Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

SEJARAH BAHASA INDONESIA DAN


FUNGSI BAHASA

Diajukan sebagai
Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia

Disusun Oleh:

NAMA : M, FEBRIANSYAH
NIM : 221210604

Dosen Pembimbing
Bpk, La Ode Hasanuddin S. Sagala, S.Si, M.Cs

UNIVERSITAS SEMBILANBELAS NOVEMBER KOLAKA


PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI
FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya dan
karunianya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Adapun tema dari
makalah ini adalah Sejarah Bahasa Indonesia dan Fungsi Bahasa.

Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
dosen mata kuliah Bahasa Indoseia yaitu Bpk. Retno Susanto, S.Pd.,M.Hum. yang telah
memberikan tugas terhadap saya. Saya juga ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-
pihak yang turut membantu dalam pembuatan makalah ini.

Kami jauh dari sempurna, dan ini merupakan langkah yang baik dari studi yang
sesungguhnya. Oleh karena itu, keeterbatasan waktu dan kemampuan kami, maka kritik dan
saran yang membangun senantiasa kami harapkan. Semoga makalah ini dapat berguna bagi
saya pada khususnya dan pihak lain yang berkepentingan pada umumnya

Anaiwoi, 20 September 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................ i

DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii

BAB 1 PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1

A. Latar Belakang ................................................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................................... 1

C. Tujuan ............................................................................................................................. 2

D. Manfaat ........................................................................................................................... 2

1. Manfaat Praktis ........................................................................................................... 2

2. Manfaat Teoritis .......................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................... 3

A. Sejarah Bahasa Indonesia ............................................................................................... 3

1. Bahasa Indonesia sebelum Kemerekaan ..................................................................... 3

2. Bahasa Indonesia Sesudah Kemerdekaan ................................................................... 6

B. Kedudukan Dan Fungsi Bahasa Indonesia ..................................................................... 7

1. Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Nasional ................................................................ 7

2. Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Negara ................................................................... 9

3. Kedudukan dan fungsi lain Bahasa Indonesia........................................................... 10

BAB III PENUTUP ................................................................................................................. 12

A. Kesimpulan ................................................................................................................... 12

B. Saran ............................................................................................................................. 12

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 13

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bahasa adalah yang paling baik dalam menunjukkan identitas kultural suatu bangsa.
Dengan kata lain bahasa menunjukkan bangsa. Itu sebabnya penting bagi bangsa Melanesia
melestarikan sekitar 250 bahasa etnismya dari arus besar dominasi „Bahasa Indonesia‟.
Sejauh mana dominasi itu? Apa dampaknya? Bagaimana proses historisnya? Menjawab
pertanyaan-pertanyaan ini, pentin sebagai upaya melestarikan identitas bansa Melanesia, yan
selama ini „lebur‟ dalam “NKRI” dan dalam banyak hal justru mengalami Jawanisasi. Ini
kontradiktif dengan gagasan Indonesia yang ber-Bhinneka Tunggal Ika.

Bahasa Indonesia mempunyai sejarah jauh lebih panjan dari pada Republik ini sendiri
Bahasa Indonesia telah dinyatakan sebagai bahasa nasional sejak tahun 1928, jauh sebelum
Indonesia merdeka. Saat itu bahasa Indonesia dinyatakan sebagai bahasa persatuan
menggunakan bahasa Indonesia sebagai perekat bangsa. Saat itu bahasa Indonesia menjadi
bahasa pergaulan antar etnis (lingua franca) yang mampu merekatkan suku-suku di
Indonesia. Dalam perdagangan dan penyebaran agama pun bahasa Indonesia mempunyai
posisi yang penting.

Deklarasi Sumpah Pemuda membuat semangat menggunakan bahasa Indonesia


semakin menggelora. Bahasa Indonesiaa dianjurkan untuk dipakai sebagai bahasa dalam
pergaulan, juga bahasa sastra dan media cetak. Semangat nasionalisme yang tinggi membuat
perkembangan bahasa Indonesia sangat pesat karena semua oran ingin menunjukkan jati
dirinya sebagai bahasa.

Maka dalam makalah ini kami mencoba untuk mensajikan pembahasan tentang
sumber, bahasa Indonesia, peresmian nama bahasa Indonesia dan peristiwa-peristiwa penting
yang berkaitan dengan bahasa Indonesia.

