Anda di halaman 1dari 20

SEJARAH SINGKAT BAHASA INDONESIA

OLEH:
RINI MAYRENTIKA UTAMI
201502064

Diajukan dalam Rangka Memenuhi sebahagian


Syarat-syarat Mata Kuliah Bahasa Indonesia

POLITEKNIK LP3I Bandung


Manajemen Informatika
2015/2018
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT, atas perkenan-Nya penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Sejarah perkembangan Bahasa Indonesia”.
Makalah disusun untuk memenuhi salah satu tugas pada mata pelajaran Bahasa
Indonesia

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusun makalah ini masih jauh dari apa yang
di katakana sempurna karena keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang penulis
miliki. Walaupun demikian, penulis berharap bahwa makalah ini dapat di terima dan
memenuhi persyaratan yang telah di tentukan.

Tidak berlebihan apabila pada kesempatan kali ini penulis menyampaikan banyak
terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah
ini.

Dan tak lupa penulis menyampaikan banyak terimakasih serta seiring do’a atas segala
amal baik dan perhatian yang telah diberikan kepada penulis.

Akhir kata semoga makalah ini dapat memenuhi syarat dan bermanfaat bagi penulis
khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.

Bandung, 13 Oktober 2017

Rini Mayrentika Utami

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................................................2
1.A. Latar Belakang................................................................................................................................2
1.B. RUMUSAN MASALAH....................................................................................................................2
1.C. TUJUAN PENULISAN.......................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................................................3
2.A. Sejarah Bahasa Indonesia.................................................................................................................3
2. B. Fase-fase Penting dalam Perkembangan Bahasa Melayu menjadi Bahasa Nasional.....................5
2.C. Tujuan Lahirnya Bahasa Indonesia................................................................................................7
2.D. Peresmian Nama Bahasa Indonesia...............................................................................................8
2.E. Peristiwa-Peristawa Yang Berkaitan Dengan Perkembangan Bahasa Melayu /Indonesia...............9
2.F. Bersikap Positif Terhadap Bahasa Indonesia................................................................................11
BAB III PENUTUP........................................................................................................................................13
3.A. KESIMPULAN................................................................................................................................13
3.B. SARAN.........................................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................................15

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.A. Latar Belakang

Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting dalam kehidupan


sehari-hari. Demikian juga, Bahasa Indonesia menjadi sarana budaya dan sarana
berpikir masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, peranan Bahasa Indonesia menjadi
sangat penting. Mengingat pentingnya bahasa Indonesia, kami sebagai mahasiswa
dituntut untuk lebih memahami bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Yang salah
satunya adalah dengan mengetahui sejarah bahasa Indonesia.

Untuk itulah materi ini sangat penting untuk dipelajari, karena sangat
disayangkan jika sebagai pemakai bahasa Indonesia tidak mengetahui tentang sejarah
bahasa Indonesia.

1.B. RUMUSAN MASALAH


A. Bagaimanakah sejarah singkat bahasa Indonesia?
B. Bagaimanakah fase fase penting perkembangan bahasa indonesia
C. Apakah tujuan lahirnya bahasa Indonesia?
D. Bagaimanakah proses peresmian bahasa Indonesia?
E. Bagaimanakah peristiwa penting berkaitan dengan perkembangan
bahasa Indonesia?
F. Bagaimanakah sikap positif terhadap bahasa Indonesia?

1
1.C. TUJUAN PENULISAN
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mendeskripsikan data dan informasi
tentang:
A. Untuk mengetahui sejarah singkat bahasa Indonesia?
B. Untuk mengetahui fase fase penting perkembangan bahasa indonesia
C. Untuk mengetahui tujuan lahirnya bahasa Indonesia?
D. Untuk mengetahui proses peresmian bahasa Indonesia?
E. Untuk mengetahui peristiwa penting berkaitan dengan perkembangan
bahasa Indonesia?
F. Untuk mengetahui sikap positif terhadap bahasa Indonesia?

