Anda di halaman 1dari 49

sssLAPORAN MANAJEMEN PELAYANAN KEBIDANAN

“MANAJEMEN PELAYANAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF


PUSKESMAS TURI”
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktik Manajemen Pelayanan Kebidanan
Komprehensif (BD7011)

Oleh:
ASIH TRI LESTARI
NIM: P07124522085

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


JURUSAN KEBIDANAN
POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA
2022/2023
ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
dan rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan Laporan Manajemen Pelayanan
Kebidanan Komprehensif di Puskesmas Turi. Tersusunnya Laporan ini tentunya
tidak lepas dari dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu penyusun mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Dr. Iswanto, S. Pd., M. Kes selaku Direktur Poltekkes Kemenkes Yogyakarta.
2. Dr. Heni Puji Wahyuningsih, S. SiT., M. Keb, selaku Ketua Jurusan
Kebidanan yang telah memberikan kesempatan atas terlaksananya Praktik
Manajemen Pelayanan Kebidanan Komprehensif di Puskesmas Turi.
3. Munica Rita Hernayanti, S. Si. T., M. Kes, selaku Ketua Prodi Pendidikan
Profesi Bidan yang telah memberikan kesempatan atas terlaksananya Praktik
Manajemen Pelayanan Kebidanan Komprehensif di Puskesmas Turi.
4. Sumarah, S. Si. T., MPH selaku pembimbing akademik yang telah
memberikan arahan dan bimbingan pada Praktik Manajemen Pelayanan
Kebidanan Komprehensif di Puskesmas Turi.
5. Sri Suryanti, S. Tr. Keb., Bdn selaku pembimbing klinik yang telah
memberikan arahan dan bimbingan pada Praktik Manajemen Pelayanan
Kebidanan Komprehensif di Puskesmas Turi.
Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan dalam
penulisan Laporan Manajemen Pelayanan Kebidanan Komprehensif di Puskesmas
Turi. Oleh sebab itu, penyusun menerima segala kritik dan saran yang
membangun dari pembaca. Demikian yang bisa saya sampaikan, semoga Laporan
ini dapat menambah ilmu pengetahuan dan memberikan manfaat nyata untuk
masyarakat luas.

Yogyakarta, 26 Januari 2023

Penyusun

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL…........................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN…............................................................................ii

KATA PENGANTAR.......................................................................................... iii

DAFTAR ISI..........................................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................... 1
A. Latar Belakang............................................................................................. 1
B. Tujuan.......................................................................................................... 3
C. Manfaat......................................................................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................... 5


A. Puskesmas................................................................................................... 5
a. Definisi.................................................................................................... 5
b. Tujuan .................................................................................................... 5
c. Fungsi dan Wewenang........................................................................... 6
d. Kedudukan............................................................................................. 7
e. Tenaga Kesehatan.................................................................................. 8
f. Upaya Penyelenggaraan Kesehatan....................................................... 9
B. Manajemen Pelayanan Puskesmas ......................................................... 10

BAB III PELAKSANAAN MANAJEMEN PELAYANAN KEBIDANAN 16


A. Profil Puskesmas Turi................................................................................. 16
a. Keadaan dan Kondisi Geografi..............................................................16
b. Demografi..............................................................................................18
B. Manajemen di Puskesmas Turi................................................................... 19
C. Pelaksanaan Kegiatan di Puskesmas Turi...................................................22
D. Analisis SWOT........................................................................................... 23
E. Sumber Daya Manusia............................................................................... 25
F Cakupan Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak.............................................26
G. Pembiayaan Kesehatan............................................................................... 27
H. Obat dan Bahan Habis Pakai .....................................................................28
I Manajemen Pelayanan Kebidanan di Puskesmas Turi ...............................29

BAB IV PEMBAHASAN.....................................................................................34

BAB IV PENUTUP ..............................................................................................38


A. Kesimpulan .................................................................................................38

iv
B. Saran............................................................................................................38

DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................39

LAMPIRAN .........................................................................................................40

v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan faktor yang sangat penting dalam tahapan
hidup manusia. Dengan kondisi yang sehat, manusia dapat melakukan
aktivitas sehari-harinya dengan baik, tanpa terganggu oleh kesehatan tubuh
yang kurang optimal. Masyarakat di Indonesia masih terbilang terbelakang
dalam hal menjaga kesehatan, mereka masih kurang menyadari akan
pentingnya untuk menjaga kesehatan diri, keluarga dan lingkungannya,
yaitu memahami akan pentingnya promotif dan preventif. Dengan
kurangnya kesadaran tersebut mengakibatkan masyarakat di Indonesia
terutama masyarakat awam sangatlah mudah untuk terjangkit penyakit.
Melihat semua masalah kesehatan tersebut, perlu adanya perbaikan di
bidang kesehatan. Untuk itu, sangatlah perlu terselenggaranya berbagai
upaya kesehatan, baik upaya kesehatan perorangan maupun upaya
kesehatan masyarakat yang sesuai dengan azas penyelenggaraan. Hal
tersebut merupakan salah satu fungsi dari puskesmas, sehingga untuk
memperbaiki kesehatan masyarakat tersebut, perlu ditunjang oleh
manajemen puskesmas yang baik agar puskesmas benar-benar berfungsi
sesuai dengan tugasnya.

Kementerian Kesehatan RI tahun 2014 dalam permenkes no. 75


Tahun 2014 menyatakan bahwa Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas)
adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya
kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama,
dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk
mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah
kerjanya.4 Puskesmas sebagai tulang punggung penyelenggaraan upaya
pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat di wilayah kerjanya berperan
menyelenggarakan upaya kesehatan untuk meningkatkan kesadaran,
kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar

1
memperoleh derajat kesehatan yang optimal, sehingga untuk
melaksanakan upaya kesehatan baik upaya kesehatan masyarakat tingkat
pertama dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama dibutuhkan
manajemen Puskesmas yang dilakukan secara terpadu dan
berkesinambungan agar menghasilkan kinerja Puskesmas yang efektif dan
efisien.

Dibutuhkan suatu upaya yang diselenggaranya dari berbagai upaya


kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat yang sesuai dengan
azas penyelenggaraan puskesmas, perlu ditunjang oleh manajemen
puskesmas yang baik. Manajemen puskesmas adalah rangkaian kegiatan
yang bekerja secara sistematik untuk menghasilkan luaran puskesmas yang
efektif dan efisien. Rangkaian kegiatan sistematis yang dilaksanakan oleh
puskesmas membentuk fungsi-fungsi manajemen. Terdapat tiga fungsi
manajemen puskesmas yang dikenal yakni perencanaan, pelaksanaan dan
pengendalian, serta pengawasan dan pertanggung jawaban. Semua fungsi
manajemen tersebut harus dilaksanakan secara terkait dan
berkesinambungan. Mengelola puskesmas sebagai satu unit organisasi
yang di dalamnya terdapat sumber daya manusia, peralatan, anggaran dan
program program kegiatan dan lingkungan internal dan eksternal yang
memerlukan ilmu manajemen. Manajemen diterjemahkan dalam tiga
rangkaian utama yaitu P1 perencanaan, P2 Penggerakan dan pelaksanaan
serta P3 Pengawasan, pengendalian dan Penilaian. Langkah pertama dalam
mekanisme perencanaan tingkat puskesmas adalah menyusun RUK yang
meliputi usulan kegiatan wajib dan usulan kegiatan pengembangan. RUK
yang telah tersusun dibahas di dinas kesehatan Kab/Kota diajukan ke
Pemda melalui Dinkes. Selanjutnya RUK yang sudah terangkum dalam
usulan Dinkes akan diajukan ke DPRD untuk memperoleh dukungan
pembiayaan dan dukungan politis. Dalam penyelenggaraan program/upaya
kesehatan pokok di puskesmas berdasarkan rencana yang ada dilakukan
pengorganisasian. Dalam pelaksanaan program kegiatan harus jelas siapa

2
yang menjadi unsur pimpinan dan siapa yang menjadi unsur supervisor,
dan siapa yang menjadi unsur pelaksana dan perlu dibangun komitmen
serta koordinasi perlu dikembangkan di puskesmas melalui lokakarya mini
bulanan dan lokakarya mini tribulanan. Untuk mengukur kinerja program
atau pencapaian program maka harus dituangkan dalam dokumen
penilaian kinerja puskesmas dengan menghitung hasil capaian dari standar
pelayanan minimal dari enam upaya kesehatan wajib dan upaya
pengembangan yang diprioritaskan sesuai kebutuhan di wilayah kerjanya.
Agar dicapai pelayanan yang bermutu dan berkinerja tinggi, untuk itu
prinsip dasar mutu dan peningkatan kinerja perlu dipahami oleh manajer
puskesmas dan staff, salah satu diantaranya juga penyusunan standar
prosedur operasional untuk tiap unit pelayanan.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 tahun


2019 tentang Puskesmas yang menjelaskan tenaga kesehatan yang harus
ada dari 9 tenaga kesehatan adalah adanya Bidan. Diharapkan Bidan yang
bertugas di puskesmas bisa mewujudkan suatu cita-cita bersama yang
diharapkan dari sebuah puskesmas tersebut. Seorang Bidan diharap bisa
mendukung pelayanan kebidanan yang sudah. Disini penyusun sebagai
mahasiswa profesi Bidan membuat laporan manajemen pelayanan
kebidanan di Puskesmas Turi dengan analisis SWOT..

