Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

KEWIRAUSAHAAN DALAM BIDANG KESEHATAN

OLEH:

1. AZA RANTE BANGKUDU : 042021009


2. DARMAWATI : 042021010
3. DESI NATALIA : 042021011
4. DEVI PANGGAU : 042021012
5. DEWI NOVIANTI : 042021013
6. ETA PATABANG : 042021014
7. GINA SAFITRI : 042021015
8. HARIANI : 042021018
9. HAMSARI HAMSAN : 042021017
10. HASRIANI SUNDUSING : 042021019
11. HASRIANTI : 042021020
12. IIN ANGRIANI ASIS : 042021021

Dosen Pembimbing : Jasmani. S.ST.,M.Keb


Mata Kuliah : Kewirausahaan

INSTITUT KESEHATAN DAN BISNIS


KURNIA JAYA PERSADA PALOPO
PROGSUS S1 KEB 2021

1
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warrahmatullahiwabararakatuh
Alhamdulillahhirabbila’lamin,puji syukur diucapkan kehadiran Allah SWT atas segala limpahan
rahmat dan karunia serta nikmatya-Nya,sehingga dapat menyelesaikan penulisan makalh ini yang
berjudul “ Jenis Kewirausahaan di Bidang kesehatan“. Tak lupa shalawat serta salam kami
ucapkan kepada Nabi besar Muhammad SAW beserta keluarga ,sahabat-sahabatnya, dan para
pengikut beliau hingga akhir zaman. Kami sebagai penulis menyadari dalam pembuatan makalah
ini masih terdapat kekurangan dan kesalahan dalam penulisan, oleh karena itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang besifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Demikianlah kata pengantar dari penulis, akhirnya besar harapan agar makalah ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca dan diterima bagi sebagai perwujudan penulis dalam dunia
kesehatan dan dapat dugunakan sebagaimana mestinya, semoga kita semua mendapat faedah
dan diterangi hatinya dalam setiap menuntut ilmu yang bermanfaat bagi dunia dan akhirat.

2
DAFTAR ISI

SAMPUL........................................................................................................................................................i
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang....................................................................................................................................4
1.2 Rumusan Maslah................................................................................................................................4
1.3 Tujuan.................................................................................................................................................5
1.4 Manfaat...............................................................................................................................................5
BAB II TINJAUAN TEORITIS.......................................................................................................................6
2.1 Tinjauan Kebidanan............................................................................................................................6
2.2 Tinjauan Interpreneur..........................................................................................................................8
BAB III PEMBAHASAN................................................................................................................................11
3.1 Peluang usaha bidan..........................................................................................................................11
BAB IV PENUTUP........................................................................................................................................13
A. KESIMPULAN ....................................................................................................................................13
B. SARAN................................................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................................15

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Peningkatan kewaspadaan masyarakat, kesadaran masyarakat akan hak-haknya di muka
hukum, terbukanya era pasar bebas, meningkatnya persaingan nasional dan internasional, dan
peningkatan kualitas pendidikan dasar menjadi sebuah tantangan yang perlu dijawab oleh dunia
kebidanan. Orientasi bahwa sarjana kebidanan akan menjadi bidan yang baik seharusnya sudah
mulai ditinggalkan. Saat ini dunia telah mulai bergerak ke arah Entrepreneurship, dimana setiap
anak bangsa harus memulai menjual kreatifitas dan kemampuan yang dimilikinya. Tampaknya hal
tersebut akan semakin sulit direalisasikan oleh generasi kebidanan jika trends dunia tersebut tidak
diikuti oleh arahan penyelenggara pendidikan kebidanan dengan baik. Satu hal yang sangat
terlihat membedakan kebidanan dengan profesional kesehatan lain saat ini adalah bahwa sampai
dengan saat ini kebidanan masih belum menemukan bentuk layanan pokok yang hanya dapat
dilakukan dan menjadi kewenangan bidan semata.
Selama ini rutinitas bidan di ruangan saat pasien telah selesai diberikan tindakan dan
asuhan kebidanan, seringkali menggunakan waktu luangnya untuk menyiapkan Entrepreneurship
erat kaitannya dengan upaya mandiri untuk menghasilkan uang tanpa harus banyak bergantung
kepada pihak-pihak tertentu. Mungkin pernyataan tersebut membuat sebagian orang berpikir
tentang perdagangan. Lebih dari itu, sebenarnya Entrepreneurship tidak hanya berbicara soal
penjual-pembeli, namun ke arah pengembangan kreatifitas dalam membuka peluang baru untuk
menciptakan lapangan kerja sendiri, menjual ide baru, mengembangkan ide-ide dan peristiwa
sehari-hari, dan mengkombinasikan hal-hal biasa menjadi sesuatu yang luar biasa dan memiliki
selling point and value yang lebih tinggi dari sebelumnya.
kasa dan kapas untuk disterilisasi, menyiapkan set untuk perawatan klien harian dan hal-hal
minor yang lain. Boleh menjadi bayangan bagaimana jika contoh tersebut dikelola sehingga
bernilai jual. Contoh lainnya, saat ini penderita penyakit kronis mengalami peningkatan dari segi
kuantitas. Tentunya kondisi ini sedikit-banyak jika dirawat di rumah sakit dalam jangka waktu lama
akan menurunkan kualitas manajemen rumah sakit dan cost inefective. Jika peluang itu dapat
ditangkap, maka seharusnya bidan mampu meningkatkan peranannya di rumah sakit. Oleh karena
itu, pengembangan Entrepreneurship perlu ditanamkan agar kreatifitas pelaku kebidanan dapat
tumbuh dan menjadi nilai jual dan daya saing tersendiri bagi pemiliknya kelak sebagai bekal
memulai untuk terjun ke dunia kerja.

