Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

SEJARAH, KEDUDUKAN DAN FUNGSI BAHASA INDONESIA

Di susun oleh :
1. Imam Romadhon
2. Aan Hidayah

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MUARA BUNGO

PENDIDIKAN TEKNOLOGI INFORMASI

TAHUN 2022
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis sampaikan kehadirat Allah SWT, shalawat serta salam
juga disampaikan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW. Serta sahabat dan
keluarganya, seayun langkah dan seiring bahu dalam menegakkan agama Allah. Dengan
kebaikan beliau telah membawa kita dari alam kebodohan ke alam yang berilmu pengetahuan.
Dalam rangka melengkapi tugas dari mata kuliah Bahasa Indonesia PTI UMMUBA
dengan ini penulis mengangkat judul “Sejarah Bahasa Indonesia, Kedudukan Bahasa Indonesia
dan Fungsi Bahasa Indonesia”. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritikan dan saran-
saran yang dapat membangun demi kesempurnaan makalah ini.

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................................1
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................................3
1.1 Latar Belakang.................................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................................3
1.3 Tujuan..............................................................................................................................3
1.4 Manfaat............................................................................................................................3
1.5 Manfaat Praktis................................................................................................................4
1.6 Manfaat Teoritis..............................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................................5
2.1 Asal Mula Bahasa Indonesia...........................................................................................5
2.2 Proses Pengesahan Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Persatuan.................................5
2.3 Perkembangan Ejaan Bahasa Indonesia sampai Saat Ini..............................................6
2.4 Ejaan Pembaharuan.........................................................................................................7
2.5 Ejaan Melindo..................................................................................................................7
2.6 Ejaan Baru (Ejaan LBK).................................................................................................8
2.7 Ejaan yang Disempurnakan...........................................................................................10
2.8 Ejaan Bahasa Indonesia (EBI).......................................................................................12
2.9 Kongres Bahasa Indonesia I (Pertama).........................................................................12
2.10 Kongres Bahasa Indonesia II.........................................................................................12
2.11 Kongres Bahasa Indonesia III.......................................................................................12
2.12 Kongres Bahasa Indonesia IV.......................................................................................12
2.13 Kongres Bahasa Indonesia V.........................................................................................13
2.14 Kongres Bahasa Indonesia VI.......................................................................................13
2.15 Kongres Bahasa Indonesia VII......................................................................................13
2.16 Kongres Bahasa Indonesia VIII.....................................................................................13
2.17 Kongres Bahasa Indonesia IX.......................................................................................13
2.18 Kongres Bahasa Indonesia X........................................................................................14
2.19 Kedudukan Bahasa Indonesia........................................................................................14
2.20 Fungsi Bahasa Indonesia................................................................................................14
BAB III PENUTUP.....................................................................................................................15
3.1 Simpulan........................................................................................................................15
3.2 Saran...............................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................16
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 La t a r Belaka ng
Bahasa lahir berbeda-beda sesuai dengan daerahnya sehingga muncul bahasa yang
beraneka Hal ini dikarenakan kondisi geografis Indonesia yang memiliki banyak pulau,
sehingga terdiri atas banyak suku dan adat istiadat. Namun, pada era Globalisasi ini
menyebabkan masuknya bahasa asing dan bahasa pergaulan yang digunakan masyarakat
Indonesia saat ini. Untuk itu, kita sebagai masyarakat Indonesia, wajib melestarikan bahasa
Indonesia sebagai bahasa nasional. Dalam melestarikan bahasa Indonesia, kita perlu
mengetahui sejarah dan asal-usul terbentuknya bahasa Indonesia itu sendiri.
Oleh karena itu, dalam tulisan ini dijelaskan lebih rinci mengenai sejarah
terbentuknya bahasa Indonesia sampai perkembangannya saat ini, termasuk
perkembangan ejaannya.
1.2 R u m u san Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, dapat dirumuskan masalah
sebagai berikut.
1. Bagaimanakah asal mula munculnya bahasa Indonesia ?
2. Bagaimanakah proses disahkannya bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan
Indonesia?
3. Bagaimanakah perkembangan ejaan bahasa Indonesia sampai saat ini?
1.3 Tu juan
Tujuan tulisan ini adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui asal mula munculnya bahasa Indonesia.
2. Untuk mengetahui proses disahkannya bahasa Indonesia sebagai
bahasa persatuan Indonesia.
3. Untuk mengetahui perkembangan ejaan bahasa Indonesia sampai saat ini.
1.4 Man faat
Manfaat yang diharapkan diperoleh dari tulisan ini adalah
memberikan kontribusi informasi kepada masyarakat mengenai sejarah bahasa
Indonesia dari asal-usul munculnya bahasa Indonesia hingga
perkembangan ejaan bahasa Indonesia saat ini. Dengan demikian masyarakat
Indonesia dapat melestarikan dan mempertahankan bahasa Indonesia sebagai
bahasa persatuan. Bagi penulis sendiri, tulisan ini merupakan sarana yang
baik untuk bertukar pikiran antar anggota akademisi dalam membahas materi
sejarah bahasa Indonesia.
1.5 Man faat Prak ti s
1. Adapun manfaat praktis tulisan ini, yakni seperti di bawah ini.
2. Menambah wawasan akan sejarah bahasa Indonesia.
3. Dapat mengetahui asal - usul kata - kata bahasa Indonesia.