B. Rumusan Masalah
Untuk memudahkan pembahasannya, maka akan dibahas sub masalah sesuai dengan
latar belakang diatas yakni sebagai berikut

1. Bagaimanakah asal mula munculnya Bahasa Indonesia?

1
2. Bagaimana proses peresmian nama bahasa Indonesia?
3. Mengapa bahasa Melayu diangkat menjadi bahasa Indonesia?
4. Peristiwa-peristiwa penting apakah yang berkaitan dengan bahas Indonesia?
5. Apakah fungsi Bahasa?

C. Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui sejarah Bahasa Indonesia.


2. Mengetahui proses peresmian nama Bahasa Indonesia.
3. Mengetahui alasan bahasa Melayu diangkat menjadi Bahasa Indonesia.
4. Mengetahui peristiwa-peristiwa penting yang berkaitan dengan Bahasa Indonesia.
5. Mengetahui fungsi Bahasa Indonesia.

D. Manfaat
Manfaat yang diharapkan diperoleh dari tulisan ini adalah memberikan kontribusi
informasi kepada masyarakat mengenai sejarah bahasa Indonesia dari asal-usul munculnya
bahasa Indonesia hingga perkembangan ejaan bahasa Indonesia saat ini. Dengan demikian
masyarakat Indonesia dapat melestarikan dan mempertahankan bahasa Indonesia sebagai
bahasa persatuan. Bagi penulis sendiri, tulisan ini merupakan sarana yang baik untuk bertukar
pikiran antar anggota akademisi dalam membahas materi sejarah bahasa Indonesia.

1. Manfaat Praktis
Adapun manfaat praktis tulisan ini, yakni seperti di bawah ini.

1. Menambah wawasan akan sejarah bahasa Indonesia.


2. Dapat mengetahui asal-usul kata-kata bahasa Indonesia

2. Manfaat Teoritis
Selanjutnya, secara teoritis tulisan ini bermanfaat sebagai berikut.

1. Dapat memprediksi perkembangan bahasa Indonesia dimasa depan.


2. Dapat mengetahui perkembanan ejaan bahasa Indonesia sampai saat ini.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Bahasa Indonesia

1. Bahasa Indonesia sebelum Kemerekaan


Bahasa Melayu adalah bahasa kebangsaan Brunei, Indonesia, Malaysia, dan
Singapura. Bahasa Indonesia yang berkedudukan sebagai bahasa kebangsaan dan
bahasa resmi Negara Republik Indonesia merupakan dialek bahasa Melayu, yang
pokoknya dari bahasa melayu riau (bahasa Melayu di provinsi Riau, Sumatera,
Indonesia). Nama Melayu mula-mula sekali digunakan sebagai nama kerajaan tua di
daerah Jambi di tepi sungai Batanghari, yang pada pertengahan abad ke-7 ditaklukkan
oleh kerajaan Sriwijaya. Selama empat abad kerajaan ini berkuasa di daerah Sumatera
Selatan bagian timut dan dibawah pemerintahan raja-raja Syailendra bukan raja
menjadi pusat politik di Asia Tenggara, melainkan juga menjadi pusat ilmu
pengetahuan.

Berdasarkan beberapa prasasti yang ditemukan, yaitu Kedukan Bukit (683),


Telaga Batu (tidak berangka tahun), Kota Kapur, Bangka (686), dan Karan Brahi
(686) membuktikan bahwa kerajaan Sriwijaya menggunakan bahasa Melayu, yaitu
yang biasa disebut Melayu kuno, sebagai bahasa resmi dalam pemerintahannya.
Dengan kata lain, prasasti-prasasti itu menunjukkan bahwa pada abad ke-7 bahasa
Melayu telah digunakan sebagai bahasa resmi di daerah kekuasaan Sriwijaya yang
bukan hanya di Sumatera, melainkan juga di Jawa dengan ditemukannya prasasti
Gandasuli di Jawa Tengah (832) dan didekat Bogor (942). Disampin sebagai bahasa
resmi pemerintahan, bahasa Melayu juga sudah digunalan sebagai bahasa
kebudayaan, yaitu bahasa pengantar dalam mempelajari ilmu agama dan bahasa
perdagangan.