B. Tujuan
1. Tujuan umum
Mampu menerapkan teori dan konsep manajemen pelayanan kebidanan.
2. Tujuan khusus
a. Mahasiswa Profesi Bidan Polkesyo mampu melakukan pengkajian
kebutuhan organisasi pelayanan kebidanan
b. Mahasiswa Profesi Bidan Polkesyo mampu menganalisa kebutuhan
manajemen pelayanan kebidanan

3
c. Mahasiswa Profesi Bidan Polkesyo mampu memahami
perencanaan dan penetapan standar manajemen pelayanan
kebidanan
d. Mahasiswa Profesi Bidan Polkesyo mampu mengetahui
pengorganisasian manajemen pelayanan kebidanan
e. Mahasiswa Profesi Bidan Polkesyo mampu mengetahui
pengelolaan dan pelaksanaan manajemen pelayanan kebidanan
f. Mahasiswa Profesi Bidan Polkesyo mampu mengetahui evaluasi
manajemen pelayanan kebidanan
g. Mahasiswa Profesi Bidan Polkesyo mampu mengetahui
pengendalian dan monitoring pelayanan kebidanan
h. Mahasiswa Profesi Bidan Polkesyo mampu mengetahui
peningkatan standar manajemen pelayanan kebidanan
i. Mahasiswa Profesi Bidan Polkesyo mampu mengetahui hambatan-
hambatan yang terjadi dalam manajemen pelayanan kebidanan dan
cara mengatasinya
C. Manfaat
1. Bagi Akademik Polkesyo
Diharapkan dengan adanya penulisan laporan ini menjadi bahan
acuan pembelajaran berdasarkan teori dan tatalaksana manajemen
kebidanan di Puskesmas Turi.
2. Bagi Mahasiswa Profesi Bidan Polkesyo
Penulisan laporan ini dapat menjadi referensi bagi mahasiswa Profesi
Bidan Polkesyo dalam mempelajari teori dan praktik manajemen
dalam pelayanan kebidanan di Puskesmas Turi.

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Puskesmas
1) Definisi
Kementerian Kesehatan RI tahun 2019 dalam permenkes no. 43
Tahun 2019 menyatakan bahwa Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas)
adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya
kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama,
dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk
mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah
kerjanya.2
Puskesmas sebagai tulang punggung penyelenggaraan upaya
pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat di wilayah kerjanya berperan
menyelenggarakan upaya kesehatan untuk meningkatkan kesadaran,
kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar
memperoleh derajat kesehatan yang optimal, sehingga untuk
melaksanakan upaya kesehatan baik upaya kesehatan masyarakat tingkat
pertama dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama dibutuhkan
manajemen Puskesmas yang dilakukan secara terpadu dan
berkesinambungan agar menghasilkan kinerja Puskesmas yang efektif dan
efisien.3
2) Tujuan
Puskesmas adalah Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP)
yang bertanggung jawab atas kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya
pada satu atau bagian wilayah kecamatan, memiliki tujuan yaitu mengacu
pada kebijakan pembangunan kesehatan Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota bersangkutan, yang tercantum dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan Rencana Lima
Tahunan dinas kesehatan kabupaten/kota.3 Tujuan pembangunan

5
kesehatan yang dilaksanakan oleh puskesmas yang tertera pada peraturan
menteri kesehatan Republik Indonesia nomor 43 tahun 2019 Pasal 2 yang
mana tujuan tersebut untuk mewujudkan masyarakat yang memiliki
perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup
sehat; untuk mewujudkan masyarakat yang mampu menjangkau pelayanan
kesehatan bermutu;untuk mewujudkan masyarakat yang hidup dalam
lingkungan sehat;untuk mewujudkan masyarakat yang memiliki derajat
kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat.2
3) Fungsi dan Wewenang
Dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43
tahun 2019 Tentang Puskesmas, dimana Puskesmas menyelenggarakan
fungsi yaitu penyelenggaraan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) tingkat
pertama di wilayah. kerjanya dan Upaya kesehatan masyarakat (UKM)
tingkat pertama di wilayah kerjanya. Dalam menyelenggarakan fungsinya,
Puskesmas berwenang untuk:2
a. Melaksanakan perencanaan berdasarkan analisis masalah kesehatan
masyarakat dan analisis kebutuhan pelayanan yang diperlukan
b. Melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan
c. Melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi, dan pemberdayaan
masyarakat dalam bidang kesehatan
d. Menggerakkan masyarakat untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan
masalah kesehatan pada setiap tingkat perkembangan masyarakat yang
bekerjasama dengan sektor lain terkait
e. Melaksanakan pembinaan teknis terhadap jaringan pelayanan dan
upaya kesehatan berbasis masyarakat
f. Melaksanakan peningkatan kompetensi sumber daya manusia
g. Memantau pelaksanaan pembangunan agar berwawasan kesehatan
h. Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap akses,
mutu, dan cakupan pelayanan kesehatan

6
i. Memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan masyarakat,
termasuk dukungan terhadap sistem kewaspadaan dini dan respon
penanggulangan penyakit.

4) Kedudukan
Kedudukan Puskesmas dibedakan menurut keterkaitannya dengan
Sistem Kesehatan Nasional, Sistem Kesehatan Kabupaten/Kota dan Sistem
Pemerintah Daerah:

a. Sistem Kesehatan Nasional


Kedudukan Puskesmas dalam Sistem Kesehatan Nasional adalah
sebagai sarana pelayanan kesehatan strata pertama yang
bertanggungjawab menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan
upaya kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya.
b. Sistem Kesehatan Kabupaten/Kota
Kedudukan Puskesmas dalam Sistem Kesehatan Kabupaten/Kota
adalah sebagai Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan sebagian
tugas pembangunan kesehatan kabupaten/kota di wilayah kerjanya.
c. Sistem Pemerintah Daerah
Kedudukan puskesmas dalam Sistem Pemerintah Daerah adalah
sebagai Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang
merupakan unit struktural Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota bidang
kesehatan di tingkat kecamatan.
d. Antar Sarana Pelayanan Kesehatan Strata Pertama
Di wilayah kerja puskesmas terdapat berbagai organisasi pelayanan
kesehatan strata pertama yang dikelola oleh lembaga masyarakat dan
swasta seperti praktek dokter, praktek dokter gigi, praktek bidan,
poliklinik dan balai kesehatan masyarakat. Kedudukan puskesmas di
antara berbagai sarana pelayanan kesehatan strata pertama ini adalah

7
sebagai mitra. Di wilayah kerja puskesmas terdapat pula berbagai
bentuk upaya kesehatan berbasis dan bersumber daya masyarakat
seperti posyandu, polindes, pos obat desa dan pos UKK. Kedudukan
puskesmas di antara berbagai sarana pelayanan kesehatan berbasis dan
bersumberdaya masyarakat adalah sebagai pembina.
5) Tenaga Kesehatan
Dalam Dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 43 tahun 2019 Tentang Puskesmas dimana tenaga kesehatan
adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta
memiliki pengetahuan dan atau keterampilan melalui kewenangan untuk
melakukan upaya kesehatan. Sumber daya manusia Puskesmas terdiri atas
Tenaga Kesehatan dan tenaga non kesehatan. Jenis dan jumlah tenaga
kesehatan dan tenaga non kesehatan dihitung berdasarkan analisis beban
kerja, dengan mempertimbangkan jumlah pelayanan yang
diselenggarakan, jumlah penduduk dan persebarannya, karakteristik
wilayah kerja, luas wilayah kerja, ketersediaan fasilitas pelayanan
kesehatan tingkat pertama lainnya di wilayah.
Jenis Tenaga Kesehatan sebagaimana paling sedikit terdiri atas:
a. Dokter atau dokter layanan primer;
b. Dokter gigi;
c. Perawat;
d. Bidan;
e. Tenaga kesehatan masyarakat;
f. Tenaga kesehatan lingkungan;
g. Ahli teknologi laboratorium medik;
h. Tenaga gizi; dan
i. Tenaga kefarmasian.
Tenaga non kesehatan harus dapat mendukung kegiatan
ketatausahaan, administrasi keuangan, sistem informasi, dan kegiatan
operasional lain di Puskesmas. Tenaga Kesehatan di Puskesmas harus
bekerja sesuai dengan standar profesi, standar pelayanan, standar prosedur

