Anda di halaman 1dari 18

PAPER PERUBAHAN SISTEM KERJA DI

PUSKESMAS PONDOK BENDA

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Falsafah Teori Keperawatan


Konsep Berubah

Dosen Pengajar : Dr. Sudiharto SKp.,M.Kes.,RN

Disusun oleh:

Puti Nuurmuizz 2110711076

Kelas C

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAKARTA

2021/2022
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ........................................................................................................... i

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

I.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1

I.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 3

I.3 Tujuan ....................................................................................................... 4

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 5

2.1 Konsep Perubahan dalam Keperawatan ............................................... 5

2.2 8 Tahap Perubahan................................................................................ 6

a. Establishing Sense Of Urgency ............................................................ 6

b. Creating The Guiding Coalition ........................................................... 7

c. Developing A Vision And Strategy ..................................................... 8

d. Communicating The Change Vision..................................................... 8

e. Empowering Employess For Broad-Based Action ............................. 10

f. Generating Short-Term Wins.............................................................. 10

g. Consolidating Gains And Producing More Change ........................... 11

h. Anchoring New Approaches In The Culture ...................................... 12

2.3 Hambatan Perubahan .......................................................................... 12

2.4 Faktor Pendukung Perubahan ............................................................. 14

BAB III PENUTUP ............................................................................................. 15

III.1 Kesimpulan……………………………………………………...15
III.2 Saran…………………………………………………………….15

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 16

i
BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota
yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu
wilayah kerja. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) adalah unit organisasi di
lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang melaksanakan tugas teknis
operasional. Menurut Kementerian Kesehatan RI, (2014) dalam permenkes no. 75
Tahun 2014 menyatakan bahwa Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya
disebut Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama,
dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.

Dalam Dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75


Tahun 2014 Tentang Puskesmas tertera visi pembangunan kesehatan yang harus
diselenggarakan oleh Puskesmas. Puskesmas melaksanakan pembangunan
kesehatan yang sesuai dengan paradigma sehat, pertanggungjawaban wilayah,
kemandirian masyarakat, pemerataan, teknologi tepat guna dan keterpaduan dan
kesinambungan.

Dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun


2014 Tentang Puskesmas dimuat juga tentang misi puskesmas. Dalam misi
pembangunan kesehatan yang harus diselenggarakan oleh Puskesmas adalah
mendukung tercapainya visi pembangunan kesehatan nasional. Misi puskesmas
adalah:

1. Mendorong seluruh pemangku kepentingan untuk berkomitmen dalam


upaya mencegah dan mengurangi resiko kesehatan yang dihadapi individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat.

1
2. Menggerakkan dan bertanggung jawab terhadap pembangunan kesehatan
di wilayah kerjanya.
3. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi individu, keluarga, kelompok,
dan masyarakat.
4. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang dapat diakses dan
terjangkau oleh seluruh masyarakat di wilayah kerjanya secara adil tanpa
membedakan status sosial, ekonomi, agama, budaya dan kepercayaan.
5. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dengan memanfaatkan teknologi
tepat guna yang sesuai dengan kebutuhan pelayanan, mudah dimanfaatkan
dan tidak berdampak buruk bagi lingkungan.
6. Mengintegrasikan dan mengoordinasikan penyelenggaraan UKM dan
UKP lintas program dan lintas sektor serta melaksanakan Sistem Rujukan
yang didukung dengan manajemen Puskesmas.

Puskesmas Pondok Benda adalah salah satu dari dua pusat kesehatan
masyarakat di daerah Pondok Benda, Pamulang, Tangerang Selatan. Puskesmas
Pondok Benda juga memiliki visi dan misi.

