Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

UNSUR – UNSUR KEWIRAUSAHAAN DALAM KEPERAWATAN

DISUSUN OLEH

NAMA : YUSINTA DITUBUN


NIM : P07120219048
TINGKAT : III.A

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALUKU
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN TUAL
TAHUN AKADEMIK 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa


yang telah memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penyusunan
makalah ini dapat terselesaikan.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang membangun sangat
diharapkan untuk penyempurnaan pada tugas pembuatan berikutnya.
Semoga makalah ini dapat menambah wawasan pengetahuan
sehingga berguna bagi mahasiswa keperawatan secara umum.

Langgur,11 desember 2021


Penyusun
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL .................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................ 1
B. Tujuan ..................................................................................... 2
C. Batasan Masalah .................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN
A. Keperawatan ........................................................................... 4
B. Kewirausahaan ....................................................................... 7
C. Perawat Pengusaha.................................................................
14
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................. 17
B. Saran ...................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 18
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Munculnya persaingan dalam berwirausahaan merupakan hal yang
tidak dapat dihindari. Dengan adanya persaingan, maka wirausahaan
dihadapkan pada berbagai peluang baik ancaman baik yang berasal dari
luar dari dalam usaha yang akan memberikan penaruh yang sangat
cukup besar terhadap kelangsungan hidup usaha. Untuk itu sestiap
wirausahaan dituntut untuk selalu mengerti dan memahami apa yang
terjadi di pasar dan apa yang menjadi keinginan konsumen, serta
berbagai perubahan yang ada dilingkungan bisnis sehingga mampu
bersaing didunia bisnis lainnya dan berupaya untuk meminimalisi
kelemahan-kelemahan dan memaksimalkan kekuatan yang dimiliki.
Dengna demikian para wirausahaan ditutntut untuk memilih dan
menetapkan strategi yang dapat digunakan untuk menghadapi
persaingan. Strategi bersaing juga di butuhkan teknik atau cara-cara yang
akan dilakukan untuk pengembangan usaha.
Dalam berwirausahaan juga ada beberapa aspek yang menentukan
berhasil tidaknya suatu usaha yang dijalankan. Diantaranya aspek modal,
pengelolaan, maupun pemasaran. Modal dapat didapat dari berbagai
cara misalnya dengan modal yang kita punya sendiri maupun dengan
pinjam. Oleh karena itu dibutuhkan juga suatu kemitraan atau hubungan
sosial yang baik dalam berwirausahaan. Karena terkadang dalam
berwirausahaan kita tidak dapat memulainya sendiri baik karena
kekurangan uang, sumbser daya, maupun kreatifitas.
Peningkatan kewaspadaan masyarakat, kesadaran masyarakat akan
hak-haknya di muka hukum, terbukanya era pasar bebas, meningkatnya
persaingan nasional dan internasional, dan peningkatan kualitas
pendidikan dasar menjadi sebuah tantangan yang perlu dijawab oleh
dunia keperawatan. Orientasi bahwa sarjana keperawatan akan menjadi
perawat yang baik seharusnya sudah mulai ditinggalkan. Saat ini dunia
telah mulai bergerak ke arah Entrepreneurship, dimana setiap anak
bangsa harus memulai menjual kreatifitas dan kemampuan yang
dimilikinya. Tampaknya hal tersebut akan semakin sulit direalisasikan
oleh generasi keperawatan jika trends dunia tersebut tidak diikuti oleh
arahan penyelenggara pendidikan keperawatan dengan baik. Satu hal
yang sangat terlihat membedakan keperawatan dengan profesional
kesehatan lain saat ini adalah bahwa sampai dengan saat ini
keperawatan masih belum menemukan bentuk layanan pokok yang
hanya dapat dilakukan dan menjadi kewenangan perawat semata.
Entrepreneurship erat kaitannya dengan upaya mandiri untuk
menghasilkan uang tanpa harus banyak bergantung kepada pihak-pihak
tertentu. Mungkin pernyataan tersebut membuat sebagian orang berpikir
tentang perdagangan. Lebih dari itu, sebenarnya Entrepreneurship tidak
hanya berbicara soal penjual – pembeli, namun ke arah pengembangan
kreatifitas dalam membuka peluang baru untuk menciptakan lapangan
kerja sendiri, menjual ide baru, mengembangkan ide – ide dan peristiwa
sehari-hari, dan mengkombinasikan hal-hal biasa menjadi sesuatu yang
luar biasa dan memiliki selling point and value yang lebih tinggi dari
sebelumnya.
Selama ini rutinitas perawat di ruangan saat pasien telah selesai
diberikan tindakan dan asuhan kaperawatan, seringkali menggunakan
waktu luangnya untuk menyiapkan kasa dan kapas untuk disterilisasi,
menyiapkan set untuk perawatan klien harian dan hal-hal minor yang lain.
Boleh menjadi bayangan bagaimana jika contoh tersebut dikelola
sehingga bernilai jual. Contoh lainnya, saat ini penderita penyakit kronis
mengalami peningkatan dari segi kuantitas. Tentunya kondisi ini sedikit-
banyak jika dirawat di rumah sakit dalam jangka waktu lama akan
menurunkan kualitas manajemen rumah sakit dan cost inefective. Jika
peluang itu dapat ditangkap, maka seharusnya perawat mampu
meningkatkan peranannya di rumah sakit. Oleh karena itu,
pengembangan Entrepreneurship perlu ditanamkan agar kreatifitas
pelaku keperawatan dapat tumbuh dan menjadi nilai jual dan daya saing
tersendiri bagi pemiliknya kelak sebagai bekal memulai untuk terjun ke
dunia kerja.