1.2 Rumusan Masalah


a. Landasan teori yang memotivasi untuk menjadi nursepreneur?
b. Perawat seperti apa yang diinginkan dan strategi apa yang harus dilakukan?

1.3 Tujuan
Dengan makalah ini dapat memotivasi bidan untuk membuka usaha sendiri.
a. Bidan mampu mengetahui strategi yang harus ditempuh dan mendapat hasil yang

4
sesuai.
b. Tujuannya adalah untuk mengetahui mengenai bisnis, usaha jasa dan produk
di bidang kesehatan.

1.4 Manfaat
a. Dapat mengatasi kesulitan dan persoalah yang timbul pada diri sendiri.
b. Dapat mengukur keberhasilan dan kegagalan diri sendiri.
c. Dapat memiliki tanggung jawab personal yang tinggi
d. berani megahadapi risiko dengan penuh tatangan
e. Menyukai tantangan dan melihat tantangan secara seimbang.

5
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

2.1. Tinjauan Kebidanan


Kebidanan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari
pelayanan kesehatan yang di dasarkan ilmu dan kiat Kebidanan, berbentuk pelayanan bio-psiko-
sosio-spritual yang komprehensif serta di tujukan kepada individu, keluarga, dan masyarakat baik
sakit maupun sehat yang mencakup seluruh siklus kehidupan manusia (Lokakarya Kebidanan
Nasional 1986).

1. Ciri-ciri Kebidanan
a. Berorientasi pada pelayanan masyarakat.
Hal ini berarti kepentingan masyarakat akan pelayanan kebidanan ada diatas kepentingan
pribadi agar kebutuhan klien ( individu, keluarga, dan masyarakat ) akan asuhan kebidanan
terpenuhi. Kebidanan merupakan suatu pelayanan sosial yang esensial dan klien mempunyai hak
menggunakan pelayanan keperawatan dari bidan secara professional.
b. Pelayanan kebidanan yang diberikan didasarkan pada ilmu.
Hal ini berarti bidan harus mempunyai ilmu pengetahuan yang kokoh sebagai dasar
pemberian asuhan kebidanan. sebagai suatu profesi, kebidanan mempunyai badan ilmu body of
knowledge yaitu ilmu terapan sebagai sintesa dari berbagai disiplin ilmu. Ciri utama pelayanan
kebidanan didasari ilmu pengetahuan, bila asuhan kebidanan dilakukan dengan menggunakan
metode pemecahan masalah yaitu proses kebidanan. meliputi pengkajian, diagnose kebidanan,
pelaksanaan, evaluasi. Manfaatnya adalah menjamin efektifitas dan efisiensi asuhan kebidanan
serta menggambarkan tanggung jawab dan tanggung gugat bidan.
c. Adanya otonomi
Artinya profesi kebidanan mempunyai kemandirian, wewenang, dan tanggung jawab untuk
mengatur kehidupan profesi, mencakup otonomi dalam menetapkan standar baku penyelenggara
pendidikan, pelayanan kebidanan serta praktik kebidanan dalam bentuk legislasi kebidanan. hal
ini penting artinya agar perkembangan profesi kebidanan terarah dan terencana sehingga
memudahkan proses evaluasi terhadap kemajuan yang telah dicapai.
d. Memiliki kode etik
Kode etik adalah seperangkat norma dan peraturan yang diyakini oleh profesi dan menjadi
pedoman dan acuan bidan dalam melakukan aktifitas kebidanan sesuai kewenangan dan
tanggung jawab yang diembannya.

