Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH KONSEP DASAR KEPERAWATAN

INOVASI DALAM PEMBERIAN


KEPERAWATAN

Dosen Pengampu: Epi Saptaningrum, Skep., Ns, Mkes

Disusun Oleh:
Aulia Dwi Ardita
P1337420423115

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN BLORA


POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya haturkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya bisa menyelesaikan makalah tentang
"Inovasi Dalam Pemberian Keperawatan".
Tidak lupa juga saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah turut memberikan kontribusi dalam penyusunan makalah ini. Tentunya,
tidak akan bisa maksimal jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.
Sebagai penyusun, saya menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik
dari penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam makalah ini. Oleh
karena itu, saya dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar
saya dapat memperbaiki makalah ini.
Saya berharap semoga makalah yang saya susun ini memberikan manfaat
dan juga inspirasi untuk pembaca.

Agustus, 2023

Penulis
DAFTAR ISI

JUDUL...................................................................................................................i
KATA PENGANTAR..........................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................1-2
1.2 Rumusan Masalah................................................................................2
1.3 Tujuan...................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................4
2.1 Pengembangan Model Asuhan Keperawatan....................................4-5
2.2 Pentingnya Inovasi dalam Keperawatan...............................................5
2.3 Mengapa Keperawatan dipersiapkan untuk Inovasi.............................5
2.4 Inovasi dalam perawatan digital........................................................5-6
BAB III PENUTUP..............................................................................................7
3.1 Kesimpulan...........................................................................................7
3.2 Saran.....................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................8
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Era globalisasi telah menciptakan tantangan bagi semua jenis industri untuk
berkompetisi, termasuk industri dibidang layanan kesehatan. Seiring dengan meningkatnya
pendapatan masyarakat maka kebutuhan akan layanan kesehatan yang prima semakin
meningkat, ini mendorong tumbuhnya rumah sakit baru dengan pesat untuk memenuhi
kebutuhan pelanggan. Wiku adisasmito (2009) menyatakan bahwa layanan kesehatan
sudah menjadi industri yang menguntungkan dan menarik investor untuk menanamkan
modalnya. Pertumbuhan rumah sakit menimbulkan kompetisi (competition) yang semakin
ketat dan pelanggan (customer) semakin mempunyai pilihan yang selektif, dan ini
merupakan tantangan yang akan mempengaruhi keberlanjutan organisasi. Tantangan
seperti ini menghadapkan para pelaku pelayanan kesehatan khususnya rumah sakit baik
pihak pemerintah maupun swasta pada dua pilihan, yaitu masuk dalam arena kompetisi
dengan melakukan perubahan dan perbaikan atau keluar arena kompetisi tanpa dibebani
perubahan dan perbaikan. Oleh karena itu diperlukan alternatif strategi bersaing yang tepat
agar rumah sakit mampu bersaing dengan kompetitor lainnya. Kondisi lingkungan usaha
demikian mengharuskan rumah sakit meningkatan kualitas dan mutu layanan agar tetap
sukses, baik ditingkat operasional, manajerial maupun strategi.
Munculnya Rumah Sakit baru dan makin berkembangnya Rumah Sakit Swasta
