota
pelabuhan. Bahasa Melayu menjadi bahasa penghubung antara individu.
2. Bahasa Melayu mempunyai sistem yang sederhana, mudah dipelajari. Tak dikenal
tingkatan bahasa seperti dalam bahasa Jawa atau bahasa Bali, atau perbedaan pemakaian
bahasa kasar dan halus seperti dalam bahasa Sunda atau bahasa Jawa.
3. Faktor psikologis, yaitu suku bangsa Jawa dan Sunda telah dengan sukarela menerima
bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional, sematamata didasarkan pada keinsafan akan
manfaatnya ada keikhlasan mengabaikan semangat dan rasa kesukuan karena sadar akan
perlunya kesatuan dan persatuan.
4. Kesanggupan bahasa itu sendiri juga menjadi salah satu faktor penentu. Jika bahasa itu
tidak mempunyai kesanggupan untuk dapat dipakai menjadi bahasa kebudayaan dalam
arti yang luas, tentulah bahasa itu tidak akan dapat berkembang menjadi bahasa yang
sempurna. Pada kenyataannya dapat dibuktikan bahwa bahasa Indonesia adalah bahasa

5
yang dapat dipakai untuk merumuskan pendapat secara tepat dan mengutarakan perasaan
secara jelas.

Prof. Soedjito menjelaskan secara sederhana alasan mengapa bahasa Melayu yang dijadikan
landasan lahirnya bahasa Indonesia sebagai berikut.

1. Bahasa Melayu telah digunakan sebagai lingua franca (bahasa perhubungan) selama
berabad-abad sebelumnya di seluruh kawasan tanah air kita (Nusantara). Hal tersebut
tidak terjadi pada bahasa Jawa, Sunda, ataupun bahasa daerah lainnya.
2. Bahasa Melayu memiliki daerah persebaran yang paling luas dan melampaui batas-
batas wilayah bahasa lain meskipun penutur aslinya tidak sebanyak penutur asli
bahasa Jawa, Sunda, Madura, ataupun bahasa daerah lainnya.
3. Bahasa Melayu masih berkerabat dengan bahasa-bahasa Nusantara lainnya sehingga
tidak dianggap sebagai bahasa asing.
4. Bahasa melayu bersifat sederhana, tidak mengenal tingkat-tingkat bahasa sehingga
mudah dipelajari. Berbeda dengan bahasa Jawa, Sunda, Madura yang mengenal
tingkat-tingkat bahasa.
5. Bahasa melayu mampu mengatasi perbedaan-perbedaan bahasa antarpenutur yang
berasal dari berbagai daerah. Dipilihnya bahasa Melayu menjadi bahasa persatuan
tidak menimbulkan perasaan kalah terhadap golongan yang lebih kuat dan tidak ada
persaingan antarbahasa daerah.

Sehubungan dengan hal yang terakhir itu, kita wajib bersyukur atas kerelaan mereka
membelakangkan bahasa ibunya demi cita-cita yang lebih tinggi, yakni cita-cita nasional. Tiga
bulan menjelang Sumpah Pemuda, tepatnya 15 Agustus 1926, Soekarno dalam pidatonya
menyatakan bahwa perbedaan bahasa di antara suku bangsa Indonesia tidak akan menghalangi
persatuan, tetapi makin luas bahasa Melayu (bahasa Indonesia) itu tersebar, makin cepat
kemerdekaan Indonesia terwujud.

Pada zaman Belanda ketika Dewan Rakyat dibentuk, yakni pada 18 Mei 1918 bahasa
Melayu memperoleh pengakuan sebagai bahasa resmi kedua di samping bahasa Belanda yang

6
berkedudukan sebagai bahasa resmi pertama di dalam sidang Dewan rakyat. Sayangnya, anggota
bumiputra tidak banyak yang memanfaatkannya.

Masalah bahasa resmi muncul lagi dalam Kongres Bahasa Indonesia pertama di Solo
pada tahun 1938. Pada kongres itu ada dua hal hasil keputusan penting yaitu bahasa Indonesia
menjadi (1) bahasa resmi dan (2) bahasa pengantar dalam badan-badan perwakilan dan
perundangundangan.

