Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

MANAJEMEN STRATEGIK

ANALISIS LINGKUNGAN EKSTERNAL PT. UNILEVER


DOSEN PENGAMPU: DR. SARLI RAHMAN, S.T., M.M.

KELOMPOK 4 :
Cindy Meiliana Firman (2162201101)
Sevty Intan Dwiva (2262201141)
Kelly Cen (2162201068)
Lioni Sianturi (2162201129)
Neska (2162201079)

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS BISNIS
INSTITUT BISNIS DAN TEKNOLOGI PELITA INDONESIA
PEKANBARU
2023
KATA PENGANTAR

Tiada kalimat yang pantas penulis ucapkan kecuali rasa syukur kepada Tuhan Yang
Maha Esa atas selesainya makalah yang berjudul "Dampak Pemanasan Global Terhadap
Ekosistem". Tidak lupa pula dukungan baik secara materil dan nonmateril yang diberikan kepada
penulis dalam penyusunan makalah ini. Oleh karena itu, izinkan penulis mengucapkan rasa
terima kasih kepada Bapak DR. Sarli Rahman, S.T., M.M selaku guru pembimbingyang telah
menerangi dan menjelaskan materi makalah ini, kami sebagai penulis sadar bahwa makalah yang
disusun ini masih belum sempurna.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca
praktikkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Pekanbaru, Maret 2023

Kelompok 4
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................................4
A. LATAR BELAKANG......................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................................5
A. SEJARAH UNILEVER....................................................................................................5
B. ANALISIS LINGKUNGAN EKSTERNAL PT.UNILEVER..........................................7
BAB III..........................................................................................................................................18
PENUTUP.....................................................................................................................................18
A. KESIMPULAN...............................................................................................................18
B. SARAN...........................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................19
BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Industri makanan dan minuman di Indonesia memiliki harapan positif dalam


perkembangannya. Ditambah jumlah populasi masyarakat di Indonesia sangat tinggi yang
menyebabkan kebutuhan masyarakat akan meningkat sesuai tingkat populasi masyarakat
Indonesia. Hal tersebut akan meningkatkan daya beli masyarakat. Dalam memenuhi
kebutuhannya masyarakat ingin membeli porduk yang bagus dengan harga terjangkau dan
berstandar baik. Masyarakat dalam memenuhi konsumsi pangannya ingin mendapatkan makanan
dan minuman dengan berkualitas baik dan bernutrisi. Dalam pernyataan tersebut bahwa PT.
Indofood berada dalam posisi kuat dan menguntungkan dalam kondisi tersebut.
PT Indofood mendulang sukses secara terus menerus sebagai hasil konsistensi dalam
menerapkan startegi bisnisnya serta selalu mengembangkan sumber daya dan teknologi yang
dimilikinya. Hal ini tentunya untuk memproduksi produk yang seterusnya diterima konsumen
Indonesia. Dengan keunggulan posisi perusahaan sebagai pemimpin pasar, peluncuran produk-
produk baru untuk mengisi celah pasar yang ada dan tekad kuat kami terhadap kualitas terbaik
akan memastikan bahwa PT Indofood dapat meraih pangsa pasar yang lebih besar di Indonesia di
masa-masa mendatang.
Untuk memenuhi tuntutan ini terciptalah analisis SWOT (Strength, Weaknesses,
Opportunities, Threats) yang memiliki peran penting dalam menetapkan suatu strategi
perusahaan. Analisis SWOT merupakan cara yang sistematis di dalam melakukan analisis
terhadap wujud ancaman dan kesempatan agar dapat membedakan keadaan lingkungan yang
akan datang sehingga dapat ditemukan masalah yang ada. Dari analisis SWOT, perusahaan dapat
menentukan strategi efektif yang sejauh mungkin memanfaatkan kesempatan yang berlandaskan
pada kekuatan yang dimiliki perusahaan, menngatasi ancaman yang datang dari luar, serta
mengatasi kelemahan yang ada. Analisis Matriks SPACE juga berperan penting untuk memenuhi
tuntutan tersebut bahwa dalam Matriks SPACE akan menentukan kuadran agresif, kuandran
konservatif, kuadran defensif dan kuadran kompetitif. Analisis tersebut akan menjadi penentu
untuk perusahaan dalam membuat keputusan.
BAB II PEMBAHASAN

A. SEJARAH UNILEVER

Maju bersama Unilever Indonesia selama lebih dari tujuh puluh tahun PT. Unilever
Indonesia, Tbk. (perusahaan) didirikan pada 5 Desember 1933 sebagai Zeepfabrieken N.V.
Lever dengan akta No. 33 yang dibuat oleh Tn. Andriaan Hendrik Van Ophuijsen. PT. Unilever
Indonesia, Tbk. merupakan salah satu perusahaan Fast Moving Consumer Goods (FMCG)
terkemuka di Indonesia. Rangkaian produk Perseroan mencakup produk Home and Personal
Care serta Foods and Refreshment ditandai dengan brand-brand terpercaya dan ternama di dunia,
antara lain Wall’s, Lifebuoy, Vaseline, Pepsodent, Lux, Pond’s, Sunlight, Rinso, Blue Band,
Royco, Dove, Rexona, Clear, dan lain-lain.

Pada tanggal 22 November 2000, perusahaan mengadakan perjanjian dengan PT.