8
operasional, etika profesi, menghormati hak pasien, serta mengutamakan
kepentingan dan keselamatan pasien dengan memperhatikan keselamatan
dan kesehatan dirinya dalam bekerja. Setiap tenaga kesehatan yang bekerja
di puskesmas harus memiliki surat izin praktik sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan.
6) Upaya Penyelenggaraan Kesehatan
Dalam rangka meningkatkan prinsip penyelenggaraan Puskesmas,
agar mampu mencapai tujuan yang diharapkan, serta mengembangkan dan
membina pelayanan kesehatan di wilayahnya secara efektif dan efisien,
perlu disusun rencana lima tahunan di tingkat Puskesmas. Dengan adanya
Rencana Lima Tahunan Puskesmas, maka kelangsungan pelaksanaan
kegiatan pelayanan kesehatan pada setiap tahun untuk satu periode akan
dapat lebih terjamin, walaupun terjadi pergantian pengelola dan pelaksana
kegiatan di Puskesmas maka diharapkan pengembangan program/kegiatan
tetap berjalan sesuai dengan Rencana Lima Tahunan yang telah ada.
Puskesmas menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat tingkat
pertama dan upaya kesehatan perorangan tingkat pertama. Upaya
kesehatan dilaksanakan secara terintegrasi dan berkesinambungan. Upaya
kesehatan masyarakat tingkat pertama sebagaimana dimaksud meliputi
upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan masyarakat
pengembangan (Permenkes RI No 75 Tahun 2014). Upaya kesehatan
wajib Puskesmas adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan komitmen
nasional, regional, dan global, serta mempunyai daya tingkat tinggi untuk
peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Puskesmas menyelenggarakan
upaya kesehatan masyarakat tingkat pertama dan upaya kesehatan
perseorangan tingkat pertama. Upaya kesehatan masyarakat tingkat
pertama meliputi upaya kesehatan masyarakat esensial dan upaya
kesehatan masyarakat pengembangan. Sesuai dengan Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014 Tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat Pasal 36, bahwasannya puskesmas harus
menyelenggarakan upaya UKM, Perkesmas, dan UKP, antara lain:

9
a. UKM Esensial dan Perkesmas
1) KIA dan KB
2) Pelayanan Gizi
3) Upaya Pencegahan Penyakit
4) Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat (UKBM)
5) Program Penyehatan Lingkungan dan Tempat Umum
b. UKM Pengembangan
1) Program Pelayanan Kesehatan Jiwa dan Psikologi
2) Program UKGS dan UKGMD
3) Pelayanan Kesehatan Lansia
c. Upaya Kesehatan Perorangan, Kefarmasian dan Laboratorium
1) Bagian Pendaftaran dan Rekam Medis
2) BP umum
3) Unit Gawat Darurat
4) BP Gigi dan Mulut
5) KIA dan KB
6) Pelayanan Fisioterapi
7) Pelayanan Gizi
8) Pelayanan Psikologi
9) Klinik Keperawatan
10) Pelayanan Kefarmasian
11) Pelayanan Laboratorium

B. Manajemen Pelayanan Puskesmas


Mengelola puskesmas sebagai satu unit organisasi yang didalamnya
terdapat sumber daya manusia, peralatan, anggaran dan program program
kegiatan dan lingkungan internal dan eksternal memerlukan ilmu manajemen.
Manajemen diterjemahkan dalam tiga rangkaian utama yaitu P1 Perencanaan,
P2 Penggerakan dan pelaksanaan serta P3 Pengawasan, pengendalian dan
Penilaian.
1) Perencanaan (P1)

10
Perencanaan merupakan suatu proses kegiatan yang sistematis
untuk menyusun atau mempersiapkan kegiatan yang akan dilaksanakan
oleh puskesmas pada tahun berikutnya untuk meningkatkan cakupan dan
mutu pelayanan kesehatan kepada masyarakat dalam upaya mengatasi
masalah-masalah kesehatan setempat. Dalam pelaksanaannya sangat
memerlukan kekhususan, daerah-daerah yang tertinggal atau terisolir
berbeda dengan daerah-daerah atau desa-desa yang maju, baik tahapan-
tahapannya maupun target-target pencapaiannya, tetapi harus punya
sasaran dan indikator yang jelas, sehingga dalam kurun waktu tertentu bisa
mendapatkan hasil yang sama dengan desa-desa yang lebih maju dan
keberhasilannya mungkin lebih singkat.
Perencanaan program kesehatan masyarakat di tingkat Puskesmas
sebaiknya berbeda antara satu desa dengan desa lainnya, terutama yang di
wilayahnya memiliki desa-desa terisolir atau tertinggal jangan
digeneralisir dengan desa-desa lainnya. Adapun langkah-langkah/ tahapan
yang ditempuh dalam perencanaan kesehatan adalah:
a. Analisa situasi
Analisa situasi adalah mempelajari atau mengkaji situasi yang ada
melalui data-data, observasi dan pengalaman yang dirumuskan
menjadi suatu kesimpulan tentang keadaan umum, keadaan khusus dan
masalah yang ada.
b. Mengidentifikasi masalah dan penetapan prioritas masalah
Setelah masalah yang ada diketahui, maka perlu pengkajian lebih
dalam lagi untuk menetapkan prioritas masalah. Penentuan ini sangat
penting karena menentukan masalah yang tepat sangat penting untuk
mencapai tujuan program. Cara menetapkan prioritas masalah:
1) Pan American Health Organization (PAHO) yang menggunakan
parameter dari Prevalens (Magnitude), Keparahan (Severity),
Kesiapan, teknologi (Vulnerability), Community atau Political
concern

11
2) Disease burden adalah beban yang ditimbulkan akibat masalah
kesehatan dengan metode DALY (Disability Adjusted Life Years)
3) Metode Delbecq dan metode Delphi, yang merupakan Nominal
Group Process

c. Merumuskan tujuan program dan target yang akan dicapai


Dalam menentukan tujuan program diperlukan perhatian terhadap
beberapa faktor, yaitu Potensi organisasi, Target program, dan Target
waktu.
Tujuan harus SMART, yang berarti:
1) Specific (Interpretasi sama) tujuan harus ditulis dengan kalimat
yang jika dibaca akan memiliki interpretasi yang sama, atau
ditambahkan penjelasan tentang maksud dari kalimat tujuan
tersebut.
2) Measurable (dapat diukur), tujuan harus bisa diukur secara
kuantitatif, kecuali beberapa hal yang bisa diukur secara kualitatif,
misal: warna. Bau dan lainnya.
3) Appropriate (sesuai dengan strategi nasional, tujuan program atau
institusi), tujuan yang dibuat tidak boleh bertentangan dengan
tujuan di atasnya yang terkait dengan program yang dibuat, misal:
tujuan program tahunan puskesmas tidak boleh bertentangan
dengan tujuan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
4) Realistic (dapat dilaksanakan), tujuan harus realistis, yaitu masuk
akal dan bisa dicapai.
5) Time bound (rencana sesuai target waktu) tujuan harus mempunyai
batasan waktu pencapaian dengan jelas.
d. Mengkaji faktor-faktor yang membantu dan menghambat tujuan
Kajian ini penting dilakukan untuk mengetahui sebesar apa
kemampuan organisasi untuk mencapai tujuan. Hal-hal yang menjadi
faktor pendorong dan penghambat, antara lain:
1) Faktor pendorong

12
Faktor pendorong terdiri dari kekuatan di dalam organisasi dan
adanya peluang di luar organisasi
2) Faktor penghambat
Faktor penghambat dapat berasal dari kelemahan dalam organisasi
dan juga tantangan dari luar organisasi.

e. Merumuskan kegiatan yang harus dilaksanakan


2) Penggerakan dan Pelaksanaan (P2)
Pengorganisasian merupakan langkah kegiatan pertama untuk menentukan
personil, biaya, tugas dan wewenang, waktu kegiatan, sasaran, sarana dan
prasarana, pencatatan dan pelaporan. Seluruh hal yang berkaitan dengan
pengorganisasian harus disepakati bersama dan dibuat tertulis serta
disesuaikan dengan perencanaan yang telah dibuat. Pelaksanaan
pengorganisasian merupakan pelaksanaan kegiatan yang telah
direncanakan dan dilaksanakan oleh organisasi atau tim yang telah
dibentuk, meliputi:
a. Upaya kesehatan masyarakat
b. Pencatatan dan pelaporan
c. Keterlibatan lintas sektoral dan program
d. Pengelolaan keuangan
e. Pengelolaan obat
f. Pemanfaatan dan pemeliharaan sarana
Lokakarya Mini Puskesmas merupakan suatu pertemuan antar petugas
Puskesmas dan petugas Puskesmas dengan sektor terkait (lintas sektoral)
untuk meningkatkan kerjasama tim, memantau cakupan pelayanan
Puskesmas serta membina peran serta masyarakat secara terpadu agar
dapat meningkatkan fungsi Puskesmas. Ditinjau dari fungsi manajemen
yang terdiri dari perencanaan (P1), Penggerakan Pelaksanaan (P2) dan
Pengawasan Pengendalian Penilaian (P3) maka Lokakarya Mini
Puskesmas merupakan penerapan Penggerakan, Pelaksanaan (P2).
Adapun tujuan dilakukannya lokakarya mini adalah sebagai berikut :