B. Tujuan
Dengan makalah ini dapat memotivasi perawat untuk membuka
usaha sendiri dan perawat mampu mengetahui strategi yang harus
ditempuh dan mendapatkan hasil yang sesuai.

C. Masalah
Adapun yang menjadi fokus pembahasan dan batasan masalah dalam
penulisan makalah ini berupa :
1. Landasan teori yang memotivasi untuk menjadi nursepreneur ?
2. Perawat seperti apa yang diinginkan dan strategi apa yang harus
dilakukan ?
3. Apa saja unsur-unsur dalam kewirausahaan ?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Keperawatan.
Perawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang
merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang di dasarkan
ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio-spritual
yang komprehensif serta di tujukan kepada individu, keluarga, dan
masyarakat baik sakit maupun sehat yang mencakup seluruh siklus
kehidupan manusia (Lokakarya keperawatan Nasional 1986).
1. Ciri-ciri keperawatan ( Shortridge, ( 1985 ).
Adapun ciri-ciri keperawatan adalah sebagai berikut:
a. Berorientasi pada pelayanan masyarakat.
Hal ini berarti kepentingan masyarakat akan pelayanan
keperawatan ada diatas kepentingan pribadi agar kebutuhan klien
( individu, keluarga, dan masyarakat ) akan asuhan keperawatan
terpenuhi. Keperawatan merupakan suatu pelayanan sosial yang
esensial dank lien mempunyai hak menggunakan pelayanan
keperawatan dari perawat secara professional.
b. Pelayanan keperawatan yang diberikan didasarkan pada ilmu.
Hal ini berarti perawat harus mempunyai ilmu pengetahuan yang
kokoh sebagai dasar pemberian asuhan keperawatan. sebagai
suatu profesi, keperawatan mempunyai badan ilmu body of
knowledge yaitu ilmu terapan sebagai sintesa dari berbagai
disiplin ilmu.
Ciri utama pelayanan keperawatan didasari ilmu pengetahuan, bila
asuhan keperawatan dilakukan dengan menggunakan metode
pemecahan masalah yaitu proses keperawatan. meliputi pengkajian,
diagnose keperawatan, pelaksanaan, evaluasi. Manfaatnya adalah
menjamin efektifitas dan efisiensi asuhan keperawatan serta
menggambarkan tanggung jawab dan tanggung gugat perawat.
c. Adanya otonomi.
Artinya profesi keperawatan mempunyai kemandirian, wewenang,
dan tanggung jawab untuk mengatur kehidupan profesi,
mencakup otonomi dalam menetapkan standar baku
penyelenggara pendidikan, pelayanan keperawatan serta praktik
keperawatan dalam bentuk legislasi keperawatan. hal ini penting
artinya agar perkembangan profesi keperawatan terarah dan
terencana sehingga memudahkan proses evaluasi terhadap
kemajuan yang telah dicapai.
d. Memiliki kode etik.
Kode etik adalah seperangkat norma dan peraturan yang diyakini
oleh profesi dan menjadi pedoman dan acuan perawat dalam
melakukan aktifitas keperawatan sesuai kewenangan dan
tanggung jawab yang diembannya.
2. Landasan Prinsip-Prinsip Asuhan/Pelayanan dan Praktik Keperawatan.
a. Berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan.
Artinya, pelayanan keperawatan harus dilandasi dan
menggunakan ilmu keperawatan dan kiat keperawatan yang
mempelajari bentuk dan sebab tidak terpenuhinya kebutuhan
dasar manusia serta upaya perawatan dan penyembuhan. Kiat
