Anda di halaman 1dari 55

LAPORAN

MANAJEMEN PELAYANAN KEBIDANAN DI PRAKTIK MANDIRI


BIDAN LUTFIANA (BIDAN SAHABAT BUNDA)
KABUPATEN SLEMAN

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Praktik Klinik Manajemen Pelayanan


Kebidanan Komprehensif

Disusun Oleh:

NURUL AULYA DEWI SOPYANI


P07124523163

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


JURUSAN KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA
TAHUN 2024
HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN

“MANAJEMEN PELAYANAN KEBIDANAN DI PRAKTIK MANDIRI


BIDAN LUTFIANA KABUPATEN SLEMAN”

Oleh:
NURUL AULYA DEWI SOPYANI
Menyetujui,

Pembimbing Klinik

Lutfiana P S, S.ST., Bdn., M.PH


NIP. 919850511201801201 ( .................................................. )
Pembimbing Akademik

Sumarah, S.SiT., M.PH


NIP. 197005242001122001 ( .................................................. )

Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Profesi Bidan

Munica Rita Hernayanti, S.SiT., M.Kes


NIP. 198005142002122001

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat rahmat dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan Laporan Komprehensif
Praktik Klinik Manajemen Pelayanan Kebidanan Komprehensif. Tersusunnya
laporan komprehensif ini tentunya tidak lepas dari dukungan berbagai pihak. Oleh
karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dr. Heni Puji Wahyuningsih, S.SiT., M.Keb selaku ketua jurusan kebidanan
yang telah memberikan kesempatan atas terlaksananya Praktik Klinik
Manajemen Pelayanan Kebidanan Komprehensif.
2. Munica Rita Hernayanti, S.SiT., M.Kes, selaku ketua prodi pendidikan
profesi bidan yang telah memberikan kesempatan atas terlaksananya Praktik
Klinik Manajemen Pelayanan Kebidanan Komprehensif.
3. Lutfiana P S, S.ST., Bdn., M.PH, selaku pembimbing lahan yang telah
memberikan arahan serta bimbingan selama Praktik Klinik Manajemen
Pelayanan Kebidanan Komprehensif.
4. Sumarah, S.SiT., M.PH, selaku pembimbing akademik yang telah
memberikan arahan serta bimbingan selama Praktik Klinik Manajemen
Pelayanan Kebidanan Komprehensif.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan
laporan komprehensif ini. Oleh sebab itu, menerima segala kritik dan saran yang
membangun dari pembaca. Demikian yang bisa penulis sampaikan, semoga
Laporan Komprehensif ini dapat menambah khazanah ilmu pengetahuan dan
memberikan manfaat nyata untuk masyarakat luas.

Yogyakarta, Januari 2024

Penulis

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i


HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... ii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iv
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Tujuan .......................................................................................................... 2
1. Tujuan Umum ......................................................................................... 2
2. Tujuan Khusus ........................................................................................ 3
C. Ruang Lingkup ............................................................................................. 3
D. Manfaat ........................................................................................................ 3
1. Manfaat Teoritis ..................................................................................... 3
2. Manfaat Praktis ....................................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................... 5
A. Konsep Manajemen Kebidanan ................................................................... 5
B. Konsep Dasar Praktik Mandiri Bidan ........................................................ 16
C. Undang-Undang Kebidanan ....................................................................... 20
BAB III PELAKSANAAN MANAJEMEN PELAYANAN KEBIDANAN .. 23
BAB IV PEMBAHASAN ................................................................................... 30
BAB V PENUTUP .............................................................................................. 35
A. Kesimpulan ................................................................................................ 35
B. Saran ........................................................................................................... 35
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 37
LAMPIRAN ......................................................................................................... 38

iv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Denah PMB Lutfiana (Bidan Sahabat Bunda) ................................. 38


Lampiran 2. STR Bidan Lutfiana .......................................................................... 39
Lampiran 3. SIPB .................................................................................................. 40
Lampiran 4. PMB Lutfiana (Bidan Sahabat Bunda) ............................................. 41
Lampiran 5. Persyaratan PMB .............................................................................. 42

v
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Praktik kebidanan adalah penerapan ilmu kebidanan melalui
pelayanan/asuhan kebidanan kepada klien dengan pendekatan manajemen
kebidanan. Lingkup praktik kebidaan meliputi asuhan mandiri/otonomi pada
anak perempuan, remaja putri dan wanita dewasa sebelum, selama kehamilan
dan sesudahnya. Bidan juga melakukan pengawasan, memberiasuhan dan
saran yang diperlakukan kepada wanita selama masa hamil, bersalin, nifas.
Bidan dalam menjalankan tugasnya memiliki peran yang penting sebagai
pemberi pelayanan terdepan kepada masyarakat, oleh karena itu peningkatan
mutu bagi bidan juga sangatlah penting. Bidan juga bertugas memimpin
persalinan atas tanggung jawab sendiri serta memberikan asuhan kepada bayi
baru lahir dan balita.1
Pelayanan kebidanan berfokus pada upaya pencegahan, promosi
kesehatan, pertolongan persalinan normal, deteksi komplikasi pada ibu dan
anak, melaksanakan tindakan asuhan sesuai dengan kewenangan atau bantuan
lain jika diperlukan, serta melaksanakan tindakan kegawatdaruratan. peran
bidan dalam penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematia Bayi
(AKB) antara lain dengan memberikan yang berkesinambungan berfokus
pada aspek pencegahan melalui pendidikan kesehatan dan konseling, promosi
kesehatan, pertolongan persalinan normal dengan berlandaskan kemitraan dan
pemberdayaan perempuan serta melakukan deteksi dini pada kasus rujukan.
bidan sebagai pemberi asuhan kebidanan memiliki posisi penting untuk
berperan dalam upaya percepatan penurunan AKI dan AKB. paradigma baru
dalam upaya menurunkan AKI dan AKB yaitu dengan asuhan
berkesinambungan. asuhan secara berkesinambungan diberikan agar kejadian
AKI dan AKB dapat ditekan karena komplikasi selama kehamilan sampai
masa nifas bisa terdeteksi dari dini. asuhan berkesinambungan adalah
perawatan dengan mengenal dan memahami ibu untuk menumbuhkan rasa
saling percaya agar lebih mudah dalam memberikan pelayanan yang sesuai
dengan kebutuhan ibu dengan memberikan kenyamanan dan dukungan, tidak
hanya kehamilan dan selama persalinan, tetapi juga setelah persalinan dan
kelahiran.2
Berdasarkan data dari Balai Penelitian, Pengembangan dan Statistika
Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta (BAPPEDA DIY) kasus kematian bayi
pada tahun 2023 di DIY ada 274 kasus, sedangkan kasus kematian bayi di
Kabupaten Sleman sebanyak 16 kasus.3 Persentase cakupan pertolongan
persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan tahun 2023 di Kabupaten Sleman
sebesar 74% dan cakuan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang
memiliki kompetensi kebidanan di kabupaten sleman sebesar 74,3%.
sedangkan jumlah bidan di DIY sebanyak 2828 bidan, sedangkan bidan yang
memiliki Praktek Mandiri Bidan (PMB) sebanyak 293 PMB.2
Praktik Mandiri Bidan (PMB) adalah suatu institusi pelayanan
kesehatan secara mandiri yang memberikan asuhan dalam lingkup praktik
kebidanan. praktik kebidanan adalah penerapan ilmu kbidanan dalam
memberikan pelayanan atau asuhan kebidanan kepada klien dengan
endekatan manajemen kebidanan. PMB memiliki berbagai persyaratan
khusus untuk menjalankan prakteknya, seperti tempat atau ruangan praktek,
peralatan, obat-obatan. PMB merupakan penyedia layanan kesehatan yang
memiliki kontribusi cukup besar dalam memberikan pelayanan, khususnya
dalam meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak. Supaya masyarakat
pengguna jasa layanan bidan memperoleh akses pelayanan yang bermutu,
perlu adanya regulasi pelayanan praktek bidan secara jelas. untuk mencapai
hal tersebut maka diperlukan suatu manajemen tata kelola kebidanan
khususnya di PMB.4
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa memahami dan mampu menerapkan teori dan konsep
manajemen pelayanan kebidanan

2
2. Tujuan Khusus
a Mahasiswa mampu melakukan pengkajian kebutuhan organisasi
pelayanan kebidanan
b Mahasiswa mampu menganalisa kebutuhan manajemen pelayanan
kebidanan
c Mahasiswa mampu memahami perencanaan dan penetapan standar
manajemen pelayanan kebidanan
d Mahasiswa mampu mengetahui pengorganisasian manajemen
pelayanan kebidanan
e Mahasiswa mampu mengetahui pengelolaan dan pelaksanaan
manajemen pelayanan kebidanan
f Mahasiswa mampu mengetahui evaluasi manajemen pelayanan
kebidanan
g Mahasiswa mampu mengetahui pengendalian dan monitoring
pelayanan kebidanan
h mahasiswa mampu mengetahui hambatan-hambatan yang terjadi
dalam manajemen pelayanan kebidanan dan cara mengatasinya.
i Mahasiswa mampu mengetahui peningkatan standar manajemen
pelayanan kebidanan.
C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup dalam laporan ini adalah konsep manajemen
pelayanan kebidanan pada praktik mandiri bidan
D. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Menerapkan teori dan konsep manajemen pelayanan kebidanan di
Praktik Mandiri Bidan.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Mahasiswa Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes
Yogyakarta
Dapat membandingkan antara teori dan pelaksanaan manajemen
pelayanan kebidanan di Praktik Mandiri Bidan.

3
b. Bagi Bidan di PMB Lutfiana
Laporan ini dapat memberikan informasi tambahan bagi bidan
mengenai manajemen pelayanan kebidanan.