2. Landasan Prinsip-Prinsip Asuhan/Pelayanan dan Praktik Keperawatan


a. Berdasarkan ilmu dan kiat kebidanan
Artinya, pelayanan kebidanan harus dilandasi dan menggunakan ilmu kebidanan dan
kiat kebidanan yang mempelajari bentuk dan sebab tidak terpenuhinya kebutuhan dasar
manusia serta upaya perawatan dan penyembuhan. Kiat kebidanan lebih difokuskan pada
kemampuan bidan untuk memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif dengan

6
sentuhan seni dalam arti menggunakan kiat-kiat tertentu dalam upaya memberikan
kepuasan dan kenyamanan pada klien.
b. Bersifat komprehensif
Pelayanan kebidanan dikatakan bersifat komprehensif jika asuhan kebidanan yang
diberikan berifat menyeluruh meliputi aspek biologi, psikologi, sosial dan spiritual.
c. Ditujukan kepada individu, keluarga dan masyarakat sehat maupun sakit
Sesuai dengan ilmu kebidanan yang melandasi praktek kebidanan, asuhan kebidanan
dapat diberikan kepada individu pada institusi pelayanan kesehatan seperti puskesmas,
poliklinik, klinik kebidanan mandiri dan rumah sakit.
d. Merupakan bagian integral pelayanan kesehatan
Pada hakekatnya pelayanan kesehatan meliputi pelayanan medis (kedokteran),
pelayanan keperawatan dan pelayanan penunjang kesehatan ( gizi, farmasi, laboratorium,
dsb). Sebagai bagian integral pelayanan kesehatan, pelayanan keperawatan tidak dapat
dipisahkan dari pelayanan kesehatan lain. Hal ini bertujuan pemberian asuhan
keperawatan sejalan dengan tujuan pemberian pelayanan kesehatan.
e. Mencakup siklus hidup manusia
Artinya, asuhan kebidanan dapat diberikan kepada klien sejak dalam kandungan
sampai tutup usia. Yaitu sejak konsepsi (pertemuan sperma dan ovum), setelah lahir (bayi),
anak, remaja, dewasa, usia lanjut sampai menjelang kematian.

3. Fokus Praktek Kebidanan Profesional


Praktek kebidanan tidak boleh terlepas dari upaya kesehatan masyarakat dunia dan sistem
kesehatan nasional. focus utama kebidanan saat ini adalah kesehatan masyarakat dengan target
populasi total. Manusia tidak hanya dipandang dari aspek fisik tetapi manusia dipandang sebagai
makhluk bio-psiko-sosio-spiritual. tujuan praktek kebidanan sesuai yang dicanangkan WHO (1985)
harus diupayakan pada pencegahan primer, peningkatan kesehatan pasien, keluarga dan
masyarakat, perawatan diri dan peningkatan kepercayaan diri.
Praktik kebidanan meliputi empat area yang terkait dengan kesehatan (Kozier, Erb,1990) :
a. Peningkatan kesehatan ( Health Promotion).
Dalam kegiatan ini, bidan membantu masyarakat mengembangkan sumbe r atau
meningkatkan kesejahteraan/kesehatan. Tujuannya adalah mencapai kesehatan yang
optimal, dengan contoh menjelaskan manfaat program latihan bagi pasien.
b. Pemeliharaan kesehatan ( Health Maintenance).
Bidan melakukan aktivitas untuk membantu masyarakat mempertahankan status
kesehatannya. Contoh kegiatan disini adalah mengajarkan atau menganjurkan seseorang
usia lanjut melakukan latihan untuk mempertahankan kekuatan dan mobilitas otot.
c. Pemulihan Kesehatan (Health restoration).
Bidan membantu pasien meningkatkan kesehatan setelah pasien memiliki masalah
kesehatan atau penyakit. Sebagai contoh adalah mengajarkan pasien merawat luka atau
membantu orang cacat mempertahankan kekuatan fisik seoptimal yang dapat dilakukan.