13
a. Tujuan Umum
Meningkatkan fungsi Puskesmas melalui penggerakan pelaksanaan
Puskesmas, bekerjasama dalam tim dan membina kerja sama lintas
program serta lintas sektoral.

b. Tujuan Khusus
1) Terhalangnya kerjasama dalam tim antar tenaga Puskesmas dan
pelaksana
2) Terselenggaranya lokakarya bulanan antar tenaga Puskesmas
dalam rangka pemantauan hasil kerja tenaga Puskesmas dengan
cara membandingkan rencana kerja bulan lalu dari setiap petugas
dengan hasil kegiatannya dan membandingkan cakupan kegiatan
dari daerah binaan dengan targetnya serta tersusunnya rencana
kerja bulan berikutnya.
3) Terhalangnya kerjasama lintas sektoral dalam rangka pembinaan
dan pengembangan peran serta masyarakat secara terpadu.
4) Terselenggaranya lokakarya tribulanan lintas sektoral dalam
rangka mengkaji kegiatan kerjasama lintas sektoral dan
tersusunnya rencana kerja triwulan berikutnya. Manfaatnya adalah
mengevaluasi kegiatan yang telah dilakukan pada bulan lalu dan
untuk merencanakan kegiatan yang akan dilakukan.
3) Pengawasan, Pengendalian dan Penilaian, berbentuk Penilaian Kinerja
Puskesmas (P3)
Pemantauan adalah memantau pelaksanaan kegiatan puskesmas, melalui:
a. Melihat langsung
b. Melihat catatan hasil kegiatan
c. Melalui laporan
d. Pertemuan lokakarya mini
Manfaatnya adalah untuk mengetahui:
a. Pelaksanaan sesuai rencana atau tidak

14
b. Adanya kendala/ hambatan dalam pelaksanaan
c. Keterlibatan staf, lintas sektoral
d. Penggunaan sarana dan anggaran
Pengawasan dilakukan oleh Pimpinan Puskesmas melalui
a. Pengawasan secara berjenjang
b. Pembinaan pegawai
Manfaat pengawasan adalah untuk mengetahui:
a. Adanya penyimpangan pelaksanaan
b. Adanya kelemahan perencanaan
c. Adanya kelemahan personil
d. Adanya pemborosan atau tidak

15
BAB III
PELAKSANAAN MANAJEMEN PELAYANAN KEBIDANAN

A. Profil Puskesmas Turi


a. Keadaan dan Kondisi Geografis
Turi merupakan wilayah kecamatan paling utara di Kabupaten
Sleman, yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Magelang, Jawa
Tengah. Jarak Ibu kota Kecamatan ke Pusat Pemerintahan (Ibu kota)
Kabupaten Sleman adalah 8 Km. Lokasi ibu kota kecamatan Turi berada
di 7.65200‘ LS dan 110.36990‘ BT. Kapanewon Turi memiliki 4 desa
yakni Donkerto, Bangunkerto, Girikerto, dan Wonokerto. Dan Puskesmas
Turi berada di Kelurahan Donokerto dengan luas wilayah 4.309 Ha dan
berada di ketinggian 500-600 meter di atas permukaan air laut dengan
suhu maksimum/minimum 24°C/ 21.80°C. Secara geografis Puskesmas
Turi dengan batas-batas wilayah sebagai berikut:
Selatan : Kalurahan Pandowoharjo, Kapanewon Sleman
Utara : Hutan Gunung Merapi
Timur : Kalurahan Purwobinangun, Kapanewon Pakem
Barat : Kalurahan Merdikorejo, Kapanewon Tempel
Wilayah kerja Puskesmas Turi yang memiliki 4 kelurahan in dan 54
dusun dengan rincian masing-masing:
1. Kalurahan Donokerto terbagi atas 16 dusun, yaitu: Surodadi,
Karanganyar, Randusongo, Gabugan, Dukuh, Donoasih, Gondang,
Jomboran, Kenaruhan, Gading Wetan, Gading Kulon, Klegung, Turi,
Ngamplak, Balong, Bandaran.
2. Kalurahan Bangunkerto terbagi atas 12 dusun, yaitu: Kendal,
Ngentak, Kawedan, Gadung, Rejodadi, Ganggong, Bangunharjo,
Kelor, Jurugan, Karangwuni, Bangunsari, Wonosari.
3. Kalurahan Wonokerto terbagi atas 13 dusun, yaitu: Tunggularum,
Gondoarum, Sempu, Banjarsari, Imorejo, Manggungsari, Jambusari,
Dukuhsari, Kembang, Pojok, Becici, Dadapan, Sangurejo.

16
4. Kalurahan Girikerto terbagi atas 13 dusun, yaitu: Ngandong,
Nganggring, Kloposawit, Kemirikebo, Sukorejo, Pancoh, Nangsri,
Bangunmulyo, Babadan, Glagahombo, Daleman, Surodadi,
Karanggawang.

17
b. Demografi
Puskesmas ini mengampu seluruh wilayah Kecamatan Turi. Untuk
data jumlah KK dan Jiwa di kapanewon Turi di tahun 2022, yakni :
No Kelurahan Jumlah KK Jumlah Jiwa
1 Donokerto 3302 9302
2 Bangunkerto 3273 9432
3 Girikerto 2878 8365
4 Wonokerto 3526 10572
TOTAL 12979 37671
Wilayah kerja Puskesmas Turi memiliki jumlah penduduk sebanyak
37.671 jiwa, yang paling banyak penduduknya adalah Kalurahan
Wonokerto sebanyak 10.572 jiwa, atau 28,06% dari jumlah penduduk
Wilayah kerja Puskesmas Turi Kabupaten Sleman. Menempati jumlah
penduduk selanjutnya yaitu Kalurahan Bangunkerto sebanyak 9.432 jiwa
(25,04%), Kalurahan Donokerto sebanyak 9.302 jiwa (24,69%),
sedangkan jumlah penduduk terendah adalah Kalurahan Girikerto
sebanyak 8.365 jiwa (22,20 %).
Untuk jumlah penduduk Turi berdasarkan kelompok umur menurut
SIAK tahun 2021, yakni :

KELOMP JUMLAH PENDUDUK


N OK LAKI-
O UMUR LAKI-
PEREMPU LAKI+PEREMP
(TAHUN) LAKI
AN UAN
1 2 3 4 5
1 0-4 1.152 1.131 2.28
3
2 5-9 1.386 1.215 2.60
1
3 10 - 14 1.451 1.408 2.85
9
4 15 - 19 1.352 1.328 2.68
0

18
5 20 - 24 1.530 1.374 2.90
4
6 25 - 29 1.399 1.292 2.69
1
7 30 - 34 1.182 1.190 2.37
2
8 35 - 39 1.299 1.337 2.63
6
9 40 - 44 1.400 1.442 2.84
2
1 45 - 49 1.382 1.500 2.88
0 2
1 50 - 54 1.497 1.446 2.94
1 3
1 55 - 59 1.131 1.149 2.28
2 0
1 60 - 64 876 963 1.83
3 9
1 65 - 69 689 724 1.41
4 3
1 70 - 74 389 482 871
5
1 75+ 629 843 1.47
6 2
JUMLAH 18.744 18.824 37.5
68

B. Manajemen di Puskesmas Turi


Manajemen Puskesmas menurut PerMenKes RI No 44 tahun 2016
tentang pedoman Manajemen Puskesmas adalah suatu rangkaian kegiatan
perencanaan, pengorganisasian pelaksanaan, pengendalian, penilaian dan
pertanggungjawaban yang secara sistematik yang dilaksanakan Puskesmas
dalam rangka menyelenggarakan tugas dan fungsi sehingga menghasilkan
luaran Puskesmas yang efektif dan efisien. Untuk di Puskesmas Turi
manajemen pelayanan lalu terbagi dalam tiga rangkaian utama yaitu
perencanaan (P1), penggerakan dan pelaksanaan (P2), serta pengawasan,
pengendalian dan Penilaian (P3). Dalam pelaksanaan manajemen

