Anda di halaman 1dari 63

PROPOSAL MANAJEMEN KEPERAWATAN DI RUANG IRNA II

RSUD KABUPATEN LOMBOK UTARA

DI SUSUN OLEH :

KELOMPOK 3

 AKHMAD ZAELANI
 NURFAUZIRAH
 HANDANI
 HERDA WIJAYA
 MUNAWIR ALFARISI
 ABDUL RAUF
 EGI DIAH SAFITRI
 KARTINI ULFIANTI
 ERNA LESTARI
 RESTU WAHYU INAYAH
 BASORI PUTRA
 HANA MARISTA
 EVI MULYATI
 HENY NURUL AHDAYANI
 PUTRI MAHARANI
 M.RIZAL

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) MATARAM

2019
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan hidayah dan karunia-Nya sehingga penyusunan “Proposal Manajemen
Keperawatan di Ruang IRNA II Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Lombok
Utara” dapat terselesaikan.

Proposal ini disusun sebagai salah satu persyaratan Akademik dalam


menyelesaikan tugas mata kuliah Manajemen Keperawatan pada Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan (STIKES) Mataram tahun akademik 2019/2020.
Dalam penyusunan Laporan ini, penulis banyak mendapat dukungan,
bimbingan dan motivasi dari berbagai pihak, untuk itu penulis ingin menyampaikan
ucapan terima kasih terutama kepada:
1. H. Hadi Suryatno, S.E.,M.Kes. Ketua Yayasan Al-Amin Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan (STIKES) Mataram sekaligus penanggung jawab mata kuliah
Manajemen keperawatan yang telah banyak meluangkan waktunya dalam
pemberian bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan proposal ini.
2. Ns.Dina fithriana,M.Si,Med , Ns. Eva Marvia MM, Ns. Febriana Astuti M. Kep,
Ns. I Made Sumartyawati, M.Kep, Ns. Alwan Wijaya, M.MR selaku
pembimbing akademilk yang telah banyak meluangkan waktunya dalam
pemberian bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan proposal ini.
3. Habibah, A.Md.Kepselaku pembimbing lahan yang telah banyak meluangkan
waktunya dalam pemberian bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan
proposal ini.

Penulis menyadari bahwa penyusunan proposalini masih jauh dari kesempurnaan,


oleh karena itu kami sebagai penulis proposal ini sangat mengharapkan kritik dan
saran yang membangun untuk kesempurnaan proposal ini.

Mataram, Desember
2019

Penulis
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ....................................................................................................... 2

KATA PENGANTAR ................................................................................................................ 3

DAFTAR ISI............................................................................................................................... 4

BAB I ..........................................................................................Error! Bookmark not defined.

PENDAHULUAN .....................................................................Error! Bookmark not defined.

A. Latar Belakang ..................................................................Error! Bookmark not defined.

B. Tujuan ................................................................................Error! Bookmark not defined.

Tujuan Umum .................................................................Error! Bookmark not defined.

Tujuan khusus .................................................................Error! Bookmark not defined.

Waktu Pelaksanaan .........................................................Error! Bookmark not defined.

Pelaksana Kegiatan .......................................................................................................... 8

BAB II ....................................................................................................................................... 10

TINJAUAN TEORI ................................................................................................................. 10

A. Menegement Keperawatan ............................................................................................. 10

B. Prinsip pelayanan keperawatan ..................................................................................... 11

C. Lingkup pelayanan keperawatan ................................................................................... 14

D. Peran perawat .................................................................................................................. 15

BAB III...................................................................................................................................... 15

HASIL KAJIAN ....................................................................................................................... 17

