Disusun oleh :
i
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjakan ke hadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan
Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan
makalah ini guna memenuhi tugas kelompok untuk Mata Kuliah Bahasa Indonesia,
dengan judul “Sejara dan Kedudukan Bahsa Indonesia”.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki.
Oleh karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan
kritik yang membangun dari beberapa pihak. Akhirnya kami berharap semoga
makalah ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dalam pendidikan
Penulis,
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………………………………...i
KATA PENGANTAR……………………………………………………………ii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………….iii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………...1
1.1 Latar Belakang………………………………………………………………...1
1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………………..1
1.3 Tujuan…………………………………………………………………………1
1.4 Manfaat………………………………………………………………………..2
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………3
2.1 Sejarah Bahasa Indonesia………………...……………………………………3
2.2 Perkembangan Bahasa Indonesia.……………………………………………..5
2.4 Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia..…………………………………..11
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………...19
iii
BAB I
PEMBAHASAN
1.3 Tujuan
1
1.4 Manfaat
1. Dapat mengetahui sejarah Bahasa Indonesia
2. Dapat mengetahui perkembangan Bahasa Indonesia
3. Dapat mengetahui dan memahami kedudukan dan fungsi dari Bahasa
Indonesia
2
BAB II
PEMBAHASAN
Pada zaman Kerajaan Sriwijaya (abad ke-7 Masehi), bahasa Melayu (bahasa
Melayu Kuno) dipakai sebagai bahasa kenegaraan. Hal ini dapat diketahui dengan
ditemukannya bberapa prasasti, prasasti tersebut diantaranya prasasti di Kedukan
Bukit berangka tahun 683 M (Palembang), Talang Tuwo berangka tahun 684 M
(Palembang), Kota Kapur berangka tahun 686 M (Bangka Barat), dan Karang Brahi
berangka tahun 688 M (Jambi). Prasasti itu bertuliskan huruf Pranagari berbahasa
Melayu Kuna. Pada masa itu bahasa melayu yang digunakan merupakan bahasa
melayu campuran bahasa sansekerta. Pada abad ke-15 penggunaan bahasa melayu
semakin tinggi, namun pengunaaanya terbatas hanya di kalangan keluarga kerajaan
Sumatra, jawa dan semenanjung Malaya.
3
Ibrahim dan Nawawi Soetan Ma’moer yang dimuat dalam kitab Logat Melayu pada
tahun 1801.
Pada 16 Juni 1927, ketika sidang Rapat Dewan Kerja (Volksraad), Jahja
Datoek kajo pertama kalinya menggunakan Bahasa Indonesia ketika berpidato.
Disinilah Bahasa Indonesia mulai berkembang. Tanggal 28 Oktober 1928 pada
Kongres Nasional kedua saat pidato Muhammad Yamin mengusulkan bahasa
Melayu sebagai bahasa nasional. Bahasa Indonesia secara resmi diakui sebagai
“bahasa persatuan bangsa” pada saat sumpah pemuda. Muhammad Yamin berkata
“Jika mengacu pada masa depan bahasa-bahasa yang ada di Indonesia dan
kesusastraanya, hanya ada dua bahasa yang bisa diharapkan menjadi bahasa
persatuan yaitu, bahasa Jawa dan bahasa Melayu. Namun, dari dua bahasa itu,
bahasa Melayulah yang lambat laun akan menjadi bahasa pergaulan atau bahasa
persatuan.”
4
satu hari setelah hari kemerdekaan, ditandatanganilah Undang-Undang Dasar 1945
Bab XV Pasal 36, ditetapkannya bahwa bahasa Indonesia adalah bangsa negara.
5
Pranagari berbahasa Melayu Kuna. Pada saat itu, bahasa Melayu yang digunakan
bercampur kata-kata bahasa Sanskerta. Masuknya agama Islam ke kepulauan
Nusantara membuat kedudukan bahasa Melayu semakin penting para pembawa
ajaran Islam memanfaatkan bahasa Melayu sebagai sarana komunikasi
6
untuk memperlancar tugas-tugas administrasi dan membantu tertara Dai Nippon
melawan tentara Belanda dan sekutu-sekutunya.