19
pelayanan puskesmas dari PerMenKes yang ada Puskesmas Turi sudah
menerapkan rangkaian manajemen tersebut.
Secara umum perencanaan dapat dikatakan sebagai suatu proses
penyusunan yang sistematis mengenai kegiatan-kegiatan yang perlu
dilakukan untuk mengatasi masalah-masalah yang dihadapi dalam rangka
pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Puskesmas Turi menerapkan
Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP) yang mana memuat petunjuk
dalam menyusun rencana kegiatan yang akan dilaksanakan dalam kurun
waktu satu tahun.
Lokakarya Mini Puskesmas merupakan pedoman penggerakan
pelaksanaan. Lokakarya Mini Puskesmas terdiri atas 4 komponen yaitu
penggalangan kerjasama lintas sektoral, dan rapat kerja tribulanan lintas
sektoral.
1. Penggalangan kerja sama dalam tim
Yaitu lokakarya yang dilaksanakan sebulan sekali di dalam lingkungan
Puskesmas sendiri, dalam rangka meningkatkan kerja sama antara petugas
Puskesmas untuk meningkatkan fungsi Puskesmas.
2. Penggalangan kerjasama lintas sektoral
Dalam rangka meningkatkan peran serta masyarakat dan dukungan sektor-
sektor yang bersangkutan diperlukan penggalangan kerjasama lintas
sektoral serta dilaksanakan dalam satu pertemuan lintas sektoral setahun
sekali. Untuk itu perlu dijelaskan manfaat bersama pembinaan upaya peran
serta masyarakat dalam bidang kesehatan bagi sektor-sektor yang
bersangkutan. Sebagai hasil pertemuan adalah kesepakatan rencana kerja
sama lintas sektoral dalam membina peran serta masyarakat dalam bidang
kesehatan.
3. Rapat Kerja Bulanan Puskesmas
Sebagai tindak lanjut rapat penggalangan kerja sama dalam Tim setiap
akhir bulan diadakan antar tenaga Puskesmas untuk membandingkan
rencana kerja bulan yang lalu dengan hasil kegiatannya. Apabila dijumpai

20
masalah akan dibahas bersama untuk dipecahkan bersama dan kemudian
menyusun rencana kerja bulan berikutnya.
4. Rapat Kerja Tribulan Lintas Sektoral
Sebagai tindak lanjut pertemuan penggalangan kerjasama lintas sektoral
dilakukan pertemuan lintas sektoral setiap 3 bulan sekali untuk mengkaji
hasil kegiatan kerja sama lintas sektoral selama 3 bulan yang lalu dan
memecahkan masalah yang dihadapi kemudian disusun rencana kerja
sama lintas sektoral bulan berikutnya
Puskesmas merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota, sehingga dalam melaksanakan tugas dan
fungsinya, akan mengacu pada kebijakan Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota bersangkutan. Salah satu kegiatan agar Puskesmas dapat
mengelola upaya kesehatan dengan baik dan berkesinambungan dalam
mencapai tujuannya adalah Penilaian Kinerja Puskesmas (PKP).
PKP merupakan suatu proses yang objektif dan sistematis dalam
mengumpulkan, menganalisis, serta menggunakan informasi untuk
menentukan seberapa efektif dan efisien pelayanan Puskesmas. Selain itu
juga sebagai sebagai salah satu masukan perencanaan kegiatan Puskesmas
di tahun yang akan datang.
Pelaksanaan PKP UPTD Puskesmas Turi tahun 2022 meliputi
kegiatan sebagai berikut:
1. Kepala UPTD Puskesmas Turi membentuk Tim PKP;
2. Masing-masing penanggung jawab kegiatan melakukan pengumpulan
data pencapaian;
3. Periode penilaian adalah 12 bulan yaitu bulan Januari sampai bulan
Desember Tahun 2022.
4. Data untuk menghitung hasil kegiatan diperoleh dari Sistem Informasi
Puskesmas, pencatatan dan pelaporan masing-masing penanggung jawab
kegiatan, survey lapangan, laporan lintas sektor terkait, dan laporan
jejaring fasilitas pelayanan kesehatan di wilayah kerja;

21
5. Penanggung jawab kegiatan melakukan analisis terhadap hasil yang telah
dicapai dibandingkan dengan target yang ditetapkan, identifikasi
kendala/hambatan, mencari penyebab dan latar belakangnya, mengenali
faktor-faktor pendukung dan penghambat.
6. Penanggung jawab kegiatan bersama Tim PKP menyusun rencana
pemecahannya dengan mempertimbangkan kecenderungan timbulnya
masalah (ancaman) ataupun kecenderungan untuk perbaikan (peluang);
7. Tim PKP menyusun laporan PKP;
8. Laporan PKP disampaikan ke Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman yang
selanjutnya akan diberi umpan balik oleh Dinas Kesehatan;
9. Laporan PKP sebagai salah satu dasar dalam penyusunan RUK.

C. Pelaksanaan Kegiatan di Puskesmas Turi


Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 tahun 2019 tentang
Pusat Kesehatan Masyarakat, bahwasanya Puskesmas harus
menyelenggarakan upaya UKM dan Perkesmas, antara lain:
1. Program Peningkatan Kesehatan Masyarakat
a. Program Kesehatan Ibu dan Anak
b. Kesehatan Reproduksi dan KB
c. Gizi Masyarakat
1) Bayi Baru Lahir Mendapatkan Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
2) ASI Eksklusif
3) Ibu Hamil KEK
4) Balita Stunting
5) Gizi Kurang
6) Balita Wasting
7) Balita Gemuk
8) Balita Wasting dan Severe Wasting
9) Balita Gizi Lebih
10) Balita Gizi Buruk
11) Cakupan D/S

22
d. Promosi Kesehatan dan Upaya Kesehatan Bersumberdaya
Masyarakat (UKBM)
1) PHBS Tatanan Rumah Tangga
2) PHBS Tatanan Pendidikan
3) PHBS Tatanan Tempat Kerja
4) PHBS Tatanan Tempat Umum
5) Kemandirian Posyandu
6) Program Kesehatan Dasar
2. Program Pencegahan Dan Pengendalian Penyakit (P2P)
a. Program Pemberantas Penyakit Diare
b. Program Pemberantas Penyakit Tuberkulosis
c. Program Pemberantas Penyakit Malaria
d. Program Pemberantasan Penyakit Demam Dengue/Demam Berdarah
Dengue (DBD)
e. Surveillance PMS/HIV- AIDS
f. Penyakit Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I)
g. Penanganan Penyakit Leptospirosis
h. Program Imunisasi
3. Program Penyehatan Lingkungan Dan Tempat-Tempat Umum
a. Kesehatan Lingkungan
1) Penyediaan Air Bersih
2) Penyehatan Perumahan
3) Sanitasi Permukiman
b. Kesehatan Tempat-Tempat Umum, Tempat Pengelolaan Makanan
1) Pemantauan TTU, TPM dan Pemantauan Peredaran Makanan
2) Tempat Pengelolaan Makanan
3) Pemantauan Peredaran Makanan
4. Program Pelayanan Kesehatan
a. Kesehatan Jiwa
b. Surveilans Kesehatan Haji
c. Program Penjaminan Pembiayaan Kesehatan

23
D. Analisis SWOT
Pada analisis masalah yang akan dilakukan menggunakan SWOT yakni
(Strengths Weakness Opportunities Threats).

NO SWOT ANALISIS STRATEGI

1 Strengths Letak strategis, pinggir jalan, mudah Memanfaatkan


ditemukan. sumber daya yang
sudah ada dan
menjaganya serta
memaksimalkan
letak strategis.

Gedung rawat inap luas Memaksimalkan


fungsi bangunan dan
memanfaatkan
sumber daya yang
sudah ada dan
menjaganya.

Ada UGD, rawat inap, dan PONED 24 Optimalisasi SDM


jam dan peralatan yang
memadai guna
meningkatkan
kinerja.

2 Weakness Distribusi tenaga tidak merata Optimalisasi SDM


sesuai beban kerja

Program sama dengan puskesmas lain Menciptakan inovasi


beda dengan yang
lainnya.

3 Opportunitie Masyarakat bersedia diberi layanan Menjaring minat


s warga dengan
menampilkan inovasi
–inovasi berkualitas
dan bermutu

SDM yang loyal dan berkualitas Mengoptimalkan


pelayanan dengan
memanfaatkan
teknologi dan media
sosial.

4 Threats Dana operasional menambah Meningkatkan nilai


kesejahteraan pegawai KBK BPJS hingga
100%

Adanya intervensi BPJS Tetap melaksanakan

24
kewajiban-kewajiban
sesuai prosedur.