A. Profil/Gambaran Umum Rumah Sakit Umum Daerah KLU...................................... 17


B. Unsur
Input/Masukan………………………………………………………………………………2
8

1. Man…………………………………………………………………………………
31

2. Money……………………………………………………………………………

3. Material……………………………………………………………………………

4. Methode……………………………………………………………………………

5. Marketing……………………………………………………………………………
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut WHO (World Health Organization) tahun 1974, rumah sakit adalah
bagian integral dari suatu organisasi sosial dan kesehatan dengan fungsi menyediakan
pelayanan paripurna (komprehensif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan pencegahan
penyakit (preventif) kepada masyarakat. Rumah sakit juga merupakan pusat pelatihan
bagi tenaga kesehatan dan pusat penelitian medik. Pelayanan kesehatan di rumah sakit
berjalan secara sinergis antar disiplin profesi kesehatan dan non kesehatan.
Pelayanan keperawatan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan.
Dalam pelayanan kesehatan, keberadaan perawat merupakan posisi kunci, yang
dibuktikan oleh kenyataan bahwa 40-60 % pelayanan rumah sakit merupakan
pelayanan keperawatan dan hampir semua pelayanan promosi kesehatan dan
pencegahan penyakit baik di rumah sakit maupun tatanan pelayanan kesehatan lain
dilakukan oleh perawat. (Wiwiek, 2008)
Menurut Nursalam (2002), keperawatan sebagai pelayanan yang professional
bersifat humanistik, menggunakan pendekatan holistik,dilakukan berdasarkan ilmu dan
kiat keperawatan, berorientasi kepada kebutuhan obyektif klien, mengacu pada standard
professional keperawatan dan menggunakan etika keperawatan sebagai tuntunan utama.
Keperawatan profesional secara umum merupakan tanggung jawab seorang perawat
yang selalu mengabdi kepada manusia dan kemanusiaan, sehingga dituntut untuk selalu
melaksanakan asuhan keperawatan dengan benar (rasional) dan baik (etikal).
Kontribusi pelayanan keperawatan terhadap pelayanan kesehatan, yang
dilaksanakan di sarana kesehatan sangat tergantung pada manajemen pelayanan
perawatan. Manajemen pelayanan keperawatan merupakan suatu proses perubahan atau
transformasi dari sumber daya yang dimiliki untuk mencapai tujuan. Manajemen
merupakan suatu pendekatan yang dinamis dan proaktif dalam menjalankan suatu
kegiatan di organisasi. Dimana di dalam manajemen tersebut mencakup kegiatan
koordinasi dan supervisi terhadap staf, sarana dan prasarana dalam mencapai tujuan
organisasi (Grant & Massey, 1999). Sedangkan menurut Gillies (1986), manajemen
didefinisikan sebagai suatu proses dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain.
Manajemen keperawatan menurut Nursalam (2002), merupakan suatu pelayanan
keperawatan profesional dimana tim keperawatan dikelola dengan menjalankan empat
fungsi manajemen antara lain perencanaan, pengorganisasian, motivasi, dan
pengendalian. Keempat fungsi tersebut saling berhubungan dan memerlukan
keterampilan-keterampilan teknis, hubungan antar manusia, konseptual yang
mendukung asuhan keperwatan yang bermutu, berdaya guna dan berhasil guna bagi
masyarakat. Hal ini menunjukkan bahwa manajemen keperawatan perlu mendapat
prioritas utama dalam pengembangan keperawatan di masa depan, karena berkaitan
dengan tuntutan profesi dan global bahwa setiap perkembangan serta perubahan
memerlukan pengelolaan secara profesional dengan memperhatikan setiap perubahan
yang terjadi.
Ciri–ciri mutu asuhan keperawatan yang baik antara lain : memenuhi standar
profesi yang ditetapkan, sumber daya untuk pelayanan asuhan keperawatan
dimanfaatkan secara wajar, efisien, dan efektif, aman bagi pasien dan tenaga
keperawatan, memuaskan bagi pasien dan tenaga keperawatan serta aspek sosial,
ekonomi, budaya, agama, etika dan tata nilai masyarakat diperhatikan dan dihormati.
Hal ini dapat dicapai dengan adanya manajemen yang baik. (Arwani, 2002)
Asuhan keperawatan merupakan titik sentral pelayanana keperawatan, asuhan
keperawatan yang bermutu hanya dapat dicapai dengan pengelolaan asuhan
keperawatan yang profesional. Model pemberian asuhan keperawatan merupakan salah
satu pendekatan dalam pengelolaan asuhan keperawatan profesional yang menjamin
terwujudnya kesinambungan dalam pemberihan asuhan keperawatan dan akuntabilitas.
(Nursalam, 2002)
Rumah Sakit Umum Daerah(RSUD)Kabupaten Lombok Utara dalam
pengelolaan asuhan keperawatan profesionalnya menerapkan model pemberian asuhan
keperawatan dengan metode TIM, melalui kerja kelompok yang terkoordinasi dan
kooperatif dapat terwujud pemberian asuhan keperawatan yang menyeluruh lengkap
terhadap pasien.
Perawat sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan, dituntut untuk
memiliki kemampuan manajerial yang tangguh, sehingga pelayanan yang diberikan
mampu memuaskan kebutuhan klien. Dalam rangka meningkatkan keterampilan
manajerial peserta didik keperawatan selain mendapatkan materi kepemimpinan dan
manajemen keperawatan juga melakukan praktek langsung di lapangan. Mahasiswa
Program S1, Program Studi Ilmu Keperawatan (PSIK), Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
STIKESMataram melakukan praktek Stase Kepemimpinan dan Manajemen
Keperawatan di Ruang IRNA II RSUD Kabupaten Lombok Utara dengan arahan
pembimbing klinik dan pembimbing akademik.

