Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

PEMBUATAN SABUN CUCI TANGAN UNTUK HIDUP LEBIH BERSIH


DAN SEHAT

Dosen Pembimbing :
Kusno Ferianto, S.Kep.Ns., MM., M.Kep.

Kelompok 4

1. Retno Sulistiani (18.11.2.149.127)


2. Rohmatus So'ima (18.11.2.149.129)

PROGRAM STUDI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NAHDLATUL ULAMA TUBAN

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “
PEMBUATAN SABUN CUCI TANGAN UNTUK HIDUP LEBIH BERSIH DAN
SEHAT“. Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah
Entrepreneur.
Dalam menyusun makalah ini, penyusun banyak mendapat ilmu dari dosen
pembimbing. Oleh karena itu penyusun mengucapkan terimakasih kepada YTH :
Kusno Ferianto, S.Kep.Ns., MM., M.Kep.

Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari
sempurna, untuk itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun guna sempurna makalah ini.

Makalah ini dapat digunakan sebagai wahana menambah pengetahuan tentang


Entrepreneur atau bagaimana cara berwirausaha. Semoga makalah ini bermanfaat
bagi pembaca dan penyusun untuk menambah wawasan.

Tuban, 05 april 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................

DAFTAR ISI..........................................................................................

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................
1.1 Latar Belakang.................................................... ..........................
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................
1.3 Tujuan............................................................................................

BAB II PEMBAHASAN...........................................................................
2.1 Pendahuluan ...............................................................................................
2.2 Executive Summary ...............................................................,........
2.3 Business Description ....................................................................
2.4 Aspek Pemasaran ..................................................................................

BAB III PENUTUP ...................................... ........................................


3.1 Kesimpulan....................................................................................
3.2 Saran............................................................................................
3.3 Jurnal ..........................................................................................

DAFTAR PUSTAKA................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

Tangan merupakan bagian tubuh yang lembab yang paling sering berkontak dengan
kuman yang menyebabkan penyakit dan penyebarannya. Cara terbaik untuk
mencegahnya adalah dengan membiasakan mencuci tangan dengan memakai sabun
(Kamarudin, 2009 dalam Mirzal ). Mencuci tangan adalah teknik yang sangat
mendasar dalam mencegah dan mengendalikan infeksi, dengan mencuci tangan dapat
menghilangkan sebagian besar mikroorganisme yang ada di kulit (Hidayat, 2005
dalam Mirzal). Sabun adalah bahan (substansi) yang digunakan bersama dengan air
untuk mencuci dan membersihkan kotoran.
Sabun merupakan produk kimia yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari.
Pembuatan sabun telah dilakukan sejak ribuan tahun yang lalu. Metode pembuatan
sabun pada zaman dahulu tidak berbeda jauh dengan metode yang digunakan saat ini,
walaupun tentunya kualitas produk yang dihasilkan saat ini jauh lebih baik. Sabun
dibuat dengan metode saponifikasi yaitu mereaksikan trigliserida dengan soda kaustik
(NaOH) sehingga menghasilkan sabun dan produk samping berupa gliserin. Bahan
baku pembuatan sabun dapat berupa lemak hewani maupun lemak/minyak nabati.
Penggunaan sabun dalam kehidupan sehari-hari sudah tidak asing lagi, terutama
sesuai dengan fungsi utamanya yaitu membersihkan.
Mengingat pentingnya cuci tangan menggunakan sabun, dalam makalah ini akan di
bahas mengenai sabun khusunya sabun cuci tangan dan cara pembuatannya yang
sesuai dan bermanfaat.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana pendahuluan/awalan yang mesti dilakukan dalam berbisnis?


2. Bagaimana penjelas singkat mengenai bisnis yang telah disusun?
3. Bagaimana gambaran bisnis yang anda lakukan secara umum?
4. Bagaimana aspek pemasaran dari bisnis anda?