Pada abad ke-15 kerajaan Malaka di Semenanjung berkembang dengan sangat


cepat menjadi pusat perdagangan dan pusat pertemuan para pedagang dari Indonesia,
Tiongkok, dan dari Gujarat, Para pedagang yang dari Jawa pada waktu itu dikuasai
oleh Majapahit membawa rempah-rempah, cengkih, dan pala dari Indonesia Timur ke
Malaka. Hasil bumi di Sumatera yang berupa kapur barus, lada, kayu cendana, dan
yang lainnya yang dibawa ke Malaka mereka membeli barang-barang dagangan yang
dibawa ke Malaka oleh para pedagang dari Sumatera. Di Malaka mereka membeli

3
barang-barang dagangan yang dibeli oleh para pedagang dari Tiongkok dan Gujarat
berupa sutera dari India, kain pelikaty dari Koromandek, minyak wangi dari Persia,
kain dari Arab, kain sutra dari Cina, kain bersulam emas dari Tiongkok, dan barang-
barang perhiasan yang lain.

Letak kota pelabuhan Malaka sangat menguntungkan bagi lalu lintas dagang
melalui laut dalam abad ke-14 dan 15, Semua kapal dari Tiongkok dan di Indonesia
yang akan berlayar ke barat melalui selat Malaka, demikian pula semua kapal-kapal
dari Negara-negara yang terletak disebelah barat Malaka apabila berlayar ke
Tiongkok atau ke Indonesia juga melalui selat Malaka. Oleh karena itu Malaka
menguasai perdagangan antara Negara-negara yang terletak di daerah utara utara,
barat dan timurnya.

Perkembangan Malaka yang sangat cepat berdampat positif terhadap bahasa


Melayu. Sejalan dengan lalu lintas perdagangan , bahasa Melayu yang digunakan
sebagai bahasa perdagangan dan juga penyiaran agama Islam dengan cepat tersebar
keseluruh Indonesia.

Perkembangan Malaka sangat cepat, tetapi hanya sebentar, karena pada tahun
1511 Malaka ditaklukkan oleh angkatan laut Portugis dan pada tahun 1641
ditaklukkan oleh Belanda. Dengan kata lain, Belanda telah menguasai hampir seluruh
Nusantara.

Belanda, seperti halnya Negara-negara asing yang lain yang sangat tertarik dengan
rempah-rempah Indonesia. Mereka tidak puas kalau hanya menerima rempah-rempah
dari pedagang Gujarat. Oleh karena itu, mereka datang sendiri ke daerah rempah-
rempah itu. Pada tahun 1756 datanglah pedagang Belanda ke daerah Bantem dibawah
nama VOC. Tujuan utama mereka adalah untuk berdagang, tetapi sejak tahun 1799
diambil oleh pemerintah Belanda. Dengan demikian, tujuannya bukan hanya untuk
berdagang, melainkan juga untuk tujuan sosial dan pendidikan.

Masalah yang segera dihadapi oleh Belanda adalah masalah bahasa pengantar.
Tidak ada pilihan lain kecuali bahasa Melayu yang dapat digunakan sebagai bahasa
pengantar, karena pada saat itu bahasa Melayu secara luas sudah digunakan sebagai
lingua franca diseluruh Nusantara. Pada tahun 1521 Pigafetta yang mengikuti
pelayaran Megalheans mengelilingi dunia, ketika kapalnya berlabuh di Tidore,

4
menuliskan hal-hal Melayu. Hal ini membuktikan bahwa bahasa Melayu yang berasal
dari Indonesia sebelah barat itu tersebar sampai ke daerah Indonesia sebelah timur.

Dari hari kehari kedudukan bahasa Melayu sebagai lingua franca semakin kuat,
terutama dengan tumbuhnya rasa persatuan dan kebangsaan dikalangan pemuda pada
awal abad ke-20 sekalipun mendapat rintangan dari pemerintah dan segolongan orang
Belanda yang berusaha keras menghalangi perkembangan bahasa Melayu dan
berusaha menjadikan bahasa Belanda sebagai bahasa nasional di Indonesia. Para
pemuda yang tergabung dalam berbagai organisasi, para cerdik pandai bangsa
Indonesia berusaha keras mempersatukan rakyat. Mereka sadar bahwa hanya dengan
persatuan seluruh rakyat, bangsa Indonesia dapat menghalau kekuasaan kaum
penjajah dari bumi Indonesia dan sadar juga hanya dengan bahasa Melayu mereka
dapat berkomunikasi dengan rakyat. Usaha merekea mempersatukan rakyaut,
terutama para pemudanya memuncak pada Kongres Pemuda di Jakarta pada tanggal
28 Oktober 1928. Dalam kongres itu para pemuda dari berbagai organisasi pemuda
mengucapkan ikrar mengaku berbangsa satu, bangsa Indonesia, mengaku bertanah air
satu, tanah air Indonesia dan menjunjung tinggi bahasa persatuan, bahasa Indonesia.

