BAHASA INDONESIA
Disusun oleh :
Kelompok 5
Agnes Monika Siagian (2162201124)
Cindi Meiliana (2162201101)
Lioni Sianturi (2162201129)
Kathrine Giovana Sinaga (2162201138)
Kristina Elizabeth Siburian (2162201113)
Dosen pengampu :
Liga Febrina S.Pd, M.Pd
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS BISNIS
INSTITUT BISNIS DAN TEKNOLOGI PELITA INDONESIA
PEKANBARU
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala berkat dan
rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik. Kami juga
mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu yang telah memberikan kesempatan bagi
kami untuk menyusun makalah ini sampai dengan selesai.
Kami sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan
pembaca serta bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini. Untuk itu kami mohon maaf dan sangat mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari pembaca untuk makalah ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................... i
DAFTAR ISI......................................................................................................................... ii
BAB I : PENDAHULUAN
BAB II : PEMBAHASAN
3.1. Kesimpulan................................................................................................................ 10
3.2. Saran.......................................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................... 11
BAB I
PENDAHULUAN
Bahasa Indonesia adalah mata pelajaran yang wajib diberikan dari jenjang sekolah dasar
sampai dengan perguruan tinggi. Hal itu dikarenakan bahasa Indonesia merupakan bahasa
nasional sekaligus bahasa Negara di Indonesia dan diharapkan tumbuh sikap bangga dalam
menggunakan bahasa Indonesia sehingga akan tumbuh juga kesadaran akan pentingnya nilai-
nilai yang terkandung di dalam bahasa Indonesia.
1.3 Tujuan
1) Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami pertumbuhan Bahasa Indonesia.
2) Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami kedudukan Bahasa Indonesia.
3) Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami fungsi Bahasa Indonesia.
4) Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami ragam Bahasa Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Pertumbuhan Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia yang dipakai sekarang berasal dari bahasa Melayu. Bahasa tersebut
sejak lama digunakan sebagai bahasa perantara (lingua franca) atau bahasa pergaulan, tidak
hanya di Kepulauan Nusantara, tetapi juga di hampir seluruh Asia Tenggara. Hal ini
diperkuat dengan ditemukannya prasasti-prasasti kuno yang ditulis dengan menggunakan
bahasa Melayu. Secara resmi, bahasa Indonesia dikumandangkan pada peristiwa Sumpah
Pemuda tanggal 28 Oktober 1928.
Peresmian nama bahasa Indonesia tersebut bermakna politis sebab bahasa Indonesia
dijadikan sebagai alat perjuangan oleh kaum nasionalis yang sekaligus bertindak sebagai
perencana bahasa untuk mencapai negara Indonesia yang merdeka dan berdaulat. Peresmian
nama itu juga menunjukan bahwa sebelum peristiwa Sumpah Pemuda itu nama bahasa
Indonesia sudah ada. Fakta sejarah menunjukkan bahwa sebelum tahun 1928 telah ada
gerakan kebangsaan yang menggunakan nama “Indonesia” dan dengan sendirinya pada
mereka telah ada suatu konsep tentang bahasa Indonesia. Bahasa Melayu, sebagai salah satu
bahasa di kepulauan nusantara, sudah sejak lama digunakan sebagai bahasa perhubungan.
Sejak abad ke-7 Masehi, bahasa Melayu, atau lebih tepatnya disebut bahasa Melayu kuno
yang menjadi cikal bakalnya, telah digunakan sebagai bahasa perhubungan pada zaman
kerajaan Sriwijaya. Selain sebagai bahasa perhubungan, pada zaman itu bahasa Melayu
berfungsi sebagai bahasa kebudayaan, bahasa perdagangan, dan sebagai bahasa resmi
kerajaan.
Bukti-bukti sejarah, seperti prasasti Kedukan Bukit di Palembang bertahun 684, prasasti
Kota Kapur di Bangka Barat bertahun 686 , prasasti Karang Brahi antara Jambi dan Sungai
Musi bertahun 688 yang bertuliskan Prae-Nagari dan berbahasa Melayu kuno, memperkuat
dugaan di atas. Selain itu, prasasti Gandasuli di Jawa Tengah bertahun 632 dan prasasti
Bogor bertahun 942 yang berbahasa Melayu Kuno menunjukan bahwa bahasa tersebut tidak
saja dipakai di Sumatra, tetapi juga dipakai di Jawa. Ada pun beberapa faktor pendukung
bahasa Melayu diterima sebagai bahasa Indonesia adalah:
a. Letak goegrafis yang istimewa, karena kediaman Bangsa melayu itu terletak di Selat
Malaka yang menjadi lokasiperhubungan dan perdagangan yang sangat penting antara
Barat dan Timur di lingkungan Asia Tenggara.
