Disusun Oleh :
Pembimbing akademik :
Ilit puspita, S.Kep., Ns.,M.Kes
Assalamu’alaikumWr.Wb
Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat ALLAH SWT, karena
atas segala rahmat dan karunia-Nya lah sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah seminar ini. Makalah ini akan membahas tentang
“Laporan Stase Manajemen Keperawatan Di Ruang Rawat Inap Rumah
Sakit Umum Daerah Siti Fatimah”.
Kami menyadari banyak kekurangan dalam makalah yang kami
buat. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik maupun saran dari semua
pihak untuk perbaikan sehingga makalah ini dapat menjadi lebih baik.
Demikianlah makalah ini kami buat semoga dapat bermaanfaat
bagi yang membaca khususnya mahasiswa/i IKesT Muhammadiyah
Palembang .
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR............................................................................... ii
DAFTAR ISI............................................................................................. iii
BAB1 PENDAHULUAN
A. LatarBelakang........................................................................................ 1
B. Tujuan ................................................................................................... 3
B. Waktu dan Tempat Pelaksanaan ........................................................... 3
C. Peserta ................................................................................................... 4
D. Metode Pengambilan Data .................................................................... 5
E. Kategori Penilaian ................................................................................. 5
BAB II Hasil Pengkajian
A. Profil dan Gambaran Umum Tentang Rumah Sakit Umum Daerah Siti
Fatimah Palembang ......................................................................... 6
B. Unsur (Teori Dan Data) Dan Analisis Input ......................................... 11
C. Unsur (Teori Dan Data) Dan Analisis Proses........................................
D. Unsur (Teori Dan Data) Dan Analisis Output ......................................
BAB III Masalah dan Perencanaan Identifikasi Masalah
A.Identifikasi Masalah .........................................................................
B. Analisa SWOT ......................................................................................
C.Skoring ...................................................................................................
D. Prioritas Masalah ..................................................................................
E. Planning Of Action ................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manajemen keperawatan merupakan pelaksanaan pelayanan
keperawatan melalui staf keperawatan untuk memberikan asuhan
keperawatan kepada pasien. Manajemen mengandung tiga prinsip pokok
yang menjadi ciri utama penerapannya yaitu efisiensi dalam pemanfaatan
sumber daya, efektif dalam memilih alternatif kegiatan untuk mencapai
tujuan organisasi, dan rasional dalam pengambilan keputusan manajerial.
Penerapan manajemen keperawatan memerlukan peran tiap orang yang
terlibat di dalamnya untuk menyikapi posisi masing-masing melalui fungsi
manajemen di rumah sakit (Nursalam, 2011).
Keberadaan rumah sakit sebagai suatu lembaga yang menyediakan
pelayanan jasa kesehatan seringkali menimbulkan tekanan psikologis dan
ekonmi bagi konsumennya. Rumah sakit adalah bagian integral dari suatu
organisasi sosial dan kesehatan dengan fungsi menyediakan pelayanan
paripurna (komprehensif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan
pencegahan penyakit (preventif) kepada masyarakat (WHO, 2012). Rumah
sakit juga merupakan pusat pelatihan bagi tenaga kesehatan dan pusat
penelitian medik (Kuntoro, 2010).
Salah satu tujuan pelayanan asuhan keperawatan adalah memelihara
kesehatan. Kesehatan adalah sebagai suatu keadaan fisik, mental, dan
sosial kesejahteraan dan bukan hanya ketiadaan penyakit atau kelemahan
(WHO, 2012). Sejalan dengan WHO pengertian sehat menurut UU Pokok
Kesehatan No. 9 tahun 1960, Bab I Pasal 2 adalah keadaan yang meliputi
kesehatan badan (jasmani), rohani (mental), dan sosial, serta bukan hanya
keadaan bebas dari penyakit, cacat, dan kelemahan. Dan dalam Undang-
Undang N0. 23 Tahun 1992, dimensi kesehatan mencakup 4 aspek, yakni:
fisik (badan), mental (jiwa), sosial, dan ekonomi (Kemenkes, 2013 dalam
Sitorus dan Panjaitan, 2015).
Keperawatan adalah kegiatan pemberian asuhan kepada individu,
keluarga, kelompok, atau masyarakat, baik dalam keadaan sakit maupun
sehat. Menurut UU No. 38 tahun 2014, perawat adalah seseorang yang
telah lulus pendidikan tinggi keperawatan, baik di dalam maupun diluar
negeri yang diakui oleh pemerintah sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan. Perawat merupakan salah satu ujung tombak dalam
pelayanan kesehatan di rumah sakit. Perawat dalam kaitannya dengan
pelayanan kesehatan yakni memberikan asuhan keperawatan langsung
pada pasien (Depkes RI, 2016).
Tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan keperawatan di
rumah sakit dirasakan sebagai suatu fenomena yang harus direspon oleh
perawat. Oleh karena itu pelayanan keperawatan ini perlu mendapat
prioritas utama dalam pengembangan ke masa depan. Perawat harus mau
mengembangkan ilmu pengetahuannya dan berubah sesuai tuntutan
masyarakat, dan menjadi tenaga perawat yang professional.
Pengembangan dalam berbagai aspek keperawatan bersifat saling
berhubungan, saling bergantung, saling mempengaruhi dan saling
berkepentingan oleh karena itu inovasi dalam pendidikan keperawatan,
praktek keperawatan, ilmu keperawatan dan kehidupan keprofesian
merupakan fokus utama keperawatan Indonesia dalam proses
profesionalitas (Satrianegara dan Siti, 2009).
Pemberian asuhan keperawatan yang baik dan benar dapat
menjadikan kepuasan pasien yang tergantung pada kualitas pelayanan.
Pelayanan adalah semua upaya yang dilakukan karyawan untuk memenuhi
keinginan pelanggannya dengan jasa yang akan diberikan. Suatu
pelayanan dikatakan baiuk oleh pasien, ditentukan oleh kenyataan apakah
jasa yang diberikan bisa memenuhi kebutuhan pasien, dengan
menggunakan persepsi pasien tentang pelayanan yang diterima
(memuaskan atau mengecewakan, juga termasuk lamanya waktu
pelayanan) (Marquis dan Huston, 2009).
Kepuasan dimulai dari penerimaan terhadap pasien dari pertama kali
datang, sampai pasien meninggalkan rumah sakit. Pelayanan dibentuk
berdasarkan lima prinsip service quality yaitu kecepatan, ketepatan,
keramahan dan kenyamanan pelayanan. Dan pelayanan tersebut harus
dikelola secara professional melalui manajemen keperawatan (Nursalam,
2011).
Maka dalam manajemen keperawatan inilah mahasiswa program
porfesi ners IKesT Muhammadiyah Palembang diharapkan mampu
mengaplikasikan pengetahuan managerialnya dan mengelola ruangan
dengan pendekatan proses manajemen keperawatan di Ruang Ponek
Rumah Sakit Umum Daerah Siti Fatimah.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa diharapkan mampu memahami manajemen keperawatan baik
pengelolaan sarana maupun kegiatan keperawatan dalam tatanan
klinik
2. Tujuan Khusus
Mahasiswa diharapkan mampu menunjukkan kemampuan dalam hal :
a. Melakukan pengkajian di Ruang Ponek Rumah Sakit Umum
Daerah Siti Fatimah
b. Menganalisis dan memprioritaskan masalah di Ruang Ponek
Rumah Sakit Umum Daerah Siti Fatimah
c. Melaksanakan POA
d. Membuat analisis SWOT
e. Melakukan pengorganisasian dengan konsep manajemen
keperawatan di Ruang Ponek Rumah Sakit Umum Daerah Siti
Fatimah
D. Peserta
1. Mahasiswa
Praktik Klinik Keperawatan Stase Manajemen Keperawatan Mahasiswa
Program Profesi Ners IKes prima nusantra bukit tinggi terdiri dari 21
mahasiswa yaitu :
a. Destri Utari S
b. Devi Pradina
c. Diah Ayu Putri
d. Dwi Tya Danta
e. Ebing Sofyan
f. Indah Noerjanah
g. Jemi Budiman
h. Joko Hendra Saputra
i. Lidya Berta
j. M. Rizki Hidayatullah
k. Nanda Efrianti
l. Regki Anggriani
m. Riska Falentina
n. Rizka Nabillah
o. Rizki Suci Wulandari
p. Siti Masnawati
q. Sri Erni Agustini
r. Sukrismiati Ningsih
s. Susanti
t. Umi Chania
u. Yurika Putri R
2. Pembimbing
Pembimbing akademik dalam stase manajemen keperawatan ini yaitu:
Ilit Puspita, S.Kep., Ns., M.Kes
E. Metode pengambilan Data
Metode pengambilan data yaitu dengan menggunakan metode kuesioner,
observasi, dan wawancara.
1. Observasi yaitu dengan melihat dan mengobervasi secara langsung
seluruh kegiatan yang ada diruangan.
2. Metode wawancara yaitu pengumpulan data dengan melakukan
wawancara secara lisan kepada narasumber seperti kepala ruangan,
ketua tim, perawat pelaksana, pasien serta keluarga pasien.