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.A. Sejarah Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia dan bahasa persatuan
bangsa Indonesia. Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu. Penggunaan istilah
“bahasa Melayu” telah dilakukan pada masa sekitar 683-686 M, yaitu angka tahun yang
tercantum pada beberapa prasasti berbahasa Melayu kuno dari Palembang dan Bangka.
Prasasti-prasati ini ditulis dengan aksara Pallawa atas perintah raja Kerajaan Sriwijaya.
Awal penamaan bahasa Indonesia sebagai jati diri bangsa bermula dari Sumpah
Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928. Di sana, pada kongres Nasional Kedua di
Jakarta diumumkanlah penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa untuk Negara
Indonesia pasca-merdeka. Soekarno tidak memilih bahasanya sendiri, yaitu bahasa
Jawa (yang sebenarnya juga bahasa mayoritas pada saat itu), namun beliau memilih
bahasa Indonesia yang beliau dasarkan dari bahasa Melayu yang dituturkan di Riau.
Bahasa Melayu Riau dipilih sebagai bahasa persatuan negara Republik Indonesiaatas
beberapa pertimbangan sebagai berikut :
1. Jika bahasa Jawa digunakan, suku-suku bangsa atau golongan lain di Republik
Indonesia akan merasa dijajah oleh suku Jawa yang merupakan golongan mayoritas di
Republik Indonesia.
2. Bahasa Jawa jauh lebih sukar dipelajari dibandingkan dengan bahasa Melayu Riau.
Ada tingkatan bahasa halus, biasa, dan kasar yang digunakan untuk orang yang
berbeda dari segi usia, derajat, ataupun pangkat.
3. Bahasa Melayu Riau yang dipilih, dan bukan bahasa Melayu Pontianak,
Banjarmasin, Samarinda, Maluku, Jakarta (Betawi), ataupun Kutai, dengan
pertimbangan :
Pertama, suku Melayu berasal dari Riau, Sultan Malaka yang terakhir pun lari ke Riau
selepas Malaka direbut oleh Portugis. Kedua, sebagai lingua franca, bahasa Melayu Riau
yang paling sedikit terkena pengaruh misalnya dari bahasa Tionghoa Hokkien, ataupun
dari bahasa lainnya.
4. Penggunaan bahasa Melayu bukan hanya terbatas di Republik Indonesia. Pada
1945, penggunaan bahasa Melayu selain Republik Indonesia yaitu Malaysia, Brunei, dan
Singapura.

3
Keputusan Kongres Bahasa Indonesia II 1954 di Medan, antara lain menyatakan bahwa
bahasa Indonesia tumbuh dan berkembang dari bahasa Melayu yang sejak zaman
dahulu sudah digunakan sebagai lingua franca (bahasa perhubungan). Bukan hanya di
Kepulauan Nusantara, melainkan juga hampir di seluruh Asia Tenggara sejak abad ke
VII. Bukti yang menyatakan itu adalah ditemukannya prasasti di Kedukan Bukit,
berangka 683 M (Palembang), Talang Tuwo, berangka 684 M (Palembang), Kota Kapur,
berangka 686 M (Bangka Barat), dan Karang Brahi, berangka 688 M (Jambi). Prasasti
itu bertuliskan Pra-Nagari berbahasa Melayu Kuno. Bahasa melayu kuno tidak hanya
digunakan pada zaman Sriwijaya, karena di Jawa Tengah juga ditemukan prasasti
tahun 832 M dan di Bogor tahun 942 M yang menggunakan bahasa melayu kuno.
Bahasa Melayu menyebar kepelosok Nusantara bersamaan dengan menyebarnya
agama Islam di wilayah Nusantara. Bahasa Melayu mudah diterima oleh masyarakat
Nusantara sebagai bahasa perhubungan antarpulau, antarsuku, antarpedagang,
antarbangsa, dan antarkerajaan karena tidak mengenal tingkat tutur. Bahasa Melayu
yang dipakai di daerah di wilayah Nusantara dalam pertumbuhannya dipengaruhi oleh
corak budaya daerah. Bahasa Melayu menyerap kosakata dari berbagai bahasa,
terutama dari bahasa Sanskerta, Persia, Arab, dan bahasa-bahasa Eropa. Bahasa
Melayu pun dalam perkembangannya muncul dalam berbagai variasi dan dialek.
Perkembangan bahasa Melayu di wilayah Nusantara memengaruhi dan mendorong
tumbuhnya rasa persaudaraan dan persatuan bangsa Indonesia.
Secara sosiologis, kita bisa mengatakan bahwa bahasa Indonesia bisa diterima
keberadaannya pada tanggal 28 Oktober 1928. Dimana para pemuda Indonesia yang
tergabung dalam perkumpulan pergerakan secara sadar mengangkat bahasa Melayu
menjadi Bahasa Indonesia, yang menjadi bahasa persatuan untuk seluruh bangsa
Indonesia. Secara yuridis, baru tanggal 18 Agustus 1945 bahasa Indonesia secara resmi
di akui keberadaannya dan ditetapkan dalam UUD 1945 pasal 36. Meskipun demikian,
hanya sebagian dari penduduk Indonesia yang benar-benar menggunakan bahasa
Indonesia dengan baik dan benar, karena dalam percakapan sehari-hari yang tidak
resmi masyarakat Indonesia lebih suka menggunakan bahasa daerahnya masing-
masing, seperti bahasa Madura, bahasa Jawa, bahasa Sumbawa , dan lain-lain.

