Anda di halaman 1dari 22

ASUHAN KEBIDANAN NIFAS PADA IBU A P2A0 DENGAN PUTING SUSU

TENGGELAM DI PMB HJ.ROSDIANA,S.SiT.Bd KECAMATAN JEUNIEB


KABUPATEN BIREUEN

Disusun Oleh :
Ketua :Ulva Mahera (221540110061)
Anggota :Nova Elyza (221540110042)
Aula Fitriani (221540110017)
Alfa Rahmah (221540110015)
Maulisa (221540110032)

PEMBIMBING LAHAN : Hj.ROSDIANA.S.SiT.,Bd


DOSEN PEMBIMBING : LIANANIAR.S.Tr.Keb.,Bd.,MKM

PROGRAM STUDI DIPLOMA lll KEBIDANAN


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS ALMUSLIM
BIREUEN-2024

i
HALAMAN PERSETUJUAN

Berdasarkan praktik klinik kebidanan tanggal 26 Desember 2023 s/d 13 januari 2024
di PMB Hj.Rosdiana,S.SiT.,Bd,Kecamatan Jeunieb,Penulis telah memberikan
Asuhan Kebidanan Pasca Persalinan dan Menyusui pada ibu A P2A0 dengan Puting
Susu Tenggelam. Laporan Praktik Klinik Kebidanan ini telah di periksa dan di
setujui oleh:

Pembimbing Lahan Pembimbing Akademik

(Hj.ROSDIANA,S.SiT.,Bd) (LIANANIAR.S.Tr.Keb.,Bd.,MKM)
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah dengan rahmat dan karunia Allah SWT,yang telah


melimpahkan rahmat,taufik dan hidayah Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan laporan kasus dengan judul “Asuhan Kebidanan Nifas Pada Ibu A P2A0
dengan Puting Susu Tenggelam di PMB Hj. Rosdiana,S.SiT.,Bd”. Laporan ini
merupakan salah satu tugas kelompok untuk memenuhi syarat dalam menyelesaikan
mata kuliah.
Shalawat dan salam kita curahkan kepada Baginda Nabi Besar Muhammad
SAW yang telah membawa kita dari alam kebodohan kepada alam yang berilmu
pengetahuan. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Ibu Dewi Maritalia,SST.,M.Kes selaku direktur Program Diploma III
Kebidanan Fakultas Kesehatan Universitas Almuslim.
2. Ibu Siti Rahmah,SST.,M.Kes selaku wakil direktur I Program Diploma III
Kebidanan Fakultas Kesehatan Universitas Almuslim.
3. Ibu Irma Fitria,SST.,M.Keb selaku wakil direktur II Program Diploma III
Kebidanan Fakultas Kesehatan Universitas Almuslim.
4. Ibu Liananiar.S.Tr.Keb.,Bd.,MKM selaku pembimbing PKL yang telah
memberikan bimbingan selama masa PKL.
5. Ibu Hj.Rosdiana,S.SiT.,Bd selaku pembimbing CI lahan yang telah banyak
memberikan bimbingan dan saran dalam penulisan laporan ini.
6. Ibu A yang telah bersedia membantu dan diberi asuhan oleh penulis sehingga
penulis dapat menyelesaikan laporan ini.
7. Staf dan Dosen Diploma III Kebidanan Universitas Almuslim yang telah
membantu dan mendidik kami sehingga kami dapat menyelesaikan laporan
ini.
8. Teman-teman seangkatan pada Program Diploma III Kebidanan Universitas
Almuslim yang telah banyak membantu dan senantiasa hadir dalam suka
maupun duka serta turut memberikan motivasi dalam penyelesaian laporan
ini.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan keilmuan
bagi semua pihak yang membacanya. Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam
penyusunan laporan ini masih banyak sekali kekurangan dan jauh dari
kesempurnaan, maka dengan segala kerendahan hati kami sangat mengharapkan
adanya kritik dan saran yang membangun sehingga penyusunan laporan ini
selanjutnya akan menjadi lebih baik.