1.3 TUJUAN

1. Mengetahui pendahuluan/awalan yang mesti dilakukan dalam berbisnis


2. Mengetahui penjelas singkat mengenai bisnis yang telah disusun
3. Mengetahui gambaran bisnis yang anda lakukan secara umum
4. Mengetahui aspek pemasaran dari bisnis anda
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENDAHULUAN

2.1.1 SEJARAH BERDIRINYA USAHA


Sejarah berdirinya usaha adalah karena sangat merebaknya pandemic covid 19 yang
terjadi saat ini, ide ini mulai muncul karena terbatasnya jumlah sabun cuci tangan
atau hand soap yang beredar di masyarakat atau di marketplace, dalam hal ini kita
sangat khawatir terhadap ketersediaan jumlah sabun untuk mencuci tangan sebagai
upaya pencegahan pandemi covid 19.maka diciptakanlah realisasi pembuatan sabun
handsoap oleh tenaga kesehatan yang terjamin mutu dan kualitasnya.
2.1.2 VISI DAN MISI USAHA
Visi : visi usaha kami adalah menyediakan sabun sebagai upaya untuk mengatasi atau
pencegahan pandemic covid 19. Sekaligus mempromosikan untuk tetap beredar
dalam jangka waktu seterusnya.
Misi : misi saya adalah sebagai wirausaha sukses dengan menciptakan sabun cuci
tangan atau hand soap yang higienis berkualitas dan aman
2.2 EXECUTIV SUMMARY

Rencana bisnis yang tersusun adalah dengan membuat sabun dengan komponen-
komponen yang alami serta aman dalam menjaga kehidupan hanya untuk
mendapatkan kualitas atau manfaat secara optimal yang diharapkan dapat membantu
dalam menjaga kesehatan an dan sebagai sabun primadona yang akan terus
meluncurkan inovasi inovasi terbarunya untuk masa mendatang.
Kami dari seorang tenaga kesehatan atau tenaga medis yaitu perawat dalam bisnis ini
keunggulan dari produk kita adalah ke gensan serta keamanan dengan takaran yang
sempurna dan sesuai aturan yang berlaku di WHO , serta kita dapat memperhatikan
komponen-komponen yang ada di dalamnya seperti alat dan bahan anggaran cara
pembuatan dan lain-lain dalam hal ini yang terpenting adalah strategi pemasaran yang
akan kita gunakan sebagai ujung tombak peluncuran sebuah bisnis dan tolak ukur
keberhasilan dalam sebuah bisnis plan.
Dalam bisnis ini sumber dana yang digunakan adalah sumber dana pribadi mengapa
dari sumber dana pribadi? Karena saya ingin menciptakan sebuah wirausaha milik
pribadi dan membuka peluang usaha bagi orang-orang lain yang yang belum
memiliki pekerjaan.
jenis produk yang akan dihasilkan adalah sabun cuci tangan atau hand soap dengan
kadar higenis tinggi yang memperhatikan kehigienisan serta bahan-bahan yang
digunakan adapun alat yang digunakan juga diperhatikan kehigienisan nya dan
kesterillanya, sehingga produk yang dihasilkan dapat bermutu dan berkualitas tinggi.
Dalam hal bidang perizinan usaha yang akan saya lakukan yaitu tentang pertama
pendirian usaha pendirian usaha dalam hal ini pengecekan tentang tempat maupun
alat-alat dan bahan-bahan yang dijamin aman dan berkualitas bagus selain itu sesudah
kita menciptakan sebuah produk akan diuji dalam BPOM , badan pengawas obat dan
makanan adalah sebuah lembaga di Indonesia yang bertugas mengawasi peredaran
obat-obatan dan makanan di Indonesia fungsi dan tugas badan ini menyerupai fungsi
dan tugas food and drug administration di Amerika serikat dan non medi Chinese
agency di uni Eropa.
lokasi yang akan saya gunakan untuk mendirikan bisnis ini adalah lokasi milik sendiri
menurut plan yang saya rancang lokasi ini berada di di tengah-tengah penduduk agar
mereka bisa ikut serta bekerja di dalamnya nya dan mereka juga mengenal produk-
produk saya. Dan saya juga akan mendirikan cabang-cabang yang menjualkan produk
produk saya di berbagai daerah. Agar produk-produk yang saya ciptakan dapat
dijangkau oleh masyarakat dengan jarak dekat dan lebih dekat dengan masyarakat.

2.3 BUSSINES DESCRIPTION


gambaran bisnis saya adalah menciptakan sabun dengan kualitas tinggi yang
memperhatikan kehigenisan , keamanan serta kualitas produk secara maksimal.

