Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN MANAJEMEN PELAYANAN RUMAH SAKIT

RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Praktik Manajemen Pelayanan
Kebidanan

Disusun Oleh :

Miftah Hussu’ada P07124519022


Latifatun Niswah P07124519025
Renita Dyah Ayuning Tyas P07124519028
Annisaa Yusuf Octa Andriana P07124519034

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


JURUSAN KEBIDANAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN
YOGYAKARTA
2020
HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN MANAJEMEN PELAYANAN RUMAH SAKIT

RSUD PANEMBAHAN SENOPATI

Oleh :

Miftah Hussu’ada P07124519022


Latifatun Niswah P07124519025
Renita Dyah Ayuning Tyas P07124519028
Annisaa Yusuf Octa Andriana P07124519034

Telah disetujui oleh pembimbing pada tanggal .............. 2020

Menyetujui,

Pembimbing Akademik

Nanik Setiyawati, SST.,M.Kes


NIP.198010282006042002

Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Profesi Bidan

HestyWidyasih, SST.M.Keb
NIP. 197910072005012004
KATA PENGANTAR

ii
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
dan rahmat-Nya, kami dapat menyelesaikan Laporan Manajemen. Penulisan
Laporan Manajemen Rumah Sakit ini dilakukan dalam rangka memenuhi tugas
manajemen pelayanan kebidanan. Laporan ini terwujud atas bimbingan,
pengarahan dan bantuan dari berbagai pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu
persatu dan pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih
kepada :

1. DR. Yuni Kusmiyati, S.SiT, MPH, Selaku Ketua Jurusan Kebidanan


Politeknik Kesehatan Kemenkes Yogyakarta yang telah memfasilitasi
untuk praktik klinik
2. Hesty Widyasih, S.SiT, M.Keb, Selaku Ketua Prodi yang telah
memfasilitasi dan meberikan arahan
3. Nanik Setiyawati, SST.,M.Kes, selaku pembimbing akademik yang sudah
membimbing penulis menyelesaikan laporan ini.
4. Teman-teman yang telah banyak membantu saya dalam menyelesaikan
Laporan Manajemen Rumah Sakit ini; dan
Akhir kata, saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas
segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Penulis menyadari laporan
komprehensif ini masih banyak kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan
masukan, kritik dan saran yang bersifat membangun dari berbagai pihak. Semoga
laporan manajemen ini membawa manfaat bagi pengembangan ilmu.

Yogyakarta, April 2020

Penulis

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN............................................................... ii
KATA PENGANTAR........................................................................... iii
DAFTAR ISI.......................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN......................................................................
A. Latar Belakang............................................................................ 1
B. Tujuan.......................................................................................... 2
C. Manfaat........................................................................................ 3
BAB II KAJIAN KASUS DAN TEORI.............................................. 3
A. Kajian Teori................................................................................. 4
BAB III PELAKSANAAN MANAJEMENT PELAYANAN
KEBIDANAN........................................................................................ 19
A. Profil RSUD Panembahan Senopati Bantul................................ 15
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN............................................... 33
A. Kesinpulan................................................................................... 20
B. Saran............................................................................................ 20
DAFTAR PUSTAKA............................................................................ 34