A. Ejaan Republik
a. Gabungan huruf oe pada Ejaan Van Ophusyen diganti dengan u pada Ejaan
Republik. Seperti: Sumpah, Umur, Guru
b. Bunyi hamzah (‘) dalam Ejaan Van Ophusyen diganti dengan k pada Ejaan
Republik. Seperti: tak, pak, rakjat
c. Kata ulang boleh ditandai dengan angka dua dalam Ejaan Republik. Seperti:
Kanak2, ber-jalan2, ke-barat2-an
d. Huruf e taling dan e pepet dalam Ejaan Republik tidak dibedakan.
e. Tanda trema (‘) dalam Ejaan Van Ophusyen dihilangkan dalam Ejaan
Republik.
Agar perbedaan kedua ejaan itu menjadi jelas, berikut beberapa contoh
perubahan-perubahan kata Ejaan Van Ophusyen menjadi Ejaan Republik :
Ejaan Van Ophusyen Ejaan Republik
Soempah Sumpah
Oemoer Umur
ma’loem maklum
7
B. Ejaan Pembaharuan
Ejaan Pembaharuan merupakan pembaharuan dari Ejaan Republik.
Penyusunan Ejaan ini dilakukan oleh Panitia pembaharuan Ejaan Bahasa Indonesia.
Pada tahun 1957 panitia merumuskan patokan-patokan ejaan baru, namun hasil ini
tidak pernah diumumkan secara resmi sehingga ejaan pun belum pernah di
berlakukan. Hal menarik dari Ejaan pembaharuan ini adalah disederhanakannya
huruf-huruf yang berupa gabungan konsonan menjadi huruf tunggal, seperti contoh
di bawah ini :
a. Gabungan konsonan dj diubah menjadi j
b. Gabungan konsonan tj diubah menjadi ts
c. Gabungan konsonan ng diubah menjadi ŋ
d. Gabungan konsonan nj diubah menjadi ń
e. Gabungan konsonan sj diubah menjadi š
f. Kecuali itu, gabungan vokal ai, au, dan oi, atau yang lazim disebut diftong
ditulis berdasarkan pelafalannya yaitu menjadi ay, aw, dan oy.
Seperti :
Ejaan Yang Disempurnakan Ejaan Pembaharuan
Santai Santay
Gulai Gulay
Harimau Harimaw
Kalua Kalaw
amboi amboy
C. Ejaan Meindo
Ejaan Melindo (Melayu- Indonesia) merupakan hasil perumusan ejaan
Melayu dan Indonesia pada tahun 1959. Bentuk rumusan Ejaan Melindo merupakan
bentuk penyempurnaan dari ejaan sebelumnya. Namun, Ejaan Melindo ini belum
sempat dipergunakan karena pada masa-masa itu terjadi konfrontasi antara negara
8
kita Republik Indonesia dengan pihak Malaysia. Hal berbeda dalam Ejaan Melindo
adalah :
a. gabungan konsonan tj, seperti pada kata tjinta, diganti dengan c menjadi
cinta,
b. gabungan konsonan nj seperti njonja, diganti dengan huruf Nc, yang sama
sekali masih baru. Dalam Ejaan Pembaharuan kedua gabungan konsonan
itu diganti dengan ts dan n
D. Ejaan Baru (Ejaan LBK)
Ejaan Baru merupakan lanjutan dari usaha Ejaan Malindo. Panitia telah
berhasil merumuskan suatu konsep ejaan yang kemudia diberi nama Ejaan Baru.