Bireuen, 01 Januari 2024

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN............................................................................. i
KATA PENGANTAR......................................................................................... ii
DAFTAR ISI........................................................................................................ iv
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................... 1
A. Latar Belakang.................................................................................................. 1
B. Tujuan............................................................................................................... 2
C. Manfaat............................................................................................................. 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................... 3
A. Konsep Dasar Kasus Puting Susu Tenggelam.................................................. 3
1. Pengertian..................................................................................................... 3
a. Pengertian Nifas......................................................................................... 3
b. pengertian puting susu............................................................................... 3
c. pengertian puting susu tenggelam ............................................................ 3
2. Etiologi Puting Susu Tenggelam.................................................................. 3
3. Manisfestasi Klinik Puting Susu Tenggelam............................................... 4
4. Penatalaksaan Puting Susu Tenggelam........................................................ 4
B. Manajemen kasus menurut Kemenkes 2007.................................................... 4
BAB IIITINJAUAN KASUS.............................................................................. 7
A. Gambaran Umum Studi Lokasi Kasus............................................................. 7
B. Manajemen Asuhan Kebidanan Menurut Kemenkes Tahun 2007................... 7
C. Catatan Perkembangan SOAP.......................................................................... 10
BAB IV PEMBAHASAN.................................................................................... 11
BAB V PENUTUP.............................................................................................. 12
A. Kesimpulan....................................................................................................... 12
B. Saran................................................................................................................ 12
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 13
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Menurut World Health Organization (WHO) masa nifas merupakan periode kritis
dalam keberlangsungan hidup ibu dan bayi baru lahir, sebagian besar kematian ibu
dan bayi baru lahir terjadi dalam 1 bulan pertama setelah persalinan. Untuk itu,
perawatan kesehatan selama periode ini sangat dibutuhkan oleh ibu dan bayi baru
lahir agar dapat terhindar dari risiko kesakitan dan kematian. WHO menganjurkan
agar pelayanan kesehatan masa nifas (postnatal care) bagi ibu mulai diberikan kurun
waktu 24 jam setelah melahirkan oleh tenaga kesehatan yang kompeten, misalnya
dokter, bidan atau perawat di seluruh dunia setiap menit seorang perempuan
meninggal karena komplikasi yang terkait dengan kehamilan, persalinan dan nifas
(WHO, 2019).
Puting tenggelam atau inverted nipples adalah bentuk puting yang terbalik mengarah
ke dalam ke arah payudara, bukannya menonjol ke luar. Puting yang terbalik dan
datar biasanya hanyalah variasi anatomi payudara yang tidak berbahaya. Puting
payudara tenggelam juga dapat berpengaruh terhadap pemberian ASI eksklusif pada
bayi, karena pada beberapa kejadian yang ditemui ibu menyerah dengan kondisi
putingnya yang didukung juga oleh keluarga sehingga beralih ke susu formula
(kemesnkes, 2022).
Perawatan payudara adalah suatu tindakanatau merawat payudara terutama pada
masa nifas (masa menyusui) untuk mempelancarkan pengeluaran ASI. Tujuan
perawatan payudara adalah, melihara hygene payudara, melenturkan dan menguatkan
puting susu, payudara yang terawat akan memproduksi ASI cukup untuk kebutuhan
bayi, dengan perawatan payudara yang baik ibu tidak perlu khawatir bentuk
payudaranya akan cepat berubah sehingga kurang menarik, dengan perawatan
payudara yang baik puting susu tidak akan lecet sewaktu dihisap oleh bayi,
melanjarkan ASI, mengatasi puting susu datar atau terbenam supaya dapat
dikeluarkan sehingga siap untuk disusukan kepada bayinya (Sinjai, 2022).

B. Tujuan
1. Tujuan umum
Penulis mampu melakukan asuhan kebidanan secara komprehensif pada ibu
A P2A0 dengan masalah puting susu tenggelam.
2. Tujuan Khusus
Mampu melakukan asuhan nifas dan mendokumentasikan dalam bentuk
SOAP pada ibu A P2A0 dengan masalah puting susu tenggelam.
C. Manfaat
1. Manfaat Praktis
a. Bagi penulis
Memberikan pengalaman bagi penulis untuk dapat melakukan asuhan
kebidanan secara komprehensif.
b. Bagi institusi
Memberikan pendidikan dan pengalaman bagi mahasiswanya dalam
melakukan asuhan kebidanan secara komprehensif sehingga dapat
menumbuhkan dan menciptakan bidan terampil, profesional dan mandiri.
c. Bagi klien
Klien mendapatkan pelayanan secara komprehensif sesuai standard
pelayanan kebidanan.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Kasus Kasus