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Manajemen Kebidanan


1. Pengertian Praktek Mandiri Bidan (PMB)
Praktik Mandiri Bidan (PMB) adalah suatu institusi pelayanan
kesehatan secara mandiri yang memberikan asuhan dalam lingkup
praktik kebidanan. praktik kebidanan adalah penerapan ilmu kbidanan
dalam memberikan pelayanan atau asuhan kebidanan kepada klien
dengan endekatan manajemen kebidanan. Praktek pelayanan bidan
mandiri merupakan penyedia layanan kesehatan, yang memiliki
kontribusi cukup besar dalam memberikan pelayanan, khususnya dalam
meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak. Bidan Praktek Mandiri (BPM)
merupakan bentuk pelayanan kesehatan di bidang kesehatan dasar.
Praktek bidan adalah serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang
diberikan oleh bidan kepada pasien (individu, keluarga, dan masyarakat)
sesuai dengan kewenangan dan kemampuannya. Bidan yang
menjalankan praktek harus memiliki Surat Izin Praktek Bidan (SIPB)
sehingga dapat menjalankan praktek pada saran kesehatan atau program.
Supaya masyarakat pengguna jasa layanan bidan memperoleh
akses pelayanan yang bermutu, perlu adanya regulasi pelayanan praktek
bidan secara jelas persiapan sebelum bidan melaksanakan pelayanan
praktek seperti perizinan, tempat, ruangan, peralatan praktek, dan
kelengkapan administrasi semuanya harus sesuai dengan standar.5
2. Definisi Operasional
Manajemen adalah mengungkapkan apa yang hendak dikerjakan,
kemudian menyelesaikannya. Manajemen adalah menentukan tujuan
dahulu secara pasti (yakni menyatakan dengan rinci apa yang hendak
dituju) dan mencapainya. Manajemen Kebidanan adalah pendekatan
yang digunakan oleh bidan dalam menerapkan metode pemecahan
masalah secara sistematis mulai dari pengkajian, analisis data, diagnosis

5
kebidanan, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. menurut Departemen
Kesehatan Republik Indonesia (Depkes RI) najemen kebidanan adalah
metode dan pendekatan pemecahan masalah ibu dan khusus dilakukan
oleh bidan dalam memberikan asuhan kebidanan pada individu, keluarga
dan masyarakat.
Proses manajemen kebidanan sesuai dengan standar yang
dikeluarkan oleh American College of Nuclear Medicine (ACNM) terdiri
atas:
a. mengumpulkan danmemperbaharui data yang ;engkap dan relevan
secara sistematis melalui pengkajian yang komprehensif terhadap
kesehatan setiap klien, termasuk mengkaji riwayat kesehatan dan
melakukan pemeriksaan fisik
b. mengidentifikasi masalah dan membuat diagnosis berdasar
interpretasi data dasar
c. mengidentifikasi kebutuhan terhadap asuhan kesehatan dalam
menyelesaikan masalah dan merumuskan tujuan asuhan kesehatan
bersama klien
d. memeberi informasi dan dukungan kepada klien sehingga mampu
membuat keputusan dan tanggungjawab terhadap kesehatannya
e. membuat rencana asuhan yang komprehensif bersama klien
f. secara pribadi, bertanggungjawab terhadap implementasi rencana
individual
g. melakukan konsultasi perencanaan, melaksanakan manajemen
dengan berkolaborasi, dan merujuk klien untuk mendapat asuhan
selanjutnya
h. merencanakan manajemen terhadap komplikasi dalm situasi darurat
jika terdapat penyimpangan dari keadaan normal
i. melakukan evaluasi bersama klien terhadap pencapaian asuhan
kesehatan dan merevisi rencana asuhan sesuai dengan kebutuhan
3. Langkah-langkah Manajemen Kebidanan
a. langkah I : Pengumpulan data dasar

6
data yang dibutuhkan dalam pengumpulan data dasar yaitu :
1) riwayat kesehatan
2) pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhannya
3) meninjau catatan terbaru atau catatan sebelumnya
4) meninjau data labolatorium dan membandingkan dengan hasil baik
b. langkah II : Interpretasi data
standar nomenklatur diagnosis kebidanan :
1) diakui dan telah disahkan oleh profesi
2) berhubungan langsung dengan praktik kebidanan
3) memiliki ciri khas kebidanan
4) didukung oleh clinical judgement dalam praktik kebidanan
5) dapat diselesaikan dengan pendekatan manajemen keidanan
c. langkah III : Mengidentifikasi diagnosis atau masalah potensial
Dalam langkah ini bidan dituntut untuk dapat mengidentifikasi
masalah dan diagnosa potensial terlebih dahulu baru setelah itu
menentukan antisipasi yang dapat dilakukan.
d. langkah IV
Dari data yang ada, mengiidentifikasi keadaan yang ada perlu
atau tidak, tindakan segera ditangani sendiri atau dikonsultasikan
(dokter, tim kesehatan, pekerja sosial, ahli gizi) atau kolaborasi
e. langkah V
Tidak hanya meliputi apa yang sudah teridentifikasi dari kondisi
klien, tapi juga dari kerangka pedoman antisipasi terhadap klien
(apakah dibutuhkan penyuluhan, konseling, dan apakah perlu
merujuk klien bila ada masalah-masalah yang berkaitan dengan
sosial-ekonomi, kultural/masalah psikologis. Dalam perencanaan ini
apa yang direncanakan harus disepakati klien, harus rasional, benar-
benar valid berdasar pengetahuan dan teori yang up to date.
f. langkah VI
1) Bisa dilakukan oleh bidan, klien, keluarga klien, maupun tenaga
kesehatan yang lain.

7
2) Bidan bertanggungjawab untuk mengarahkan pelaksanaan asuhan
bersama yang menyeluruh.
g. langkah VII
Evaluasi efektifitas dari asuhan yang telah dilakukan.6
4. Perencanaan dalam manajemen pelayanan kebidanan
Perencanaan (Planning) adalah fungsi manajemen yang harus bias
menjawab rumus 5W+1H. What (apa) yang akan dilakukan, why
(mengapa) harus melakukan apa, when (kapan) melakukan apa, where
(dimana) melakukan apa, who (siapa) yang melakukan apa, how
(bagaimana) cara melakukan apa. Adapun beberapa jenis perencanaan
adalah sebagai berikut:
a. dilihat dari jangka waktu berlakunya rencana
b. dilihat dari ting katannya
c. dilihat dari lingkupnya
5. Unsur pokok perencanaan
Perencanaan dalam manajemen pelayanan kebidanan merupakan
bagian dari administrasi kesehatan, yang mana terdiri atas beberapa unsure
pokok yaitu:
a. Input
Input (masukan) adalah segala sesuatu yang dibutuhkan untuk
dapat melaksanakan pekerjaan manajemen. Input berfokus pada sistem
yang dipersiapkan dalam organisasi dari manejemen termasuk
komitmen, dan stakeholder lainnya, prosedur serta kebijakan sarana dan
prasarana fasilitas dimana pelayanan akan diberikan Semua hal yang
diperlukan untuk terselenggaranya suatu pelayanan kebidanan
merupakan unsure masukan yang terpenting adalah tenaga, dana dan
sarana. Secara umum disebutkan apabila tenaga dan sarana kuantitas
dan kualitas, tidak sesuai standar yang ditetapkan, serta jika dana yang
tersedia tidak sesuai dengan kebutuhan, maka sulitlah diharapkan
bermutunya pelayanan kebidanan. Menurut Komisi Pendidikan
Administrasi Kesehatan Amerika Serikat, input ada 3 macam, yaitu:

8
1) Sumber (resources)
Sumber (resources) adalah segala sesuatu yang dapat dipakai
untuk menghasilkan barang atau jasa. Sumber (resources)dibagi 3
macam:
a) Sumber tenaga (labour resources) dibedakan atas:
I. Tenaga ahli (skilled): dokter, bidan, perawat
II. Tenaga tidak ahli (unskilled): pesuruh, penjaga
b) Sumber modal (capital resources), dibedakan menjadi:
I. Modal bergerak (working capital): uang, giro
II. Modal tidak bergerak (fixed capital): bangunan, tanah,
sarana kesehatan
c) Sumber alamiah (natural resources) adalah segala sesuatu
yang terdapat di alam, yang tidak termasuk sumber tenaga dan
sumber modal
I. Tata cara (prosedures)
Tata cara (procedures): adalah berbagai kemajuan lmu
dan teknologi kesehatan yang dimiliki dan yang
diterapkan.
II. Kesanggupan (capacity)
Kesanggupan (capacity): adalah keadaan fisik, mental
dan biologis tenaga pelaksana
Input manajemen juga terdiri dari:
1) Man : Tenaga yang dimanfaatkan. Contoh: Staf atau Bidan yang
kompeten
2) Money : Anggaran yang dibutuhkan atau dana untuk program
3) Material : Materi (sarana dan prasarana) yang dibutuhkan
4) Metode : Cara yang dipergunakan dalam bekerja atau prosedur
kerja
5) Minute/Time : Jangka waktu pelaksanaan kegiatan program
6) Market : Pasar dan pemasaran atau sarana program

