Anda di halaman 1dari 12

SEJARAH PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA

Oleh: Kelompok 1

Muhammad Farhan Haragi 01021282328033

Ibni Sahara 01021282328107

Alvine Ristia 01021182328099

Amanda Dewi Lestari 01021282328113

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT. Karena atas segala rahmatnya
kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Sejarah Perkembangan Bahasa Indonesia”
ini. Tak lupa juga kami haturkan solawat beserta salam kepada junjungan kita, Nabi Muhammad
SAW. Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Ibu Khalidatun Nuzula, M.Pd. selaku dosen
pengampu mata kuliah Bahasa Indonesia yang senantiasa membimbing kami dalam
mendapatkan ilmu yang sangat bermanfaat.

Harapan kami sebagai penyusun semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca. Kami juga berbesar hati menerima kritik untuk dapat
memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi. Karena
keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman yang kami miliki, kami tahu bahwa masih
banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Inderalaya, Januari 2024

Penyusun

ii
DAFTAR ISI
1.

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah................................................................................................................2

1.3 Tujuan...................................................................................................................................2

2. PEMBAHASAN.........................................................................................................................3

2.1 Sejarah Adanya Bahasa Indonesia.....................................................................................3

a. Bahasa Melayu sebagai bahasa Nusantara..........................................................................3

b. Perkembangan Bahasa Melayu di Era Kolonial Belanda..................................................3

c. Kelahiran Bahasa Indonesia.................................................................................................4

d. Perkembangan Bahasa Indonesia di Masa Kini.................................................................5

2.2 Menjaga Kelestarian Bahasa Indonesia.............................................................................6

a. Pentingnya menjaga kelestarian Bahasa Indonesia............................................................6

3. PENUTUP..................................................................................................................................8

3.1 Kesimpulan...........................................................................................................................8

3.2 Saran.....................................................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................9

iii
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bahasa adalah alat komunikasi sosial yang berupa sistem simbol bunyi yang dihasilkan
dari ucapan manusia. Manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan sarana untuk berinteraksi
dengan manusia lainnya di masyarakat. Untuk kepentingan interaksi sosial itu, maka dibutuhkan
suatu wahana komunikasi yang disebut bahasa. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI), bahasa merupakan sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh masyarakat
untuk bekerja, berinteraksi, dan mengidentifikasi diri.

Perkiraan jumlah bahasa di dunia beragam antara 6.000-7.000 bahasa. Namun, perkiraan
tepatnya bergantung pada suatu perubahan sembarang yang mungkin terjadi antara bahasa dan
dialek. Bahasa alami adalah bicara atau bahasa isyarat, tetapi setiap bahasa dapat disandikan ke
dalam media kedua menggunakan stimulus audio, visual, atau taktil, sebagai contohnya, tulisan
grafis, braille, atau siulan. Hal ini karena bahasa manusia bersifat independen terhadap
modalitas. Sebagai konsep umum, "bahasa" bisa mengacu pada kemampuan kognitif untuk dapat
mempelajari dan menggunakan sistem komunikasi yang kompleks, atau untuk menjelaskan
sekumpulan aturan yang membentuk sistem tersebut atau sekumpulan pengucapan yang dapat
dihasilkan dari aturan-aturan tersebut. Semua bahasa bergantung pada proses semiosis untuk
menghubungkan isyarat dengan makna tertentu.

Di negara kita sendiri, Bahasa Indonesia merupakan bahasa resmi sebagai bahasa nasional di
Indonesia. Bahasa Indonesia merupakan varietas yang dibakukan dari bahasa Melayu. Sebuah
bahasa rumpun Austronesia yang digolongkan kedalam rumpun Melayik yang sendirinya
merupakan cabang turunan dari cabang Melayu-Polinesia. Bahasa Indonesia telah sejak lama
digunakan sebagai bahasa di wilayah kepulauan Indonesia yang rata-rata memiliki kemajemukan
linguistika. Dengan jumlah penutur bahasa yang lumayan besar ditambah dengan populasi
diaspora yang tinggal di luar negeri, bahasa Indonesia masuk sebagai salah satu bahasa yang
paling banyak digunakan atau dituturkan di seluruh dunia

1
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas maka di dapatkan rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana sejarah adanya Bahasa Indonesia?


2. Bagaimana cara mempertahankan kelestarian Bahasa Indonesia?

1.3 Tujuan
Dilihat dari rumusan masalah, tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui sejarah ditemukannya Bahasa Indonesia.