4
2. B. Fase-fase Penting dalam Perkembangan Bahasa Melayu
menjadi Bahasa Nasional

Untuk memudahkan pemahaman mengenai perkembangan Bahasa Melayu


menjadi Bahasa Indonesia, kita bagi dalam beberapa fase/masa dan peristiwa yang
dianggap penting. Fase-fase tersebut adalah sebagai berikut :
• Fase Pertama : Masa Prakolonial
Beberapa bukti tertulis mengenai Bahasa Melayu tua ditemukan pada berbagai prasasti
dan inkripsi. Diantaranya prasasti Kedukan Bukit (683 M), di Talang Tuo (dekat
Palembang, bertahun 684 M), di Kota Kapur (Bangka Barat, 686 M), di Karang Berahi
(antara Jambi dan Sungai Musi, 688 M), dan inkripsi Gandasuli di daerah Kedu, Jawa
Tengah, bertahun 832 M.
Sebagai bukti lain dari pertumbuhan dan persebaran Bahasa Melayu, dapat diidentifikasi
melalui adanya berbagai dialek Melayu yang tersebar di seluruh Nusantara. Misalnya
dialek Melayu Minangkabau, Palembang, Jakarta (Betawi), Larantuka, Kupang, Ambon,
Manado, dan sebagainya. Juga, banyaknya hasil kesusastraan Malayu Lama dalam
bentuk cerita penglipur lara, hikayat, dongeng, pantun, syair, mantra, dan sebagainya.
Di antara karya sastra lama yang terkenal adalah Sejarah Melayu karya Tun Muhammad
Sri Lanang gelar Bandahara Paduka Raja yang diperkirakan selesai ditulis tahun, 1616.
Selain itu juga ada Hikayat Hang Tuah, Hikayat Sri Rama, Tajus Salatin, dan
sebagainya.
• Fase Kedua : Masa Kolonial
Sekitar abad XVI ketika orang-orang Barat sampai di Indonesia, mereka menemukan
bahwa bahasa Melayu telah dipergunakan sebagai bahasa resmi dalam pergaulan,
perhubungan, dan perdagangan. Hal itu dikuatkan oleh kenyataan tentang seorang
Portugis, Pigafetta, setelah mengunjungi Tidore. Ia menyusun daftar kata Melayu-Italia,
sekitar tahun 1522. Ini membuktikan ketersabaran bahasa Melayu yang sebelum itu
sudah sampai ke kepulauan Maluku.
Dalam pada itu, semasa pendudukan Belanda, mereka menemukan kesulitan ketika
bermaksud menggunakan bahasa Belanda sebagai bahasa pengantar. Akhirnya,
turunlah keputusan pemerintah kolonial yaitu K.B 1871 no. 104 yang menyatakan
bahwa pengajaran di sekolah-sekolah bumi putra diberikan dalam bahasa Melayu atau
bahasa daerah lainnya.
• Fase Ketiga : Masa Pergerakan.