Anugrah Indah Pelangi, untuk mendirikan perusahaan baru yakni PT. Anugrah Lever (PT. AL)
yang bergerak di bidang pembuatan, pengembangan, pemasaran dan penjualan kecap, saus cabe
dan saus-saus lain dengan merk dagang Bango, Parkiet dan Sakura dan merk-merk lain atas
dasar lisensi perusahaan kepada PT. AL. Pada tanggal 3 Juli 2002, perusahaan mengadakan
perjanjian dengan Texchem Resources Berhad, untuk mendirikan perusahaan baru yakni PT.
Technopia Lever yang bergerak di bidang distribusi, ekspor dan impor barang-barang dengan
menggunakan merk dagang Domestos Nomos. Pada tanggal 7 November 2003, Texchem
Resources Berhad mengadakan perjanjian jual beli saham dengan Technopia Singapore Pte. Ltd,
yang dalam perjanjian tersebut Texchem Resources Berhad sepakat untuk menjual sahamnya di
PT. Technopia Lever kepada Technopia Singapore Pte. Ltd.

Dalam Rapat Umum Luar Biasa perusahaan pada tanggal 8 Desember 2003, perusahaan
menerima persetujuan dari pemegang saham minoritasnya untuk mengakuisisi saham PT. Knorr
Indonesia (PT. KI) dari Unilever Overseas Holdings Limited (pihak terkait). Akuisisi ini berlaku
pada tanggal penandatanganan perjanjian jual beli saham antara perusahaan dan Unilever
Overseas Holdings Limited pada tanggal 21 Januari 2004. Pada tanggal 30 Juli 2004, perusahaan
digabung dengan PT. KI. Penggabungan tersebut dilakukan dengan menggunakan metode yang
sama dengan metode pengelompokan saham (pooling of interest). Perusahaan merupakan
perusahaan yang menerima penggabungan dan setelah penggabungan tersebut PT. KI tidak lagi
menjadi badan hukum yang terpisah. Penggabungan ini sesuai dengan persetujuan Badan
Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dalam suratnya No. 740/III/PMA/2004 tertanggal 9 Juli
2004.

Pada tahun 2007, PT Unilever Indonesia Tbk. (Unilever) telah menandatangani perjanjian
bersyarat dengan PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk (Ultra) sehubungan
dengan pengambilalihan industri minuman sari buah melalui pengalihan merek “Buavita” dan
“Gogo” dari Ultra ke Unilever. Perjanjian telah terpenuhi dan Unilever dan Ultra telah
menyelesaikan transaksi pada bulan Januari 2008.

Unilever pertama kali didirikan di Indonesia pada tahun 1933 yang merupakan
perusahaan yang bergerak di bidang Home and Personal Care juga produk makanan dan es krim
di Indonesia.Unilever Indonesia menghasilkan produk – produk ternama di dunia seperti
Pepsodent, Pond’s, Lux, Lifebuoy, Dove, Sunsilk, Clear, Rexona, Vaseline, Rinso, Molto,
Sunlight, Wall’s, Blue Band, Royco, Bango, dll.

Pada masa sekarang, Unilever memiliki tujuan untuk menciptakan masa depan yang
cerah untuk membantu kehidupan para customer, selalu menjadi yang terbaik dengan produk dan
jasa yang berguna bagi seluruh customer Unilever. Menginspirasi seluruh orang untuk
mengambil aksi kecil dalam kehidupannya dan membawa perubahan bagi dunia, dan
membangun cara baru untuk melakukan bisnis dengan mengurangi dampak yang negatif bagi
lingkungan. Unilever menjual sahamnya pertama kali ke publik pada tahun 1981 dan terdaftar
pada pertukaran saham Indonesia sejak 11 Januari 1982. Pada akhir 2011, Unilever menempati
posisi keenam yang memiliki saham terbesar di pasar kapitalisasi Indonesia.

Pada tanggal 22 November 2000, perusahaan mengadakan perjanjian dengan PT Anugrah


Indah Pelangi, untuk mendirikan perusahaan baru yakni PT Anugrah Lever (PT AL) yang
bergerak di bidang pembuatan, pengembangan, pemasaran dan penjualan kecap, saus cabe dan
saus-saus lain dengan merk dagang Bango, Parkiet dan Sakura dan merk-merk lain atas dasar
lisensi perusahaan kepada PT Al.

Pada tanggal 3 Juli 2002, perusahaan mengadakan perjanjian dengan Texchem Resources
Berhad, untuk mendirikan perusahaan baru yakni PT Technopia Lever yang bergerak di bidang
distribusi, ekspor dan impor barang-barang dengan menggunakan merk dagang Domestos
Nomos. Pada tanggal 7 November 2003, Texchem Resources Berhad mengadakan perjanjian
jual beli saham dengan Technopia Singapore Pte. Ltd, yang dalam perjanjian tersebut Texchem
Resources Berhad sepakat untuk menjual sahamnya di PT Technopia Lever kepada Technopia
Singapore Pte. Ltd.

Unilever berusaha mengelola dan mengembangkan bisnis dengan bertanggung jawab dan
berinovasi terus menerus. Standar nilai Unilever diatur pada prinsip bisnis yang ada. Nilai – nilai
yang ada selalu diterapkan tidak hanya pada Unilever sendiri tetapi juga pada mitra bisnis
mereka seperti supplier dan distibutor mereka.