Demikianlah tanggal 28 Oktober merupakan hari yan amat pentimg, merupakan


hari pengangkatan atau penobatan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan, atau
dengan kata lain bahasa nasional.

Pengakuan dan pernyataan yang di ikrarkan pada tangal 28 Oktober 1928 itu tidak
akan ada artinya tanpa diikuti usaha untuk mengembangkan bahasa Indonesia,
meningkatkan kemamuan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional. Sebagai realisasi
usaha itu, pada tahun 1939 para cendekiawan dan budayawan Indonesia
menyelenggarakan suatu kongres, yaitu kongres Bahasa Indonesia I di Solo, Jawa
Tengah. Dalam kongres itu Ki Hajar Dewantara menegaskan bahwa “jang dinamakan
„bahasa Indonesia‟ jaitoe bahasa Melajoe jang soenggoehpoen pokonja berasal dari
„melajoe riaoe akan tetapi jang sudah, dioebah atoe dikoerangi meneoret keperloean
zaman dan alam baharoe, hingga bahasa itoe laloe loedah dipakai oleh rakjat di
seloeruh Indonesia;...” Oleh karena itu, kongres pertama ini tidak memuaskan lagi
karena tidak sesuai dengan perkembangan bahasa Indonesia sehingga perlu disusun
tata bahasa baru yang sesuai dengan perkembangan bahasa.

5
Hingga berakhirnya kekuasaan Belanda di Indonesia pada tahun 1942 tak satu
keputusan yang telah dilaksanakan karena pemerintah Belanda tidak merasa perlu
melaksanakan keputusan-keputusan itu. Barulah pada masa pendudukan Jepang
Bahasa Indonesia memperoleh kesempatan berkembang karena pemerintahan Jepang
seperti halnua pemerintah penjajah yang lain sesungguhnya bercita-cita menjadikan
bahasa Jepang menjadi bahasa resmi di Indonesia terpaksa menggunakan bahasa
Indonesia sebagai bahasa resmi di pemerintahan dan sebagai bahasa pengantar di
sekolah-sekolah. Perkembangan berjalan dengan sangat cepat sehingga pada waktu
kemerdekaan Indonesia diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945, bahasa
Indonesia telah siap menerima kedudukan sebagai bahasa negara, seperti yang
tercantum dalam undang-undang Dasar 1945, Bab XV, Pasal 36.

2. Bahasa Indonesia Sesudah Kemerdekaan


Setelah proklamasi kemerdekaan pada tahun 1945, bahasa Indonesia semakin
mantap kedudukannya. Perkembangan juga cukup pesat. Sehari sesudah proklamasi
kemerdekaan, pada tanggal 18 Agustus ditetapkan Undang-Undang Dasar 1945 yang
didalamnya terdapat pasal, yaitu pasal 36, yang menyatakan bahwa “Bahasa Negara
ialah Bahasa Indonesia.” Dengan demikian, di samping kedudukan sebagai bahasa
Negara, bahasa Indonesia dipakai dalam sebuah urusan yang berkaitan dengan
pemerintahan dan Negara.

Sesudah kemerdekaan, bahasa Indonesia mengalami perkembangan yang pesat.


Setiap tahun jumlah pemakai bahasa Indonesia bertambah. Kedudukan bahasa
Indonesia sebagai bahasa Nasional dan bahasa Negara juga semakin kuat. Perhatian
terhadap bahasa Indonesia baik di pemerintahan maupun masyarakat sangat besar.
Pemerintah orde lama dan orde baru menaruh perhatian yang sangat besar terhadap
perkembangan bahasa Indonesia diantaranya melalui pembentukan lembaa yang
mengurus masalah kebahasaan yang sekarang menjadi Pusat Bahasa dan
penyelenggaraan Kongres Bahasa Indonesia. Perubahaan ejaan bahasa Indonesia dari
Ejaanvan Ophujisen ke Ejaan Soewandi hingga Ejaan yang disempurnakan selalu
mendapat tanggapan dari masyarakat.