7
d. Perawatan orang yang menjelang ajal.
Bidan memberikan rasa nyaman dan merawat orang dalam keadaan menjelang ajal.
kegiatan dapat dilakukan dirumah sakit, rumah, dan fasilitas kesehatan yang lain.

2.2. Tinjauan Enterpreneur


Entrepreneurship atau kewirausahaan, berasal dari entrepreneur  (wirausahawan) berasal dari
bahasa Perancis entreprende  yang berarti mengambil pekerjaan (to undertake). Konsep
mengenai entrepreneur adalah: the entrepreneur is one who undertakes to organize, manage, and
assume the risk of business.
Kewirausahaan / Entrepreneurship  adalah suatu kemampuan untuk mengelola sesuatu yang
ada pada diri kita untuk dimanfaatkan dan ditingkatkan agar lebih optimal, sehingga dapat
meningkatkan taraf hidup kita. Kewirausahaan juga berarti, proses menciptakan sesuatu yang
berbeda dengan mengabdikan seluruh waktu dan tenaganya disertai dengan menanggung risiko
keuangan, kejiwaan, sosial dan menerima balas jasa dalam bentuk uang dan kepuasan
pribadinya.
Ada kerancuan istilah antara entrepreneurship, intrapreneurship, entrepreurial dan
entrepreneur yaitu:
a. Entrepreneurship adalah jiwa kewirausahaan yang dibangun untuk menjembatani antara
ilmu dengan kemampuan pasar. Entrepreneurship meliputi pembentukan perusahaan baru,
aktivitas kewirausahaan juga kemampuan manajerial yang dibutuhkan seorang
entrepreneur.
b. Intrapreneurship didefinisikan sebagai kewirausahaan yang terjadi di dalam
organisasiyangmerupakan jembatan kesenjangan antara ilmu dengan keinginan pasar.
c. Entrepreneur didefinisikan sebagai seseorang yang membawa sumber daya berupa tenaga
kerja, material, dan aset lainnya pada suatu kombinasi yang menambahkan nilai yang lebih
besar dari pada sebelumnya, dan juga dilekatkan pada orang yang membawa perubahan.
d. Entrepreurial adalah kegiatan dalam menjalankan usaha atau berwirausaha. Kewirausahaan
mengacu pada perilaku yang meliputi:
1) Pengambilan inisiatif
2) Mengorganisasi dan reorganisasi mekanisme sosial dan ekonomi untuk mengubah
sumber daya dan situasi pada perhitungan praktis.
3) Penerimaan terhadap resiko dan kegagalan.

Kewirausahaan meliputi proses yang dinamis sehingga dengan demikian timbul pengertian
baru dalam kewirausahaan yakni sebuah proses mengkreasikan dengan menambahkan nilai
sesuatu yang dicapai melalui usaha keras dan waktu yang tepat dengan memperkirakan dana
pendukung, fisik, dan resiko sosial, dan akan menerima reward yang berupa keuangan dan
kepuasan serta kemandirian personal.
Melalui pengertian tersebut, terdapat empat hal yang dimiliki oleh seorang wirausahawan
yaitu:

8
a) Proses berkreasi yakni mengkreasikan sesuatu yang baru dengan menambahkan
nilainya. Pertambahan nilai ini tidak hanya diakui oleh wirausahawan semata namun
juga audiens yang akan menggunakan hasil kreasi tersebut.
b) Komitmen yang tinggi terhadap penggunaan waktu dan usaha yang diberikan. Semakin
besar fokus dan perhatian yang diberikan dalam usaha ini maka akan mendukung
proses kreasi yang akan timbul dalam kewirausahaan.
c) Memperkirakan resiko yang mungkin terjadi, dalam hal ini resiko yang mugkin terjadi
pada resiko keuangan, fisik dan resiko sosial.
d) Memperoleh reward, dalam hal ini reward terpenting adalah independensi atau
kebebasan yang diikuti dengan kepuasan pribadi. Sedangkan reeward berupa uang
biasanya dianggap sebagai suatu bentuk derajat kesuksesan usahanya.