2.3.1 TEORI
Sabun merupakan produk kimia yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-
hari. Pembuatan sabun telah dilakukan sejak ribuan tahun yang lalu. Metode
pembuatan sabun pada zaman dahulu tidak berbeda jauh dengan metode yang
digunakan saat ini, walaupun tentunya kualitas produk yang dihasilkan saat ini jauh
lebih baik. Sabun dibuat dengan metode saponifikasi yaitu mereaksikan trigliserida
dengan soda kaustik (NaOH) sehingga menghasilkan sabun dan produk samping
berupa gliserin. Bahan baku pembuatan sabun dapat berupa lemak hewani maupun
lemak/minyak nabati.
Sabun memiliki karakteristik tertentu. Terdapat beberapa parameter untuk
menentukan kualitas sabun yang dihasilkan dari proses saponifikasi. Parameter-
parameter tersebut antara lain pH, kuantitas busa dalam air, perilaku sabun dalam air
sadah, daya cuci, tekstur, dan kekerasan sabun. Banyaknya sabun yang dihasilkan
dari metode saponifikasi bergantung pada beberapa hal, salah satu di antaranya
adalah nilai angka penyabunan (saponification value) dari lemak/minyak yang
digunakan. Makin tinggi angka penyabunan yang dimiliki oleh suatu lemak/minyak,
makin banyak jumlah sabun yang dihasilkan dari proses saponifikasi.
Sabun cair merupakan produk yang lebih banyak disukai dibandingkan sabun
padat oleh masyarakat sekarang ini, karena sabun cair lebih higienis dalam
penyimpanannya dan lebih praktis dibawa kemana-mana. Sabun adalah bahan yang
telah dikenal sejak jaman dahulu kala, digunakan sebagai pencuci dan pembersih.
Sabun yang pertama dibuat oleh orang Arab dan Persia dihasilkan dengan
mencampur lemak domba dengan abu tumbuhan laut.
Selain lemak dan alkali, pembuatan sabun juga menggunakan bahan tambahan
yang lain. Bahan lain yang digunakan untuk pembuatan sabun tersebut adalah bahan
pembentuk badan sabun, bahan pengisi, garam, bahan pewarna dan bahan pewangi.
Bahan pembentuk badan sabun (builder) diberikan untuk menambah daya cuci sabun,
dapat diberikan berupa natrium karbonat, natrium silikat dan natrium sulfat. Bahan
pengisi (fillers) digunakan untuk menambah bobot sabun, menaikkan densitas sabun,
dan menambah daya cuci sabun. Bahan pencuci yang ditambahkan biasanya adalah
kaolin, talk, magnesium karbonat dan juga soda abu serta natrium silikat yang dapat
berfungsi pula sebagai antioksidan.
Garam juga dibutuhkan dalam pembuatan sabun yaitu berfungsi sebagai
pembentuk inti pada proses pemadatan. Garam yang ditambahkan biasanya adalah
NaCl. Dengan menambahkan NaCl maka akan terbentuk inti sabun dan mempercepat
terbentuknya padatan sabun. Garam yang digunakan sebaiknya murni, tidak
mengandung Fe, Cl, atau Mg. Jika akan dibuat sabun cair, tidak diperlukan
penambahan garam ini.
Beberapa bahan diperlukan sebagai antioksidan, yaitu bahan yang dapat
menstabilkan sabun sehingga tidak menjadi rancid. Natrium silikat, natrium
hiposulfit, dan natrium tiosulfat diketahui dapat digunakan sebagai antioksidan.
Stanous klorida juga merupakan antioksidan yang sangat kuat dan juga dapat
memutihkan sabun atau sebagai bleaching agent. Sedangakan untuk bahan tambahan
parfum, yang biasa digunakan adalah patchouli alcohol, cresol, pyrethrum, dan sulfur.
Pada sabun cuci juga digunakan pelarut organic seperti petroleum naphta dan
sikloheksanol.
Dalam hal ini yang perlu untuk diketahui adalah bahwa sifat pencuci dari sabun
disebabkan karena sabun merupakan senyawa surfaktan yang dapat menurunkan
tegangan permukaan sambil mengemulsi kotoran. Pengelompokkan minyak surfaktan
sebagai anionik, kationik atau netral tergantung sifat dasar gugus hidrofiliknya. Sabun
dengan gugus karboksilatnya adalah surfaktan anionik yang bersifat antibakteri.
Alkali yang digunakan untuk proses penyabunan adalah kaustik (NaOH) dan soda
kalium (KOH). Soda kaustik digunakan untuk membuat sabun keras sedangkan soda
kalium untuk membuat sabun lunak sampai cair seperti sampo. Soda Q yang
mengandung senyawa K2CO3, Na2CO3 dan NaOH dapat dimanfaatkan sebagai
sumber alkali. Oleh karena kadar K2CO3 soda Q cukup tinggi sehingga soda Q
potensial untuk digunakan membuat sabun cair.
Proses pembentukan sabun dikenal sebagai reaksi penyabunan atau saponifikasi,
yaitu reaksi antara lemak/gliserida dengan basa seperti berikut:
Mula-mula reaksi penyabunan berjalan lambat karena minyak dan larutan alkali
merupakan larutan yang tidak saling larut (Immiscible). Setelah terbentuk sabun
maka kecepatan reaksi akan meningkat, sehingga reaksi penyabunan bersifat sebagai
reaksi autokatalitik, di mana pada akhirnya kecepatan reaksi akan menurun lagi
karena jumlah minyak yang sudah berkurang.( Bailey’s, 1964 ).
Reaksi penyabunan merupakan reaksi eksotermis sehingga harus diperhatikan pada
saat penambahan minyak dan alkali agar tidak terjadi panas yang berlebihan. Pada
proses penyabunan, penambahan larutan alkali (KOH atau NaOH) dilakukan sedikit
demi sedikit sambil diaduk dan dipanasi untuk menghasilkan sabun cair. Untuk
membuat proses yang lebih sempurna dan merata maka pengadukan harus lebih baik.
Sabun cair yang diperoleh kemudian diasamkan untuk melepaskan asam lemaknya
(Levenspiel, 1972).