Dalam era globalisasi sekarang ini, bahasa Indonesia mendapat saingan berat dari
bahasa Inggris. Semakin banyak orang Indonesia yang belajar dan menguasai bahasa
Inggris, yang tent saja merupakan hal positif dalam rangka pengembangan ilmu dan

6
teknologi. Akan tetapi, akan ada gejala semakin mengecilnya perhatian orang
terhadap bahasa Indonesia. Tampaknya orang lebih bangga memakai bahasa Inggris
daripada bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia yang dipakai juga banyak dicampur
dengan bahasa Inggris kekurang pedulian terhadap bahasa Indonesia ini akan menjadi
tantangan yang berat dalam pengembangan bahasa Indonesia.

Pada awal tahun 2004, Dewan Bahasa dan pustaka (Malaysia) dan Majelis Bahasa
Brunei Darussalam-Indonesia-Malaysia (MABBIM) mencanangkan Bahasa Melayu
dijadikan sebagai bahasa resmi ASEAN dengan memandan lebih separu jumlah
penduduk ASEAN mampu bertutur dalam bahasa Melayu. Walau bagaimanapun,
perkara ini masih dalam perbincangan.

Melalui perjalanan sejarah yang panjang, bahasa Indonesia telah mencapai


perkembangan yang luar biasa, baik dari segi jumlah penggunanya, maupun dari segi
system tata bahasa dan kosa katanya serta maknanya. Sekarang bahasa Indonesia telah
menjadi bahasa besar yang digunakan dan dipelajari tidak hanya diseluruh Indonesia
tetapi juga dibanyak negara. Bahkan keberhasilan Indonesia dalam mengajarkan
bahasa Indonesia kepada generasi muda telah dicatat sebagai prestasi dari segi
peningkatan komunikasi antar warga Negara Indonesia.

B. Kedudukan Dan Fungsi Bahasa Indonesia


Bahasa Indonesia berkedudukan sebagai Bahasa Nasional diatas Bahasa daerah. Pada
18 Agustus 1945, sehari setelah proklamasi kemerdekaan. Bahasa Indonesia secara legal
konstitusional di kukuhkan sebagai bahasa Negara. Seperti yang tercantum dalam UUD
1945, Bab XV, Pasal 36. Yang berbunyi “Bahasa Negara ialah Bahasa Indonesia”. Dasar
hukum tersebut, memberikan landasan yang kuat dan resmi bagi pemakaian bahasa
Indonesia, bukan saja sebagai bahasa Nasional, melainkan juga sebagai bahasa resmi
kenegaraan.

1. Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Nasional


Di dalam kedudukannya sebagai bahasa Nasional, bahasa Indonesia berfungsi
sebagai (1) lambang kebanggan kebangsaan, (2) lambang identitas nasional, (3) alat
pemersatu berbagai suku bangsa, dan (4) alat perhubungan antardaerah dan
antarbudaya. Keempat fungsi bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional diatas
dimiliki oleh bahasa Indonesia sejak tahun 1928 sampai sekarang.

7
a. Lambang kebanggan nasional.

Sebagai lambang kebanggan nasional bahasa Indonesia memancarkan nilai-


nilai sosial budaya luhur bangsa Indonesia. Dengan keluhuran nilai yang
dicerminkan bangsa Indonesia, kita harus bangga, menjunjung dan
mempertahankannya. Sebagai realisasi kebangan terhadap bahasa Indonesia, harus
memakainya tanpa ada rasa rendah diri, malu, dan acuh tak acuh. Kita harus
bangga memakainya dengan memelihara dan mengembangkannya.

b. Lambang identitas nasional.

Sebagai lamban identitas nasional, bahasa Indonesia merupakan lambang


bahasa Indonesia. Berarti bahasa Indonesia dapat mengetahui identitas seseorang,
yaitu sifat, tingkah laku, dan watak sebagai bangsa Indonesia. Kita harus
menjaganya jangan sampai ciri kepribadian kita tidak tercermin di dalamnya.
Jangan sampai bahasa Indonesia tidak menunjukkan gambaran bangsa Indonesia
yang sebenarnya.

c. Alat pemersatu berbagai masyarakat yang berbeda-beda latar belakang sosial


budaya dan bahasanya.

