Anda di halaman 1dari 14

PT Unilever Indonesia Tbk

Disusun oleh:
1. Tomi
2. M. Ramses Rashalino

SMK NEGERI 1 KOTA BENGKULU


Jln. Jati No.41 Sawah Lebar Kota Bengkulu
Telp. Fax (0736) 347787 email : smkn1_bkl@yahoo.co.id
Website : http;//smkn1bengkulu.sch.id

i
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb

Puji syukur atas rahmat Allah SWT, berkat rahmat serta karunia-Nya sehingga
makalah dengan berjudul "PT Unilever Indonesia Tbk.”

Makalah ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas pembuatan makalah dari Ibu Devi
Marlina Lova, S.Pd pada bidang studi Pendidikan Ekonomi Bisnis. Selain itu penyusunan
makalah ini bertujuan menambah wawasan kepada pembaca tentang proses bisnis manajemen
perkantoran dan layanan bisnis

Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Ibu Devi Marlina Lova, S.Pd selaku
guru mata pelajaran Ekonomi Bisnis. Berkat tugas yang diberikan ini, dapat menambah
wawasan penulis berkaitan dengan topik yang diberikan. Kami juga mengucapkan terima kasih
yang sebesarnya kepada semua pihak yang membantu dalam proses penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan masih melakukan banyak
kesalahan. Oleh karena itu penulis memohon maaf atas kesalahan dan ketaksempurnaan yang
pembaca temukan dalam makalah ini. Penulis juga mengharap adanya kritik serta saran dari
pembaca apabila menemukan kesalahan dalam makalah ini.

Wassalammualaikum wr.wb

Bengkulu, 6 September 2023

Penulis

ii
Daftar isi

Cover ....................................................................................................................................... i
Kata Pengantar ........................................................................................................................ ii
Daftar Isi ..................................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................................ 4
B. Batasan Masalah .......................................................................................................... 5
C. Tujuan Masalah ........................................................................................................... 5

BAB II PEMBAHASAN
A. Jenis usaha yang akan dijalan (industri,perdagangan,dsb) .......................................... 6
B. Ruang lingkup usaha ................................................................................................... 6
C. Pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan usaha ......................................................... 6
D. Besarnya resiko-resiko pemilikan ............................................................................... 7
E. Besarnya investasi yang ditanamkan ........................................................................... 8
F. Batas-batas pertanggung jawaban terhadap utang-utang perusahaan ......................... 9
G. Cara pembagian keuntungan........................................................................................ 9
H. Jangka waktu berdirinya perusahaan ........................................................................... 10
I. Peraturan-peraturan pemerintah ................................................................................. 12

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan...................................................................................................................13
B. Saran.............................................................................................................................13

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sejak 5 Desember 1933, Unilever Indonesia telah tumbuh menjadi salah satu
perusahaan Fast Moving Consumer Goods (FMCG) terkemuka di Indonesia yang
senantiasa menemani keseharian masyarakat melalui beragam produknya, seperti
Pepsodent, Lux, Lifebuoy, Dove, Sunsilk, Clear, Rexona, Vaseline, Rinso, Molto,
Sunlight, Wall’s, Royco, Bango, dan masih banyak lagi.

Unilever Indonesia pertama kali menawarkan sahamnya kepada publik pada 1981 dan
terdaftar di Bursa Efek Indonesia sejak 11 Januari 1982.

Saat ini, Unilever Indonesia yang berkantor pusat di Tangerang memiliki lebih dari 40
brand dan juga 9 pabrik yang bertempat di area industri Jababeka, Cikarang dan Rungkut,
Surabaya. Pabrik serta produk-produk kami juga telah mendapatkan sertifikasi halal dari
Majelis Ulama Indonesia (MUI).

Lebih dari 4.000 karyawan turut berkontribusi dalam perkembangan bisnis kami. Bagi
kami, karyawan merupakan aset penting bagi Perusahaan, dan kami percaya peningkatan
kapasitas para karyawan secara berkelanjutan dapat mendukung Perusahaan agar tetap
kompetitif.

