Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Praktik Manajemen Pelayanan
Kebidanan
Disusun Oleh :
Oleh :
Menyetujui,
Pembimbing Akademik
Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Profesi Bidan
HestyWidyasih, SST.M.Keb
NIP. 197910072005012004
KATA PENGANTAR
ii
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
dan rahmat-Nya, kami dapat menyelesaikan Laporan Manajemen. Penulisan
Laporan Manajemen Rumah Sakit ini dilakukan dalam rangka memenuhi tugas
manajemen pelayanan kebidanan. Laporan ini terwujud atas bimbingan,
pengarahan dan bantuan dari berbagai pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu
persatu dan pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih
kepada :
Penulis
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN............................................................... ii
KATA PENGANTAR........................................................................... iii
DAFTAR ISI.......................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN......................................................................
A. Latar Belakang............................................................................ 1
B. Tujuan.......................................................................................... 2
C. Manfaat........................................................................................ 3
BAB II KAJIAN KASUS DAN TEORI.............................................. 3
A. Kajian Teori................................................................................. 4
BAB III PELAKSANAAN MANAJEMENT PELAYANAN
KEBIDANAN........................................................................................ 19
A. Profil RSUD Panembahan Senopati Bantul................................ 15
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN............................................... 33
A. Kesinpulan................................................................................... 20
B. Saran............................................................................................ 20
DAFTAR PUSTAKA............................................................................ 34
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan angka
kematian ibu (AKI) yang relatif masih tinggi dan permasalahan tersebut
masih sulit untuk diatasi.Kualitas manusia, diantaranya ditentukan oleh
keturunan. Manusia yang sehat dilahirkan oleh ibu yang sehat. Sejak
konsepsi hingga lansia, bidan sangat berkontribusi dalam pembentukan
generasi yang kuat, berkualitas dan produktif. Penurunan angka kematian
ibu, bayi dan balita merupakan indikator keberhasilan pelayanan
kesehatan. Salah satu upaya pencegahannya adalah melakukan persalinan
yang ditolong oleh tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan yang
dapat memberikan pelayanan paripurna, serta dapat mempromosikan dan
menyediakan pelayanan yang berkualitas.
Bidan dalam pelayanan kebidanan mempunyai peranan penting
dalam menurunkan angka kematian ibu dan anak dan sebagai ujung
tombak pemberi asuhan kebidanan. Dalam memberi asuhan, bidan sebagai
individu yang memegang tanggung jawab terhadap tugas kliennya,bio-
psiko sosial. Di tengah masyarakat,bidan juga berperan dalam memberi
pendidikan kesehatan dan mengubah prilaku masyarakat terhadap pola
hidup dan gaya hidup yag tidak sehat. Jadi tidak hanya memberi asuhan
pada individu tapi juga terhadap keluarga dan masyarakat. Oleh karena itu,
bidan harus mempunyai pendekatan manajemen agar dapat
mengorganisasikan semua unsur unsur yang terlibat dalam pelayanannya
dengan baik dalam rangka menurunkan angka kematian ibu dan anak.
Manajemen kebidanan adalah suatu metoda pengaturan,
pengorganisasian pikiran dan tindakan dalam urutan yang logis, efektif
dan efisien baik bagi pasien maupun bidan sebagai petugas kesehatan.
Pada saat ini manejemen kebidanan belum diterapkan oleh komunitas
bidan yang ada di unit pelayanan kesehatan. Hanya dilaksanakan pada
v
institusi pendidikan. Pedoman manajemen asuhan kebidanan ini disusun
untuk memberikan arahan bagaimana bidan berfikir kritis, analisis dan
sistimatis dalam menangani kliennya. Saat memberikan asuhan kepada ibu
hamil, bersalin, nifas, dan bayi baru lahir serta balita di setiap tatanan
pelayanan kesehatan, sehingga pada saat memberikan pelayanan seorang
bidan dapat memberikan tindakan antisipatif, tindakan emergency dan
tindakan komprehansif dengan cepat dan tepat.
Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat
dengan karakteristik tersendiri yang dipengaruhi oleh perkembangan ilmu
pengetahuan kesehatan, kemajuan teknologi, dan kehidupan sosial
ekonomi masyarakat yang harus tetap mampu meningkatkan pelayanan
yang lebih bermutu dan terjangkau oleh masyarakat agar terwujud derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya. Rumah Sakit adalah institusi pelayanan
kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara
paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat
darurat (Undang-undang RI, 2009)
Berdasarkan latarbelakang diatas maka penulis tertarik untuk
memahami lebih dalam mengenai manajemen pelayanan kebidanan di RS.
