Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH BAHASA INDONESIA

PERTUMBUHAN, KEDUDUKAN, FUNGSI, DAN RAGAM

BAHASA INDONESIA

Disusun oleh :
Kelompok 5
Agnes Monika Siagian (2162201124)
Cindi Meiliana (2162201101)
Lioni Sianturi (2162201129)
Kathrine Giovana Sinaga (2162201138)
Kristina Elizabeth Siburian (2162201113)

Dosen pengampu :
Liga Febrina S.Pd, M.Pd
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS BISNIS
INSTITUT BISNIS DAN TEKNOLOGI PELITA INDONESIA
PEKANBARU
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala berkat dan
rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik. Kami juga
mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu yang telah memberikan kesempatan bagi
kami untuk menyusun makalah ini sampai dengan selesai.

Kami sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan
pembaca serta bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini. Untuk itu kami mohon maaf dan sangat mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari pembaca untuk makalah ini.

Pekanbaru, 02 September 2022

Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................... i

DAFTAR ISI......................................................................................................................... ii

BAB I : PENDAHULUAN

1.1....Latar Belakang Masalah........................................................................................... 1


1.2....Rumusan Masalah.................................................................................................... 1
1.3....Tujuan ...................................................................................................................... 1

BAB II : PEMBAHASAN

2.1. Sejarah Pertumbuhan Bahasa Indonesia.......................................................... 2


2.2. Kedudukan Bahasa Indonesia......................................................................... 3
2.3. Fungsi Bahasa Indonesia.................................................................................. 3
2.4. Ragam Bahasa.................................................................................................. 4
2.5. Jenis-jenis Ragam Bahasa................................................................................ 6

BAB III : PENUTUP

3.1. Kesimpulan................................................................................................................ 10
3.2. Saran.......................................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................... 11
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bab ini berisi pemaparan materi sejarah, kedudukan, dan fungsi bahasa Indonesia yang
dapat digunakan sebagai acuan pentingnya mempelajari bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia
merupakan bahasa resmi bangsa Indonesia. Bahasa Indonesia digunakan sebagai bahasa
persatuan karena Indonesia adalah negara kepulauan dengan beraneka ragam suku, budaya,
dan bahasa. Untuk menyatukan dan mempermudah komunikasi antarsuku yang memiliki
beragam bahasa, ditetapkanlah bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan. Keberadaan
bahasa Indonesia mengalami banyak perkembangan sejak awal terbentuk sampai saat ini.
Pada dasarnya, bahasa memiliki fungsi-fungsi tertentu yang digunakan berdasarkan
kebutuhan seseorang, yakni sebagai alat untuk mengekspresikan diri, sebagai alat untuk
berkomunikasi, sebagai alat untuk mengadakan integrasi dan beradaptasi sosial dalam
lingkungan atau situasi tertentu, dan sebagai alat untuk melakukan kontrol sosial.Bahasa
Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa Negara di Negara Kesatuan Republik
Indonesia ini memiliki fungsi yang sangat dominan dalam segala aspek di dalam kehidupan
bermasyarakat. Bahasa Indonesia harus dipelajari, dikembangkan, dan dioptimalkan
penggunaannya maupun fungsinya.

Bahasa Indonesia adalah mata pelajaran yang wajib diberikan dari jenjang sekolah dasar
sampai dengan perguruan tinggi. Hal itu dikarenakan bahasa Indonesia merupakan bahasa
nasional sekaligus bahasa Negara di Indonesia dan diharapkan tumbuh sikap bangga dalam
menggunakan bahasa Indonesia sehingga akan tumbuh juga kesadaran akan pentingnya nilai-
nilai yang terkandung di dalam bahasa Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah maka dapat dirumuskan suatu pokok masalah
yang kemudian disusun dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut:

1. Bagaimana pertumbuhan Bahasa Indonesia?


2. Bagaimana kedudukan Bahasa Indonesia?
3. Apa fungsi Bahasa Indonesia?
4. Apa saja ragam Bahasa Indonesia?

1.3 Tujuan
1) Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami pertumbuhan Bahasa Indonesia.
2) Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami kedudukan Bahasa Indonesia.
3) Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami fungsi Bahasa Indonesia.
4) Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami ragam Bahasa Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Pertumbuhan Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia yang dipakai sekarang berasal dari bahasa Melayu. Bahasa tersebut
sejak lama digunakan sebagai bahasa perantara (lingua franca) atau bahasa pergaulan, tidak
hanya di Kepulauan Nusantara, tetapi juga di hampir seluruh Asia Tenggara. Hal ini
diperkuat dengan ditemukannya prasasti-prasasti kuno yang ditulis dengan menggunakan
bahasa Melayu. Secara resmi, bahasa Indonesia dikumandangkan pada peristiwa Sumpah
Pemuda tanggal 28 Oktober 1928.