keperawatan (Nursing Arts) lebih difokuskan pada kemampuan
perawat untuk memberikan asuhan keperawatan secara
komprehensif dengan sentuhan seni dalam arti menggunakan
kiat-kiaat tertentu dalam upaya memberikan kepuasan dan
kenyamanan pada klien.
b. Bersifat komprehensif.
Pelayanan keperawatan dikatakan bersifat komprehensif jika
asuhan keperawatan yang diberikan berifat menyeluruh meliputi
aspek biologi, psikologi, sosial dan spiritual.
c. Ditujukan kepada individu, keluarga dan masyarakat sehat
maupun sakit.
Sesuai dengan ilmu keperawatan yang melandasi praktek
keperawatan, asuhan keperawatan dapat diberikan kepada
individu pada institusi pelayanan kesehatan seperti puskesmas,
poliklinik, klinik keperawatan mandiri dan rumah sakit.
d. Merupakan bagian integral pelayanan kesehatan.
Pada hakekatnya pelayanan kesehatan meliputi pelayanan medis
(kedokteran), pelayanan keperawatan dan pelayanan penunjang
kesehatan ( gizi, farmasi, laboratorium, dsb). Sebagai bagian
integral pelayanan kesehatan, pelayanan keperawatan tidak dapat
dipisahkan dari pelayanan kesehatan lain. Hal ini bertujuan
pemberian asuhan keperwatan sejalan dengan tujuan pemberian
pelayanan kesehatan.
e. Mencakup siklus hidup manusia.
Artinya, asuhan keperawatan dapat diberikan kepada klien sejak
dalam kandungan sampai tutup usia. Yaitu sejak konsepsi
(pertemuan sperma dan ovum), setelah lahir (bayi), anak, remaja,
dewasa, usia lanjut sampai menjelang kematian.
3. Fokus Praktek Keperawatan Profesional.
Praktek keperawatan tidak boleh terlepas dari upaya kesehatan
masyarakat dunia dan sistem kesehatan nasional. focus utama
keperawatan saat ini adalah kesehatan masyarakat dengan target
populasi total. Manusia tidak hanya dipandang dari aspek fisik tetapi
manusia dipandang sebagai makhluk bio-psiko-sosio-spiritual. tujuan
praktek keperawatan sesuai yang dicanangkan WHO (1985) harus
diupayakan pada pencegahan primer, peningkatan kesehatan pasien,
keluarga dan masyarakat, perawatan diri dan peningkatan kepercayaan
diri. Praktik keperawatan meliputi empat area yang terkait dengan
kesehatan (Kozier, Erb,1990) :
a. Peningkatan kesehatan (Health Promotion).
Dalam kegiatan ini, perawat membantu masyarakat
mengembangkan sumber–sumber atau meningkatkan
kesejahteraan/kesehatan. Tujuannya adalah mencapai kesehatan
yang optimal, dengan contoh menjelaskan manfaat program latihan
bagi pasien.
b. Pemeliharaan kesehatan (Health Maintenance).
Perawat melakukan aktivitas untuk membantu masyarakat
mempertahankan status kesehatannya. Contoh kegiatan disini
adalah mengajarkan atau menganjurkan seseorang usia lanjut
melakukan latihan untuk mempertahankan kekuatan dan mobilitas
otot.
c. Pemulihan Kesehatan (Health restoration).
Perawat membantu pasien meningkatkan kesehatan setelah pasien
memiliki masalah kesehatan atau penyakit. Sebagai contoh adalah
mengajarkan pasien merawat luka atau membantu orang cacat
mempertahankan kekuatan fisik seoptimal yang dapat dilakukan.
d. Perawatan orang yang menjelang ajal.
Perawat memnerikan rasa nyaman dan merawat orang dalam
keadaan menjelang ajal. kegiatan dapat dilakukan dirumah sakit,
rumah, dan fasilitas kesehatan yang lain.