Dengan fungsi ini memungkinkan masyarakat Indonesia yang beragam latar


sosial budaya dan berbeda-beda bahasanya dapat menyatu dan bersatu dalam
kebangsaan, cita-cita, dan rasa nasib yang sama. Dengan bahasa Indonesia, bangsa
Indonesia merasa aman dan serasi hidupnya, karena mereka tidak merasa bersaing
dan tidak merasa lai „dijajah‟ oleh masyarakat suku lain. Karena dengan adanya
kenyataan bahwa dengan menggunakan bahasa Indonesia, identitas suku dan nilai-
nilai sosial budaya daerah masih tercermin dalam bahasa daerah masing-masing.
Kedudukan dan fungsi bahasa daerah tegar dan tidak bergoyah sedikit pun.
Bahkan, bahasa daerah diharapkan dapat memperkaya khazanah bahasa Indonesia.

d. Alat penghubung antar budaya antardaerah.

Manfaat bahasa Indonesia dapat dirasakan dalam kehidupan sehari-hari.


Dengan bahasa Indonesia seseorang dapat saling berhubungan untuk segala aspek
kehidupan. Bagi pemerintah, segala kebijakan dan strategi yang berhubungan
dengan ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan, dan keamananan

8
mudah diinformasikan kepada warga. Apabila arus informasi antarmanusia
meningkat berarti akan mempercepat peningkatan pengetahuan seseorang.
Apabila pengetahuan seseorang meningkat berarti tujuan pembangunan akan cepat
tercapai.

2. Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Negara


Di dalam kedudukannya sebagai bahasa Negara, bahasa Indonesia berfungsi
sebagai (1) bahasa resmu kenegaraan, (2) bahasa pengantar dalam dunia pendidikan,
(3) alat perhubungan di tingkat nasional untuk kepentingan pembangunan dan
pemerintahan, dan (4) alat pengembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan, dan
teknologi.

Fungsi bahasa Indonesia sebagai bahasa negara diatas harus betul-betul


dilaksanakan di dalam kehidupan bangsa Indonesia. Setiap petugas negara harus
memperhatikan fungsi-fungsi bahasa Indonesia sebagai bahasa negara tersebur.

Pada tanggal 25-28 Februari 1975, hasil perumusan seminar politik bahasa
Nasional yang diselenggarakan di Jakarta. Dikemukakan kedudukan bahasa Indonesia
adalah sebagai bahasa Negara adalah :

a. Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi kenegaraan.

Kedudukan pertama dari Kedudukan Bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara


dibuktikan dengan digunakannya bahasa Indonesia dalam naskah proklamasi
kemerdekaan RI 1945. Mulai saai itu dipakailah bahasa Indonesia dalam segala
upacara, peristiwa, dan kegiatan kenegaraan baik dalam bentuk lisan maupun
tulis.

b. Bahasa Indonesia sebagai alat pengantar dalam dunia pendidikan.

Kedudukan kedua dari Kedudukan Bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara


dibuktikan dengan pemakaian bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar di
lembaga pendidikan dari taman kanak-kanak, maka materi pelajaran yang
berbentuk media cetak juga harus berbahasa Indonesia. Hal ini dapat dilakukan
dengan menerjemahkan buku-buku yang berbahasa asing atau menyusunnya
sendiri. Cara ini akan sangat membantu dalam meningkatkan perkembangan
bahasa Indonesia sebagai bahasa ilmu pengetahuan dan teknpologi (iptek)

9
c. Bahasa Indonesia sebagai penghubun pada tingkat Nasional untuk kepentingan
perencanaan dan pelaksanaan pembangunan serta pemerintahan.

Kedudukan ketia dari Kedudukan Bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara


dibuktikan dengan digunakannya Bahasa Indonesia dalam hubungan antar badan
pemerintah dan penyebarluasan informasi kepada masyarakat. Sehubungan
dengan itu hendaknya diadakan penyeragaman sistem administrasi dan mutu
media komunikasi massa. Tujuan agar isi atau pesan yang disampaikan dapat
dengan cepat dan tepat diterima oleh masyarakat.

d. Bahasa Indonesia sebaga pengembangan kebudayaan Nasional, Ilmu dan


Teknologi.