Di Indonesia, Unilever memiliki 6 pabrik di kawasan industri Jababeka, Cikarang,


Bekasi, dan 2 pabrik di Rungkut Industrias Estate, Surabaya, Jawa Timur, dengan kantor pusat di
Jakarta. Produk Unilever terdiri dari sekitar 43 merek dan 1.000 SKU yang dijual. Unilever
memiliki jaringan sekitar ratusan ribu distributor outlet di seluruh Indonesia. Produk
didistribusikan melalui pusat distribusi sentral, gudang, dan fasilitas lainnya
B. ANALISIS LINGKUNGAN EKSTERNAL PT.UNILEVER

Lingkungan eksternal perlu dianalisis sehingga dapat diantisapasi pengaruhnya terhadap


perusahaan. Selain pengaruh yang buruk, peluang juga banyak bermunculan dari lingkungan
eksternal. Pasar yang lebih luas dengan diterapkannya perdagangan bebas dapat memudahkan
perusahaan dalam melakukan ekspansi pasar di negara lain. Lingkungan eksternal merupakan
suatu proses yang dilakukan oleh perencanaan strategi untuk memantau sektor lingkungan dalam
menentukan peluang dan ancaman bagi perusahaan.

1) Analisis lingkungan umum (The General Enviromental)

Analisis PESTEL

PESTEL digunakan untuk menganalisa lingkungan eksternal perusahaan, yaitu


mencakup lingkungan umum (makro) (Budiarto, 2019). PESTEL mengklasifikasikan
kekuatan lingkungan umum perusahaan menjadi enam segmen, yaitu Politik, Ekonomi,
Sosial Budaya, Teknologi, Lingkungan, dan Hukum (Ivada & Kusumawardhani, 2021).
Melalui analisis PESTEL, diharapkan bahwa perusahaan akan mendapatkan gambaran
besar dari seluruh faktor eksternal tersebut untuk melakukan riset dan analisa lebih lanjut
mengenai dampaknya pada perusahaan (Paramadita, et al., 2020). PESTEL digunakan
untuk menganalisis lingkungan eksternal bisnis agar perusahaan dapat melihat ‘gambaran
besar’ dari operasi organisasi dan membantu menyediakan strategi untuk mengambil
keuntungan dari peluang yang ada sekaligus meminimalkan resiko yang dapat terjadi di
perusahaan.

a. Politik

Kondisi politik Indonesia yang sering tidak stabil membuat keadaan ekonomi
yang ada di Indonesia juga tidak stabil. Keadaan ini menjadi perhatian PT Unilever dalam
menjalani kegiatan organisasi perusahaan sehari-hari maupun dalam hal membuat
keputusan. Misalnya, keadaan ekonomi yang tidak stabil akibat politik yang tidak
menentu membuat PT Unilever mengurangi jumlah produksinya. Dan apabila kondisi
politik yang diikuti dengan keadaan ekonomi yang stabil, maka PT Unilever akan
membuat keputusan untuk menaikkan jumlah output produksi.

b. Ekonomi

PT Unilever bergerak dalam bidang Fast Moving Customer sangat erat kaitannya
dengan kondisi ekonomi suatu negara termasuk Indonesia. Kondisi perekonomian
Indonesia yang sempat menurun menjadi ancaman bagi PT. Unilever Indonesia. Akan
tetapi disisi lain memberikan peluang yang mendorong PT Unilever untuk melakukan
suatu inovasi agar tetap dapat mempertahankan penjualan serta menghasilkan produk-
produk yang lebih terjangkau bagi masyarakat. Hal ini dapat kita lihat pada produk
Unilever yaitu produk pembersih cuci piring dan detergen yang dihasilkan oleh PT
Unilever yaitu Sunlight dan Rinso. Sebelumnya kedua produk tersebut dikenal sebagai
produk yang cukup mahal dan belum terjangkau oleh seluruh masyarakat. Dengan
kondisi perekonomian Indonesia yang sempat menurun dimana terjadi deflasi, banyaknya
pengangguran, dam masa pandemi Covid-19. Tentunya dengan kondisi perekonomian
Indonesia yang seperti ini membuat masyarakat menekan anggaran pengeluaran rumah
tangga yang berimbas pada menurunnya tingkat permintaan masyarakat terhadap
beberapa produk Unilever.