9
b. Proses
Proses (process) adalah langkah yang harus dilakukan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Proses dikenal dengan nama
fungsi manajemen. Pada umumnya, proses ataupun fungsi manajemen
merupakan tanggung jawab pimpinan. Pendekatan proses adalah
semua metode dengan cara bagaimana pelayanan dapat dilakukan.7
Semua tindakan yang dilakukan pada waktu menyelenggarakan
pelayanan kebidanan. Tindakan tersebut dapat dibedakan atas dua
macam, yakni tindakan medis dan tindakan non medis. Secara umum
disebutkan apabila kedua tindakan ini tidak sesuai dengan standar
operasional prosedur yang telah ditetapkan ditetapkan, maka sulitlah
diharapkan bermutunya pelayanan kebidanan.4
Dalam proses terdapat:
1) Perencanaan (P1)
Perencanaan adalah proses untuk merumuskan masalah kegiatan,
menentukan kebutuhan dan sumber daya yang tersedia,
menetapkan tujuan kegiatan yang paling pokok dan menyusun
langkah-langkah untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
(landasan dasar).
2) Pengorganisasian (P2)
Pengorganisasian adalah suatu langkah untuk menetapkan
menggolong-golongkan, dan mengatur berbagai kegiatan,
penetapan tugas-tugas dan wewenang seseorang dan
pendelegasian wewenang dalam rangka pencapaian tujuan
layanan kebidanan. Inti dari pengorganisasian adalah merupakan
alat untuk memadukan atau sinkronisasi semua kegiatan yang ber-
aspek personil, finansial, material dan tata cara dalam rangka
mencapai tujuan pelayanan kebidanan yang telah ditetapkan.
3) Penggerakan dan pelaksanaan, pengawasan dan pengendalian
(P3)

10
Penggerakan dan Pelaksanaan adalah suatu usaha untuk
menciptakan iklim kerjasama di antara pelaksanaan program
pelayanan kebidanan sehingga tujuan dapat tercapai secara efektif
dan efisien. Fungsi manajemen ini lebih menekankan bagaimana
seorang manajer pelayanan kebidanan mengarahkan dan
menggerakkan semua sumber daya yang ada untuk mencapai
tujuan pelayanan kebidanan yang telah disepakati.3
c. output
Output adalah hasil dari suatu pekerjaan manajemen.
Untuk manajemen kesehatan, output dikenal dengan nama pelayanan
kesehatan (health services). Dalam kebidanan dikenal pelayanan
kebidanan (health midwifery). Hasil atau output adalah hasil
pelaksanaan kegiatan.4
Output yaitu yang menunjuk pada penampilan (perfomance)
pelayanan kebidanan Penampilan dapat dibedakan atas dua macam.
Pertama, penampilan aspek medis pelayanan kebidanan. Kedua,
penampilan aspek non medis pelayanan kebidanan. Secara umum
disebutkan apabila kedua penampilan ini tidak sesuai dengan standar
yang telah ditetapkan atau tidak sesuai SOP maka berarti pelayanan
kebidanan yang diselenggarakan bukan pelayanan kebidanan yang
bermutu.
Cakupan Kegiatan Program: Jumlah kelompok masyarakat yang
sudah menerima layanan kebidanan (memerator), dibandingkan
dengan jumlah kelompok masyarakat yang menjadi sasaran program
kebidanan (denominator). Pelayanan yang diberikan sesuai dengan
standar pelayanan kebidanan (mulai dari KIE, Asuhan Kebidanan,
dsb). Contoh: Untuk Praktik Bidan Mandiri/BPM: Outputnya adalah
Kesejahteraan ibu dan janin, Kepuasan Pelanggan, Kepuasan bidan
sebagai provider.5

11
d. Effect
Perubahan pengetahuan, sikap, dan perilaku masyarakat
yang diukur dengan peran serta masyarakat untuk memanfaatkan
pelayanan kebidanan yang ada di sekitarnya (Posyandu, BPM,
Puskesmas dsb) yang tersedia.
e. Out come (Impact)
Dipergunakan untuk menilai perubahan atau dampak
(impact) suatu program, perkembangan jangka panjang termasuk
perubahan status kesehatan masyarakat.8
6. Langkah-langkah dalam perencanaan
Langkah awal untuk menyusun perencanaan dapat dimulai dengan
sebuah gagasan atau cita-cita yang terfokus pada situasi tertentu. Sebagai
suatu proses, perencanaan kesehatan mempunyai beberapa langkah. Ada
lima langkah yang perlu dilakukan pada proses penyusunan sebuah
perencanaan.
a. Analisis Situasi
Analisis situasi merupakan langkah awal perencanaan yang
bertujuan untuk identifikasi masalah. Yang dihasilkan dari proses
analisis situasi adalah rumusan masalah kesehatan dan berbagai faktor
yang berkaitan dengan masalah kesehatan masyarakat yang sedang
diamati serta poten siorganisasi yang dapat digunakan untuk
melakukan intervensi. Dari penjelasan diatas, langkah analisis situasi
bertujuan untuk mengumpulkan berbagai jenis data atau fakta yang
berkaitan dengan masalah kesehatan masyarakat yang dijadikan dasar
penyusunan perencanaan. Data yang diperlukan untuk menyusun
perencanaan kebidanan terdiridari:
1) Data tentang keadaan klien dan penyakit yang menyertai
2) Data keluarga dan kecenderungan penyakit yang diturunkan
3) Data potensikesehatan yang tersedia
4) Keadaanlingkungan dan geografi
5) Data sarana dan prasarana

12
b. Mengidentifikasi masalah dan prioritas
Model identifikasi masalah akan membantu untuk mengkaji suatu
masalah kesehatan masyarakat dan faktor-faktor risikonya (lingkungan
dan perilakumasyarakat). Yang perlu dibedakan adalah masalah
program (input, proses, output, efek) dan yang mana masalah kesehatan
masyarakat (outcome/dampak dari sebuah sistem). Berikut ini adalah
contoh enam pertanyaan kritis yang diajukan untuk mengidentifikasi
masalah kebidanan.
1) Apa jenis masalah kebidanan yang dihadapi (what is the problem)
2) Apa faktor-faktor penyebabnya (why the problem does exist)
3) Siapa atau kelompok masyarakat mana yang paling banyak
menderita (who is most affected by the problem)
4) Kapan masalah tersebut terjadi (when was the problem exist)
Setelah keempat pertanyaan tersebut diajukan, penanggung jawab
program akan dapat menyusun rumusan masalah kesehatan yang
sedang dihadapi. Untuk menyusun langkah-langkah
penanggulangan masalah tersebut, ada dua pertanyaan penting yang
perlu dirumuskan yaitu: “Apa kemungkinan dampak (akibat) yang
muncul apabila masalah kesehatan tersebut tidak terpecahkan
(What kind of impact will be happen) dan apa kegiatan program
yang biasa dikembangkan untuk mengatasi (what plan of action
should be taken).
c. Menentukan tujuan program
Setelah prioritas masalah ditetapkan, kemudian menetapkan
tujuan program. Semakin jelas rumusan masalah kesehatan masyarakat
dengan menggunakan criteria diatas akan semakin mudah menyusun
tujuan program. Sebelum rencana kerja operasional disusun, beberapa
pertanyaan berikut ini wajib dipahami oleh tim perencana:
1) Berapa besar sumber daya yang dimiliki oleh organisasi
(potensiorganisasi-how many)?

13
2) Seberapa jauh masalah kesehatan masyarakat akan dipecahkan
(potensiorganisasi-how many)?
3) Kapan target tersebutakandicapai (target waktu-when)?
Merumuskan tujuan program operasional berdasarkan jawaban ketiga
pertanyaan tersebut diatas akan bermanfaat untuk:
1) Menetapkan langkah-langkah operasional program
2) Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan program
d. Mengkaji hambatan dan kelemahan program
Langkah keempat proses penyusunan rencana adalah mengkaji kembali
hambatan dan kelemahan program yang pernah dilaksanakan. Jenis
hambatan atau kelemahan program dapat dikategorikan ke dalam:
1) Hambatan yang bersumber pada kemampuan organisasi
2) Hambatan yang terjadi pada lingkungan
e. Menyusun rencana kerja operasional
Pada saat memasuki fase ini, tim perencana sudah menetapkan tujuan
dan target yang ingin dicapai. Langkah ini dilakukan sebelum proses
penyusunan rencana kerja operasional. Format rencana kerja
operasional yang lengkap terdiri dari:
1) Alasan utama disusunnya rencana kerja operasional (mengapa
program ini dilaksanakan-why)
Latar belakang penyusunan RKO adalah masalah utama
yang akan dipecahkan, dituangkan dalam bentuk tujuan yang
ingin dicapai. Latar belakang RKO berisi penjelasan terhadap
pertanyaan mengapa kegiatan program penting dilaksanakan.
Informasi ini sudah dikumpulkan pada langkah analisis situasi
2) Tujuan (apa yang ingin dicapai-what)
Tulis dengan jelas tujuan operasional program untuk
mengukur keberhasilan program, misalnya: untuk program
penanggulangan diare perlu ditetapkan tujuan dengan target yang
jelas yaitu turunnya kejadian diare sampai 30% dalam kurun
waktu 3 tahun di kalangan masyarakat desa

14
3) Kegiatan program (bagaimana cara mengerjakannya-how)
Jelaskan langkah-langkah praktis (kegiatan) yang akan
dilakukan untuk mencapai tujuan program termasuk bagaimana
mengatasi berbagai hambatan kendala yang mungkin muncul
selama kegiatan berlangsung.
4) Pelaksana dan sasaran (siapa yang akan mengerjakan dan siapa
sasaran kegiatan program-who)
Berbagai kegiatan program harus ada penanggung
jawabnya dan staf yang akan melaksanakan rencana kegiatan
tersebut. Pada bagian ini perlu ada penjelasan tentang jumlah dan
jenis kualifikasi (jenis keterampilannya) yang perlu dimiliki.
Demikian pula dengan uraian tugasnya, sasaran kegiatan program
dan jumlah kelompok penduduk yang diharpakan menerima
pelayanan kesehatan untuk kurun waktu tertentu (target cakupan)
misalnya dibutuhkan kader aktif dan tiga petugas lapangan yang
bertugas melakukan supervisi
5) Sumber daya pendukung (what kind of support)
Buat daftar jenis dan jumlah peralatan (equipment support)
yang diperlukan dan yang sudah tersedia untuk mendukung
pelaksanaan kegiatan. Berapa dana yang diperlukan, berapa besar
alokasinya untuk setiap jenis kegiatan, apakah ada kebutuhan
dana tambahan yang tidak diduga
6) Tempat (dimana kegiatan akan dilaksanakan (kapan kegiatan
akan dilaksanakan-where)
Di bagian ini diberikan penjelasan tentang tempat kegiatan
program. Hal ini penting untuk dijelaskan fase atau tahapan
kegiatan yang akan dilaksanakan. Kapan dimulai dan kapan
berakhirnya. Untuk kegiatan tahunan, fase kegiatannya dibagi
dalam bulan. Kegiatan bulanan dibagi ke dalam fase mingguan
atau harian.9