5
Awal abad ke-20 dapat dikatakan sebagai masa permulaan perkembangan bahasa
Melayu menjadi Bahasa Indonesia. Banyak faktor yang mendorong hal itu terjadi. Di
antaranya, dan yang paling utama adalah faktor politik.
Bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai suku bangsa dengan berbagai bahasa yang
beraneka pula, merasa sulit mencapai kemerdekaan jika tidak ada alat pemersatu. Dan
alat itu adalah suatu bahasa guna menyatakan pikiran, perasaan, dan kehendak, yang
dapat menjembatani ketergangguan dan kesenjangan komunikasi antara suku bangsa
dengan bahasanya yang berbeda-beda. Itulah sebabnya, pada tanggal 28 Oktober
1928, dikumandangkanlah ikrar Sumpah Pemuda : Berbangsa satu, bangsa Indonesia,
bertanah air satu tanah air Indonesia, dan menjunjung bahasa persatuan Bahasa
Indonesia.
Selanjutnya, berbagai peristiwa penting dalam kaitannya dengan perkembangan Bahasa
Indonesia. Diantaranya adalah :
1. Penyusunan ejaan resmi Bahasa Melayu pada tahun 1901 oleh Ch. A. van
Ophuysen yang termuat dalam Kitab Logat Melayu. Ejaan ini disebut Ejaan van
Ophuysen.
2. Pendirian Taman Bacaan Rakyat (Commisie voor de volkslectuur) pada tahun
1908, untuk selanjutnya pada tahun 1917 diubah namanya menjadi Balai Pustaka.
3. Ketetapan Ratu Belanda pada tahun 1918 yang memberikan kebebasan kepada
para anggota Dewan Rakyat (Volksraad) untuk menggunakan Bahasa Melayu dalam
forum.
4. Peristiwa Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928, yang diantaranya
menetapkan Bahasa Indonesia yang berasal dari Bahasa Melayu sebagai Bahasa
Nasional.
5. Berdirinya angkatan Pujangga Baru atau angkatan ’33 pada tahun 1933 yang
dipimpin oleh Sutan Takdir Alisjahbana. Angkatan Pujangga Baru yang sebenarnya
nama suatu majalah sebagai wadah ekspresi budaya dan sastra ini besar peranannya
dalam membantu perkembangan Bahasa Indonesia.
6. Kongres Bahasa Indonesia I di Solo tahun 1938. Kongres ini diadakan sebagai
tindak lanjut dari Kongres Pemuda 1928. Di samping itu juga karena adanya kesan
umum mengenai pemakaian Bahasa Indonesia yang cukup kacau. Jadi Kongres ini
diselenggarakan untuk mencari pegangan bagi para pemakai bahasa, mengatur bahasa
serta mengusahakan agar Bahasa Indonesia tersebar lebih luas lagi.
7. Peristiwa pendudukan Jepang di Indonesia antara 1942-1945. Pada masa ini
justru bangsa Indonesia mengalami kemajuan yang pesat. Betapa tidak ? Di satu sisi
pemerintah Jepang melarang penggunaan Bahasa asing seperti Bahasa Belanda dan
Inggris, di sisi lain maksud mereka untuk menggunakan Bahasa Jepang sebagai alat
komunikasi pun tidak memungkinkan karena memang belum dikenal pleh rakyat
Indonesia. Akhirnya, Bahasa Indonesialah yang dijadikan alat perhubungan satu-
6
satunya. Dalam pada itu, berbagai karya sastra, drama, puisi, cerpen banyak dihasilkan
sehingga pertumbuhan Bahasa Indonesia pun semakin pesat.
8. Penetapan fungsi Bahasa Indonesia sebagai Bahsa Negara pada tanggal 18
Agustus 1945, dan dinyatakan dalam UUD ’45 Bab XV, pasal 36.
9. Penetapan Ejaan Republik atau Ejaan Soewandi untuk memperbaiki Ejaan van
Ophuysen, pada tanggal 19 Maret 1947
10. Kongres Bahasa Indonesia II di Medan pada tahun 1954. Hasil Kongres ini di
antaranya adalah saran pembentukan badan yang kompeten yang bertugas untuk
menyempurnakan Bahasa Indonesia. Juga diusulkan pemabaruan ejaan, pembentukan
komisi istilah, dan sebagainya.
11. Penetapan pemakaian ejaan baru oleh Presiden Soeharto pada tanggal 16 Agustus
1972. Ejaan baru ini dinamakan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD).
12. Pengubahan nama Lembaga Bahasa Nasional yang selama itu menangani pelbagai
hal yang berkaitan dengan bahasa dan sastra Indonesia/daerah, menjadi Pusat
Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Peristiwa ini terjadi pada tanggal 1 Februari
1975.
13. Kongres Bahasa Indonesia III di Jakarta tahun 1978.
14. Penetapan Bulan Bahasa pada tanggal 28 Oktober 1980. Peristiwa ini dilaksanakan
selama satu bulan dalam setiap tahun yaitu pada setiap bulan Oktober.
15. Kongres Bahasa Indonesia IV di Jakarta tahun 1982.
16. Kongres Bahasa Indonesia V di Jakarta tahun 1988. Pada Kongres ini diperkenalkan
pula Kamus Besar Bahasa Indonesia yang memuat 62.100 butir masukan termasuk
ungkapan dan Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia yang disusun di bawah koordinasi
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.