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan angka
kematian ibu (AKI) yang relatif masih tinggi dan permasalahan tersebut
masih sulit untuk diatasi.Kualitas manusia, diantaranya ditentukan oleh
keturunan. Manusia yang sehat dilahirkan oleh ibu yang sehat. Sejak
konsepsi hingga lansia, bidan sangat berkontribusi dalam pembentukan
generasi yang kuat, berkualitas dan produktif. Penurunan angka kematian
ibu, bayi dan balita merupakan indikator keberhasilan pelayanan
kesehatan.  Salah satu upaya pencegahannya adalah melakukan persalinan
yang ditolong oleh tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan yang
dapat memberikan pelayanan paripurna, serta dapat mempromosikan dan
menyediakan pelayanan yang berkualitas.
Bidan dalam pelayanan kebidanan mempunyai peranan penting
dalam menurunkan angka kematian ibu dan anak dan sebagai ujung
tombak pemberi asuhan kebidanan. Dalam memberi asuhan, bidan sebagai
individu yang memegang tanggung jawab terhadap tugas kliennya,bio-
psiko sosial. Di tengah masyarakat,bidan juga berperan dalam memberi
pendidikan kesehatan dan mengubah prilaku masyarakat terhadap pola
hidup dan gaya hidup yag tidak sehat. Jadi tidak hanya memberi asuhan
pada individu tapi juga terhadap keluarga dan masyarakat. Oleh karena itu,
bidan harus mempunyai pendekatan manajemen agar dapat
mengorganisasikan semua unsur unsur yang terlibat dalam pelayanannya
dengan baik dalam rangka menurunkan angka kematian ibu dan anak.
Manajemen kebidanan adalah suatu metoda pengaturan,
pengorganisasian pikiran dan tindakan dalam urutan yang logis, efektif
dan efisien baik bagi pasien maupun bidan sebagai petugas kesehatan.
Pada saat ini manejemen kebidanan belum diterapkan oleh komunitas
bidan yang ada di unit pelayanan kesehatan. Hanya dilaksanakan pada
v
institusi pendidikan. Pedoman manajemen asuhan kebidanan ini disusun
untuk memberikan arahan bagaimana bidan berfikir kritis, analisis dan
sistimatis dalam menangani kliennya. Saat memberikan asuhan kepada ibu
hamil, bersalin, nifas, dan bayi baru lahir serta balita di setiap tatanan
pelayanan kesehatan, sehingga pada saat memberikan pelayanan seorang
bidan dapat memberikan tindakan antisipatif, tindakan emergency dan
tindakan komprehansif dengan cepat dan tepat.
Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat
dengan karakteristik tersendiri yang dipengaruhi oleh perkembangan ilmu
pengetahuan kesehatan, kemajuan teknologi, dan kehidupan sosial
ekonomi masyarakat yang harus tetap mampu meningkatkan pelayanan
yang lebih bermutu dan terjangkau oleh masyarakat agar terwujud derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya. Rumah Sakit adalah institusi pelayanan
kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara
paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat
darurat (Undang-undang RI, 2009)
Berdasarkan latarbelakang diatas maka penulis tertarik untuk
memahami lebih dalam mengenai manajemen pelayanan kebidanan di RS.
Berhubung penulis sedang melakukan praktek manajemen pelayanan
kebidanan di RSUD Panembahan Senopati Bantul maka penulis
mengambil judul Laporan Manajemen Kebidanan di RSUD Panembahan
Senopati Bantul sebagai salah satu rumah sakit umum yang ada di
Provinsi DIY.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Dapat membekali mahasiswa agar dapat memberikan asuhan kebidanan
dengan pola pikir sesuai manajemen kebidanan
2. Tujuan Khusus
a. Mampu mengkaji kebutuhan organisasi pelayanan kebidanan di Rumah
Sakit
b. Mampu menganalisa kebutuhan manajemen pelayanan kebidanan di

vi
Rumah Sakit
c. Mampu merencanankan dan menetapkan standar manajemen pelayanan
kebidanan di Rumah Sakit
d. Mampu mengorganisasikan manajemen pelayanan kebidanan di Rumah
Sakit
e. Mampu mengelola dan melaksanakan manajemen pelayanan kebidanan di
Rumah Sakit
f. Mampu mengevaluasi manajemen pelayanan kebidanan di Rumah Sakit
g. Mampu mengendalikan dan memonitoring manajemen pelayanan
kebidanan di Rumah Sakit
h. Mampu meningkatkan standar manajemen pelayanan kebidanan di Rumah
Sakit
i. Mampu mengatasi hambatan-hambatan yang terjadi dalam manajemen
pelayanan kebidanan di Rumah Sakit
C. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Dapat meningkatkan pengetahuan mengenai manajemen pelayanan kebidanan
di Rumah Sakit dan menerapkan ilmu yang diperoleh selama pendidikan.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi mahasiswa
Dapat memperoleh pengalaman secara langsung mengenai pelaksanaan
manajemen kebidanan di Rumah Sakit
b. Bagi Bidan
Dapat menjadi acuan untuk mempertahankan dan meningkatkan pelayanan
kebidanan yang bermutu dan berkualitas.