c. Sosial

Ketika standar hidup masyarakat meningkat, permintaan akan bahan makanan dan
kosmetik kelas atas meningkat. Dan orang-orang lebih memperhatikan kesehatan, yang
sangat cocok dengan tiga bisnis utama Unilever, yaitu Perawatan Rumah, Kecantikan &
Perawatan Pribadi dan Makanan & Penyegaran. Terlebih lagi, Unilever berekspansi ke
lini produk kelas atas seperti manajemen kesehatan. Bersamaan dengan itu, dengan
penguatan berkelanjutan dari kesadaran perlindungan lingkungan, Unilever telah
menemukan hubungan yang melekat antara perlindungan lingkungan dan pengembangan
perusahaan dan hubungannya adalah pembangunan berkelanjutan. Unilever telah
menerapkan strategi pembangunan berkelanjutan, tidak hanya untuk mencapai
pertumbuhan bisnis tetapi juga untuk meningkatkan pengaruh positif Unilever di
masyarakat. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, di industri produk konsumen,
pertumbuhan perusahaan lokal di berbagai negara sangat pesat untuk memenuhi
permintaan konsumen dan perusahaan yang baru berkembang ini semuanya merupakan
pesaing Unilever. Dalam sebuah wawancara dengan Financial Times, Paul Polman, CEO
Unilever mengatakan bahwa "pemain regional" di pasar negara berkembang telah
menjadi pesaing perusahaan yang paling kuat, tetapi dia masih percaya bahwa Unilever
memiliki peluang jangka panjang di pasar ini. Karakteristik demografis yang memiliki
penduduk banyak dengan berbagai suku budaya di Indonesia sangat ideal atau cocok
dengan PT. Unilever Indonesia Tbk. Produk-produk yang dihasilkan oleh PT. Unilever
Indonesia Tbk telah mampu memenuhi kebutuhan para penduduk Indonesia dengan para
penduduk Indonesia dengan berbagai produk yang dihasilkannya dapat dinikmati oleh
semua kalangan usia dan semua kalangan kelas ekonomi. Misalnya produk Pepsodent
yang dapat dinikmati oleh semua kalangan usia (Pepsodent kids sampai Pepsodent untuk
orang dewasa) dan semua kalangan kelas ekonomi (Pepsodent regular sampai Pepsodent
untuk perawatan khusus). Penduduk Indonesia yang tersebar diseluruh wilayah Indonesia
pun dapat diatasi oleh PT. Unilever Indonesia dengan membentuk jaringan distribusi
yang baik. Sehingga produk-produk PT. Unilever Indonesia Tbk dapat dinikmati oleh
seluruh masyarakat Indonesia dari perkotaan hingga pelosok pedesaan.
d. Teknologi

Unilever secara aktif mempromosikan transformasi digital dan merangkul inovasi.


Dalam memilih talent yang sesuai, Unilever menggunakan kecerdasan buatan dengan
spesialis SDM . Pada saat yang sama, dengan perkembangan Internet, penggunaan
platform media digital di Unilever mendorong integrasi dengan pengguna dan pemasok,
yang menyiratkan bahwa tidak perlu intervensi manual dalam input data transaksi,
sehingga mengurangi dokumen dan meningkatkan akurasi data Kekuatan teknologi
digunakan PT Unilever Tbk untuk memberikan pengaruh positif terhadap organisasinya.
Pengaruh positif ini dapat berupa peningkatan jumlah produksi maupun peningkatan
mutu produksi. Yang pada akhirnya kedua hal tersebut akan mempengaruhi organisasi
dalam hal cara pengelolaan organisasi. Kapabilitas/akses teknologi dari lingkungan
makro dapat menjadi Opportunity bagi PT Unilever Tbk untuk mengakselerasi bisnis
proses yang akan berdampak pada performa perusahaan. Akan tetapi, hal ini juga dapat
menjadi Threat apabila ketergantungan dengan kemudahan teknologi maka jika terdapat
masalah berkaitan dengan teknis teknologinya terdapat kesulitan untuk mengatasinya.

e. Hukum

Sebagai perusahaan barang konsumsi, Unilever tunduk pada banyak undang-


undang dan legalitas. Mereka memiliki lebih dari 400 merek dalam makanan, kesehatan,
perawatan pribadi dan beberapa industri lainnya. Setiap merek dan lokasi toko harus
mematuhi hak cipta, keamanan produk, undang-undang tentang kesehatan dan
keselamatan karyawan , dan pajak internasional dan regional. PT Unilever mematuhi
banyak undang-undang dan peraturan dari negara-negara di seluruh dunia. Mereka besar
dalam hal citra positif, membantu konsumen menjalani kehidupan yang lebih baik, dan
memenuhi permintaan akan produk.

A. Analisis lingkungan industry (industry environment)

Ada lima kekuatan yg menentukan karakteristik suatu


industri berdasarkan
Porter’s Five Forces Model, yaitu :

1. intensitas persaingan antar pemain yg ada saat ini (rivalry),


2. ancaman masuk pendatang baru (entry),
3. kekuatan tawar menawar pemasok (suppliers),
4. kekuatan tawar pembeli (buyers), dan
5. ancaman produk pengganti (substitutes).
1) Ancaman dari Peserta Bisnis Baru

Manajemen Strategi Perusahaan :

Dalam menghadapi para pendatang baru, unilever terus memperbarui dan


memperkenalkan produk-produk baru dengan tetap mempertahankan kemasan, bahan
baku, dan kualitas yang baik.

Selalu mengikuti perkembangan trend di masyarakat, dan memenuhi kebutuhan


mereka.

Bagian analisis Lima Kekuatan ini mengidentifikasi faktor-faktor eksternal yang


menghadirkan dampak perusahaan satu sama lain. Kuatnya kekuatan persaingan
kompetitif melawan Unilever didasarkan pada faktor-faktor eksternal berikut dan
intensitasnya:

 Jumlah perusahaan yang banyak


 Agresivitas perusahaan yang tinggi
 Biaya peralihan rendah

Ada banyak perusahaan yang beroperasi di industri barang konsumsi. Faktor


eksternal ini memberikan kekuatan yang kuat pada Unilever. Selain itu, perusahaan-
perusahaan ini umumnya agresif, yang semakin menambah intensitas persaingan.
Unilever juga mengalami persaingan yang ketat karena biaya peralihan yang rendah.
Misalnya, mudah bagi konsumen untuk beralih dari satu perusahaan ke perusahaan
lain. Dengan demikian, tingkat persaingan yang tinggi diperlihatkan dalam bagian
analisis Lima Kekuatan Unilever ini, menyoroti kebutuhan untuk mempertimbangkan
persaingan kompetitif sebagai kekuatan dengan prioritas tinggi dalam lingkungan
industri perusahaan.