Visi Puskesmas Pondok Benda adalah "Terwujudnya pelayanan kesehatan


yang prima demi terwujudnya Tangerang Selatan kota cerdas, berkualitas dan
berbudaya saing berbasis teknologi dan inovasi." Sedangkan misinya adalah
sebagai berikut;

1. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dengan kompetensi dan


komitmen tinggi yang berbasis teknologi.
2. Meningkatkan efektifitas dan efisiensi dalam pengelolaan dan manajemen
puskesmas.
3. Mengembangkan kualitas sarana pelayanan kesehatan yang modern.
4. Menggalang komitmen dengan lintas program, lintas sektor, masyarakat,
dan swasta.

Namun dalam kenyataannya, terdapat beberapa hal yang tidak sesuai dengan
visi misi Puskesmas Pondok Benda. Hal ini ditandai dengan ulasan-ulasan dari

2
para klien yang merasakan pengalaman mereka berobat di Puskesmas Pondok
Benda. Berikut beberapa ulasan yang saya ambil dari Google;

“Sangat2 kecewa . Org tua saya mau berobat jam 12 siang kata pa satpam nya
sudah tutup . Jls2 disitu banyak dokter dan perawat. Tapi tidak ada inisiatif nya
membawa ibu saya ke dalem . Padahal ibu saya sudah tergeletak di bangku depan
dengan ke adaan tiduran . Tidak sama sekali ada respon apapun . Akhirnya saya
bawa ke puskesmas benda baru Alhamdulillah disana di tanganin begitu bagus
pelayanannya . Saya sangat kecewa sama puskesmas pondok benda” – Keysha
Putrywijaya (2020)

“Jam 1 puskesmas udah tutup, ganti aja namanya jangan puskesmas(pusat


kesehatan masyarakat). Masa mau berobat aja nunggu besok pagi, memangnya
sakit bisa dijadwal” – Aris Widodo (2018)

“Perbanyak lagi loket pendaftarannya, karena tidak sesuai dengan banyaknya


pasien yang datang, kasian pasien - pasien yang lansia, harus menunggu berjam -
jam untuk daftar dan pemeriksaan, semoga suara saya di dengar oleh PKM
ini/dinas yang berwenang dalam hal ini, terima kasih ..” – Restu Cipta Nugraha
(2019)

Beberapa ulasan diatas hanya beberapa contoh ketidakpuasan klien pada


Puskesmas Pondok Benda, masih banyak lagi klien-klien yang membutuhkan
perubahan sistem kerja dari pihak Puskesmas Pondok Benda.

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah yang akan dibahas di
paper ini adalah mengenai sistem kerja yang baik dengan konsep perubahan
dalam keperawatan, bagaimana tahap-tahap untuk merubahnya, dari
menumbuhkan rasa kemendesakan sampai ke mengukuhkan rencana perubahan
ke organisasi tersebut.

3
Tujuan
Tujuan dari pembuatan paper ini adalah untuk membuat perubahan pada
Puskesmas Pondok Benda dalam membenahi sistem kerja mereka, agar membuat
masyarakat sekitar nyaman dan merasa Puskesmas Pondok Benda memang
diperuntukkan oleh mereka, khususnya orang-orang yang tidak mampu dan yang
sangat membutuhkan, misalnya sakit parah sehingga mereka semua bisa ditangani
secara layak dan adil.

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Konsep Perubahan dalam Keperawatan


Konsep perubahan adalah suatu usaha sistemaik untuk mendesain
ulang suatu organisasi dengan cara melakukan adaptasi pada perubahan yang
terjadi di lingkungan eksternal maupun internal untuk mencapai sasaran baru
(Sudiharto, 2020). Konsep perubahan juga merupakan suatu proses dimana
terjadinya peralihan atau perpindahan dari status tetap menjadi status yang
bersifat dinamis, artinya dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan yang
ada. Perubahan dapat mencakup keseimbangan personal, sosial maupun
organisasi untuk dapat menjadikan perbaikan atau penyempurnaan serta dapat
menerapkan ide atau konsep terbaru dalam mencampai tujuan tertentu. Dalam
konsep perubahan ini, perawat diminta untuk ikut mencari cara agar dunia
kesehatan ini berkembang dan maju lebih lagi. Masih banyak kekurangan, dan
masih banyak hal-hal yang seharusnya tidak diperlukan di dunia kesehatan,
maka dari itu misi dari konsep perubahan ini adalah merombak kembali mana
yang lebih baik ada dan lebih baik dihilangkan.