Peresmian nama bahasa Indonesia tersebut bermakna politis sebab bahasa Indonesia
dijadikan sebagai alat perjuangan oleh kaum nasionalis yang sekaligus bertindak sebagai
perencana bahasa untuk mencapai negara Indonesia yang merdeka dan berdaulat. Peresmian
nama itu juga menunjukan bahwa sebelum peristiwa Sumpah Pemuda itu nama bahasa
Indonesia sudah ada. Fakta sejarah menunjukkan bahwa sebelum tahun 1928 telah ada
gerakan kebangsaan yang menggunakan nama “Indonesia” dan dengan sendirinya pada
mereka telah ada suatu konsep tentang bahasa Indonesia. Bahasa Melayu, sebagai salah satu
bahasa di kepulauan nusantara, sudah sejak lama digunakan sebagai bahasa perhubungan.
Sejak abad ke-7 Masehi, bahasa Melayu, atau lebih tepatnya disebut bahasa Melayu kuno
yang menjadi cikal bakalnya, telah digunakan sebagai bahasa perhubungan pada zaman
kerajaan Sriwijaya. Selain sebagai bahasa perhubungan, pada zaman itu bahasa Melayu
berfungsi sebagai bahasa kebudayaan, bahasa perdagangan, dan sebagai bahasa resmi
kerajaan.

Bukti-bukti sejarah, seperti prasasti Kedukan Bukit di Palembang bertahun 684, prasasti
Kota Kapur di Bangka Barat bertahun 686 , prasasti Karang Brahi antara Jambi dan Sungai
Musi bertahun 688 yang bertuliskan Prae-Nagari dan berbahasa Melayu kuno, memperkuat
dugaan di atas. Selain itu, prasasti Gandasuli di Jawa Tengah bertahun 632 dan prasasti
Bogor bertahun 942 yang berbahasa Melayu Kuno menunjukan bahwa bahasa tersebut tidak
saja dipakai di Sumatra, tetapi juga dipakai di Jawa. Ada pun beberapa faktor pendukung
bahasa Melayu diterima sebagai bahasa Indonesia adalah:

1. Luasnya pemakaian bahasa Melayu.


Dilihat dari bahasa Melayu yang diterima karena bahasa Melayu ternyata sudah
dipakai sebelum Abad ke-20 sebagai bahasa perantara (lingun praca) yang tidak
hanya dipakai di Nusantara, tetapi juga digunakan di sebagian besar daerah Asia
Tenggara.
2. Diterimanya penggunaan bahasa Melayu dalam sastra.
Faktor ke dua diterimanya bahasa Melayu sebagai bahasa Indonesia karenabanyak
digunakan dalam hasil-hasil sastra baik bahasa Melayu rendah maupuntinggi. Rosadi
mengungkapkan bahwa sejak abad ke-19 sudah banyak hasil-hasil satra bahasa
Melayu yang ditulis orang-orang yang berasal dari kepulawan Riau dan
Sumatra.Hasil-hasil sastra itu kebanyakan ditulis dengan bahasa Melayu tinggi.
3. Penggunaan bahasa Melayu dalam persurat kabaran.
Faktor ketiga penyebab diterimanya bahasa Melayu sebagai bahasa Indonesia
adalah telah digunakannya bahasa Melayu dalam surat kabar Nusantara. Prosadi
mengungkapkan bahwa pada akir abad ke-19 banyak surat kabar yang dicetak
menggunakan bahasa Melayu.
Faktor lainnya yang menyebabkan bahasa Melayu diterima sebagai bahasa Indonesia adalah:

a. Letak goegrafis yang istimewa, karena kediaman Bangsa melayu itu terletak di Selat
Malaka yang menjadi lokasiperhubungan dan perdagangan yang sangat penting antara
Barat dan Timur di lingkungan Asia Tenggara.
b. Sifat bangsa Melayu yang perantau, pelayar dan penjajah pulau-pulau.
c. Menjadi bahasa penghubung bagi kekuasaan politik kerajaan-kerajaan. Tidak kalah
pentingnya bahasa Melayu dijadikan sebagai alat pengembangan agama Islam yang
dibawa oleh para pedagang 3 keseluruh kepulauan dan pengambangan agama Kristen
yang dibawa portugis serta orang-orang Eropa lainnya. Dengan demikian bahasa Melayu
sebagai ligua praca sudah memenuhi fungsinya sebagai bahasa.