2. Untuk mengetahui cara mempertahankan Bahasa Indonesia.

2
PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Adanya Bahasa Indonesia


a. Bahasa Melayu sebagai bahasa Nusantara
Pada abad ke-15, Bentuk bahasa yang berkembang dianggap sebagai bahasa Melayu
Klasik (classical Malay atau medieval Malay). Bentuk bahasa ini dipakai oleh Kesultanan
Melaka, yang perkembangannya kelak disebut sebagai bahasa Melayu Tinggi. Penggunaannya
terbatas di kalangan keluarga kerajaan di sekitar Sumatra, Jawa, dan Semenanjung Malaya.
Tome Pires atau bisa disebut bendahara Portugis, menyebutkan bahwa adanya bahasa yang
dipahami oleh semua pedagang di wilayah Sumatra dan Jawa. Magellan dilaporkan karena
memiliki budak dari Nusantara yang menjadi juru bahasa di wilayah itu. Ciri paling menonjol
dalam ragam sejarah ini adalah mulai masuknya kata-kata pinjaman dari bahasa Arab dan bahasa
Parsi, akibatnya yaitu dari penyebaran agama Islam yang mulai masuk sejak abad ke-12. Kata-
kata bahasa Arab seperti masjid, kalbu, kitab, kursi, selamat, dan kertas, serta kata-kata Parsi
seperti anggur, cambuk, dewan, saudagar, tamasya, dan tembakau masuk pada periode ini.
Proses penyerapan dari bahasa Arab terus berlangsung hingga sekarang.

Kedatangan pedagang Portugis, diikuti oleh Belanda, Spanyol, dan Inggris sehingga
meningkatkan informasi dan mengubah kebiasaan masyarakat pengguna bahasa Melayu. Bahasa
Portugis banyak memperkaya kata-kata untuk kebiasaan Eropa dalam kehidupan sehari-hari,
seperti gereja, sepatu, sabun, meja, bola, bolu, dan jendela. Bahasa Belanda terutama banyak
memberi pengayaan di bidang administrasi, kegiatan resmi (misalnya dalam upacara dan
kemiliteran), dan teknologi hingga awal abad ke-20. Kata-kata seperti asbak, polisi, kulkas,
knalpot, dan stempel adalah pinjaman dari bahasa ini.

Bahasa yang dipakai pendatang dari Tiongkok juga lambat laun dipakai oleh penutur
bahasa Melayu, akibat kontak di antara mereka yang mulai intensif di bawah penjajahan
Belanda. Sehingga dapat diduga, kata-kata Tionghoa yang masuk biasanya berkaitan dengan
perniagaan dan keperluan sehari-hari, seperti pisau, tauge, tahu, loteng, teko, tauke, dan cukong.

b. Perkembangan Bahasa Melayu di Era Kolonial Belanda


Pemerintah kolonial Hindia Belanda menyadari bahwa bahasa Melayu dapat dipakai
untuk membantu administrasi bagi kalangan pegawai pribumi karena penguasaan bahasa
3
Belanda para pegawai pribumi dinilai lemah. Dengan menyandarkan diri pada bahasa Melayu
Tinggi (karena telah memiliki kitab-kitab rujukan), sejumlah sarjana Belanda mulai terlibat
dalam pembakuan bahasa. Promosi bahasa Melayu pun dilakukan di sekolah-sekolah dan
didukung dengan penerbitan karya sastra dalam bahasa Melayu. Akibat dari pilihan ini
terbentuklah "embrio" bahasa Indonesia yang secara perlahan mulai terpisah dari bentuk semula
bahasa Melayu Riau-Johor.

Pada awal abad ke-20, perpecahan dalam bentuk baku tulisan bahasa Melayu mulai
terlihat. Pada tahun 1901, Indonesia (sebagai Hindia Belanda) mengadopsi ejaan Van Ophuijsen
dan pada tahun 1904 Persekutuan Tanah Melayu (kelak menjadi bagian dari Malaysia) dan
Inggris mengadopsi ejaan Wilkinson. Ejaan Van Ophuijsen diawali dari penyusunan Kitab Logat
Melayu (dimulai tahun 1896) van Ophuijsen, dibantu oleh Nawawi Soetan Makmoer dan
Moehammad Taib Soetan Ibrahim.

Intervensi pemerintah semakin kuat dengan dibentuknya Commissie voor de


Volkslectuur ("Komisi Bacaan Rakyat"–KBR) pada tahun 1908. Suatu saat lembaga ini menjadi
Balai Pustaka. Pada tahun 1910, komisi ini di bawah pimpinan D.A. Rinkes, melancarkan
program Taman Poestaka dengan membentuk perpustakaan kecil di berbagai sekolah pribumi
dan beberapa instansi milik pemerintah. Perkembangan program ini sangat pesat, dalam dua
tahun telah terbentuk sekitar 700 perpustakaan. Badan penerbit ini menerbitkan novel-novel,
seperti Siti Nurbaya dan Salah Asuhan, buku-buku penuntun bercocok tanam, penuntun
memelihara kesehatan, yang banyak membantu penyebaran bahasa Melayu di kalangan
masyarakat luas.