BAB II
vii
TINJAUAN TEORI

1. Manajemen Kesehatan
a. Pengertian
Secara klasik, manajemen adalah ilmu atau seni tentang penggunaan
sumber daya secara efisien, efektif, dan rasional untuk mencapai tujuan
organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya. Manajemen merupakan
ilmu terapan yang penerapannya disesuaikan dengan ruang lingkup
fungsi organisasi, bentuk kerja sama manusia di dalam organisasi, dan
ruang lingkup masalah yang dihadapi. Di bidang kesehatan, manajemen
diterapkan untuk mengatur perilaku staf yang bekerja di dalam
organisasi (institusi pelayanan) kesehatan untuk menjaga dan mengatasi
gangguan kesehatan pada individu atau kelompok masyarakat secara
efektif, efisien, dan produktif.1
Sehat adalah suatu keadaan optimal, baik jasmani maupun rohani
serta sosial ekonomi, dan tidak hanya terbatas pada keadaan bebas dari
penyakit atau kelemahan fisik dan mental saja. Di Indonesia pengertian
sehat dituangkan dalam UU Pokok Kesehatan RI No.9 tahun 1960.2
Menurut Notoadmojo dalam buku Manajemen Kesehatan dan
Rumah Sakit, manajemen kesehatan adalah suatu kegiatan atau suatu
seni untuk mengatur para petugas kesehatan dan nonpetugas kesehatan
guna meningkatkan kesehatan masyarakat melalui program kesehatan.2
Sesuai dengan tujuan sistem kesahatan, yakni peningkatan derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya, maka manajemen kesehatan tidak
dapat disamakan dengan manajemen niaga yang lebih berorientasi pada
upaya mencari keuntungan berupa uang untuk pemilik perusahaan
(profit oriented) melainkan manajemen kesehatan berorientasi
memberikan manfaat pelayanan secara optimal pada masyarakat
(benefit oriented) oleh karena organisasi kesehatan lebih mementingkan
pencapaian kesejahteraan umum.2
b. Prinsip-Prinsip Manajemen

viii
Menurut Henry Fayol, prinsip-prinsip manajemen terdiri dari empat
belas macam, yaitu:3
1) Pembagian kerja yang berimbang
Dalam membagi-bagikan tugas dan jenisnya kebada semua kerabat
kerja, seorang manajer hendaknya tidak bersifat pilih kasih,
melainkan harus bersikap sama baik dan memberikan beban kerja
yang berimbang.
2) Pembagian kewenangan dan rasa tanggung jawab yang tegas dan
jelas
Setiap kerabat kerja atau karyawan hendaknya diberi wewenang
sepenuhnya untuk melaksanakan tugasnya itu dengan baik dan
mempertanggung jawabkan kepada atasan langsung.
3) Disiplin
Disiplin ialah kesediaan untuk melakukan usaha atau kegiatan nyata
(bekerja sesuai dengan jenis pekerjaan yang menjadi tugas dan
tanggung jawabnya) berdasarkan rencana, peraturan dan waktu
(waktu kerja) yang telah ditetapkan.
4) Kesatuan arah
Setiap karyawan atau kerabat kerja hendaknya hanya menerima satu
jenis perintah dari seorang atasan langsung, bukan dari beberapa
orang yang sama-sama merasa menjadi atasan para
karyawan/kerabat kerja tersebut.
5) Kesatuan arah
Kegiatan hendaknya mempunyai tujuan yang sama dan dipimpin
oleh seorang atasan langsung serta didasarkan pada rencana kerja
yang sama.
6) Mendahulukan kepentingan umum diatas kepentingan pribadi
Ketika seseorang sedang bekerja sebagai kerabat kerja, maka semua