B. Enterpreneur/Kewirausahaan.
Entrepreneurship atau kewirausahaan, berasal dari entrepreneur
(wirausahawan) berasal dari bahasa Perancis entreprende yang berarti
mengambil pekerjaan (to undertake). Konsep mengenai entrepreneur
adalah: the entrepreneur is one who undertakes to organize, manage,
and assume the risk of business.
Kewirausahaan / Entrepreneurship adalah suatu kemampuan untuk
mengelola sesuatu yang ada pada diri kita untuk dimanfaatkan dan
ditingkatkan agar lebih optimal, sehingga dapat meningkatkan taraf hidup
kita.
Kewirausahaan juga berarti, proses menciptakan sesuatu yang berbeda
dengan mengabdikan seluruh waktu dan tenaganya disertai dengan
menanggung risiko keuangan, kejiwaan, sosial dan menerima balas jasa
dalam bentuk uang dan kepuasan pribadinya.
Ada kerancuan istilah antara entrepreneurship, intrapreneurship,
entrepreurial dan entrepreneur yaitu:
1. Entrepreneurship adalah jiwa kewirausahaan yang dibangun untuk
menjembatani antara ilmu dengan kemampuan pasar.
Entrepreneurship meliputi pembentukan perusahaan baru, aktivitas
kewirausahaan juga kemampuan manajerial yang dibutuhkan seorang
entrepreneur.
2. Intrapreneurship didefinisikan sebagai kewirausahaan yang terjadi di
dalam organisasi yang merupakan jembatan kesenjangan antara ilmu
dengan keinginan pasar.
3. Entrepreneur didefinisikan sebagai seseorang yang membawa sumber
daya berupa tenaga kerja, material, dan aset lainnya pada suatu
kombinasi yang menambahkan nilai yang lebih besar dari pada
sebelumnya, dan juga dilekatkan pada orang yang membawa
perubahan, inovasi dan aturan baru.
4. Entrepreurial adalah kegiatan dalam menjalankan usaha atau
berwirausaha.

Kewirausahaan mengacu pada perilaku yang meliputi:


1. Pengambilan inisiatif
2. Mengorganisasi dan reorganisasi mekanisme sosial dan ekonomi
untuk mengubah sumber daya dan situasi pada perhitungan praktis.
3. Penerimaan terhadap resiko dan kegagalan.

Kewirausahaan meliputi proses yang dinamis sehingga dengan


demikian timbulpengertian baru dalam kewirausahaan yakni sebuah
proses mengkreasikan dengan menambahkan nilai sesuatu yang dicapai
melalui usaha keras dan waktu yang tepat dengan memperkirakan dana
pendukung, fisik, dan resiko sosial, dan akan menerima reward yang
berupa keuangan dan kepuasan serta kemandirian personal. Melalui
pengertian tersebut, terdapat empat hal yang dimiliki oleh seorang
wirausahawan yaitu:
1. Proses berkreasi yakni mengkreasikan sesuatu yang baru dengan
menambahkan nilainya. Pertambahan nilai ini tidak hanya diakui
oleh wirausahawan semata namun juga audiens yang akan
menggunakan hasil kreasi tersebut.
2. Komitmen yang tinggi terhadap penggunaan waktu dan usaha yang
diberikan. Semakin besar fokus dan perhatian yang diberikan dalam
usaha ini maka akan mendukung proses kreasi yang akan timbul
dalam kewirausahaan.
3. Memperkirakan resiko yang mungkin terjadi, dalam hal ini resiko
yang mugkin terjadi pada resiko keuangan, fisik dan resiko sosial.
4. Memperoleh reward, dalam hal ini reward terpenting adalah
independensi atau kebebasan yang diikuti dengan kepuasan
pribadi. Sedangkan reeward berupa uang biasanya dianggap
sebagai suatu bentuk derajat kesuksesan usahanya.