15
B. Konsep Dasar Praktik Mandiri Bidan
1. Persyaratan Pendirian Bidan Praktek Mandiri
a. Menjadi anggota IBI
b. Permohonan Surat izin praktek Bidan selaku Swasta Perorangan
c. Surat keterangan kepala puskesmas wilayah setempat praktek
d. surat pernyataan tidak sedang dalam sanksi profesi/hukum
e. surat keterangan ketua rating IBI wilayah
f. persiapan peralatan medis dan medis usaha praktek bidan secara
perorangan dengan pelayanan pemeriksaan pertolongan persalinan dan
perawatan.
g. membuat surat perjanjian sanggup mematuhi perjanjian tertulis
h. bidan dalam menjalankan praktek harus:
1) memiliki tempat dan ruangan praktek yang memenuhi persyaratan
kesehatan
2) menyediakan tempat tidur untuk persalinan minimal 1 kamar dan
maksiamal 5 tempat tidur
3) memiliki peralatan minimal sesuai dengan ketentuan dan
melaksanakan proseur tetap yang berlaku
4) menyediakan obat-obatan sesuai dengan ketentuan peralatan yang
berlaku.
i. bidan yang menjalankan praktek harus mencantumkan izin praktek
bidan atau fotocopy prakteknya diruang praktek atau tempat yang
mudah diliat.
j. bidan yang menjalankan praktek harus mencantumkan izin praktek
bidannya atau foto copy praktek, atau tempat yang mudah dilihat.
k. bidan dalam prakteknya memperkerjakan tenaga bidan yang lain, yang
memiliki SIPB untuk membantu tugas pelayanannya
l. bidan yang menjalankan praktek haus mempunyai peralatan minimal
sesuai denga ketentuan yang belaku dan peraltan harus tersedia
ditempat prakteknya

16
m. peralatan yang wajib dimiliki dalam menjalanka praktek bidan sesuai
dengan jenis pelayanan yang diberikan
n. dalam mejalankan tugas bidan harus serta mempertahankan dan
meningkatkan ketrampilan profesinya antara lain dengan :
1) mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan atau saling ukar
informasi dengan sesama bidan
2) mengikuti kegiatan-kegiatan akademis dan pelatihan sesuai dengan
bidang tugasnya, baik yang diselenggarakan pemrintah maupun
oleh organisai profesi.
3) memelihara dan merawat peralatan yang untuk praktek agar tetap
siap dan berfungsi dengan baik11
2. Persyaratan bangunan PMB
a. Papan Nama
1) untuk memebedakan setiapidentitas maka setiap bentuk
pelayanmedik dasar swasta harus mempunyai nama tertentu, yang
dapat diambil dari nama yang berjasa dibidang kesehatan, atau
yang telah meninggal atau nama lain yang sesuai dengan fungsinya
2) ukuran papan nama seluas 1x1,5 m
3) tulisan blok warna hitam, dan dasarnya warna putih
4) pemasangan papan nama pada tempat yang mudah dan jelas mudah
terbaca oleh masyarakat
b. Tata Ruang
1) setiap ruang periksa minimal memiliki diameter 2x3 m
2) setiap bangunan pelayanan minimal mempunyai ruang periksa,
ruang administrasi/kegiatan lain sesuai kebutuhan, ruang tunggu,
dan kamar mandi/wc masing-masing 1 buah
3) semua ruangan memiliki ventilasi dan penerangan/pencahayaan
c. Lokasi
1) mempunyai lokasi tersendiri yang telah disetujui oleh pemerintah
daerah setempat (tata kota), tidak berbaur dengan kegiatan umum
lainnya seperti usat perbelanjaan, tempat hiburan dan sejenisnya.

17
2) tidak dekat dengan lokasi bentuk layanan sejenisnya dan juga agar
sesuai fungsi sosialnya yang salah satu fungsinya adalah
mendekatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
d. Hak dan Guna Pakai
1) mempunyai surat kepemilikan (surat hak milik/surat hak guna
pakai)
2) mempunyai surat hak guna (surat kontrak bangunan) minimal 2
tahun
e. Memiliki surat perizinan
SIPB dikeluarkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota
yang seterusnya akan disampaikan laporannya kepada Kepala Dinas
Kesehatan Propinsi setempat dengan tembusan kepada organisasi
profesi setempat.
f. Kelengkapan Administrasi, Peralatan, Sarana dan Prasarana PMB
1) administrasi
2) peralatan dan obat-obatan
3) peralatan tidak steril
4) peralatan steril
5) bahan habis pakai
6) formulir yang disediakan
7) obat-obatan
g. Sarana dan Prasarana Ashuhan Rooming-In/Rawat Gabung
1) media penyuluhan kesehatan
2) rumah terbuat dari tembok
3) lantai keramik
4) ruang tempat periksa
5) ruang perawatan
6) dapur
7) kamar mandi
8) ruang cuci pakaian atau alat
9) ruang tunggu

18
10) wastafel
11) tempat sampah
12) tempat parkir 6
h. Persyaratan Obat dan Bahan Habis Pakai
1) Kapas
2) Kain Kasa
3) Handuk
4) Pembalut Wanita
5) Gunting mayo CVD
6) Klem kassa lurus
7) Klem penarik benang AKDR
8) Sonde uterus sims
9) Tenakulum Schroeder
10) Scapel
11) Trochar
i. Standar Operasional Prosedur (SOP) sesuai dengan standar pelayanan
Kebidanan
1) SOP Pelayanan Antenatal
2) SOP Pelayanan Persalinan
3) SOP Pelayanan Nifas
4) SOP Penanganan Bayi Baru Bahir
5) SOP Pelayanan KB
6) SOP Baby Swimming
7) SOP USG
8) SOP Totok Wajah
9) SOP Nebuluzer
10) SOP Imunisasi
11) SOP Suction
12) SOP Pijat Harimau
13) SOP Pijat Sulit Tidur
14) SOP Prenatal Yoga

19
15) SOP Pinat Tuina
16) SOP Pijat Terapi Jalan
17) SOP Pijat Sembelit
18) SOP Pijat Tumbuh Gigi
19) SOP Batuk Pilek
20) SOP Breastcare
C. Undang-Undang Kebidanan
1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 28 Tahun 2017
tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan
Dalam PMK RI No.28 tahun 2017 tentang izin dan penyelenggaraan
Praktik Bidan menyebutkan:11
Pasal 1 Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan;
a. Bidan adalah seorang perempuan yang lulus dari pendidikan bidan
yang telah teregistrasi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
b. Praktik Kebidanan adalah kegiatan pemberian pelayanan yang
dilakukan oleh Bidan dalam bentuk asuhan kebidanan.
c. Surat Tanda Registrasi Bidan yang selanjutnya disingkat STRB
adalah bukti tertulis yang diberikan oleh Pemerintah kepada Bidan
yang telah memiliki sertifikat kompetensi sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
d. Surat Izin Praktik Bidan yang selanjutnya disingkat SIPB adalah
bukti tertulis yang diberikan oleh pemerintah daerah
kabupaten/kota kepada Bidan sebagai pemberian kewenangan
untuk menjalankan praktik kebidanan. Praktik Mandiri Bidan
adalah tempat pelaksanaan rangkaian kegiatan pelayanan
kebidanan yang dilakukan oleh Bidan secara perorangan.
e. Instansi Pemberi Izin adalah instansi atau satuan kerja yang ditunjuk
oleh pemerintah daerah kabupaten/kota untuk menerbitkan izin
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

20
f. Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah suatu alat dan/atau tempat
yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan
kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif, maupun rehabilitatif
yang dilakukan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan/atau
masyarakat.
g. Organisasi Profesi adalah wadah berhimpunnya tenaga kesehatan
bidan di Indonesia.
Pasal 3 :
Setiap Bidan harus memiliki STRB untuk dapat melakukan praktik
keprofesiannya.
Pasal 5 :
Bidan yang menjalankan praktik keprofesiannya wajib memiliki SIPB.
Pasal 15 :
a. Bidan dapat menjalankan Praktik Kebidanan secara mandiri dan/atau
bekerja di Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
b. Praktik Kebidanan secara mandiri sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) berupa Praktik Mandiri Bidan.
c. Fasilitas Pelayanan Kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dapat berupa:
1. klinik;
2. puskesmas;
3. rumah sakit; dan/atau
4. fasilitas pelayanan kesehatan lainnya
Pasal 18 :
Dalam penyelenggaraan Praktik Kebidanan, Bidan memiliki
kewenangan untuk memberikan:
a. Pelayanan kesehatan ibu;
b. Pelayanan kesehatan anak; dan
c. Pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga
berencana.