2) Kekuatan Tawar Menawar Suplier

Salah satu pemasok dari produk unilever yaitu produk kecap bango adalah di
daerah pedesaan Jawa, unilever mengajak kelompok tani kedelai hitam menjadi
pemasok kecap bango.

Pembudidayaan dan pengolahan ikan air tawar untuk dijadikan bahan baku
penyedap rasa royco. Bahan baku diperoleh dari jenis ikan yang sangat umum di
Indonesia, namun pengolahannya perlu penanganan khusus agar hasilnya sesuai
dengan yang ditetapkan.
Pemasok memengaruhi lingkungan industri Unilever dengan memengaruhi
tingkat pasokan yang tersedia bagi perusahaan. Bagian analisis Lima Kekuatan ini
menyajikan pengaruh pemasok terhadap perusahaan. Berikut adalah faktor-faktor
eksternal yang berkontribusi terhadap moderatnya kekuatan tawar-menawar pemasok
di Unilever:

 Ukuran sedang dari masing-masing pemasok


 Populasi pemasok sedang
 Pasokan keseluruhan sedang
Meskipun Unilever memiliki pemasok besar seperti perusahaan asing yang
memasok kertas dan minyak, rata-rata pemasok berukuran sedang. Faktor eksternal
ini memaksakan kekuatan intensitas sedang pada lingkungan industri barang
konsumsi. Selain itu, populasi pemasok yang moderat memungkinkan mereka untuk
memaksakan pengaruh yang signifikan namun terbatas pada perusahaan seperti
Unilever. Demikian pula, tingkat moderat dari keseluruhan pasokan menambah
pengaruh pemasok yang signifikan namun terbatas. Misalnya, setiap perubahan
tingkat produksi pemasok menyebabkan perubahan yang signifikan namun terbatas
dalam ketersediaan bahan baku yang digunakan dalam bisnis Unilever. Perusahaan
lain dalam industri ini juga terpengaruh. Seperti yang ditunjukkan di bagian analisis
Lima Kekuatan Unilever ini,

3) Kekuatan Tawar Menawar Pembeli

Manajemen strategi perusahaan :

- Secara proaktif mendengarkan kebutuhan konsumen


- Menanggapi dengan serius setiap persoalan pelanggan, pembeli, dan
masyarakat.
- Selalu aktif mencari masukan, usulan, dan komentar para stakeholder, terutama
dari masyarakat agar dapat menciptakan kontribusi perusahaan lebih efektif,
efisien, dan tepat sasaran.

Lingkungan bisnis dan industri Unilever bergantung pada tanggapan konsumen


terhadap produk-produknya. Pengaruh pembeli terhadap kinerja bisnis
dipertimbangkan dalam bagian analisis Lima Kekuatan ini. Unilever harus mengatasi
faktor eksternal berikut yang mengarah pada kekuatan kuat dari daya tawar
pelanggan:

 Biaya peralihan rendah


 Kualitas informasi yang tinggi
 Ukuran kecil pembeli individu
Biaya peralihan yang rendah memudahkan konsumen untuk berpindah dari
produk Unilever ke produk perusahaan lain. Faktor eksternal ini berkontribusi pada
kuatnya intensitas daya tawar pembeli. Selain itu, konsumen memiliki akses ke
informasi berkualitas tinggi tentang barang-barang konsumen, sehingga memudahkan
mereka untuk memutuskan kapan akan berpindah dari Unilever ke penyedia lain.

4) Ancaman dari Produk Pengganti

Produk-produk pengganti terhadap produk PT Unilever yaitu produk-produk yang


masih terbuat dari bahan-bahan alami. Seperti shampo nature, perawatan kulit dari
buah-buahan atau bahan alami lainnya yang dibuat sendiri, minumanminuman jamu
seperti tolak angin, kuku bima.

Manajemen strategi perusahaan : Unilever harus meyakinkan konsumen bahwa


bahan-bahan yang digunakan untuk membuat produk aman untuk dikonsumsi dan
tidak membahayakan konsumen. Dan selalu memproduksi dan terus meningkatkan
dalam aspek pemasaran agar produk-produk unilever selalu tersedia di segala penjuru
daerah.