kepentingan pribadi harus dikesampingkan atau diabaikan.
7) Pengganjian
Pemberian gaji dan cara pembayarannya hendaknya diusahakan
ix
sedapat mungkin bisa memuaskan.
8) Pemusatan wewenang
Wewenang atau kewenangan untuk menentukan kebijaksanaan
umum hendaknya dipegang oleh administrator.
9) Jenjang jabatan
Para karyawan harus tunduk dan taat kepada mandor, para mandor
harus tunduk dan taat kepada seksi (manajemen tingkat rendah), para
kepala seksi harus tunduk dan taat kepada kepala bagian (manajemen
tingkat menengah) dan para kepala bagian harus tunduk dan taat
kepada administrator (manajemen tingkat atas).
10) Tata tertib
Di dalam tata tertib terdapat perintah dan larangan, perizinan dan
berbagai peraturan lainnya yang menjamin kelancaran pekerjaan
segenap kerabat kerja tanpa kecuali.
11) Keadilan
Segenap karyawan harus dianggap sama pentingnya dan sama
baiknya serta kalau terjadi perselisihan antar mereka tidak boleh ada
yang dibela, melainkan harus dilerai malalui musyaarah dan mufakat
berdasarkan rasa kekeluargaan.
12) Pemantapan jabatan
Setiap pejabat atau karyawan hendaknya tidak sering diubah-ubah
tugas dan jabatannya
13) Prakarsa
Prakarsa atau inisiatif yang timbul dikalangan kerabat kerja
hendaknya mendapat penghargaan/sambutan yang layak.
14) Solidaritas atau rasa setia kawan
Rasa setia kawan biasanya muncul berkat kerja sama dan hubungan
baik antar kawan. Hal ini hendaknya dimanfaatkan untuk
kepentingan-kepentingan yang positif, konstruktif dan rasional.
c. Fungsi
Fungsi-fungsi dalam manajemen kesehatan sama dengan fungsi-fungsi
x
dalam manajemen perusahaan, yaitu:2
1) Fungsi Perencanaan (Planning)
Perencanaan merupakan fungsi terpenting dalam manajemen.
Perencanaan kesehatan adalah sebuah proses untuk merumuskan
masalah-masalah kesehatan yang berkembang di masyarakat,
menentukan kebutuhan dan sumber daya yang tersedia, menetapkan
tujuan program yang paling pokok, dan menyusun langkah-langkah
praktis untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan tersebut.
Dengan perencanaan dapat mengetahui : tujuan yang ingin
dicapai; jenis dan struktur organisasi yang dibutuhkan; jenis dan
jumlah staf yang diinginkan dan uraian tugasnya; sejauh mana
efektivitas kepemimpinan dan pengarahan yang diperlukan; bentuk
dan standar pengawasan yang akan dilakukan.
Terdapat lima langkah yang perlu dilakukan pada proses
penyusunan sebuah perencanaan dalam manajemen kesehatan, yaitu:
(a) analisa situasi; (b) mengidentifikasi masalah dan prioritasnya; (c)
menentukan tujuan program; (d) mengkaji hambatan dan kelemahan
program; (e) menyusun rencana kerja operasional.
2) Fungsi Pengorganisasian (Organizing)
Dengan adanya pengorganisasian, maka seluruh sumber daya
yang dimiliki oleh organisasi akan diatur penggunaannya secara
efektif dan efisien untuk mencapai tujuan organisasi yang telah
ditetapkan.
Dengan pengorganisasian, seorang pemimpin akan mengetahui:
pembagian tugas secara jelas, tugas pokok dan prosedur kerja staf,
hubungan organisatoris dalam struktur organisasi, pendelegasian
wewenang, dan pemanfaatan staf dan fasilitas fisik yang dimiliki
organisasi.