1. Pengertian
a. Pengertian Nifas
Masa nifas (Post Partum) adalah masa di mulai setelah kelahiran plasenta
dan berakhir ketika alat kandungan kembali semula seperti sebelum hamil,
yang berlangsung selama 6 minggu atau 42 hari. Selama masa pemulihan
tersebut berlangsung, ibu akan mengalami banyak perubahan fisik yang
bersifat fisiologis dan banyak memberikan ketidak nyamanan pada awal
postpartum, yang tidak menutup kemungkinan untuk menjadi patologis bila
tidak diikuti dengan perawatan yang baik (Yuliana & Hakim, 2020).
b. Pengertian puting susu
Puting susu adalah organ tubuh yang berada di tengah payudara dan
dikelilingi oleh kulit berwarna gelap yang disebut areola. Puting payudara
pada manusia sudah mulai terbentuk saat masih dalam kandungan, yaitu saat
usia kehamilan 9 minggu. Menurut Dinkes (2019). Puting adalah bagian dari
payudara manusia, puting juga mempunyai nama lain, yaitu papilla. Papilla atau
puting berfungsi untuk laktasi atau menyalurkan air susu ibu kepada bayi.
c. Pengertian puting susu Tenggelam
Puting susu tenggelam adalah kondisi dimana puting seperti di tarik masuk
kedalam sehingga terlihat rata, kondisi ini memang dapat terjadi pada
beberapa orang dan biasanya kondisi ini dapat di jumpai pada ibu-ibu
(Wulandari, 2020).
Inverted Nipple adalah puting susu yang tidak dapat menonjol dan cenderung
masuk kedalam, sehingga air susu ibu (ASI) tidak dapat keluar dengan lancar.
Pada beberapa kasus seorang ibu merasa putingnya datar atau terlalu pendek
akan menemui kesulitan dalam menyusui bayi. Hal ini bisa berdampak bayi
tidak bisa menerima asi dengan baik dan cukup (Prm,2020).
Menurut Purwanti (2022). Puting susu tenggelam disebabkan karena saluran
susu pendek ke dalam (inverted nipples) yang dapat mengakibatkan ibu
kesulitan dalam menyusui bayinya. Puting susu terbenam adalah kelainan
anatomis pada puting susu dimana puting susu tidak menonjol keluar dan
puting susu yang tidak dapat menonjol dan cenderung masuk kedalam,
sehingga ASI tidak dapat keluar dengan lancar, yang disebabkan saluran susu
lebih pendek kedalam hal ini disebabkan karna kurangnya perawatan dan
kurangnya pengetahuan ibu tentang perawatan payudara (amalia,2017).
Inverted Nipple adalah salah satu bentuk payudara dimana puting tertarik ke
dalam atau cekung meskipun telah dilakukan pinch test (penekanan daerah
areola sekitar 2 cm di luar putting), Inversi inverted nipples bukanlah suatu
kelainan melainkan hanya penyimpangan pada pola standar puting payudara
dari umumnya (radisu, 2019).
2. Etiologi Puting Susu Tenggelam
a. Adanya perlekatan yang menyebabkan saluran susu lebih pendek dari
biasanya sehingga menarik puting ke dalam
b. Kurangnya perawatan sejak dini pada payudara
c. Penyusuan yang tertunda
d. Penyusuan yang jarang dan dalam waktu singkat
e. Pemberian minum selain asi
f. Ibu terlalu lelah dan tidak mau menyusui.
3. Manisfestasi Klinik Puting Susu Tenggelam
Ada beberapa tanda dan gejala puting susu tenggelam antara lain yaitu: Ada
rasa nyeri yang timbul pada payudara,adanya perubahan suhu,timbulnya
bengkak, serta adanya benjolan pada payudara.
4. Penatalaksanaan Puting Susu Tenggelam
Ibu A pasca persalinan dan menyusui yang mengalami puting susu tenggelam
dengan melakukan beberapa pemeriksaan seperti wawancara (anamnesa) untuk
mengetahui gejala atau penyebab lainnya. Asuhan yang di berikan (Non
farmakologis) seperti:
a. Melakukan Pijatan lembut area areola, puting payudara mungkin
membutuhkan rangsangan agar menonjol keluar. Dengan memijat lembut areola
dapat merangsang syaraf-syaraf di sekitar puting sehingga bisa menonjol
sebagaimana mestinya.
b. Melakukan teknik hoffman, menempatkan telunjuk dan ibu jari di sisi puting
payudara. Kemudian tekan ke dalam sehingga membuat areola lebih lebar, dan
melakukannya setiap pagi secara rutin.
c. Menggunakan pompa ASI, pompa ASI sangat membantu jika Mom memiliki
kondisi inverted nipples karena pompa ASI bisa membantu menarik keluar
puting yang rata atau terbalik (kehamilan sehat, 2022).
B. Manajemen kasus menurut Kemenkes 2007
Standar asuhan manajemen kebidanan yang digunakan dan ditetapkan oleh
menteri kesehatan yang tertuang dalam Menkes nomor 928/menkes/SK/VII/2007
mulai dari pengkajian, perumusan diagnosa atau masalah kebidanan,
perencanaan, implementasi evaluasi, dan pencatatan dokumentasi asuhan
kebidanan. Adapun standarnya yaitu :
1. Pengkajian Pernyataan standar bidan mengumpulkan semua