2.C. Tujuan Lahirnya Bahasa Indonesia

Tujuan lahirnya bahasa Indonesia adalah sebagai berikut:

1. Bahasa Indonesia lahir tahun 1908 (Budi Utomo) karena tahun itu lahir rasa
nasionalisme Indonesia.
2. Bahasa Indonesia lahir tahun 1918 tanggal 25 Juni karena bahasa Melayu
mendapat pengakuan secara resmi dari Dewan rakyat pemerintah kolonial (Volksraad),
sebagai lanjutan ketetapan ratu Belanda agar bahasa Melayu digunakan dalam
perundingan.

7
3. Bahasa Indonesia lahir sejak tahun 1920 karena pada tahun 1921 banyak
terdapat sastra modern seperti Siti Nurabaya karya Marah Rusli.
4. Bahasa Indomesia resmi lahir sejak 28 Oktober 1928 (peristiwa Sumpah
Pemuda), ini diperkuat dengan isi sumpah Pemuda butir ke-3 “kami putra dan putri
Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.
5. Bahasa Indonesia lahir tanggal 17 Agustus 1945 (Proklamasi Kemerdekaan)
karena negara Indonesia merdeka dan berdaulat di tahun tersebut.

F. Sumber Bahasa Indonesia


Apabila ingin membicarakan perkembangan bahasa Indonesia, mau tidak mau kita
harus membicarakan bahasa Melayu sebagai sumber (akar) bahasa Indonesia yang kita
pergunakan sekarang. Bahasa Indonesia tumbuh dan berkembang dari bahasa Melayu,
yang sejak dulu sudah dipakai sebagai bahasa perantara (lingua franca), bukan saja di
Kepulauan Nusantara, melainkan juga hampir di seluruh Asia Tenggara.

Pertanyaan yang mungkin timbul adalah kapan sebenarnya bahasa Melayu mulai
dipergunakan sebagai alat komunikasi seperti berbagai batu bertulis (prasasti) kuno
yang ditemukan, seperti :

1. Prasati Kedukan Bukit di Palembang, tahun 683,


2. Prasasti Talang Tuo di Palembang, tahun 684,
3. Prasasti Kota Kapur di Bangka Barat, tahun 686,
4. Prasasti Karang Brahi, Bangko, Kabupaten Merangin, Jambi, tahun 688, yang
bertulis Pra-nagari dan bahasanya bahasa Melayu Kuno, memberi petunjuk kepada
kita bahwa bahasa Melayu dalam bentuk bahasa Melayu Kuno sudah dipakai sebagai
alat komunikasi pada zaman Sriwijaya,
5. Prasasti Gandasuli di Jawa Tengah, tahun 832,
6. Prasasti Bogor di Bogor, tahun 942.

2.D. Peresmian Nama Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia dengan perlahan-lahan, tetapi pasti berkembang dan tumbuh


terus. Pada waktu akhir-akhir ini perkembangannya itu menjadi demikian pesatnya
sehingga bahasa ini telah menjelma menjadi bahasa modern, yang kaya akan kosakata
dan mantap dalam strukutur.

Kami putra dan putri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia
Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia

8
Kami putra dan putrid Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia
Pada tanggal 28 Oktober 1928, para pemuda kita mengikrarkan Sumpah pemuda.
Naskah Putusan Kongres Pemuda Indonesia Tahun 19298 itu berisi tiga butir kebulatan
tekad sebagai berikut.

Pernyataan yang pertama adalah pengakuan bahwa pulau-pulau yang bertebaran dan
lautan yang menghubungkan wilayah Republik Indonesia sekarang adalah satu
kesatuan tumpah darah (tempat kelahiran) yang disebut Tanah Air Indonesia.
Pernyataan yang kedua adalah pengakuan bahwa bumi Indonesia juga merupakan satu
kesatuan yang disebut bangsa Indonesia. Pernyataan yang ketiga tideak merupakan
pengakuan “berbahasa satu”, tetapi merupakan pernyataan tekad kebahasaan yang
menyatakan bahwa kita, bangsa Indonesia, menjunjung tinggi bahasa persatuan, yaitu
bahasa Indonesia.

Dengan diikrarkannya Sumpah Pemuda, resmilah bahasa Melayu yang sudah dipakai
sejak pertengahan abad VII itu, menjadi bahasa Indonesia.

2.E. Peristiwa-Peristawa Yang Berkaitan Dengan Perkembangan


Bahasa Melayu /Indonesia

Tahun-tahun penting mengandung arti sangat menentukan dalam sejarah


perkembangan bahasa Melayu/Indonesia dapat diperinci sebagai berikut.