2.2 Kedudukan Bahasa Indonesia


Bahasa Indonesia mempunyai dua kedudukan yang sangat penting, yaitu sebagai
bahasa nasional dan bahasa negara. Sebagai bahasa nsional, bahasa Indonesia di antaranya
berfungsi mempererat hubungan antarsuku di Indonesia. Fungsi ini, sebelumnya, sudah
ditegaskan di dalam butir ketiga ikrar Sumpah Pemuda 1928 yang berbunyi “Kami putra dan
putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia”.

Kata ‘menjunjung’ dalam KBBI antara lain berarti ‘memuliakan’, ‘menghargai’, dan
‘menaati’ (nasihat, perintah, dan sebaginya.). Ikrar ketiga dalam Supah Pemuda tersebut
menegaskan bahwa para pemuda bertekad untuk memuliakan bahasa persatuan, yaitu bahasa
Indonesia. Pernyataan itu tidak saja merupakan pengakuan “berbahasa satu”, tetapi
merupakan pernyatakan tekad kebahasaan yang menyatakan bahwa kita, bangsa Indonesia,
menjunjung tinggi bahasa persatuan, yaitu bahasa Indonesia (Halim dalam Arifin dan Tasai,
1995: 5). Ini berarti pula bahasa Indonesia berkedudukan sebagai bahasa nasional yang
kedudukannya berada di atas bahasa-bahasa daerah.

Kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa negara dikukuhkan sehari setelah


kemerdekaan RI dikumandangkan atau seiring dengan diberlakukannya Undang-Undang
Dasar 1945. Bab XV Pasal 36 dalam UUD 1945 menegaskan bahwa bahasa negara ialah
bahasa Indonesia. Sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia berfungsi sebagai bahasa dalam
penyelenggaraan administrasi negara, seperti bahasa dalam penyeelenggaraan pendidikan dan
sebagainya.

2.3 Fungsi Bahasa Indonesia


Bahasa Indonesia memiliki fungsi sejalan dengan kedudukannya yaitu:
1. Bahasa Nasional
Kedudukannya diatas bahasadaerah. Hasil Perumusan Seminar Politik Bahasa yang
diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 25-28 Februari 1975 menegaskan bahwa dalam
kedudukannya sebagai bahasa , bahasa Indonesia berfungsi sebagai:
a. Lambang kebanggaan.
Seluruh bangsa Indonesia patut berbangga dengan adanya satu bahasa diantara
berbagai daerah dengan etnis yang berbeda-beda. Bahasa Indonesia juga
memanggarkan nilai-nilai sosial budaya luhur bangsa. Dengan keluhurannya, bahasa
Indonesia harus menjadi kebanggaan dengan cara menjunjungnya, merealisasikannya,
mempertahankannya, dan mengembangkannya.
b. Lambang identitas.
Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai etnis atau suku bangsa, sehingga dengan
kondisi ini bahasa Indonesia berfungsi sebagai lambang identitas. Sebagai lambang
identitas , bahasa Indonesia merupakan lambang bangsa Indonesia. Ini berarti, dengan
bahasa Indonesia akan dapat diketahuisiapa kita, yaitu sifat, perangai dan watak kita
sebagai orang Indonesia.
c. Alat pemersatu berbagai suku bangsa
Artinya, bahasa Indonesia merupakan alat yang memungkinkan untuk
menyatukan berbagai suku bangsa dengan latar sosial dan bahasa dalam kebangsaasn
Indonesia. Dengan demikian bangsa Indonesia yang berbeda suku bangsa tersebut bisa
menyatukan cita-cita dan rasa dengan perantara bahasa Indonesia.
d. Alat perhubungan antar daerah dan antar budaya
Jika bangsa kita tidak memiliki satu bahasa, maka masalah utama yang muncul
adalah hambatan komunikasi diantara suku bangsa.

