Disusun oleh:
Kelas C
2021/2022
DAFTAR ISI
III.1 Kesimpulan……………………………………………………...15
III.2 Saran…………………………………………………………….15
i
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota
yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu
wilayah kerja. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) adalah unit organisasi di
lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang melaksanakan tugas teknis
operasional. Menurut Kementerian Kesehatan RI, (2014) dalam permenkes no. 75
Tahun 2014 menyatakan bahwa Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya
disebut Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama,
dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.
1
2. Menggerakkan dan bertanggung jawab terhadap pembangunan kesehatan
di wilayah kerjanya.
3. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi individu, keluarga, kelompok,
dan masyarakat.
4. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang dapat diakses dan
terjangkau oleh seluruh masyarakat di wilayah kerjanya secara adil tanpa
membedakan status sosial, ekonomi, agama, budaya dan kepercayaan.
5. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dengan memanfaatkan teknologi
tepat guna yang sesuai dengan kebutuhan pelayanan, mudah dimanfaatkan
dan tidak berdampak buruk bagi lingkungan.
6. Mengintegrasikan dan mengoordinasikan penyelenggaraan UKM dan
UKP lintas program dan lintas sektor serta melaksanakan Sistem Rujukan
yang didukung dengan manajemen Puskesmas.
Puskesmas Pondok Benda adalah salah satu dari dua pusat kesehatan
masyarakat di daerah Pondok Benda, Pamulang, Tangerang Selatan. Puskesmas
Pondok Benda juga memiliki visi dan misi.
Namun dalam kenyataannya, terdapat beberapa hal yang tidak sesuai dengan
visi misi Puskesmas Pondok Benda. Hal ini ditandai dengan ulasan-ulasan dari
2
para klien yang merasakan pengalaman mereka berobat di Puskesmas Pondok
Benda. Berikut beberapa ulasan yang saya ambil dari Google;
“Sangat2 kecewa . Org tua saya mau berobat jam 12 siang kata pa satpam nya
sudah tutup . Jls2 disitu banyak dokter dan perawat. Tapi tidak ada inisiatif nya
membawa ibu saya ke dalem . Padahal ibu saya sudah tergeletak di bangku depan
dengan ke adaan tiduran . Tidak sama sekali ada respon apapun . Akhirnya saya
bawa ke puskesmas benda baru Alhamdulillah disana di tanganin begitu bagus
pelayanannya . Saya sangat kecewa sama puskesmas pondok benda” – Keysha
Putrywijaya (2020)
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah yang akan dibahas di
paper ini adalah mengenai sistem kerja yang baik dengan konsep perubahan
dalam keperawatan, bagaimana tahap-tahap untuk merubahnya, dari
menumbuhkan rasa kemendesakan sampai ke mengukuhkan rencana perubahan
ke organisasi tersebut.
3
Tujuan
Tujuan dari pembuatan paper ini adalah untuk membuat perubahan pada
Puskesmas Pondok Benda dalam membenahi sistem kerja mereka, agar membuat
masyarakat sekitar nyaman dan merasa Puskesmas Pondok Benda memang
diperuntukkan oleh mereka, khususnya orang-orang yang tidak mampu dan yang
sangat membutuhkan, misalnya sakit parah sehingga mereka semua bisa ditangani
secara layak dan adil.
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
1. Adanya konflik kekuasaan, perbedaan dalam pemikiran, dan
budaya dalam suatu organisasi.
2. Dominasi kelompok tertentu sehingga menjadikannya sebagai
sebuah titik acuan, yang sebenarnya belum tentu sistem organisasi
nya benar adanya.
3. Individu menentang perubahan karena tidak ingin keluar dari zona
nyama mereka, sistem rekruitmen pada suatu organisasi juga tidak
terbuka sehingga kebanyakan tenaga kerja nya tidak relevan
dengan tugas yang diberi padanya, dan sistem informasi yang tidak
berfungsi (miscomunication).
6
tidak menyenangkan kliennya, sikap mereka yang cenderung ketus
membuat klien merasa bahwa mereka tidak peduli dengan kesembuhan
pasien, masyarakat juga menganggap bahwa mereka tidak ada niatan
untuk melayani pasien sama sekali, selalu bersikap seolah-olah sibuk
padahal hanya mondar-mandir dan mengobrol hal yang dianggap
membuang waktu.
7
yang harus mereka dengar, bagaimana seharusnya sikap mereka,
mereka perlu mengetahui itu semua tanpa harus bertanya lebih dahulu,
karena itu adalah fungsi dari personel-personel tiap profesi yang
bertugas.
Untuk mencapai visi yang disampaikan diatas, maka kita perlu misi
untuk membantu atau memudahkan kita mencapai visi tersebut. Misi
yang sesuai untuk visi tersebut adalah :
8
1. Menyeleksi tenaga kerja dan sukarelawan yang ada. Hal ini
sangat penting karena dilihat masih banyaknya petugas yang
masih seenaknya saja dalam hal melayani pasien.
2. Mempercepat sistem pendataan. Karena loket pendaftaran yang
terbatas, Puskesmas Pondok Benda harus sebisa mungkin
mengatur waktu dan kecekatan pada pengerjaan mereka, agar
antrian tidak semakin panjang.
3. Memperpanjang waktu pelayanan. Jadwal Puskesmas Pondok
Benda saat ini adalah dari jam 8 pagi sampai jam 12 siang,
waktu itu sangat singkat apalagi jika antriannya panjang. Bisa
saja pasien dan klien tidak mendapat giliran hanya karena jam
nya sudah habis.