E. Sumber Daya Manusia


Sumber daya manusia yang dimiliki oleh Puskesmas Turi antara lain:
N Pendidikan
Jabatan Jumlah
O SLTA D-I DII DIII DIV S1 S2
1. Ka. Puskesmas 1 1
2. Ka. Subbag TU 1 1
3. Dokter umum 4 4
4. Dokter Gigi 1 1
5. Perawat 11 1 12
6. Bidan 11 1 2 14
7. Perawat gigi 3 3
8. Fisioterapi 1 1
9. Apoteker 2 2 4
10. Laboratorium 3 3
11. Perekam Medis 2 2
12. Sanitarian 2 2
13. Nutrisionis 3 3
14. Promkes 1 1
15. Epidemologi 1 1

25
16. Psikologi 1 1
17. Pembuku 2 2
18. IT dan Aset 1 1
19. Sopir 4 4
20. Loundry dan
1 1
Juru Masak
15. Staf
3 3 6
Administrasi
16. Cleaning
4 4
service
TOTAL 72

F. Cakupan Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak


Dibawah ini capaian SPM Puskesmas Turi tahun 2022 dengan 12 indikator
wajib:

N Target
SPM (12 INDIKATOR WAJIB) Cakupan (%)
o sasaran (%)
1 Persentase ibu hamil mendapatkan pelayanan ibu hamil 100 93,64%
2 Presentasi ibu bersalin mendapatkan pelayanan persalinan sesuai 100 98,44%
standar
3 Persentase bayi baru lahir mendapatkan pelayanan kesehatan
bayi baru lahir
100 103,03%
4 Persentase anak usia 0-59 bulan yang mendapatkan pelayanan 100
kesehatan balita sesuai standar
-
5 Persentase anak usia pendidikan dasar yang mendapatkan 100 81,96%
skrining kesehatan sesuai standar
6 Persentase warga negara usia 15–59 tahun mendapatkan skrining 100 46,84%
kesehatan sesuai standar
7 Persentase warga negara usia 60 tahun Keatas mendapatkan 100 79,94%
skrining kesehatan sesuai standar
8 Persentase penderita hipertensi mendapat pelayanan kesehatan 100 79,47%
sesuai standar
9 Persentase penyandang DM yang mendapatkan pelayanan 100 77,24%
kesehatan sesuai standar
1 Persentase ODGJ berat yang mendapatkan pelayanan kesehatan 100 91,35%
0 jiwa sesuai standar

26
1 Persentase Orang dengan TB mendapatkan pelayanan TB sesuai 100 123,67%
1 standar
1 Persentase orang berisiko terinfeksi HIV mendapatkan 100 90,56%
2 pemeriksaan HIV sesuai standar
Cakupan pelayanan kesehatan ibu dan anak ada di indicator nomer 1, 2,
dan 3. Dari capaian yang ada tampak dari 3 indikator baru 1 indikator yang
tercapai yakni indikator nomor 3, persentase bayi baru lahir mendapatkan
pelayanan kesehatan bayi baru lahir sesuai standar, hal ini dikarenakan
sasaran estimasi dari dinkes Sleman yang kekecilan. Persentase ibu hamil
mendapatkan pelayanan ibu hamil belum mencapai target karena adanya ibu
hamil yang mengalami keguguran, kejadian KTD masih ada, kunjungan K4
tidak terpenuhi. Untuk presentasi ibu bersalin mendapatkan pelayanan
persalinan sesuai standar juga tidak tercapai karena masih ada bumil yang di
TM 3 yang belum partus.
Pada SPM no 5, pelayanan kesehatan yang bisa diberikan pada balita
diantaranya penimbangan minimal 8 kali setahun, pengukuran panjang/ tinggi
badan minimal 2 kali setahun, pemberian kapsul vitamin A 2 kali setahun,
dan pemberian imunisasi dasar lengkap. Capaian 81,96% belum memenuhi
target 100% dikarenakan masih ada balita yang belum ditimbang 8kali dalam
setahun serta imunisasi dasar yang belum lengkap hingga boster di usia 18
bulan.
Kegiatan pelayanan skrining kesehatan usia 15–59 tahun meliputi deteksi
kemungkinan obesitas dilakukan dengan memeriksa tinggi badan dan berat badan
serta lingkar perut, deteksi hipertensi dengan memeriksa tekanan darah sebagai
pencegahan primer, deteksi kemungkinan diabetes melitus menggunakan tes cepat
gula darah, deteksi gangguan mental emosional dan perilaku, pemeriksaan ketajaman
penglihatan, pemeriksaan ketajaman pendengaran, dan deteksi dini kanker dilakukan
melalui pemeriksaan payudara klinis dan pemeriksaan IVA khusus untuk wanita usia
30–59 tahun. Capaian 46,84% masih jauh dari 100%, hal ini dikarenakan banyak
masyarakat yang belum sadar akan pentingnya skrining kesehatan yang harus
dilakukan.
Persentase warga negara usia 60 tahun keatas mendapatkan skrining
kesehatan sesuai standar, persentase penderita hipertensi mendapat pelayanan

27
kesehatan sesuai standar, dan persentase penyandang DM yang mendapatkan
pelayanan kesehatan sesuai standar masih diangka rata-rata 75%. Hal ini
serupa dengan skrining pada usia 15-59 tahun, belum banyak yang mau untuk
melakukan skrining yang sudah difasilitasi oleh Puskesmas Turi, namun
belum banyak warga yang mau datang untuk melakukan skrining.
Persentase ODGJ berat yang mendapatkan pelayanan kesehatan jiwa
sesuai standar, belum mencapai 100%, karena ada penambahan sasaran
terbaru dari dinas yang belum dikunjungi oleh petugas Puskesmas Turi, dari
target 104 orang yang belum dikunjungi masih ada sekitar 12 karena
keterbatasan waktu perawat dan dokter untuk kunjungan ke ODGJ diwilayah
Turi.
Persentase orang berisiko terinfeksi HIV mendapatkan pemeriksaan HIV
sesuai standar mencapai 90,56%, hal ini tidak tercapai dikarenakan tidak
mudah untuk menemukan populasi kunci, warga yang di skrining adalah yang
warga datang ke Puskesmas Turi, pasien-pasien TB yang belum dilakukan
skrining HIV, dan tingkat kesadaran warga untuk melakukan skrining belum
tinggi.

G. Pembiayaan Kesehatan
Pembiayaan Kesehatan bertujuan agar pengelolaan keuangan dari
hasil pendapatan dan dana rutin, akses, serta proyek lain berjalan dengan
tertib dan lancar sesuai dengan peraturan dan perundangan yang berlaku.
Kebendaharaan dikelola oleh dua orang pegawai yang masing-masing
bertanggung jawab dalam pengelolaan keuangan Puskesmas Turi, baik dari
pendapatan maupun pengeluaran biaya yang digunakan untuk menjalankan
system operasional.
Sumber pendapatan Puskesmas turi berasal dari :
a. Dana dari pembayaran tarif pelayanan rawat jalan.
b. Dana Anggaran Pendapat Belanja Daerah (APBD).
c. Dana Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) berupa
Bantuan Operasional Kesehatan (BOK).

28
d. Hibah.
e. Kerjasama.
f. Dana yang didapat dari kapitasi BPJS Kesehatan.

Pengeluaran keuangan merupakan tugas dari kebendaharaan. Setiap


kegiatan pengeluaran keuangan harus mendapatkan persetujuan dari Kepala
Puskesmas dan harus sesuai dengan surat pertanggungjawaban (SPJ) sarta
standar pengeluaran yang telh ditentukan.
Penerapan sistem anggaran berbasis kinerja, makan puskesmas
menyusun DPA dengan mengacu pada arah kebijakan umum dibidang
kesehatan. Tahun 2021 Puskesmas Turi memiliki anggaran sebesar Rp
2.927.218.017.- yang bersumber dari pendapatan rawat jalan Rp
2.300.000.000.-, dan APBD Subsidi Operasional Puskesmas (SOP) dan Biaya
Operasional Kesehatan (BOK) dari pusat sebesar 627.218.017.-. Total
Realisasi anggaran Kesehatan UPT Pusat Kesehatan Masyarakat Turi tahun
2021 dilaporkan sejumlah 1.899.469.600 untuk anggaran pendapatan dan
3.773.074.910 untuk anggaran APBD (Profil Puskesmas Turi, 2022)

H. Obat dan Bahan Habis Pakai


Pelayanan farmasi adalah salah satu bagian yang tidak dapat
terpisahkan dalam setiap pelayanan kesehatan. Tujuan kegiatan pengelolaan
farmasi adalah untuk memenuhi kebutuhan obat dalam mendukung pelayanan
kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Turi. Sasarannya adalah semua lapisan
masyarakat baik masyarakat umum, peserta Jaminan Kesehatan Masyarakat,
peserta Jaminan BPJS Non PBI/ASKES pegawai negeri, dan siapa saja yang
berobat di Puskesmas Turi. Kegiatan farmasi Puskesmas Turi antara lain:
a. Memberikan pelayanan obat
b. Membuat laporan pemakaian obat
c. Membuat perencanaan pengadaan obat
d. Penerimaan dan Penyimpanan obat
e. Distribusi obat