21
2. UU No.4 Tahun 2019 tentang Kebidanan
Yang berkaitan dengan Praktik Mandiri Bidan diantaranya:12
Pasal 1 :
a. Surat lzin Praktik Bidan yang selanjutnya disingkat SIPB adalah
bukti tertulis yang diberikan oleh Pemerintah Daerah kabupaten/kota
kepada Bidan sebagai pemberian kewenangan untuk menjalankan
Praktik Kebidanan.
b. Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah suatu alat dan/atau tempat
yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan
kesehatan baik promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang
pelayanannya dilakukan oleh pemerintah dan/atau masyarakat.
c. Tempat Praktik Mandiri Bidan adalah Fasilitas Pelayanan Kesehatan
yang diselenggarakan oleh Bidan lulusan pendidikan profesi
untuk memberikan pelayanan langsung kepada klien
3. UU No. 36 Tahun 2014 tentang Kesehatan
Yang berkaitan dengan praktik mandiri Bidan diantaranya dalam Pasal
11 :
a. Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri
dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau
keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk
jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya
kesehatan.
b. Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah suatu alat dan/atau tempat
yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan
kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif, maupun rehabilitatif
yang dilakukan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan/atau
masyarakat.

22
BAB III
PELAKSANAAN MANAJEMEN PELAYANAN KEBIDANAN

A. Profil Praktik Mandiri Bidan Lutfiana P S, S.ST., Bdn., M.PH


PMB Lutfiana mulai aktif 2017 yang terletak di jln. Babadan, Kalimati,
Purwomartani, Sleman. PMB berada di wilayah kerja Puskesmas Kalasan,
Sleman. PMB ini berada di pinggir jalan dan mudah dikases oleh masyarakat.
Ditinjau dari batas daerah maka PMB Lutfiana memiliki batas:
Sebelah Utara : Jalan Desa
Sebelah Barat : Rumah penduduk
Sebelah Selatan : Kebun
Sebelah Timur : Kebun
1. Visi
2. Misi
3. Motto
4. Biodata
Nama : Lutfiana Puspita Sari
Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 11 Mei 1985
Nama Klinik : PMB Lutfiana (Bidan Sahabat Bunda)
Alamat : jln. Babadan, Kalimati, Purwomartani,
Sleman.
Riwayat Pendidikan:
a. Diploma III Kebidanan Tahun 2006 di Poltekkes Kemenkes
Surakarta
b. Diploma IV 2014 di Poltekes Kemenkes Surakarta
c. S2 Tahun 2017 di Universitas Sebelas Maret
d. Pendidikan Profesi Bidan Tahun 2023 di Poltekkes Kemenkes
Surakarta
Riwayat Organisasi

Pengalaman Kerja

23
B. Pelaksanaan Manajemen dan Kegiatan Kebidanan di PMB Lutfiana
1. Pelayanan Praktik Mandiri Bidan
a. Promotif
konsultasi kesehatan reproduksi, penyuluhan kesehatan, konsultasi
laktasi
b. Preventif
ANC, KB, Umum, USG, Prenatal Yoga, Imunisasi dasar dan ulang,
IVA Test.
c. Kuratif
Pemeriksaan umum, persalinan, nifas, MTBS dan MTBM
d. Pelayanan Inovatif
Home care, tindik telinga, cukur rambut bayi, massage bayi,
massage ibu, prenatal yoga.
2. Jadwal Pelayanan
No Pelayanan Waktu
1. ANC (Pemeriksaan Setiap hari : pukul 07.00-21.00 WIB
kehamilan)
2. Persalinan normal Pelayanan 24 jam
3. Umum Setiap hari : pukul 07.00-21.00 WIB
4. KB (Keluarga Setiap hari : pukul 07.00-21.00 WIB
Berencana)
5. Imunisasi Setiap Minggu : pukul 07.00-21.00 WIB

6. Prenatal Yoga Setiap hari : pukul 07.00-21.00 WIB

24
3. Kerjasama yang dilakukan
a. Puskesmas Kalasan
b. BPJS
c. Dinas Kesehatan Sleman
d. dr. A.M Sajarwadi
e. dr. Seshy Tinartayu, MSc
f. dr. Tunggul Birowo
g. dr. Haryadi Jaka Darmanta
h. Balai KB Kalasan
4. Pengelolaan Limbah Medis
Dalam pengolahan limbah medis, PMB melakukan MOU dengan 2
fasilitas pelayanan kesehatan swasta dalam satu wilayah. Dalam
pelayanan, semua limbah medis memiliki wadah khusus, seperti
Spuit bekas dimasukan dalam safety box, limbah cair memiliki
aliran tersendiri tanpa mengganggu lingkungan sekitar, sampah
infeksius lainnya dimasukkan dalam kantong plastik (tempat sampah).
5. Cara Mendapatkan Vaksin
Salah satu pelayanan di PMB Lutfiana adalah pemberian imunisasi.
Untuk mendapatkan vaksin, PMB Lutfiana bekerja sama dengan
Puskesmas Kalasan. Pelayanan imunisasi dilakukan yaitu setiap hari
Minggu.
6. Manajemen Pelayanan Obat
Dalam pengelolaan obat, PMB Lutfiana bekerja sama dengan apotek
Vicifarma, Khalidfarma, Bivifarma, Apotek pengestu, Apotek altea.
7. Media Promosi
Media promosi PMB Lutfiana dilakukan masyarakat dari mulut ke
mulut. Kegiatan promosi juga dilakukan melalui media sosial berupa
instagram dan tiktok. PMB Lutfiana juga melakukan kegiatan promosi
melalui grup whatsapp ibu hamil.
8. Pengorganisasian

25
Dalam pemberian layanan, Bidan Lutfiana memiliki latar belakang
pendidikan Profesi Kebidanan dan dibantu oleh 2 orang pegawai bidan
dengan latar belakang pendidikan profesi bidan dan 1 orang dengan latar
belakang diploma tiga kebidanan.
9. Pelayanan Unggulan
Pelayanan unggulan PMB Lutfiana adalah home care untuk kunjungan
nifas dan neonatus, massage bayi. Home care dilakukan pada pasien
yang melahirkan di PMB Lutfiana dan melahirkan di fasilitas lain. Setiap
kali home care bidan melakukan pemeriksaan neonatus dan ibu nifas dan
massage bayi. Home care ini memiliki keunggulan diantaranya:
pasien tidak perlu pergi kontrol ke fasilitas kesehatan, pasien merasa
sangat diperhatikan oleh bidan karena mau mengunjunginya ke
rumah, pasien memiliki waktu yang banyak untuk bertanya atau
konsultasi karena waktu home care minimal 30 menit untuk 1 pasien.
10. Pengelolaan Keungan
Manajemen pengelolaan keuangan pada PMB Lutfiana sudah
dilakukan dengan baik. Tarif pelayanan sudah sesuai dengan tarif sesuai
kesepakatan IBI yang berlaku saat ini. Adapun pemasukan yang
diperoleh PMB Maryani terdiri dari:
a. Pelayanan ANC
b. Pelayanan KB
c. Pelayanan Persalinan
d. Pelayanan Nifas dan Neonatal
e. Pelayanan Imunisasi
f. Pelayanan USG
g. Pelayanan Prenatal Yoga
h. Pelayanan Massage Bayi
i. Pelayanan Cukur bayi
j. Pelayanan Umum
k. Dagangan

26
Sedangkan pengeluaran pada PMB Lutfiana digunakan untuk
keperluan sebagai berikut:
a. Gaji Karyawan
b. Pembelian Obat
c. Biaya Operasional Klinik (listrik, telepon)
d. Dagangan
11. Kinerja Pelayanan
Dalam kurun waktu tiga tahun terakhir 2022-2023 di PMB Lutfiana.
Berikut grafik tren kemajuan pelayanan di PMB Lutfiana rentang tahun
2022-2023.

Tren Kunjungan PMB Lutfiana (Bidan Sahabat


Bunda) Tahun 2022-2023
600
500
400
300
200
100
0

2022 2023

Menurut data yang ada jumlah pelayanan/kunjungan pasien pada bulan


Januari 2024 sebagai berikut:
Jenis Pelayanan Jumlah Pasien
Persalinan 5 pasien
Imunisasi 56 pasien
MTBS 24 pasien
KB 46 pasien
ANC 62 pasien
Komplementer
- Yoga 27 pasien
- Pijat Bayi Sehat+sakit 9 pasien
- Mom Massage 5 pasien
- Cukur 2 pasien
-Brestcare 1 pasien

27
- Pemeriksaan Umum 46 pasien
Total 283 pasien

12. Alur Pelayanan

Pasien datang

Pendaftaran

Ruang Tunggu

Masuk ruang periksa


(Anamnesa, timbang
tensi, pemeriksaan
fisik)

Tidak Normal (Pasien


Normal (Berikan KIE, Bersalin (Pasien
dengan risiko tinggi dan
resep obat/ obat, bersalin yang
atau
pemayaran) diobservasi dahulu)
kegawatdaruratan)

Pasien Pulang Rujuk RS Pasien pulang

Pasien rawat inap

13. Evaluasi Kegiatan Pelayanan


Kegiatan evaluasi pegawai terhadap kinerja pelayanan dilakukan setiap
satu bulan sekali. PMB Lutfiana terdapat kantong persalinan untuk
mengetahui setiap ibu bersalin di wilayah PMB yang hendak memasuki
waktu bersalin. Evaluasi eksternal melalui Puskesmas Kalasa dilakukan
setiap satu bulan sekali.
C. Analisis SWOT PMB Lutfiana
1. Strength/Kekuatan
a. Bidan Lutfiana merupakan seorang yang sopan dan ramah
b. Bidan Lutfiana dan para pegawai memiliki keterampilan dan
konseling pasien yang baik
c. Pelayanan baik teknis maupun non teknis

28
2. Weakness/ Kelemahan
a. Bidan Lutfiana merupakan salah satu dosen di kampus surakarta
sehingga waktunya kurang maksimal dalam memberikan pelayanan
kebidanan kepada pasien sehingga digantikan dengan bidan lainnya.
3. Opportunities/ Peluang
a. Masyarakat akan dibantu dengan adanya jaminana kesehatan untuk
ibu melahirkan.
b. Lokasi PMB Lutfiana strategis dan mudah dijangkau
c. Bekerjasama dengan bidan lainnya
4. Threats/ Ancaman
a. UU Kebidanan No.4 tahun 2019 tentang persyaratan izin praktik
bidan harus memiliki sertifikat kompetensi atau sertifikat profesi.
b. Meningkatkan persaingan lulusan bidan.