B. Tujuan Penulisan
a. Tujuan Umum
Setelah melakukan praktek kepemimpinan dan manajeman keperawatan di
Ruang IRNA II RSUD Kabupaten Lombok Utara mahasiswa mampu
melakukan pengelolaan pelayanan keperawatan profesional tingkat dasar secara
bertanggung jawab dan menunjukan sikap kepemimpinan yang profesional.

b. Tujuan Khusus
Setelah melakukan praktek kepemimpinan dan manajeman keperawatan
selama 2 minggu di Ruang IRNA II RSUD Kabupaten Lombok Utara
mahasiswa mampu :
1. Melakukan pengkajian data yang meliputi profil umum ruang keperawatan,
unsur input, unsur proses dan unsur output.
2. Menganalisa hasil kajian pada setiap sub unsur pada unsur input, unsur
proses dan unsur output.
3. Membuat identifikasi permasalahan yang ada, memprioritaskan masalah
tersebut dan menyusun rencana kegiatan.
4. Melaksanakan dan mengevaluasi tindakan sesuai rencana yang sudah
disusun.

c. Waktu Pelaksanaan
Pelaksanaan Praktik Manajemen keperawatan Stikes Mataram Kelompok 3 ini
dilakukan dari tanggal 23 Desember sampai dengan 4 Desember 2019 di ruang
IRNA II RSUD Kabupaten Lombok Utara.

d. Pelaksana Kegiatan
Mahasiswa program studi ilmu keperawatan Angkatan 2016 stase manajemen
keperawatan dengan anggota kelompok3 :
1. Akhmad zaelani
2. Nurfauzirah
3. Handani
4. Herda wijaya
5. Munawir alfarisi
6. Abdul rauf
7. Egi diah safitri
8. Kartini ulfianti
9. Erna lestari
10. Restu wahyu inayah
11. Basori putra
12. Hana marista
13. Evi mulyati
14. Heny nurul ahdayani
15. Putri maharani
16. M.rizal
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Menegement Keperawatan

1. Pengertian
Manajemen merupakan suatu pendekatan yang dinamis dan pro aktif dalam
menjalankan suatu kegiatan diorganisasi yang mencakup kegiatan koordinasi dan
supervisi terhadap staf sarana dan prasarana dalam mencapai tujuan organisasi.
(Grant & Massey, 1999)
Sedangkan manajemen menurut Fayol adalah memperkenalkan dan
merencanakan, mengorganisasikan, memimpin, mengkoordinasi, dan
mengendalikan. Memperkirakan dan merencanakan berarti mempertimbangkan
masa depan dan menyusun rencana aktifitas. (Fayol dalam bukunya Russel, 2000)
Manajemen Keperawatan adalah proses pelaksanaan pelayanan keperawatan
melalui upaya staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan,
pengobatan, dan rasa aman kepada pasien, keluarga dan masyarakat. (Gillies,
1985)

2. Fungsi Menengement
a. Planning (Perencanaan)
Perencanan yang diperlukan dalam manajemen keperawatan ini
bertitik tumpu pada tujuan apa yang ingin dicapai. Selain itu juga persiapan-
persiapan tindakan yang perlu diambil untuk suatu keadaan-keadaan tertentu
nantinya. Tujuannya agar tindakan perawat nanti dapat terarah dengan baik.
b. Organizing (Pengorganisasian)
Fungsi ini merupakan suatu pengaturan setelah rencana. Jadi
manajemen keperawatan juga dapat mengatur dan menentukan pembagian
tugas pekerjaannya, macam, jenis, unit kerja, alat – alat, keuangan dan
fasilitas.
c. Penggerak
Tanda manajemen keperawatan yang berhasil ialah saat mampu
menggerakkan orang – orang supaya mau atau suka bekerja. Manajemen
keperawatan ini juga harus mampu menciptakan suasana bekerja bukan hanya
karena perintah, tetapi harus dengan kesadaran sendiri, termotivasi secara
internal.
d. Pengendalian
Karena tugasnya adalah untuk dapat mengelola maka agar tujuan dapat
tercapai sesuai dengan rencana harus dilakukan pangawasan pada
pelaksanaannya, apakah orang–orangnya, cara dan waktunya tepat.
Pengendalian ini juga berfungsi supaya kesalahan yang terjadi dapat segera
diperbaiki.
e. Penilaian
Fungsi ini menunjukan manajemen keperawatan sebagai media
pengukuran dan perbandingan dari hasil – hasil pekerjaan yang seharusnya
dicapai.

B. Prinsip pelayanan keperawatan


Prinsip pelayanan keseperawatan ditentukan oleh standart asuhan keperawatan
yang diberikan. Standard merupakan suatu tingkat keungulan yang ditentukan
sebelumnya yang bertindak sebagai petunjuk untuk praktik. Standard memiliki
karakteristik pembeda, ditetapkan sebelumnya, dibuat oleh para ahli,
dikomunikasikan dan diterima oleh orang-orang yang terpengaruh olehnya.