1. Pendidikan Kewirausahaan.
Anggapan lama mengatakan “ Entrepreneurship are born not made”
sehingga kewirausahaan tidak dapat dipelajari atau diajarkan.
Sementara anggapan sekarang “ Entrepreneurship are not only born
also made”. Sehingga kewirausahaan tidak hanya bakat bawaan sejak
lahir atau urusan pengalaman di lapangan saja, tetapi merupakan
disiplin ilmu yang dapat dipelajari.
Transformasi pengetahuan kewirausahaan telah berkembang pada
akhir-akhir ini. Pendidikan dan pelatihan kewirausahaan tumbuh pesat.
Mata kuliah kewirausahaan diberikan dalam bentuk kuliah umum
ataupun bentuk konsentrasi program studi. Kewirausahaan merupakan
disiplin ilmu tersendiri karena berisi:
a. Body of knowledge yang utuh dan nyata, ada objek, konsep dan
modelnya.
b. Kewirausahaan memiliki dua konsep, posisi venture start up dan
venture growth, tidak memisahkan antara manajemen dan
kepemilikan usaha.
c. Merupakan disiplin ilmu yang memiliki objek tersendiri, yaitu
kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda.
d. Merupakan alat untuk menciptakan pemerataan usaha dan
pendapatan atau kesejahteraan rakyat yang adil dan makmur.
e. Kewirausahaan telah dijadikan kompetensi inti dalam menciptakan
perubahan, perbaharuan dan kemajuan.
f. Objek studi kewirausahaan adalah kemampuan merumuskan
bertujuan hidup, memotivasi diri, berinisiatif, membentuk modal,
mengatur waktu, dan membiasakan diri untuk belajar dari
pengalaman.
g. Kewirausahaan pada hakikatnya adalah sifat, ciri dan watak
seseorang yang memiliki kemampuan dalam mewujudkan gagasan
inovatif ke dalam dunia nyata secara kreatif.

2. Motovasi Berwirausahaa.
Teori 3 kebutuhan David McClelland:
N’Ach, need for achievment, wirausaha yang memiliki motivasi ini
selalu ingin berprestasi/ meraih yang terbaik, umumnya memiliki ciri-
ciri:
a. Ingin mengatasi sendiri kesulitan-kesulitan dan persoalan-
persoalan yang timbul pada dirinya.
b. Selalu memerlukan umpan balik yang segera untuk dapat
mengukur keberhasilan atau kegagalan.
c. Memiliki tanggung jawab personal yang tinggi.
d. Berani menghadapi resiko dengan penuh tantangan.
e. Menyukai tantangan dan melihat tantangan secara seimbang.
N’Pow, need for power, yaitu hasrat untuk mempengaruhi,
mengendalikan dan menguasai orang lain. Ciri umum adalah senang
bersaing, berorientasi pada status dan menguasai orang lain.
N’Aff, need for affilitation, yaitu hasrat untuk dapat diterima dan
disukai oleh orang lain. Wirausaha yang berfiliasi tinggi lebih menyukai
persahabatan, bekerjasama, dan saling pengertian.

3. Prinsip-prinsip Kewirausahaan.
a. Prinsip Wirausaha I.
Kekuatan yang mendorong kesuksesan perusahaan strart up terdiri
dari tiga macam: peluang, tim dan sumber daya. Proses kewirausahaan
diawali bukan dari ketersediaan uang, strategi, network, tim ataupun
rencana bisnis, melainkan dari adanya peluang. Peluang yang
berpotensi tinggi terkadang memiliki kekuatan yang jauh lebih besar dari
pada ketersediaan sumbe daya atau tim pada saat itu. Peran
entrepreneur dan tim adalah menjaga keseimbangan antara tiga
kekuatan tersebut dalam lingkungan yang terus berubah. Ketidakpastian
dan resiko menjadi teman sejati para entrepreneur.
Adanya keseimbangan akan membantu entrepreneur dalam
mencapai keberlanjutan atau sustanbility perusahaan tanpa harus
merusak lingkungan, komunitas atau masyarakat. Rencana bisnis
berfungsi sebagai komunikator kualitas dan keseimbangan kekuatan
pada saat tertentu.
b. Prinsip Wirausaha II.
Dunia kewirausahaan bersifat dinamis, cair, ambigu, dan chaos.
Perubahan yang konstan terjadi menyebabkan dunia kewirausahaan
berkaitan erat dengan paradoks.
1. Untuk bisa sukses, jangan takut untuk gagal.
Kasus yang biasanya terjadi adalah jika perusahaan pertama gagal,
entrepreneur belajar dari pengalaman dan kemudian membentuk
perusahaan lagi yang ternyata sangat sukses di masa depan.
2. Rencana bisnis akan cepat menjadi uang.
Kondisi persaingan, teknologi, dan pasar yang sangat dinamis
menyebabkan kita kesulitan untuk mengetahui semua kondisi
kompetisi. Hasilnya adalah rencana bisnis cepat menjadi uang begitu
ia selesai dicetak. Entrepreuneur harus melatih kebiasaan berencana
dan bereaksi secara cepat, mengkombinasikan logika dan intuisi
sampai kebiasaan ini menjadi sesuatu yang refleks.
3. Agar kreativitas dan inovasi berhasil, harus ada disiplin ilmu yang
mengimbangi.
Penemuan- penemuan produk harus dibarengi dengan ilmu
mengenai komersialiasi teknologi atau produk, jika tidak, maka
penemuan ini tidak akan mampu memberikan nilai tambah bagi
perusahaan dan masyarakat.