Demikianlah ”lahir”nya bahasa Indonesia bukan sebagai sesuatu yang tiba-tiba jatuh dari
langit, tetapi melalui perjuangan panjang disertai keinsafan, kebulatan tekad, dan semangat untuk
bersatu. Api perjuangan itu berkobar terus untuk mencapai Indonesia merdeka yang sebelum itu
harus berjuang melawan penjajah. Pada tahun 1942 Jepang menduduki Indonesia dan Jepang
tidak dapat menggunakan bahasa lain selain bahasanya sendiri. Bahasa Belanda jatuh dari
kedudukannya sebagai bahasa resmi. Bahkan, dilarang untuk digunakan. Jepang mengajarkan
bahasa Jepang kepada orang Indonesia dan bermaksud menggunakan bahasa Jepang sebagai
pengganti bahasa Belanda untuk digunakan oleh orang Indonesia. Akan tetapi, usaha itu tidak
dapat dilakukan secara cepat seperti waktu dia menduduki Indonesia. Karena itu, untuk
sementara Jepang memilih jalan yang praktis yaitu memakai Indonesia yang sudah tersebar di
seluruh kepulauan Indonesia. Satu hal yang perlu dicatat bahwa selama zaman pendudukan
Jepang 1942-1945 bahasa Indonesia dipakai sebagai bahasa pengantar di semua tingkat
pendidikan.

Demikianlah, Jepang terpaksa harus menumbuhkan dan mengembangkan bahasa


Indonesia secepat-cepatnya agar pemerintahannya dapat berjalan dengan lancar. bagi orang
Indonesia hal itu merupakan keuntungan besar terutama bagi para pemimpin pergerakan
kemerdekaan. Dalam waktu yang pendek dan mendesak mereka harus beralih dari bahasa
Belanda ke Bahasa Indonesia. Selain itu, semua pegawai negeri dan masyarakat luas yang belum
paham akan bahasa Indonesia, secara cepat dapat memahami bahasa Indonesia.

Waktu Jepang menyerah, tampak bahwa bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan
makin kuat kedudukannya. Berkaitan dengan hal di atas, semua peristiwa tersebut menyadarkan

7
kita tentang arti bahasa nasional. Bahasa nasional identik dengan bahasa nasional yang didasari
oleh nasionalisme, tekad, dan semangat kebangsaan. Bahasa nasional dapat terjadi meskipun
eksistensi negara secara formal belum terwujud. Sejarah bahasa Indonesia berjalan terus seiring
dengan sejarah bangsa pemiliknya.

Perkembangan bahasa Indonesia mulai terlihat dari media massa, yaitu sebagai berikut.

1. Jumlah dan bentuk kata singkatan bahasa Indonesia terus bertambah.

2. Meningkatnya jumlah penggunaan istilah dan bahasa asing dalam surat kabar.

Peran pers dan media massa sangat besar dalam perkembangan bahasa, karena melalui
berita yang disebar kepada masyarakat, berbagai istilah dan kata-kata baru mulai diperkenalkan.
Seperti hujat, kroni, konspirasi, arogan, KKN, proaktif, provokator, dan istilah-istilah lain yang
sebelumnya tidak pernah digunakan.

Sejak saat itu, masyarakat mulai menggunakan istilah, ungkapan, kalimat, dan kata-kata
yang resmi milik Indonesia. Beberapa istilah yang digunakan memang sudah ada sejak lama,
namun masih jarang dipakai, hingga banyak masyarakat yang tidak mengetahui bahwa bahasa
Indonesia memiliki kosa kata yang banyak.

2.2 Kedudukan Bahasa Indonesia

Kedudukan diartikan sebagai status relatif bahasa sebagai sistem lambang nilai budaya
yang dirumuskan atas dasar nilai sosial bahasa yang bersangkutan.

Bahasa Indonesia memiliki kedudukan yang sangat penting seperti tercantum pada ikrar
ketiga Sumpah Pemuda tahun 1928 yang berbunyi “Kami putra dan putri Indonesia menjunjung
bahasa persatuan, bahasa Indonesia”. Ini berarti bahwa bahasa Indonesia mempunyai kedudukan
sebagai bahasa nasional, yang kedudukannya berada diatas bahasa-bahasa daerah.