Alasan terjadinya perubahan harus terjadi pada suatu organisasi


bersangkutan pada tiga pilihan yang biasa disebut “Tiga Pilihan Hidup
Organisasi”, tiga pilihan ini diantara nya adalah “Berubah”, karena adanya
perubahan dalam pola hidup masyarakat sehingga mengharuskan organisasi
ini perlu berubah juga. Lalu selanjutnya ada “Dirubah”, organisasi yang
dipaksa berubah yang bertujuan untuk menjadi organisasi yang lebih baik atau
dipaksa berubah oleh undang-undang atau keadaan tertentu. Ketiga ada
“Mati”, dimana perubahan tidak dilakukan sehingga suatu organisassi menjadi
lebih buruk karena tidak mampu untuk bertahan.

Proses perubahan ini juga mengalami beberapa hambatan, diantaranya


adalah :

5
1. Adanya konflik kekuasaan, perbedaan dalam pemikiran, dan
budaya dalam suatu organisasi.
2. Dominasi kelompok tertentu sehingga menjadikannya sebagai
sebuah titik acuan, yang sebenarnya belum tentu sistem organisasi
nya benar adanya.
3. Individu menentang perubahan karena tidak ingin keluar dari zona
nyama mereka, sistem rekruitmen pada suatu organisasi juga tidak
terbuka sehingga kebanyakan tenaga kerja nya tidak relevan
dengan tugas yang diberi padanya, dan sistem informasi yang tidak
berfungsi (miscomunication).

2.2 8 Tahap Perubahan


Berikut adalah beberapa tahapan dalam proses perubahan untuk
Puskesmas Pondok Benda agar menjadi lebih baik dan lebih maju.

A. Establishing Sense Of Urgency (Menumbuhkan Rasa


Kemendesakkan)

Dalam menjalankan sistem kerjanya, Puskesmas Pondok Benda


cenderung tidak mempedulikan pasien atau klien yang datang, ini
ditandai dengan banyaknya antrian dan kelamaan dalam proses
pendataan di loket. Beberapa pasien yang datang kesana sangat
membutuhkan pertolongan pertama mereka, namun dengan kata
“sesuai prosedur” mereka harus dengan terpaksa menunggu dan
menahan rasa sakit dan nyeri di tubuh mereka tanpa perhatian apa-apa
dari pihak Puskesmas.

Dalam hal ini, yang harus dilakukan Puskesmas Pondok Benda


adalah menyusun kembali sistem kerjanya dan menambah personil
pekerja untuk membantu sementara. Tentu sulit untuk menambah
ruangan dokter di Puskesmas yang tempatnya realtif sempit, maka dari
itu lebih baik jika ditambahkan sumber daya manusianya agar bisa
menolong beberapa klien yang memang membutuhkan. Kebanyakan
personel khusus nya perawat di Puskesmas Pondok Benda ini sangat

6
tidak menyenangkan kliennya, sikap mereka yang cenderung ketus
membuat klien merasa bahwa mereka tidak peduli dengan kesembuhan
pasien, masyarakat juga menganggap bahwa mereka tidak ada niatan
untuk melayani pasien sama sekali, selalu bersikap seolah-olah sibuk
padahal hanya mondar-mandir dan mengobrol hal yang dianggap
membuang waktu.

Jadi, Puskesmas Pondok Benda juga harus bisa menyeleksi dan


menindak lanjuti dengan tegas masalah Sumber Daya Manusia mereka
agar hal ini tidak berlangsung lebih lama lagi, sehingga masyarakat
pun bisa merasa aman, nyaman dan percaya pada personil Puskesmas
Pondok Benda.