Praktik keperawatan adalah tindakan mandiri perawat profesional melalui


kerjasama berbentuk kolaborasi dengan klien dan tenaga kesehatan lain dalam
memberikan asuhan keperawatan atau sesuai dengan lingkungan wewenang dan
tanggungjawabnya. Sumber-sumber standar keperawatan berupa standar yang dibuat
oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), Departemen Kesehatan RI, rumah
sakit, Undang-undang , Keppres, Peraturan Pemerintah.
Tujuan standar keperawatan adalah meningkatkan kualitas asuhan
keperawatan, mengurangi biaya asuhan keperawatan, melindungi perawat dari
kelalaian dalam melaksanakan tugas dan melindungi pasien dari tindakan yang tidak
terapeutik. Jenis-jenis standar profesi keperawatan meliputi: standard pelayanan
keperawatan, standard praktik keperawatan, standard pendidikan keperawatan, dan
standard pendidikan keperawatan berkelanjutan.
Selain standard tersebut, perawat yang bekerja di rumah sakitharus
melaksanakan standard asuhan keperawatan di rumah sakit. Standard asuhan
keperawatan di rumah sakit, yang meliputi:
1. Standard I: Pengkajian Keperawatan
2. Standard II : Diagnosa Keperawatan
3. Standard III: Perencanaan Keperawatan
4. Standard IV: Intervensi Keperawatan
5. Standard V :Evaluasi Keperawatan
Standard kinerja dapat digunakan untuk kinerja individual, dan kriteria
dapat dikembangkan untuk evaluasi keseluruhan perawatan pasien. Standard
membentuk kriteria kinerja, tujuan perencanaan, rencana strategis, pengukuran
hasil secara fisik dan kuantitatif, unit pelayanan, jam personel, kecepatan,
biaya, modal, pajak, program, dan standard-standard yang tidak jelas. Mereka
juga menetapkan sebagai suatu pengukuran yang tidak diketahui tentang
perbandingan dari nilai-nilai kualitatif dan kuantitatif, kriteria atau norma, dan
sebagai suatu aturan standard atau tes dimana suatu pengevaluasian atau
keputusan dapat dijadikan dasar. Manajer perawat mengembangkan kerja
sama dengan perawat-perawat klinik, kriteria keperawatan klinik dihadapkan
pada pengukuran hasil pasien dan proses keperawatan. Standar-standard ini
digambarkan sebagai hasil pasien dan sebagai proses asuhan keperawatan.

1. Standard I : Pengkajian keperawatan


Pengumpulan data tentang status kesehatan pasien secara sistematis,
menyeluruh, akurat, singkat dan berkesinambungan dan data dapat diperoleh,
dikomunikasikan, dan dicatat. Kriteria Pengkajian meliputi :
a. Pengumpulan data dilakukan dengan cara anamnese, observasi, pemeriksaan
fisik, serta dari pemeriksaan penunjang
b. Sumber data adalah pasien, keluarga atau orang yang terkait, tim kesehatan,
rekam medis dan catatan lain.
c. Data yang dikumpulkan difokuskan untuk mengidentifikasi :
d. Status kesehatan pasien masa lalu
e. Status kesehatan pasien saat ini
f. Status biologis-psikologis-sosial-spritual
g. Respon terhadap terapi
h. Harapan terhadap tingkat kesehatan yang optimal

2. Standard II : Diagnosa keperawatan


Adapun kriteria proses :
a. Proses diagnosa terdiri dari analisis, interpretasi data, identifikasi masalah,
perumusan diagnosa keperawatan.
b. Diagnosa keperawatan terdiri dari masalah (P), penyebab (E), dan tanda/gejala
(S), atau terdiri dari masalah dan penyebab (P, E).
c. Bekerjasama dengan pasien dan petugas kesehatan lainnya untuk memvalidasi
diagnosa keperawatan.
d. Melakukan pengkajian ulang dan merevisi diagnosa berdasarkan data terbaru.
3. Standard III : Perencanaan keperawatan
Perawat membuat rencana tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah dan
meningkatkan kesehatan pasien.
Kriteria proses, meliputi :
a. Perencanaan terdiri dari penetapan prioritas masalah, tujuan dan rencana
tindakan keperawatan
b. Bekerjasama dengan pasien dalam menyusun rencana tindakan keperawatan
c. Perencanaan bersifat individual sesuai dengan kondisi dan kebutuhan pasien
d. Mendokumentasikan rencana keperawatan

4. Standard IV : Implementasi
Perawat mengimplementasikan tindakan yang telah diidentifikasi dalam proses
Asuhan Keperawatan.
Kriteria proses, meliputi :
a. Bekerjasama dengan pasien dalam pelaksanaan tindakan keperawatan
b. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain
c. Melakukan tindakan keperawatan untuk mengatasi kesehatan pasien.
d. Memberikan pendidikan kesehatan kepada pasien dan keluarga mengenai
konsep, keterampilan asuhan diri, serta membantu pasien memodifikasi
lingkungan yang digunakan
e. Mengkaji ulang dan merevisi pelaksanaan tindakan keperawatan berdasarkan
respon pasien.