Ada enam langkah penting dalam membuat pengorganisasian,


yaitu: (a) tujuan organisasi harus sudah dipahami oleh staf; (b)
xi
membagi habis pekerjaan dalam bentuk kegiatan-kegiatan pokok
untuk mencapai tujuan; (c) menggolongkan kegiatan pokok ke dalam
suatu kegiatan yang praktis; (d) menetapkan kewajiban yang harus
dilakukan oleh staf dan menyediakan fasilitas pendukung yang
diperlukan untuk melaksanakan tugasnya; (e) penugasan personal
yang terampil.
3) Fungsi Pelaksanaan dan Pembimbingan (Actuating)
Pada fungsi ini lebih mengarahkan dan menggerakkan semua
sumber daya untuk mencapai tujuan yang telah disepakati. Beberapa
hal yang dapat menggerakkan dan mengarahkan sumber daya
manusia dalam organisasi yaitu : peran kepemimpinan (leadership),
motivasi staf, kerja sama antar staf, dan komunikasi yang lancer
antar staf.
Adapun tujuan fungsi pelaksanaan dan pembimbingan adalah: (1)
menciptakan kerjasama yang lebih efisien; (2) mengembangkan
kemampuan dan keterampilan staf; (3) menumbuhkan rasa menyukai
dan memiliki pekerjaan; (4) mengusahakan suasana lingkungan kerja
yang meningkatkan motivasi prestasi kerja staf; (5) membuat
organisasi berkembang secara dinamis.
4) Fungsi Pengawasan (Controlling)
Melalui fungsi pengawasan, standar keberhasilan program yang
telah dibuat dalam bentuk target, prosedur kerja, dan sebagainya
harus selalu dibandingkan dengan hasil yang telah dicapai atau yang
mampu dikerjakan oleh staf.
Jenis standar pengawasan ada dua, yaitu : (1) standar norma,
standar yang dibuat berdasarkan pengalaman staf melaksanakan
program yang sejenis atau yang pernah dilaksanakan dalam situasi
yang sama di masa lalu; (2) standar kriteria, standar yang diterapkan
untuk kegiatan-kegiatan pelayanan oleh petugas yang sudah
mendapatkan pelatihan.
Pemimpin bisa mendapatkan data pada saat melakukan
xii
pengawasan dengan tiga cara: pengamatan langsung, laporan lisan
dari staf atau pengaduan masyarakat, dan laporan tertulis dari staf.
5) Fungsi Evaluasi (Evaluation)
Tujuannya yaitu untuk memperbaiki efisiensi dan efektivitas
pelaksanaan program dengan memperbaiki fungsi manajemen.
Evaluasi ada beberapa macam, yaitu: (a) evaluasi terhadap input,
dilaksanakan sebelum program dilaksanakan;(b) evaluasi terhadap
proses, dilaksanakan pada saat kegiatan berlangsung; (c) evaluasi
terhadap output, dilaksanakan setelah pekerjaan selesai.
Fungsi-fungsi manajemen diatas dapat dilihat pada Gambar 2.1.
Meskipun keempat fungsi manajemen tersebut terpisah satu sama
lain, teteapi sebagai sebuah proses, keempatnya merupakan suatu
rangkaian kegiatan yang berhubungan satu sama lain. Jika tujuan
organisasi belum tercapai, pimpinan organisasi harus menganalisis
kelemahan pelaksanaan salah satu atau beberapa fungsi manajemen
tersebut.1
d. Ruang lingkup
Seperti halnya manajemen perusahaan, di bidang kesehatan juga
dikenal berbagai jenis manajemen sesuai dengan ruang lingkup kegiatan
dan sumber daya yang dikelolanya. Ruang lingkup manajemen
kesehatan secara garis besar mengerjakan kegiatan yang berkaitan
dengan:2
1) Manajemen sumber daya manusia (personalia)
2) Manajemen keuangan (mengurusi cashflow keuangan)
3) Manajemen logistik (mengurusi logistik-obat dan peralatan)
4) Manajemen pelayanan kesehatan dan sistem informasi manajemen
(melayani pelayanan kesehatan masyarakat)
Untuk masing-masing bidangtersebut dikembangkan manajemen
yang lebih spesifik sesuai dengan ruang lingkup dan tugas pokok
institusi kesehatan. Penerapan manajemen pada unit pelaksana teknis
seperti  puskesmas dan RS merupakan upaya untuk memanfaatkan dan
xiii
mengatur sumber daya yang dimiliki oleh masing-masing unit
pelayanan kesehatan tersebut, dan diarahkan untuk  mencapai tujuan
organisasi (unit kerja dan sebagainya) secara efektif, efisien, produktif,
dan bermutu.1
Manajemen kesehatan harus dikembangkan di tiap-tiap organisasi
kesehatan di Indonesia, seperti Kantor Departemen Kesehatan, Dinas
Kesehatan di daerah, Rumah Sakit, dan Puskesmas, dan jajarannya.
Untuk memahami penerapan manajemen kesehatan di Rumah Sakit,
Dinas Kesehatan, dan Puskesmas perlu dilakukan kajian proses
penyusunan rencana tahunan Departemen Kesehatan dan Dinas
Kesehatan di daerah. Khusus untuk tingkat Puskesmas, penerapan