informasi yang akurat, relevan,dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan
dengan kondisi klien. Kriteria pengkajian yaitu :
a. Data tepat, akurat, dan lengkap
b. Terdiri dari data subjektif (hasil anamnese: biodata, keluhan utama,
riwayat obstetric,riwayat kesehatan dan latar belakang sosial budaya).
c. Data objektif (hasil pemeriksaan fisik,psikologi,dan pemeriksaan penunjang)
2. Perumusan Diagnosa dan atau Masalah Kebidanan Pernyataan
standar Bidan menganalisa data yang diperoleh pada pengkajian,
menginterprestasikan secara akurat dan logis untuk menegakkan diagnosa dan
masalah kebidanan yang tepat. Kriteria perumusan diagnosa dan atau masalah
kebidanan:
a. Diagnosa sesuai dengan nomenklatur kebidanan
b. Masalah dirumuskan sesuai dengan kondisi klien
c. Dapat diselesaikan dengan asuhan kebidanan secara mandiri,
kolaborasi dan rujukan.
3.Perencanaan Pernyataan Standar Bidan
merencanakan asuhan kebidanan berdasarkan diagnosa dan
masalah yang ditegakkan. Kriteria perencanaan
a. Rencana tindakan disusun berdasarkan prioritas masalah dan kondisi
klien,tindakan segera, tindakan antisipasi dan asuhan secara
komprehensif.
b. Melibatkan klien/pasien dan atau keluarga
c. Memilih tindakan yang aman sesuai kondisi dan kebutuhan klien
berdasarkan evidence based dan memastikan bahwa asuhan yang
diberikan bermanfaat untuk klien
4. Implementasi Pernyataan standar Bidan melaksanakan rencana
asuhan kebidanan secara komprehensif, efektif, efisien dan aman berdasarkan
evidence based kepada klien/pasien, dalam bentuk upaya promotif, preventif,
kuratif dan rehabilitatif. Dilaksanakan secara mandiri, kolaborasi dan rujukan.
5. Kriteria evaluasi:
a. Memperhatikan keunikan klien sebagai makhluk bio-psiko-sosial-
spiritual kultural
b. Setiap tindakan asuhan harus mendapatkan persetujuan dari klien
atau keluarganya (informed consent).
c. Melaksanakan tindakan asuhan berdasarkan evidence based
d. Melibatkan klien atau pasien dalam setiap tindakan
e. Menjaga privasi klien/pasien
f. Melaksanakan prinsip pencegahan infeksi
g. Mengikuti perkembangan kondisi klien secara berkesinambungan
h. Menggunakan sumber daya, sarana dan fasilitas yang ada dan sesuai
i. Melakukan tindakan sesuai standar
j. Mencatat semua tindakan yang telah dilakukan
6. Evaluasi Pernyataan standar Bidan melakukan evaluasi secara
sistematis dan berkesinambungan untuk melihat keefektifan dari asuhan yang
sudah diberikan Kriteria hasil:
a. Penilaian dilakukan segera setelah melaksanakan asuhan sesuai kondisi
klien
b. Hasil evaluasi segera dicatat dan dikomunikasikan kepada keluarga
c. Evaluasi dilakukan sesuai dengan standar
d. Hasil evaluasi ditindak lanjuti sesuai dengan kondisi klien/ pasien
7. Pencatatan Asuhan Kebidanan Pernyataan standar Bidan
melakukan pencatatan secara lengkap, akurat, singkat, dan jelas mengenai
keadaan/ kejadian yang ditemukan Kriteria pencatatan asuhan kebidanan:
a. Pencatatan dilakukan segera setelah melaksanakan asuhan pada
formulir yang tersedia rekam medis/KMS (Kartu Menuju
Sehat/KIA)
b. Ditulis dalam bentuk catatan pengembangan SOAP
c. S adalah data subjektif, mencatat hasil anamnesa adalah data
objektif, mancatat hasil pemeriksaan
d. A adalah hasil analisa, mencatat diagnosa dan masalah kebidanan
e. P adalah penatalaksanaan,mencatat seluruh perencanaan dan
pelaksanan yang sudah dilakukan.
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Gambaran Umum Studi Lokasi Kasus
Studi lokasi kasus ini dilakukan di Praktik Mandiri Bidan Hj.Rosdiana,S.SiT.,Bd
jalan Medan-Banda Aceh.No. Meunasah kota.Jeunieb. Praktik Mandiri Bidan
Hj.Rosdiana,S.SiT.,Bd terdapat 4 ruangan, terdiri dari ruang tunggu,dimana ruangan
tunggu tersebut juga termasuk ruangan pemeriksaan utama, kemudian ruangan
pemeriksaan ANC yaitu dengan 1 bed pasien akan di periksa tanda-tanda vital
terlebih dahulu sebelum dilakukan pemeriksaan kehamilan maupun tindakan yang
lainnya,dan ruangan bersalin dengan 1 bed pasien yang akan melahirkan ditempatkan
diruang, bersalin, serta ruangan nifas dengan 3 bed pasien yang sudah melahirkan
dan sudah selesai tindakan akan dipindahkan ke ruang nifas.
Praktik Mandiri Bidan Hj.Rosdiana,S.SiT.,Bd melayani pemeriksaan antara lain:
KIA, pemeriksaan kehamilan, pelayanan kb, imunisasi, persalinan 24 jam, perawatan
bayi baru lahir, USG Setiap hari, dan 7 orang yang bekerja dengan profesi bidan serta
menerima beberapa mahasiswi PKL.