3. Study dokumen yaitu pengambilan data dari rekam medik. Kepala
Ruangan
F. Kategori Penilaian
Berdasarkan kesepakatan kelompok, penilaian untuk hasil instrument
dikategorikan menjadi 4 yaitu, sebagai berikut :
1. Sangat Baik : 76 – 100 %
2. Baik : 51 – 75 %
3. Cukup : 26 – 50 %
4. Buruk : 1 – 25 %
9
BAB II
PENGKAJIAN DATA
A. Profil dan Gambaran Umum Rumah Sakit Umum Daerah Siti Fatimah
Provinsi Sumatera Selatan
1. Sejarah Perkembangan Rumah Sakit Umum Daerah Siti Fatimah
Provinsi Sumatera Selatan
RSUD Siti Fatimah Provinsi Sumatera Selatan merupakan Rumah
Sakit Umum Daerah Provinsi Sumatera Selatan yang dibangun atas inisiatif
Gubernur Sumatera Selatan Bapak Ir. H. Alex Noerdin untuk memberikan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat khususnya daerah Palembang dan
sekitarnya. Pembangunan rumah sakit menggunakan anggaran Dinas
Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan Rumah sakit ini merupakan milik
pemerintah Provinsi Sumatera Selatan dan akan dikelola sebagai badan
layanan umum daerah yang mempunyai kewenangan dalam mengelola
rumah sakit secara mandiri. Sehingga dengan status BLUD tersebut
diharapkan rumah sakit ini dapat memberikan pelayanan kesehatan yang
profesional dan bermanfaat bagi masyarakat setempat.
Pendirian RSUD Siti Fatimah Provinsi Sumatera Selatan oleh Dinas
Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan di Palembang adalah sebuah rencana
yang sangat strategis dan cukup penting untuk mendukung Asian Games
2018 dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Provinsi Sumatera
Selatan. Rumah sakit ini merupakan rumah sakit tipe B yang mempunyai
fasilitas lengkap di Provinsi Sumatera Selatan. Lokasi rumah sakit ini
terletak di Jalan Kol. H. Burlian Km 6.5 Palembang, berdampingan dengan
RS Mata dan RS Gigi Mulut yang berada di luas lahan 14 hektar. Rumah
sakit ini mempunyai 400 kapasitas tempat tidur, yang akan dibuka secara
bertahap dalam rangka persiapan sarana dan prasarana untuk mewujudkan
pelayanan yang berkualitas.
RSUD Siti Fatimah Provinsi Sumatera Selatan memiliki IGD khusus
masalah perinatology dan kebidanan yaitu ruang Ponek. Penulis melakukan
pengkajian di unit kerja ruang ponek yang terdiri dari ruang tunggu, ruang
ponek, ruang eklamsi, ruang bersalin I, ruang bersalin II dan ruang isolasi.
10
Pada ruang tersebut terdapat 1 bed disetiap ruang. Dan juga terdapat 3
incubator dan bed bayi 1.
2. Visi, Misi, dan Motto Rumah Sakit Umum Daerah Siti Fatimah
Provinsi Sumatera Selatan
a. Motto
“Kami selalu terdepan melayani kesehatan anda”.
b. Visi
Terwujudnya Rumah Sakit Umum Rujukan Provinsi dan Rumah
Sakit Pendidikan yang mewujudkan pelayanan yang bermutu,
professional, efisien dengan standar pelayanan kelas dunia.
c. Misi
1) Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang paripurna, bermutu,
prima, informatif, dan efektif dengan tetap memperhatikan aspek
sosial kemasyarakatan.
2) Menyelenggarakan pelayanan yang mengutamakan keramahan,
kecepatan, keselamatan, keamanan, kemudahan, dan kenyamanan.
3) Memberikan pelayanan rujukan yang berfungsi sebagai pusat
rujukan tertinggi dengan menggunakan teknologi modern dan
pelayanan kesehatan secara komprehensif kepada masyarakat.
4) Meningkatkan Mutu Pelayanan Kesehatan yang berkesinambungan
sesuai dengan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
11
5. Struktur Organisasi
9
Nurse
R. Kepala Ruangan R. Neonatus R. Linen Statio Ruang Tunggu
n
Ruang
Isolasi
R. Bersalin II Pentri R. Bersalin I R. Eklamsi R. Ponek
10
B. Unsur Input
1. Row Input
a. Pasien
Pasien adalah orang yang memiliki kelemahan fisik atau
mentalnya menyerahkan pengawasan dan perawatannya, menerima
dan mengikuti pengobatan yang ditetapkan oleh tenaga kesehatan
(Wilhamda, 2012).
Pasien adalah orang yang memiliki kelemahan fisik atau mentalnya
menyerahkan pengawasan dan perawatannya, menerima dan
mengikuti pengobatan yang ditetapkan oleh tenaga kesehatan
(Wilhamda, 2012). Total pasien di IGD RSUD Siti Fatimah pada
bulan Januari hingga Maret 2021 adalah 89 orang.
Tabel 2.1
Jumlah Pasien Dari Bulan Januari – Maret 2021
di IGD RSUD Siti Fatimah Palembang
No Bulan Jumlah
1 Januari
2 Febuari 7
3 Maret
Total
Sumber : Data Primer IGD 2021
Tabel 2.2
Penyakit Terbanyak periode Bulan Januari – Maret 2021
di IGD RSUD siti Fatimah Palembang
Dari data tabel 2.2 dapat dilihat bahwa data igd di bagi menjadi 2
golongan Kebidanan dan perinatologi yaitu dari 89 kasus yang terjadi
sebagian besar berasal dari Kasus Kebidanan 60 (%) dan Kasus
perinatologi 29 (15%).
11
b. Peserta Didik
Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha
mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran pada jalur
pendidikan baik pendidikan formal atau pendidikan non formal, pada
jenjang pendidikan dan jenis pendidikan tertentu (Nursalam, 2008).
Berdasarkan hasil wawancara serta observasi yang telah dilakukan,
menurut kepala ruangan Ponek, maksimal mahasiswa yang praktik
berjumlah 7 orang dalam satu shift. kompetensi yang harus di capai oleh
mahasiswa praktikkan seperti vital sign, kompress hangat persiapan
pemberian obat baik itu obat oral maupun obat injeksi yang di sesuaikan
dengan kompetensi yang harus di capai berdasarkan buku panduan yang
dibawa oleh praktikkan di ruangan. Mengenai sistem bimbingan,
bimbingan bersama pembimbing lapangan dapat dilakukan perhari atau
bisa juga per tiga hari observasi.
2. Instrumental Input
a. MAN (Sumber Daya Manusia)
3. Instrumental Input
b. MAN (Sumber Daya Manusia)
Perawat adalah seorang yang memberikan pelayanan kesehatan
secara professional dimana pelayanan tersebut berbentuk pelayanan
biologis, psikologis, sosial, spiritual yang ditunjukkan pada individu,
keluarga dan masyarakat ( Depkes RI, 2002). Menurut UU no 38 tahun
2014, perawat adalah seseorang yang telah lulus pendidikan tinggi
keperawatan, baik di dalam maupun diluar negeri yang diakui oleh
pemerintah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.Pendekatan perhitungan kebutuhan tenaga keperawatan
Berdasarkan hasil data diruangan ponek didapatkan jumlah tenaga
pelaksanaan diruang. kepala ruang berpendidikan D3 Kebidana, D IV
Kebidan 1 orang, D3 Kebidanan 8 Orang , D3 Keperawatan 2 orang,
dan profesi Ners 2 orang. memiliki tenaga Kesehatan berjumlah 14
12
Non Nursing
Loss Day = Jumlah hari minggu Job + cuti + hari besar
dalam 1 tahun xjumlah perawat
Jumlah hari kerja efektif
13
Tabel 2.4
Analisa Jumlah Tenaga Kerja di Ruang Ponek Januari 2021
Rumus Jumlah tenaga Jumlah Keterangan
Penyediaa yang tenaga yang
15
hikmah, Kontrak
Keperawatan
a.md, kep
Nastaria, DIII 2019 Pegawai
6. PJ Shift
a.md.kep Keperawatan Kontrak
Indah 2018 Pegawai
Perawat DIII
7. megawati, Kontrak
Pelaksana Keperawatan
A.md.Keb
Apriansyah, Perawat DIV 2019 Pegawai
8.