1.6 Man faat Teori ti s


Selanjutnya, secara teoritis tulisan ini bermanfaat sebagai berikut.
1. Dapat memprediksi perkembangan bahasa Indonesia di masa depan.
2. Dapat mengetahui perkembangan ejaan bahasa Indonesia sampai saat ini.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 A s a l Mu la Bahasa In don esi a
Dalam hal ini dasar yang dipakai adalah bahasa Melayu Riau, tetapi telah mengalami
perkembangan akibat penggunaanya sebagai bahasa kerja dan proses pembakuan pada awal
abad ke-20. Pada zaman Kerajaan Sriwijaya (abad ke-7 Masehi), bahasa Melayu Hal itu
dapat diketahui, dari empat prasasti berusia berdekatan yang ditemukan di Sumatra bagian
selatan peninggalan kerajaan tersebut. Pada saat itu, bahasa Melayu yang digunakan bercampur
kata-kata bahasa Sanskerta. Sebagai penguasa perdagangan, di Kepulauan Nusantara, para
pedagangnya membuat orang-orang yang berniaga terpaksa menggunakan bahasa Melayu
walaupun dengan cara kurang sempurna.
Hal itu melahirkan berbagai varian lokal dan temporal pada bahasa Melayu yang secara
umum dinamakan bahasa Melayu Pasar oleh para peneliti. Penemuan prasasti berbahasa
Melayu Kuno di Jawa Tengah (berangka tahun abad ke-9) dan prasasti di dekat Bogor
(Prasasti Bogor) dari abad ke-10 menunjukkan penyebaran penggunaan bahasa itu di Pulau
Jawa. Pada abad ke-15 berkembang bentuk yang dianggap sebagai bentuk resmi bahasa
Melayu karena dipakai oleh Kesultanan Malaka, yang kelak disebut Kemudian, Malaka
merupakan tempat bertemunya para nelayan dari berbagai negara dan mereka membuat
sebuah kota serta mengembangkan bahasa mereka sendiri dengan mengambil kata-kata
yang terbaik dari bahasa di sekitar daerah tersebut.
2.2 Proses Pen gesahan Bah asa In don esi a seb agai Bahasa Persatuan
Hal itu yang menyebabkan pemerintah kolonial Belanda ingin menggunakan bahasa
Melayu untuk mempermudah komunikasi, yakni dengan patokan bahasa Melayu Tinggi yang
sudah mempunyai kitab-kitab rujukan. Penyebaran bahasa Melayu secara lebih luas lagi
dengan dibentuknya Commissie voor de Volkslectuur (Komisi Bacaan Rakyat) pada tahun Pada
16 Juni 1927, saat sidang Volksraad (Rapat Dewan Rakyat), Jahja Datoek Kajo pertama kalinya
menggunakan bahasa Indonesia dalam pidatonya. Pada 28 Oktober 1928, Muhammad
Yamin mengusulkan bahasa Melayu sebagai bahasa nasional dalam pidatonya pada Kongres
Nasional kedua. Bahasa Indonesia secara resmi diakui sebagai "bahasa persatuan bangsa" pada
saat Sumpah Pemuda.
Muhammad Yamin berkata, "Jika mengacu pada masa depan bahasa- bahasa yang
ada di Indonesia dan kesusastraannya, hanya ada dua bahasa yang bisa diharapkan menjadi
bahasa persatuan, yaitu bahasa Jawa dan Melayu. Kongres tersebut menghasilkan bahwa
usaha pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia telah dilakukan secara sadar oleh
cendekiawan dan budayawan Indonesia saat itu.
2.3 Perkemb angan Ejaan Bahasa In d onesia sam p ai Saat In i
Hal itu yang menyebabkan pemerintah kolonial Belanda ingin menggunakan bahasa
Melayu untuk mempermudah komunikasi, yakni dengan patokan bahasa Melayu Tinggi yang
sudah mempunyai kitab-kitab rujukan. Penyebaran bahasa Melayu secara lebih luas lagi
dengan dibentuknya Commissie voor de Volkslectuur (Komisi Bacaan Rakyat) pada tahun Pada
16 Juni 1927, saat sidang Volksraad (Rapat Dewan Rakyat), Jahja Datoek Kajo pertama kalinya
menggunakan bahasa Indonesia dalam pidatonya. Pada 28 Oktober 1928, Muhammad
Yamin mengusulkan bahasa Melayu sebagai bahasa nasional dalam pidatonya pada Kongres
Nasional kedua. Bahasa Indonesia secara resmi diakui sebagai "bahasa persatuan bangsa" pada
saat Sumpah Pemuda.
Muhammad Yamin berkata, "Jika mengacu pada masa depan bahasa- bahasa yang
ada di Indonesia dan kesusastraannya, hanya ada dua bahasa yang bisa diharapkan menjadi
bahasa persatuan, yaitu bahasa Jawa dan Melayu. Kongres tersebut menghasilkan bahwa
usaha pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia telah dilakukan secara sadar oleh
cendekiawan dan budayawan Indonesia saat itu.
Beberapa perbedaan yang tampak dalam Ejaan Republik dengan Ejaan van Ophusyen
dapat diperhatikan dalam uraian di bawah ini.
a) Gabungan huruf oe dalam ejaan van Ophusyen digantikan dengan u dalam
Ejaan Republik.
b) Bunyi hamzah (‘) dalam Ejaan van Ophusyen diganti dengan k dalam Ejaan
Republik.
c) Kata ulang boleh ditandai dengan angka dua dalam Ejaan Republik.
d) Huruf e taling dan e pepet dalam Ejaan Republik tidak dibedakan.
e) Tanda trema (‘) dalam Ejaan van Ophusyen dihilangkan dalam Ejaan
Republik. Agar perbedaan kedua ejaan itu menjadi lebih jelas, di bawah ini
diberikan beberapa contoh :