RUANG PI RUANG
L L
v
BERSALIN

O O
T
KAMAR
MAHASIS R A
R
WIWII N
RUANG NIFAS
O G
O
G
KAMAR
MAHASIS N A RUANG ANC
N
WIWII
G G
RUANG
KAMAR PEMERIKSAAN
MAHASIS UTAMA
WIWII

PINTU

HALAMAN KLINIK

Jln. MEDAN BANDA ACEH


Gambar 1. Denah PMB Rosdiana
B. Manajemen Asuhan Kebidanan Menurut Kemenkes Tahun 2007
1. Pengkajian/ Pengumpulan Data
Pada hari kamis tanggal 28 Desember 2023 jam 15:30 WIB Ibu A P2A0 umur 26
tahun bersama Bapak M alamat krueng baro Kecamatan Plimbang Kabupaten
Bireuen agama islam pendidikan SMP Ibu A seorang IRT.Ibu A datang ke PMB
Hj.Rosdiana,S.SiT.,Bd dan mengeluh bahwa puting susunya terarik kedalam atau
tenggelam semenjak hamil. Riwayat kehamilan,persalinan dan nifas yang lalu tahun
persalinan 2019, tempat persalinan PMB, usia kehamilan 39 minggu,jenis persalinan
normal ditolong oleh bidan dan tidak terdapat penyulit selama kehamilan, dan
dengan data anak berjenis kelamin laki-laki berat badan 3.100 gram panjang badan
50 cm dengan keadaan baik.
Proses persalinan dan jumlah perdarahan pada ibu A kala lv dengan jumlah
perdarahan normal yaitu lebih kurang 150 cc dan riwayat penggunaan kontrasepsi
pada ibu A dengan kontrasepsi tryclo, pada pola kebiasaan nutrisi ibu selama nifas
yaitu normal dengan makan 3x sehari dan minum kurang lebih 8 gelas sehari.
Eliminasi selama nifas lebih kurang BAB 4x dalam seminggu dan BAK 3x dalam
sehari. Ibu mengatakan selama nifas susah tidur karena tidak nyaman saat tidur, ibu
mengatakan aktivitas selama nifas hanya bisa mengerjakan pekerjaan rumah yang
ringan, selama nifas juga mandi 2x dalam sehari, dan tidak ada penyakit penyerta
lainnya baik dari ibu maupun keluarga. Hubungan ibu dengan keluarga dan tetangga
pun sangat baik. Status pernikahan ibu dan suami sah dan sudah berjalan 6 tahun.
Pada pemeriksaaan fisik ibu A dengan keadaan umum baik kesadaran compos
mentis dan keadaan emosional stabil, dengan tekanan darah 100/70 mmHg suhu
tubuh 37,5℃ tinggi badan ibu A 160 cm denyut nadi 88 x/m pernafasan 23 x/menit
berat badan 59 kg, dan pada pemeriksaan fisik (head to toe) ibu A dengan keadaan
kepala bersih leher tidak ada pembengkakan kelenjar tyroid dan limfa dengan bentuk
dada (payudara) simetris abdomen tidak terdapat linea dan masih ada striae diperut
ibu A dan tidak terdapat luka operasi, bentuk punggung ibu A lordosis dan tidak ada
ekstremitas atas dan bawah serta tidak ada luka operasi.
2. Perumusan Diagnosa/Masalah Kebidanan
Diagnosa : Ibu A P2A0 umur 26 tahun dengan puting susu tenggelam
Masalah : Ibu mengeluh putingnya dengan keadaan tenggelam atau
tertarik kedalam
Data Objektif : a. Tekanan darah : 100/70 mmHg
b. Suhu : 37,5℃
c. Tinggi badan : 160 cm
d. Denyut nadi : 88 x/menit
e. Pernapasan : 23 x/menit
f. Berat badan : 59 kg
g. putting susu : tertarik kedalam
3. Rencana Tindakan
a. Bina hubungan baik dengan ibu dan keluarga
b. Beritahu hasil pemeriksaan
c. Libatkan suami dan keluarga dalam masa nifas
d. Beritahu ibu tanda bahaya puting susu tenggelam pasca persalinan dan
menyusui
e. Anjurkan ibu untuk melakukan perawatan payudara
f. Anjurkan ibu untuk menjaga personal hygiene
g. Lakukan dokumentasi
4. Pelaksanaan Tindakan/Implementasi
a. Membina hubungan baik dengan ibu dan keluarga, agar ibu tidak terlalu
cemas dalam menghadapi masa nifas dan lebih mudah mendapatkan
informasi.
b. Memberitahukan hasil pemeriksaaan yaitu: Tekanan darah 100/70 mmHg,
Nadi 88 x/m, Suhu 36,5℃, Pernafasan 23 x/m,dan berat badan ibu 59 kg.
c. Melibatkan suami dan keluarga untuk memberikan dukungan dan support
kepada ibu agar ibu tidak stress.
d. Memberitahukan ibu tanda bahaya puting susu tenggelam agar ibu bisa segera
mendapatkan penangganannya.
e. Menganjurkan ibu untuk melakukan perawatan payudara agar puting susu
yang tenggelam bisa kembali normal dengan melakukan pijatan pada
payudara.
f. Menganjurkan ibu untuk menjaga personal hygienenya
g. Melakukan pendokumentasian
5. Evaluasi
a. Hubungan baik sudah di bina
b. Ibu sudah tau hasil pemeriksaan
c. Ibu sudah melibatkan suami dan keluarga
d. Ibu sudah tau bahaya puting susu tenggelam pasca persalinan dan menyusui
e. Ibu bersedia melakukan perawatan payudara
f. Ibu bersedia menjaga personal hygienenya
g. Sudah dilakukan dokumentasi