a.md, kep Pelaksana Keperawatan Kontrak
Weni Perawat 2019 Pegawai
DIII
9. Rahmah,a.m Pelaksana Kontrak
Keperawatan
d, kep
M. Fahrizal Perawat 2019 Pegawai
DIII
10. ali usman, Pelaksana Tetap
Keperawatan
a.md, kep
Ria andriani, Perawat 2018 Pegawai
11. Ners
s.kep, ners Pelaksana Kontrak
Deti arianty, Perawat DIII 2018 Pegawai
12. Kontrak
a.md, kep Pelaksana Keperawatan
Aprillia tri Perawat 2018 Pegawai
Diii Kontrak
13 lestari, Pelaksana
keperawatan
a.md.kep
Yasir satria, Perawat DIII 2018 Pegawai
14 Kontrak
a.md.kep Pelaksana Keperawatan
15 Setiawan, Perawat DIII 2018 Pegawai
a.md.kep pelaksana Keperawatan Tetap
16. Eko Perawat DIII 2018 Pegawai
agustian , Pelaksana Keperawatan tetap
a.md.kep
17. M. Amran Perawat DIII 2018 Pegawai
utami, Pelaksana Keperawatan Kontrak
a.md.kep
18. Novan Perawat DIII 2018 Pegawai
Giofammy, Pelaksana Keperawatan Kontrak
a.md.kep
19. Wira mas Perawat DIII 2018 Pegawai
kusuma jaya, Pelaksana Keperawatan Kontrak
17
a.md.kep
20. Jenwari, Perawat DIII 2019 Pegawai
a.md.kep Pelaksana Keperawatan Kontrak
21. Astia paulina, Perawat DIII 2018 Pegawai
a.md.kep Pelaksana Keperawatan Kontrak
22. Puji Perawat DIII 2019 Pegawai
nugrahaputra Pelaksana Keperawatan Kontrak
, a.md.kep
23. Epin nuryani, Perawat DIII 2019 Pegawai
a.md, kep Pelaksana Keperawatan Kontrak
24. Ahmad Perawat DIII 2019 Pegawai
zulfikri, Pelaksana Keperawatan Tetap
a.md, kep
25. Andrean Perawat DIII 2018 Pegawai
Julius, Pelaksana Keperawatan Kontrak
a.md.kep
26. Lisa Perawat Ners 2018 Pegawai
Kontrak
pebriani, Pelaksana
s.kep, ners
27. Anita, Perawat DIII 2018 Pegawai
a.md.kep Pelaksana Keperawatan tetap
28. Ayu apriani, Perawat DIII 2018 Pegawai
a.md.kep Pelaksana Keperawatan Kontrak
29. Nia Perawat DIII 2018 Pegawai
fransiska, Pelaksana Keperawatan Kontrak
s.kep. ners
30. Junita Perawat Ners 2018 Pegawai
merdalina, Pelaksana Kontrak
s.kep. ners
31. Fatimah, Perawat DIII 2019 Pegawai
a.md.kep Pelaksana Keperawatan Kontrak
32. Eka novianti, Perawat DIII 2018 Pegawai
a.md.kep Pelaksana Keperawatan Kontrak
33. tri utami , Perawat DIV 2019 Pegawai
s.tr,kep Pelaksana Keperawatan Kontrak
34. Mery Perawat DIII 2019 Pegawai
akhyani, Pelaksana Keperawatan Kontrak
18
a.md, kep
35. Hendra praja, Perawat DIII 2019 Pegawai
a.md, kep Pelaksana Keperawatan Tetap
34. Tyas Perawat DIII 2018 Pegawai
cahyani, Pelaksana Keperawatan Kontrak
s.kep, ners
35. Nirman hadi, Perawat DIII 2018 Pegawai
a.md.kep Pelaksana Keperawatan Kontrak
36. Dwi Perawat DIII 2018 Pegawai
rachmasari, Pelaksana Keperawatan Kontrak
a.md.kep
37. Leni Perawat DIII 2018 Pegawai
sefrtiana, Pelaksana Keperawatan Kontrak
a.md.kep
38. m. abdul Perawat DIII 2019 Pegawai
karim, Pelaksana Keperawatan Kontrak
a.md.kep
39. Lismadahniar, Perawat DIII 2018 Pegawai
a.md.kep Pelaksana Keperawatan Kontrak
a) Status Kepegawaian
Tabel 2.11
Kualifikasi Status Kepegawaian Tenaga Kesehatan
Di Ruang Ponek
N Status Jumlah %
o Kepegawaian
1 Pegawai tetap 2 14
2 Pegawai kontrak 12 86
Jumlah 14 100
No Jenis Jumlah
Pendidikan
1 DIII 2
Keperawatan
2 Ners 2
3 D3 9
Kebidanan
4 D4 1
kebidanan
Jumlah 14
12. BTCLS √ 0
13. BTCLS √ 0
14. BTCLS √ 0
Sumber : Data Primer Ruang Ponek
c. Money
1) Kajian Teori
Menurut Undang-Undang No. 28 Tahun 2009 pendapatan
asli daerah adalah sumber keuangan daerah yang digali dari
wilayah daerah yang bersangkutan yang terdiri dari hasil pajak
daerah, hasil retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah
yang dipisahkan dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah.
Salah satu fungsi rumah sakit adalah memberikan pelayanan
kesehatan bagi petugas medis maupun non medis.
Sistem keuangan Rumah Sakit yang merupakan salah satu
kegiatan dari manajemen keuangan adalah sasaran pertama yang
harus diperbaiiki agar dapat memberikan data dan informasi yang
mendukung para manajer Rumah Sakit dalam pengambilan
keputusan maupun pengamatan serta pengendalian kegiatan
rumah sakit.
2) Kajian Data
d. Material
1) Kajian Teori
Standar peralatan keperawatan adalah penetapan peralatan
keperawatan yang meliputi kebutuhan (jumlah, jenis dan
spesifikasi) serta pengelolaannya dalam upaya mewujudkan
pelayanan keperawatan yang berkualitas (Depkes, 2011).
2) Kajian Data
a) Alat Tenun
Merupakan penetapan kebutuhan alat tenun berdasarkan
jumlah, jenis, dan spesifikasi menjamin tersedianya alat tenun
yang memadai untuk mencapai pelayanan keperawatan.
a) Alat Tenun
b) Keperawatan
Penetapan kebutuhan alat keperawatan baik dari segi jumlah,
jenis dan spesifikasi menjamin tersedianya alat keperawatan
yang memadai untuk mencapai tujuan pelayanan
keperawatan :
1) Kajian Data
a) Alat dan Bahan
Tabel 2.7
Standar Alat dan Bahan di Ruang Ponek
Analisis
Berdasarkan hasil pengkajian di Ruang Ponek Rumah Sakit Umum
Daerah Siti Fatimah Provinsi sumatera Selatan didapatkan bahwa
peralatan yang digunakan di Ruang Rawat Ponek sudah memenuhi
standar dengan kualitas yang baik hanya saja untuk toilet duduk yang
ada diruang ponek dari 5 toilet duduk yang ada diruang ponek 3
diantaranya mengalami mampet (susah untuk mengalir).
e. Machine
1) Kajian Data
Mesin adalah alat mekanik atau elektrik yang mengirim
atau mengubah energi untuk melakukan membantu pelaksanaan
tugas manusia. Biasanya membutuhkan sebuah masukan sebagai
pelatuk, mengirim energi yang telah diubah menjadi sebuah
keluaran yang melakukan tugas yang telah di setel, machine atau
mesin digunakan untuk memberi kemudahan atau menghasilkan
keuntungan yang lebih besar serta menciptakan efesiensi kerja.
2) Kajian Data
Tabel 2.8
Standar alat di Ruang Ponek
No Peralatan Jumlah Keterangan
Saat Ini
1) Tensimeter otomatis 1
2) Glukomete 1
26
f. Method
1) Standar Asuhan Keperawatan
Menurut Marr dan Biebing (2008) standar adalah suatu
tingkat kinerja yang secara umum dikenal sebagai sesuatu yang
diterima, adekuat, memuaskan dan digunakan sebagai tolak ukur
atau titik acuan yang digunakan sebagai pembanding. Sedangkan
menurut Schroeder (2007) standar adalah nilai atau acuan yang
menentukan level praktek terhadap staf atau suatu kondisi pada
pasien atau sistem yang telah ditetapkan untuk dapat diterima
sampai pada wewenang tertentu.
Standar perawatan adalah uraian tingkat asuhan
keperawatan yang kompeten seperti yang diperlihatkan oleh
proses keperawatan yang mencakup semua tindakan penting yang
dilakukan oleh perawat dalam memberikan perawatan dan
membentuk dasar pengambilan keputusan klinik (Retnariska,
2012).
Di Indonesia, standar keperawatan dipakai sebagai
pedoman dan instrumentasi penerapan standar asuhan
keperawatan yang disusun oleh Depkes yaitu:
a) Standar I pengkajian keperawatan
27
1) Kepala ruangan
Menurut Terry (2013) manajer adalah orang yang
melakukan kegiatan manajemen.Manajer dalam manajemen
keperawatan terdapat beberapa tingkat dimana kepala ruangan
merupakan firstline manajer dikatakan sebagai manajer operasional
yang merupakan pemimpin langsung mengelola sumber daya di
unit perawatan menghasilkan pelayanan yang bermutu dan penting
dalam keberhasilan layanan pasien Soejitno (2005, dalam verawati,
2014).
Kepala ruangan adalah seorang tenaga perawatan
profesional yang diberi tanggung jawab dan wewenang dalam
mengelola kegiatan pelayanan keperawatan di satu ruang rawat
(Depkes, 1994 dalam Hutahaen, 2009).
Bagi perawat diruang rawat inap, kepala ruangan adalah
pemimpin yang dapat menggerakkan perawatnya untuk dapat
melaksanakan asuhan keperawatan dengan baik (Mulyono, 2013).
Peranan kepala ruangan sangat penting dalam menentukan
kualitas pelayanan keperawatan di ruangan.Salah satu peran
manajer ruangan dalam menjalankan tugas dan wewenangnya pada
manajemen pelayanan keperawatan adalah fungsi pengarahan.
Pengarahan atau koordinasi merupakan fungsi manajerial untuk
mengarahkan staf dalam melaksanakan tugas yang telah
direncanakan meliputi kegiatan menciptakan suasana yang
memotivasi, membina komunikasi organisasi, menangani konflik,
memfasilitasi kolaborasi, pendelegasian, dan supervisi (Marquis &
Huston, 2010).