29
BAB IV
PEMBAHASAN

A. Manajemen Pelayanan di PMB Lutfiana (Bidan Sahabat Bunda)


Dalam pelaksanaan manajemen pelayanan, PMB Lutfiana (Bidan
Sahabat Bunda) sudah menerapkan tiga rangkaian utama manajemen sesuai
dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 28 tahun
2017 tentang penyelenggaraan praktik bidan. Tiga rangkaian utama
manajemen yaitu perencanaan (P1), pengorganisasian (P2), Penggerakan dan
pelaksanaan, pengawasan dan pengendalian (P3).4 Secara umum perencanaan
dapat dikatakan sebagai suatu proses penyusunan yang sistematis mengenai
kegiatan-kegiatan yang perlu dilakukan untuk mengatasi masalah-masalah
yang dihadapi. PMB Lutfiana menerapkan lima langkah, yaitu menjelaskan
berbagai masalah, menentukan prioritas masalah, menetapkan tujuan dan
indikator keberhasilannya, mengkaji hambatan dan kendala, dan menyusun
rencana kerja operasional. Pada tahap pengorganisasian (P2), pemimpin PMB
menumbuhkan motivasi kerja staf dan semangat kerja sama antara staf
dengan staf lainnya di PMB. Sedangkan pada Penggerakan dan pelaksanaan,
pengawasan dan pengendalian (P3), PMB Lutfiana (Bidan Sahabat Bunda)
melaksanakan kegiatan monitoring dan evaluasi setiap bulan.
Standar indikator manajemen pelayanan kebidanan di PMB Lutfiana
(Bidan Sahabat Bunda), berupa input terdiri dari, man (staf atau bidan yang
kompeten), money (sumber pendanaan berasal dari jasa pelayanan pasien),
material (peralatan pemeriksaan dan tindakan, buku pencatatan disiapakan
oleh bidan, vaksin, jarum suntuk dan obat–obatan disediakan oleh bidan,
Kartu KMS diperoleh dari buku KIA yang sudah di dapatkan saat melakukan
pemeriksaan saat hamil), metode (kerjasama lintas sector dari sesame bidan),
minute (dilakukan setiap hari), market (masyarakat, dengan pemberian
informasi langsung setelah pelayanan). Indikator output, yaitu pelayanan
yang diberikan sesuai dengan standar pelayanan kebidanan, berupa
kesejahteraan ibu dan janin, bayi, balita, kepuasan pelanggan, kepuasan bidan

30
sebagai provider. Indikator outcome, yaitu terdapatnya peningkatan jumlah
kunjungan setiap bulannya. Hal tersebut sesuai dengan teori Retnanungtyas
(2018), bahwa standar pelayanan kesehatan merupakan suatu alat organisasi
untuk menjabarkan mutu kedalam terminologi operasional. Standar, indikator
dan nilai ambang batas merupakan unsur–unsur yang akan membuat jaminan
mutu pelayanan kesehatan dapat diukur.11
PMB ini melayani berbagai bentuk pelayanan kesehatan baik
mencakup kesehatan ibu, anak, maupun keluarga yang melakukan pelayanan
sesuai dengan wewenangnya seperti pelayanan antenatal care (anc),
persalinan normal, kesehatan ibu nifas, kesehatan bayi dan balita, pelayanan
keluarga berencana, imunisasi, dan lain sebagainya. Pelayanan yang tersedia
di PMB ini telah sesuai dengan kewenangan bidan yang tecantum dalam
PMK nomor 28 tahun 2017 tentang izin dan penyelenggaraan praktik bidan
pasal 19.11 Praktik bidan adalah serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan
yang diberikan oleh bidan kepada pasien (individu, keluarga, dan masyarakat)
sesuai dengan kewenangan dan kemampuannya.
Bidan Lutfiana memiliki jenjang pendidikan terakhir profesi
kebidanan hal ini sesuai dengan ketentuan yang berlaku pada Permenkes RI
Nomor 28 Tahun 2017 tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan
dalam rangka melindungi masyarakat penerima pelayanan kesehatan. Setiap
tenaga kesehatan yang akan menjalankan praktik keprofesiannya harus
memiliki izin sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.11 UU
Nomor 4 Tahun 2019 menjelaskan dalam menjalankan praktik kebidanan,
bidan paling rendah memiliki kualifikasi jenjang pendidikan Profesi
Kebidanan.13
Selain itu, setiap bidan yang akan menyelenggarakan praktik
kebidanan harus memiliki Surat Tanda Registrasi Bidan (STRB). STRB
diperoleh setelah bidan memiliki sertifikat kompetensi sesuai dengan
peraturan perundang-undangan. STRB bidan Maryani berlaku hingga 11 Mei
2027 artinya bidan memenuhi persyaratan penyelenggaraan praktik bidan
mandiri. Disamping itu pula, setiap bidan yang menjalankan praktik

31
keprofesiannya wajib memiliki Surat Izin Praktik Bidan (SIPB). SPIB ini
diberikan kepada bidan yang telah memiliki STRB. SIPB diterbitkan oleh
instansi pemberi izin yang ditunjuk oleh Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota.
Dalam hal ini adalah Dinas Penanaman Modal Dan Pelayanan Terpadu Satu
Pintu. SIPB bidan Lutfiana itu sendiri berlaku sampai dengan tanggal 11 Mei
2027 yang artinya bidan memenuhi persyaratan penyelenggaraan praktik
bidan mandiri. Hal ini sesuai juga dengan Imamah (2012), yaitu Bidan yang
menjalankan praktik harus memiliki SIPB sehingga dapat menjalankan
praktik pada sarana kesehatan atau program kesehatan.2
Praktik mandiri bidan harus memasang papan nama dan paling sedikit
memuat nama bidan, nomor STRB, nomor SIPB, dan waktu pelayanan.
Kemudian praktik mandiri bidan juga harus melaksanakan pengelolaan
limbah medis. Di PMB Lutfiana sudah terdapat papan nama yang memuat
nama bidan, nomor STRB, nomor SIPB dan waktu pelayanan. Untuk
pengelolaan limbah medis itu sendiri bidan bekerjasama dengan institusi yang
memiliki pengelolaan limbah yaitu di PT Riffa Utama Mandiri dan PT
Wastac International. Hal ini telah sesuai dengan PMK nomor 2 tahun 2017
tentang izin dan penyelenggaraan praktik bidan pasal 38.11
B. Sistem Manajemen Pelayanan Kebidanan
1. Persyaratan Peralatan dan Intrumen
Persyaratan intrumen yang ada di PMB Lutfiana (Bidan Sahabat Bunda)
sudah 100%. Sehingga dapat diketahui bahwa PMB tersebut sudah
memeuhi sesuai dengan Permenkes No. 28 Tahun 2017 pasal 35 yang
berbunyi “Persyaratan peralatan Praktik Mandiri Bidan harus dalam
keadaan terpelihara dan berfungsi dengan baik untuk menyelenggarakan
pelayanan”.11
2. Ketersediaan SOP di PMB Lutfiana (Bidan Sahabat Bunda)
Berdasarkan jenis SOP di PMB Lutfiana (Bidan Sahabat Bunda) dapat
disimpulkan semua SOP sudah tersedia dan terlaksanaan sesuai dengan
pelayanan yang tersedia. Telah sesuai dengan Standar Pelayanan

32
Kebidanan dan Permenkes RI Nomor 28 Tahun 2017 tentang Izin
Penyelenggaraan Praktik Bidan.
3. Persyaratan Bangunan, Ruang, dan Prasarana
Persyaratan Bangunan, Ruang dan Prasarana maka dapat diketehui
bahwa jumlah persentase yang telah memenuhi standar sebanyak 95%
namun masih terdapat beberapa yang belum memenuhi sebanyak 5%
yaitu tidak tersedia alat pemadam api (APAR) dalam kondisi siap pakai.
Belum terdapat transportasi untuk proses merujuk pasien, sehingga bisa
disimpulkan bahwa PMB tersebut belum sesuai dengan dan Permenkes
RI Nomor 28 Tahun 2017 tentang Izin Penyelenggara Praktik Bidan.
4. Indikator Pegawai Bidan
Indikator pegawai yang telah memenuhi sebanyak 100%. Sehingga bisa
disimpulkan bahwa PMB tersebut sesuai dengan dan Permenkes RI
Nomor 28 tahun 2017 tentang Izin Penyelenggara Praktik Bidan. Akan
tetapi, berdasarkan Undangundang Nomor 4 tahun 2019 tentang
kebidanan pasal 14 yaitu Tempat Praktik Mandiri Bidan adalah fasilitas
Pelayanan Kesehatan yang diselenggarakan oleh Bidan lulusan
Pendidikan Profesi untuk memberikan pelayanan langsung kepada klien.
Berdasarkan UU No 4 Tahun 2019 tentang Kebidanan Pasal 73 yaitu
STR dan SIPB yang telah dimiliki oleh Bidan sebelum undangundang ini
di undang-undangkan, dinyatakan tetap berlaku sampai jangka waktu
STR dan SIPB berakhir. Dalam pasal 76 yaitu bidan lulusan pendidikan
diploma tiga dan bidan lulusan pendidikan diploma empat yang telah
melaksanakan praktik kebidanan secara mandiri di tempat Praktik
Mandiri Bidan sebelum undang-undang ini di undang-undangkan, dapat
melaksanakan Praktik Kebidanan secara mandiri di Tempat Praktik
Mandiri Bidan untuk jangka waktu paling lama 7 tahun setelah
undangundang ini di undang-undangkan.