A. Pendidikan Kewirausahaan
Anggapan lama mengatakan “  Entrepreneurship are born not made”  sehingga
kewirausahaan tidak dapat dipelajari atau diajarkan. Sementara anggapan sekarang
“ Entrepreneurship are not only born also made”. Sehingga kewirausahaan tidak hanya bakat
bawaan sejak lahir atau urusan pengalaman di lapangan saja, tetapi merupakan disiplin ilmu yang
dapat dipelajari.
Transformasi pengetahuan kewirausahaan telah berkembang pada akhir-akhir ini.
Pendidikan dan pelatihan kewirausahaan tumbuh pesat. Mata kuliah kewirausahaan diberikan
dalam bentuk kuliah umum ataupun bentuk konsentrasi program studi.
Kewirausahaan merupakan disiplin ilmu tersendiri karena berisi:
1. Body of knowledge yang utuh dan nyata, ada objek, konsep dan modelnya.
2. Kewirausahaan memiliki dua konsep, posisi venture start up dan venture growth, tidak
memisahkan antara manajemen dan kepemilikan usaha
3. Merupakan disiplin ilmu yang memiliki objek tersendiri, yaitu kemampuan untuk menciptakan
sesuatu yang baru dan berbeda.
4. Merupakan alat untuk menciptakan pemerataan usaha dan pendapatan atau kesejahteraan
rakyat yang adil dan makmur.
5. Kewirausahaan telah dijadikan kompetensi inti dalam menciptakan perubahan, perbaharuan
dan kemajuan. Objek studi kewirausahaan adalah kemampuan merumuskan bertujuan
hidup, memotivasi diri, berinisiatif, membentuk modal, mengatur waktu, dan membiasakan
diri untuk belajar dari pengalaman.

B. Prinsip-Prinsip Kewirausahaan
a. Prinsip Wirausaha I
Kekuatan yang mendorong kesuksesan perusahaan strart up terdiri dari tiga macam:
peluang, tim dan sumber daya. Proses kewirausahaan diawali bukan dari ketersediaan uang,
strategi, network, tim ataupun rencana bisnis, melainkan dari adanya peluang. Peluang yang
berpotensi tinggi terkadang memiliki kekuatan yang jauh lebih besar dari pada ketersediaan
sumbe daya atau tim pada saat itu. Adanya keseimbangan akan membantu entrepreneur

9
dalam mencapai keberlanjutan atau sustanbility perusahaan tanpa harus merusak
lingkungan, komunitas atau masyarakat. Rencana bisnis berfungsi sebagai komunikator
kualitas dan keseimbangan kekuatan pada saat tertentu.
b. Prinsip Wirausaha II
Dunia kewirausahaan bersifat dinamis, cair, ambigu, dan chaos. Perubahan yang
konstan terjadi menyebabkan dunia kewirausahaan berkaitan erat dengan paradoks. Untuk
bisa sukses, jangan takut untuk gagal. Kasus yang biasanya terjadi adalah jika perusahaan
pertama gagal, entrepreneur belajar dari pengalaman dan kemudian membentuk perusahaan
lagi yang ternyata sangat sukses di masa depan. Rencana bisnis akan cepat menjadi uang.
Kondisi persaingan, teknologi, dan pasar yang sangat dinamis menyebabkan kita kesulitan
untuk mengetahui semua kondisi kompetisi. Hasilnya adalah rencana bisnis cepat menjadi
uang begitu ia selesai dicetak. Entrepreuneur harus melatih kebiasaan berencana dan
bereaksi secara cepat, logika,dan intuisi.
Agar kreativitas dan inovasi berhasil, harus ada disiplin ilmu yang mengimbangi.
Penemuan- penemuan produk harus dibarengi dengan ilmu mengenai komersialiasi
teknologi atau produk, jika tidak, maka penemuan ini tidak akan mampu memberikan nilai
tambah bagi perusahaan dan masyarakat.
1) Entrepreneur harus bisa bertindak cepat, tetapi juga harus sabar .
Sementara kompetitor bergerak cepat, entrepreneur harus belajar menentukan kapan ia
harus bertindak dan kapan ia harus bertahan.
2) Semakin besar ukuran dan kontrol terhadap perusahaan, semakin rendah kinerja.
Kewirausahaan memerlukan fleksibilitas tingggi dalam strategi dan taktik. Kontrol dan
Sketeraturan yang berlebih dapat menghambat kemajuan perusahaan
c. Prinsip Wirausaha III
Setiap manusia akan menghadapi resiko dalam hidupnya. Begitupun dengan
entrepreneur, berikut adalah beberapa resiko yang umum di hadapi entrepreneur yaitu:
1) Resiko Finansial