Ejaan van Ophusyen Ejaan Republik

oemoer umur
koeboer kubur

ma’loem maklum
2.4 Ej aa n Pemba h a ruan
Konsep Ejaan Pembaharuan yang telah berhasil disusun itu dikenal dengan sebuah nama
yang diambil dari dua nama tokoh yang pernah mengetuai panitia ejaan itu, Dalam hal ini
Profesor Prijono dan E. Pada tahun 1957 panitia itu berhasil merumuskan patokan- patokan
ejaan baru.
Salah satu hal yang menarik dalam konsep Ejaan Pembaharuan ialah
disederhanakannya huruf-huruf yang berupa gabungan konsonan dengan huruf tunggal.
Hal itu, antara lain tampak dalam contoh di bawah ini.
a) Gabungan konsonan dj diubah menjadi j
b) Gabungan konsonan tj diubah menjadi ts
c) Gabungan konsonan ng diubah menjadi ŋ
d) Gabungan konsonan nj diubah menjadi ń
e) Gabungan konsonan sj diubah menjadi š
f) Kecuali itu, gabungan vokal ai, au, dan oi, atau yang lazim disebut diftong ditulis
berdasarkan pelafalannya yaitu menjadi ay, aw, dan oy Misalnya:

EYD Ejaan Pembaharuan

santai santay
2.5 Ejaan
gulai gulay Mel i nd
o
harimau harimaw
Ejaan

kalau kalaw Melindo


(Melayu-
amboi amboy Indonesia)
merupakan hasil perumusan ejaan Melayu dan Indonesia pada tahun 1959. Perumusan Ejaan
Melindo ini diavvali dengan diselenggarakannya Kongres Bahasa Indonesia yang kedua pada
tahun Dalam Ejaan Pembaharuan kedua gabungan konsonan itu diganti dengan ts dan n.
.
2.6 E jaan B aru (E jaan L B K)
Panitia itu berhasil merumuskan suatu konsep ejaan yang kemudian diberi nama Ejaan
Baru. Panitia itu bekerja atas Dasar Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan,
No.062/67, 19 September 1967.
Perubahan yang terdapat pada Ejaan Baru atau Ejaan LBK, yakni sebagai berikut.
a. Gabungan konsonan dj diubah menjadi j.