menyebabkan pengguna rumah sakit makin mempunyai banyak pilihan. Kondisi ini
menimbulkan adanya persaingan antar Rumah Sakit Swasta dan antara 2 Rumah Sakit
Swasta dengan Rumah Sakit Pemerintah. Rumah Sakit harus mempertahankan customers
(pasien) dan merebut customers pesaing. Rumah Sakit yang tidak melakukan inovasi-
inovasi baru dan tidak meningkatkan mutu pelayanan akan ditinggalkan masyarakat
pengguna jasa (Riadi , 2012).
Sumber Daya Manusia (SDM) Kesehatan dipandang sebagai komponen kunci untuk
menggerakkan pembangunan kesehatan, yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran,
kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
yang optimal. Secara keseluruhan jumlah tenaga di RSUD Sumbawa mencapai 497 orang,
yang terdiri dari PNS 283 orang dan Non PNS 214 orang. Dari 497 orang SDM yang
dimiliki oleh RSUD Sumbawa Besar jumlah yang paling besar adalah tenaga perawat yang
mencapai 190 orang, terdiri dari 111 tenaga perawat PNS dan 79 perawat Non PNS. Jumlah
perawat yang banyak adalah suatu hal wajar mengingat pentingnya peran perawat dalam 3
melakukan penanganan bagi pasien, karena perawat yang akan lebih banyak berinteraksi
dengan pasien khususnya pasien rawatinap.
Keperawatan merupakan bagian integral dari pelayanan/asuhan kesehatan harus
mengikuti perkembangan pasar global. Oleh karena itu tantangan utama saat ini dan masa
mendatang adalah meningkatkan daya saing dan keunggulan kompetitif di sektor
keperawatan. Seiring dengan hal tersebut diperlukan Standar Kompetensi Keperawatan
yang disusun dengan memperhatikan kebutuhan Masyarakat. Dalam Undang-Undang No.
38 tahun 2014 tentang keperawatan, dijelaskan bahwa salah satu tugas perawat adalah
pemberi asuhan keperawatan. Asuhan Keperawatan (caring) adalah rangkaian interaksi
perawat dengan klien dan lingkungan untuk mencapai tujuan pemenuhan kebutuhan dan
kemandirian klien dalam merawat dirinya,(Watson,2009). Dalam pemberian asuhan
keperawatan perawat berwenang untuk melakukan pengkajian keperawatan secara holistik,
menetapkan diagnosa keperawatan, merencanakan tindakan keperawatan, melaksanakan
tindakan keperawatan, mengevaluasi tindakan keperawatan, melakukan rujukan, memberi
tindakan pada keadaan gawat darurat sesuai dengan kompetensi, memberikan konsultasi
keperawatan dan berkolaborasi dengan dokter, melakukan penyuluhan kesehatan dan
konseling, melakukan penatalaksanaan pemberian obat kepada klien sesuai dengan resep
tenaga medis atau obat bebas dan obat bebas terbatas.
Perawat sebagai salah satu tenaga kesehatan yang berperan aktif dalam merawat pasien
memiliki kontribusi yang besar dalam meningkatkan mutu pelayana n kesehatan dengan
memanfaatkan teknologi informasi. Dengan menggunakan suatu teknologi informasi
diharapakan pelayanan akan lebih praktis dan mudah bagi pasien dan juga perawat.
Perawat sebagai bagian dari organisasi rumah sakit dituntut untuk memberikan partisipasi
lebih diluar kemampuan medis yang dimiliki demi tercapainya tujuan organisasi secara
maksimal. Perawat dituntut untuk terus meningkatkan pengetahuan yang dimilikinya baik
dalam bidang keperawatan maupun bidang lain yang mendukung dalam pelaksanaan tugas
sebagai seorang perawat profesional. Perawat profesional harus bisa menjalankan tugas
sebagai pelaksana keperawatan, pengelola, pendidik serta peneliti sesuai dengan
kompetensi standar keperawatan. Untuk dapat menjadi seorang pendidik kesehatan yang
baik, perawat tentunya harus memiliki strategi dan inovasi agar pesan kesehatan yang
ditujukan kepada pasien, keluarga pasien ataupun tim kesehatan lainnya dapat diterima
secara efektif.