4. Unsur-unsur Kewirausahaan.
Beberapa unsur penting dalam kewirausahaan yang saling terkait
satu dengan lainnya:
1. Daya pikir
Tingkat penalaran (reasoning) atau kemampuan berpikir yang dimiliki
oleh seseorang dicirikan oleh daya pikir, pengetahuan, kepandaian,
intelektual atau unsur kognisi. Kemampuan inilah yang membedakan
manusia dengan hewan, bahkan kemampuan ini pula yang
membedakan daya kreatifitas seseorang maupun bangsa yang
menyebabkan perbedaan kemakmuran dan kejayaan bangsa.
2. Ketrampilan
Keterampilan merupakan tindakan raga terutama tangan dan kaki
untuk melaksanakan sesuatu kerja dan dari kerja tersebut baru akan
terwujud hasil karya. Berbagai macam hasil karya telah lahir dari
orang-orang yang mempunyai keterampilan. Keterampilan,
sebagaimana halnya pengetahuan dapat ditingkatkan. Beberapa
cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan keterampilan adalah
sebagai berikut:
a. Rajin dan tekun melakukan latihan mengerjakan sesuatu yang
ingin diterampilkan.
b. Melakukan latihan dengan teratur, tetib dan bergairah.
c. Selalu berusaha untuk dapat melakukan lebih baik lagi dari pada
kemarin.
d. Selalu berusaha untuk menemukan cara kerja yang paling baik
dan efisien.
e. Berusaha kuat untuk menghasilkan karya yang terbaik.
f. Harus mampu bekerja dengan “ zero mistake “.
g. Rajin mengikuti berbagai pelatihan keterampilan.
3. Sikap mental.
Seseorang mungkin saja mempunyai otak yang cerdas dan
keterampilan tinggi, namun jika ia malas, lamban, tidak mempunyai
keberanian, dan apalagi ceroboh, tentulah hal itu tidak menjamin
untuk dapat sukses. Sukses dapat dipakai jika pemikiran,
keterampilan dan sikap mental maju digabungkan. Sikap mental
maju ini meliputi: keteladanan, keluhuran, keberanian, penuh
tanggung jawab, jujur, berjiwa besar dan mandiri. Jika ditelusuri lebih
dalam, akan semakin jelas bahwa kesuksesan seseorang, kemajuan
suatu bangsa disebabkan seseorang maupun bangsa tersebut
memiliki sikap mental maju, daya penalaran dan keterampilan yang
tinggi.
4. Intuisi.
Sebenarnya ada faktor lain selain kecerdasan penalaran,
keterampilan dan sikap mental yang berpengaruh atas sukses
seseorang, yaitu daya intuisinya. Daya intuisi adalah daya ramal atau
dikenal juga dengan feeling seseorang yang sulit digambarkan
apakah itu hasil pemikiran atau khayalan. Jika seseorang merasakan
bahwa apa yang akan dilakukan itu benar dan akan membawa
keuntungan, maka sering apa yang semula hanya dirasakan itu
kemudian setelah diperjuangkan terbukti benar adanya.
Intuisi ialah pandangan batiniah yang serta merta tembus
mengenai suatu peristiwa atau kebenaran, tanpa perurutan pikiran,
seperti ilham. Ilham adalah penyampaian suatu makna, pikiran atau
hakikat di dalam jiwa atau hati secara melimpah. Maksudnya Allah SWT
menciptakan padanya ilmu dharuri yang ia tidak dapat menolaknya,
yaitu bukan dengan cara dipelajari akan tetapi dilimpahkan ke dalam
jiwanya bukan karena kemauannya. Allah berfirman di dalam Al-Qur’an
QS. Asy-Syams 7-8. Intuition atau intuisi dalam kamus diartikan
sebagai ”suara hati” pengetahuan tentang sesuatu tanpa memikirkan
atau mempelajarinya”. Pengertian yang mendalam mengenai intuisi
masih terus diperdebatkan. Ada yang menyatakan bahwa intuisi adalah
saat dimana ada ”sumber yang lebih tinggi” yang memberikan input
pada kesadaran kita secara tiba-tiba saja. Dan pendapat lain
mengatakan bahwa intuisi adalah kemampuan kita untuk secara tidak
sadar mendownload atau mengambil data atau info yang selalu tersedia
di unconscious mind/pikiran bawah sadar kita. Ada juga yang
berpendapat bahwa itu adalah kemampuan telepati tanpa sadar antara
seseorang dengan orang lain ditempat yang berjauhan. Mungkin
perbedaan pendapat ini akan berlanjut terus.
Intuisi adalah pengetahuan yang bergerak antara rasional dan
literal. Untuk memahaminya, tidak cukup hanya menggunakan kategori
akal logika saja. Dalam kehidupan sehari-hari, istilah batin, firasat atau
intuisi, tentu sudah tidak asing lagi bagi kita. Istilah tersebut
diterjemahkan dalam berbagai makna. Tapi yang pasti, intuisi adalah
keadaan dimana seseorang merasakan akan terjadinya suatu peristiwa
sebelum peristiwa itu benar-benar terjadi, entah itu peristiwa baik
ataupun buruk.
Banyak usahawan yang sukses karena memiliki kewaspadaan
khususnya daya intuisi yang kuat. Daya ini memang sulit dijelaskan
karena seolah-olah menyatu dengan pikiran, jiwa dan perasaan
seseorang. Karena intuisi hanyalah sesuatu yang abstrak, maka
haruslah ada tindakan untuk dapat mewujudkan apa yang dirasakan itu
menjadi kenyataan.
Gabungan empat unsur di atas yang menentukan seseorang maju
atau terbelakang, kaya atau miskin, berjaya atau sengsara. Jadi
tantangan terletak pada upaya mengembangkan empat unsur tersebut
secara serentak dan harmonis, sehingga mampu membawa seseorang
menjadi orang yang maju.