2. Bahasa Negara (Bahasa resmi Negara Kesatuan Republik Indonesia) memiliki empat
fungsi sebagai berikut:
a. Bahasa resmi kenegaraan Seluruh kegiatan kenegaraan dan penyelenggaraanya harus
menggunakan bahasa Indonesia seperti: kegiatan acara kenegaraan, pidato
kenegaraan,dan lain sebagainya.
b. Bahasa pengantar di dunia pendidikan Kegiatan belajar mengajar di dunia
pendidikan baik sekolah ataupun perguruan tinggi dan gunakan bahasa Indonesia
sebagai bahasa pengantar.
c. Alat perhubungan pada tingkat Bahasa Indonesia sebagai alat perhubungan untuk
kepentingan perencanaan dan pembangunan serta kepentingan pemerintah.
d. Alat pengembangan kebudayaan dan IPTEK Indonesia kaya akan kebudayaan yang
sesuai dengan sukunya, sehingga kebudayaan itu perlu dikembangkan dan
dikomunikasikan kepada berbagai suku bangsa.

2.4 Ragam Bahasa


Ragam bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda - beda
menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara. orang yang
dibicarakan. serta menurut medium pembicara (Bachman, 1990). Seiring dengan
perkembangan zaman, sekarang ini masyarakat mengalami perubahan sehingga bahasa pun
mengalami perubahan. Perubahan itu berupa variasi-variasi bahasa yang dipakai sesuai
keperluannya. Dalam hal ini banyaknya variasi tidak mengurangi fungsi bahasa sebagai alat
komunikasi yang efisien sehingga dalam bahasa timbul mekanisme untuk memilih variasi
tertentu yang cocok untuk keperluan tertentu, yaitu disebut ragam standar (Subarianto,
2000). Adapun pengertian ragam bahasa menurut beberapa ahli, yaitu sebagai berikut:

1. Ragam bahasa menurut Bachman (1999) Ragam bahasa adalah variasi bahasa menurut
pemakaian, yang berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan
pembicara, kavvan bicara. orang yang dibicarakan, serta menurut medium pembicara.

2. Ragam bahasa menurut Dendy Sugono (1999) Sehubungan dengan pemakaian bahasa
Indonesia, timbul dua masalah pekok, yaitu masalah penggunaan bahasa baku dan
takbaku. Dalam situasi remi. seperti di sekolah, di kantor, atau di dalam pertemuan
resmi digunakan bahasa baku. Sebaliknya, dalam situasi takresmi, seperti di rumah, di
taman, atau di pasar, kita tidak dituntut menggunakan bahasa baku

3. Ragam bahasa menurut Fishmaned (1968) Suatu ragam bahasa, terutama ragam bahasa
jurnalistik dan hukum, tidak tertutup kemungkinan untuk menggunakan bentuk
kosakata ragam bahasa baku agar dapat menjadi anutan bagi masyarakat pengguna
bahasa Indonesia. Dalam hal ini yang perlu diperhatikan adalah kaidah tentang norma
yang berlaku yang berkaitan dengan latar belakang pembicaraan (situasi pembicaraan),
pelaku bicara, dan topik pembicaraan.

Ragam bahasa timbul seiring dengan timbulnya perubahan di dalam masyarakat.


Perubahan itu berupa variasi-variasi bahasa yang dipakai sesuai keperluamya. Oleh karena
banyaknya variasi, agar tidak mengurangi fungsi bahasa sebagai alat komunikasi yang
efisien, dalam bahasa timbul mekanisme untuk memilih variasi tertentu yang cocok untuk
keperluan tertentu, dalam hal ini disebut ragam standar (Subarianto, 2000). Ada beberapa
faktor sebagai penyebab timbulnya ragam bahasa yang ada di Indonesia, yakni seperti di
bawah ini:

1. Faktor Budaya,Setiap daerah mempunyai perbedaan kultur atau daerah hidup yang
berbeda, seperti di wilayah Jawa dan Papua serta beberapa wilayah Indonesia
lainnya.

2. Faktor Sejarah,Setiap daerah mempunyai kebiasaan (adat istiadat) dan bahasa nenek
moyang sendiri-sendiri dan berbeda-beda, antara daerah satu dengan daerah lainnya.

3. Faktor Perbedaan, Demografi Setiap daerah memiliki dataran yang berbeda, seperti
wilayah di daerah pantai, pegunungan yang biasanya cenderung mengunakan
bahasa yang singkat jelas dan dengan intonasi volume suara yang besar dan tingi.
Berbeda dengan daerah pemukiman padat penduduk yang menggunakan bahasa
lisan yang panjang lebar disebabkan lokasinya yang saling berdekatan dengan
intonasi volume suara yang kecil.