1.2 Rumusan Masalah


1. Inovasi apa saja yang telah dikembangkan serta diterapkan oleh perawat-perawat dalam
pengembangan model asuhan keperawatan?
2. Mengapa inovasi penting dalam keperawatan?
3. Bagaimana perawat bisa menjadi inovator?
4. Bagaimana inovasi dalam perawatan digital dapat meningkatkan kualitas layanan
keperawatan?

1.3 Tujuan
Tujuan dibuatnya makalah ini adalah untuk membahas pentingnya inovasi dalam
memberikan pelayanan keperawatan, serta untuk meningkatkan layanan kesehatan dimana
dibutuhkan perawat yang mampu terus berinovasi.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengembangan Model Asuhan Keperawatan


Pelayanan keperawatan mempunyai kesempatan untuk memberikan kontribusi yang
lebih besar dalam pelayanan kesehatan kepada klien. Reformasi pelayanan kesehatan
memberikan kesempatan pada perawat untuk memperluas mengembangkan konsep-
konsep dan model keperawatan agar pelayanan keperawatan yang diberikan lebih
berkualitas dan lebih baik, sehingga menjamin hasil yang lebih sehat bagi klien dan
keluarganya.
Berbagai inovasi telah di kembangkan oleh perawat-perawat dan konsep dan teori
keperawatan dan telah diterapkan pada tatanan klinik keperawatan dalam bentuk
pengembangan model asuhan keperawatan, seperti pengembangan manejemen asuhan
keperawatan terpadu, manajemen kasus, menejemen asuhan keperawatan yang berfokus
pada klien, metode fungsional, metode keperawatan tim, dan metode keperawatan primer.
1. Asuhan Terpadu
Asuhan terpadu adalah sistem pelayanan kesehatan yang bertujuan memberikan
asuhan yang efektif-biaya dan berkualitas yang berfokus pada penurunan biaya dan
perbaikan hasil untuk kelompok klien. Perawatan klien direncanakan secara cermat
sejak kontak awal hingga penetapan kesimpulan masalah keperawatan tertentu. Dalam
asuhan terpadu penyedia layanan keperawatan dan institusi kesehatan berkolaborasi
memberikan asuhan yang paling tepat dan paling efektif dengan biaya serendah
mungkin.
2. Manajemen Kasus
Menajemen kasus menggambarkan serangkaian model yang digunakan untuk
mengintegrasikan layanan kesehatan bagi individu atau kelompok. Secara umum
manajemen kasus melibatkan tim multidisiplin yang mengemban tanggungjawab
kolaboratif untjuk menrencanakan, mengkaji kebutuhan dan mengoordinasi,
mengimplementasi dan mengevaluasi perawatan untuk sekelompok klien sejak
pertama kali masuk rumah sakit sampai pulang atau pindah dan saat pemulihan.
3. Perawatan yang Berfokus pada Klien
Perawatan yang berfokus pada klien adalah model pemberian pelayanan
keperawatan dengan memberikan semua layanan dan penyedia layanan kepada klien.
4. Metode Kasus
Metode kasus juga disebut perawatan total, adalah salah satu model
keperawatam yang dikembangkan paling awal. Metode ini berpusat pada klien, satu
orang perawat ditugaskan dan bertanggung jawab memberikan asuhan yang
komprehensif terhadap sekelompok klien selama satu sief (8–12 jam). Untuk tiap klien,
perawat mengkaji kebutuhan, membuat rencana asuhan, merumuskan diagnosa,
mengimplementasikan asuhan dan mengevaluasi efektivitas asuhan. Dalam metode ini
seorang klien memiliki kontak yang konsisten dengan satu perawat selama satu sief,
tetapi dapat memiliki perawat yang berbeda pada sief yang lain.
5. Metode Fungsional
Metode keperawatan yang berfokus pada penyelesaian tugs (misal merapikan
tempat tidur, menyuntik, dan mengukur tanda-tanda vital). Sistem pedekatan metode
ini, perawat dengan bekal pendidikan sedikit/rendah lebih sedikit dibanding perawat
profesional. Metode ini berlandaskan pada model produksi dan efesiensi yang
memberikan wewenang dan tanggungjawab terhadap seseorang yang memberi tugas.
6. Keperawatan Tim
Keperawatan tim adalah pemberian asuhan keperawatan perorangan untuk klien oleh
tim yang dipimpin oleh seorang perawat profesional. Tim keperawatan terdiri dari Ns,
perawat praktik yang memiliki izin. Tim ini bertanggung jawab memberikan asuhan
keperawatan yang terkoordinasi kepada sekelompok klien.
7. Keperawatan Primer
Keperawatan primer adalah sistem yang didalamnya perawat bertanggung
jawab atas perawatan total sejumlah klien selama 24 jam sehari, 7 hari seminggu.
Metode ini adalah metode pemberian asuhan yang komprehensif, individual dan
konsisten. Keperawatan primer menggunakan pengetahuan teknis dan keterampilan
manajemen keperawatan. Perawat primer mengkaji dan memprioritaskan kebutuhan
tiap-tiap klien, dan megidentifikasi diagnosa keperawatan, menyusun rencana asuhan
bersama klien, dan mengevaluasi efektivitas asuhan.

2.2 Pentingnya Inovasi dalam Keperawatan

Sebagaimana dibuktikan oleh pandemi COVID-19, pendekatan baru terhadap


perawatan pasien sangatlah penting. Inovator perawat tidak hanya harus
mengoptimalkan dan terkadang mengubah alur kerja mereka, namun mereka juga
harus mengeksplorasi dan menerapkan perawatan dan protokol baru.

Di luar keadaan yang dapat meringankan seperti pandemi, inovasi keperawatan


dapat memberikan banyak manfaat, termasuk pendidikan, pencegahan penyakit, dan
penurunan angka kematian pasien.

2.3 Mengapa Keperawatan dipersiapkan untuk Inovasi

Jika keperawatan mempunyai tipe, maka ia adalah kepribadian yang sungguh-


sungguh dengan sifat mandiri yang kuat. Keperawatan difokuskan pada kesejahteraan
mental, fisik dan psikososial pasien. Inovasi diperlukan untuk meningkatkan kualitas
layanan pasien dan memberikan hasil layanan kesehatan dengan cara yang efisien,
praktis, dan hemat biaya.