29
C. Manajemen Pelayanan Kebidanan di Puskesmas Turi
Bidan Puskesmas Turi dalam berpraktik dilakukan secara profesional,
dituntut tanggung jawab manajerial yang bermutu. Untuk itu Bidan
Puskesmas Turi dituntut untuk memahami teknik- teknik manajemen
pelayanan kebidanan. Artinya di dalam praktiknya yang penuh tanggung
jawab itu dilakukan menggunakan teori-teori dan prinsip manajemen, yang
telah diakui secara nasional maupun internasional. Dengan perkataan lain,
bidan praktek telah menggunakan manajemen kebidanan yang adekuat dalam
memberikan asuhan kebidanan pada kliennya.
Bidan mempunyai fungsi yang sangat penting dalam asuhan yang
mandiri, kolaborasi, dan melakukan rujukan yang tepat. Oleh karena itu,
bidan dituntut untuk mampu mendeteksi dini tanda dan gejala komplikasi
kehamilan, memberikan pertolongan kegawatdaruratan kebidanan dan
perinatal dan merujuk kasus. Praktek kebidanan telah mengalami perluasan
peran dan fungsi dari focus terhadap ibu hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir
serta anak balita bergeser kepada upaya mengantisipasi tuntutan kebutuhan
masyarakat yang dinamis yaitu menuju kepada pelayanan kesehatan
reproduksi sejak konsepsi, persalinan, pelayanan ginekologis, kontrasepsi,
asuhan pre dan post menopause, sehingga hal ini merupakan suatu tantangan
bagi bidan (Modul Manajemen Kebidanan, 2022)
Manajemen kebidanan yang diaplikasikan oleh Bidan Puskesmas Turi
diantaranya :
1. Identifikasi dan analisis masalah yang mencakup pengumpulan data
subjektif dan objektif dan analisis dari data yang dikumpul/dicatat.
2. Perumusan (diagnosis) masalah utama, masalah yang mungkin akan
timbul (potensial) serta penentuan perlunya konsultasi, kolaborasi, dan
rujukan.
3. Penyusunan rencana tindakan berdasarkan hasil perumusan.
4. Pelaksanaan tindakan kebidanan sesuai dengan kewenangannya.
5. Evaluasi hasil tindakan. Hasil evaluasi ini digunakan untuk
menentukan tingkat keberhasilan tindakan kebidanan yang telah

30
dilakukan dan sebagai bahan tindak lanjut.
Pembagian Tugas dan Tanggungjawab Bidan di Puskesmas Turi :
a. Tugas dan tanggungjawab bidan koordinator KIA: bertanggungjawab
terhadap segala kegiatan dan laporan terkait pelayanan di KIA, ikut
melakukan segala kegiatan/pelaksanaan program di KIA.
b. Tugas dan tanggungjawab koordinator imunisasi: bertanggungjawab
terhadap kegiatan dan laporan terkait pelayanan imunisasi, ikut
melaksanakan segala kegiatan/pelayanan di poli KIA.
c. Tugas dan tanggungjawab koordinator KB: bertanggungjawab terhadap
kegiatan dan laporan terkait pelayanan KB, ikut melaksanakan segala
kegiatan/pelayanan di poli KIA.
d. Tugas dan tanggungjawab koordinator Pustu: bertanggungjawab terhadap
kegiatan dan laporan terkait pelayanan Ibu hamil, ikut melaksanakan
segala kegiatan/pelayanan di poli KIA.
e. Tugas dan tanggung jawab koordinator laporan
f. Seluruh bidan pelaksana di puskesmas Turi mempunyai tanggung jawab
untuk memberikan bimbingan kepada mahasiswa praktek tetapi
penanggung jawab bimbingan adalah bidan koordinator KIA.
Menurut Kepmenkes no 900/Menkes/SK/VII/2002:
Pelayanan kebidanan, asuhan bagi perempuan mulai dari :
a. pranikah,
b. pra kehamilan,
c. selama kehamilan,
d. persalinan,
e. nifas,
f. menyusui,
g. Interval antara masa kehamilan h. menopause,
i. termasuk asuhan bayi baru lahir, bayi dan balita
Pelayanan KB :
a. konseling KB,
b. penyediaan berbagai jenis alat kontrasepsi,

31
c. nasehat dan tindakan bila terjadi efek samping
Pelayanan kesehatan masyarakat :
a. Asuhan untuk keluarga yang mengasuh anak
b. Pembinaan kesehatan keluarga
c. Kebidanan komunitas
d. Persalinan di rumah
e. Kunjungan rumah
f. Deteksi dini kelainan pada ibu dan anak
Sasaran pelayanan kebidanan
a. Individu
b. Keluarga
c. Masyarakat Alur Pelayanan Pasien KIA
Setiap pasien yang datang dilayani sesuai dengan SOP yang telah
dibuat dan disahkan oleh kepala Puskesmas Turi. Alur pendaftaran pasien di
Puskesmas Turi adalah sebagai berikut:
a. Pasien datang
b. Skrining awal oleh petugas khusus
c. Pasien mengambil nomor antrian sesuai poliklinik
d. Pasien mendaftar di pendaftaran
e. Pasien menyerahkan kartu identitas diri dan nomor
pendaftaran, kemudian pasien menunggu di ruang tunggu di
depan poli KIA.
Alur pelayanan pasien:
a. Pasien mengikuti alur pendaftaran
b. Petugas RM akan mengantar berkas pasien ke poli KIA
c. Jika pasien sudah selesai menjalani pemeriksaan, maka di
arahkan ke kasir.
d. Kemudian diarahkan ke Farmasi untuk menyerahkan resep
dan pengambilan obat.
e. Pasien pulang
1. Jadwal Pelayanan Poli KIA

32
Senin – Jumat : Pelayanan ANC, Nifas, BBL, Konsultasi kespro
Rabu – Kamis : Pelayanan KB, IVA
Sabtu : Imunisasi Dasar lengkap, khusus mg 1 dan 3 BCG.
Pelayanan Caten setiap hari jam kerja (Kecuali hari Sabtu)

2. Pelaporan dan Dokumentasi


Semua pelayanan di ruang KIA didokumentasikan. Ada dua
pendokumentasian di poli KIA, yang pertama dengan cara online
menggunakan software yaitu aplikasi SIMPUS, SIM-KIA, SIMUNDU, P-
Care yang kedua pendokumentasian secara manual yaitu dengan rekam medis
dan register. Saat ini ada system terbaru dan sedang dijalankan Smartsimfo.
Ada beberapa jenis register dan buku di poli KIA:
a. Register ibu hamil
b. Register KB
c. Register Imunisasi
d. Register Calon Pengantin
e. Register pelayanan ANC Terpadu
f. Register Rapid Test Covid Ibu Hamil
g. Register IVA
h. Buku Konsultasi Kespro
i. Buku Rujukan eksternal
j. Buku rujukan internal
3. Manajemen Mutu
Mutu pelayanan kesehatan adalah kinerja yang menunjuk pada tingkat
kesempurnaan pelayanan kesehatan, yang di satu pihak dapat menimbulkan
kepuasan kepada setiap pasien sesuai dengan tingkat kepuasan rata‐rata
penduduk, serta di pihak lain penyelenggaraannya sesuai dengan standar dan
kode etik profesi yang telah ditetapkan. Survey kepuasan pasien dilakukan
dengan pengisian formulir kepuasan pelanggan dan juga kotak saran. Kotak
saran dan form kepuasan pelanggan ini dibuka setiap 1 minggu sekali dan
hasilnya disampaikan pada rapat rutin setiap bulan. Hal ini sebagai evaluasi

33
dalam penyelenggaraan pelayanan publik yang selanjutnya digunakan sebagai
feedback dalam upaya penyempurnaan penyelenggaraan.

34
BAB IV
PEMBAHASAN
Suatu Organisasi yang baik dapat terwujud apabila komponen-
komponen di dalamnya berfungsi secara maksimal. Suatu organisasi yang
baik terdapat fungsi-fungsi manajemen secara tepat dan benar. Masing-
masing fungsi saling berkaitan dan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat
terpisahkan, begitu juga organisasi sebuah Puskesmas. Puskesmas Turi yang
memiliki sebuah manajemen pelayanan yang sudah ada dan dijalankan
dengan sebuah aturan yang telah ditetapkan. Dalam pelaksanaan manajemen
pelayanan, Puskesmas Turi sudah menerapkan tiga rangkaian utama
manajemen. Tiga rangkaian utama manajemen yaitu perencanaan (P1),
penggerakan dan pelaksanaan (P2), serta pengawasan, pengendalian dan
Penilaian (P2). Hal ini sudah tampak dengan melihat kegiatan-kegiatan yang
telah dilakukan dengan PTP (Perencanaan Tingkat Puskesmas). Selain itu
juga kegiatan lokakarya mini yang dilakukan tiap bulan berjalan sesuai
jadwal tiap bulan. Puskesmas Turi juga melaksanakan kegiatan Penilaian
Kinerja Puskesmas (PKP). PKP merupakan suatu proses yang objektif dan
sistematis dalam mengumpulkan, menganalisis, serta menggunakan informasi
untuk menentukan seberapa efektif dan efisien pelayanan Puskesmas. Selain
itu juga sebagai sebagai salah satu masukan perencanaan kegiatan Puskesmas
di tahun yang datang.
Untuk nilai capaian SPM (Standar Pelayanan Minimal ) Puskesmas
Turi selama tahun 2022 yang meliputi 12 indikator wajib untuk KIA sendiri
memiliki 3 indikator yakni persentase bayi baru lahir mendapatkan pelayanan
kesehatan bayi baru lahir sesuai standar sudah tercapai lebih dari 100%, hal
ini dikarenakan sasaran estimasi dari dinkes Sleman yang kekecilan.
Persentase ibu hamil mendapatkan pelayanan ibu hamil belum mencapai
target karena adanya ibu hamil yang mengalami keguguran, kejadian KTD
masih ada, kunjungan K4 tidak terpenuhi. Untuk presentasi ibu bersalin
mendapatkan pelayanan persalinan sesuai standar juga tidak tercapai karena
masih ada bumil yang di tm 3 yang belum partus. Dengan adanya cakupan