B. Creating The Guiding Coalition (Membentuk Koalisi yang


Kuat)

Selain itu, dibutuhkan juga koalisi yang kuat antara beberapa


profesi di puskesmas. Dokter, perawat, farmasi, petugas administrasi,
laboran, petugas kebersihan, satpam, bahkan sopir ambulans harus
bekerja sama dalam melaksanakan tugas-tugas mereka membantu para
klien di Puskesmas. Koalisi atau kerjasama personel-personel ini di
Puskesmas Pondok Benda sangatlah kurang, dan itu dapat dirasakan
dari adanya miskomunikasi dalam pemberian informasi pada klien.

Selanjutnya, perlu ada hal yang harus ditingkatkan masalah


kerjasama ini, karena mereka harus bisa bekerja sama dengan baik
untuk mencapai kesembuhan dan kepuasan pelayanan pasien. Apalagi
di zaman yang modern seperti ini dimana ponsel kita pasti selalu
digunakan untuk berkomunikasi, maka personel-personel Puskesmas
Pondok Benda juga tentu bisa lebih meningkatkan komunikasi mereka
satu sama lain. Tentunya, diperlukan juga untuk komunikasi yang baik
pada klien, karena klien perlu mengerti dan tahu apa yang sedang
terjadi, apa yang harus dilakukan berikutnya, informasi-informasi apa

7
yang harus mereka dengar, bagaimana seharusnya sikap mereka,
mereka perlu mengetahui itu semua tanpa harus bertanya lebih dahulu,
karena itu adalah fungsi dari personel-personel tiap profesi yang
bertugas.

Puskesmas Pondok Benda juga bisa membuat sistem informasi


digital dimana klien bisa mengaksesnya lewat aplikasi, memasukkan
jawaban dari pertanyaan yang biasa ditanyakan dan mungkin
ditanyakan setiap harinya, misal seperti “Apa bisa cek golongan darah
hari ini?” atau jadwal-jadwal dokter yang akan bertugas, pelayanan
yang tersedia setiap harinya dan memperbaruinya setiap ada informasi-
informasi tambahan.

C. Developing A Vision And Strategy (Menciptakan Visi Rencana


Perubahan)

Visi dari perubahan ini adalah “Menjadi Puskesmas lebih maju


dengan melayani klien sepenuh hati”. Visi ini bermakna bahwa
Puskesmas Pondok Benda harus terus menerus meningkatkan kualitas
mereka, terutama sistem kerja mereka. Dengan mewujudkan visi ini,
diharapkan Puskesmas Pondok Benda bisa kembali mengambil
kepercayaan masyarakat. Diharapkan juga para personel-personel
Puskesmas Pondok Benda bisa bekerja sama untuk menjalani visi
perubahan ini.

D. Communicating The Change Vision (Mengkomunikasikan Visi


Rencana Perubahan)

Untuk mencapai visi yang disampaikan diatas, maka kita perlu misi
untuk membantu atau memudahkan kita mencapai visi tersebut. Misi
yang sesuai untuk visi tersebut adalah :

8
1. Menyeleksi tenaga kerja dan sukarelawan yang ada. Hal ini
sangat penting karena dilihat masih banyaknya petugas yang
masih seenaknya saja dalam hal melayani pasien.
2. Mempercepat sistem pendataan. Karena loket pendaftaran yang
terbatas, Puskesmas Pondok Benda harus sebisa mungkin
mengatur waktu dan kecekatan pada pengerjaan mereka, agar
antrian tidak semakin panjang.
3. Memperpanjang waktu pelayanan. Jadwal Puskesmas Pondok
Benda saat ini adalah dari jam 8 pagi sampai jam 12 siang,
waktu itu sangat singkat apalagi jika antriannya panjang. Bisa
saja pasien dan klien tidak mendapat giliran hanya karena jam
nya sudah habis.
4. Memperbanyak stok obat-obatan. Banyak pasien yang
mengeluh karena diberikan obat tidak sampai 1 strip, hanya
bisa diminum 5 kali, dsb. Pasien-pasien yang datang ke
Puskesmas kebanyakan adalah dari golongan yang tidak
mampu, tapi terkadang malah farmasi Puskesmas Pondok
Benda ini hanya memberikan nama obat dan menyuruh si
pasien untuk membeli nya di apotek lainnya karena kehabisan
stok.
5. Membuat website atau aplikasi yang bisa memudahkan klien
untuk mengakses informasi. Melakukan pendaftaran juga bisa
dilakukan, karena zaman digital ini bisa membantu dalam
memanajemen waktu antara klien dan puskesmas. Pasien bisa
datang sesuai dengan jam yang dijanjikan dan di tentukan,
sehingga tidak akan terjadi keramaian di masa pandemi seperti
ini. Hal ini juga dapat memudahkan satpam atau personel-
personel lain memberi informasi langsung pada pasien-pasien
yang sudah ada di puskesmas karena tidak adanya kerumunan
dan desak-desakan.