manajemen dapat dipelajari melalui perencanaan yang disusun setiap
lima tahunan.2
e. Subsistem menejemen kesehatan
Subsistem adalah bagian dari sistem yang membentuk sistem pula.
Dalam sistem kesehatan nasional, subsistem manajemen kesehatan
adalah tatanan yang menghimpun berbagai upaya administrasi
kesehatan yang didukung oleh pengelolaan data dan informasi,
pengembangan dan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta
pengaturan hukum kesehatan secara terpadu dan saling mendukung,
guna menjamin tercapainya derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. 2
Subsistem manajemen kesehatan terdiri dari empat unsur utama:2
1) Administrasi kesehatan, adalah kegiatan perencanaan, pelaksanaan,
dan pengendalian serta pengawasan dan pertanggungjawaban
penyelenggara pembangunan kesehatan.
2) Informasi kesehatan, adalah hasil pengumpulan dan pengolahan data
yang merupakan masukan bagi pengambilan keputusan di bidang
kesehatan.
3) Ilmu pengetahuan dan teknologi, adalah hasil penelitian dan
pengembangan yang merupakan masukan bagi pengambilan
keputusan di bidang kesehatan.
xiv
4) Hukum kesehatan, adalah peraturan perundang-undangan kesehatan
yang dipakai sebagai acuan bagi penyelenggara pembangunan
kesehatan.
f. Unsur-unsur manajemen
1) Adanya kelompok manusia 2 orang atau lebih
2) Adanya kerjasama dari kelompok tersebut
3) Adanya proses kegiatan
4) Adanya tujuan yang telah ditentukan/disepakati sebelumnya
g. Pembiayaan program kesehatan
Sesuai dengan UU No. 22 dan 25 tahun 1999 (diubah menjadi UU
No.32 dan 33 tahun 2004) tentang pemerintah daerah dan perimbangan
keuangan pusat dan daerah, dana pembangunan kesehatan berasal dari
tiga sumber yaitu:1
1) Pemerintah (APBN), yang disalurkan ke daerah dalam bentuk DAU
( Dana Alokasi Umum) dan DAK (Dana Alokasi Khusus). Dengan
diberlakukannya otonomi daerah, porsi dana sector kesehatan yang
bersumber dari APBN menurun. Pemerintah pusat juga masih tetap
membantu pelaksanaan program kesehatan melalui bantuan dana
dekonsentrasi, khususnya untuk pemberantasan penyakit menular.
2) APBD yang bersumber dari PAD (Pendapatan Asli Daerah), baik
yang bersumber dari pajak maupun penghasilan badan usaha milik
Pemda. Mobilisasi dana kesehatan juga bisa bersumber dari
masyarakat dalam bentuk asuransi kesehatan, investasi
pembangunan sarana pelayanan kesehatan oleh pihak swasta dan
biaya langsung yang dikeluarkan oleh masyarakat untuk perawatan
kesehatan. Dana pembangunan kesehatan yang diserap dari berbagai
sektor harus dibedakan dengan dana sektor kesehatan yang diserap
oleh dinas kesehatan.
3) Bantuan luar negeri, dapat dalam bentuk hibah (grant) atau pinjaman
(loan) untuk investasi atau pengembangan pelayanan kesehatan.
2. Manajemen Rumah Sakit
xv
a. Pengertian Rumah Sakit
1.) Rumah Sakit Umum
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 56
Tahun 2014 tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit dalam
pasal 1 poin 2 disebutkan bahwa rumah sakit umum adalah rumah
sakit yang memberikan pelayanan kesehatan pada semua bidang dan
jenis penyakit.
2.) Rumah Sakit Khusus
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 56
Tahun 2014 tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit dalam
pasal 1 poin 3 disebutkan bahwa rumah sakit khusus adalah rumah
sakit yang memberikan pelayanan utama pada satu bidang atau satu
jenis penyakit tertentu berdasarkan disiplin ilmu, golongan umur, jenis
penyakit atau kekhususan lainnya.
b. Tugas dan Fungsi Rumah Sakit
1.) Tugas Rumah Sakit
Berdasarkan UU No 14 Tahun 2009 disebutkan asas dan tujuan
rumah sakit.Rumah Sakit diselenggarakan berasaskan Pancasila
dan didasarkan kepada nilai kemanusiaan, etika dan
profesionalitas, manfaat, keadilan, persamaan hak dan anti
diskriminasi, pemerataan, perlindungan dan keselamatan pasien,
serta mempunyai fungsi sosial.
2.) Fungsi Rumah Sakit
Menurut pasal 4 UU No 14 tahun 2009 rumah sakit memiliki
fungsi dan tugas. Tugas rumahsakit adalah memberikan pelayanan
kesehatan perorangan secara paripurna. Sementara fungsi dari
rumah sakit adalah:
a.) Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan
kesehatan sesuai dengan standar pelayanan
rumah sakit.