Misalnya :
EYD Ejaan
Baru
remaja remadja

jalan djalan

perjaka perdjak
a
b. Gabungan konsonan tj diubah menjadi j

Misalnya:
EYD Ejaan Baru

cakap tjakap

baca batja

cipta tjipta

c. c. Gabungan konsonan nj diubah menjadi ny


Misalnya:
EYD Ejaan Baru

sunyi sunji

nyala njala

bunyi bunji
d. Gabungan konsonan sj diubah menjadi sy
Misalnya:
EYD Ejaan
Baru
syarat sjarat

isyarat isjarat

syukur sjukur

e. Gabungan konsonan ch diubah menjadi kh


Misalnya:
EYD Ejaan Baru

takhta tachta

makhluk machIuk

ikhlas ichlas
2.7 Ejaan yang D i sempu rnakan
Dengan Keputusan Presiden No. 57 Tahun 1972, ejaan tersebut dikenal dengan nama
Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD). Beberapa kebijakan baru yang
ditetapkan di dalam EYD, yakni seperti di bawah ini.
a. Perubahan Huruf
Ejaan Lama EYD

djika jika

tjakap cakap

njata nyata

sjarat syarat

achir akhir

supaja supaya

b. Huruf f, v, dan z yang merupakan unsur serapan dari bahasa asing diresmikan
pemakaiannya.
Misalnya:
  khilaf
  fisik
  valuta
  universitas
  zakat
  khazanah
c. Huruf q dan x yang lazim digunakan dalam bidang ilmu pengetahuan tetap
digunakan, misalnya pada kata Furqan, dan xenon.
d. Penulisan di- sebagai awalan dibedakan dengan di- yang merupakan kata
depan. Sebagai awalan, di- ditulis sering kali dengan unsur yang
menyertainya, sedangkan di- sebagai kata depan ditulis terpisah dari kata yang
mengikutinya.
Contoh:
Awalan Kata
dicuci di kantor
Depan
dibelika di
ndicium di
sekolah
dilatar belakangi di tanah
samping