Panitia berkerja atas Dasar Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan kebudayaan,
No. 062/67, 19 September 1967. Perubahan Ejaan Baru atau Ejaan LBK, yakni
sebagai berikut.
a. Gabungan konsonan dj diubah menjadi j
Ejaan Yang Disempurnakan Ejaan Baru
Remaja Remadja
Jalan Djalan
perjaka perdjaka
Cakap Tjakap
Baca batja
Cinta tjantik
9
c. Gabungan konsonan nj diubah menjadi ny
Ejaan Yang Disempurnakan Ejaan Baru
Syarat Sjarat
Isyarat Isjarat
syuku sjukur
Syarat Sjarat
Isyarat Isjarat
syuku sjukur
Takhta Tachta
Makhluk Machluk
ikhlas ichlas
10
penyempurnaan Ejaan Suwandi atau Ejaan Republik yang dipakai sejak Maret
1947. Beberapa kebijakan baru yang ditetapkan di dalam EYD, yakni seperti di
bawah ini.
a. Perubahan Huruf
Ejaan lama Ejaan Yang Disempurnakan
djika Jika
tjakap Cakap
njata Nyata
sjarat Syarat
achir Akhir
supaja supaya
11
a. Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional,
Ditandai dengan sebuah ikrar yang disampaikan oleh para pemuda dari
seluruh nusantara yang berkumpul di Batavia pada kongres pemuda pada tanggal
28 Oktober 1928. Peristiwa tersebut kita kenal dengan sebutan “Sumpah
Pemuda”. Dalam kongres ini terdapat tiga keputusan yang diikrarkan, bunyi
keputusan ketiga ialah “kami Putra dan Putri Indonesia menjunjung bahasa
persatuan bahasa Indonesia”. Sejak saat ini bahasa Indonesia berfungsi sebagai
Bahasa Nasional. Lengkap kedudukannya sebagai:
Lambang kebanggaan nasional, merupakan Lambang identitas nasional
Alat pemersatu masyarakat yang berbeda-beda latar belakang sosial,
budaya, dan bahasanya
Alat penghubung atar budaya, antar daerah.
12
2. Fungsi Bahasa Indonesia
Selain memiliki berbagai macam kedudukan bahasa Indonesia juga
memiliki banyak fungsi mulai dari fungsi khusus dan fungsi umum, berikut
penjelasan detail mengeni fungsi-fungsi tersebut:
a. Fungsi Khusus
Pergaulan, bahasa untuk berinteraksi
Sebagai makhluk sosial kita perlu berinteraksi dengan sesame manusia.
Dalam interaksi diperlukan bahasa di dalamnya agar memudahkan dalam
penyampaian informasi sehinggal dapat dipahami dengan mudah oleh
rekan interaksi
Seni, bahasa mengekspresikan diri
Berbicara merupakan sebuah seni, seni menggambarkan perasaan diri,
mengekspresikan diri. Untuk mengekspresiakan diri diperlukan bahasa
sebagai media penyampaian tersebut.
Pengetahuan, bahasa untuk mengesploitasi pengetahuan
Ini memiliki hubungan dengan kedudukan bahasa sebagai bahasa negara
dimana kedudukan bahasa juga sebagai bahasa pengantar resmi di
lembaga-lembaga pendidikan.
Sejarah, bahasa untuk mempelajari naskah-naskah kuno
Untuk memperlajari sejarah juga diperlukan adanya bahasa yang mamp
menjelaskan suatu peritiwa yang telah terjadi terlebihnya pada sastra-
satra kuno yang terdapat kata-kata didalamnya.
b. Fungsi Umum
Contoh Bahasa untuk menyatakan ekspresi diri
Sebagai alat untuk menyatakan ekspresi diri, bahasa menyatakan secara
terbuaka mengenai hal tersirat yang ada di dalam diri kita, sekurang-
kurangnya untuk memaklumkan keberadaan kita. Unsur-unsur yang
mendorong ekspresi diri antara lain:
1. Agar menarik perhatian orang lain terhadap kita
2. Keinginan untuk membebaskan diri kita dari tekanan emosi
13
Bahasa yang digunakan sebagai pengungkapan suat keadaan dan
kondisi. Sebenarnya semua fungsi bahasa sebagai dikemukakan tidak
terpisah satu sama lain dalam kenyataan sehari-hari sehingga untuk
menetapkan di mana yang satu mulai dan di mana yang lain berakhir pada
permulaan bahasa pada anak anak sebagai perkembangan dengan dirinya
sendiri dalam buaya menyatakan dirinya sendiri dia menangis bila
lapar/haus. Bayi memiliki bahasa yang berbeda untuk berkomunikasi, dan
tentunya bahasa baik akan sangat berbeda dan sulit untuk dipahamj oleh
sebagian orang. Ketika mulai belajar berbahasa ia memilih untuk
menyerah lapar haus dan sebagainya itu berlangsung terus hingga
seseorang keadaan hatinya suka dukanya semua coba diungkapkan dengan
bahasa dengan bahasa agar tekanan tekanan jiwa dekat seperti kata aduh
hai wahai dan sebagainya yang mencerminkan kejadian pada saat ini.