b. Sifat bangsa Melayu yang perantau, pelayar dan penjajah pulau-pulau.
c. Menjadi bahasa penghubung bagi kekuasaan politik kerajaan-kerajaan. Tidak kalah
pentingnya bahasa Melayu dijadikan sebagai alat pengembangan agama Islam yang
dibawa oleh para pedagang 3 keseluruh kepulauan dan pengambangan agama Kristen
yang dibawa portugis serta orang-orang Eropa lainnya. Dengan demikian bahasa Melayu
sebagai ligua praca sudah memenuhi fungsinya sebagai bahasa.
Kata ‘menjunjung’ dalam KBBI antara lain berarti ‘memuliakan’, ‘menghargai’, dan
‘menaati’ (nasihat, perintah, dan sebaginya.). Ikrar ketiga dalam Supah Pemuda tersebut
menegaskan bahwa para pemuda bertekad untuk memuliakan bahasa persatuan, yaitu bahasa
Indonesia. Pernyataan itu tidak saja merupakan pengakuan “berbahasa satu”, tetapi
merupakan pernyatakan tekad kebahasaan yang menyatakan bahwa kita, bangsa Indonesia,
menjunjung tinggi bahasa persatuan, yaitu bahasa Indonesia (Halim dalam Arifin dan Tasai,
1995: 5). Ini berarti pula bahasa Indonesia berkedudukan sebagai bahasa nasional yang
kedudukannya berada di atas bahasa-bahasa daerah.
2. Bahasa Negara (Bahasa resmi Negara Kesatuan Republik Indonesia) memiliki empat
fungsi sebagai berikut:
a. Bahasa resmi kenegaraan Seluruh kegiatan kenegaraan dan penyelenggaraanya harus
menggunakan bahasa Indonesia seperti: kegiatan acara kenegaraan, pidato
kenegaraan,dan lain sebagainya.
b. Bahasa pengantar di dunia pendidikan Kegiatan belajar mengajar di dunia
pendidikan baik sekolah ataupun perguruan tinggi dan gunakan bahasa Indonesia
sebagai bahasa pengantar.
c. Alat perhubungan pada tingkat Bahasa Indonesia sebagai alat perhubungan untuk
kepentingan perencanaan dan pembangunan serta kepentingan pemerintah.
d. Alat pengembangan kebudayaan dan IPTEK Indonesia kaya akan kebudayaan yang
sesuai dengan sukunya, sehingga kebudayaan itu perlu dikembangkan dan
dikomunikasikan kepada berbagai suku bangsa.
1. Ragam bahasa menurut Bachman (1999) Ragam bahasa adalah variasi bahasa menurut
pemakaian, yang berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan
pembicara, kavvan bicara. orang yang dibicarakan, serta menurut medium pembicara.
2. Ragam bahasa menurut Dendy Sugono (1999) Sehubungan dengan pemakaian bahasa
Indonesia, timbul dua masalah pekok, yaitu masalah penggunaan bahasa baku dan
takbaku. Dalam situasi remi. seperti di sekolah, di kantor, atau di dalam pertemuan
resmi digunakan bahasa baku. Sebaliknya, dalam situasi takresmi, seperti di rumah, di
taman, atau di pasar, kita tidak dituntut menggunakan bahasa baku
3. Ragam bahasa menurut Fishmaned (1968) Suatu ragam bahasa, terutama ragam bahasa
jurnalistik dan hukum, tidak tertutup kemungkinan untuk menggunakan bentuk
kosakata ragam bahasa baku agar dapat menjadi anutan bagi masyarakat pengguna
bahasa Indonesia. Dalam hal ini yang perlu diperhatikan adalah kaidah tentang norma
yang berlaku yang berkaitan dengan latar belakang pembicaraan (situasi pembicaraan),
pelaku bicara, dan topik pembicaraan.
1. Faktor Budaya,Setiap daerah mempunyai perbedaan kultur atau daerah hidup yang
berbeda, seperti di wilayah Jawa dan Papua serta beberapa wilayah Indonesia
lainnya.
2. Faktor Sejarah,Setiap daerah mempunyai kebiasaan (adat istiadat) dan bahasa nenek
moyang sendiri-sendiri dan berbeda-beda, antara daerah satu dengan daerah lainnya.