Unilever adalah perusahaan yang dibangun atas dasar purpose (tujuan


mulia). Purpose merupakan ‘jantung’ dari segala yang kami lakukan – baik sebagai
karyawan, brand, maupun perusahaan. Setelah lebih dari 87 tahun purpose kami tidak
pernah berubah, kami ingin menjadikan kehidupan berkelanjutan sebagai hal yang lumrah
untuk dimiliki. Kami selalu berupaya menciptakan masa depan yang lebih baik setiap
harinya melalui produk-produk dan kampanye kami. Kami juga menginspirasi
masyarakat untuk mengambil tindakan kecil dalam kehidupan sehari-hari agar dapat
membuat perubahan bagi dunia.

B. Batasan Masalah
1. Bagaimana jenis usaha yang akan dijalan (industri,perdagangan,dsb)?
2. Bagaimana ruang lingkup usaha?
3. Bagainama pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan usaha?
4. Bagaimana besarnya resiko-resiko pemilikan?
5. Bagaimana besarnya investasi yang ditanamkan?
6. Bagaimana batas-batas pertanggung jawaban terhadap utang-utang perusahaan?
7. Bagaimana cara pembagian keuntungan?
8. Berapa jangka waktu berdirinya perusahaan?
9. Bagaimana peraturan-peraturan pemerintah?

C. Tujuan Masalah

4
1. Untuk mengetahui bagaimana jenis usaha yang akan dijalan
(industri,perdagangan,dsb)
2. Untuk mengetahui bagaimana ruang lingkup usaha
3. Untuk mengetahui siapa saja pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan usaha
4. Untuk mengetahui besarnya resiko-resiko pemilikan
5. Untuk mengetahui bagaimana besarnya investasi yang ditanamkan
6. Untuk mengetahui bagaimana batas-batas pertanggung jawaban terhadap utang-utang
perusahaan
7. Untuk mengetahui bagaimana cara pembagian keuntungan
8. Untuk mengetahui berapa jangka waktu berdirinya perusahaan
9. Untuk mengetahui apa saja peraturan-peraturan pemerintah

BAB II

5
PEMBAHASAN

 Jenis usaha yang dijalankan PT Unilever Indonesia tbk


Produk-produk hasil inovasi Perseroan tersebut diantaranya :
 AXE , pelopor produk perawatan pria
 Kecap Bango , pelopor kecap di Indonesia
 Buavita , pelopor minuman sari buah dalam kemasan
 Citra , pelopor perawatan kulit wanita Indonesia
 Close-Up , pelopor pasta gigi
 Cornetto , pelopor es krim yang creamy
 Lifebuoy , pelopor sabun mandi
 Royco, pelopor bumbu penyedap khas indonesia
 Pepsodent, pelopor merek pasta dan sikat gigi

 Ruang lingkup usaha PT Unilever Indonesia tbk


PT. Unilever Indonesia Tbk, telah menjadi pemimpin pasar untuk produk Home and
Personal Care, dan juga Food and Ice Cream di Indonesia. Berdasarkan Anggaran
Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan usaha Unilever meliputi bidang produksi,
pemasaran dan distribusi barang-barang konsumsi yang meliputi sabun, deterjen,
margarin, makanan berinti susu, es krim, produk–produk kosmetik, minuman dengan
bahan pokok teh dan minuman sari buah. Merek - merek yang dimiliki Unilever
Indonesia, antara lain: Domestos, Molto, Rinso, Cif, Unilever Pure, Surf, Sunlight,
Vixal, Super Pell, Wipol, Lux, Rexona, Lifebuoy, Sunsilk, Closeup, Fair&Lovely,
Zwitsal, Pond’s, TRESemme, Dove, Pepsodent, AXE, Clear, Vaseline, Citra, Citra
Hazeline, SariWangi, Bango, Blue Band, Royco, Buavita, Wall’s Buavita, Wall’s,
Lipton, Magnum, Cornetto, Paddle Pop, Feast, Populaire dan Viennetta, dan lain-lain.

 Pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan usaha PT Unilever Indonesia tbk


1. Pemegang Saham: Pemegang saham adalah pemilik perusahaan. Mereka memiliki
hak suara dalam pengambilan keputusan perusahaan dan mendapatkan dividen dari
laba perusahaan.
2. Dewan Direksi: Dewan direksi adalah kelompok orang yang dipilih oleh pemegang
saham untuk mengelola dan mengawasi operasi sehari-hari perusahaan. Dewan
direksi biasanya terdiri dari direktur utama (CEO), direktur keuangan, direktur
operasional, dan anggota lainnya.
3. Pegawai: Pegawai adalah tenaga kerja yang menjalankan operasi sehari-hari
perusahaan, mulai dari produksi, pemasaran, distribusi, hingga manajemen. Mereka
termasuk pekerja pabrik, pekerja administratif, eksekutif penjualan, dan banyak lagi.
4. Konsumen: Konsumen adalah pihak yang membeli dan mengonsumsi produk-produk
yang dihasilkan oleh PT Unilever Indonesia Tbk. Konsumen memiliki peran penting
dalam menentukan kesuksesan produk dan merek perusahaan.
5. Pemasok: Pemasok adalah pihak yang menyediakan bahan baku dan komponen yang
diperlukan untuk produksi produk PT Unilever Indonesia Tbk, seperti biji kopi, gula,
bahan kemasan, dan lainnya.
6. Distributor: Distributor adalah perusahaan atau individu yang membantu
mendistribusikan produk PT Unilever Indonesia Tbk ke berbagai toko dan outlet di

6
berbagai lokasi. Mereka memainkan peran penting dalam menjalankan rantai pasokan
produk.
7. Bank dan Lembaga Keuangan: PT Unilever Indonesia Tbk mungkin berurusan
dengan bank dan lembaga keuangan untuk mendapatkan pinjaman, layanan
perbankan, dan manajemen keuangan.
8. Pemerintah dan Regulator: Pemerintah dan regulator memiliki peran dalam
mengatur dan mengawasi aktivitas perusahaan, termasuk perizinan, perpajakan, dan
kepatuhan terhadap peraturan.
9. Pihak-pihak Eksternal Lainnya: Ini dapat mencakup pihak-pihak seperti agen
periklanan dan pemasaran, konsultan hukum dan pajak, serta organisasi industri dan
perdagangan yang berhubungan dengan bisnis PT Unilever Indonesia Tbk.
10. Masyarakat Umum: Masyarakat umum juga memiliki keterlibatan, karena PT
Mayora Indah Tbk beroperasi dalam komunitas yang lebih luas dan dapat memiliki
dampak sosial dan lingkungan yang perlu dikelola.
Semua pihak ini bekerja bersama untuk mencapai tujuan bisnis PT Unilever Indonesia, yang
melibatkan produksi dan pemasaran produk-produk yang berkualitas, serta memastikan
pertumbuhan dan keberlanjutan perusahaan.

 Besarnya resiko-resiko pemilikan PT Unilever Indonesia tbk


1. Risiko Keuangan:
penjelasan
 Perubahan nilai mata uang dapat berfluktuasi secara tajam dan berdampak
secara signifikan pada kinerja bisnis. Nilai tukar yang tidak stabil juga dapat
mengakibatkan naik turunnya harga bahan baku yang dibutuhkan untuk
memproduksi produk-produk kami.
Mitigasi risiko
 Kami mengelola paparan terhadap mata uang dalam batas yang ditentukan dan
dengan menggunakan kontrak valuta berjangka. Selain kontrak tersebut, kami
juga melakukan lindung nilai beberapa paparan kami melalui penggunaan
pinjaman mata uang asing atau kontrak berjangka.
2. Risiko pilihan brand:
penjelasan
 Selera dan perilaku konsumen senantiasa berubah. Kami harus mampu
mengantisipasi dan menyikapi perubahan ini dengan terus membuat brand dan
produk kami unik dan berbeda dengan yang lain. Kami mengandalkan
kemampuan kami dalam menciptakan produk-produk inovatif yang memenuhi
kebutuhan konsumen kami
Mitigasi risiko
 Kami terus memantau tren pasar eksternal dan mengumpulkan masukan dari
para konsumen, pelanggan dan pembelanja kami untuk mengembangkan
kategori dan strategi brand yang sesuai dengan kebutuhan konsumen. Divisi
Riset dan Pengembangan kami secara aktif mencari cara untuk
menerjemahkan preferensi dan selera konsumen menjadi teknologi baru untuk
menciptakan produk-produk kami di masa mendatang.
3. Risiko hukum dan peraturan:
penjelasan
 Unilever patuh terhadap hukum dan peraturan lokal, regional, dan global yang
berlaku di berbagai bidang seperti keamanan produk, klaim produk, merek
dagang, hak cipta, paten, persaingan, kesehatan dan keselamatan kerja,
lingkungan, tata kelola perusahaan, keterbukaan informasi, ketenagakerjaan,