Berhubung penulis sedang melakukan praktek manajemen pelayanan
kebidanan di RSUD Panembahan Senopati Bantul maka penulis
mengambil judul Laporan Manajemen Kebidanan di RSUD Panembahan
Senopati Bantul sebagai salah satu rumah sakit umum yang ada di
Provinsi DIY.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Dapat membekali mahasiswa agar dapat memberikan asuhan kebidanan
dengan pola pikir sesuai manajemen kebidanan
2. Tujuan Khusus
a. Mampu mengkaji kebutuhan organisasi pelayanan kebidanan di Rumah
Sakit
b. Mampu menganalisa kebutuhan manajemen pelayanan kebidanan di
vi
Rumah Sakit
c. Mampu merencanankan dan menetapkan standar manajemen pelayanan
kebidanan di Rumah Sakit
d. Mampu mengorganisasikan manajemen pelayanan kebidanan di Rumah
Sakit
e. Mampu mengelola dan melaksanakan manajemen pelayanan kebidanan di
Rumah Sakit
f. Mampu mengevaluasi manajemen pelayanan kebidanan di Rumah Sakit
g. Mampu mengendalikan dan memonitoring manajemen pelayanan
kebidanan di Rumah Sakit
h. Mampu meningkatkan standar manajemen pelayanan kebidanan di Rumah
Sakit
i. Mampu mengatasi hambatan-hambatan yang terjadi dalam manajemen
pelayanan kebidanan di Rumah Sakit
C. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Dapat meningkatkan pengetahuan mengenai manajemen pelayanan kebidanan
di Rumah Sakit dan menerapkan ilmu yang diperoleh selama pendidikan.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi mahasiswa
Dapat memperoleh pengalaman secara langsung mengenai pelaksanaan
manajemen kebidanan di Rumah Sakit
b. Bagi Bidan
Dapat menjadi acuan untuk mempertahankan dan meningkatkan pelayanan
kebidanan yang bermutu dan berkualitas.
BAB II
vii
TINJAUAN TEORI
1. Manajemen Kesehatan
a. Pengertian
Secara klasik, manajemen adalah ilmu atau seni tentang penggunaan
sumber daya secara efisien, efektif, dan rasional untuk mencapai tujuan
organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya. Manajemen merupakan
ilmu terapan yang penerapannya disesuaikan dengan ruang lingkup
fungsi organisasi, bentuk kerja sama manusia di dalam organisasi, dan
ruang lingkup masalah yang dihadapi. Di bidang kesehatan, manajemen
diterapkan untuk mengatur perilaku staf yang bekerja di dalam
organisasi (institusi pelayanan) kesehatan untuk menjaga dan mengatasi
gangguan kesehatan pada individu atau kelompok masyarakat secara
efektif, efisien, dan produktif.1
Sehat adalah suatu keadaan optimal, baik jasmani maupun rohani
serta sosial ekonomi, dan tidak hanya terbatas pada keadaan bebas dari
penyakit atau kelemahan fisik dan mental saja. Di Indonesia pengertian
sehat dituangkan dalam UU Pokok Kesehatan RI No.9 tahun 1960.2
Menurut Notoadmojo dalam buku Manajemen Kesehatan dan
Rumah Sakit, manajemen kesehatan adalah suatu kegiatan atau suatu
seni untuk mengatur para petugas kesehatan dan nonpetugas kesehatan
guna meningkatkan kesehatan masyarakat melalui program kesehatan.2
Sesuai dengan tujuan sistem kesahatan, yakni peningkatan derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya, maka manajemen kesehatan tidak
dapat disamakan dengan manajemen niaga yang lebih berorientasi pada
upaya mencari keuntungan berupa uang untuk pemilik perusahaan
(profit oriented) melainkan manajemen kesehatan berorientasi
memberikan manfaat pelayanan secara optimal pada masyarakat
(benefit oriented) oleh karena organisasi kesehatan lebih mementingkan
pencapaian kesejahteraan umum.2
b. Prinsip-Prinsip Manajemen
viii
Menurut Henry Fayol, prinsip-prinsip manajemen terdiri dari empat
belas macam, yaitu:3
1) Pembagian kerja yang berimbang
Dalam membagi-bagikan tugas dan jenisnya kebada semua kerabat
kerja, seorang manajer hendaknya tidak bersifat pilih kasih,
melainkan harus bersikap sama baik dan memberikan beban kerja
yang berimbang.
2) Pembagian kewenangan dan rasa tanggung jawab yang tegas dan
jelas
Setiap kerabat kerja atau karyawan hendaknya diberi wewenang
sepenuhnya untuk melaksanakan tugasnya itu dengan baik dan
mempertanggung jawabkan kepada atasan langsung.