Faktor-faktor di atas mendorong timbulnya perbedaan-perbedaan dalam pemakaian


bahasa. Perbedaan tersebut akan tampak dalam segi pelafalan, pemilihan kata, dan
penerapan kaidah tata bahasa. Selain Faktor tersebut ragam bahasa juga terjadi karena
perkembangan zaman, di samping perbedaan cara penyampaiannya atau logat bahasanya.
Perbedaan atau varian dalam bahasa, yang masing-masing menyerupai pola umum bahasa
induk, disebut ragam bahasa. Ragam bahasa yang berhubungan dengan faktor daerah atau
letak geografis disebut dialek. Bahasa Melayu dialek Langkat, misalnya, berbeda dengan
bahasa Melayu dialek Batubara, walaupun keduanya satu bahasa. Demikian pula halnya
dengan bahasa Aceh dialek Aceh Besar berbeda dengan bahasa Aceh dialek Pasai yang
digunakan sebagaian besar masyarakat Aceh di Kabupaten Aceh Utara, atau berbeda juga
dengan bahasa Aceh dialek Pidie di Kabupaten Pidie. Di Provinsi Nanggroe Aceh
Darussalam (NAD), saat ini, sekurangkurangnya hidup 6 dialek, masing-masing dialek
Aceh Besar, Pidie, Peusangan, Pasai, Aceh Timur, dan Aceh Barat (lihat Sulaiman dkk.,
1983:5). Selain ragam di atas, ada lagi ragam bahasa yang berkaitan dengan
perkembangan waktu yang lazim disebut kronolek. Misalnya, bahasa Melayu masa
Kerajaan Sriwijaya berbeda dengan bahasa Melayu masa Abdullah bin Abdul Kadir
Munsji, dan berbeda pula dengan bahasa Melayu Riau sekarang.

Ragam bahasa yang berkaitan dengan golongan sosial para penuturnya disebut dialek
sosial. Faktor-faktor sosial yang memengaruhi pemakaian bahasa, antara lain, adalah
tingkat pendidikan, usia, dan tingkat sosial ekonomi. Bahasa golongan buruh, bahasa
golongan atas (bangsawan dan orang-orang berada), dan bahasa golongan menengah
(orang-orang terpelajar) akan memperlihatkan perbedaan dalam berbagai bidang. Dalam
bidang tata bunyi, misalnya, bunyi /f/ dan gugus konsonan akhir /-ks/ sering terdapat
dalam ujaran kaum yang berpendidikan, seperti pada bentuk fadil, fakultas, film, fitnah,
dan kompleks. Bagi orang yang tidak dapat menikmati pendidikan formal, bentuk-bentuk
tersebut sering diucapkan padil, pakultas, pilm, pitnah, dan komplek. Demikian pula,
ungkapan “apanya, dong?” dan “trims” yang disebut bahasa prokem sering diidentikkan
dengan bahasa anak-anak muda. Demikianlah ragam-ragam bahasa itu tumbuh dan
berkembang di dalam masyarakat penutur bahasa. Satu hal yang perlu mendapat catatan
bahwa semua ragam bahasa tersebut tetaplah merupakan bahasa yang sama. Dikatakan
demikian karena masing-masing penutur ragam bahasa sesungguhnya dapat memahami
ragam bahasa lainnya (mutual intelligibility). Bila pada suatu ketika saling pengertian di
antara masing-masing penutur ragam tidak terjadi lagi, maka ketika itu pula masing-
masing bahasa yang mereka pakai gugur statusnya sebagai ragam bahasa. Dengan
pernyataan lain, ragam-ragam bahasa itu sudah berubah menjadi bahasa baru atau bahasa
mandiri.

2.5 Jcnis-jenis Ragam Bahasa


a. Ragam Bahasa Dilihat dari Cara Penuturan Berdasarkan cara pandang penutur, ragam
bahasa dibagi menjadi empat. yaitu, sebagai berikut:
1) Ragam Dialek Ragam dialek/daerah adalah variasi bahasa yang dipakai oleh
kelompok bangsawan di tempat tertentu (lihat Kridalaksana. 1993:42). Dalam
istilah lama disebut dengan logat. Logat yang paling menonjol yang mudah diamati
ialah lafal (lihat Sugono, 1999:11). Logat bahasa Indonesia orang Jawa tampak
dalam pelafalan /b/ pada posisi awal nama-nama kota, seperti mBandung.
mBayuwangi, atau realisai pelafalan kata seperti pendidi’an, tabra’an, kenai’an,
gera'an. Logat daerah yang paling kentara, yakni dari segi tata bunyinya. Logat
Indonesia yang dilafalkan oleh orang Tapanuli dapat dikenali, misalnya karena
tekanan kata yang amat jelas. Logat Indonesia orang Bali dan Jawa, yakni pada
pelafalan bunyi /t/ dan /d/-nya. Ciri-ciri khas yang meliputi tekanan. turun naiknya
nada, dan panjang pendeknya bunyi bahasa membangun aksen yang berbeda-beda.