14
yang kita ajak untuk berkomunikasi, jika hal tersebut bisa terjadi itu
merupakan salah satu tanda bahwa kita tela melakukan komunikasi yang
baik. Berikut ini contoh Percakapan 2 orang :
Krisna : Lagi ngapain kamu?
Devi : Aku lagi mengerjakan tugas
Sebagai contoh diatas tersebut merupakan contoh percakapan anatar dua
orang dengan menggunakan kata sederhana sehingga muda dimengerti.
15
baru, sikap baru, perilaku, dan tindakan yang baik. Disamping itu,
kita belajar untuk menyimak dan mendengarkan pandangan orang
lain mengenai suatu hal
16
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Negara Kesatuan Republik Indonesia
dan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Hingga saat ini, bahasa Indonesia terus
berkembang dengan pengayaan kosakata baru, baik melalui penciptaan maupun
melalui penyerapan dari bahasa daerah dan bahasa asing. Pada abad ke-15 bahasa
melayu terus berkembang bentuk yang dianggap sebagai bentuk resmi bahasa
Melayu karena dipakai oleh para petinggi kerajaan sumtra, jawa, dan malaka yang
kelak disebut sebagai bahasa Melayu Tinggi. Pada abad ke-20 pemerintah Belanda
memutuskan untuk menggunakan Bahasa Melayu dengan patokan bahasa melayu
Tinggi yang memiliki kitab rujukan. Pada 16 Juni 1927, ketika sidang Rapat Dewan
Kerja (Volksraad), Jahja Datoek kajo pertama kalinya menggunakan Bahasa
Indonesia ketika berpidato. Tanggal 28 Oktober 1928 pada Kongres Nasional kedua
saat pidato Muhammad Yamin mengusulkan bahasa Melayu sebagai bahasa
nasional. Bahasa Indonesia secara resmi diakui sebagai “bahasa persatuan bangsa”
pada saat sumpah pemuda.
Pada 18 Agustus 1945, sehari setelah kemerdekaan, ditandatanganilah
Undang-Undang Dasar 1945. Pada Bab XV, Pasal 36, ditetapkan secara sah bahwa
bahasa Indonesia ialah bahasa negara. Selanjutnya, sehubungan dengan
perkembangan ejaan, setelah bahasa Melayu ditetapkan menjadi bahasa Indonesia,
yakni muncul Ejaan Republik, Ejaan Pembaharuan, Ejaan Melindo, Ejaan LBK,
Ejaan yang disempurnakan, dan EBI.
Bahasa Indonesia mempunyai kedudukan yang sangat penting, yaitu sebagai
bahasa nasioanal dan sebagai bahasa resmi/negara. Bahasa Indonesia juga memiliki
beberapa fungsi umum seperti, (1) Bahasa untuk menyatakan ekspresi diri, (2)
Bahasa sebagai Alat Komunikasi, (3) bahasa sebagai alat integrase dan adaptasi
sosial, (4) bahasa sebagai alat kontrol sosial
17
3.2 Saran
Tulisan hanyalah bersifat pendahuluan. Untuk itu perlu dilakukan
penyempurnaan oleh semua pihak yang berkecimpung dalam bidang akademik.
Demikian pula penyempurnaan dari segala pihak aspek perlu dilakukan demi
kesempurnaan tulisan ini.
18
DAFTAR PUSTAKA
Auliya Silfia, F. N. K., 2014. Batasan dan Sejarah Bahasa Indonesia. Makalah.
19