C. Perawat Pengusaha.
Isu kesejahteraan perawat saat ini masih gencar dihembuskan
selain isu profesionalisme. Kesejahteraan perawat yang berbanding lurus
dengan gaji perawat konon berbanding terbalik dengan beban kerja
perawat. Mengharapkan pemerintah untuk melihat hal itu, rasanya tidak
mungkin tampak pada ketidakjelasan RUU Keperawatan karena saat ini
perawat di Indonesia masih belum memiliki bargaining position di mata
pemerintah.
Salah satu solusi yang bisa diambil untuk mem-backup
kesejahteraan perawat tanpa perlu menggantungkan pada gaji dari
pemerintah bagi perawat yang bekerja sebagai PNS adalah dengan
menjadi nurpreseneur (Perawat Pengusaha). Konsep nurpreseneur sudah
lama muncul dalam dunia keperawatan. Namun, di Indonesia konsep ini
belum begitu familiar. nurpreseneur (Perawat Pengusaha) berasal dari
kata Nurse dan Entrepreneur yang jika diartikan secara harfiah adalah
perawat pengusaha atau perawat pebisnis.
Secara konseptual Nursepreneur termasuk dalam pengembangan
karir dari peran dan fungsi perawat. pengembngan karir tersebut dapat
menjadi pengelola klinik atau sarana kesehatan lainnya. Misalnya
manager spa, manager fisioterapi, manager Nursing Center, manager
Balai kesehatan swasta, pemilik massage dan refleksi, meskipun dalam
pelaksanaan teknisnya banyak melibatkan profesi lain sebagai pelaksana,
dalam hal ini perawat dapat bertindak sebagai pemilik modal, penggagas
ide, pemilik saham, atau owner yang akan menggaji karyawannya. Selain
peran tersebut perawat juga dapat melakukan penelitian-penelitian,
sebagai contoh adanya tim riset yang meneliti perawatan luka, cara ganti
balutan efektif, kompres modern, terapi modalitas, tehnik relaksasi dsb.
Masalah penelitian direkomendasikan dari Rumah sakit atau intistusi
kesehatan yang membutuhkan solusi. Misalnya kenapa kunjungan ke RS
tertentu sangat rendah, maka perawat manajemen akan melakukan riset
yang didanai rumah sakit yang bersangkutan, termasuk riset kepuasan
klien.
Disamping peran-peran di atas perawat dapat juga bergerak dalam
bidang pendidikan atau menyediakan pelatihan-pelatihan atau sebagai
konsultan. Misalnya pelatihan baby siter, pelatihan perawat lansia,
perawat anak di rumah atau perawat yang akan mendampingi klien saat
ibadah haji.
Ada satu hal yang sangat menarik dari konsep nursepreseneur ini,
yaitu untukmenjadi perawat pengusaha atau perawat pebisnis kita hanya
perlu 5 langkah. Uniknya 5 langkah ini sangat sering dilakukan oleh
perawat. 5 langkah itu adalah bagian dari proses keperawatan yang terdiri
dari pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi, dan evaluasi. Jika
dikaitkan dengan nursepreseneur, proses keperawatan itu akan menjadi 5
langkah awal untuk menjadi perawat pengusaha atau perawat pebisnis,
yaitu :
1. Pengkajian.
Langkah pertama untuk memulai berbisnis adalah kita melakukan
pengkajian.Masalah adalah hal pertama yang kita ingin dapatkan dari
prosespengkajian. Maka untuk memulai bisnis, kita harus mengetahui
masalah apa yang terjadi. Saat ini yang paling berkuasa dalam dunia
bisnis adalah pasar (market). Maka pengkajian yang kita lakukan
untuk memulai berbisnis adalah mengkaji kebutuhan pasar.
2. Diagnosa.
Langkah kedua setelah melakukan pengkajian adalah menetapkan
diagnosa. Dalam dunia bisnis, setelah kita mengetahui kebutuhan
pasar maka yang selanjutnya dilakukan adalah memetakan potensi
yang bisa kita masuki untuk menjawab kebutuhan pasar. Pemetaan
potensi itu dalam langkah ini adalah tahap diagnosa.
3. Perencanaan.
Setelah kita mengetahui potensi pasar yang bisa kita masuki, maka
langkah selanjutya adalah menyusun rencana untuk bisa masuk
kedalam pasar yang sesungguhnya. Tahap perencaan ini merupakan
tahap ketika kita harus memiliki konsep usaha yang jelas dan detail.
4. Implementasi
Langkah ini adalah tahap bagi kita untuk take action. Konsep usaha
yang jelas harus diwujudkan dalam bentuk nyata. Tahap ini
merupakan tahap yang paling inti dalam proses berbisnis dan tentu
saja merupakan tahap yang paling sulit. Semua orang bisa punya ide,
namun tidak semua orang berani take action.