xvi
b.) Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui
pelayanan kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga
sesuai kebutuhan medis;
c.) Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya
manusia dalam rangka peningkatan kemampuan dalam
pemberian pelayanan kesehatan; dan
d.) Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan
teknologi bidang kesehatan dalam rangka peningkatan
pelayanan kesehatan dengan memperhatikan etika ilmu
pengetahuan bidang kesehatan.
c. Struktur Organisasi Rumah Sakit
Menurut Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 77 Tahun 2015
Tentang Pedoman Organisasi Rumah Sakit.
Setiap pimpinan organisasi di lingkungan Rumah Sakit wajib menerapkan
prinsip koordinasi, integrasi, simplifikasi, sinkronisasi dan mekanisasi di
dalam lingkungannya masing-masing serta dengan unit-unit lainnya.
Organisasi Rumah Sakit paling sedikit terdiri atas:
1.) kepala Rumah Sakit atau direktur Rumah Sakit;
2.) unsur pelayanan medis;
3.) unsur keperawatan;
4.) unsur penunjang medis;
5.) unsur administrasi umum dan keuangan;
6.) komite medis;
7.) satuan pemeriksaan internal.

Unsur organisasi Rumah Sakit selain kepala Rumah Sakit atau direktur
Rumah Sakit yaitu:

1.) Direktorat
2.) Departemen
3.) Divisi
4.) Instalasi
xvii
5.) Unit kerja Komite dan/atau satuan sesuai dengan kebutuhan dan
beban kerja Rumah Sakit.

xviii
BAB III

PELAKSANAAN MANAJEMEN PELAYANAN RUMAH SAKIT

A. Profil RSUD Panembahan Senopati


Nama Rumah Sakit : RSUD Panembahan Senopati Bantul
Alamat : Jl. Dr. Wahidin Sudirohusodo Bantul, Yogyakarta, 55714,
Indonesia
Telp +62274367386
Pemilik : Pemerintah Kabupaten Bantul
Tipe : B
Status : Terakreditasi.
Rumah Sakit Panembahan Senopati Bantul adalah salah satu rumah sakit
umum daerah di Kabupaten Bantul Yogyakarta yang berdiri pada tahun
1953 dan awalnya sebagai Rumah Sakit Hongeroedem. Pada 1956 rumah
sakit ini resmi menjadi Rumah Sakit Kabupaten dengan 60 Tempat Tidur
(TT) dan terus berkembang hingga pada tahun 1967 menjadi 90 TT.
Tanggal 1 April 1982 rumah sakit diresmikan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia sebagai Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Bantul
Tipe D. Sebelah tahun kemudian RSUD Kabupaten Bantul ditetapkan
menjadi rumah sakit tipe C dengan Surat Keputusan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 202/Menkes/SK/11/1993. Nama Panembahan
Senopati ditetapkan secara resmi pada 29 Maret 2003 yang menjadikan
rumah sakit ini lalu disebut Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)
Panembahan Senopati Bantul. Sesuai SK Menkes No.
142/Menkes/SK/I/2007 tanggal 31 Januari 2007 tentang Peningkatan
Kelas, RSUD Panembahan Senopati Bantul mulai berganti tipe dari rumah
sakit tipe C menjadi rumah sakit tipe B non pendidikan dengan jumlah
tempat tidur 285. Rumah Sakit Umum Daerah Panembahan Senopati
Kabupaten Bantul ditetapkan sebagai rumah sakit yang menerapkan “Pola
Pengelolaan Keuangan” sebagai Badan Layanan Umum Daerah
(PPKBLUD) sesuai Keputusan Bupati Bantul Nomor 195 Tahun 2009
xix
tanggal 21 Juli 2009. Kini RSUD Panembahan Senopati Bantul telah
menjadi RS pendidikan tipe B dan pada tahun 2015 mendapat sertifikasi
akreditasi penuh predikat Paripurna Bintang Lima dengan nomor
KARSSERT/105/IV/2015.
B. Visi-Misi RSUD Panembahan Senopati
1. Visi
Terwujudnya rumah sakit yang unggul dan menjadi kebanggaan
seluruh masyarakat
2. Misi
a. Memberikan pelayanan prima pada pelanggan.
b. Meningkatkan profesionalisme sumber daya manusia.
c. Melaksanakan peningkatan mutu berkelanjutan dalam pelayanan
kesehatan.
d. Meningkatkan jalinan kerjasama dengan mitra terkait.
e. Meningkatkan ketersediaan sarana prasarana yang berkualitas.
f. Menyelenggarakan tata kelola keuangan yang sehat untuk
mendukung pertumbuhan organisasi.
C. Nilai-nilaiRS PanembahanSenopatiBantul
1. Jujur
2. Rendahhati
3. Kerjasama
4. Profesional
5. Inovasi
D. TujuanRS PanembahanSenopatiBantul
1. Terwujudnya proses pelayanan yang berkualitas
2. Terwujudnyakepercayaandankepuasanpelanggan
3. Terwujudnyakaryawan yang produktifdanberkomitmen
4. Terwujudnya proses pelaporandanaksesinformasi yang cepatdanakurat
5. Terwujudnyarumahsakitsebagaijejaringpelayananpendidikandanpenelit
ian
6. Terwujudnyapelayanan non fungsionaluntukkepuasanpelanggan
xx
E. SasaranRS Panembahan Senopati Bantul
1. Meningkatnyakualitasdanterintegrasikannya proses
pelayanankepadapelanggan
2. Meningkatnyakepercayaandankepuasanpelanggan
3. Meningkatnyapendidikandanpelatihankaryawan (kapabilitaskaryawan)
danmeningkatnyaetos/semangatkerjakaryawan (komitmenkaryawan)
4. SIM RS yang terintegrasiuntukseluruh unit
5. Terlaksananyapelayananpendidikandanpenelitianbagiinstitusidanperor
angan
6. Terlaksananyapelayanan non fungsional
F. Kebijakan RS PanembahanSenopatiBantul
1. Pelayanan Prima
2. Business Proses Reengineering (BPR)
3. Pembangunan Kemitraan dengan Pelanggan
4. Peningkatan Layanan Pelanggan
5. Pengembangan SDM
6. Pengembangan SIM
7. Pengembangan Jejaring Pelayanan Pendidikan dan Penelitian
8. Sumber pendapatan non fungsional
G. Alur Pelayanan RS Panembahan Senopati Bantul
1. Alur Pelayanan Pasien BPJS