Agar pengelolaan ruang perawatan dapat dilakukan dengan
baik maka kepala ruangan dituntut memiliki kemampuan
manajerial dan kemampuan profesional dalam mengatur
terlaksananya pelayanan perawatan dimana manajer atau kepala
ruangan mengatur dan merencanakan manajemen ruangan untuk
31
c) Pergerakan (Actuating)
1) Melalui komunikasi yaitu mengawasi dan berkomunikasi
langsung dengan perawat primer mengenai asuhan
keperawatan yang diberikan kepada klien
2) Melalui supervisi :
34
d) Evaluasi (Controlling)
1) Mengawasi dan menilai pelaksanaan asuhan keperawatan
yang telah ditentukan
2) Melaksanakan penilaian terhadap upaya peningkatan
pengetahuan dan keterampilan di bidang perawatan
3) Melaksanakan penilaian dan mencantumkan ke dalam
Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan Pegawai (DP3)
bagi pelaksana keperawatan dan tenaga lain di ruang yang
berada di bawah tanggung jawabnya untuk berbagai
kepentingan (naik pangkat/golongan, melanjutkan sekolah)
4) Mengawasi dan mengendalikan pendayagunaan peralatan
perawatan serta obat–obatan secara efektif dan efisien,
mengawasi pelaksanaan sistem pencatatan dan pelaporan
kegiatan asuhan keperawatan serta mencatat kegiatan lain
di ruang rawat.
2) Perawat Primer
Perawat primer adalah metode pemberian asuhan
keperawatan dilakukan oleh perawat primer yang
bertanggungjawab selama 24 jam terus menerus terhadap beberapa
pasien, selama pasien dirawat dampai pasien pulang. Ketika
35
3) Perawat Pelaksana
Perawat pelaksana adalah seorang perawat yang diberi
wewenang dan ditugaskan untuk memberikan pelayanan perawatan
langsung pada klien. Uraian tugas perawat pelaksana adalah
sebagai berikut:
37
4) Meeting Morning
a) Pengertian
Suatu pertemuan yang dilakukan di pagi hari sebelum
dimulainya operan tugas jaga antara shift malam ke shift pagi.
b) Tujuan
Koordinasi intern ruang perawatan (wahana informasi dan
komunikasi) Kebijakan :
1) Dilakukan disemua ruang rawat inap/instalasi yang ada
kaitannya dengan pelayanan keperawatan agar tercapai
dalam memberikan askep yang optimal dan tepat
2) Dilakukan tiap pagi hari sebelum operan jaga. Waktu
pelaksana kurang lebih 15 menit
3) Diikuti oleh perawat jaga malam, perawat jaga pagi,
pramusaji, tenaga, administrasi ruang dan house keeping
c) Prosedur
1. Persiapan
1) Karu mempersiapkan materi dan informasi mengenai
kegiatan-kegiatan non keperawatan di ruang tersebut
2) Karu menyiapkan tempat untuk melakukan morning
meeting
3) Mempersiapkan salah satu staf untuk menjadi notulen
39
Di Ruang Ponek
Periode 16-17 April 2021
N= 8
Variabel yang dinilai Observasi
Ya Tidak
Karu menyiapkan tempat untuk melakukan meeting
4 4
morning.
Karu membuka meeting morning dilanjutkan
8 0
dengan doa bersama
Karu memberikan informasi dan arahan kepada staff
serta melakukan klarifikasi apa yang telah 8 0
disampaikan kepada staff.
Memberikan kesempatan staf untuk
mengungkapkan permasalahan yang muncul di 8 0
ruangan.
Bersama-sama staff mendiskusikan pemecahan
6 2
masalah yang dapat tempuh
Karu memberi motivasi dan reinforcement kepada
5 3
staff
Karu menutup meeting morning 0 8
Karu dan peserta meeting morning menandatangani
notulen, Selanjutnya dilanjutkan dengan operan 0 8
jaga.
Jumlah 39 27
Persentase 60 % 40 %
Sumber :Observasi Mahasiswa Profesi Ners
Analisa
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan diruangan
rawat inap Ponek selama tiga hari dalam 3 shift kerja pagi,
didapatkan bahwa panduan tetap (SOP) belum ada tetapi
pelaksanaan kegiatan meeting morning di Ponek sudah ada
beberapa point variabel yang dinilai telah terlaksanakan seperti:
karu menyiapakan tempat untuk melakukan meeting morning, karu
membuka meeting morning dilanjutkan dengan doa bersama, karu
memberikan informasi dan arahan kepada staff serta melakukan
klarifikasi apa yang telah disampaikan kepada staff, memberikan
kesempatan staff untuk mengungkapkan permasalahan yang
muncul di ruangan, bersama-sama staff mendiskusikan pemecahan
masalah yang dapat di tempuh, karu memberi motivasi dan
reinforcement kepada staff. Sehingga didapatkan hasil berdasarkan
41
5) Pre conference
Pre conference, yaitu kegiatan pertemuan katim dan anggota tim
setelah membaca laporan shift sebelumnya untuk menyusun
rencana kegiatan askep shift lanjutannya. Pre-conferene dilakukan
untuk memperjelas rencana yang akan dilakukan dan pembagian
tugas tim keperawatan sehingga pelayanan atau asuhan yang
diberikan lebih optimal, efesien dan efektif
1. Persiapan
a) Ketua tim menyiapkan ruangan
b) Ketua tim menyiapkan rekam medik dan buku laporan shift
pasien dalam tanggung jawabnya
2. Pelaksanaan
a) Ketua tim/PJ membuaka pre conference
b) Ketua Tim/PJ menjelaskan tujuan dilakukannya post
conference
c) Ketua Tim/PJ menjelaskan tentang hasil tindakan asuhan
keperawatan yang telah dilakukan
d) Ketua Tim/PJ mendiskusikan dengan anggota tentang
masalah yang ditemukan dalam pemberian asuhan
keperawatan pada pasien dan mencari upaya penyelesaian
masalah
e) Ketua Tim/PJ memberikan reinforcement positif pada
nggota tim
f) Ketua Tim/PJ menyimpulkan hasil pre conference
g) Ketua Tim/PJ mengklarifikasi informasi pasien sebelum
melakukan tindakan operan tugas jaga shift berikutnya
42
Jumlah 37 16
Jumlah Persentase 66% 34%
Presentase 100%
Sumber : observasi mahasiswa profesi Ners
Analisa
43
6) PostConference
Post conference, yaitu kegiatan pertemuan katim dan anggota
tim pada akhir shift atau telah melakukan askep atau mencatat
dibuku laporan untuk disampaikan pada operan shift berikutnya.
Post-conferene dilakukan untuk memperjelas hasil askep yang
dilakukan da evaluasi dari tindakan tugas tim keperawatan
sehingga pelayanan atau asuhan keperawatan yang diberikan lebih
optimal, efisien dan efektif.
1. Persiapan
a) Ketua tim menyiapkan ruangan
b) Ketua tim menyiapkan rekam medik dan buku laporan shift
pasien dalam tanggung jawabnya
2. Pelaksanaan
a) Ketua tim/PJ membuaka post conference
b) Ketua Tim/PJ menjelaskan tujuan dilakukannya post
conference
c) Anggota Tim menjelaskan tentang hasil tindakan/ hasil
asuhan keperawatan yang telah dilakukan.
d) Ketua Tim/PJ menjelaskan tentang hasil tindakan asuhan
keperawatan yang telah dilakukan
44
Persentase 100%
Tabel 2.23
Presentase Proses Pelaksanaan Handover Di Ruang Ponek
Pada Tanggal 16-17 April 2021
N=8
Orientasi
No Variabel Ya Tidak
Tahap Persiapan
1. Menyiapkan rekam medis pasien 8
2. Laporan/pencatatan tentang pasien kritis 8
3 Permintaan tindakan pasien cito 8
Tahap Pelaksanaan
4 Melakukan doa bersama 8
5. Melaporkan
1) jumlah pasien berdasarkan tingkat 8
ketergantungan
a. Minimal care
b. Parsial care
c. Total care
2) Nama pasien kritis (total) beserta 8
diagnosa,intervensi,implementasi, dan
evaluasi
3) Perintah tindakan pasien cito 8
6. PJ shift yang selesai bertugas memberi 8
wewenang secara tertulis tentang subjektif,
Objektif, analisis dan Planning (SOAP)
pasien kritis (Total Care)
7. PJ Shift yang akan bertugas menerima 8
semua laporan dan kedua PJ shift
menandatangani laporan di dalam buku
registrasi
8 Kedua PJ shift dan anggotanya bersama 8
sama mengunjungi pasien
9 Mencuci tangan handrub sebelum kontak 2 6
dengan pasien
10. Mengucapkan salam kepada pasien dan 2 6
keluarga
11. Perawat yang akan bertugas
48
Orientasi
No Variabel Ya Tidak
1). Memperkenalkan diri kepada pasien,
menyebutkan nama panggilan dan
memastikan dia yang akan merawat 2 6
2) membawa buku catatan pasien kritis,
pasien nyeri berat, pasien risiko jatuh
3) Memberikan kesempatan pasien dan 2 6
keluarga untuk bertanya
12. Berpamitan kepada pasien 2 6
13. Mengucapkan “Assalamu’alaikum” 2 6
14. Mencuci tangan dengan Hand rub 3 5
15. PJ shift yang akan bertugas bersama 11
anggotanya menelaah rekam medis
b. Kajian Data
1) Kepala ruang
Berdasarkan observasi pelaksanaan uraian tugas kepala ruang
Ponek kami sampaikan pada tabel berikut:
Tabel 2.24
Pelaksanaan Uraian Tugas Kepala Ruang Di Ruang ponek Rumah
Sakit Siti Fatimah
Periode 16-17 April 2021
N=1
49
Analisa
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan diruangan rawat inap
Ponek selama tiga hari dalam 3 shift kerja, didapatkan hasil penilaian
dalam pelaksanaan beberapa uraian tugas kepala ruangan dikategorikan
sudah baik, dengan persentase nilai sebesar 90 %. Dari uraian 10 kegiatan
kepala ruangan hanya ada beberapa hal yang tidak dapat terlaksanakan
seperti : Tidak menyiapkan materi tentang permasalahan pasien dan
ruangan yang ada pada hari tersebut, Kepala ruangan sudah memberikan
reinforcement positif kepada semua staf teteapi tidak ada pengakhiran
kegiatan meeting mornig kepada shift malam dan shift pagi, karena
meeting mornig tidak dilakukan selama observasi.