e. Kata ulang ditulis penuh dengan mengulang unsur-unsurnya. angka dua tidak
digunakan sebagai penanda perulangan:
Misalnya:
anak-anak, bukan anak2 bermain-main, bukan bennainl bersalam-salaman.
Secara umum, hal-hal yang diatur dalam EYD adalah sebagai berikut.
1) Penulisan huruf, termasuk huruf kapital dan huruf miring.
2) Penulisan kata.
3) Penulisan tanda baca.
4) Penulisan singkatan dan akronim.
5) Penulisan angka dan lambang bilangan.
6) Penulisan unsur serapan.
2.8 Ejaan Bahasa In d on esi a (EBI)
Masyarakat yang kritis terns mendesak Badan Pengembangan dan
Pembinaan Bahasa untuk segera merevisi pedoman EYD sehingga muncul PU EBI
sebagai bentuk jawaban atas kritikan yang diterima. Selanjutnya EYD berubah menjadi
EBI (Ejaan Bahasa Indonesia) sebagai pedoman umum sejak akhir 2015 silam.
Perubahan yang dilakukan oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa
Indonesia ini, berlandaskan Peraturan Menteri dan Kebudayaan Rl Nomor 50 Tahun
2015. Pada EYD tidak diatur bahwa huruf kapital digunakan untuk menulis unsur
julukan, sedangkan dalam EBI, unsur julukan diatur dan ditulis dengan awal huruf kapital.
Dalam EYD, fungsi huruf tebal ada tiga, yaitu menuliskan judul buku, bab, dan
semacamnya, mengkhususkan huruf, serta menulis lema atau sublema dalam kamus. Hal
itu terjadi dan dibahas dalam kongres bahasa Indonesia. Berikut ini kongres bahasa
Indonesia yang sudah dilaksanakan.
2.9 Kong res Ba h a sa In don esia I ( Pertama )
Kongres bahasa Indonesia yang pertama dilaksanakan di Kota Solo, Jawa
Tengah, yakni pada tanggal 25 - 28 Juni tahun 1938. Kongres pertama ini
menghasilkan simpulan yang intinya usaha pembinaan dan pengembangan bahasa
Indonesia telah dilakukan secara sadar oleh cendikiawan dan budayawan
Indonesia pada waktu itu.
2 . 1 0 Ko ngres Bah asa In do n esia II
Kongres bahasa Indonesia yang kedua dilaksanakan di Kota Medan, Sumatra Utara,
pada 28 Oktober - 1 November 1954. Mentri Pendidikan dan Kebudayaan pada 31
Agustus 1972, menetapkan Pedoman Umum Bahasa Ejaan Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah resmi berlaku di seluruh
wilayah Indonesia (Wawasan Nusantara).
2 . 1 1 Ko ngres Bah asa In do n esia III
Konferensi Bahasa Indonesia ke-3 diadakan pada tanggal 28 Oktober hingga 2
November 1978. Penutupan konferensi bahasa ketiga ini menandai kemajuan,
pertumbuhan dan perkembangan bahasa Indonesia sejak tahun 1928 dan memperingati
Sumpah Pemuda ke-50 untuk terus berjuang memajukan status dan fungsi bahasa
Indonesia. peningkatan bahasa.
2 . 1 2 Ko ngres Bah asa In do n esia IV
Konferensi Bahasa Indonesia ke-4 akan diadakan di Jakarta pada tanggal 21-26
Nopember 1983. Bertepatan dengan hari Sumpah Pemuda ke-55, resolusi tersebut
menyatakan bahwa kewajiban yang terkandung dalam GBHN yang mengamanatkan
seluruh warga negara Indonesia untuk menggunakannya harus lebih meningkatkan
perkembangan dan perkembangan bahasa Indonesia, saya katakan tidak. Bahasa Indonesia