Kedudukan keempat dari Kedudukan Bahasa Indonesia sebaai bahasa Negara


dibuktikan dengan penyebaran ilmu pengetahuan dan teknologi, baik melalui
buku-buku pelajaran, buku-buku populer, majalah-majalah ilmiah maupun media
cetak lainnya. Karena sangatlah tidak mungkin bila suatu buku yang menjelaskan
tentang suatu kebudayaan daerah, ditulis dengan menggunakan bahasa daerah itu
sendiri, dan menyebabkan orang lain belum tentu akan mengerti.

3. Kedudukan dan fungsi lain Bahasa Indonesia


Fungsi bahasa Indonesia adalah nilai pemakaian bahasa yang dirumuskan sebagai
tugas pemakaian bahasa itu di dalam kedudukan yang diberikan kepadanya (Halim
1976:19). Rumusan ini kemudian menjadi rumusan seminar Politik Bahasa Nasional
dan bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara.

Prof. Dr. Slametmulyana dalam pidato pengukuhannya sebagai guru besar pada
Fakultas Sastra Universita Indonesia tahun 1959 mengemukakan tiga fungsi pokok
bahasa Indonesia sebaai bahasa nasional, yaitu :

a) Sebagai alat menjalankan administrasi negara.


b) Sebagai alat merapatkan berbagai suku menjadi satu bahasa.
c) Sebagai alat untuk menampung kebudayaan baru nasional.

Umar Junus merumuskan fungsi bahasa Indonesia dalam bukunya “Sejarah dan
Perkembangan ke Arah Bahasa Indonesia” (halaman 46-47), sebagai berikut :

10
a) Menyatukan seluruh suku bangsa yang ada di wilayah Republik Indonesia dalam
suatu kesatuan kebangsaan yang kokoh.
b) Sebagai bahasa administrasi negara.
c) Sebaga bahasa pengantar dalam lapangan pendidikan mulai dari tingkat yang
tertinggi dan juga merupakan bahasa yang dapat digunakan sebagai alat untuk
menuliskan hasil-hasil penyelidikan yang selanjutnya merupakan bahasa ilmu
pengetahuan.
d) Sebagai bahasa yang digunakan dalam perdagangan.
e) Sebagai bahasa pergaulan.

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Sesuai dengan uraian di atas, maka dapat ditarik kesimpulan mengenai Sejarah
Bahasa Indonesia, beserta fungsi dan kedudukannya sebagai berikut :

1. Sejarah Bahasa Indonesia


Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu yang sudah digunakan sejak
abad ke-7, pada masa Kerajaan Sriwijaya. Bahasa Melayu pada saat itu digunakan
sebagai bahasa perhubungan (Lingua franca).
Bermula dari Ikrar Sumpah Pemuda, yang tertuang pada butir ketiga, bahwa
bahasa Indonesia sebagai jati diri bangsa dan merupakan bahasa persatuan. Dan
secara yuridis bahasa Indonesia telah diakui sebagai Bahasa Nasional pada 18
Agustus 1945 dan ditetapkan dalam UUD 1945 bab XV pasal 36.
2. Fungsi Bahasa Indonesia
- Bahasa Indonesia sebagai lambang kebanggan kebangan Nasional.
- Bahasa indonesia sebagai lambang identitas Nasional.
- Bahasa indonesia sebagai alat pemersatu berbagai masyarakat yang berbeda latar
belakang Sosial, Budaya dan Bahasa.
- Bahasa Indonesia sebagai alat perhubungna antar budaya, antar daerah.

B. Saran
1. Kita harus memahami fungsi dan kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa
nasional,
2. Penggunaan bahasa Indonesia yang sesuai dengan fungsi dan kedudukannya, dan
3. Kita harus berbahasa yang baik dan benar.

12
DAFTAR PUSTAKA

Shally. (2014, February 19). MAKALAH_Sejarah, Kedudukan, dan Fungsi Bahasa Indonesia.
Dipetik September 22, 2022, dari Slidesharex:
https://www.slideshare.net/shallyrah/makalahsejarah-kedudukan-dan-fungsi-bahasa-
indonesia

13

Anda mungkin juga menyukai