9
E. Empowering Employess For Broad-Based Action
(Memberdayakan Pegawai yang Mendukung Rencana
Perubahan/ Menghilangkan Rintangan)

Seperti yang sudah disebutkan di awal bahwa personel khususnya


perawat adalah hal yang tidak boleh terlewatkan dalam organisasi
puskesmas. Namun, sayangnya pengelolaan pegawai di Puskesmas
Pondok Benda masih membuat orang bertanya, mengapa orang itu
dikerjakan, kenapa orang itu bekerja, dimana nilai moral dan etika,
dsb. Walau tidak semua, namun kebanyakan pegawai di Puskesmas
Pondok Benda ini memperlihatkan wajah yang cenderung ketus pada
klien, padahal kita sebagai perawat harus menolong siapapun
kapanpun dimanapun dan bagaimanapun caranya. Walaupun kesal atau
lelah, perawat tidak bisa menunjukkan sikap itu kepada klien, karena
klien membutuhkan perawatan untuk sembuh, bukan kata-kata ketus
yang membuat mereka semakin sakit.

Untuk itu, perlu adanya perombakan kembali, entah itu pelatihan,


teguran, atau sanksi bagi setiap pegawai yang tidak memenuhi
persyaratan. Puskesmas Pondok Benda juga bisa menaruh pegawai-
pegawai yang bekerja keras paling depan menemui klien jika dirasa tak
punya sumber daya manusia lagi atau hal lain. Puskesmas Pondok
Benda juga bisa lebih teliti saat nantinya menerima pegawai-pegawai
baru, bukan melihat dari mana mereka lulus, jabatan apa yang mereka
dapat, ataupun pengalaman-pengalaman tertulis mereka di CV,
melainkan cara kerja mereka dengan melihatnya dari cara berbicara,
cara bersikap, dan melakukan kerja magang selama beberapa hari
dengan pemantauan secara tidak langsung.

F. Generating Short-Term Wins (Mengkomunikasikan Kesuksesan


Jangka Pendek yang Diraih)

10
Dalam tahap ini, misi-misi harus dijalankan, pegawai-pegawai
yang ada bisa berdiskusi dan saling memberi kritik atau memberikan
pendapat-pendapat mereka. Mereka juga bisa memberikan hal-hal apa
saja yang harus diraih dalam jangka pendek. Misalnya penurusan
jumlah ulasan negatif, kepuasan pasien bertambah seiring waktu
karena keramahan pegawai, obat-obatan yang sudah di isi penuh,
kebersihan dan kenyamanan yang sudah terlengkapi, dsb.

Dalam tahap ini juga para personel bisa lebih mengembangkan diri
dengan melakukan evaluasi yang dilakukan dengan sistem kuisioner
yang diisi oleh para klien dan pasien yang bersedia. Mereka sudah
selangkah lebih dekat menuju visi yang tadi disebutkan.