2) Kepala Tim
50
Observasi
No Variabel Yang Dinilai
Ya Tidak
berikutnya.
13 Mendampingi perawat pelaksana dalam 1 0
operan tugas jaga kepada anggota tim
yang tugas jaga berikutnya.
14 Memperkenalkan perawat pelaksana 1 2
yang ada dalam satu grup atau yang akan
merawat selama pasien dirawat atau
kepada pasien/keluarga baru.
15 Mendelegasikan tugas kepada perawat 1 0
pelaksana pada sore malam libur.
16 Melaksanakan pendelegasian tugas PJ 1 0
ruang bila pagi hari tidak bertugas.
17 Menyelenggarakan diskusi kasus dalam 0 1
pertemuan dalam rutin keperawatan di
ruangan minimal sebulan sekali.
18 Melakukan bimbingan klinik 0 1
keperawatan kepada Perawat Pelaksana
minimal seminggu sekali (ronde
keperawatan/bed side teacshing).
Jumlah 60 2
Jumlah Persentase 93,7% 6,6%
Persentase 100%
Sumber :Observasi Mahasiswa Profesi Ners
Analisa
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan diruangan Ponek selama
tiga hari dalam 2 shift kerja, didapatkan hasil penilaian dalam pelaksanaan
uraian tugas kepala tim dikategorikan sangat baik, dengan persentase nilai
sebesar 93,7%.
Observasi
No Variabel yang dinilai
Ya Tidak
hasil pengkajian keperawatan
Analisa
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan diruangan Ponek
selama tiga hari dalam 3 shift kerja, didapatkan hasil penilaian dalam
pelaksanaan uraian tugas perawat asosiatif dikategorikan sangat baik,
dengan persentase nilai sebesar 92%. Dari uraian 16 kegiatan perawat
asosiatif, hanya ada beberapa hal yang tidak dapat terlaksanakan
sepenuhnya
2. Standar Asuhan Keperawatan (Instrumen B)
a. KajianTeori
Standar adalahsuatu tingkat kinerja yang secara umum dikenal
sebagai sesuatu yang diterima, adekuat, memuaskan dan digunakan
sebagai tolak ukur atau titik acuan yang digunakan sebagai
53
Tida
No Aspek yang dinilai Ya k
antara status kesehatan dengan norma dan pola
fungsi kehidupan
Diagnosa
Diagnosa keperawatan berdasarkan masalah
1
yang telah dirumuskan 7 2
2 Diagnosa keperawatan mencerminkan PES 7 2
Merumuskan diagnosa keperawatan
3
aktual/potensial 9 0
Intervensi
1 Berdasarkan diagnosa keperawatan 9 0
2 Disusun menurut urutan prioritas 9 0
Rumusan tujuan mengandung komponen pasien
3
perubahan perilaku, kondisi pasien atau criteria 9 0
Rencana tindakan mengacu pada tujuan dengan
4
kalimat perintah, terinci dan jelas 9 0
Analisa
Berdasarkan observasi yang dilakukan, didapatkan
persentase komunikasi yang efektif sebesar 86% dengan kategori
sangat baik. Ini menunjukkan bahwa perawat di ruang Ponek
sudah sangat baik dalam melakukan komunikasi teraupetik yang
efektif kepada pasien. Komunikasi bagian penting dalam
menunjang keberhasilan proses kesembuhan pasien. Komunikasi
yang salah, berdampak pada kesalahan tindakan yang akan
dilakukan dan memicu terjadinya konflik pasien dan perawat,
karena komunikasi bagian akses informasi yang diperoleh pasien,
dan hak pasien yang harus diperoleh.
Tabel 2.29
Pengukuran Instrument Patient Safety :Pemberian Obat
Di Ruang Ponek Periode 16-17 April 2021
N = 11
No Variabel Ya Tidak
1 Tersedianya loker pemisahan obat antar 11 0
pasien
2 Pemberian label nama pasiendan dosis 11 0
pada obat pasien
3 Pemisah obat norum (nama obat, rupa 11 0
dan ucapan mirip)
4 Penyimpan obat sesuai indikasi tempat 11 0
penyimpanan
5 Tersedia obat-obat emergency 11 0
6 6 benar dalam pemberian obat (benar 11 0
obat, dosis, waktu, cara, pasien,
dokumentasi)
7 Pemberian nama obat dan drif pada 11 0
botol infuse.
8 Menjelaskan manfaat obat yang 6 5
diberikan pada pasien
9 Perawat menjelaskan efek samping 2 9
pemberian obat yang telah diberikan
kepada pasien
Jumlah 85 14
Persentase (%) 85 % 13
Persentase total (%) 100%
Sumber: Hasil observasi mahasiswa Ners
Analisa
Pemberian obat dengan prinsip 6 benarserta penjelasan oleh
tenaga perawat pada pasien maupun keluarga tentang manfaat dan
efek samping dari obat yg diberikan telah dilakukan dengan sangat
baik, pencapaian persentase keseluruhan dari item penilaian dalam
penatalaksanaan pemberian obat mencapai 87%. Hasil observasi
pada poin (8) didapatkan bahwa sudah sebagian besar perawat
sudah menjelaskan manfaat pemberian obat kepada pasien tetapi
60
Tabel 2.30
Pengukuran Instrument Pasien Safety : Resiko Infeksi
Nosokomial di Ruang Ponek Periode 16-17 April 2021
N = 14
No Variabel Ya Tidak
1. Perawat dapat melakukan cuci tangan 2 12
6 langkah dengan benar
2. Perawat mencuci tangan ditempat 2 12
yang sudah disediakan
3. Handsrub tersedia 14 0
4. Handuk / tissue untuk mengelap 14 0
setelah cuci tangan tersedia
5. Mempunyai tempat sampah infeksius 14 0
6. Mempunyai tempat sampah non 14 0
infeksius
7. Mempunyai tempat kotor linen 14 0
8. Mempunyai tempat pembuangan 14 0
benda tajam
9. Petugas mencuci tangan 6 langkah 3 11
benar sebelum prosedur aseptic
10. Perawat menjelaskan langkah cuci 1 13
tangan kepada keluarga
Jumlah 88 52
Persentase (%) 63 % 37%
Persentase Total (%) 100%
Sumber: Hasil observasi mahasiswa Ners
Analisa
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan disimpulkan
bahwa pencegahan infeksi nosokomial kurang dengan persentase
63%.Namun mayoritas perawatbelum melakukan cuci tangan
dengan cara 6 langkah walaupun sudah ada tempat untuk
melakukan cuci tangan. Kemudian perawat sebagian sudah
menjelaskan langkah cuci tangan kepada keluarga pasien. Hal ini
akan berdampak buruk pada pasien dan perawat itu sendiri, karena
resiko penyebaran mikroorganisme tetap dapat terjadi baik dari
keluarga pasien yang tidak mendapatkan edukasi yang dapat
menularkan infeksi maupun dari tenaga perawat yang tidak benar
dalam mencuci tangan.
1) Resiko Jatuh
Menurut Soehatman Ramli (2010), risiko merupakan
kombinasi dari kemungkinan dan keparahan dari suatu kejadian.
62
Analisa
Setelah dilakukananalisa dari hasil observasi, didapatkan
persentase pencegahan pasien resiko jatuh sebanyak 100%, angka
tersebut menunjukan bahwa proses penatalaksanaan pasien resiko
jatuh di ruang Ponek sangat baik.
4. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)
a. Kajian Teori
1) APP (Alat Perawatan Peralatan)
a) Tangani peralatan yang tercemar dengan benar untuk
mencegah kontak langsung dengan kulit atau membran
mukosa/ selaput lender.
64
No Variabel Ya Tidak
Perawat mengajarkan etika batuk dan 5 4
7 bersin kepada keluarga dan pasien
Jumlah 41 4
Persentase (%) 92 % 8%
Persentase total (%) 100%
Sumber: Hasil observasi mahasiswa Ners
Analisa
Berdasarkan data yang didapat mahasiswa dari hasil
observasi selama tiga hari dengan sampel 9 orang perawat bahwa
pengendalian infeksi masih sangatbaik sebanyak 92% tetapi dalam
mengumpulkan linen infeksius dan non infeksius belum ditempatkan
pada kantong yang sesuai dengan tempat yang seharusnya.
a. Kajian Teori
Proses terjadinya infeksi bergantung kepada interaksi anatar
suseptibilitas oejamu, agen infeksi (pathogenesis, virulensi dan
dosis) serta cara penularan. Identifikasi faktor resiko pada penjamu
dan pengendalian terhadap infeksi tertentu dapat mengurangi
insiden terjadinya infesi (HAIs), baik pada pasien atau pun pada
petugas kesehatan. Strategi pencegahan dan pengendalian infeksi
terdiri dari :
1) Peningkatan daya tahan penjamu, dapat pemberian imunisasi
aktif (vaksinasi hepatitis B), atau pemberian imunisasi pasif
(immunoglobin).