3) Disiplin
Disiplin ialah kesediaan untuk melakukan usaha atau kegiatan nyata
(bekerja sesuai dengan jenis pekerjaan yang menjadi tugas dan
tanggung jawabnya) berdasarkan rencana, peraturan dan waktu
(waktu kerja) yang telah ditetapkan.
4) Kesatuan arah
Setiap karyawan atau kerabat kerja hendaknya hanya menerima satu
jenis perintah dari seorang atasan langsung, bukan dari beberapa
orang yang sama-sama merasa menjadi atasan para
karyawan/kerabat kerja tersebut.
5) Kesatuan arah
Kegiatan hendaknya mempunyai tujuan yang sama dan dipimpin
oleh seorang atasan langsung serta didasarkan pada rencana kerja
yang sama.
6) Mendahulukan kepentingan umum diatas kepentingan pribadi
Ketika seseorang sedang bekerja sebagai kerabat kerja, maka semua
kepentingan pribadi harus dikesampingkan atau diabaikan.
7) Pengganjian
Pemberian gaji dan cara pembayarannya hendaknya diusahakan
ix
sedapat mungkin bisa memuaskan.
8) Pemusatan wewenang
Wewenang atau kewenangan untuk menentukan kebijaksanaan
umum hendaknya dipegang oleh administrator.
9) Jenjang jabatan
Para karyawan harus tunduk dan taat kepada mandor, para mandor
harus tunduk dan taat kepada seksi (manajemen tingkat rendah), para
kepala seksi harus tunduk dan taat kepada kepala bagian (manajemen
tingkat menengah) dan para kepala bagian harus tunduk dan taat
kepada administrator (manajemen tingkat atas).
10) Tata tertib
Di dalam tata tertib terdapat perintah dan larangan, perizinan dan
berbagai peraturan lainnya yang menjamin kelancaran pekerjaan
segenap kerabat kerja tanpa kecuali.
11) Keadilan
Segenap karyawan harus dianggap sama pentingnya dan sama
baiknya serta kalau terjadi perselisihan antar mereka tidak boleh ada
yang dibela, melainkan harus dilerai malalui musyaarah dan mufakat
berdasarkan rasa kekeluargaan.
12) Pemantapan jabatan
Setiap pejabat atau karyawan hendaknya tidak sering diubah-ubah
tugas dan jabatannya
13) Prakarsa
Prakarsa atau inisiatif yang timbul dikalangan kerabat kerja
hendaknya mendapat penghargaan/sambutan yang layak.
14) Solidaritas atau rasa setia kawan
Rasa setia kawan biasanya muncul berkat kerja sama dan hubungan
baik antar kawan. Hal ini hendaknya dimanfaatkan untuk
kepentingan-kepentingan yang positif, konstruktif dan rasional.
c. Fungsi
Fungsi-fungsi dalam manajemen kesehatan sama dengan fungsi-fungsi
x
dalam manajemen perusahaan, yaitu:2
1) Fungsi Perencanaan (Planning)
Perencanaan merupakan fungsi terpenting dalam manajemen.
Perencanaan kesehatan adalah sebuah proses untuk merumuskan
masalah-masalah kesehatan yang berkembang di masyarakat,
menentukan kebutuhan dan sumber daya yang tersedia, menetapkan
tujuan program yang paling pokok, dan menyusun langkah-langkah
praktis untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan tersebut.
Dengan perencanaan dapat mengetahui : tujuan yang ingin
dicapai; jenis dan struktur organisasi yang dibutuhkan; jenis dan
jumlah staf yang diinginkan dan uraian tugasnya; sejauh mana
efektivitas kepemimpinan dan pengarahan yang diperlukan; bentuk
dan standar pengawasan yang akan dilakukan.
Terdapat lima langkah yang perlu dilakukan pada proses
penyusunan sebuah perencanaan dalam manajemen kesehatan, yaitu:
(a) analisa situasi; (b) mengidentifikasi masalah dan prioritasnya; (c)
menentukan tujuan program; (d) mengkaji hambatan dan kelemahan
program; (e) menyusun rencana kerja operasional.
2) Fungsi Pengorganisasian (Organizing)
Dengan adanya pengorganisasian, maka seluruh sumber daya
yang dimiliki oleh organisasi akan diatur penggunaannya secara
efektif dan efisien untuk mencapai tujuan organisasi yang telah
ditetapkan.