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi reaksi penyabunan, antara lain:

1. Konsentrasi larutan KOH/NaOH


Konsentrasi basa yang digunakan dihitung berdasarkan stokiometri reaksinya, dimana
penambahan basa harus sedikit berlebih dari minyak agar tersabunnya sempurna. Jika
basa yang digunakan terlalu pekat akan menyebabkan terpecahnya emulsi pada
larutan sehingga fasenya tidak homogen., sedangkan jika basa yang digunakan terlalu
encer, maka reaksi akan membutuhkan waktu yang lebih lama.

2. Suhu (T)
Pada kisaran suhu tertentu, kenaikan suhu akan mempercepat reaksi, yang artinya
menaikan hasil dalam waktu yang lebih cepat. Tetapi jika kenaikan suhu telah
melebihi suhu optimumnya maka akan menyebabkan pengurangan hasil karena harga
konstanta keseimbangan reaksi K akan turun yang berarti reaksi bergeser ke arah
pereaksi atau dengan kata lain hasilnya akan menurun. Turunnya harga konstanta
keseimbangan reaksi oleh naiknya suhu merupakan akibat dari reaksi penyabunan
yang bersifat eksotermis (Levenspiel, 1972).

3. Pengadukan
Pengadukan dilakukan untuk memperbesar probabilitas tumbukan molekul-molekul
reaktan yang bereaksi. Jika tumbukan antar molekul reaktan semakin besar, maka
kemungkinan terjadinya reaksi semakin besar pula. Hal ini sesuai dengan persamaan
Arhenius dimana konstanta kecepatan reaksi k akan semakin besar dengan semakin
sering terjadinya tumbukan yang disimbolkan dengan konstanta A (Levenspiel,
1987).

4. Waktu
Semakin lama waktu reaksi menyebabkan semakin banyak pula minyak yang dapat
tersabunkan, berarti hasil yang didapat juga semakin tinggi, tetapi jika reaksi telah
mencapai kondisi setimbangnya, penambahan waktu tidak akan meningkatkan jumlah
minyak yang tersabunkan.

2.3.2 STANDAR KUALITAS

a. Nilai pH
Nilai pH merupakan parameter yang sangat penting dalam pembuatan sabun, karena
nilai pH menentukan kelayakan sabun untuk digunakan sebagai sabun. Nilai pH
larutan sabun bergantung pada jenis lemak, sebagai contoh sabun yang dibuat dari
minyak kelapa mempunyai pH antara 9 dan 10, sedangkan sabun dari lemak hewani
memberikan pH sekitar 10,8. Sabun cair hasil penelitian memiliki nilai rerata pH
antara 9,84-10,29

b. Daya Buih
Salah satu daya tarik sabun adalah kandungan buihnya. Perilaku konsumen
menunjukkan bahwa mereka akan merasa puas jika, sabun yang dipakai berbuih
banyak. Sabun cair yang dihasilkan memiliki rerata daya buih 0,87-2,73 cm. Daya
buih mempunyai kecenderungan makin menurun dengan semakin lamanya
pengadukan dan sema-kin banyaknya rasio air-sabun.