4. Memperbanyak stok obat-obatan. Banyak pasien yang
mengeluh karena diberikan obat tidak sampai 1 strip, hanya
bisa diminum 5 kali, dsb. Pasien-pasien yang datang ke
Puskesmas kebanyakan adalah dari golongan yang tidak
mampu, tapi terkadang malah farmasi Puskesmas Pondok
Benda ini hanya memberikan nama obat dan menyuruh si
pasien untuk membeli nya di apotek lainnya karena kehabisan
stok.
5. Membuat website atau aplikasi yang bisa memudahkan klien
untuk mengakses informasi. Melakukan pendaftaran juga bisa
dilakukan, karena zaman digital ini bisa membantu dalam
memanajemen waktu antara klien dan puskesmas. Pasien bisa
datang sesuai dengan jam yang dijanjikan dan di tentukan,
sehingga tidak akan terjadi keramaian di masa pandemi seperti
ini. Hal ini juga dapat memudahkan satpam atau personel-
personel lain memberi informasi langsung pada pasien-pasien
yang sudah ada di puskesmas karena tidak adanya kerumunan
dan desak-desakan.
9
E. Empowering Employess For Broad-Based Action
(Memberdayakan Pegawai yang Mendukung Rencana
Perubahan/ Menghilangkan Rintangan)
10
Dalam tahap ini, misi-misi harus dijalankan, pegawai-pegawai
yang ada bisa berdiskusi dan saling memberi kritik atau memberikan
pendapat-pendapat mereka. Mereka juga bisa memberikan hal-hal apa
saja yang harus diraih dalam jangka pendek. Misalnya penurusan
jumlah ulasan negatif, kepuasan pasien bertambah seiring waktu
karena keramahan pegawai, obat-obatan yang sudah di isi penuh,
kebersihan dan kenyamanan yang sudah terlengkapi, dsb.
Dalam tahap ini juga para personel bisa lebih mengembangkan diri
dengan melakukan evaluasi yang dilakukan dengan sistem kuisioner
yang diisi oleh para klien dan pasien yang bersedia. Mereka sudah
selangkah lebih dekat menuju visi yang tadi disebutkan.
11
H. Anchoring New Approaches In The Culture (Mengukuhkan
Rencana Perubahan ke dalam Budaya Organisasi yang di
Pimpin)
12
bersangkutan harus dengan benar memberitahu para personel untuk
hal ini.
c) Reaksi psikologis. Setiap orang memiliki reaksi psikologis yang
berbeda dalam merespon. Perbedaan atau perubahan sistem
adaptasi pada setiap orang juga dapat menimbulkan reaksi
psikologos yang berbeda sehingga bisa menjadi hambatan dalam
perubahan, misalnya jika ada perubahan dimana perawat harus
menemukan penyakit pasien terlebih dahulu sebelum dokter namun
perawat itu belum sanggup dalam menjalaninya, maka ia akan
merasa takut untuk melakukannya dan cenderung menolaknya.
d) Toleransi terhadap perubahan rendah. Tergantung dari individu,
kelompok, atau masyarakat apakah mereka memiliki toleransi
tinggi atau rendah dalam proses perubahan ini, jika rendah maka
tentu saja itu akan menghambat perubahan.
e) Kebiasaan. Tak jauh berbeda dengan poin-poin diatas, kebiasaan
seseorang, kelompok atau masyarakat juga bisa menjadi hal yang
menghambat perubahan dikarenakan apa yang biasa mereka
lakukan tidak bisa semudah itu tergantikan oleh kebiasaan baru.
f) Ketergantugan. Ketergantungan menyebabkan seseorang tidak
dapat hidup secara mandiri dalam mencapai tujuan tertentu. Suatu
perubahan akan menjadi masalah bagi seseorang yang selalu
menggantungkan diri sehingga perubahan akan sulit dilaksanakan.
g) Perasaan tidak aman. Adanya ketakutan terhadap dampak dari
perubahan yang juga akan menambah ketidakamanan pada diri,
kelompok atau masyarakat.
h) Norma. Aturan yang didukung oleh anggota masyarakat tidak
mudah dirubah. Maka dari itu, akan lebih baik lagi jika prinsip
perubahan tersebut sesuai dengan norma yang berlaku sehingga
dapat memudahkan perubahan.
13
2.4 Faktor Pendukung Perubahan
Selain faktor penghambat, tentu ada faktor-faktor pendukung untuk
melaksanakan perubahan ini, diantaranya adalah :
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Puskesmas Pondok Benda adalah satu dari dua puskesmas di Pamulang,
Tangerang Selatan, yang memiliki visi misi namun tak sesuai dengan
kenyataannya sehinga diperlukan adanya perubahan. Puskesmas Pondok
Benda juga di nilai tidak memiliki rasa tanggungjawab dan kepedulian pada
klien mereka sehingga harus diberlakukan 8 tahap proses perubahan untuk
menjalankan visi mereka.
3.2 Saran
Perlu diterapkan secara konsisten dan berkembang secara terus menerus
agar masyarakat pun bisa lebih mempercayai Puskesmas Pondok Benda.
15
DAFTAR PUSTAKA
Ali, P. B., & et al. (2018). Penguatan Pelayanan Kesehatan Dasar di Puskemas. In
Direktorat Kesehatan dan Gizi Masyarakat.
Astuti, S. I., Arso, S. P., & Wigati, P. A. (2016). Analisis Standar Pelayanan
Minimal Pada Instalasi Rawat Jalan di RSUD Kota Semarang. Analisis
Standar Pelayanan Minimal Pada Instalasi Rawat Jalan Di RSUD Kota
Semarang, 3, 103–111.
Rahim, H., Pasinringi, S., Ilmu, B., Fisip, A., & Hasanuddin, U. (2016).
PROVINSI SULAWESI SELATAN CHANGE MANAGEMENT IN HAJJ
GENERAL HOSPITAL Alamat Korespondensi : Hasan Rahim.