3. Faktor Perbedaan, Demografi Setiap daerah memiliki dataran yang berbeda, seperti
wilayah di daerah pantai, pegunungan yang biasanya cenderung mengunakan
bahasa yang singkat jelas dan dengan intonasi volume suara yang besar dan tingi.
Berbeda dengan daerah pemukiman padat penduduk yang menggunakan bahasa
lisan yang panjang lebar disebabkan lokasinya yang saling berdekatan dengan
intonasi volume suara yang kecil.
Ragam bahasa yang berkaitan dengan golongan sosial para penuturnya disebut dialek
sosial. Faktor-faktor sosial yang memengaruhi pemakaian bahasa, antara lain, adalah
tingkat pendidikan, usia, dan tingkat sosial ekonomi. Bahasa golongan buruh, bahasa
golongan atas (bangsawan dan orang-orang berada), dan bahasa golongan menengah
(orang-orang terpelajar) akan memperlihatkan perbedaan dalam berbagai bidang. Dalam
bidang tata bunyi, misalnya, bunyi /f/ dan gugus konsonan akhir /-ks/ sering terdapat
dalam ujaran kaum yang berpendidikan, seperti pada bentuk fadil, fakultas, film, fitnah,
dan kompleks. Bagi orang yang tidak dapat menikmati pendidikan formal, bentuk-bentuk
tersebut sering diucapkan padil, pakultas, pilm, pitnah, dan komplek. Demikian pula,
ungkapan “apanya, dong?” dan “trims” yang disebut bahasa prokem sering diidentikkan
dengan bahasa anak-anak muda. Demikianlah ragam-ragam bahasa itu tumbuh dan
berkembang di dalam masyarakat penutur bahasa. Satu hal yang perlu mendapat catatan
bahwa semua ragam bahasa tersebut tetaplah merupakan bahasa yang sama. Dikatakan
demikian karena masing-masing penutur ragam bahasa sesungguhnya dapat memahami
ragam bahasa lainnya (mutual intelligibility). Bila pada suatu ketika saling pengertian di
antara masing-masing penutur ragam tidak terjadi lagi, maka ketika itu pula masing-
masing bahasa yang mereka pakai gugur statusnya sebagai ragam bahasa. Dengan
pernyataan lain, ragam-ragam bahasa itu sudah berubah menjadi bahasa baru atau bahasa
mandiri.
3) Ragam Resmi adalah bahasa yang digunakan dalam situasi resmi. seperti
pertemuan – pertemuan, peraturan – peraturan, dan perundangan – undangan. Ciri-
ciri ragam bahasa resmi adalah sebagai berikut:
- Menggunakan unsur gramatikal secara eksplisit dan konsisten.
- Menggunakan imbuhan secara lengkap.
- Menggunakan kata ganti resmi.
- Menggunakan kata baku.
- Menggunakan EYD.
- Menghindari unsur kedaerahan.
4) RagamTidak Resmi adalah ragam bahasa yang digunakan dalam situasi tidak resmi,
seperti dalam pergaulan, atau percakapan pribadi. Ciri-ciri ragam bahasa tidak
resmi kebaiikan dari ragam bahasa resmi.
Ragam bahasa resmi atau tidak resmi ditentukan oleh tingkat keformalan bahasa
yang digunakan. Semakin tinggi tingkat kebakuan suatu bahasa, berarti semakin
resmi bahasa yang digunakan. Sebaliknya, semakin rendah tingkat keformalannya,
semakin rendah tingkat kebakuan bahasa yang digunakan (Sugono, 1998:12-13).
4) Ragam Sastra Ragam bahasa sastra memiliki sifat atau karakter subjektif, lentur.
konotatif, kreatif, dan inovatif. Bahasa sastra ialah bahasa yang dipakai untuk
menyampaikan emosi (perasaan) dan pikiran. fantasi dan lukisan angan-angan,
penghayatan lahir dan batin, peristiwa dan khayalan dengan bentuk istimewa.