Pengganti dapat mengurangi pendapatan Unilever dan kekuatan perusahaan di


lingkungan industri barang konsumsi. Dampak substitusi ditentukan dalam bagian
analisis Lima Kekuatan ini. Dalam kasus Unilever, faktor eksternal berikut
bertanggung jawab atas lemahnya kekuatan ancaman substituini

 Biaya peralihan rendah


 Ketersediaan pengganti rendah
 Performa rendah terhadap rasio harga pengganti
Biaya peralihan yang rendah memungkinkan konsumen untuk dengan mudah
menggunakan pengganti produk Unilever. Faktor eksternal ini memberikan kekuatan
yang kuat pada perusahaan dan lingkungan industri barang konsumsi. Namun,
dampak substitusi secara keseluruhan melemah karena ketersediaan substitusi yang
rendah. Misalnya, lebih mudah untuk mengakses pasta gigi Close-Up Unilever dari
toko kelontong daripada mendapatkan pengganti seperti pasta gigi organik buatan
sendiri. Sehubungan dengan itu, sebagian besar barang pengganti memiliki kinerja
yang rendah dengan perbedaan biaya yang minimal atau tidak signifikan jika
dibandingkan dengan barang konsumsi yang tersedia di pasar. Kondisi ini membuat
produk Unilever lebih menarik dibandingkan substitusi, sehingga semakin
memperlemah intensitas ancaman substitusi.

5) Ancaman dari Para Pesaing

Manajemen strategi perusahaan :


Unilever harus mampu memperluas operasinya ke 50 atau lebih negara-negara
baru dan memusatkan kampanye iklan pada preteransi konsumen, bisa secara
signifikan meningkatkan pangsa pasar dalam ekonomi global. - Unilever mempunyai
kemampuan untuk mengantisipasi trend dan kebutuhan konsumen dan kemudian
memenuhi kebutuhan mereka.

Unilever bersaing dengan perusahaan mapan serta perusahaan baru di pasar


barang konsumsi. Bagian analisis Lima Kekuatan ini mempertimbangkan pengaruh
perusahaan baru pada lingkungan industri. Faktor-faktor eksternal berikut menciptakan
lemahnya ancaman pendatang baru terhadap Unilever:

 Biaya peralihan rendah


 Biaya pengembangan merek yang tinggi
 Skala ekonomi tinggi
Biaya peralihan yang rendah memungkinkan pendatang baru memaksakan
kekuatan yang kuat terhadap Unilever. Misalnya, konsumen dapat dengan mudah
memutuskan untuk mencoba produk baru dari perusahaan baru. Namun, membangun
merek yang kuat seperti milik Unilever itu mahal. Faktor eksternal ini memperlemah
intensitas ancaman pendatang baru terhadap perusahaan. Selain itu, Unilever
mengambil keuntungan dari skala ekonomi yang tinggi, yang mendukung penetapan
harga yang kompetitif dan efisiensi organisasi yang tinggi yang biasanya tidak dimiliki
oleh perusahaan baru. Akibatnya, perusahaan tetap kuat meskipun pendatang baru.

COMPETITOR UNILEVER

Competitor adalah satu atau beberapa pesaing usaha yang mempunyai produk barang
atau jasa yang sama dengan bisnis kita. Mereka seringkali dianggap sebagai suatu tantangan atau
risiko yang harus ditaklukan agar usaha yang dijalankan menjadi berhasil atau mendapatkan
keuntungan.

Jika kita salah memperlakukan mereka, maka mereka pun akan memberikan dampak
yang serius bagi bisnis yang dijalani. Mulai dari konsumen yang lebih memilih
kometitor/pesaing kita hingga membuat kita menjadi bangkrut, namun tentu saja tidak mudah
menumbangkan perusahaan besar milik unilever tapi unilever bukanlah segmentasi pasar
monopoli yang artinya ia memiliki saingan yang salah satu saingan terberatnya adalah Nestlé.

Nestlé merupakan produsen makanan terkemuka di dunia yang memasok lebih dari 10
juta produk makanan ke pasaran setiap tahunnya seperti air mineral, kopi, produk susu, makanan
bayi, dan lain-lain. “Good Food, Good Life‟ merupakan slogan Nestlé yang menggambarkan
komitmen Nestlé sebagai produsen makanan yang peduli akan kesehatan umat manusia dengan
menghasilkan makanan yang sehat, bermutu, aman, berkualitas, bergizi, dan menyenangkan
untuk dikonsumsi demi mewujudkan kehidupan yang lebih baik.

Tujuan Competitor

Nestle berkeinginan kuat untuk memberikan produk-produk yang sehat bagi masyarakat
luas di seluruh dunia sehingga orang-orang di seluruh dunia dapat terjamin kesehatan nya dengan
hadir nya produk-produk Nestle yang terjamin kualitasnya. Selain itu Nestle mempunyai tujuan
seperti kebanyakan perusahaan lainnya yaitu ingin dapat bersaing dengan perusahaan lain nya
dengan persaingan yang sehat dan dapat menguasai pasar dunia. Sekarang tujuan dari perusahaan
Nestle untuk menguasai pasar dunia secara sehat sudah hampir terwujud dengan menggunakan
strategi pasar yang bagus serta kerja keras Nestle semakin kuat dan berkembang dengan pesat.

Strategi competitor

Roadmap Nestlé menuju Good Food, Good Life

Nestle menerapkan strategi manajemen kontrol sistem yang terdesentralisasi, dengan


mendelegasikan otoritas pengambilan keputusan di masing-masing unit bisnis sehingga
keputusan-keputusan yang diambil sesuai dengan kondisi di masing-masing negara. Untuk
mengkoordinasikan seluruh unit bisnisnya di seluruh dunia maka dibutuhkan peranan sistem
teknologi informasi yang bisa mengkoordinasikan seluruh aktivitas bisnis agar diperoleh
competitive advantage.