7
serta pajak. Tidak mematuhi peraturan yang berlaku dapat mengakibatkan
adanya tuntutan perdata dan / atau pidana yang menyebabkan kerusakan,
denda dan sanksi. Hal ini dapat mempengaruhi reputasi Perseroan, dan
membebani biaya kami dalam berbisnis
Mitigasi risiko
 Unilever berkomitmen untuk mematuhi undang-undang dan peraturan yang
berlaku di Indonesia. Pada area-area khusus, tim yang relevan di tingkat
global, regional atau lokal bertanggung jawab untuk menetapkan standar
terperinci dan memastikan bahwa semua karyawan memahami dan mematuhi
peraturan dan undang-undang yang spesifik dan relevan dengan peran mereka.
Tenaga spesialis kami di bidang hukum dan regulasi sangat terlibat dalam
memantau dan meninjau praktek kami untuk memberikan jaminan yang
memadai bahwa kami tetap memahami dan sejalan dengan seluruh peraturan
dan kewajiban hukum terkait.
4. Risiko Keuangan:
 Utang: Tingkat utang yang tinggi dapat membuat perusahaan lebih rentan
terhadap perubahan suku bunga atau tekanan keuangan lainnya.
 Kinerja Keuangan: Perubahan dalam kinerja keuangan, seperti penurunan laba
atau arus kas negatif, dapat memengaruhi nilai saham perusahaan.
5. Risiko Regulasi:
 Perubahan Peraturan: Perubahan dalam peraturan pemerintah terkait pajak,
lingkungan, atau regulasi industri lainnya dapat memengaruhi operasi
perusahaan.
6. Risiko Manajemen:
 Manajemen: Kinerja perusahaan sangat bergantung pada kebijakan dan
tindakan manajemen. Kesalahan strategi atau pengambilan keputusan yang
buruk dapat berdampak negatif
7. Risiko Geopolitik:
 Ketidakstabilan Politik: Ketidakstabilan politik di negara-negara di mana
perusahaan beroperasi dapat memengaruhi operasi dan keuangan.
8. Risiko Kesehatan Masyarakat:
 Krisis Kesehatan (seperti pandemi): Krisis kesehatan seperti pandemi COVID-
19 dapat memiliki dampak signifikan pada rantai pasokan, produksi, dan
permintaan konsumen.

 Besarnya investasi yang ditanamkan PT Unilever Indonesia Tbk


Informasi terkait besarnya investasi yang ditanamkan oleh PT Unilever Indonesia Tbk dapat
berubah dari waktu ke waktu, dan saya hanya tau bahwa PT Unilever Indonesia kian gencar
melakukan ekspansi untuk segmen bumbu dengan mendirikan pabrik baru di kawasan
industry Jababeka Cikarang, Jawa Barat, dengan total nilai investasi mencapai Rp. 820 miliar.
Menurut pihak Unilever, investasi yang ditanamkan di pabrik ini merupakan bagian dari
investasi total sebesar Rp 8,5 triliun yang ditanamkan selama lima tahun terakhir untuk
memperkuat posisi di pasar Indonesia. Setelah itu saya tidak memiliki akses kepada data
terbaru setelah tanggal pemotongan pengetahuan saya. Jumlah investasi yang ditanamkan
oleh perusahaan dapat bervariasi tergantung pada berbagai faktor, termasuk ekspansi bisnis,
pembangunan pabrik baru, akuisisi perusahaan lain, dan proyek-proyek pengembangan
lainnya.