c. Residu Alkali Bebas


Sabun cair yang dihasilkan mempunyai rerata residu alkali bebas 0,01- 0,03%. Residu
alkali bebas memiliki kecenderungan semakin menurun akibat lama pengadukan dan
akibat kenaikkan rasio air/sabun. Hal ini akibat adanya reaksi alkali dengan asam-
asam lemak yang terdapat pada minyak hasil daur ulang sehingga reaksi penyabunan
semakin sempurna, yang berdampak pada penurunan residu alkali bebas. Adanya
penurunan residu alkali bebas ini juga disebabkan oleh rasio air/sabun yang
ditambahkan, karena air dapat menurunkan konsentrasi alkali bebas dalam sabun.

d. Viskositas (Kekentalan)
Rerata viskositas sabun cair yang dihasilkan adalah 1,47-5,20 cps. Viskositas
tertinggi sabun cair pada pengadukan 90 menit dan rasio air/sabun 2:1 (b/b).
Penurunan viskositas akibat peningkatan rasio air/sabun dikarenakan viskositas
dipengaruhi oleh kadar air dalam sabun tersebut. Makin sedikit kadar air dalam sabun
viskositas semakin tinggi, dan sebaliknya makin banyak kadar air dalarn sabun maka
viskositas semakin rendah.

e. Total Asam Lemak


Total asam lemak adalah jumlah seluruh lemak pada sabun yang telah ataupun yang
belum bereaksi dengan alkali. Sabun cair yang dihasilkan memiliki kadar total asam
lemak antara 6,34-8,60%. Kadar total asam lemak mempunyai kecenderungan
menurun dengan bertambahnya lama pengadukan dan rasio air/sabun.

f. Rasa Kesat
Rasa kesat yang dimaksud disini adalah rasa tidak licin di tangan sehabis memakai
sabun cair. Rerata nilai kesukaan terhadap rasa kesat berkisar 1.23-3,47

g. Aroma
Keberadaan parfum dan pewarna dalam produk sabun berdasarkan fungsi teknisnya
memang tidak signifikan,artinya suatu produk secara fungsional adalah sama
meskipun diberi atau tidak diberi parfurn atau pewarna. Namun, dari segi pemasaran,
pernilaian parfum dan pewarna yang tepat akan sangat berarti bagi produk yang
dipasarkan.
2.3.3 CARA PEMBUATAN

A. Alat dan Bahan

 Alat:
 Baskom
 Pengaduk
 Gelas ukur
 Masker
 Sarung tangan
 Jas lab

 Bahan:
 Sodium Lauryl Sulfate
 Sodium Chloride
 Foam Booster
 Asam Karboksilat
 EDTA
 Air bersih
 Pewarna
 Parfum

B. Prosedur Pembuatan

o 25 gr Sodium chloride dicampur dengan sodium lauryl sulfate. Aduk hingga rata
(L1)
o L1 ditambah air sedikit demi sedikit hingga larut sempurna. Air yang digunakan
secukupnya saja sehingga campuran dapat larut (L2)
o L2 ditambahkan foam booster , aduk hingga rata (L3)
o L3 tambahkan EDTA, aduk hingga rata dan larut sempurna (L4)
o Asam karboksilat dilarutkan dalam air secukupnya (L5)
o Masukkan L5 ke L4 sedikit demi sedikit, sambil aduk hingga rata (L6)
o 25 gr sodium chloride dilarutkan dengan sisa air bersih yang ada, aduk hingga
larut sempurna (L7)
o Masukkan L7 ke L6 sedikit demi sedikit, sambil aduk hingga mengental (L8)
o Masukkan dalam L8 warna secukupnya, aduk hingga rata
o Masukkan parfum, aduk hingga rata, tutup wadah dengan rapat, diamkan selama 1
jam.
C. Cara uji/prosedur analisa
Metode : Titrimetri
Prinsip : Pelarutan contoh dalam pelarut organik tertentu (alkohol 95 % netral)
dilanjutkan dengan penitaran dengan basa (NaOH atau KOH)