2) Memutus mata rantai penularan
3) Tindakan pencegahan paska pajanan Post Exposure Praphylaxis
(PEP)terhadap petugas kesehatan.
Adapun 9 Pilar PPI adalah sebagai berikut :
1) Kebersihan tangan
2) Penggunaan APD
3) Penatalaksanaan strilisasi alat
4) Penatalaksanaan linen
5) Penggolahan sampah
6) Kesehatan Karyawan
66
7) Etika Batuk
8) Tindakan lumbal fungsi
9) Teknik menyuntuk yang aman
b. Kajian Data
1) Penggunaan APD
Hasil observasi di ruang Ponek yang dilakukan pada
tanggal 16-17 April 2021 untuk penilaian terhadap
penggunaan APD yang diperoleh adalah sebagai berikut :
Tabel 2.33
Penilaian Terhadap Penggunaan APD di Ruang Ponek
Periode 16-17 April 2021
N=10
No Variabel Ya Tidak
1 Perawat memakai APD 3 7
2 Apakah APD tersebut mengganggu aktivitas 5 5
anda
3 Apakah APD tersebut menimbulkan bahaya 10 0
tambahan
4 Apakah di rumah sakit terdapat peraturan 10 0
yang mewajibkan anda untuk menggunakan
APD
5 Jika ada, apakah peraturan itu sudah diketahui 10 0
oleh semua Pekerja
6 Apakah dengan peraturan tersebut 10 0
keselamatan dan kesehatan anda menjadi
lebih terjaga
7 Apakah anda perlu menggunakan APD pada 3 7
saat bekerja
Total 51 19
Presentase 82% 18%
Sumber data : Hasil Observasi Mahasiswa Ners
Analisa :
Berdasarkan tabel diatas, hasil observasi yang dilakukan
disimpulkan bahwa penggunaan APD dilakukan dengan kategori
kurang. Dari hasil observasi sebesar 82% yaitu didapat dari poin
perawat yang sudah melakukan penggunaan APD pada saat
memberikan tindakan keperawatan kepada pasien. Akan tetapi poin
kurang pada instrument perawat memakai APPD. Hal ini tidak sesuai
dengan penelitian Annishia (2011) bahwa pentingnya ketersediaan APD
67
2) Pembuangan Sampah
Analisa :
Berdasarkan tabel diatas. hasil observasi yang dilakukan
disimpulkan bahwa pembuangan sampah di ruang Ponek yang
dilakukan pada tanggal 16-17 April 2021 dilakukan dengan baik.
Dari hasil observasi sebesar 100% yaitu didapat dari poin ketepatan
dalam pembuangan sampah tajam, infeksi, dan non infeksi dan
pemberian label sampah infeksi dan non infeksi. Hal ini didukung
dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Hapsari (2010) bahwa
peningkatan dalam pengolahan sampah akan mencipta lingkungan
RS yang sehat dan meningkatkan citra Rumah Sakit.
68
Analisa
Berdasarkan tabel diatas hasil observasi yang dilakukan
disimpulkan bahwa penatalaksanaan 5 moment kebersihan tangan
di ruang Ponek dilakukan dengan kategori kurang. Dari hasil
observasi sebesar 42% yaitu didapat dari poin, perawat masih
kurang patuh terhadap cuci tangan sebelum ke pasien dan sesudah
kontak dengan pasien maupun lingkungan pasien. Menurut teori
centers for disease control (CDC), kebersihan tangan menjadi hal
yang penting karena tangan petugas kesehatan merupakan pelaku
yang paling sering untuk terkena infeksi nasokomial. Hal ini akan
berhasil saat kepatuhan dan kesadaran para tenaga medis dalam
mencuci tangan dilakukan secara optimal.
b. Kajian Data
Observasi dilakukan selama 2 hari dari tanggal 16-17April
2021, Penilaian kepuasan pasien terhadap mutu pelayanan diruang
Ponek dapat dilihat dari tabel berikut:
Tabel 2.36
Penilaian Kepuasan Pasien Terhadap Mutu Pelayanan di Ruang
Ponek Periode 16-17 April 2021
N = 14
No Pertanyaan Ya Tidak
1 Perawat menyambut dengan ramah ketika saudara/i 14 0
datang
2 Perawat memperkenalkan diri kepada pasien 10 4
3 Perawat menjelaskan sarana dirungan yang dapat 8 4
dimanfaatkan
4 Perawat menjelaskan aturan-aturan yang berlaku saat ini 8 4
selama perawatan
5 Perawat menanyakan masalah-maslah yang saudra/i 11 3
alami terkait dengan kondisi kesehatan saudara/i
6 Perawat menjelaskan kegiatan yang harus dilatih untuk 11 3
dilakukan secara mandiri
7 Perawat segera menangggapi keluhan saudara/i 14 0
8 Perawat mendampingi saudara/i ketika dilakukan 13 1
pemeriksaan dokter
9 Perawat menjaga privasi saudara saat melakukan 14 0
tindakan keperawatan
10 Perawat memberikan pengamanan pada bed agar tidak 11 3
jatuh/memberikan tanda resiko jatuh
11 Perawat menggunakan sarung tangan saat melakukan 7 7
tindakan
12 Perawat bersikap sopan 14 0
13 Perawat berpenampilan rapi 14 0
14 Perawat menjelaskan kegiatan yang harus saudara/i 10 4
dilakukan dirumah
15 Perawat menjelaskan obat-obatan yang harus diteruskan 10 4
dirumah
16 Perawat menjelaskan obat yang akan diberikan 9 5
17 Perawat identitas obat sesuai dengan nama dan 12 2
No.kamar saudara/i
18 Perawat menjelaskan obat pada waktu control 14 0
Jumlah 218 44
Prosentase 84,3 % 15,7%
Sumber :Observasi Mahasiswa Profesi Ners
Analisa
Berdasarkan pengkajian yang telah kami lakukan selama 2 hari
diruang Ponek mengenai kepuasan pasien terhadap mutu pelayanan
diruangan tersebut menunjukkan bahwa sebanyak 84,3 %, yang berarti
71
No Pernyataan Obsevasi
Ya Tidak
14 0
Rekan kerja saya di rumah sakit ini menyenangkan
5 Supervisi
Komunikasi dengan atasan sangat baik 14 0
Atasan membantu dalam permasalahan yang 14 0
menyangkut pekerjaan
6 Prestasi
Saya puas dengan prestasi kerja saya saat ini 14 0
Saya mendapatkan pengakuan yang selayaknya 14 0
atas prestasi kerja saya
7 Pengakuan
Saya sangat dihargai di tempat kerja 14 0
Atasan saya sangat menghargai hasil kerja saya 14 0
8 Pekerjaan itu sendiri
Pekerjaan yang saya lakukan tidak sesuai dengan 12 2
job descrption
Saya bisa menyelesaikan tugas-tugas saya selama 14 0
jam kerja
9 Tanggung Jawab
Saya merasa puas dengan tingkat tanggung jawab 14 0
dalam pekerjaan yang saya emban
Sebagai perawat saya bertanggung jawab atas 14 0
pekerjaan yang diberikan kepada saya
10 Promosi/ Pengembangan Karier
Saya puas karena mendapat pelatihan yang sesuai 14 0
untuk mendukung pelaksanaan pekerjaan saya
Kenaikan posisi/ promosi/ gaji ditandai dengan 14 0
adil dengan memperhatikan masa kerja, kinerja
dan kemampuan.
Jumlah 258 22
Persentase 92,1% 7,9%
Sumber Observasi Mahasiswa Pendidikan Profesi Ners
Analisa
Dari tabel diatas dapat dilihat setelah kami melakukan
pengkajian selama 2 hari bahwa untuk kepuasan kerja perawat di
rumah sakit menunjukkan tingkat kepuasan perawat yang bekerja di
ruang Ponek sebesar 92,1%, yang berarti kepuasan kerja karyawan di
ruang Ponek sangat baik.
3) Kepuasan Keluarga
a. Kajian Data
75
Analisa
Berdasarkan data dari tabel yang didapatkan hasil
dalam Penatalaksanaan Kompress Hangat didapatkan nilai
presentase sebesar 95% dan termasuk dalam kategori penilaian
sangat baik.
a. Pemasangan Infus
Pemasangan infus merupakan sebuah teknik yang digunakan untuk
memungsi vena secara transcutan dengan menggunakan stilet tajam
yang kaku dilakukan dengan teknik steril seperti angeocateter atau
dengan jarum yang disambungkan dengan spuit (Eni K, 2016).