2) Ragam Terpelajar Tingkat pendidikan penutur bahasa Indonesia juga mewamai


penggunaan bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia yang digunakan oleh kelompok
penutur berpendidikan tampak jelas perbedaannya dengan yang digunakan oleh
kelompok penutur yang tidak berpendidikan, terutama dalam pelafalan kata yang
berasal dari haliusa asing. Seperti contoh dalam tabel berikut:
tidak terpelajar terpelajar
pidio video
pilem film
komplek kompleks
pajar fajar
pitamin vitamin

3) Ragam Resmi adalah bahasa yang digunakan dalam situasi resmi. seperti
pertemuan – pertemuan, peraturan – peraturan, dan perundangan – undangan. Ciri-
ciri ragam bahasa resmi adalah sebagai berikut:
- Menggunakan unsur gramatikal secara eksplisit dan konsisten.
- Menggunakan imbuhan secara lengkap.
- Menggunakan kata ganti resmi.
- Menggunakan kata baku.
- Menggunakan EYD.
- Menghindari unsur kedaerahan.
4) RagamTidak Resmi adalah ragam bahasa yang digunakan dalam situasi tidak resmi,
seperti dalam pergaulan, atau percakapan pribadi. Ciri-ciri ragam bahasa tidak
resmi kebaiikan dari ragam bahasa resmi.
Ragam bahasa resmi atau tidak resmi ditentukan oleh tingkat keformalan bahasa
yang digunakan. Semakin tinggi tingkat kebakuan suatu bahasa, berarti semakin
resmi bahasa yang digunakan. Sebaliknya, semakin rendah tingkat keformalannya,
semakin rendah tingkat kebakuan bahasa yang digunakan (Sugono, 1998:12-13).

b. Ragam Bahasa Dilihat Dari Cara Berkomunikasi Macam-macam ragam bahasa


dilihat dari cara berkomunikasi dibagi menjadi tiga, yaitu seperti di bawah ini:
1) Ragam Lisan
Ragam bahasa lisan adalah suatu ragam bahasa yang dihasilkan oleh alat ucap
(organ of speech). Dalam ragam bahasa lisan ini, kita harus memperhatikan
beberapa hal seperti tata bahasa. kosakata, dan lafal dalam pengucapannya.
Dalam hal ini dengan memperhatikan hal-hal tersebut, pembicara dapat
mengatur tinggi rendah suara atau tekanan yang dikeluarkan, mimik/ekspresi
muka yang ditunjukkan, serta gerak tangan atau isyarat untuk mengungkapkan
ide sang pembicara.

Contoh ragam lisan, yakni meliputi hal-hal berikut ini:


a) Ragam bahasa cakapan
b) Ragam bahasa pidato
c) Ragam bahasa kuliah
d) Ragam bahasa panggung

Ciri-ciri ragam bahasa lisan seperti dibawah ini:


a) Memerlukan kehadiran orang lain.
b) Unsur gramatikal tidak dinyatakan secara lengkap.
c) Terikat ruang dan waktu.
d) Dipengaruhi oleh tinggi rendahnya suara.

Kelebihan ragam bahasa lisan, yakni sebagai berikut:


a) Dapat disesuaikan dengan situasi
b) Faktor efisiensi
c) Faktor kejelasan
d) Faktor kecepatan
e) Lebih bebas bentuknya karena faktor situasi yang memperjelas pengertian
bahasa yang dituturkan oleh penutur.
f) Penggunaan bahasa lisan bisa berdacarkan pengetahuan serta penalsiran dari
informasi audit, visual dan kognitif sang penutur.

Kelemahan ragam bahasa lisan, yakni seperti di bawah ini:


a) Bahasa lisan berisi beberapa kalimat yang tidak lengkap, bahkan terdapat
frase-frase sederhana.
b) Penutur sering mengulangi beberapa kalimat.
c) Tidak semua orang bisa melafalkan bahasa lisan dengan benar.
d) Aturan-aturan bahasa yang dilakukan tidak formal.
2) Ragam Tulis
Ragam bahasa tulis adalah bahasa yang dihasilkan dengan memanfaatkan
tulisan dengan huruf sebagai unsur dasarnya. Dalam ragam bahasa tulis, kita
harus memperhatikan beberapa hal seperti tata cara penulisan (ejaan) di samping
aspek tata bahasa dan pemilihan kosakata, dalam hal ini kita dituntut untuk tepat
dalam pemilihan unsur tata bahasa seperti bentuk kata, susunan kalimat, pilihan
kata, kebenaran penggunaan ejaan, dan juga penggunaan tanda baca dalam
mengungkapkan ide kita.