Pada tahun 1901 disusun ejaan resmi bahasa Melayu oleh Ch. A. Van Ophuijsen dan
dimuat dalam Kitab Logat Melayu,
Pada tahun 1908 pemerintah mendirikan sebuah badan penerbit buku-buku bacaan
yang diberi nama Commissie voor de Volkslectuur (Taman Bacaan Rakyat), yang
kemudian pada tahun 1917 diubah menjadi Balai Pustaka. Balai Pustaka menerbitkan
buku-buku novel seperti Siti Nurbaya dan Salah Asuhan, buku-buku penuntun bercocok
tanam, penuntun memelihara kesehatan yang tidak sedikit membantu bahasa Melayu di
kalangan masyarakat luas. Kehadiran dua novel itu di masa kini di toko buku menjadi
bukti bahwa bahasa Indonesia sudah ada dan sudah dipakai sebelum tahun 1928,
Tanggal 28 Oktober 1928 merupakan saat-saat yang paling menentukan dalam
perkembangan bahasa Indonesia karena pada tanggal 28 Oktober 1928 itulah para
pemuda pilihan memancangkan tonggak yang kukuh untuk perjalanan bahasa
Indonesia,

9
Pada tahun 1933 secara resmi berdiri sebuah angkatan sastrawan muda yang
menamakan dirinya Pujangga Baru yang dipimpin oleh Sultan Takdir Alisjahbana dan
kawan-kawan,
Pada tanggal 25-28 Juni 1938 dilangsungkan Kongres Bahasa Indonesia I di Solo.
Putusannya adalah bahwa pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia telah
dilakukan secara sadar oleh cendekiawan dan budayawan kita saat itu,
Pada tanggal 18 Agustus 1945 ditandatanganilah Undang-Undang Dasar 1945, yang
salah satu pasalnya (pasal 36) menetapkan bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara,
Pada tanggal 19 Maret 1947 diresmikan penggunaan Ejaan Republikj (Ejaan Soewandi)
sebagai pengganti Ejaan van Ophuijsen yang berlaku sebelumnya,
Kongres Bahasa Indonesia II di Medan pada tanggal 28 Oktober-2 November 1954
memutuskan bahwa bangsa Indonesia bertekad untuk terus-menerus menyempurnakan
bahasa Indonesia yang diangkat sebagai bahasa Nasional dan ditetapkan sebagai
bahasa negara itu,
Pada tanggal 16 Agustus 1972 Presiden Republik Indonesia meresmikan panggunaan
Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan melalui pidato kenegaraan di depan
sidang DPR yang dikuatkan pula dengan Keputusan Presiden NO. 57, tahun 1972,
Pada tanggal 31 Agustus 1972 Menteri Pendidikan dan Kebudayaan menetapkan
Pedoaman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dan Pedoman Umum
Pembentukan Istilah resmi berlaku di seluruh Indonesia,
Kongres Bahasa Indonesia III yang diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 28
Oktober-2 November 1978 merupakan peristiwa yang penting bagi kehidupan bahasa
Indonesia. Kongres yang diadakan dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda
yang ke-50 ini, selain memperlihatkan kemajuan, pertumbuhan, dan perkembangan
bahasa Indonesia sejak tahun 1928, juga memutuskan untuk terus berusaha
memantapkan kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia,
Kongres Bahasa Indonesia IV diselenggarakan di Jakarta pada 21-26 November 1983.
Kongres ini diselenggarakan dalam rangka peringatan hari Sumpah Pemuda yang ke-
55. Dalam putusannya disebutkan bahwa pembinaan dan pengembangan bahasa
Indonesia harus lebih ditingkatkan sehingga amanat yang tercantum dalam GBHN, yang
mewajibkan kepada semua warga negara Indonesia untuk menggunakan bahasa
Indonesia yang baik dan benar, dapat tercapai semaksimal mungkin,
Kongres Bahasa Indonesia V juga diadakan di Jakarta pada tanggal 28 Oktober-3
November 1988. Kongres ini dihadiri oleh kira-kira tujuh ratus pakar bahasa Indonesia
dari seluruh Nusantara dan peserta tamu dari negara sahabat. Kongres ini ditandai
dengan dipersembahkannya karya besar Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa
kepada pecinta bahasa di Nusantara, yakni berupa Kamus Besar Bahasa Indonesia dan
Tata Bahasa baku Bahasa Indonesia,