8
 Batas-batas pertanggung jawaban terhadap utang-utang perusahaan PT
Unilever Indonesia Tbk
1. Batas Kredit dan Utang: Perusahaan biasanya memiliki batas kredit maksimum
yang diberikan oleh pemberi pinjaman atau bank. Mereka harus memastikan bahwa
mereka tidak melebihi batas kredit ini untuk menghindari masalah likuiditas.
2. Ketentuan Utang: Utang-utang perusahaan seringkali memiliki ketentuan tertentu,
seperti jangka waktu pembayaran dan tingkat bunga. Perusahaan harus mematuhi
ketentuan-ketentuan ini agar tidak terjadi pelanggaran kontrak.
3. Pengelolaan Kas: Perusahaan perlu memiliki manajemen kas yang baik untuk
memastikan bahwa mereka memiliki cukup kas dan setara kas untuk membayar
utang-utang yang jatuh tempo. Ini melibatkan pemantauan terus-menerus atas arus kas
perusahaan.
4. Penggunaan Utang: Perusahaan perlu mempertimbangkan dengan cermat
penggunaan utang. Utang sering digunakan untuk mendanai ekspansi atau proyek-
proyek investasi. Mereka harus memastikan bahwa penggunaan utang ini akan
menghasilkan pendapatan atau laba yang cukup untuk membayar utang tersebut.
5. Resiko Suku Bunga: Jika perusahaan memiliki utang dengan suku bunga variabel,
mereka harus memantau perubahan suku bunga yang dapat memengaruhi jumlah
pembayaran bunga.
6. Diversifikasi Utang: Terlalu tergantung pada satu jenis utang atau satu kreditur dapat
menjadi risiko. Diversifikasi utang dapat membantu meredakan risiko ketergantungan
pada satu pihak.
7. Transparansi Keuangan: Perusahaan harus memberikan transparansi dalam laporan
keuangannya, termasuk laporan utang. Ini penting untuk membangun kepercayaan
dengan pemberi pinjaman dan investor.
8. Keuangan yang Sehat: Pertanggungjawaban terhadap utang-utang juga melibatkan
menjaga keuangan perusahaan dalam kondisi yang sehat. Ini mencakup pengelolaan
laba dan kerugian, pengendalian biaya, dan manajemen risiko dengan baik.
9. Negosiasi Perundingan: Jika perusahaan menghadapi kesulitan dalam membayar
utang, mereka mungkin perlu bernegosiasi dengan pemberi pinjaman untuk mencari
solusi, seperti restrukturisasi utang.
10. Kepatuhan Hukum: Perusahaan harus selalu mematuhi hukum dan peraturan terkait
utang dan kewajiban keuangan lainnya.

 Cara pembagian keuntungan PT Unilever Indonesia Tbk


1. Pendapatan dari Penjualan:
Sebagian besar keuntungan perusahaan berasal dari pendapatan yang diperoleh dari
penjualan produk-produknya. Setelah mengurangkan semua biaya produksi, biaya
operasional, dan biaya lainnya, sisa pendapatan menjadi dasar bagi pembagian
keuntungan.
2. Dividen kepada Pemegang Saham:
Keuntungan yang diperoleh perusahaan biasanya akan dibagi antara pemegang saham.
Pembagian ini biasanya dilakukan dalam bentuk dividen, yang merupakan
pembayaran tunai kepada pemegang saham sesuai dengan jumlah saham yang mereka
miliki. Besarnya dividen ditentukan oleh kebijakan dividen perusahaan.
3. Retensi Keuntungan:
Sebagian dari keuntungan juga bisa disimpan oleh perusahaan sebagai cadangan atau
untuk digunakan dalam investasi masa depan, penambahan modal kerja, atau
pelunasan utang.

9
4. investasi Kembali:
PT Unilever Indonesia Tbk dapat memutuskan untuk menginvestasikan sebagian dari
keuntungannya kembali ke perusahaan. Ini bisa dalam bentuk pembelian aset baru,
ekspansi bisnis, atau peningkatan kapasitas produksi.
5. Pelunasan Utang:
Sebagian dari keuntungan juga dapat digunakan untuk melunasi utang-utang
perusahaan, yang dapat membantu mengurangi beban bunga dan meningkatkan
kesehatan keuangan.
6. Program Insentif Karyawan:
Perusahaan juga dapat membagi keuntungan dengan karyawan melalui program
insentif, seperti bonus atau rencana saham karyawan.
7. Pajak:
Perusahaan harus membayar pajak atas keuntungannya kepada pemerintah sesuai
dengan peraturan pajak yang berlaku. Pajak ini dihitung berdasarkan laba bersih
setelah semua pengurangan dan deduksi yang sah.