yang puas dan benar tercapai semaksimal mungkin.
2 . 1 3 Ko ngres Bah asa In do n esia V
Konferensi Bahasa Indonesia ke-5 dilaksanakan pada tanggal 28 Oktober hingga 3
November 1988. Konferensi Bahasa ke-5 ini dihadiri oleh 700 ahli bahasa Indonesia dari
Sabang sampai Merauke. Turut diundang adalah perwakilan dari Malaysia, Brunei
Darussalam, Singapura, Belanda, Jerman dan Australia. Konferensi ini juga
memperkenalkan hasil utama dari Pusat Pengembangan dan Pengembangan Bahasa, yaitu
kamus besar bahasa Indonesia dan tata bahasa Indonesia standar, kepada para pecinta bahasa
di nusantara.
2 . 1 4 Ko ngres Bah asa In do n esia VI
Konferensi Bahasa Indonesia ke-6 diadakan di Jakarta Dari tanggal 28 Oktober
hingga 2 November 1993, 770 peserta dari Indonesia menghadiri Konferensi Bahasa ke-6.
Dalam hal ini, 53 peserta dari berbagai negara seperti Brunei, Australia, Jepang, Rusia,
Hong Kong, India, Jerman, Singapura, Amerika Serikat dan Korea Selatan berpartisipasi
sebagai tamu. Kesimpulan dari konferensi ini adalah peningkatan Pusat Pengembangan dan
Pengembangan Bahasa Indonesia menjadi Lembaga Bahasa Indonesia dan mengusulkan
rancangan Undang-Undang Bahasa Indonesia.
2 . 1 5 Kon gres Bah asa In d on esi a VII
Konferensi Bahasa Indonesia ke-7 diadakan pada tanggal 26-30 Oktober 1998 di
Hotel Indonesia, Jakarta. Kesimpulan dari Konferensi Bahasa ke-7 ini adalah mengusulkan
pembentukan Dewan Pertimbangan Bahasa Indonesia.
2 . 1 6 Ko ngres Bah asa In do n esia VIII
Konferensi Bahasa Indonesia ke-8 diadakan di Jakarta.14-17 Oktober 2003. Pada
konferensi bahasa ini, para ahli dan pemerhati bahasa Indonesia sampai pada kesimpulan
bahwa, berdasarkan konferensi Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928, kaum muda mengatakan
bahwa mereka memiliki satu bahasa, yaitu bahasa Indonesia. Bulan bahasa dijelaskan.
Program bulan bahasa meliputi seminar bahasa Indonesia di berbagai institusi yang
berhubungan dengan bahasa Indonesia.
2 . 1 7 Ko ngres Bah asa In do n esia IX
Konferensi Bahasa Indonesia ke-9 diadakan di Jakarta pada tanggal 28 April
Oktober hingga 1 November 2008. Konferensi ini juga menandai 100 tahun Kebangkitan
Nasional, 80 tahun Sumpah Pemuda dan 60 tahun berdirinya Pusat Bahasa. Dalam hal ini
tahun 2008 dinyatakan sebagai tahun bahasa, sehingga kegiatan kebahasaan dan sastra
berlangsung sepanjang tahun 2008. 80 tahun sebagai puncak dari semua kegiatan linguistik
dan sastra Sumpah Pemuda, IX. Konferensi Indonesia diadakan.Lima topik utama yang
dibahas dalam konferensi tersebut: Bahasa Indonesia, Bahasa Daerah, Penggunaan Bahasa
Asing, Bahasa Pendidikan dan Sastra, dan Bahasa Media Massa. Konferensi bahasa ini
bersifat internasional dan menarik pembicara dari Jerman dan luar negeri. Para ahli
linguistik dan sastrawan yang telah mempelajari dan mengembangkan bahasa Indonesia di
luar negeri akan diberi kesempatan untuk memberikan komentar tentang IX ini. konferensi
Indonesia.