10
Kongres Bahasa Indonesia VI diadakan di Jakarta pada tanggal 28 Oktober-2 November
1993. Pesertanya sebanyak 770 pakar bahasa dari Indonesia dan 53 peserta tamu dari
mancanegara. Kongres mengusulkan agar Pusat Pembinaan dan Pengembangan
Bahasa ditingkatkan statusnya menjadi Lembaga Bahasa Indonesia serta mengusulkan
disusunnya Undang-Undang Bahasa Indonesia,
Kongres Bahasa Indonesia VII diselenggarakan di hotel Indonesia Jakarta pada 26-30
Oktober 1988. Kongres ini mengusulkan dibentuknya Badan Pertimbangan Bahasa
dengan ketentuan sebagai berikut :
Keanggotaannya terdiri atas tokoh masyarakat dan pakar yang mempunyai kepedulian
terhadap bahasa dan sastra,
Tugasnya ialah memberikan nasihat kepada Pusat Pembinaan dan Pengembangan
Bahasa serta mengupayakan peningkatan status kelembagaan Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa.
Kongres Bahasa Indonesia VII. Kongres ini diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 14-
17 Oktober 2003.
Kongres Bahasa Indonesia VII. Kongres ini diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 14-
17 Oktober 2003.

2.F. Bersikap Positif Terhadap Bahasa Indonesia


Pembinaan bahasa Indonesia yang diusahakan oleh badan resmi seperti Pusat
Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, tidak akan banyak berguna tanpa keterpaduan
sikap dan tindakan dari badan lain dan pemakai bahasa. Keberhasilan badan yang
mengusahakan pembinaan berpulang kepada pemakai bahasa. Atas dasar ini
pembinaan bahasa (bahasa Indonesia) haruslah berupa sikap gerak terpadu seluruh
masyarakat pemakai bahasa. Sifat pembinaan yang dilakukan oleh badan atau lembaga
resmi hanya bersifat “meluruskan” persoalan-persoalan kebahasaan. Gagasan ini akan
menjadi kenyataan kalau pemakai bahasa menyadari sepenuhnya fungsi dan makna
Bahasa Indonesia atau Bahasa negara serta mengetahui pentingnya berbahasa dengan
baik.

Di luar badan atau lembaga resmi pembinaan bahasa Indonesia dapat dikaitkan dengan
hal yang dikatakan oleh Anton Moeliono melalui istilah bersikap positif terhadap bahasa
Indonesia. Sikap positif terhadap bahasa Indonesia dapat dijabarkan menjadi tiga
macam, yaitu :

Setia Bahasa

11
Kesetiaan terhadap negara dan bangsa tanpa terwujud pula sikap setia dan hormat
kepada bahasa Nasional atau bahasa Negara, berarti mengingkari sifat hakiki kesadaran
nasional yang tertuang dalam Sumpah Pemuda. Dengan demikian kesadaran nasional
yang tidak utuh. Sebaliknya kesetiaan terhadap Bahasa Nasional merupakan salah satu
bentuk perwujudan kesadaran nasional.

Bangga Bahasa
a) Beberapa tindakan atau Tidak merasa malu atau rendah diri tampil dalam setiap
forum untuk berbicara dalam bahasa Indonesia,

b) Dengan penuh kesadaran mengutamakan bahasa Indonesia sebagai alat


komunikasi pengungkapan ide,

c) Percaya kepada potensi bahasa sendiri (bahasa Indonesia) dengan tetap


mengakui peranan positif unsur serapan bahasa asing dalam meningkatkan kualitas
bahasa Indonesia. Dalam kaitan ini, unsur bahasa asing tidak ditolak kehadirannya
tetapi tidak juga diterima tanpa pertimbangan, sikap yang mewujudkan sikap bangga
bahasa Indonesia.

Sadar Bahasa
Di sini, pemakai bahasa dituntut agar menyadari bahwa bahasa mempunyai kaidah atau
norma. Berbahasa tidaklah sekedar mengemukakan ide atau gagasan, tetapi berusaha
menaati segala kaidah atau norma yang berlaku. Berbahasa dengan prinsip sekedar
dapat dipahami lawan bicara tidak dapat dikategorikan ke dalam sadar bahasa.