G. Consolidating Gains And Producing More Change (Terus


Membina Keberhasilan Rencana Perubahan)

Setelah semua misi-misi sudah dalam pelaksanaan, perlu


diingatkan agar terjadinya kegiatan dan sikap yang konsisten.
Pegawai-pegawai Puskesmas Pondok Benda harus bisa saling menjaga
sikap-sikap dan kegiatan-kegiatan yang sudah mereka laksanakan
selama itu.

Cara untuk terus membina kesuksesan perubahan ini adalah bisa


dengan membuat peraturan secara tidak tertulis dan menentukan sanksi
yang tepat untuk orang yang melanggarnya, mengadakan pekan cerita
atau memberikan pelayanan psikolog gratis agar para pegawai bisa
menyampaikan keluh kesah mereka tentang masalah pribadi, kekesalan
mereka saat bekerja, ataupun hal lainnya secara bebas tanpa tekanan
apapun sehingga saat bekerja mereka bisa lebih tenang dan nyaman.
Mereka pun akhirnya bisa terus berkembang dan menjadi lebih baik
lagi.

11
H. Anchoring New Approaches In The Culture (Mengukuhkan
Rencana Perubahan ke dalam Budaya Organisasi yang di
Pimpin)

Tahap terakhir adalah menguatkan rencana perubahan ini pada


budaya organisasi. Puskesmas Pondok Benda bisa menjadikan
perubahan ini sebagai budaya ke depannya nanti secara terus menerus
dan membuat misi-misi baru untuk meningkatkan pelayanan
Puskesmas itu sendiri.

Caranya adalah dengan membuat peraturan-peraturan yang tadinya


tidak tertulis menjadi tertulis, lalu juga memberikan penghargaan
kepada para pegawai misalnya dengan nominasi “Pelayanan terbaik
bulan ini jatuh kepada perawat, dokter, laboran, satpam,” atau apapun
itu dengan hadiah memberikan waktu istirahat lebih lama ataupun
membebaskannya memilih makanan atau minuman yang
diinginkannya.

2.3 Hambatan Perubahan


Untuk menjalani perubahan rencana ini tentu pasti ada hambatan
perubahannya, misalnya adalah;

a) Ancaman kepentingan pribadi. Kebanyakan personel takut dan


tidak ingin mengambil resiko untuk apa yang sudah mereka
dapatkan saat itu sehingga terjadinya pemikiran kembali apakah
mereka harus keluar dari zona aman dan melakukan perubahan
agar bisa lebih baik, atau hanya diam dan merasa puas dengan apa
yang sudah ada.
b) Persepsi yang kurang tepat. Informasi-informasi perubahan
rencana kurang lengkap di informasikan sehingga banyak yang
ragu dan ini menghambat untuk melakukan perubahan, mereka
akan semakin terjerumus dengan pemikiran aneh mereka jika tidak
diberi tahukan dengan benar. Maka dari itu, pihak yang

12
bersangkutan harus dengan benar memberitahu para personel untuk
hal ini.
c) Reaksi psikologis. Setiap orang memiliki reaksi psikologis yang
berbeda dalam merespon. Perbedaan atau perubahan sistem
adaptasi pada setiap orang juga dapat menimbulkan reaksi
psikologos yang berbeda sehingga bisa menjadi hambatan dalam
perubahan, misalnya jika ada perubahan dimana perawat harus
menemukan penyakit pasien terlebih dahulu sebelum dokter namun
perawat itu belum sanggup dalam menjalaninya, maka ia akan
merasa takut untuk melakukannya dan cenderung menolaknya.
d) Toleransi terhadap perubahan rendah. Tergantung dari individu,
kelompok, atau masyarakat apakah mereka memiliki toleransi
tinggi atau rendah dalam proses perubahan ini, jika rendah maka
tentu saja itu akan menghambat perubahan.
e) Kebiasaan. Tak jauh berbeda dengan poin-poin diatas, kebiasaan
seseorang, kelompok atau masyarakat juga bisa menjadi hal yang
menghambat perubahan dikarenakan apa yang biasa mereka
lakukan tidak bisa semudah itu tergantikan oleh kebiasaan baru.
f) Ketergantugan. Ketergantungan menyebabkan seseorang tidak
dapat hidup secara mandiri dalam mencapai tujuan tertentu. Suatu
perubahan akan menjadi masalah bagi seseorang yang selalu
menggantungkan diri sehingga perubahan akan sulit dilaksanakan.
g) Perasaan tidak aman. Adanya ketakutan terhadap dampak dari
perubahan yang juga akan menambah ketidakamanan pada diri,
kelompok atau masyarakat.
h) Norma. Aturan yang didukung oleh anggota masyarakat tidak
mudah dirubah. Maka dari itu, akan lebih baik lagi jika prinsip
perubahan tersebut sesuai dengan norma yang berlaku sehingga
dapat memudahkan perubahan.