Pada perusahaan yang baru berdiri, entrepreneur memberikan sebagian


simpanannya untuk modal. Uang ataupun aset lain yang disimpan ini akan hilang jika
perusahaan ternyata gagal. Entrepreneur akan bertangggung jawab menanggung
kewajiban perusahaan yang nilainya mungkin jauh melebihi jumlah simpanan.
2) Resiko karir

Pertanyaan yang sering ada di benak entrepreneur adalah apakah mereka akan
menemukan pekerjaan atau kembali ke pekerjaannya yang dulu jika bisnisnya gagal.
Resiko ini merupakan pertimbangan utama bagi manajer yang bekerja di
perusahaan besar dengan gaji yang menarik.
3) Resiko keluarga dan social

Memulai usaha baru akan menyerap banyak energi dan waktu dari entrepreneur.
Konsekuensinya adalah bidang kehidupan yang lain akan dikorbankan.
4) Resiko kesehatan Jam kerja yang panjang menyebabkan terancamnya kesehatan

10
entrepreneur. Uang dapat digantika, namun kesehatan yang terganggu lebih sulit
untuk diperbaik.

BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Peluang Usaha Bidan


Jasa praktek bidan swasta biasanya merupakan usaha yang dijalankan oleh seorang yang memiliki
keahlian atau berprofesi sebagai seorang bidan. Kadangkala usaha praktek bidan yang mereka jalankan
bisa menghasilkan pendapatan yang lebih dibandingkan dengan gaji bulanan mereka. Beberapa jasa usaha
ini adalah persalinan, imunisasi balita, kesehatan ibu dan anak (KIA) yang meliputi pemeriksaan kehamilan
dan pemeriksaan balita tahap awal. Besarnya tarif biasanya disesuaikan dengan kondisi wilayah mereka
tinggal dan kesenioritasan yang mencangkup keahlian bidan tersebut.
Untuk bidan praktek swasta di daerah pedesaan tarif yang ditetapkan untuk persalinan sebesar
450.000 sampai 500.000 rupiah. Untuk imuninasi (dalam bentuk paket) ditetapkan tarif seharga 10.000
rupiah. Pemeriksaan kehamilan berkisar antara 17.000 (sudah termasuk pemberian vitamin plus kalsium)
dan 25.000 rupiah jika terdapat keluhan seperti batuk dan pilek. Harga pemeriksaan balita tahap awal
sebesar 15.000-20.000 rupiah mencangkup tumbuh kembang balita, gerak motorik dan sensorik apakah
sesuai dengan umur balita atau tidak, BB/TB dan pengobatan sementara jika ada keluhan. Namun jika
dalam 3 hari tidak ada perubahan akan dilakukan rujukan ke dokter umum ataupun spesialis. Pelayanannya-
pun semakin hari semakin inovatif. Ada bidan yang memberikan tambahan pelayanan dengan menjemput
pasien yang akan melahirkan. Tidak hanya sebatas itu, si pasien pun diantar pulang setelah proses
persalinan.
1. Persalinan
Pengguna layanan jasa praktek bidan swasta ini adalah ibu hamil, anak balita, wanita usia subur,
pasangan usia subur dan wanita-wanita yang mengalami masa menopause. Layanan yang paling sering
dibutuhkan adalah partus atau persalinan. Untuk pasien persalinan, pertama-tama biasanya dilakukan
anamnesa atau pertanyaan seputar nama dan umur pasien, kapan mulai dirasakan kencang-kencang,
kapan mens terakhir dan pemeriksaan BB/TB. Setelah itu dilakukan pemeriksaan umum seperti
pemeriksaan tensi, suhu, nadi dan dilihat keadaan umum ibu tersebut apakah dalam kondisi baik atau tidak.
Kemudian dilakukan analisa lengkap dan pemeriksaan obstetri terhadap kandungan tersebut lalu berlanjut
ke pemeriksaan dalam. Dan jika memang dirasa kehlahiran akan terjadi dilakukan pemeriksaan sekitar 4 jam
sekali jika pembukaan sudah diatas 4. Pemeriksaan sebelumnya juga harus dilakukan untuk pendeteksian
faktor resiko apakah termasuk kehamilan normal atau yang berisiko sehingga dapat dilakukan penanganan
untuk mengantisipasi.