33
C. Analisis SWOT
1. Faktor Internal
STRENGHT BOBOT RATING SKOR
Bidan Lutfiana merupakan seorang yang sopan 0,3 2 0,6
dan ramah
Bidan Lutfiana dan para pegawai memiliki 0,4 4 1,6
keterampilan dan konseling pasien yang baik
Pelayanan baik teknis maupun non teknis 0,3 8 64
Total Kekuatan 1 2,8
WEAKNESS BOBOT RATING SKOR
Bidan Lutfiana merupakan salah satu dosen di 1 1 1
kampus surakarta sehingga waktunya kurang
maksimal dalam memberikan pelayanan
kebidanan kepada pasien sehingga digantikan
dengan bidan lainnya
Total 1 1
Selisih total kekuatan-kelemahan 2,8-1=1,8

2. Faktor Eksternal
OPPRTUNITIES BOBOT RATING SKOR
Masyarakat akan dibantu dengan adanya 0,4 4 1,6
jaminana kesehatan untuk ibu melahirkan.
Lokasi PMB Lutfiana strategis dan mudah 0,3 3 0,9
dijangkau
Bekerjasama dengan bidan lainnya 0,4 3 1,2
Total Kekuatan 1 3,1
THREAT BOBOT RATING SKOR
UU Kebidanan No.4 tahun 2019 tentang 0,6 3 1,8
persyaratan izin praktik bidan harus memiliki
sertifikat kompetensi atau sertifikat profesi.
Meningkatkan persaingan lulusan bidan 0,4 2 0,8
Total Kekuatan 1 2,6
Selisih total kekuatan-kelemahan 3,7-2,6=1,1

34
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Pengkajian kebutuhan organisasi pelayanan kebidanan di PMB Lutfiana
(Bidan Sahabat Bunda) berdasarkan pengkajian dengan wawancara
maupun observasi
2. Setelah dilakukan pengkajian kebutuhan manajemen pelayanan
kebidanan di PMB Lutfiana (Bidan Sahabat Bunda), Bidan Lutfiana
merupakan seorang dosen di salah satu kampus di Surakarta
3. Peneteapan standar manajemen pelayanan kebidanan di PMB Lutfiana
(Bidan Sahabat Bunda) dilakukan sesuai standar yang berlaku
4. Pengorganisasian manajamen pelayanan kebidanan dilakukan dengan
Bidan Lutfiana sebagai pembimbing klinik di PMB Lutfiana (Bidan
Sahabat Bunda).
5. Pengelolaan dan pelaksanaan manajemen pelayanan kebidanan sesuai
dengan asuhan kebidanan dan pelayanan kesehatan yang diberikan
6. Pelaksanaan pengendalian dan monitoring manajemen pelayanan
kebidanan dilakukan berdasarkan checklist monitoring pelayanan
kebidanan.
7. Peningkatan standar manajemen pelayanan kebidanan dilakukan menurut
SOP yang berlaku.
8. Terdapat hambatan-hambatan yang terjadi dalam pelayanan kebidanan
yang kemudian akan menjadi bahan evaluasi manajemen PMB.
B. Saran
1. Bagi Mahasiswa Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Yogyakarta
Penulisan laporan ini dapat menjadi referensi bagi mahasiswa dalam
mempelajari teori dan praktik manajemen dalam pelayanan kebidanan di
PMB.

35
2. Bagi Bidan di PMB Lutfiana
Laporan Komperhensif ini memberikan gambaran mengenai tata kelola
manajemen pelayanan kebidanan di Praktik Mandiri Bidan.

36
DAFTAR PUSTAKA

1. Zulfita Z, Primasari EP, Syofiah PN. Analisis Kelengakapan


Pendokumentasian Pelayanan Kebidanan Di Wilayah Kerja Puskesmas
Lubukbuaya Kota Padang. Hum Care J. 2020;5(3):827.
2. Fauziah NN. Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ny A Usia 27 Tahun
di Poskesdes Benteng Kabupaten Ciamis. 2023;1–7.
3. Simamora D. Langkah manajemen Asuhan Kebidanan dan SOAP. 2021;
4. Fauziah NN. Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ny A Usia 27 Tahun
di Poskesdes Benteng Kabupaten Ciamis. 2023.
5. Ramadan MG, Hamdani M, Selma S, Dores A. Rancang Bangun Sistem
Informasi Administrasi pada Bidan Praktek Swasta Berbasis Website. J Sist
Informasi, Teknol Inf dan Komput [Internet]. 2022;12(3):1–7. Available
from: https://jurnal.umj.ac.id/index.php/just-it/article/view/13561
6. Murti Ani. dkk. FullBook Pengantar Kebidanan. Murti Ani,dkk. 2021. 2–7
p.
7. Nuryuniarti R, Nurmahmudah E. Regulasi Hukum Bagi Bidan Dalam
Melakukan Asuhan Kebidanan Pada Balita Di Bidan Praktik Mandiri
Menurut Permenkes Nomor 28 Tahun 2017 Tentang Izin Dan
Penyelenggaraan Praktik Bidan. J Ilm Galuh Justisi. 2019;7(2):133.
8. Maita L. Analisis Faktor Internal Kinerja Bidan Dalam Pelayanan
Kebidanan Berkelanjutan. J Kebidanan Malahayati. 2021;7(3):359–64.
9. Ramadan MG, Hamdani M, Selma S, Dores A. Rancang Bangun Sistem
Informasi Administrasi pada Bidan Praktek Swasta Berbasis Website. J Sist
Informasi, Teknol Inf dan Komput. 2022;12(3):1–7.
10. Yoon C. 済無No Title No Title No Title. Pap Knowl Towar a Media Hist
Doc. 2014;
11. RI K. Izin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan. 2017;
12. UU No 4 Tahun 2019 Kebidanan. Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 4 Tahun 2019. 2019;(1).
13. Undang-Undang RI. Undang-undang RI No. 4 Tahun 2019. Tentang
Kebidanan. 2019;(10):2–4.

37
LAMPIRAN

Lampiran 1. Denah PMB Lutfiana (Bidan Sahabat Bunda)

38
Lampiran 2. STR Bidan Lutfiana

39
Lampiran 3. SIPB

40
Lampiran 4. PMB Lutfiana (Bidan Sahabat Bunda)

41
Lampiran 5. Persyaratan PMB
1. Peralatan/Instrumen
No Indikator Ya Tidak
A. Peralatan Tidak Steril
1. Tensimeter √
2. Stetoscop Biculer √
3. Stetoscop Monoculer √
4. Lemari Es Khusus Vaksin √
5. Timbangan Dewasa √
6. Timbangan Bayi √
7. Pengukuran TB Ibu/Panjang Bayi √
8. Thermometer Suhu/kulkas √
9. Oksigen dengan Regulator √
10. Amubag dengan masker resussitasi

(ibu + bayi)
11. Penghisap lendir √
12. Lampur sorot √
13. Sterilisator √
14. Bak Instrumen dengan penutup √
15. Penghitung Nadi √
16. Reflek hamer √
17. Alat periksa HB √
18. Set pemeriksaan urine

(protein+reduksi)
19. Pita ukur cm √
20. Plastik penutup instrumen steril √
21. Sarung tangan rumah tangga √
22. Apron/celemek √
23. Masker √
24. Sandal √
25. Infus/transfusi set √
26. Standar/tiang infus √
27. Spuid disposible √
28. Tempat sampah √
29. Tempat kain kotor √
30. Tempat plasenta/kendi √
31. Pispot/steakpan √
32. Bengkok √
33. Kertas lakmus √
34. Gunting verband √
35. IUD KIT √
B. PERALATAN STERIL
1. Klem pean/klem tali pusat √

42
2. ½ kocher √
3. Korentang √
4. Gunting tali pusat √
5. Gunting benang/jahit √
6. Gunting Episiotomi √
7. Kateter karet/metal √
8. Pinset anatomi √
9. Pinset Chirurgi √
10. Spekulum Vagina (cocor bebek/sim) √
11. Mangkok metal kecil/galipot √
12. Pengikat tali pusat √
13. Penghisap lendir/deele √
14. Tampon tang/tampon vagina √
15. Pemegang jarum/naar puder √
16. Sarung tangan pendek/panjang √
17. Benang cutera/cutgut/chromic √
C. Bahan Habis Pakai
1. Kapas √
2. Kain Kasa √
3. Handuk √
4. Pembalut Wanita √
5. Gunting mayo CVD √
6. Klem kassa lurus √
7. Klem penarik benang AKDR √
8. Sonde uterus sims √
9. Tenakulum Schroeder √
10. Scapel √
11. Trochar √
D. Obat-obatan
1. Roboransia √
2. Vaksin √
3. Untuk Syok Anafilaksi √
a Adrenalin 1:1000 √
b Anti Histamin √
c Hidro Cortison √
d Aminophilin 240 mg/10 ml √
e Dopamin √
4. Sedativa √
5. Antibiotik √
6. Uterotonika √
7. Antipiretika √
8. Koagulansia √
9. Anti Kejang √
10. Glyserin √