35
yang belum tercapai, maka setiap pemilik program yakni KIA membuat
analisa masalah supaya kedepannya di tahun 2023 SPM KIA bisa tercapai.
Persaingan semakin kedepan semakin ketat, Puskesmas Turi berusaha
memberikan layanan yang terbaik guna menjaga mutu yang sudah ada.
Dibutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) dan Sarana Prasarana terjangkau
oleh semua lapisan masyarakat pengguna pelayanan kesehatan. Puskesmas
Turi banyak mendapatkan masukan dari jejaring kerja lintas sektoral guna
mendukung pelayanan yang mengedepankan kesehatan masyarakat Turi.
Puskesmas Turi juga melakukan evaluasi pelayanan yang sudah diberikan
dan sangat menerima masukan dari berbagai pihak.
Manajemen pelayanan kebidanan dalam melayani pasien menggunakan
pola pikir SOAP, yaitu melakukan pengkajian terdiri dari pengkajian data subyektif
dan obyektif berupa anamnesa dan pemeriksaan fisik, interpretasi data sesuai hasil
pengkajian, menegakkan diagnosa dan masalah potensial jika ada, kemudian
merencanakan kebutuhan segera, rencana asuhan kebidanan, pelaksanaan asuhan,
dan evaluasi. Ketujuh pola pikir ini selalu digunakan bidan dalam memberikan
asuhan kebidanan dan digambarkan dalam bentuk alur pelayanan pasien.
Dokumentasi yang digunakan adalah dengan format SOAP yang ada sesuai
di rekam medis, hal ini sesuai dengan teori ACNM yang terdiri atas:
1. Mengumpulkan dan memperbaharui data yang lengkap dan relevan secara
sistematis melalui pengkajian yang komprehensif terhadap kesehatan setiap klien,
termasuk mengkaji riwayat kesehatan dan melakukan pemeriksaan fisik.
2. Mengidentifikasi masalah dan membuat diagnosis berdasar interpretasi data
dasar.
3. Mengidentifikasi kebutuhan terhadap asuhan kesehatan dalam menyelesaikan
masalah dan merumuskan tujuan asuhan kesehatan bersama klien.
4. Memberi informasi dan dukungan kepada klien sehingga mampu membuat
keputusan dan bertanggungjawab terhadap kesehatannya.
5. Membuat rencana asuhan yang komprehensif bersama klien.
6. Secara pribadi, bertanggungjawab terhadap implementasi rencana individual.
7. Melakukan konsultasi perencanaan, melaksanakan manajemen dengan
berkolaborasi, dan merujuk klien untuk mendapat asuhan selanjutnya.

36
8. Merencanakan manajemen terhadap komplikasi dalam situasi darurat jika
terdapat penyimpangan dari keadaan normal.
9. Melakukan evaluasi bersama klien terhadap pencapaian asuhan kesehatan dan
merevisi rencana asuhan sesuai dengan kebutuhan.
10.Pengelola pelayanan kebidanan memiliki standar asuhan/manajemen kebidanan
yang ditetapkan sebagai pedoman dalam memberikan pelayanan kepada pasien.
Manajemen yang dilakukan untuk penataan dokumentasi yang ada di
Poli KIA adalah, setiap buku register di beri judul yang sesuai, kemudian
dimasukkan ke dalam rak (satu rak berisi berbagai register dan ), setiap rak
diberi label sesuai isinya, dan kemudian ditata di lemari. Puskesmas Turi juga
sudah disiapkan SIMPUS, SIMKIA, SIMUNDU, SMARTSIMFO, dan PCARE
yang sudah online bisa diakses kapan saja. Hal ini mempermudah bidan
Puskesmas Turi dalam menjalankan tugasnya.
Pencatatan dan pelaporan yang ada di poli KIA Puskesmas Turi sudah
sesuai standar yang telah ditentukan Dinas Kesehatan Sleman, dengan adanya
pencatatan dan pelaporan dapat diketahui pencapaian target program KIA.
Pencatatan ini dilaporkan setiap bulan dalam lokakarya mini Puskesmas Turi.
Kegiatan loka karya mini ini membahas penyebab capaian tidak sesuai target
dan solusi agar pelayanan selanjutnya dapat mencapai target yang ditentukan.
Analisis SWOT yang dipilih dengan melihat Strengths/ kekuatan
Puskesmas Turi yang terletak strategis pinggir jalan, gedung rawat inap yang
luas, dan tersedia UGD, rawat inap dengan pelayanan persalinan 24 jam/
PONED. Weakness/ kelemahan Puskesmas Turi adalah distribusi tenaga
kesehatan masih kurang merata dan mempunyai program sama dengan
puskesmas lain di Kabupaten Sleman. Opportunities/ peluang dari Puskesmas
Turi adalah masyarakat yang bersedia diberi layanan, SDM yang cukup loyal
dan berkualitas. Threats/ ancaman Puskesmas Turi adalah banyaknya apotik
dan klinik di sekitar puskesmas, dimana masyarakat yang enggan antri
memilih membeli obat di apotik atau berobat ke klinik yang tidak melalui
prosedur skrining, serta adanya intervensi dari BPJS.

37
Hal yang harus ditingkatkan adalah menjaring minat warga dengan
menampilkan inovasi–inovasi berkualitas dan bermutu yang sesuai dengan
kebutuhan yang diinginkan masyarakat. Dengan memanfaatkan yang sudah
ada yakni SDM, teknologi dan media sosial serta selalu menerapkan bahwa
semua saling bekerjasama untuk mewujudkan Puskesmas Turi menjadi
“Mitra Kesehatan Masyarakat”

38
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Manajemen Pelayanan Kebidanan di Puskesmas Turi dibuat untuk
memberikan petunjuk dalam pelaksanaan kegiatan pelayanan kesehatan ibu
dan anak di wilayah Turi. Penyusunan pelayanan kebidanan yang sudah ada
disesuaikan dengan kondisi sebenarnya di Puskesmas Turi serta disesuaikan
dengan pedoman yang berlaku di nasional. Perubahan perbaikan selalu
dilakukan oleh Bidan Puskesmas Turi, kesempurnaan masih diperlukan sesuai
dengan kebijakan-kebijakan terbaru, kesepakatan yang dilakukan Bidan
Puskesmas Turi juga selalu diterapkan guna meningkatkan pelayanan
kesehatan ibu dan anak di Puskesmas Turi.

B. Saran
1. Bagi Mahasiswa Pendidikan Profesi Bidan Polkesyo, meningkatkan
pengetahuan dan teori tentang manajemen pelayanan KIA di Puskesmas.
2. Bagi Bidan Puskesmas Turi
Diharapkan bisa menjadi sumber informasi guna menambah pengetahuan
dan wawasan, sehingga bisa memberikan saran, masukan atau inovasi bagi
pihak pelaksana fungsi manajemen di Puskesmas Turi dalam upaya
meningkatkan pengelolaan pelayanan kesehatan yang prima dan bermutu
pada masyarakat, khususnya pada program Kesehatan Ibu dan Anak
(KIA).
.

39
DAFTAR PUSTAKA

1. Kesehatan Republik Indonesia.2014. Peraturan Menteri Kesehatan


Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014 Tentang Puskesmas. Jakarta.
2. Kementerian Kesehatan RI. 2020. Profil Kesehatan Indonesia 2019.
Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
3. Masminah dkk. Gambaran Penerapan Fungsi Manajemen Puskesmas
terhadap Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) di Wilayah Kerja
Puskesmas Perumnas Kota Kendari Tahun 2016. neliti J. 2017.
4. Badan Pusat Statistik (BPS). 2020. Jumlah Puskesmas Menurut
Kabupaten/Kota Di D.I. Yogyakarta. Http://Www.Bps.Go.Id/, Diakses
Pada Tanggal 28 Juli 2021 Pada Jam 19.30 WIB.
5. Undang- Undang RI No 4 Tahun 2019 Tentang Kebidanan
6. Profil Kesehatan UPT Puskesmas Turi Kabupaten Sleman Tahun 2022
7. Asrinah,dkk. 2010. Konsep kebidanan. Graha Ilmu : Yogyakarta.
8. Estiwidani, dkk. 2009. Konsep Kebidanan. Fitramaya : Yogyakarta.
9. Lailiyana, Laila, A., Daiyah, I., Susanti, S. 2011. Buku Ajar Asuhan
Kebidanan persalinan.
10. Lety Arlenti dan Erli Zainal, Modul Manajemen Kebidanan, 2022,
Sekolah Tinggi Ilmu Sapta Bakti.

40
LAMPIRAN FOTO

“Puskesmas Turi”

“Akreditasi Puskesmas Turi tingkat Utama”

41
“Pelayanan Poli KIA-KB”

“Pelayanan Balai Pengobatan Umum”

42
“ Pelayanan Balai Pengobatan Gigi “

“Pelayanan Ruang UGD”

43
“Pelayanan Kamar Bersalin”

44

Anda mungkin juga menyukai