2. Peralatan & Ruang Praktek


Usaha ini sebenarnya memerlukan peralatan pendukung yang cukup banyak. Peralatan yang digunakan
dalam praktek bidan swasta meliputi alat tensi, timbangan injak, timbangan bayi, metlin, dopler, lineks,
stetoskop, HB set, partus set, perlak, scoop, sarung tangan dan sepatu boot. Selain itu, peralatan yang tak
kalah pentingnya yang harus dimiliki adalah meja ginekologi, lampu sorot, sterilisator, kateter, tutup rambut,
kacamata, isap lendir, sungkup, penjepit tali pusar, haeting set, box bayi, inkubator, kamar VK atau kamar

11
persalinan dan kamar biasa serta harus dilengkapi dengan obat-obatan yang menunjang dan infus.
Untuk ruangan praktek, disarankan minimal mempunyai 4 ruang (kamar). Satu ruang difungsikan
sebagai kamar VK (kamar bersalin), satu ruang lagi untuk perawatan dan 2 buah ruang untuk dijadikan
kamar ibu hamil setelah bersalin. Hal penting yang harus diperhatikan adalah kelengkapan peralatan yang
menunjang untuk persalinan dan pemeriksaan ibu dan anak, sterilisasi akan peralatan tersebut dan
kebersihan akan 3B yakni bersih alat, bersih tempat dan bersih penolong.
3. Kendala
Kendala yang dirasakan dalam usaha praktek bidan swasta ini biasanya hanya seputar masalah teknis
persalinan. Salah satu contohnya adalah anjuran untuk belum saatnya mengejan tapi ternyata pasien tidak
mengindahkannya dan tetap mengejan. Tentu hal ini sangat merepotkan apabila bidan tidak terbiasa
menangani hal seperti itu. Selain kendala diatas, untuk jasa praktek bidan swasta yang berada di wilayah
pedesaan, kendala yang sering dirasakan adalah apabila ibu hamil tinggal di daerah pegunungan dan jalan
menuju daerah tersebut sulit dijangkau. dan hal ini memang sering terjadi, mengingat rata-rata kondisi jalan
daerah pedesaan tidak sebagus dan semudah di kota.
Untuk jam praktek, mereka bisa dibilang 24 jam penuh nonstop. Salah satu penyebabnya adalah proses
persalinan yang sering tidak bisa diperkirakan. Ini merupakan resiko jika mereka benar-benar terjun di usaha
ini.

12
BAB IV
PENUTUP

A. Simpulan

Entrepreneurship atau kewirausahaan, berasal dari entrepreneur  (wirausahawan, berasal dari


bahasa Perancis entreprende  yang berarti mengambil pekerjaan (to undertake). Konsep
mengenai entrepreneur adalah: the entrepreneur is one who undertakes to organize, manage, and
assume the risk of business.

Untuk menjadi nursepreneur yang sukses juga harus pintar untuk mengambil keputusan
disetiap peluang dan bekerja keras untuk mendapatkan sesuatu. Jadi yang terpenting dari
seorang Nursepreneur adalah inovasi dan keberanian untuk mengambil risiko serta siap bekerja
keras mencapai tujuan dengan optimis. Inilah yang membuat entreprenur selalu tampil dengan
gagasan – gagasan baru yang segar, melawan arus pemikiran orang banyak atau kreatif.

B. Saran

Seluruh perawat agar meningkatkan pemahamannya terhadap berbagai cara dan berkarya
dalam dunia kewirausahaan sehingga dapat dikembangkan dalam tatanan layanan keperawatan.
Diharapkan agar perawat bias menindak lanjuti inovasi inovasi agar lebih berkembang ,sebagai
dasar untuk pengembangan kedisiplinan dilingkungan keperawatan.

13
DAFTAR PUSTAKA

http://25071990.blogspot.co.id/2013/10/makalah-enterpreneurdankeperawatan.html?m=1
 Nugroho suharyadi.2007.kewirausahaan membangun usaha.jakarta:Salemba
http://bisnisukm.com/jasa-praktik-bidan-swasta.html

14
15
16

Anda mungkin juga menyukai