Menurut Arifin,dkk. (2008:12) Bahasa Indnesia berkedudukan sebagai bahasa negara, hal
ini tercantum dalam Undang-Undang Dasar 1945 tercantum pasal khusus (Bab XV pasal 36) jadi

8
kesimpulannya jika kedudukan bahasa Indonesia adalah bahada nasional dan bahasa negara. Hal
inilah yang selama ini tidak diketahui oleh semua anak muda maupun pelajar. Dalam
kedudukannya bahasa Indonesia harus benar-benar dipahami oleh semua kalangan terutama anak
muda dan pelajar yakni agar jiwa nasionalisme dan patriotismenya terus terjaga., hal ini
berhubungan dengan keadaan saat ini yang semakin hari semakin kritis akan jiwa nasionalisme
tersebut.

2.3 Fungsi Bahasa Indonesia

a. Lambang Identitas Nasional


Bahasa Indonesia memiliki fungsi sebagai Identitas Nasional, yang mengarah pada
penghargaan terhadap bahasa Indonesia selain bendera dan lambang Negara. Bahasa Indonesia
mempunyai identitas apabila masyarakat yang memakainya terutama anak muda dan pelajar
pada jaman sekarang bisa membina dan mengembangkan dengan cara sedemikian rupa sehingga
bebas dari unsur-unsur bahasa yang lainnya. Contohnya, berbagai bahasa Indonesia dan berbagai
macam karakteristik bahasa Indonesia yang digunakan untuk mempersatukan semua warga
NKRI sebagai bahasa yang baku.

b. Alat Pemersatu Suku Budaya dan Bahasa


Bahasa Indonesia sebagai alat pemersatu suku budaya dan bahasa, memiliki maksud
bahasa Indonesia memungkinkan keserasian diantara berbagai suku, budaya dan bahasa di
Nusantara, tanpa harus menghilangkan identitas suku dan kesetiaan kepada nilai sosial budaya
serta latar belakang bahasa daerah yang bersangkutan. Lebih dari itu, bahasa Nasional
masyarakat dapat meletakkan kepentingan nasional jauh diatas kepentingan daerah atau
golongan. Contohnya, dengan adanya bahasa Indonesia, bangsa Indonesia merasa aman dan
serasi kehidupannya. Karena mereka tidak merasa bersaing dan tidak di jajah oleh suku yang
lain.
c. Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Nasional

9
Salah satu kedudukan bahasa Indonesia adalah sebagai bahasa naional. Kedudukan sebagai
bahasa nasional ini dimiliki oleh bahasa Indonesiasejak dicetuskannya Sumpah Pemuda pada
tanggal 28 Oktober 1928. Didalam kedudukannya sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia
memiliki fungsi sebagai :
1. Lambang kebanggaan kebangsaan

2. Lambang identitas nasional

3. Alat yang memungkinkan persatuan berbagai suku bangsa dengan latar belakang sosial budaya
dan bahasanya masing-masing kedalam kesatuan kebangsaan Indonesia

4. Alat penghubung antar daerah dan antar budaya.

Sebagai lambang identitas nasional, bahasa Indonesia harus kita junjung disamping
bendera dan dan negara kita. Dalam melaksanakan fungsi ini bahasa Indonesia tentu harus
memiliki identitas juga, sehingga akan serasi dengan lambang kebangsaan kita yang lainnya.
Bahasa Indonesia dapat memiliki identitasnya sendiri apabila masyarakat yang memakainya bisa
mengembangkan dan membinanya dengan sedemikian rupa sehingga akan bersih dari unsur-
unsur bahasa lain, terutama bahasa asing seperti Negara Inggris.

Fungsi bahasa Indonesia sebagai lambang kebanggan kebangsaan dan lambang identitas
berhubungan erat dengan fungsinya yang ketiga, yaitu sebagai alat yang memungkinkan
terlaksananya penyatuan berbagai suku bangsa yang mempunyai bahasa yang beragam dan latar
belakang soaial budaya kedalam satu kesatuan kebangsaan yang bulat. Maka, dalam hubungan
ini bahasa Indonesia memungkinkan berbagai suku bangsa itu mencapai keserasian hidup sebgai
bangsa yang bersatu dengan tidak meninggalkan identitas suku dan kesetiaan nya kepada
berbagai nilai soaial budaya seta latar belakang bahasa daerah yang bersangkutan.

d. Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Negara.