Dengan pengorganisasian, seorang pemimpin akan mengetahui:
pembagian tugas secara jelas, tugas pokok dan prosedur kerja staf,
hubungan organisatoris dalam struktur organisasi, pendelegasian
wewenang, dan pemanfaatan staf dan fasilitas fisik yang dimiliki
organisasi.
xvi
b.) Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui
pelayanan kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga
sesuai kebutuhan medis;
c.) Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya
manusia dalam rangka peningkatan kemampuan dalam
pemberian pelayanan kesehatan; dan
d.) Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan
teknologi bidang kesehatan dalam rangka peningkatan
pelayanan kesehatan dengan memperhatikan etika ilmu
pengetahuan bidang kesehatan.
c. Struktur Organisasi Rumah Sakit
Menurut Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 77 Tahun 2015
Tentang Pedoman Organisasi Rumah Sakit.
Setiap pimpinan organisasi di lingkungan Rumah Sakit wajib menerapkan
prinsip koordinasi, integrasi, simplifikasi, sinkronisasi dan mekanisasi di
dalam lingkungannya masing-masing serta dengan unit-unit lainnya.
Organisasi Rumah Sakit paling sedikit terdiri atas:
1.) kepala Rumah Sakit atau direktur Rumah Sakit;
2.) unsur pelayanan medis;
3.) unsur keperawatan;
4.) unsur penunjang medis;
5.) unsur administrasi umum dan keuangan;
6.) komite medis;
7.) satuan pemeriksaan internal.
Unsur organisasi Rumah Sakit selain kepala Rumah Sakit atau direktur
Rumah Sakit yaitu:
1.) Direktorat
2.) Departemen
3.) Divisi
4.) Instalasi
xvii
5.) Unit kerja Komite dan/atau satuan sesuai dengan kebutuhan dan
beban kerja Rumah Sakit.
xviii
BAB III
xxi
3. Alur Pelayanan Pasien Gawat Darurat
Syarat : Pasien rawat darurat merupakan pasien yang datang ke
tempat penerimaan pasien gawat darurat yang dibuka selama 24 jam
pelayanan, disini pasien ditolong lebih dahulu setelah itu kemudian
menyelesaikan administrasinya. Prosedur pertama dalam Penerimaan
Pasien di Instalasi Gawat Darurat adalah pasien merupakan kategori
pasien yang harus segera ditolong (pasien yang dalam kondisi gawat
darurat). Namun tidak menutup kemungkinan juga melayani kategori
pasien umum/tidak dalam keadaan gawat darurat, hal ini disebabkan
TPP IGD buka selama 24 jam sehingga waktu diluar jam 18.00 WIB
(batas waktu layanan poliklinik/rawat jalan) TPP IGD juga menerima
pasien yang datang tidak dalam keadaan gawat namun dengan prioritas
pasien gawat darurat. Jadi pasien yang tidak dalam keadaan gawat
darurat akan mendapatkan pelayanan kesehatan setelah pasien gawat
darurat telah tertangani. Berikut Bagan Alur Pelayanan Instalasi Gawat
Darurat :
xxii
xxiii
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Rumah Sakit Panembahan Senopati Bantul adalah salah satu rumah sakit
umum daerah di Kabupaten Bantul Yogyakarta yang berdiri pada tahun
1953 dan awalnya sebagai Rumah Sakit Hongeroedem. Secara keseluruhan
RSUD Panembahan Senopati Bantul sudah memiliki visi dan misi rumah
sakit, tujuan rumah sakit,nilai-nilai rumah sakit, sasaran rumah sakit,
kebijakan rumah sakit, fasilitas pelayanan, sumber daya manusia, jenis
pelayanan dan alur pelayanan yang baik dan sesuai dengan regulasir
manajemen rumah sakit yang berlaku.
B. Saran
1. Bagi Mahasiswa
Pembelajaran selama praktik di RSUD Panembahan Senopati Bantul
dapat memberikan pengetahuan dan pengalaman kepada mahasiswa
dalam manajemen pelayanan Rumah Sakit.
2. Bagi institusi
Laporan manajemen pelayanan Rumah Sakit ini bisa menjadi tambahan
bahan pustaka agar menjadi sumber bacaan sehingga dapat bermanfaat
dan menambah wawasan bagi mahasiswa di institusi pendidikan pada
manajemen pelayanan Rumah Sakit.
3. Bagi Rumah Sakit Panembahan Senopati Bantul
Laporan manajemen Pelayanan Rumah Sakit ini memberikan gambaran
mengenai manajemen pelayanan yang ada di RSUD Panembahan
Senopati Bantul dan diharapkan Rumah Sakit dapat mempertahankan
kualitas pelayanan.
xxiv
DAFTAR PUSTAKA
xxv