12
BAB III

PENUTUP

3.A. KESIMPULAN
Sejarah Singkat Perkembangan Bahasa Indonesia berdasarkan prasasti
“Amoghapasa” lokasi Negeri Melayu terletak di Jambi (Sumatera). Pemakaian bahasa
Melayu tertua diketahui dari prasasti raja-raja abad ke-7,
Prasasti kedukan Bukit 683 M, prasasti Talang Tuo 684 M, prasasti Kota Kapur 686 M
dan prasasti Karang Brahi 692 M.
Tujuan lahirnya bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia lahir tahun 1908 (Budi Utomo) karena tahun itu lahir rasa
nasionalisme Indonesia.
Bahasa Indonesia lahir tahun 1918 tanggal 25 Juni karena bahasa Melayu mendapat
pengakuan secara resmi dari Dewan rakyat pemerintah kolonial (Volksraad), sebagai
lanjutan ketetapan ratu Belanda agar bahasa Melayu digunakan dalam perundingan.
Bahasa Indonesia lahir sejak tahun 1920 karena pada tahun 1921 banyak terdapat
sastra modern seperti Siti Nurabaya karya Marah Rusli.
Bahasa Indonesia resmi lahir sejak 28 Oktober 1928 (peristiwa Sumpah Pemuda), ini
diperkuat dengan isi sumpah pemuda butir ke-3 “kami putra dan putri Indonesia
menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.
Bahasa Indonesia lahir tanggal 17 Agustus 1945 (Proklamasi Kemerdekaan) karena
negara Indonesia merdeka dan berdaulat ditahun tersebut.
Sumber bahasa Indonesia berkembang dari bahasa Melayu, yang sejak dulu sudah
dipakai sebagai bahasa perantara (lingua franca), bukan saja di Kepulauan Nusantara,
melainkan juga hampir di seluruh Asia Tenggara.
Peresmian Bahasa Indonesia adalah pada tanggal 28 Oktober 1928, para pemuda kita
mengikrarkan Sumpah pemuda. Naskah Putusan Kongres Pemuda Indonesia Tahun
19298 itu berisi tiga butir kebulatan tekad.
Empat faktor yang menjadi penyebab diangkatnya bahasa Melayu menjadi bahasa
Indonesia, yaitu sebagai berikut.
bahasa Melayu sudah merupakan lingua franca di Indonesia, bahasa perhubungan dan
bahasa perdagangan.

13
Sistem bahasa Melayu sederhana, mudah dipelajari karena dalam bahasa ini tidak
dikenal tingaktan bahasa, seperti dalam bahasa Jawa (ngoko, kromo) atau perbedaan
bahasa kasar dan halus seperti dalam bahasa Sunda (kasar, lemes) .

Suku Jawa, suku Sunda, dan suku-suku yang lain dengan sukarela menerima bahasa
Melayu menjadi bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional.
Bahasa Melayu mempunyai kesanggupan untuk dipakai sebagai bahasa kebudayaan
dalam arti luas.
Tahun-tahun penting mengandung arti sangat menentukan dalam sejarah
perkembangan bahasa Melayu/Indonesia dapat diperinci.
Ada dua macam kedudukan bahasa Indonesia. Pertama, bahasa Indonesia
berkedudukan sebagai bahasa nasional sesuai dengan Sumpah Pemuda 1928; kedua,
bahasa Indonesia berkedudukan sebagai bahasa negara sesuai dengan Undang-Undang
Dasar 1945.
Bahasa Indonesia berfungsi sebagai (1) lambang kebanggaan kebangsaan, (2) lambang
identitas nasional, (3) alat perhubungan antar warga, antardaerah, antarbudaya, dan
(4) alat yang memungkinkan penyatuan berbagai-bagai suku bangsa denagn latar
belakang sosial budaya dan bahasanya masing-masing ke dalam kesatuan kebangsaan
Indonesia.
Sikap positif terhadap bahasa Indonesia ada tiga yakni setia bahasa, bangga bahasa
dan sadar bahas

3.B. SARAN
Bahasa Indonesia yang kita ketahui sebagai mana dari penjelasan terdahulu memiliki
banyak rintangan dan kendala untuk mewujudkan menjadi bahasa pemersatu, bahasa
nasional, bahasa Indonesia. Sehingga kita sebagai generasi penerus mampu untuk
membina, mempertahankan bahasa Indonesia ini, agar tidak mengalami kemerosotan
dan diperguna dengan baik oleh pihak luar.

14
DAFTAR PUSTAKA

https://ismawatidunggio.wordpress.com/2013/11/21/makalah-sejarah-singkat-bahasa-
indonesia/

http://www.pusatmakalah.com/2014/12/makalah-sejarah-perkembangan-bahasa.html/

http://blogbersama1908.blogspot.co.id/2013/01/contoh-makalah-sejarah-bahasa-
indonesia.html

15
16
17

Anda mungkin juga menyukai