Setelah dilakukan pengkajian tentang Pemasangan Infus didapatkan
hasil sebagai berikut:
Tabel 2.40
Penatalaksanaan Pemasangan Infus
77
Analisa
Berdasarkan data dari tabel yang didapatkan hasil dalam
Penatalaksanaan pemasangan infus didapatkan nilai presentase sebesar
96,4% dan termasuk dalam kategori penilaian sangat baik.
b. Pemberian Obat Oral
78
Analisa
Berdasarkan data dari tabel yang didapatkan hasil dalam
Penatalaksanaan pemberian obat oral didapatkan nilai presentase
sebesar 53% dan termasuk dalam kategori penilaian sangat baik.
c. Pemberian Obat IV
Memberikan obat melalui suntikan kedalam pembuluh darah vena
melalui port injeksi pada infuse set. Berdasarkan hasil pengkajian tentang
79
Analisa
Berdasarkan data dari tabel yang didapatkan hasil dalam
Penatalaksanaan pemberian obat melalui injeksi intravena bolus
didapatkan nilai presentase sebesar 84% dan termasuk dalam kategori
penilaian Baik.
d. Pengukuran Pernapasan
Pengukuran pernapasan adalah menghitung jumlah pernapasan
(inspirasi yang diikuti ekspirasi) dalam satu menit.Setelah dilakukan
pengkajian tentang pelaksanaan pengukuran pernafasan hasil sebagai
berikut:
Tabel 2.43
Mengukur Pernafasan di Ruang Ponek Periode 16-17 April 2021
80
N= 3
No Aspek yang dinilai Ya Tidak
1 Arloji tangan dengan petunjuk detik 3 0
Buku catatan
2 Melakukan Kebersihan Tangan dan Bismillah 2 1
3 Memperkenalkan diri 3 2
4 Menghitung pernafasan dengan memperhatikan 3 0
irama nafas selama satu menit
5 Melakukan cuci tangan 3
6 Kebersihan tangan 3 0
7 Dokumentasikan hasilnya dalam buku catatan dan 3 0
rekam medik pasien.
Jumlah 20 3
Jumlah Persentase 87% 13%
Persentase 100%
Analisa
Berdasarkan tabel yang ada diatas didapatkan hasil bahwa
pelaksanaan perhitungan pernafasan diruang Ponek cukup baik
dilakukan dengan persentase diruang Ponek adalah 87%.
e. Pengukuran Nadi
Pengukuran nadi adalah menghitung jumlah denyut nadi (irama,
frekuensi dan kekuatan).Berdasarkan hasil pengkajian tentang
Pengukuran nadi didapatkan hasil sebagai berikut:
Tabel 2.44
Mengukur Nadi di ruang Ponek Periode 16-17 April 2021
N= 3
No Aspek yang dinilai Ya Tidak
1 Arloji tangan dengan petunjuk detik dan 3 0
Buku catatan
2 Perawat melakukan kebersihan tangan 2 1
3 Mengucapkan salam 3 0
4 Perkenalkan diri 3 2
5 Memastikan identitas klien 3 0
6 Menjelaskan prosedur tindakan 2 1
7 Hitung denyut nadi dengan menggunakan arloji 3 0
8 Tempelkan jari telunjuk dan jari tengah diatas 3 0
arteri klien selama satu menit
9 Membereskan alat 3 0
10 Mengucapkan salam 3 0
11 Melakukan kebersihan tangan sesuai prosedur 1 2
12 Dokumentasikan hasil perhitungan pada buku 3 0
catatan
Jumlah 32 6
Jumlah Persentase 84,2% 15,7%
81
Persentase 100%
Analisa
Berdasarkan tabel yang ada diatas didapatkan hasil bahwa
pelaksanaan perhitungan nadi diruang Ponek cukup baik dilakukan
dengan persentase diruang Ponek adalah 84,2%.
D) Output
Hasil Penilaian Mutu Pelayanan mulaidari instrument A, B, dan C di
Ruang Ponek RSUD Siti Fatimah 2021 periode 16-17 April 21
a) Rentang kendali
Berdasarkan observasi yang kami lakukan, rentang kendali di Ruang
Ruang Ponek RSUD Siti Fatimah 2021 periode 16-17 April 2021, dapat
dilihat pada table berikut :
Tabel 2.45
Hasil Penilaian Mutu Pelayanan (Instrumen A,B,C)
di Ruang Ponek Periode 16-17 April 2021
Target yang harus di
No Aspek Tercapai (%)
capai
1 Instrumen A 72,8% >70%
2 Instrumen B 81,8% >70%
3 Instrumen C 76% >70%
Total %
Sumber: Data Observasi Mahasiswa Ners
Analisa
Berdasarkan tabel diatas hasil penilaian mutu
pelayanan yang meliputi: instrument A dengan presentase hasil
sebesar 72,8%, yang berarti asuhan keperawatan yang telah
dilakukan di ruang Ponek telah memenuhi standar dan sudah
dilakukan dengan sangatbaik. Instrumen B hasil presentasi
81,8% yang berarti timbal balik tenaga perawat, pasien dan
keluarga perawat terhadap mutu pelayanan sudah sangat baik,
Sedangkan instrumen C didapatkan hasil presentase sebesar
76%, yang berarti semua tindakan keperawatan yang dilakukan
oleh perawat sudah termasuk sangat baik sesuai dengan
prosedur atau SOP yang ada di RSUD Siti Fatimah. Jadi dapat
82
BAB III
MASALAH DAN PERENCANAAN IDENTIFIKASI MASALAH
A. Identifikasi Masalah
Masalah yang dpat di identifikasi dari hasil pengkajian di ruang Ponek
RSUD Siti Fatimah sebagai berikut:
84
1. Input (Masukan)
a. Man(Sumber Daya Manusia)
1) Kuantitas
Jumlah perawat diruangan Ponek didapatkan jumlah tenaga
pelaksanaan berjumlah 14 orang. Dengan perincian 1 orang
Kepala Ruangan, 1 orang Ketua Tim, 4 orang PJ shift, 9 orang
Perawat Pelaksana. Latar belakang pendidikan S1 Ners 2 orang,
D3 Kebidanan ada 9 orang D4 Kebidanan ada 1 orang, dan DIII
Keperawatan ada 2 orang, kemudian perhitungan tentang
kebutuhan tenaga perawat dengan menggunakan Formula
Depkes 2005 kebutuhan perawat di ruang Perawatan Ponek
yaitu berjumlah 9 orang perawat sesuai dengan perawat yang
tersedia diruangan. Jadi dari hasil perhitungan dan kenyataan
dalam ruangan dikatakan cukup.
b. Material (Materi)
Sebagian besar alat-alat medis atau keperawatan yang
tersedia di ruang Ponek RSUD Siti Fatimah Palembang, peralatan
medis yang tersedia dengan kondisi baik dan sudah memenihi
standar untuk ruang ponek . hanya saja untuk toilet duduk yang ada
diruang ponek dari 5 toilet duduk yang ada diruang ponek 3
diantaranya mengalami mampet (susah untuk mengalir).
c. Money
Sumber dana yang didapatkan berasal dari Pemerintah provinsi
sumatera selatan juga menerima pasien umum dan BPJS. Sumber
dana yang didapatkan berasal dari tarif pasien, penggolongan
keuangan diruangan sepenuhnya diatur secara sentral oleh bidang
keuangan Rumah Sakit.
d. Method (Metode)
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan, di ruang
Ponek mempunyai prosedur tetap untuk semua tindakan perawatan
dan SAK ( Standar Asuhan Keperawatan). Prosedur tetap
keperawatan di Ruang Ponek mengacu pada prosedur tetap yang
85
Keterangan :
1. Kategori baik > 75 %
2. Kategori cukup 60-75 %
3. Kategori kurang <60 %
Dengan keterangan :
Apabila kriteria dengan kategori baik >75% tapi salah satu poin yang
penting didalam instrumen tidak dilaksanakan maka akan dijadikan masalah.
3. Output
a) BOR (Bed Occupancy Ratio) di ruang Ponek RSUD Siti Fatimah
Palembang selama 3 hari adalah 34 % dimana untuk pemakaian
tempat tidak sesuai dengan standar Depkes yaitu 60%- 85%
b) AVLOS (Average Length of Stay) menunjukan lama rata-rata
hari perawatan pasien di ruang Ponek RSUD Siti Fatimah
Palembang secara umum nilai ALOS yang ideal antara 4-10
hari. Hal ini dimungkinkan kebanyakan pasien diruang rawat
perempuan B yang kebanyakan lama perawatan hanya 5 hari
di ruangan untuk diobservasi dan kondisi pasien yang cepat
membaik
c) TOI (Turn Over Interval) menunjukan waktu rata-rata satu
tempat tidur kosong di ruang ponek adalah 6 hari, dimana hal
ini tidak sesuai dengan Depkes yaitu 1-3 hari.
B. SKORING
C. PERMASALAHAN
1. PPI (Kepatuhan Lima Moment kebersihan tangan)
Proses pelaksanaan Pengendalian dan Pencegahan Infeksi (PPI)
belum optimal yaitu penerapan lima momen cuci tangan oleh perawat
dengan persentase 42%.
2. Material
Dari hasil observasi yang telah dilakukan Sebagian besar alat-alat medis
atau keperawatan yang tersedia di ruang Ponek RSUD Siti Fatimah
Palembang, peralatan medis yang tersedia dengan kondisi baik dan sudah
memenihi standar untuk ruang ponek . hanya saja untuk toilet duduk yang
ada diruang ponek dari 5 toilet duduk yang ada diruang ponek 3
diantaranya mengalami mampet (susah untuk mengalir).