Dalam hal ini istimewa karena kekuatan efeknya pada pendengar/pembaca dan
istimewa cara penuturannva. Bahasa dalam ragam sastra ini digunakan sebagai
bahan kesenian, di samping sebagai alat komunikasi. Untuk memperbesar efek
penuturan dikerahkan segala kemampuan yang ada pada bahasa. Arti, bunyi,
asosiasi, irama, tekanan, suara, panjang pendek suara, persesuaian bunyi kata,
sajak, asonansi, posisi kata, ulangan kata/kalimat di mana perlu dikerahkan
untuk mempertinggi efek. Misalnya, bahasa dalam sajak jelas bedanya dengan
bahasa dalam karangan umum. Berbeda dengan ragam bahasa ilmiah. ragam
bahasa sastra banyak mengunakan kalimat yang tidak efektif. Penggambaran
yang sejelas - jelasnya melalui rangkaian kata bermakna konotasi sering dipakai
dalam ragam bahasa sastra. Hal ini dilakukan agar tercipta pencitraan di dalam
imajinasi pembaca.
5) Ragam Politik dan Hukum Bahasa politik berisi kebijakan yang dibuat oleh
penguasa dalam rangka menata dan mengatur kehidupan masyarakat. Dengan
sendirinya penguasa merupakan salah satu sumber penutur bahasa yang
mempunyai pengaruh yang besar dalam pengembangan bahasa di masyarakat.
Salah satu ciri khas bahasa hukum adaiah penggunaan kalimat yang panjang
dengan pola kalimat luas. Dalam hal ini diakui bahwa bahasa hukum 10
Indonesia tidak terlalu memperhatikan sifat dan ciri khas bahasa Indonesia
dalam strukturnya. Hal ini disebabkan hukum Indonesia pada umumnya
didasarkan pada hukum yang ditulis pada zaman penjajahan Belanda dan ditulis
dalam bahasa Belanda. Namun, terkadang sangat sulit menggunakan kalimat
yang pendek dalam bahasa hukum karena dalam bahasa hukum kejelasan
norma-norma dan aturan terkadang membutuhkan penjelasan yang panjang
lebar, jelas kriterianya, keadaan, serta situasi yang dimaksud.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Bahasa Indonesia yang dipakai sekarang berasal dari bahasa Melayu. Bahasa tersebut
sejak lama digunakan sebagai bahasa perantara (lingua franca) atau bahasa pergaulan,
tidak hanya di Kepulauan Nusantara, tetapi juga di hampir seluruh Asia Tenggara. Hal ini
diperkuat dengan ditemukannya prasasti-prasasti kuno yang ditulis dengan menggunakan
bahasa melayu.Peresmian nama bahasa Indonesia tersebut bermakna politis sebab bahasa
Indonesia dijadikan sebagai alat perjuangan oleh kaum nasionalis yang sekaligus
bertindak sebagai perencana bahasa untuk mencapai negara Indonesia yang merdeka dan
berdaulat.
Bahasa Indonesia mempunyai dua kedudukan yang sangat penting, yaitu sebagai
bahasa nasional dan bahasa negara. Sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia di
antaranya berfungsi mempererat hubungan antarsuku di Indonesia. Kata ‘menjunjung’
dalam KBBI antara lain berarti ‘memuliakan’,‘menghargai’,dan‘menaati’ (nasihat,
perintah, dan sebaginya.). Ikrar ketiga dalam Supah Pemuda tersebut menegaskan bahwa
para pemuda bertekad untuk memuliakan bahasa persatuan, yaitu bahasa Indonesia.
Ragam bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda - beda menurut
topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara. orang yang
dibicarakan.serta menurut medium pembicara (Bachman, 1990). Seiring dengan
perkembangan zaman,sekarang ini masyarakat mengalami perubahan sehingga bahasa
pun mengalami perubahan.Perubahan itu berupa variasi-variasi bahasa yang dipakai
sesuai keperluannya.
3.2 Saran
Pokok bahasan tulisan ini sudah dipaparkan di depan. Besar harapan penulis semoga
tulisan ini bermanfaat bagi pembaca. Karena keterbatasan pengetahuan dan referensi,
penulis mcnyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari sempuma. Oleh karena itu, saran dan
kritik yang membangun sangat diharapkan agar tulisan ini dapat disusun menjadi lebih
baik dan sempurna.
DAFTAR PUSTAKA
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/3c680101ff285bcffdcd4eb7e8862e6
7.pdf
http://repository.unisba.ac.id/bitstream/handle/123456789/27707/modul%20bahasa%20in
donesia%20LSIPK-repository.pdf?sequence=1
https://sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/files_dosen/modul/Pertemuan_3SN0030253.pdf
https://www.usd.ac.id/fakultas/pendidikan/f1l3/PLPG2017/Download/materi/bindo/BAB-
III-Kedudukan-Fungsi-dan-Ragam-Bahasa-Indonesia.pdf