Bahasa Melayu yang disebarkan oleh Balai Pustaka sesungguhnya merupakan bahasa
Melayu Tinggi yang bersumber dari bahasa Melayu Riau-Lingga, sedangkan bahasa Melayu
yang lebih populer dituturkan kala itu di Hindia Belanda yaitu bahasa Melayu Rendah atau
bahasa Melayu Pasar. Kwee Tek Hoay, sastrawan Melayu Tionghoa mengkritik bahasa tinggi ini
sebagai bahasa yang tidak alamiah, seperti barang bikinan, tidak mampu melukiskan tabiat dan
tingkah laku sesungguhnya, seperti pembicaraan dalam pertunjukan wayang yang tidak
ditemukan dalam pembicaraan sehari-hari.

4
c. Kelahiran Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia mendapatkan pengakuan sebagai "bahasa persatuan bangsa" pada
Kongres Pemuda II tanggal 28 Oktober 1928 yang menghasilkan Sumpah Pemuda. Pada saat
Kongres pemuda II, para pemuda yang berasal dari berbagai penjuru Nusantara berkumpul
dalam Kerapatan Pemuda dan berikrar (1) bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia, (2)
berbangsa yang satu, bangsa Indonesia, dan (3) menjunjung bahasa persatuan, bahasa
Indonesia.Pemakaian bahasa Melayu sebagai bahasa nasional berdasarkan usulan dari
Muhammad Yamin, yang mana karena menurutnya apabila mengacu pada masa depan bahasa-
bahasa yang ada di Indonesia dan kesusastraannya, hanya ada dua bahasa yang bisa diharapkan
menjadi bahasa persatuan yaitu bahasa Jawa dan Melayu. Namun dari dua bahasa itu, bahasa
Melayulah yang lambat laun akan menjadi bahasa bersama atau bahasa persatuan

Penggantian nama dari bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia menuruti usulan dari
Mohammad Tabrani pada Kongres Pemuda I yang beranggapan jika tumpah darah dan bangsa
tersebut dinamakan Indonesia, maka bahasanya pun harus disebut bahasa Indonesia. Kata
"bahasa Indonesia" sendiri telah muncul dalam tulisan-tulisan Tabrani sebelum Sumpah Pemuda
diselenggarakan. Kata "bahasa Indonesia" pertama kali muncul di dalam harian Hindia Baroe
pada tanggal 10 Januari 1926. Pada tanggal 11 Februari 1926 di koran yang sama, tulisan
Tabrani muncul dengan judul "Bahasa Indonesia" yang membahas tentang pentingnya nama
bahasa Indonesia dalam konteks perjuangan bangsa.

Kemudian, perkembangan bahasa dan kesusastraan Indonesia banyak dipengaruhi oleh


sastrawan Minangkabau, seperti Marah Rusli, Abdul Muis, Nur Sutan Iskandar, Sutan Takdir
Alisyahbana, Hamka, Roestam Effendi, Idrus, dan Chairil Anwar. Sastrawan tersebut banyak
mengisi dan menambah perbendaharaan kata, sintaksis, maupun morfologi bahasa Indonesia.
Pada tanggal 25-28 Juni 1938, dilaksanakan Kongres Bahasa Indonesia I di Solo. Dari hasil
kongres Bahasa Indonesia I,bisa disimpulkan bahwasanya usaha pembinaan dan pengembangan
bahasa Indonesia telah dilakukan secara sadar oleh cendekiawan dan budayawan Indonesia pada
saat itu. Kemudian kongres Bahasa Indonesia di gelar lima tahun sekali utnuk membahasa
perkembangan bahasa Indonesia.

5
d. Perkembangan Bahasa Indonesia di Masa Kini
Di negara yang memiliki lebih dari 700 bahasa daerah dan beranekaragam kelompok
suku, bahasa Indonesia menempati peran penting dalam mempersatukan keberagaman budaya di
seluruh Indonesia. Bahasa Indonesia adalah bahasa utama di media, badan pemerintah, sekolah,
universitas, tempat kerja, dan lain sebagainya. Bahasa Indonesia baku digunakan untuk
kebutuhan penulisan buku dan surat kabar, serta untuk siaran berita televisi ataupun radio.