 Jangka waktu berdirinya perusahaan PT Unilever Indonesia Tbk

Unilever Indonesia pertama kali didirikan pada 5 Desember 1933 dengan nama “Lever’s
Zeepfabrieken N.V.” yang bertempat di daerah Angke, Jakarta Utara berdasarkan akta No. 23
dari Mr. A.H. van Ophuijsen, notaris di Batavia. Akta ini disetujui oleh Jenderal Geoual van
Nederlandsch-Indie berdasarkan surat No. 14 pada 16 Desember 1933, terdaftar di Raad van
Justitie, Batavia No. 302 pada 22 Desember 1933 dan diterbitkan dalam Javasche Courant
pada 9 Januari 1934, tambahan No. 3.
Pada 22 Juli 1980, Perusahaan berganti nama menjadi “PT Unilever Indonesia” dengan akta
No. 171 dari notaris Ny. Kartini Muljadi SH. Perubahan nama pun kembali terjadi pada 30
Juni 1997 menjadi “PT Unilever Indonesia, Tbk.” dengan akta No. 92 notaris publik Bp.
Mudofir Hadi SH. Akta ini disetujui oleh Menteri Kehakiman dengan surat keputusan No.C2-
1.049HT.01.04 TH.98 tanggal 23 Februari 1998 dan diumumkan dalam Berita Negara No.
2620 tanggal 15 Mei 1998, tambahan No. 39.
Pada 22 November 2000, Unilever Indonesia mengadakan perjanjian dengan PT Anugrah
Indah Pelangi, untuk mendirikan perusahaan baru yaitu PT Anugrah Lever (PT AL) yang
bergerak di bidang manufaktur, pengembangan, pemasaran dan penjualan dari kecap, saus
cabai serta saus lainnya seperti Bango dan merek lain di bawah lisensi perusahaan untuk PT
AL. Berselang dua tahun, tepatnya pada 3 Juli 2002, Unilever Indonesia kembali
mengadakan perjanjian dengan Texchem Resources Berhad untuk mendirikan perusahaan
baru yaitu PT Technopia Lever yang bergerak di bidang distribusi, ekspor dan impor barang-
barang dengan merek dagang Domestos Nomos. Pada 7 November 2003, Texchem
Resources Berhad menandatangani perjanjian jual beli saham dengan Technopia Singapore
Pte. Ltd, di mana Texchem Resources Berhad setuju untuk menjual semua sahamnya di PT
Technopia Lever ke Technopia Singapore Pte. Ltd.
Dalam Rapat Umum Luar Biasa Perusahaan pada 8 Desember 2003, Unilever Indonesia
menerima persetujuan dari pemegang saham minoritasnya untuk mengakuisisi saham PT
Knorr Indonesia (PT KI) dari Unilever Overseas Holdings Limited (pihak terkait). Akuisisi
ini efektif berjalan pada tanggal penandatanganan perjanjian jual beli saham antara
perusahaan dan Unilever Overseas Holdings Limited pada 21 Januari 2004.
Pada 30 Juli 2004, Unilever Indonesia bergabung dengan PT KI. Merger dicatat dengan
menggunakan metode yang mirip dengan metode penyatuan kepemilikan. Perusahaan adalah