5. Evaluasi.
Dalam sistem apapun, evaluasi merupakan bagian penting dan tidak
boleh terlupakan. Dari evaluasi ini, kita bisa mengetahui apakah
implementasi yang kita lakukan berhasil atau tidak. Sama dalam dunia
bisnis, evaluasi akan memberikan gambaran kepada kita apakah
konsep yang sudah kita jalankan berhasil atau tidak. Jika berhasil,
maka kita bisa lakukan peningkatan, namun jika tidak, perubahan
rencana dan strategi bisa dilakukan.
Jadi yang terpenting dari seorang Nursepreneur adalah inovasi
dan keberanian untuk mengambil risiko serta siap bekerja keras
mencapai tujuan dengan optimis. Inilah yang membuat entreprenur
selalu tampil dengan gagasan–gagasan baru yang segar, melawan arus
pemikiran orang banyak atau kreatif.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Entrepreneurship atau kewirausahaan, berasal dari entrepreneur
(wirausahawan, berasal dari bahasa Perancis entreprende yang berarti
mengambil pekerjaan (to undertake). Konsep mengenai entrepreneur
adalah: the entrepreneur is one who undertakes to organize, manage,
and assume the risk of business.
Untuk menjadi nursepreneur yang sukses juga harus pintar untuk
mengambil keputusan disetiap peluang dan bekerja keras untuk
mendapatkan sesuatu. Jadi yang terpenting dari seorang Nursepreneur
adalah inovasi dan keberanian untuk mengambil risiko serta siap bekerja
keras mencapai tujuan dengan optimis. Inilah yang membuat entreprenur
selalu tampil dengan gagasan–gagasan baru yang segar, melawan arus
pemikiran orang banyak atau kreatif.
B. Saran
Bagi para mahasiswa, dosen ataupun pembaca yang
menemukan kesalahan dan kekurangan dalam penulisan makalah ini.
Maka kritik, saran serta masukan dari kalian adalah masukan yang
sangat berharga untuk perbaikan selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Alma B. Kewirausahaan untuk mahasiswa dan umum. Edisi keempatbelas,


Bandung:ALFABETA;2009.
Hanggara, M.W. 2016. Kewirausahaan. Waringin Timur: Akademi Keperawatan.
Hisrich, R.D., Peters, M.P & Sheperd, D.A. 2008. Entrepreneurship. Mc Graw Hill
International Edition.

Anda mungkin juga menyukai