Contoh ragam lisan yaitu:


a) Ragam bahasa teknis
b) Ragam bahasa undang-undang
c) Ragam bahasa catatan
d) Ragam bahasa surat

Ciri-ciri ragam bahasa tulis adalah sebagai berikut:


a) Tidak memerlukan kehadiran orang lain.
b) Adanya unsur gramatikal (hubungan antar unsur-unsur bahasa dalam satuan
yang lebih besar) yang dinyatakan secara lengkap.
c) Tidak terikat oleh ruang dan waktu.
d) Dipengaruhi oleh tanda baca atau ejaan.

Kelebihan ragam bahasa tulis, yakni sebagai berikut:


a) Informasi yang disajikan bisa dipilih oleh sang penulis untuk dikemas
menjadi media atau materi yang lebih menarik dan menyenangkan.
b) Umumnya memiliki kedekatan antara budaya dengan kehidupan
masyarakatnya.
c) Sebagai sarana untuk memperkaya kosakata.
d) Dapat digunakan untuk menyampaikan maksud/tujuan, memberikan
informasi, serta dapat mengungkap unsur-unsur emosi sehingga mampu
meningkatkan wawasan si pembaca.

Kelemahan ragam bahasa tulis, yakni sebagi berikut:


a) Alat atau sarana yang dapat memperjelas pengertian seperti bahasa lisan
tidak ada. Akibatnya, bahasa tulis pun harus disusun lebih sempurna.
b) Tidak mampu menyajikan berita secara lugas dan jujur.
c) Hal yang tidak ada dalam bahasa tulis pun tidak dapat diperjelas.

c. Ragam Bahasa Dilihat dari Topik Pembicaraan


1) Ragam Sosial Ragam social, yaitu ragam bahasa yang sebagian norma dan
kaidahnya didasarkan atas kesepakatan bersama dalam lingkungan sosial yang
lebih kecil dalam masyarakat. Misalnya, ragam bahasa yang digunakan dalam
keluarga atau persahabatan dua orang yang akrab dapat dikatakan sebagai ragam
sosial. Selain itu, ragam sosial berhubungan pula dengan tinggi atau rendahnya
status kemasyarakatan lingkungan sosial yang bersangkutan.

2) Ragam Fungsional Ragam fungsional (profesional) adalah ragam bahasa yang


dikaitkan dengan profesi, lembaga, lungkungan kerja, atau kegiatan tertentu
lainnya. Ragam fungsional juga dikaitkan dengan keresmian keadaan
penggunaannya. Ragam fungsional dapat menjadi bahasa negara dan bahasa
teknis keprofesian, seperti bahasa dalam lingkungan keilmuan/teknologi,
kedokteran, dan keagamaan.

3) Ragam Jurnalistik Bahasa Jurnalistik adalah ragam bahasa yang dipergunakan


oleh dunia persuratkabaran (dunia pers = media massa celak). Dalam
perkembangan lebih lanjut, bahasa jurnalistik adalah bahasa yang dipergunakan
oleh seluruh media massa. Dalam hal ini termasuk media massa audio (radio),
audio visual (televisi), dan multimedia (internet). Ragam bahasa jurnalistik
adalah salah satu ragam bahasa yang dibentuk oleh spesifikasi materi yang
disampaikannya. Ragam khusus jurnalistik termasuk dalam ragam bahasa
ringkas.

4) Ragam Sastra Ragam bahasa sastra memiliki sifat atau karakter subjektif, lentur.
konotatif, kreatif, dan inovatif. Bahasa sastra ialah bahasa yang dipakai untuk
menyampaikan emosi (perasaan) dan pikiran. fantasi dan lukisan angan-angan,
penghayatan lahir dan batin, peristiwa dan khayalan dengan bentuk istimewa.
Dalam hal ini istimewa karena kekuatan efeknya pada pendengar/pembaca dan
istimewa cara penuturannva. Bahasa dalam ragam sastra ini digunakan sebagai
bahan kesenian, di samping sebagai alat komunikasi. Untuk memperbesar efek
penuturan dikerahkan segala kemampuan yang ada pada bahasa. Arti, bunyi,
asosiasi, irama, tekanan, suara, panjang pendek suara, persesuaian bunyi kata,
sajak, asonansi, posisi kata, ulangan kata/kalimat di mana perlu dikerahkan
untuk mempertinggi efek. Misalnya, bahasa dalam sajak jelas bedanya dengan
bahasa dalam karangan umum. Berbeda dengan ragam bahasa ilmiah. ragam
bahasa sastra banyak mengunakan kalimat yang tidak efektif. Penggambaran
yang sejelas - jelasnya melalui rangkaian kata bermakna konotasi sering dipakai
dalam ragam bahasa sastra. Hal ini dilakukan agar tercipta pencitraan di dalam
imajinasi pembaca.