43
11. Cairan Infus √
12. Obat Luka √
13. Cairan Desinfektan (termasuk clorin) √
14. Obat penanganan aspeksia pada BBL √
E. Formulir yang tersedia √
1. Formulir Informed Consent √
2. Status ANC √
3. Partograf √
4. Status Persalinan/Nifas/KB √
5. Buku Register Ibu, Bayi, Anak, KB √
6. Formulir Laporan √
7. Formulir Rujukan √
8. Formulir Surat Kelahiran √
9. Formulir Permintaan darah √
10. Formulir Kematian √

2. SOP sesuai dengan Standar Pelayanan Kebidanan

No Jenis SOP Ya Tidak

1 SOP Pelayanan Antenatal √


2 SOP Pelayanan Persalinan √
3 SOP Pelayanan Nifas √
4 SOP Penanganan Bayi Baru Bahir √
5 SOP Pelayanan KB √
6 SOP Baby Swimming √
7 SOP USG √
8 SOP Totok Wajah √
9 SOP Nebuluzer √
10 SOP Imunisasi √
11 SOP Suction √
12 SOP Pijat Harimau √
13 SOP Pijat Sulit Tidur √
14 SOP Prenatal Yoga √
15 SOP Pinat Tuina √
16 SOP Pijat Terapi Jalan √
17 SOP Pijat Sembelit √
18 SOP Pijat Tumbuh Gigi √
19 SOP Batuk Pilek √
20 SOP Breastcare √
21 SOP Full Body Massage Post Partum √
22 SOP Baby Gym √

44
23 SOP Pijat Bayi √

3. Persyaratan Bangunan, Ruang, dan Prasarana Tempat Praktik


No Indikator Ya Tidak
A PERSYARATAN BANGUNAN TEMPAT
PRAKTIK
1. Bangunan permanen dan menetap √
2. Dinding dan lantai tempat praktik
berwarna terang, tidak berpori, dan √
mudah dibersihkan
3. Lantai tempat praktik tidak licin,

tidak berpori, dan mudah dibersihkan
4. Akses/ pintu keluar masuk ke ruang
praktik terpisah dari rumah tinggal √
keluarga
5. Memiliki ruang:

a. Ruang tunggu

b. Ruang periksa

c. Ruang bersalin

d. Ruang nifas/ rawat inap

e. Ruang KB

f. Kamar mandi/ WC

g. Ruang pemrosesan alat √

B PERSYARATAN RUANG PRAKTIK


1. Ruang Tunggu
a. Ruang bersih dan nyaman
b. Dilengkapi dengan buku tunggu √
c. Tersedia media informasi
kesehatan
2. Ruang Periksa
a. Ukuran minimal 3x2m2
b. Dinding dan lantai terbuat dari
bahan yang tidak tembus air dan
mudah dibersihkan, keras, rata,
dan tidak licin
c. Ruang bersih dan tidak berdebu

d. Dilengkapi tempat tidur unutk
pemeriksaan dengan ukuran
sesuai standar, meja, dan kursi
e. Tersedia tempat untuk mencuci
tangan dengan air mengalir dan
tersedia sabun atau antiseptic
f. Tersedia media informasi

45
kesehatan ibu dan anak
3. Ruang Tindakan
a. Ukuran Minimal 3X4 m2 untuk
1 (satu) tempat tidur persalinan
dengan ukuran sesuai standar
b. Dinding dan lantai terbuat dari
bahan yang tidak tembus air dan
mudah dibersihkan, keras, rata,
tidak licin
c. Akses keluar masuk pasien

lebar minimal 90 cm
d. Ruangan bersih dan tidak
berdebu
e. Tersedia meja resusitasi untuk
neonatal dan set resusitasi
f. Tersedia tempat untuk mencuci
tangan dengan air mengalir
dan tersedia sabun atau anti
septik
4. Ruang nifas/ rawat inap ibu dan bayi
a. Ukuran minimal 2x3 m untuk
1 (satu) tempat tidur
b. Jumlah tempat tidur maksimal
5 (lima) tempat tidur
disesuaikan dengan luas ruangan
c. Dinding dan lantai terbuat dari
bahan yang tidak tembus air dan
mudah dibersihkan, keras, rata,

tidak licin
d. Akses keluar masuk pasien
lebar minimal 90 cm
e. Ruangan bersih dan tidak
berdebu
f. Tersedia tempat untuk mencuci
tangan dengan air mengalir
dan tersedia sabun atau anti
septik
5. WC/ Kamar mandi
a. Dinding dan lantai terbuat dari
bahan yang tidak tembus air dan
mudah dibersihkan, keras, rata,

tidak licin
b. Pintu terbuka keluar, lebar
daun pintu minimal 90 cm,
mudah dibuka dan ditutup
c. Dilengkapi dengan pegangan

46
rambat (handrail), closet
diutamakan kloset duduk
d. Tersedia shower/gayung
6. Ruang lainnya bila difungsikan
untuk pemrosesan alat dan
pengelolaan limbah
a. Dinding dan lantai terbuat dari
bahan yang tidak tembus air dan

mudah dibersihkan, keras, rata,
tidak licin
b. Tersedia wastafel khusus
pencucian alat dengan air

mengalir
c. Tersedia alat dan tempat
pemrosesan alat sesuai standar

d. Untuk pengelolaan limbah
padat tersedia tempat sampah

tertutup yang terpisah untuk
limbah medis dan limbah
domestik, dilapisi kantong
plastik. Limbah medis infeksius
hanya boleh disimpan maksimal
48 jam.
e. Untuk pengelolaan limbah cair
diperlukan septic tank yang

kedap air terpisah dari limbah
rumah tangga
C PERSYARATAN PRASARANA
1. Sirkulasi udara 15% x luas lantai
(dalam hal ini tidak terpenuhi 15%,
maka bisa ditambah alat pengatur √
sirkulasi udara seperti AC dan kipas
angin)
2. Cahaya terang dan tidak

menyilaukan
3. Pintu dapat dikunci dan terbuka

keluar
4. Tersedia sketsel, gorden yang mudah

dibersihkan
5. Tersedia air mengalir √
6. Tersedia Sistem Kelistrikan yang
Sesuai Dengan Peralatan yang √
Digunakan
7. Tersedia Minimal 1 Titik Kelistrikan
Tiap Ruangan, Sedangkan Khusus √
Ruangan Tindakan Minimal Dua

47
8. Tersedia Minimal Satu Alat
Pemadam Api Ringan (APAR) √
dalam Kondisi Siap Pakai
9. Meubelair :
a. Kursi Kerja (4 buah)
b. Lemari Arsip (1 buah)
c. Meja Tulis ½ Biro √
d. Tempat Tidur Periksa (1 buah)
e. Tempat Tidur Persalinan (1 set)
f. Tempat Tidur Nifas (1 buah)
10. Pencatatan dan Pelaporan
a. Kesehatan Ibu dan KB
1) Buku KIA (sesuai
kebutuhan)
2) Buku Kohort Ibu (1 buah)
3) Kartu Ibu (sesuai kebutuhan)
4) Buku Register Ibu (1 buah)
5) Formulir dan Surat
Keterangan Lain sesuai
Kebutuhan Pelayanan yang
Diberikan (sesuai kebutuhan)
6) Formulir Inform Consent
(sesuai kebutuhan)
7) Formulir Laporan (sesuai
kebutuhan)
8) Formulir Rujukan (sesuai
kebutuhan)
9) Surat Keterangan Hamil

(sesuai kebutuhan)
10) Pencatatan Asuhan
Kebidanan (sesuai
kebutuhan)
b. Kesehatan Anak
1) Form MTBS (1 buah)
2) Buku Register Bayi (1 buah)
3) Formulir Deteksi Dini
Tumbuh Kembang Anak
(sesuai kebutuhan)
4) Formulir Kuesioner Pra
Skrining Perkembangan
(sesuai kebutuhan)
5) Formulir Rekapitulasi
Laporan Kesehatan Bayi
(sesuai kebutuhan)
6) Register Kohort Bayi (1
buah)

48
c. Imunisasi
1) Formulir Lain Sesuai
Kebutuhan Pelayanan yang
Diberikan (sesuai kebutuhan)
2) Formulir Laporan (sesuai
kebutuhan)
d. Persalinan
1) Informed Consent (sesuai
kebutuhan)
2) Formulir dan Surat
Keterangan Lain (sesuai
kebutuhan)
3) Formulir Laporan (sesuai
kebutuhan)
4) Formulir Partograf (sesuai
kebutuhan) Formulir
Persalinan atau Nifas dan
KB (sesuai kebutuhan)
Formulir Rujukan (sesuai
kebutuhan)
5) Formulir Surat Kelahiran
(sesuai kebutuhan)
6) Kantong Persalinan (1 set)
e. Nifas
1) Buku Register Pelayanan
(sesuai kebutuhan)
2) Formulir Lain Sesuai
Kebutuhan Pelayanan (sesuai
kebutuhan)

4. Persyaratan Indikator Pegawai Bidan

No Indikator Pegawai Bidan Ya Tidak


1. Bidan yang Bekerja di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Wajib Memiliki SIPB √
2. Bidan yang Menjalankan Praktik Mandiri

Wajib Memiliki SIPB
3. Bidan Wajib Menjadi Anggota IBI (Ikatan √
Bidan Indonesia)
4. Bidan Tidak Sedang Dalam Sanksi Profesi atau

Hukum
5. Bidan dalam Praktiknya Mempekerjakan
Tenaga Bidan Lain yang Memiliki SIPB untuk √
Membantu Tugas Pelayanan

49
6. Bidan Wajib Mengikuti Perkembangan Ilmu
Pengetahuan dengan Mengikuti Kegiatan √
Akademis dan Pelatihan
7. Bidan berpenampilan rapi dan sopan √

50

Anda mungkin juga menyukai