Memilih atau membangun strategi yang tepat bagi perusahaan pada suatu periode waktu
menjadi kata kunci yang harus dilakukan oleh manajer Nestle. Strategi perusahaan disesuaikan
dengan ukuran dan karakter perusahaan. Perusahaan seperti Nestle yang telah melakukan
diversifikasi bisnis, pada umumnya memiliki dua tingkatan strategi:
a. Strategi unit bisnis (competitive strategy) yang menitik-beratkan pada upaya membangun
keunggulan di setiap bidang usaha yang digeluti.

b. Strategi korporasi yang menentukan berbagai bisnis yang akan diusahakan termasuk
pengelolaan keseluruhan portofolio bisnis perusahaan tersebut.

Satu hal yang perlu dicermati, kompetisi terjadi pada level unit bisnis, perusahaan induk
tidak terlibat langsung dalam persaingan. Strategi korporasi berpeluang sukses jika memberi
perhatian utama pada pemeliharaan keunggulan tiap – tiap unit bisnis. Diversifikasi akan
menambah biaya dan hambatan bagi unit bisnis yang sudah ada. Hambatan dan biaya
tersembunyi (hidden costs) yang dibebankan kepada unit bisnis, secara terencana harus dapat
dikurangi. Pemegang saham memiliki kesiapan untuk melakukan diversifikasi sendiri dengan
memilih portofolio bisnis yang resiko dan return-nya sesuai dengan preferensi mereka. Hal ini
menandakan strategi korporasi tidak dapat sukses kecuali ia dapat memberikan tambahan nilai
bagishareholders, dan industri di mana unit bisnis baru yang dibentuk memiliki struktur yang
mendukung dihasilkannya return yang lebih tinggi dari biaya modal.

Pertimbangan lain dalam membangun strategi korporasi adalah apakah unit bisnis baru
dapat menghasilkan keunggulan bersaing dari hubungannya dengan unit-unit bisnis lain atau
dengan induk perusahaan. Ada empat konsep strategi korporasi yang telah banyak diaplikasikan:
portfolio management, restructuring, transferring skills, dan sharing activities. Portfolio
management mendasarkan pada sejumlah asumsi vital. Diversifikasi dapat dilakukan melalui
beberapa cara seperti akuisisi, merger, atau membangun unit bisnis baru (greenfield company).

Melalui strategi restructuring, perusahaan Nestle mencari perusahaan yang tidak terlalu
maju (undeveloped), sedang sakit, atau yang sedang menghadapi kesulitan akibat perubahan
lingkungan bisnis yang tidak dapat diatasi.

Perusahaan induk Nestle melakukan intervensi dengan mengubah tim manajemen,


mengubah strategi bisnis, memasukkan (infused) teknologi baru, atau menjual/menutup unit-unit
yang tidak efisien atau yang tidak terkait langsung dengan kompetensi inti unit bisnis terkait.
Dalam transferring skills, terjadi sinergi dan proses aktif untuk mengubah strategi atau
operasional unit bisnis. Proses perubahan dalam suatu unit bisnis sebagai sasaran transfer
ketrampilan harus spesifik dan dapat dikenali. Hampir mirip dengan transferring skills, dalam
sharing activities antar unit bisnis menggunakan beberapa sumber daya dalam value chain secara
bersama.

Pada tataran global, variabel penentu keunggulan bersaing sangat berbeda dari persaingan
domestik. Untuk dapat sukses di arena bisnis global, pertama perusahaan Nestle perlu mengubah
diri menjadi pelaku usaha internasional (multidomestic competitor), yang memungkinkan anak-
anak perusahaan Nestle (subsidiaries) dapat bersaing secara independen di berbagai pasar
domestik. Selanjutnya, perusahaan induk berevolusi menjadi organisasi global (global
competitor) yang mampu mengadu seluruh system produk dan posisi pasarnya melawan berbagai
pemain global lainnya. Tantangan bagi global competitor adalah membangun dan sekaligus
menerapkan strategi korporasi yang dilandasi oleh pemikiran: inovasi stratejik apa yang perlu
terus diupayakan sehingga perusahaan memiliki keungulan global.

Selain konsep strategi-strategi di atas Nestle menggunakan strategi merek monolitik,


dualitik atau multilitik yang bergantung pada keseimbangan antara investasi finansial yang
ditanamkan dengan manfaat strategis dan finansial yang hendak dicapai dari investasi ini.
Lantaran strategi merek monolitik dan dualitik memakai satu nama merek yang sama
untukberbagai produk, nilai merek (brand value) dari merek yang sukses diharapkan bisa
dieksploitasi. Kapitalisasi pada nama merek bisa menghasilkan keuntungan finansial yang
signifikan terhadap pengembangan merek yang sifatnya berkelanjutan.

Asumsi competitor

Sebagai perusahaan produksi makanan terbesar di dunia, kami memusatkan perhatian


kami untuk meningkatkan gizi (nutrition), kesehatan (health), dan keafiatan (wellness) dari
konsumen kami.

Nestle mencoba memberikan dan memfasilitasi yang terbaik untuk kehidupan masyarakat
melalui cara hidup mereka di dunia dengan memenuhi kebutuhan konsumen dan memberikan
solusi Nestle memberikan kontribusi pada kualitas kehidupan yang lebih baik. Nestle selalu
memperhatikan lingkungan sekitar dengan cara menciptakan lingkungan sehat bagi semua orang
di seluruh dunia, pihak Nestle merealisasikan keinginan nya untuk memberikan dan menciptakan
lingkungan yang sehat untuk semua orang di seluruh dunia dengan mengadakan kerjasama
dengan para ahli untuk memberikan dan mengantisipasi masalah-masalah tentang lingkungan
sehat bagi seluruh dunia.