89
4
90
D. Analisa SWOT
Tabel 3.2
Analisa SWOT
No Elemen Strengths Weaknesses Opportunities Threatening
(kekuatan) (kekurangan) (peluang) (ancaman)
1 Pengaplikasian 1. Telah tersedianya 1. Masih ditemukan perawat 1. Dukungan supervisor 1. Resiko terkena infeksi
pencegahan fasilitas cuci tangan yang tidak melakukan cuci dalam meningkatkan pada perawat
infeksi (cuci seperti handscrub di tangan lima momen kepatuhan perawat untuk 2. Resiko penularan
tangan 5 moment) pintu masuk setiap sebelum melakukan cuci tangan lima momen infeksi pada pasien
belum optimal ruangan pasien, di tindakan. 2. Dukungan teman sejawat lainnya
beberapa tem pat tidur 2. Ditemukan perawat yang untuk saling memotivasi 3. Adanya tuntutan tinggi
dan ruangan tindakan. mencuci tangan ketika dan mengingatkan dari masyarakat untuk
2. Adanya washtafel, akan melakukan pentignya 5 momen dalam pelayanan lebih
sumber air mengalir tindakan/kontak pasien, cuci tangan profesional
yang cukup, dan sabun setelahnya memakai
cuci tangan. handscone, tetapi ketika
3. Tersedianya poster berpindah kepasien lain
dinding cara mencuci dan melakukan kontak,
tangan 6 langkah. tidak mengganti
handscone dan tidak
melakukan cuci tangan
kembali.
2 Material 1. Kamar mandi / WC 1. 3 kamar mandi tidak 1. RSUD siti fatimah 1. Adanya tuntutan tinggi
terletak pada setiap dapat digunakan sejak 1 merupakan rumah dari masyarakat untuk
sakit tipe B milik
91
4
93
Berdasarkan Plan of Action (PoA) yang telah disusun, berikut ini adalah
laporan pelaksanaan kegiatan di Ponek RSUD Siti Fatimah Palembang dilaporkan
pelaksanaan dan evaluasi berikut:
Keterangan :
√ : Pelaksanaan
94
95
Analisa
Berdasarkan dari hasil tabel bahwa pengontrolan pelaksanaan SOP
Cuci Tangan di ruang Ponek dilaksanakan tepat waktu sesuai dengan apa
yang direncanakan dalam uraian tugas, yaitu hasilnya mencapai 100%.
2. Evaluasi
Evaluasi pelaksanaan 5 moments cuci tangan di ruang rawat inap
Ponek RSUD Siti Fatimah yang dilakukan oleh kelompok 4 yaitu, target
yang ingin dicapai dari 42% naik menjadi 70%. Adapun hasil evaluasi
dapat dilihat dari tabel dibawah ini.
Tabel 4.2
Pengkajian Ulang Pelaksanaan 5 Moment Cuci Tangan
di Ruang Ponek
N=6
No Variabel Ya Tidak
1 Perawat melakukan kebersihan tangan sebelum 3 3
kontak dengan pasien
2 Perawat melakukan kebersihan tangan sebelum 6 0
melakukan tindakan aseptic
3 Perawat melakukan kebersihan tangan setelah 6 0
terkena cairan tubuh pasien
4 Perawat melakukan kebersihan tangan setelah 4 2
kontak dengan pasien
5 Perawat melakukan kebersihan tangan setelah 2 4
kontak dengan lingkungan sekitar pasien
Total 21 9
Persentase 70% 30%
c) Faktor Penghambat
Cuci tangan 5 moment yang seharusnya dilakukan perawat,
namu tidak dilakukan sepenuhnya, dikarena kesibukkan dan kelalaian
peawat, sehingga dari 5 moment cuci tangan ada yang terlewatkan.
4. Kesinambungan
Dukungan dari kepala ruangan/katim maupun perawat yang
membantu dalam jalannya kegiatan pelaksanaan yaitu 5 moments
cuci tangan yang harus dilakukan untuk menghindari penularan, dan
mencegah bakteri. Kesadaran yang tinggi akan pentingnya 5 moment
cuci tangan oleh semua pihak baik kepala ruangan, ketuan tim, dan
perawat pelaksana ruangan, sehingga diharapkan dapat lebih
memahami dan melaksanakan 5 moment cuci tangan secara optimal.
B. Perbaikan Fasilitas Dan Alat Yang Rusak Dan Tidak Tersedia
1. Pelaksanaan
Untuk perbaikan fasilitas dan alat yang rusak dan tidak tersedia,
kelompok 4 melaksanakan pengontrolan perbaikan fasilitas dan alat yang
rusak dan tidak tersedia di ruang Ponek . Adapun target yang ingin
dicapai yakni 100%. Langkah-langkah untuk mencapai target sebagai
berikut :
Tabel 4.2
Jadwal Kegiatan Pengontrolan Perbaikan Fasilitas Dan Alat Yang
Rusak Dan Tidak Tersedia Di Ruang Ponek
Tanggal
Keterangan
No Uraian kegiatan Pelaksanaan
100 %
97
Keterangan :
√ : Pelaksanaan
Analisa
Berdasarkan dari hasil tabel bahwa pengontrolan pelaksanaan
perbaikan fasilitas dan alat yang rusak dan tidak tersedia di ruang Ponek
dilaksanakan tepat waktu sesuai dengan apa yang direncanakan dalam
uraian tugas, yaitu hasilnya mencapai 100%.
2) Evaluasi
Evaluasi pelaksanaan perbaikan fasilitas dan alat yang rusak dan
tidak tersedia di ruang Ponek yang dilakukan oleh kelompok 5 yaitu,
target yang ingin dicapai dari 50% naik menjadi 100%. Adapun hasil
evaluasi dapat dilihat dari tabel dibawah ini.
Tabel 4.5
Pengkajian Ulang Pelaksanaan Jadwal Kegiatan Pengontrolan
Perbaikan Fasilitas Dan Alat Yang Rusak Dan Tidak Tersedia Di Ruang
Ponek Tahun 2021
N:1
No Variabel Ya Tidak
1 Melakukan perbaikan aliran air yang tersumbat di 1
kamar mandi yang rusak
Persentase 100 0%
%
Kesinambungan
Dukungan dari kepala ruangan, perawat, maupun jajaran
Manajemen yang membantu dalam jalannya kegiatan pelaksanaan
perbaikan fasilitas dan alat yang rusak dan tidak tersedia yang harus
dilakukan untuk meningkatkan mutu serta pelayanan sehingga pasien
mendaapatkan fasilitas dan pelayanan yang di butuhkan dengan
optimal.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Kesimpulan umum bahwa praktek manajemen sudah dilaksanakan di ruang
Ponek RSUD Siti Fatimah Palembang dari tanggal 12 april sampai 24 april
2021.
2. Lima moment cuci tangan persentase sebelumnya 42% naik menjadi 100%,
sudah mencapai target.
B. Saran
1. Menerapakan 5 moment cuci tangan sangat penting dilakukan untuk
mencegah kerjadian yang tidak diinginkan, dan merupakan perlindungan
diri dari penyebaran penyakit.
2. Melakukan pemberian obat dengan menerapkan prinsip 6 benar itu sangat
penting karena apabila pemberian obat pada pasien salah akan terjadi akibat
yang fatal karena setiap pasien memiliki obat dan dosis masing-masing,
dalam pemberian obat Komunikasi tetap harus dilakukan walaupun pasien
tidak sadar, terutama menanyakan pasien untuk mencocokan obat dengan
identitas pasien.
99
DAFTAR PUSTAKA
Brown, Montague. (1997). Manajemen Perawatan Kesehatan. Jakarta : EGC
Depkes RI (2003), Indonesia sehat 2010. Jakarta : Departemen Kesehatan R.I
Depkes RI. 2006. Pelayanan Rumah Sakit. Jakarta: Depkes RI
Depkes RI, 2011. Indikator Kinerja Rumah Sakit, Direktorat Jendral
PelayananMedik. Jakarata.
Gillies, D. A., (1994), Nursing management : A system approach, Third edition,
Philadelphia: WB. Saunders Company.
Kron & Gray, (1987), The management of patient care putting leader ship skill to
work, Philadelphia: WB. Saunders Company.
Kuntoro, Agus. (2010). Buku Ajar Manajemen Keperawatan. Yogyakarta : Nuha
Medika
Marguis & Huston. (2000). Leadership role and management in nursing: theory
and application, Philadelphia: Lippincott.
Nursalam. (2011). Manajemen Keperawatan Aplikasi Dalam Praktik
Keperawata nProfesional. Jakarta: Salemba Medika.
Nursalam.(2013). Konsep Penerapan Metode Penelitian Ilmu Keperawatan.
Jakarta: Salemba Medika.
Potter, Perry. (2009). Fundamental Of Nursing: Consep, Proses and Practice.
Edisi 7.Vol. 3.Jakarta : EGC
Satrianegara, M. Faisdan Siti Saleha. (2009).Buku Ajar Organisasi dan
Manajemen Pelayanan Kesehatan Serta Kebidanan. Jakarta :Salemba
Medika.
Schroeder, Richard G, Clark, Myrtlew. Dan Cathey, Jack M. (2007). Financial
Accounting Theory and Analysis, (7th ed.). United States of America: John
Wiley & Sons, inc.
Sitorus, Ratna & Panjaitan, R. (2011).Manajemen Keperawatan: Manajemen
Keperawatan di Ruang Rawat. Jakarta: Sagung Seto.
Suarli dan Bahtiar, Yanyan. (2002). Manajemen Keperawatan. Jakarta : Erlangga
Suryanti. 2002. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Lamanya Waktu Proses
Pendaftaran Pasien Rawat Inap di RS Pondok Indak. Tesis. Jakarta:
FKMU
Dokumentasi penatalaksanaan 5 Momen Cuci Tangan