5. Standard V : Evaluasi keperawatan


Perawat mengevaluasi kemajuan klien terhadap tindakan keperawatan dalam
pencapaian tujuan dan merevisi data dasar dan perencanaan.
Adapun kriteria prosesnya adalah:
a. Menyusun perencanaan evaluasi hasil dari intervensi secara komprehensif,
tepat waktu dan terus-menerus
b. Menggunakan data dasar dan respon pasien dalam mengukur ke arah
pencapaian tujuan
c. Memvalidasi dan menganalisa data baru dengan teman sejawat
d. Bekerja sama dengan pasien dan keluarga untuk memodifikasi perencanaan
keperawatan
e. Mendokumentasikan hasil evaluasi dan memodifikasi perencanaan
f. Melalui aplikasi standard asuhan keperawatan tersebut, maka pelayanan
keperawatan diharapkan akan menjadi lebih terarah.

C. Lingkup pelayanan keperawatan


Keperawatan merupakan disiplin praktik yang klinis. Manajer keperawatan
yang efektif selayaknya dapat memahami dan memfasilitasi pekerjaan perawat
pelaksana.

Menurut Suyanto (2008) Manajer keperawatan mengelola kegiatan


keperawatan meliputi sebagai berikut :

 Menetapkan penggunaan suatu proses keperawatan.


 Mengetahui suatu intervensi keperawatan yang dilakukan berdasarkan diagnosa.
 Menerima akuntabilitas suatu kegiatan keperawatan yang dilaksanakan oleh
perawat .
 Menerima akuntabilitas hasil suatu kegiatan keperawatan.

Menurut Suyanto, 2008 keperawatan ini terdiri atas :

1. Manajemen Pelayanan Keperawatan


Pelayanan keperawatan di rumah sakit dapat dikelola oleh bidang
perawatan yang terdiri dari tiga tingkatan manajerial, yaitu sebagai berikut :

 Manajemen puncak (kepala bidang keperawatan).


 Manajemen menengah (kepala unit pelayanan atau supervisor).
 Manajemen bawah (kepala ruang perawatan).

2. Manajemen Asuhan Keperawatan

Manajemen asuhan keperawatan yang dapat dilakukan dengan


menggunakan proses keperawatan pada prinsipnya menggunakan suatu
konsep – konsep manajemen seperti perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan dan pengendalian atau evaluasi.

D. Peran perawat
1. Tugas Dan Tanggung Jawab Kepala Ruang Rawat
a. Menunjuk perawat primer dan tugas masing-masing
b. Mengikuti serah terima pasien di shift sebelumnya
c. Mengidentifikasi jumlah perawat yang dibutuhkan berdasarkan aktivitas
dan tingkat ketergantungan pasien dibantu perawat primer
d. Mengatur pengendalian asuhan keperawatan
e. Membantu membimbing terhadap peserta didik keperawatan
f. Merumuskan metode penugasan/MAKP yang digunakan
g. Membuat rincian tugas perawat primer dan perawat asosiet secara jelas
h. Melaksanakan koferensi
i. Memberikan pengarahan tentang penugasan kepada perawat primer.

2. Tugas Dan Tanggung Jawab Perawat Primer(PP)/Ketua Tim(KaTim)


a. Meerima pasien dan mengkaji kebutuhan pasien secara komperhensif
b. Melakukan kontrak dengan pasien dan keluarga
c. Memberikan pendidikan kesehatan kepaada pasien dan keluarga
d. Melakukan pengkajian terhadap pasien baru/ melengkapi hasil dari PA
e. Membuat tujuan dan rencana kegiatan
f. Melaksanakan rencana yang telah dibuat selama praktek bila diperlukan.
g. Mengkomunikasikan dan mengkoordinasikan pelayanan yang diberikan oleh
disiplin ilmu lain maupun perwat lain.
h. Mengevaluasi keberhasilan asuhan keperawatan
i. Melakukan rujukan kepada pekerja social, kontak dengan lembaga social di
masyarakat

3. Tugas Dan Tanggung Jawab Perawat Asosiasi(PA)


a. Menerima pasien baru sesuai prosedur dan ketentuan yang berlaku
b. Memelihara peralatan keperawatan dan medis agar selalu dalam keadaan siap
pakai
c. Melakukan pengkajian keperawatan dan menentukan diagnosa keperawatan
sesuai batas kewenangan
d. Menyusun rencana keperawatan kepada pasien sesuai kebutuhan batas
kemampuan antara lain melaksanakan tindakan pengobatan sesuai program
pengobatan, memberikan penyuluhan kesehatan kepada pasien dan keluarga
mengenai penyakitnya
e. Melaksanakan evaluasi tindakan keperawatan sesuai batas kemampuannya
f. Mengobservasi kondisi pasien.
BAB III