C. Catatan Perkembangan SOAP


Catatan perkembangan SOAP dilakukan pada hari minggu tanggal 31 desember
jam 9:00 wib dan di peroleh hasil sebagai berikut:
S :Ibu mengatakan puting susunya tenggelam atau tertarik ke dalam
O :Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
Tekanan darah : 110/80 MmHg
Pernafasan : 22x/m
Nadi : 82x/m
Suhu : 36℃
Putting susu : mulai normal

A : Ibu A P2A0 dengan puting susu tenggelam


P : 1.Melakukan pemeriksaan ttv serta pemeriksaan pemantauan lainnya
2.Memberitahukan hasil pemeriksaan seperti Td:110/80 mmHg,
Nadi:82x/menit, Pernafasan 22x/menit , Suhu 36℃
3.Memberitahukan ibu tentang bahaya pasca persalinan dan menyusui
dengan puting susu tenggelam
4.Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup
5.Menganjurkan ibu untuk melakukan perawatan pada payudara
6.Menganjurkan ibu untuk menjaga personal hygiene
7.Mendokumentasikan
BAB IV
PEMBAHASAN
Asuhan kebidanan pasca persalinan dan menyusui pada ibu A P2A0 dengan puting
susu tenggelam dilakukan di PMB Hj.Rosdiana.S.SiT.,Bd dengan menerapkan
manajemen asuhan kebidanan menurut Kemenkes tahun 2007 mulai dari pengkajian,
perumusan diagnosa dan masalah kebidanan, perencanaan, implementasi, evaluasi,
dan pencatatan asuhan kebidanan.
Dari pengkajian dan pemeriksaan yang dilakukan diperoleh hasil antara lain tekanan
darah ibu A 110/80 mmHg, nadi:82x/menit, pernafasan 22x/menit, suhu 36℃,dan
masalah yang dialam iibu A dengan putting susu tenggelam bukanlah dari riwayat
keturunan melainkan ibu A mengatakan puting susu tenggelam karna kurangnya
perawatan pada payudara semenjak hamil. Hal ini diketahui menjadi penyebab puting
susu tenggelam pada ibu A.
Sesuai dengan hasil pengkajian pada data subjektif yang mengatakan bahwa ibu
mengeluh puting susunya tenggelam dan data obektif yang ditemukan peneliti maka
penulis menegakkan diagnosa P2A0 post partum hari pertama dengan masalah aktual
puting susu tenggelam. Diagnosa tersebut secara prinsip tidak berbeda dengan teori.
Putting susu tenggelam merupakan keadaan puting susu yang tertarik ke dalam tetapi
mudah untuk dikeluarkan kembali dengan cara menarik putting susu keluar dan
masih dapat bertahan. Penangan untuk kasus yang dapat dilakukan adalah melakukan
perawatan payudara, menarik puting susu menggunakan ibu jari dan telunjuk, dan
biarkan bayi menghisap puting susu sesering mungkin.
Berdasarkan uraian tersebut di atas ditemukan persamaan antara teori dan gejala yang
dirasakan ibu A dengan puting susu tenggelam yaitu keadaan puting susu tertarik
kedalam tetapi mudah untuk dikeluarkan kembali dengan cara menarik puting namun
beberapa saat akan tenggelam.
Pada puting susu tenggelam yang dialami ibu berpotensial akan terjadi bendungan
ASI. Keadaan yang dialami ibu menyebabkan kesulitan dalam memberikan ASI
kepada bayinya karena putting susu tidak bisa masuk dalam mulut bayi. Jika bayi
tidak menyusu dapat menyebabkan payudara akan penuh. Bendungan ASI
merupakan suatu kondisi payudara membengkak yang disebabkan karena ASI yang
tidak keluar sehingga terjadi penyumbatan pada vena dan limfe yang menyebabkan
saluran susu menjadi terhambat atau sulit untuk keluar.
Pada langkah ini, diidentifikasi apakah perlu tindakan segera atau untuk dikonsultasi
atau ditangani oleh tenaga kesehatan lainnya sesuai dengan kondisi klien.Pada kasus
puting susu tenggelam pada ibu A tidak memerlukan tindakan segera ataupun
kolaborasi.
Rencana asuhan dibuat sesuai dengan diganosa atau masalah aktual dan potensial,
dalam pemberian asuhan sebaiknya ditentukan tujuan dari tindakan yang akan
diberikan dan seperti apa kriterianya yang sesuai dengan kasus yang dialami klien.
Untuk memperjelas rencana yang disusun maka penulis menguraikan intervensi yang