Alat :
· Neraca analitik
· Erlenmeyer 250 ml
· Buret 50 ml
· Pipet tetes

Bahan :
· Sampel
· Alkohol 95 %
· Indikator fenolftalein (PP)
· KOH 0,1 N

Langkah Kerja:
Timbang dengan seksama 2 – 5 gram contoh ke dalam erlenmeyer 250 ml
Tambahkan 50 ml alkohol netral ( dibuat dengan cara: masukkan alkohol 95 %
sebanyak yang diperlukan ke dalam erlenmeyer, tambahkan beberapa tetes indikator
PP kemudian titrasi dengan larutan standar NaOH 0,1 N sampai terbentuk warna
merah muda)
Setelah ditutup dengan pendingin balik, panaskan sampai mendidih dan digojog kuat-
kuat untuk melarutkan asam lemak bebasnya.
Setelah dingin, larutan lemak dititrasi dengan 0,1 N larutan KOH standar
Tambahkan 3 – 5 tetes indikator PP dan titirasi dengan larutan standar NaOH 0,1 N
hingga warna merah muda tetap (tidak berubah selama 15 detik). Apabila cairan yang
dititrasi berwarna gelap dapat ditambahkan pelarut yang cukup banyak dan atau
dipakai indikator bromthymol blue sampai berwarna biru.
Angka asam dinyatakan sebagai mg KOH yang dipakai untuk menetralkan asam
lemak bebas dalam 1 gram lemak atau minyak Lakukan penetapan duplo

D. Kesulitan Teknis
Dalam pengukuran, sulit untuk menimbang bahan pas takarannya. Jika bahan
tersebut kurang atau lebih, dapat mengurangi kualitas sabun.
Dalam pembuatan, saat mencampur tidak ada keterangan waktu kapan kita
mencampur bahan bahan itu. Jika belum waktunya sudah dicampur, akan membuat
sabun itu tidak cair atau dapat menggumpal.
2.3.4 ANGGARAN DANA

Alat:
No Nama Alat Banyak Harga
1 Neraca Analitik 1 pcs 700.000
2 Erlenmeyer 250 ml 250 ml 350.000
3 Buret 50 ml 50 ml 90.000
4 Pipet tetes 1 pcs 20.000
Jumlah 1.160.000

Bahan:

No Nama Bahan Banyak Harga


1 Sampel 10 500.000
2 Alkohol 95% 2 Liter 260.000
3 Indikator fenolftalein (PP) 1 170.000
4 KOH 0,1 N 1 370.000
Jumlah 1.300.000

2.4ASPEK PEMASARAN
2.4.1 GAMBARAN UMUM PASAR

Beberapa aspek utama untuk mensegmentasi pasar adalah:

1. Segmen Pasar

Sabun cuci tangan RR ini dapat digunakan oleh semua kalangan. Sabun Cuci tangan
RR selain terbuat dari bahan alami juga efektif membunuh kuman yang mendukung
peningkatan kesehatan masyarakat. Harga dari sabun cuci tangan RR juga terjangkau
sehingga dapat di gunakan oleh semua kalangan.

2. Target Pasar (targeting)

Setelah segmen-segmen diketahui,selanjutnya pengusaha perlu mengevaluasi dan


dilanjutkan dengan memutuskan beberapa segmen pasar yang akan dicakup, lalu
memilih segmen mana yang akan dilayani.

Target pasar Sabun cuci tangan RR pada umumnya ada semua kalangan mulai dari
anak-anak, remaja, dewasa, dan orang tua. Karena sabun cuci tangan RR terbuat dari
bahan alami yang aman untuk digunakan .

3. Menentukan Posisi Pasar (positioning)

Setelah pengusaha memutuskan segmen pasar yang akan dimasuki, selanjutnya harus
diputuskan pula posisi mana yang ingin ditempati dalam segmen tersebut.
Sabun Cuci Tangan RR menempatkan atau memposisikan pasar yaitu dengan
memfokuskan bahwa Sabun Cuci Tangan RR memiliki kandungan yang mendukung
meningkatkan kebersihan untuk membunuh kuman yang sesuai dengan standar.
Sesuai dengan visi dan misi yang telah di tetapkan sebelumnya.