HASIL KAJIAN

A. Profil/Gambaran Umum Rumah Sakit Umum Daerah Sementara KLU


Kabupaten Lombok Utara pada awalnya merupakan bagian dari Kabupaten
Lombok Barat yang termasuk dalam 15 (lima belas) Kecamatan yaitu Kecamatan
Bayan, Kayangan, Gangga, Tanjung, Pemenang, Gunungsari, Batulayar, Narmada,
Lingsar, Labuapi, Kediri, Kuripan, Gerung, Lembar dan Sekotong Tengah.
Seiring dengan terjadinya perkembangan yang menuntut pelayanan
administrasi pemerintahan dan pembangunan serta pelayanan masyarakat yang
maksimal tercetus keinginan warga masyarakat Kabupaten Lombok Barat bagian
Utara untuk mengusulkan pemekaran Kabupaten lombok Barat bagian Utara menjadi
Kabupaten Lombok utara.
Alasan pemekaran Kabupaten ini adalah dalam rangka percepatan
pembangunan dan pendekatkan pelayanan masyarakat yang mana dengan
dipindahkannya Ibukota Kabupaten lombok Barat di Gerung berimplikasi pada
semakin jauhnya jarak tempuh masyarakat Lombok Barat bagian utara ke pusat
pemerintahan Kabupaten.

B. Visi dan Misi Rumah Sakit Umum Daerah KLU


 Visi
Terwujudnya Pelayanan Kesehatan Rujukan Yang Prima Dan Beriman
 Misi

 Kelancaran dan ketertiban pelayanan medik dan perawatan.


 Meningkatkan ketersediaan sarana dan prasarana medik dan non
medik.
 Meningkatkan kelancaran dan ketertiban pelayanan administrasi
perkantoran rumah sakit.
C. Profil/Gambaran Umum Ruang IRNA II Rumah Sakit Umum Daerah KLU

Instalasi Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Sementara Daerah Kabupaten


Lombok Utara di bagi menjadi unit instalasi Ruangan terutama pada penjelasan kali
ini mengenai Ruangan Perawatan Irna II yg merupakan salah satu ruang rawat inap
yang ada di Rumah Sakit Umum Sementara Daerah Kabupaten Lombok Utara.
Ruangan ini merupakan ruang perawatan kelas 3, dengan kapasitas tempat tidur 20
bed. Jumlah SDM yang ada berjumlah 20 yang terdiri dari 19 tenaga perawat dan 1
tenaga administrasi.

Adapun jenis / macam kamar pelayanan yang ada di Rawat Inap Irna II ini
adalah pelayanan rawat inap Kamar Tiu Teja 101, Tiu Teja 102, Tiu Kelep 107 dan
Tiu Kelep 106 khusus untuk perawatan pasien bedah, 1 ruangan Isolasi untuk pasien
Airbon Pasien yang terkena penyakit menular seperti contohnya Susp TB, Airbone
Pasien yang bersifat TB Positif, dan lain sebagainya.

Di lihat dari ke unikan teresendiri dari pada Nama kamar-kamar ruang


perawatan Irna II tentunya ada sesuatu tampilan yang berbeda dari pada kamar rumah
sakit lain yang lainnya yang ada di Kabupaten Lombok Utara, sehingga nama dari
pada kamar tersebut di ambil dari daerah wisata yang ada di Lombok Utara ini.

Perawatan di Ruang Irna II merupakan ruangan yang dijadikan tempat


merawat pasien yang menyediakan fasilitas ruang ranap inap yang lebih nyaman dan
lebih lengkap. Begitupun dengan tenaga kesehatan yang terlibat secara bersama-sama
berkolaborasi untuk memberikan pelayanan kesehatan yang meliputi : observasi,
diagnosa, terapi, rehabilitasi medik, control / evaluasi akhir, biasanya setelah sembuh
dan pasien dipulangkan namun masih membutuhkan control lanjutan. Serta
memenuhi kebutuhan gizi pasien, dan berbagai jenis pelayanan medis lainnya yang
mungkin dibutuhkan untuk menunjang proses pengobatan dan keperawatan pasien.

a. Moto , Visi dan Misi Ruangan Irna II Rumah Sakit Umum Daerah KLU

Di dalam melaksanakan suatu kegiatan pelayanan di Rumah Sakit Umum


Sementara Daerah Kabupaten Lombok Utara khususnya di instalasi Ruangan
Perawatan Irna II tidak dapat dipisahkan dengan arahan dasar Moto serta Visi dan
Misi karya Kesehatan Irna II, karena hal ini menjadi pijakan dasar dan landasan
untuk menjabarkannya dan mengaplikasikannya dalam pelayanan di Ruangan
Irna II.

Adapaun Moto Serta Visi dan Misi Irna II kali ini adalah :

MOTO :

“SELANGKAH LEBIH MAJU, RAMAH DALAM PELAYANAN“

VISI :
Terwujudnya Pelayanan Asuhan Keperawatan Yang Prima Dan
Profesional.

MISI :

1. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dengan mengikuti


pendidikan dan latiahan secara terencana dan terstruktur.
2. Memberikan asuhan keperawatan secara profesional.
3. Melakukan kegiatan ronde keperawatan secara continue.
4. Memberikan pelayanan yang ramah terhadap Pasien, Keluarga, dan
Pengunjung.