diberikan antara lain, berikan senyum, salam, sapa, sopan, dan santun kepada klien.
Observasi tanda-tanda vital. Jelaskan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan. Ajarkan
kepada ibu tentang cara mengatasi puting susu tenggelam. Ajarkan pada ibu tentang
teknik perawatan payudara. Ajarkan kepada ibu tentang teknik menyusui dengan baik
dan ondemand. Berikan health education tentang makanan bergizi, istirahat yang
cukup, dan personal hygiene. Lakukan pendokumentasian.
Pada kasus yang dialami ibu A dengan puting susu tenggelam di hari pertama masa
nifas rencana asuhan dapat dilaksanakan dengan efektif tanpa adanya hambatan
karena adanya kerjasama dan dukungan dari keluarga pasien.
Evaluasi dilakukan untuk menilai apakah asuhan yang telah diberikan terlaksana
dengan evektif, telah terpenuhi sesuai dengan pemenuhan kebutuhan sebagaimana
yang telah diidentifikasi dari diagnosa dan masalah.Hasil evaluasi setelah
memberikan asuhan kepada pasien yaitu keadaan umum ibu baik ditandai dengan
tanda-tanda vitalnya dalam batas normal, masa nifas berlangsung normal, puting susu
sudah mulai menonjol sedikit demi sedikit. Keberhasilan juga ditandai ibu telah
memahami tentang bagaimana cara dan teknik untuk mengatasi puting susu
tenggelam, bagaimana cara melakukan perawatan payudara, bagaimana cara teknik
menyusui yang benar. Dengan demikian, proses manajemen asuhan kebidanan yang
diberikan kepada ibu A post partum hari pertama dengan puting susu tenggelam
cukup berhasil dan efektif.
Berdasarkan pada kasus ini di PMB Rosdiana penulis tidak menemukan kesenjangan
antara teori dan kasus yang didapatkan di lahan praktik.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan asuhan yang dilakukan pada ibu A P2A0 dengan puting susu
tenggelam diketahui bahwa faktor penyebab terjadinya puting susu tenggelam pada
ibu A disebabkan karena ibu A tidak melakukan perawatan pada payudaranya
semenjak hamil, sehingga dapat menyebabkan ibu A dengan keadaan sedemikian,
Asuhan ini dilakukan dengan menerapkan standar manajemen asuhan kebidanan
menurut Kemenkes tahun 2007 mulai dari pengkajian, evaluasi, dan pencatatan
asuhan kebidanan dalam bentuk catatan perkembangan SOAP.
Setelah mempelajari teori yang ada dan pengalaman yang didapatkan selama
melakukan praktik di lahan melalui kasus ibu dengan post partum hari pertama,
maka pada bab penutup ini penulis dapat menarik kesimpulan yaitu, dari hasil
identifikasi telah dilakukan pengumpulan data pada ibu A dengan post partum hari
pertama dengan puting susu tenggelam di PMB Rosdiana. Diagnosa/masalah aktual
pada ibu A dari hasil pengumpulan data subjektif dan data objektif sehingga
ditemukan diagnosa kebidanan pada ibu A dengan puting susu tenggelam.
Diagnosa/masalah potensial pada ibu A dengan puting susu tenggelam dengan
potensial antisipasi terjadinya bendungan ASI. Tidak ada data yang mendukung
untuk dilakukan tindakan segera pada ibu A dengan puting susu tenggelam.
Penetapan rencana asuhan atau intervensi pada ibu A dengan puting susu tenggelam
dengan hasil merencanakan memberikan asuhan berdasarkan diagnosa/masalah
dengan melakukan observasi tanda-tanda vital, kontraksi uterus, tinggi fundus uterus,
dan pengeluaran lochia, ajarkan tentang cara menangani puting susu tenggelam
dengan perawatan payudara, serta masalah potensial (bendungan ASI) yang
kemungkinan dapat terjadi. Pelaksanaan tindakan implementasi asuhan yang telah
direncanakan pada ibu A dengan puting susu tenggelam dengan hasil yaitu semua
asuhan yang telah direncanakan dapat terlaksanan dengan baik tanpa ada hambatan
apapun. Evaluasi asuhan yang telah dberikan pada ibu A dengan puting susu
tenggelam telah berhasil yang ditandai dengan keadaan umum ibu baik, masa nifas
berlangsung normal dan puting susu ibu telah normal kembali.