Capabilities competitor

Nestle secara kooperatif adalah produsen brand makanan terbesar dan terbaik. Dengan
kualitas tinggi selama bertahun-tahun Nestle tetap mempertahankan kualitas produknya
menghadapi kompetitor lain tapi tetap menjaga keseimbangan dalam berbisnis. Nama yang
global bisa menjadi penghargaan produksi dan pembelian skala ekonomi serta meningkatnya
dunia travel, secara instan dapat disadari pentingnya produk. Dengan portofolio produk termasuk
didalamnya 8 dari 30 penjualan brand konvektori, seperti Quality Street, Aero, Smarties, Polo,
dan Rowntree’s fruit Pastilles, Milky Bar dan After Eight, dan sangatlah penting bahwa objek
pemasaran pada setiap produk harus kompatibel pada seluruh objek perusahaan. Seperti
kelompok atau individual, setiap produk punya karakter, kekuatan, kelemahan dan konsekuensi,
objek pemasaran dari setiap produk harus dispesialisasikan.

Keunggulan dari Nestle selama 50 tahun menjadi brand makanan terbaik dan menjadi
brand minded bagi konsumen. Ketika konsumen menikmati produk Nestle maka strapline ‘Have
a break have Nestlet’ akan menjadi jaringan semantiknya. Bentuk dan rasanya juga mengikuti di
daerah mana dia diproduksi, kemudian telah berhasil selama 50 tahun masuk dalam jajaran
makanan kecil favorit di dunia. Bermacam-macam variasi diluncurkan yang membuat Nestle
mencapai sukses.

Namun tentu saja ada ancaman yang telah Nestle alami contohnya pendomplengan nama
oleh Danone menyamai brand ini dengan nama Cit Cat, ini menjadi kelengahan Nestle dan
ancaman reputasi Nestle. Kondisi ini jelas sangat mengganggu karena brand ini yang memakai
duluan adalah Nestle ini tantangan yang cukup berat sehingga dilakukan usaha pengajuan
banding ke Dirjen HAKI khususnya ke direktorat mereknya. Dalam pengajuan gugatan Cit Cat
dikenai gugatan itikad buruk memakai brand yang sama dengan milik Nestle . Ancaman-
ancaman seperti ini yang bisa mempengaruhi usaha berusaha menyamakan brand membuat
konsumen terpengaruhi dan menjadikan kompetitor yang tidak sehat. Oleh sebab itu dalam
menghadapi tantangan tersebut perlu dilakukan orientasi ulang kenapa produk Nestle bisa
mempunyai kompetitor yang namanya hampir sama. Dari tinjauan tesebut dapat diketahui bahwa
begitu suksesnya Nestle sehingga kompetitor berusaha menyamainya. Manajemen yang baik
juga mendukung kekuatan dari brand itu, perencanaan
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Lingkungan eksternal memiliki 3 bagian yaitu: general, industry, Competitor. Yang
digunakkan untuk menciptakan keunggulan bersaing (Competitives Advantages) agar
perusahaan bisa terus maju dalam sisi eksternalnya karena dengan itu PT. Unilever dapat
melakukan pengidentifikasi peluang- peluang dan ancaman-ancaman besar yang dihadapi suatu
industry terhadap perubahan lingkungan eksternal perusahaan, manajer juga dapat merumuskan
strategi guna mengambil keuntungan dari berbagai peluang tersebut dan menghindar.

Dengan memahami lingkungan ini bias dipastikan bisnis yang dijalani lancar,dengan
begitu hal ini akan membantu pengusaha dalam memindai dan memahami perubahan yang
tengah terjadi. Sebagai pengusaha, kita juga dituntut untuk membuat perubahan di lingkungan
internal perusahaan agar bisa disesuaikan dengan lingkungan eksternal

B. SARAN
PT.Unilever sebagai perusahaan besar masih meiliki kekurangan dan pesaing serta
barang-barang alternative layaknya pesaingnya Nestle walaupun mereka masih erasing
sebaiknya perusahaan mulai mencoba memompa omzet diatas rata-rata industri, memelihara
pegwai yang kompeten dan efesien serta memperjelas produk-produk mereka apakah memang
halal atau tidak, Dsb. Agar perusahaan dapat terus berkembang dan berjalan dalam jangka waktu
yang sangat panjang
DAFTAR PUSTAKA

https://panmore.com/unilever-five-forces-analysis-porters-model-recommendations

https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/jdbim/article/view/48683

https://www.scribd.com/document/330150312/Analisis-Eksternal-PT-Unilever-Dan-PT-Mayora-
Indah

Budiarto. (2019). Analisis pengembangan business model canvas dalam upaya meningkatkan
keunggulan bersaing https://journal.untar.ac.id/index.php/jmbk/article/view/4931

http://www.nestle.co.id/ina/tentangnestle

http://www.scribd.com/doc/.../Sejarah-Nestle

http://meilianasarihasibuan.blogspot.com/

Anda mungkin juga menyukai