Visi dan Misi ini di susun bedasarkan pedoman pelayanan yang ada di
Ruangan Irna II untuk di perdalam dihayati dan diaplikasikan dalam
pelayanan baik secara institusional maupun secara pribadi kepada petugas
Perawat maupun Administrasi, sehingga dalam setiap memberikan
pelayanan sungguh dapat saling berbagi kasih sebagai berbela rasa berbakti
untuk sesama dan ikut ambil bagian dalam menyelamatkan banyak orang.
Tiu Tiu
Kelep Kelep
107 106

Ruang Nurse
Nurse Station
Airbone Gizi
Tiu Tiu R. Anak
103 Ruang Karu Dan
Admin Obat/alat Teja Teja
101 102
Ruang BHP
Wc
Nur
se
Kepala Bidang Pelayanan
Medik dan Keperawatan

STRUKTUR ORGANISASI RUANG IRNA II drg Nova Budiharjo


RSUD KABUPATEN LOMBOK UTARA

Kepala seksi keperawatan

H. Syamsudirman S. Kep , Ners

Dokter Ruangan Irna II Kepala Ruangan Irna II

DPJP Habibah, AMD.Kep Administrasi Ruangan Irna II

Diaz Alvi Nihullah


Perawat Primer

Desak Made Artini, S.Kep,Ns

Perawat Sekunder

1. Sri Wahyuni, S. Kep, Ns


2. Yesi Lestiana, A.Md, Kep
3. Annisa Aprilia, A.Md, Kep
Ketua Team I Ketua Team II Ketua Team III Ketua Team IV

Irwan Laduini A. Md, Kep Nia Hayati, A.Md, Kep Laelatul Azizah A.Md, Kep Raden Laya P, A.Md, Kep

Popi Rahayu A, A.Md, Kep Baiq Gita S. S.Kep, Ns Cici Dammi Lestari A. Md, Kep Ratnawati, A.Md, Kep

Fatmatin Zohrah, S.Kep,Ns Sofian, A.Md, Kep R. Rian Indrawan, S. Kep, Ns Desak Komang, S.Kep, Ns

Harry Kuswandi A, A.Md. Kep Yuli Anggraeni, A.Md, Kep


A. Perencanaa
a) M1 Man
- Kajian Teori
Dalam pengkajian man termasuk di dalamnya struktur organisasi, jumlah pasien,
penyakit terbanyak, pelatihan yang diikuti oleh tenaga komposisi ketenagaan (perawat,
dokter dan tenaga non perawat) dan menentukan jumlah tenaga perawat yang di
butuhkan setiap harinya sesuai dengan identifikasi jenis kebutuhan perawatan pasien.
Cara pengambilan data :
Cara pengambilan data dengan observasi, wawancara dan kajian data
- Komponen M1 (man) :
o Pasien
o Ketenagaan
o Mahasiswa praktik
o Jumlah ketenagaan perawat

b) M2 Material
- Kajian teori
Pelaksanaan proses manajemen pelayanan keperawatan sangat
memerlukan adanya pengelolaan fasilitas dan peralatan sebagai faktor
pendukung dan penunjang terlaksananya pelayanan keperawatan yang efektif.
Kurangnya Kepatuhan petugas dalam melaksanaan kebersihan tangan
adalah masalah yang dihadapi oleh rumah sakit di seluruh dunia kurangnya
fasilitas sepeti wastafel dan akses terhadap air bersih, sabun serta tisu pada titik
pelayanan kesehatan merupakan kendala yang mempengaruhi kepatuhan
mencuci tangan, salah satu caranyan dengan adanya alcohol-based handrub,
mencuci tangan dengan handrub tidak membutuhkan air bersih, sabun serta
tissue dan dapat digunakan langsung ditempat kerja.(Maunah, 2016)
Serta pada Umumnya Tempat sampah disediakan minimal satu buah untuk
setiap kamar atau ruangan (Depkes,2004)
Kemudian Standar fasilitas dan alat-alat kedokteran maupun
keperawatan telah ditetapkan oleh masing-masing institusi dengan
memperhatikan jenis alat, bahan/warna, ukuran, jenis kegiatan, jumlah yang
dibutuhkan, juga didasarkan atas pertimbangan bahan yang dipakai, disimpan
maupun dicuci.Penyediaan alat-alat menggunakan pedoman buku standar
Fasilitas dan Peralatan Keperawatan Ruang IRNA II RSUD Kabupaten
Lombok utara. Standar tersebut meliputi alat medis dan non medis.