5) Ragam Politik dan Hukum Bahasa politik berisi kebijakan yang dibuat oleh
penguasa dalam rangka menata dan mengatur kehidupan masyarakat. Dengan
sendirinya penguasa merupakan salah satu sumber penutur bahasa yang
mempunyai pengaruh yang besar dalam pengembangan bahasa di masyarakat.
Salah satu ciri khas bahasa hukum adaiah penggunaan kalimat yang panjang
dengan pola kalimat luas. Dalam hal ini diakui bahwa bahasa hukum 10
Indonesia tidak terlalu memperhatikan sifat dan ciri khas bahasa Indonesia
dalam strukturnya. Hal ini disebabkan hukum Indonesia pada umumnya
didasarkan pada hukum yang ditulis pada zaman penjajahan Belanda dan ditulis
dalam bahasa Belanda. Namun, terkadang sangat sulit menggunakan kalimat
yang pendek dalam bahasa hukum karena dalam bahasa hukum kejelasan
norma-norma dan aturan terkadang membutuhkan penjelasan yang panjang
lebar, jelas kriterianya, keadaan, serta situasi yang dimaksud.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Bahasa Indonesia yang dipakai sekarang berasal dari bahasa Melayu. Bahasa tersebut
sejak lama digunakan sebagai bahasa perantara (lingua franca) atau bahasa pergaulan,
tidak hanya di Kepulauan Nusantara, tetapi juga di hampir seluruh Asia Tenggara. Hal ini
diperkuat dengan ditemukannya prasasti-prasasti kuno yang ditulis dengan menggunakan
bahasa melayu.Peresmian nama bahasa Indonesia tersebut bermakna politis sebab bahasa
Indonesia dijadikan sebagai alat perjuangan oleh kaum nasionalis yang sekaligus
bertindak sebagai perencana bahasa untuk mencapai negara Indonesia yang merdeka dan
berdaulat.

Bahasa Indonesia mempunyai dua kedudukan yang sangat penting, yaitu sebagai
bahasa nasional dan bahasa negara. Sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia di
antaranya berfungsi mempererat hubungan antarsuku di Indonesia. Kata ‘menjunjung’
dalam KBBI antara lain berarti ‘memuliakan’,‘menghargai’,dan‘menaati’ (nasihat,
perintah, dan sebaginya.). Ikrar ketiga dalam Supah Pemuda tersebut menegaskan bahwa
para pemuda bertekad untuk memuliakan bahasa persatuan, yaitu bahasa Indonesia.
Ragam bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda - beda menurut
topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara. orang yang
dibicarakan.serta menurut medium pembicara (Bachman, 1990). Seiring dengan
perkembangan zaman,sekarang ini masyarakat mengalami perubahan sehingga bahasa
pun mengalami perubahan.Perubahan itu berupa variasi-variasi bahasa yang dipakai
sesuai keperluannya.

3.2 Saran

Pokok bahasan tulisan ini sudah dipaparkan di depan. Besar harapan penulis semoga
tulisan ini bermanfaat bagi pembaca. Karena keterbatasan pengetahuan dan referensi,
penulis mcnyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari sempuma. Oleh karena itu, saran dan
kritik yang membangun sangat diharapkan agar tulisan ini dapat disusun menjadi lebih
baik dan sempurna.
DAFTAR PUSTAKA
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/3c680101ff285bcffdcd4eb7e8862e6
7.pdf

http://repository.unisba.ac.id/bitstream/handle/123456789/27707/modul%20bahasa%20in
donesia%20LSIPK-repository.pdf?sequence=1

https://sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/files_dosen/modul/Pertemuan_3SN0030253.pdf

https://www.usd.ac.id/fakultas/pendidikan/f1l3/PLPG2017/Download/materi/bindo/BAB-
III-Kedudukan-Fungsi-dan-Ragam-Bahasa-Indonesia.pdf

Anda mungkin juga menyukai