2.4 Inovasi dalam perawatan digital

Transformasi digital pada layanan kesehatan di Indonesia menjadi sebuah


kebutuhan karena sekarang adalah era yang serba praktis, cepat, dan akurat. Sistem
digitalisasi dapat menjadi andalan bagi tenaga medis untuk mempermudah proses
pendaftaran, melakukan pencatatan medis, cek lab, treatment kesehatan untuk pasien,
dan lainnya.
Inovasi dan Digitalisasi Layanan di Fasilitas Kesehatan Di era yang serba digital
seperti sekarang, rumah sakit perlu terus melakukan inovasi agar layanan kesehatan
makin mudah dijangkau dan diakses oleh pasien di mana pun berada. Kondisi seperti
ini juga menuntut pasien untuk paham teknologi informasi, terutama ketika harus
melakukan registrasi secara online ataupun ketika melakukan telekonsultasi.

Tantangan atas digitalisasi pelayanan kesehatan di rumah sakit berkaitan


dengan berbagai hal. Mulai dari SDM yang berkualitas, regulasi, standarisasi serta
keamanan data. Walaupun demikian, tantangan ini memiliki dampak positif bagi
rumah sakit. Digitalisasi sistem dapat menjadi solusi yang efektif agar rumah sakit
dapat menjalankan cara yang lebih efektif dan efisien dari sisi operasional maupun
pelayanan. Sistem digitalisasi pelayanan yang diterapkan di rumah sakit juga dapat
meningkatkan kepercayaan bagi masyarakat terhadap kualitas pelayanan Kesehatan.
Analisis data yang semakin tajam dari pencatatan rekam medis dapat menjadi dasar
dalam perawatan lanjutan yang tepat bagi pasien
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Pelayanan keperawatan merupakan subsistem dalam sistem pelayanan kesehatan di


Rumah Sakit sudah pasti punya kepentingan untuk menjaga mutu pelayanan. Pelayanan
keperawatan sering dijadikan tolok ukur citra sebuah Rumah Sakit di mata masyarakat,
sehingga menuntut adanya profesionalisme perawat pelaksana maupun perawat pengelola
dalam memberikan dan mengatur kegiatan asuhan keperawatan kepada pasien.

Berbagai inovasi telah di kembangkan oleh perawat-perawat dan konsep dan teori
keperawatan dan telah diterapkan pada tatanan klinik keperawatan dalam bentuk
pengembangan model asuahan keperawatan, seperti pengembangan manejemen asuhan
keperawatan terpadu, manajemen kasus, menejemen asuhan keperawatan yang berfokus
pada klien, metode fungsional, metode keperawatan tim, dan metode keperawatan primer.

3.2 Saran

Tentunya terhadap penulis sudah menyadari jika dalam penyusunan makalah di atas
masih terdapat banyak kesalahan serta jauh dari kata sempurna. Adapun nantinya penulis
akan segera melakukan perbaikan susunan makalah tersebut dengan menggunakan
pedoman dari beberapa sumber dan kritik yang bisa membangun dari para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

Asmadi, 2008, Konsep Dasar Keperawatan, Jakarta :EGC Budiono,


Sumirah Budi P, 2015, Konsep Dasar Keperawatan, Jakarta: Bumi Medika
Departemen Kesehatan RI. (2000). Bab Indonesia Sehat 2010. Jakarta
Hidayat, A. Aziz Alimul.2007. Pengamtar Konsep Dasar Keperawatan, ed.2 Jakarta:
Salemba Medika
Koeswadji. Hermien Hadiati.(1998). Keadaan hukum kesehatan di Indonesia dewasa
ini.
Kozier, B. Erg,. G Blais, K., & Wilkinson, J., ( 1996 ). Fundamental of nursing :
concepts, process &practice. Calipornia : Addison Wesley Pub. Co, Inc.
Kozier,Erb,Berman,& Snyder.2011. Buku Ajar Fundamental Keperawatan:Konsep,
Proses & Praktik,ed.7.Vol.1. Jakarta :EGC
Mubarak, Wahid Iqbal. (2005).Pengantar Ilmu Komunitas 1. Jakarta: Sagung Seto.
Rahajo J.Setiajadji. 2002. Aspek Hukum Pelayanan Kesehatan Edisi 1. Jakarta:EGC
file:///C:/Users/ACER/Downloads/830670.pdf.pdf
https://www.phoenix.edu/blog/innovation-in-nursing.html

Anda mungkin juga menyukai