2 . 1 8 Kon gres Bah asa In d on esi a X


Konferensi Bahasa Indonesia ke-10 diadakan di Jakarta 28-31 Oktober 2013.
Kesimpulan dari Konferensi Bahasa ke-10 ini adalah Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
(Mendikbud) merekomendasikan apa yang harus dilakukan oleh Pemerintah. Rekomendasi
ini didasarkan pada laporan Direktur Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, serta
integrasi 16 makalah pleno, 104 makalah sesi kelompok menjadi delapan topik diskusi
panel, dan enam sesi pleno terpisah yang berisi diskusi. dari kertas Dikembangkan selama
proses.

2.19 Kedudukan Bahasa Indonesia


Bahasa Indonesia menempati tempat yang sangat penting, sebagaimana tertuang
dalam ikrar ketiga Sumpah Pemuda tahun 1928 untuk menegakkan bahasa persatuan kita,
putra dan putri Indonesia, bahasa Indonesia.
Sebagai bahasa nasional kedudukannya berada di atas bahasa daerah. Selain itu,
UUD 1945 memuat ketentuan khusus mengenai status bahasa Indonesia (Bab 15, Pasal
36), yang menyatakan bahwa bahasa nasional adalah bahasa Indonesia. Dengan kata lain,
ada dua jenis jabatan dalam bahasa Indonesia. Pertama, Sumpah Pemuda tahun 1928
menetapkan bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi. Kedua, menurut UUD 1945, bahasa
Indonesia adalah bahasa nasional.
2.20 Fungsi Bahasa Indonesia
Diposisikan sebagai bahasa Indonesia, bahasa Indonesia berfungsi sebagai
(1) lambang kebanggaan bangsa
(2) lambang identitas nasional
(3) alat penghubung warga, daerah dan budaya
(4) to do. Alat yang memungkinkan persatuan berbagai suku bangsa dengan latar
belakang sosial budaya dan bahasa masing-masing untuk membentuk kesatuan
bangsa Indonesia.
Sebagai lambang kebanggaan bangsa, bahasa Indonesia mencerminkan nilai-nilai
sosial budaya yang melandasi kebangsaan kita. Berdasarkan kebanggaan tersebut, kami
memelihara dan mengembangkan bahasa Indonesia, senantiasa meningkatkan kebanggaan
para penggunanya. Sebagai lambang identitas nasional, bahasa Indonesia kami bawa
bersama bendera dan lambang negara kami. Tentunya dalam menjalankan fungsi tersebut
bahasa Indonesia harus memiliki identitas tersendiri yang selaras dengan simbolisme
kebangsaan yang lain. Bahasa Indonesia dapat memiliki identitasnya hanya jika orang
menggunakannya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi negara kesatuan Republik Indonesia dan
bahasa bangsa Indonesia. Sampai saat ini, bahasa Indonesia adalah bahasa yang hidup,
berkembang seiring dengan memperkaya kosakata baru melalui penciptaan atau
penyerapan dari bahasa lokal dan bahasa asing. Pada abad ke-5 M, dikembangkan suatu
bentuk yang dianggap sebagai bentuk resmi bahasa Melayu. Hal ini karena digunakan
oleh Kesultanan Malaka, yang kemudian disebut Melayu. Pada masa penjajahan Belanda
di awal abad ke-20, pemerintah kolonial Belanda berharap dapat menggunakan bahasa
Melayu untuk mempermudah komunikasi. Hal ini dilakukan dengan merujuk pada
bahasa Melayu Tinggi yang referensinya sudah ada. Pada tanggal 16 Juni 1927, dalam
sidang Dewan Rakyat (Volksraad), Jahja Datoek Kajo berpidato pertama dalam bahasa
Indonesia. Bahasa Indonesia berkembang di sini. Bahasa Indonesia secara resmi diakui
sebagai "bahasa persatuan bangsa" pada saat Sumpah Pemuda.
Pada tanggal 18 Agustus 1945, sehari setelah kemerdekaan, UUD 1945
ditandatangani menjadi undang-undang, dalam Bab 15, Pasal 36, bahwa bahasa Indonesia
adalah bahasa resmi. Selanjutnya dalam kaitannya dengan perkembangan ortografi
setelah Melayu ditetapkan sebagai bahasa Indonesia, ejaan Republik, ejaan Pembaharuan,
ejaan Melindo, ejaan LBK,Perbaikan ejaan dan EBI.
Berdasarkan argumentasi di atas bahwa bahasa utama Indonesia adalah bahasa
Melayu sejak tahun 1901 sampai sekarang, bangsa Indonesia telah mengalami kemajuan
dalam ilmu pengetahuan, teknologi dan teknologi informasi dan komunikasi, serta
mampu berpikir kritis dan berkomunikasi secara efektif. bisa. Untuk itu diperlukan
wawasan, pengetahuan dan kompetensi kebahasaan yang mencakup sebagian besar
bahasa daerah masyarakat Indonesia. Pengembangan bahasa Indonesia dilakukan melalui
upaya standardisasi untuk menjamin penggunaan bahasa secara cermat, akurat dan
efisien. bahasa Indonesia berkembang.
Ini adalah alat yang menghubungkan negara. Dari sini dapat disimpulkan bahwa
kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia sangat penting dalam perkembangan bahasa
Indonesia untuk Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
3.2 S aran
Dengan kerendahan hati, penulis merasakan tulisan ini sangat sederhana
dan jauh dari sempurna. Saran, kritik yang konstuktif sangat diperlukan demi
kesempurnaan tulisan ini. Demikian pula, perlu penyempurnaan di sana – sini agar
tulisan ini menjadi lebih lengkap dan lebih bermanfaat bagi pembaca dan pecinta
bahasa Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA

Arif Ridiawan. 2012. Perkembangan Ejaan Bahasa Indonesia mulai Ejaan dan Ophusyen
hingga EYD. http://ridiawan. blogspot. co. id/2012/02/perkembangan-ejaan-
bahasa-indonesia.html?m=1 13 September 2017 (14:23).
Excellent Translation. 2017. EYD Berubah Menjadi EBI Sebagai Pedoman Umum.

https://jasa-translate.com/eyd-berubah-menjadi-ebi-sebagai-pedoman-umum/. 23
September 2017 (18:38).

Gunawan, Heri Indra. 2016. Isi Konggres Bahasa Indonesia I sampai X.

http://www.gurungapak. com/2016/05/konggres-bahasa-indonesia. html. 11 September


2017 (15:09).
http://repository.unib.ac.id/11129/1/24-Inda%20Puspita%20Sari.pdf

Sukartha, I Nengah, dkk.2010. Bahasa Indonesia Akademik Untuk Perguruan Tinggi.


Bali : Udayana University Press.

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. 2016. Ejaan Bahasa Indonesia (EBI).
https://pbsiikipgunungsitoli. blogspot. co. id/2016/12/ejaan-bahasa-indonesia-
ebi.html?m=l. 23 September 2017 (19:15).

Wikipedia. Bahasa Indonesia. http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Indonesia. 11


September 2017 (14:52).

Anda mungkin juga menyukai