B. Saran
1. Bagi mahasiswi
Mahasiswi diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan terkait
dengan kegawatdaruratan maternal dan neonatal agar mudah dalam
memberikan asuhan serta membantu dalam penulis laporan .
2. Bagi institusi
Institusi diharapkan dapat menambah literatur (bahan bacaan) terkait dengan
kegawatdaruratan meternal dan neonatal baik secara offline maupun online
agar dapat digunakan sebagai referensi dalam penulisan laporan.
3. Bagi PMB
Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan terutama dalam lingkup
kesehatan ibu dan bayi yaitu dengan dukungan maupun membimbing ibu
menyusui secara dini dan menggunakan berbagai media yang bisa
dimanfaatkan sehingga penanganan masalah laktasi seperti puting susu
tenggelam di PMB.
4. Bagi klien
Diharapkan ibu menyusui bayinya sesering mungkin di kedua payudaranya
secara bergantian agar puting yang tenggelam bisa bertahan dalam batas
normalnya, dan juga agar tidak terjadi kembali puting susu tenggelam.

DAFTAR PUSTAKA
World Health Organization (WHO), 2018. Pengertian nifas. Jurnal Maternitas
Kebidanan, Vol 7, No. 2, Oktober 2022.

Kemkes, 2022. Dilema Si Puting Payudara Tenggelam. Artikel, kota Jakarta selatan.
Sinjai, 2022. Hubungan pengetahuan perawatan payudara dengan kelancaran asi pada
ibu menyusui gampong nusa Aceh besar. Jurnal pendidikan, universitas pahlawan
tuanku sambusal.

Yuliana, hakim , 2020. Masa inifas (post partum). Poltekkes Denpasar.


Dinkes, 2019. Ciri Puting Payudara yang Normal dan Abnorma.
UPTD puskesmas Wonogiri 1
Radisu, 2019. Inverted Nipples: Causes, Grading, and Management.

Habibah, 2022. Pengertian Air susu ibu (ASI). Jurnal Ilmiah Kesehatan Bpi Vol. 7
No. 1

13

Anda mungkin juga menyukai