13
2.4 Faktor Pendukung Perubahan
Selain faktor penghambat, tentu ada faktor-faktor pendukung untuk
melaksanakan perubahan ini, diantaranya adalah :

1. Perubahan dipandang sebagai suatu yang positif oleh target


berubah.
2. Perubahan sesuai dengan nilai-nilai dan norma yang diyakini.
3. Perubahan bersifat menguntungkan masyarakat.
4. Target perubahan dilibatkan sejak fase awal.
5. Komunikasi terbuka antara target berubah dan inovator (change
agent).
6. Evaluasi sebagai bagian dari proses berubah.

14
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Puskesmas Pondok Benda adalah satu dari dua puskesmas di Pamulang,
Tangerang Selatan, yang memiliki visi misi namun tak sesuai dengan
kenyataannya sehinga diperlukan adanya perubahan. Puskesmas Pondok
Benda juga di nilai tidak memiliki rasa tanggungjawab dan kepedulian pada
klien mereka sehingga harus diberlakukan 8 tahap proses perubahan untuk
menjalankan visi mereka.

Dalam menjalankan perubahan tersebut, tentu ada hambatan dan faktor


pendukungnya, namun yang terpenting adalah konsep-konsep kuat yang
diberikan untuk perubahan yang akan dilakukan.

3.2 Saran
Perlu diterapkan secara konsisten dan berkembang secara terus menerus
agar masyarakat pun bisa lebih mempercayai Puskesmas Pondok Benda.

15
DAFTAR PUSTAKA

Ali, P. B., & et al. (2018). Penguatan Pelayanan Kesehatan Dasar di Puskemas. In
Direktorat Kesehatan dan Gizi Masyarakat.

Astuti, S. I., Arso, S. P., & Wigati, P. A. (2016). Analisis Standar Pelayanan
Minimal Pada Instalasi Rawat Jalan di RSUD Kota Semarang. Analisis
Standar Pelayanan Minimal Pada Instalasi Rawat Jalan Di RSUD Kota
Semarang, 3, 103–111.

Dinas Kesehatan. (2016). Puskesmas Pondok Benda.


https://dinkes.tangerangselatankota.go.id/main/content/puskesmas/6/30

Hidayat, Z. (2019). Puskesmas. https://doi.org/10.31219/osf.io/kw3z4

Nugraha, R. C. (2019). Ulasan Puskesmas Pondok Benda.


https://www.google.com/search?q=puskesmas+pondok+benda

Putrywijaya, K. (2020). Ulasan PUSKESMAS Pondok Benda.


https://www.google.com/search?q=puskesmas+pondok+benda

Rahim, H., Pasinringi, S., Ilmu, B., Fisip, A., & Hasanuddin, U. (2016).
PROVINSI SULAWESI SELATAN CHANGE MANAGEMENT IN HAJJ
GENERAL HOSPITAL Alamat Korespondensi : Hasan Rahim.

Riani, M. (2016). Konsep Berubah Dalam Keperawatan.


http://misasriani.blogspot.com/2016/11/normal-0-false-false-false-in-x-none-
x.html

Widodo, A. (2018). Ulasan Puskesmas Pondok Benda.


https://www.google.com/search?q=puskesmas+pondok+benda

Anda mungkin juga menyukai