10
perusahaan yang bertahan dan setelah merger PT KI tidak lagi sebagai badan hukum yang
terpisah. Penggabungan ini sesuai dengan persetujuan Badan Koordinasi Penanaman Modal
(BKPM) dalam surat No. 740 / III / PMA / 2004 tanggal 9 Juli 2004.
Pada 2007, Perusahaan menandatangani perjanjian bersyarat untuk membeli merek "Buavita"
dan "Gogo" minuman Vitality berbasis buah dari Ultra. Transaksi selesai pada Januari 2008.
Tahun bersejarah Unilever Indonesia
1933 – Pendirian Perseroan di Angke, Jakarta, dengan nama Lever’s Zeepfabrieken N.V.
1936 – Memperkenalkan sabun Lux di Indonesia.
1982 – Unilever Indonesia melaksanakan penawaran umum perdana mencatatkan 15%
sahamnya di Bursa Efek Indonesia dengan kode saham UNVR.
1990 – Pembukaan pabrik produk personal care di Rungkut, Surabaya dan mengakuisisi
SariWangi dan memasuki bisnis teh.
1992 – Pembukaan pabrik es krim Wall’s di Cikarang dan memperkenalkan produk Conello
dan Paddle Pop.
2001 – Akusisi Bango, awal masuknya Unilever Indonesia ke bisnis kecap.
2008 – Pembukaan pabrik baru untuk produk skin care, yang terbesar di Asia, di Cikarang.
Akuisisi Buavita dan Gogo, memasuki bisnis jus buah di Indonesia. Mulai menerapkan SAP
di seluruh kegiatan operasional kami di Indonesia.
2012 – Berhasil mencapai tujuan melipat gandakan bisnis dalam lima tahun, meraih hasil
penjualan lebih dari Rp27 triliun.
2013 – Meluncurkan “Project Sunlight”, sebuah inisiatif untuk menginspirasi masyarakat
dalam menciptakan masa depan yang lebih cerah bagi anak-anak Indonesia dan generasi
penerus, menandai peringatan 80 tahun perjalanan Unilever di Indonesia.
2014 – Peluncuran program ‘Bitobe untuk Indonesia’ sebagai bagian dari komitmen jangka
panjang Lifebuoy untuk Indonesia yang lebih sehat.
2015 – Pembukaan pabrik ke-9 yang menempati lahan seluas 6 hektar di Cikarang dan
memiliki kapasitas produksi tahunan 7 juta unit bumbu masak dan kecap.
2016 – Menempati kantor pusat baru di area seluas 3 hektar, bertempat di Green Building di
BSD City, Tangerang. Kantor ini menampung sekitar 1.500 karyawan dan diresmikan pada
tahun 2017.
2017 – Memperingati 35 tahun pencatatan saham Unilever Indonesia di Bursa Efek
Indonesia. Sejak IPO pada tahun 1982, saham Perseroan telah meningkat lebih dari 1.570 kali
dan aset telah tumbuh lebih dari 110 kali lipat.
2018 – Meluncurkan kategori baru yaitu kategori saus sambal dengan mempersembahkan
brand saus sambal Jawara dan meluncurkan brand perawatan tubuh baru Korea Glow.
Divestasi aset kategori spread pada 2 Juli 2018 dengan nilai transaksi sebesar Rp2,8 triliun.
2019 – Memperoleh persetujuan pemegang saham atas perubahan nilai nominal saham
Perusahaan dari nilai nominal Rp10 (sepuluh Rupiah) per saham menjadi Rp2 (dua Rupiah)
per saham, karena adanya stock split efektif per 2 Januari 2020.
2020 – Meluncurkan kampanye #MariBerbagiPeran dengan komitmen Rp200 miliar bagi
masyarakat untuk menghadapi pandemi Covid-19.
2021 – Meluncurkan “Unilever Muslim Centre of Excellence” (Unilever MCOE) sebagai
pusat ekonomi syariah dan insight bagi ragam inovasi dan produk kebutuhan konsumen
Muslim Unilever di Indonesia dan dunia.

11
 Peraturan-peraturan pemerintah PT Unilever Indonesia Tbk
Penetapan, organisasi, mekanisme kerja, tugas dan tanggung jawab serta wewenang PT
Unilever Indonesia Tbk (“Perusahaan”) sebagaimana yang dinyatakan dalam Piagam ini
merujuk ke dasar-dasar hukum sebagai berikut:
1. Undang-undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas;
2. Undang-undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal
3. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 33-POJK.04-2014 tentang Direksi dan Dewan
Komisaris Perusahaan Umum
4. Anggaran Dasar Perusahaan

12
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
PT Unilever menjalankan produk-produk hasil inovasi, ruang lingkup usaha seperti minuman,
makanan ringan, produk sereal dan susu, minuman buah, dan produk-produk lainnya, selain
itu PT Mayora memiliki resiko-resiko seperti resiko pasar, resiko industri, resiko bisnis,
resiko keuangan dan lainnya, Informasi terkait besarnya investasi yang ditanamkan oleh PT
Mayora Indah Tbk (Mayora Group) dapat berubah dari waktu ke waktu, Jumlah investasi
yang ditanamkan oleh perusahaan dapat bervariasi tergantung pada berbagai faktor, termasuk
ekspansi bisnis, pembangunan pabrik baru, akuisisi perusahaan lain, dan proyek-proyek
pengembangan lainnya. Semua pihak yang bekerja bersama untuk mencapai tujuan bisnis PT
Mayora Indah Tbk, yang melibatkan produksi dan pemasaran produk-produk makanan dan
minuman yang berkualitas, serta memastikan pertumbuhan dan keberlanjutan perusahaan.
Regenerate

2. Saran
Suatu perusahaan haruslah memperhatikan para pekerjanya karena SDM merupahkan salah
satu paktor terpenting yang dapat mempengaruhi kemajuan perusahaan

13
14

Anda mungkin juga menyukai