2.4.2 PERMINTAAN

Tahun (bulan) Perkiraan Permintaan (Unit)


2020 10.000 unit
2021 12.000 unit
2022 15.000 unit

2.4.3 PENAWARAN
Penawaran Dari Produk Pesaing Sejenis di Pasar
Nama Usaha Bisnis Pesaing Kapasitas Produksi / Tahun (dalam
unit)
Hand wash susu 6000 (30unit per hari)
Hand wash jeruk 7000 (33unit per hari)

Proyeksi Penawaran Dalam Beberapa Periode/Tahun Mendatang


Tahun Perkiraan Penawaran (Unit)
2020 9.000 unit
2021 11.000 unit
2022 13.000 unit

2.4.4 RENCANA PENJUALAN DAN PANGSA PASAR


Tahu Permintaa Penawara Peluan Rencana Pangsa Pasar
n n n g Penjuala (E=DX100%/C
(A) (B) (C=A- n )
B)
2020 10.000 unit 9.000 unit 1.000 11.000 0.11 %
unit unit
2021 12.000 unit 11.000 unit 1.000 14.000 0.7%
unit unit

2022 15.000 unit 13.000 unit 2000 17.000 0.11%


unit unit

2.4.5 STRATEGI PEMASARAN PERUSAHAAN DAN PESAING

Bauran Pemasaran Dalam komunikasi pemasaran diperlukan suatu pendekatan


yang mudah dan fleksibel yang terdapat pada bauran pemasaran (marketing
mix).Bauran pemasaran adalah strategi produk, promosi, dan penentuan harga yang
bersifat unik serta dirancang untuk menghasilkan pertukaran yang saling
menguntungkan dengan pasar yang dituju.Namun kini hal tersebut semakin
berkembang tidak hanya dalam hal product, promotion, dan price. Namun juga
mengenai place, people, process, dan physical evidence.

Berikut uraian strategi bauran pemasaran yang dilakukan pada Sabun Cuci Tangan
RR.

1.      Produk (product)

Menurut Philip Kotler, produk adalah sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk
mendapatkan perhatian untuk dibeli, untuk digunakan atau dikonsumsi yang dapat
memenuhi keinginan dan kebutuhan.

a.       Penentuan Logo dan moto

Logo merupakan ciri khas suatu produk, sedangkan moto merupakan serangkaian
kata-kata yang berisikan misi dan visi perusahaan dalam melayani masyarakat. logo
dan moto harus dirancang dengan benar (Kasmar dan Jakfar, 2003).

Pada Sabun Cuci Tangan RR logo dan moto ditentukan oleh pecel lele lela pusat.
Logo pada Sabun Cuci Tangan RR bergambar dari kemasan produk itu sendiri, dan
tulisan Sabun Cuci Tangan RR di atasnya.
Sedangkan moto pada pecel lele lela, “SABUN CUCI TANGAN RR UNTUK
HIDUP LEBIH BERSIH DAN SEHAT"

Visi : visi usaha kami adalah menyediakan sabun sebagai upaya untuk mengatasi atau
pencegahan pandemic covid 19. Sekaligus mempromosikan untuk tetap beredar
dalam jangka waktu seterusnya.

Misi : misi saya adalah sebagai wirausaha sukses dengan menciptakan sabun cuci
tangan atau hand soap yang higienis berkualitas dan aman
b.       Merek

Menurut Kasmir dan Jakfar,2013, Merek merupakan suatu hal penting bagi
konsumen untuk mengenal barang atau jasa yang ditawarkan. Agar merek mudah
dikenal masyarakat, maka penciptaan merek harus mempertimbangkan factor-faktor
antara lain;

-          Mudah diingat

-          Terkesan hebat dan modern

-          Memiliki arti

-          Menarik perhatian

Nam Produk itu sendiri di tentukan oleh pengusaha yaitu Sabun Cuci Tangan RR
Untuk menarik perhatian, merek itu diambil dari nama pengusaha agar lebih terkenal
produk yang di buat.

2.      Harga (price)

Harga merupakan salah satu aspek penting dalam kegiatan marketing mix. Penentuan


harga menjadi sangat penting untuk diperhatikan, mengingat harga merupakan salah
satu penyebab laku tidaknyya produk yang ditawarkan. Salah dalam menentukan
harga akan berakibat fatal terhadap produk yang ditawarkan dan berakibat tidak
berlakunya produk tersebut di pasar.

Sabun Cuci Tangan RR dalam menentukan harga produk olahannya berdasarkan


harga pasarannya, yaitu dengan penetapan harga berdasarkan biaya dengan markup
sebesar 49,83%. (Lampiran)

3.      Tempat (place)

Untuk dapat menikmati produk dari Sabun Cuci Tangan RR, konsumen dapat
mengunjungi tempat produksi atau di toko, konsumen juga dapat menikmati produk
dengan payanan online yaitu hanya dengan menelepon ke (081333983411) akses dari
jam 09.30 sampai dengan jam 21.00 WIB.