2. AlurPelayananPasien Non BPJS

xxi
3. Alur Pelayanan Pasien Gawat Darurat
Syarat : Pasien rawat darurat merupakan pasien yang datang ke
tempat penerimaan pasien gawat darurat yang dibuka selama 24 jam
pelayanan, disini pasien ditolong lebih dahulu setelah itu kemudian
menyelesaikan administrasinya. Prosedur pertama dalam Penerimaan
Pasien di Instalasi Gawat Darurat adalah pasien merupakan kategori
pasien yang harus segera ditolong (pasien yang dalam kondisi gawat
darurat). Namun tidak menutup kemungkinan juga melayani kategori
pasien umum/tidak dalam keadaan gawat darurat, hal ini disebabkan
TPP IGD buka selama 24 jam sehingga waktu diluar jam 18.00 WIB
(batas waktu layanan poliklinik/rawat jalan) TPP IGD juga menerima
pasien yang datang tidak dalam keadaan gawat namun dengan prioritas
pasien gawat darurat. Jadi pasien yang tidak dalam keadaan gawat
darurat akan mendapatkan pelayanan kesehatan setelah pasien gawat
darurat telah tertangani. Berikut Bagan Alur Pelayanan Instalasi Gawat
Darurat :

xxii
xxiii
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Rumah Sakit Panembahan Senopati Bantul adalah salah satu rumah sakit
umum daerah di Kabupaten Bantul Yogyakarta yang berdiri pada tahun
1953 dan awalnya sebagai Rumah Sakit Hongeroedem. Secara keseluruhan
RSUD Panembahan Senopati Bantul sudah memiliki visi dan misi rumah
sakit, tujuan rumah sakit,nilai-nilai rumah sakit, sasaran rumah sakit,
kebijakan rumah sakit, fasilitas pelayanan, sumber daya manusia, jenis
pelayanan dan alur pelayanan yang baik dan sesuai dengan regulasir
manajemen rumah sakit yang berlaku.
B. Saran
1. Bagi Mahasiswa
Pembelajaran selama praktik di RSUD Panembahan Senopati Bantul
dapat memberikan pengetahuan dan pengalaman kepada mahasiswa
dalam manajemen pelayanan Rumah Sakit.
2. Bagi institusi
Laporan manajemen pelayanan Rumah Sakit ini bisa menjadi tambahan
bahan pustaka agar menjadi sumber bacaan sehingga dapat bermanfaat
dan menambah wawasan bagi mahasiswa di institusi pendidikan pada
manajemen pelayanan Rumah Sakit.
3. Bagi Rumah Sakit Panembahan Senopati Bantul
Laporan manajemen Pelayanan Rumah Sakit ini memberikan gambaran
mengenai manajemen pelayanan yang ada di RSUD Panembahan
Senopati Bantul dan diharapkan Rumah Sakit dapat mempertahankan
kualitas pelayanan.

xxiv
DAFTAR PUSTAKA

1. Muninjaya, Gde AA, 2011, Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan,


Jakarta, EGC.

2. Herlambang S dan Murwani A. 2012. Manajemen Kesehatan dan Rumah


Sakit. Yogyakarta: Gosyen Publishing.

3. Fayol, Henry. 2010. Manajemen Public Relations. Jakarta: PT Elex Media.

xxv

Anda mungkin juga menyukai