Selain berkedudukan sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia juga berkedudukan


sebagai bahasa negara, sesuai dengan ketentuan yang tertera didalam Undang-Undang Dasar
10
1945, Bab XV, Pasal 36. Didalam kedudukannya sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia
memiliki fungsi sebagai beikut :
1. Bahasa resmi kenegaraan

2. Bahasa pengantar didalam dunia pendidikan

3. Alat perhubungan pada tingkat nasional untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan
pembangunan nasional serta kepentingan pemerintahan

4. Alat pengembangan kebudayaan, teknologi dan pengetahuan.

11
BAB III

PENUTUP
3.1 KESIMPULAN

Bahasa Indonesia tidak terbentuk dengan sendirinya, namun merupakan pemisahan dan
perkembangan dari bahasa Melayu. Indonesia dan Melayu lekat hubungannya, bahkan hingga
saat ini masih ada beberapa daerah di Indonesia yang menggunakan bahasa Melayu.
Namun, imperialisme bahasa ini ditangkis dengan mendirikan bahasa sendiri. Nama tersebut
merupakan nama yang sering kita sebut dengan Indonesia.
Penamaan bahasa Indonesia bermula seiring dengan Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928,
dimana salah satu isinya menyebutkan “berbahasa yang satu yakni bahasa Indonesia”. Hal ini
juga menjadi upaya penghapusan kesan imperialisme, yang mengambilnya dari bahasa Melayu
masih dianggap sebagai bahasa Negara Indonesia.
Perkembangan bahasa Indonesia mulai terlihat dari media massa, yaitu sebagai berikut.
1. Jumlah dan bentuk kata singkatan bahasa Indonesia terus bertambah.
2. Meningkatnya jumlah penggunaan istilah dan bahasa asing dalam surat kabar.
Peran pers dan media massa sangat besar dalam perkembangan bahasa, karena melalui berita
yang disebar kepada masyarakat, berbagai istilah dan kata-kata baru mulai diperkenalkan.
Seperti hujat, kroni, konspirasi, arogan, KKN, proaktif, provokator, dan istilah-istilah lain
yang sebelumnya tidak pernah digunakan. Sejak saat itu, masyarakat mulai menggunakan istilah,
ungkapan, kalimat, dan kata-kata yang resmi milik Indonesia.
Beberapa istilah yang digunakan memang sudah ada sejak lama, namun masih jarang
dipakai, hingga banyak masyarakat yang tidak mengetahui bahwa bahasa Indonesia memiliki
kosa kata yang banyak.
Kedudukan dari bahasa Indonesia adalah sebagai bahasa negara dan bahasa nasional. Fungsi
diantaranya sebagai identitas nasional , sebagai alat pemersatu bangsa , sebagai bahasa nasional
dan bahasa Negara.

12
3.2 SARAN
Kita diharapkan menambah pengetahuan tentang sejarah perkembangan bahasa
Indonesia , kedudukan serta fungsi bahasa Indonesia .

13
DAFTAR PUSTAKA

Arifin zaenal dan tasai amran. 2008. Cermat berbahsa indonesia. Jakarta : CV akademika
pressindo
Arifin, E. Zaenal dan Amran Tasai. (1989). Cermat Berbahasa Indonesia. Jakarta: Penerbit
Antarkota
Bakry, Oemar. (1981). Bunga Rampai Sumpah Pemuda. Satu Bahasa, Bahasa Indonesia. Jakarta:
Mutiara.
Halim, Amran (Ed). 1976. Politik Bahasa Nasional. Jilid 1 dan 2, Jakarta: Pusat Pemb inaan dan
Pengembangan Bahasa.
Kongres Bahasa Indonesia tahun 1954 di Medan, 1954. Medan Bahasa, 7 dan 8. Tahun IV.
Puar, Yusuf Abdulah. 1980. Setengah Abad Bahasa Indonesia, Jakarta: Idayus
Muttaqillah, Ahmad. 2014. Bahasaku Bahasa Indonesia. Tangerang selatan : CV.Wafi media
tama
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. (1981). Politik Bahasa Nasional. Jakarta: PN Balai
Pustaka
Setiawan, prata,2019. sejarabahasa indonesia terlengkap (fungsi,perkembangan dan kedudukan)
Tasai, Amran dan Abdul Rozak Zaidan. (2001). Pembinaan dan Pengembangan Bahasa
Indonesia (modul). Jakarta: Universitas Terbuka.
https://www.gurupendidikan.co.id/sejarah-bahasa-indonesia/
https://www.cryptowi.com/sejarah-bahasa-indonesia/

\http://repository.ut.ac.id/4059/1/MKDU4110-M1.pdf

14

Anda mungkin juga menyukai