4.      Promosi (promotion)

Promosi merupakan suatu aktivitas dan materi yang dalam aplikasinya menggunakan
teknik, dibawah pengendalian penjual/produsen, yang dapat mengkomunikasikan
informasi persuasif yang menarik tentang produk yang ditawarkan oleh
penjual/produsen, baik secara langsung maupun melalui pihak yang dapat
mempengaruhi pembelian.

Sabun Cuci Tangan RR mempromosikan usahanya pada masyarakat luas


melalui brosur, iklan, papan nama di tempat usaha. Sabun Cuci Tangan RR juga
melakukan promosinya melalui media social (facebook, instagram, wattshap,
dan twitter).

5.      Orang (people)

People merupakan aset utama dalam Sabun Cuci Tangan RR, terlebih


lagi people yang merupakan karyawan dengan performance tinggi. Kebutuhan
konsumen terhadap karyawan berkinerja tinggi akan menyebabkan konsumen puas
dan loyal. Kemampuan, knowledge (pengetahuan) yang baik, akan menjadi
kompetensi dasar dalam internal perusahaan dan pencitraan yang baik di luar.

Dalam pelayanannya, Sabun Cuci Tangan RR menjalankan SOP sesuai dengan yang


diterapkan pada Sabun Cuci Tangan RR pusat kepada pegawai. Setiap konsumen
uang berkunjung ke rumah produksi atau toko akan di beri sapaan, seperti ;”selamat
pagi, selamat datang di Sabun Cuci Tangan RR”. Selalu pagi di RR, adalah kesan
yang timbul saat menggunakan produk Sabun Cuci Tangan RR. Hal ini meruapakan
bagian untuk membangun semangat kepada para pelanggan maupun pegawai.

6.      Bukti Fisik (physical evidence)

Bangunan merupakan bagian dari bukti fisik, karakteristik yang menjadi persyaratan
yang bernilai tambah bagi konsumen.Perhatian terhadap interior, perlengkapan
bangunan, termasuk lighting system, dan tata ruang yang lapang menjadi perhatian
penting dan dapat mempengaruhi mood pengunjung.

Dekorasi yang terdapat pada rumah produksk atau toko Sabun Cuci Tangan RR Yaitu
dengan dekorasi warna ruangan yang merupakan perpaduan antara warna putih dan
biru. Warna yang ditentukan merupakan pencitraan pada Sabun Cuci Tangan RR
untuk menciptakan suasan bersih dan fresh yang dapat
meningkatkan mood pengunjung.
Selain itu, Sabun Cuci Tangan RR juga menyediakan tempat yang
nyaman, dengan  fasilitas seperti tempat cuci tangan, kamar mandi, serta tempat
parkir yang luas.

7.      Proses (process)

   Dalam proses penyediaan pesanan, Sabun Cuci Tangan RR melakukan proses


produksi/pembuatan pada tempat/ruangan dapur tertutup, sedangkan pada proses
penyediaan produk pada tempat terbuka.

BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN

Sabun merupakan produk kimia yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-
hari. Pembuatan sabun telah dilakukan sejak ribuan tahun yang lalu. Metode
pembuatan sabun pada zaman dahulu tidak berbeda jauh dengan metode yang
digunakan saat ini, walaupun tentunya kualitas produk yang dihasilkan saat ini jauh
lebih baik. Sabun dibuat dengan metode saponifikasi yaitu mereaksikan trigliserida
dengan soda kaustik (NaOH) sehingga menghasilkan sabun dan produk samping
berupa gliserin. Bahan baku pembuatan sabun dapat berupa lemak hewani maupun
lemak/minyak nabati. Penggunaan sabun dalam kehidupan sehari-hari sudah tidak
asing lagi, terutama sesuai dengan fungsi utamanya yaitu membersihkan.

3.2 SARAN

upaya meningkatkan kesehatan masyarakat mencegah covid 19, pengetahuan dan


pemahaman tentang cuci tangan pakai sabun pada klien sangat lah penting , penulis
menekankan pentingnya mencegah atau mengurangi masalah yang bisa terjadi pada
klien dan dengan membuat sabun cuci tangan sendiri kita lebih bisa mengetahui
bahan , keamanan dan kehigenisan dari sabun yang kita pakai .

Anda mungkin juga menyukai