Bahasa Indonesia baku tidak begitu sering digunakan dalam percakapan sehari-hari,
sebagian besar penggunaannya terbatas pada keperluan formal saja. Meskipun hal ini merupakan
gejala yang umum terjadi pada kebanyakan bahasa di dunia (misalnya, bahasa Inggris lisan tidak
selalu sesuai dengan standar bahasa tulis), bahasa Indonesia lisan cukup berbeda/jauh dari bahasa
Indonesia baku, baik dalam hal tata bahasa maupun kosa kata. Hal itu disebabkan karena orang
Indonesia yang cenderung menggabungkan aspek bahasa daerahnya sendiri (misalnya, Jawa,
Sunda, dan Bali) dengan bahasa Indonesia. Hal ini menghasilkan berbagai dialek bahasa
Indonesia yang kedaerahan, jenis bahasa inilah yang paling mungkin didengar oleh orang asing
saat tiba di sebuah kota di Indonesia.Fenomena ini diperkuat dengan penggunaan bahasa gaul
Indonesia, khususnya di wilayah perkotaan. Tidak seperti varietas baku yang relatif seragam,
Bahasa Indonesia daerah menunjukkan tingkat variasi geografis yang tinggi, meskipun bahasa
Indonesia gaul ala Jakarta berfungsi sebagai norma de facto bahasa informal dan merupakan
sumber pengaruh yang populer di seluruh Indonesia.

2.2 Menjaga Kelestarian Bahasa Indonesia


a. Pentingnya menjaga kelestarian Bahasa Indonesia
Setelah kita mengetahui bagaimana sejarah munculnya Bahasa Indonesia, dari yang awalnya
merupakan adopsi dari Bahasa Melayu hingga dapat menjadi Bahasa Nasional di negara kita,
kini kita harus mengetahui pentingnya untuk terus melestarikan Bahasa Indonesia, agar Bahasa
Indonesia tetap eksis digunakan dalam kehidupan masyarakat sehari-hari.

Untuk mempertahankan dan melestarikan bahasa Indonesia dibutuhkan sikap yang positif
yang harus dilakukan dalam kehidupan sehari - hari dengan menggunakan bahasa Indonesia
daripada bahasa luar dan bersedia menjaga agar pengaruh asing tidak terlalu berlebihan. Untuk

6
menghindari hilangnya bahasa Indonesia di negeri sendiri perlu dilakukan upaya pelestarian
terhadap bahasa Indonesia. Untuk itu diperlukan peran - peran dari semua lapisan masyarakat
serta perlu adanya metode - metode lain untuk lebih melestarikan bahasa Indonesia.

Berikut metode - metode dalam pelestarian bahasa Indonesia:

1. Meningkatkan kedisiplinan berbahasa Indonesia.

2. Menjadikan pendidikan lembaga pendidikan sebagai basis pembinaan bahasa.

3. Perlunya pemahaman terhadap bahasa indonesia yang baik dan benar.

4. Menjunjung tinggi bahasa indonesia di negeri sendiri.

5. Melestarikan tata cara berbicara bahasa indonesia yang baik dan benar.

7
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Bahasa Indonesia merupakan Bahasa penyatu Indonesia, serta Bahasa yang menyatukan
perjuangan para pahlawan kita dari era kolonial Belanda, Bahasa Indonesia mengalami
perkembangan pesat sejak ditetapkan sebagai bahasa nasional yang menjadi salah satu identitas
bangsa yang membedakan bangsa Indonesia dengan bangsa lain. Dalam perkembangannya
bahasa indonesia menjadi bahasa yang mampu mengkomunikasikan berbagai ide, gagasan, dan
perilaku penuturnya di berbagai aspek kehidupan diantaranya ekonomi, politik dan sosial
budaya. Bahasa Indonesia bukan hanya sebagai bahasa resmi nasional melainkan telah
berkembang menjadi bahasa ilmu pengetahuan dan teknologi sesuai dengan amanat undang-
undang Republik Indonesia.

3.2 Saran
Penguatan bahasa indonesia dalam negeri perlu dilakukan untuk meningkatkan sikap
positif masyarakat terhadap bahasa Indonesia dan meningkatkan mutu penggunaannya.

8
DAFTAR PUSTAKA

Collins, J. T. (2005). Bahasa Melayu bahasa dunia: Sejarah singkat. Yayasan Obor Indonesia.

Mamonto, S. (2023). Sejarah Perkembangan Bahasa Melayu Menjadi Bahasa Indonesia. Journal
on Education, 5(3), 6465-6470.

Dato’Dr, H. PEMARTABATAN BAHASA MELAYU.

Safika, N. D. (2020). Pengaruh pemakaian bahasa gaul terhadap kemampuan berbahasa


Indonesia remaja.

Anda mungkin juga menyukai