- Wawancara.
Dari hasil wawancara kepala ruangan mengatakan bahwa sarana dan
pra sarana diruangan sudah sesuai standar fasilitas dan alat-alat
kesehatan dengan pedoman alat di RSUD Kabupaten lombok utara.
- Cara pengambilan data :
Cara pengambilan data dengan observasi, wawancara dan kajian data
- Komponen M2 (material)
o Alat medis
o Alat non-medis

c) M3 Methode
- Kajian teori
Adalah segala hal masalah terkait dengan metode dan prosedur kerja. Misalnya
prosedur kerja tidak ada, prosedur kerja tidak jelas, metode sulit dipahami,
metode tidak standar, metode tidak cocok, metode yang bertentangan dengan
metode lainnya. Dalam hal ini semua bentuk standar asuhan keperawatan (SAK)
dan standar operasional prosedur (SOP) akan di kaji pada kepala ruangan dan
apabila ada tindakan yang tidak memiliki prosedur maka di kehendaki untuk
dibuat oleh tim.
- Cara pengambilan data
Cara pengambilan data dengan observasi, wawancara dan kajian data
- Komponen M3 (methode) :
o Data penyakit
o Metode pemberian asuhan keperawatan
o Standar Operasional Prosedur
o Timbang Terima
o Pembagian Jam Kerja
Operan shift dan pengaturan shift tiap hari terbagi menjadi 3 shift,
yaitu shift pagi dari jam 07.00 WIB – 14.00 WIB, shift siang dari jam
14.00 WIB -20.00 WIB dan shift malam dari jam 20.00 WIB – 07.00 WIB.
o Discharge Planning
o Ronde Keperawatan ada 2 :
a. Pasien baru dengan penyakit baru
b. Pasien lebih dari 5 hari
o Program Desentralisasi Obat
o Supervisi

d) M4 Money
- Kajian teori
Sesuai dengan ketentuan umum PP No. 6 Tahun 2000 perjan adalah
badan usaha milik negara (BUMN) sebagaimana diatur dalam UU no 9 tahun
1969 dimana seluruh modalnya oleh pemerintah dan merupakan kekayaan
negara yang tidak dipisahkan serta tidak terbagi atas saham-saham, jadi rumah
sakit perjan tetap merupakan aset dari Depkes. Pengelolaan RS perjan
dilakukan oleh direksi serta dibentuk dewan pengawas untuk melakukan
pengawasan (Djoyo Sugito, 2002).
Salah satu fungsi rumah sakit adalah memberikan pelayanan
kesehatan, baik medis maupun non medis, dalam kaitan tersebut agar
pelayanan Rumah Sakit dapat berjalan seoptimal mungkin dan dapat
dirasakan oleh masyarakat maka untuk itu Rumah Sakit perlu mempersiapkan
peralatan atau bahan medis, non medis atau jasa pemborongan.
Salah satu fungsi rumah sakit adalah memberikan pelayanan
kesehatan, baik medis maupun non medis, dalam kaitan tersebut agar
pelayanan Rumah Sakit dapat berjalan seoptimal mungkin dan dapat
dirasakan oleh masyarakat maka untuk itu Rumah Sakit perlu mempersiapkan
peralatan atau bahan medis, non medis atau jasa pemborongan. Sumber dana
Rumah Sakit yaitu:
1) Daftar isian proyek pemerintah pusat dari anggaran pendapatan Belanja
Negara (APBN)
2) Daftar isian kegiatan dari anggaran pendapatan belanja negara
3) Pendapatan fungsional dari pendapatan pelayanan rumah sakit

- Cara pengambilan data


- Komponen M4 (Money) :
o Biaya tindakan di ruang Irna II

e) M5 Marketing
- Kajian teori
1. Adanya pelanggan peserta asuransi kesehatan seperti ASKES, ASKESKIN,
kontraktor dan umum.
2. Adanya kerjasama yang baik antara Institusi Pendidikan Kesehatan dan
Rumah Sakit untuk kegiatan praktek klinik mahasiswa.

- Cara pengambilan data


Cara pengambilan data dengan observasi dan wawancara
- Komponen M5 (marketing):
o Promosi ruangan

B. Unsur Input/Masukan
1. Man
a. Pasien
1) Kajian data
Dari Hasil Observasi dilakukan dengan kepala ruangan, ruang
Ruang IRNA II RSUD sementara KLU adalah ruang rawat inap yang
menerima pasien dengan kategori penyakit tidak menular dan penyakit
menular. Jumlah pasien yang dirawat pada bulan Desember 2019
sebanyak 159 orang yaitu:
Tabel 3.1. Distribusi Jumlah Pasien di Ruang IRNA II RSUD KLU
pada tanggal 23 Desember 2019 – 02 Januari 2020
No Bulan Jumlah (Orang) %
1 23 Desember 2019 25 100%
– 02 Januari 2020
Jumlah 25 100

Sumber: Register ruang IRNA II RSUD KLU


2) Analisis
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah pasien yang
berkunjung ke RSUD KLU pada bulan Desember 2019 sebanyak
159 orang

b. Ketenagaan (kuantitas tenaga perawat)


1) Kajian data
Tabel 3.2. Distribusi tenaga keperawatan berdasarkan tingkat
pendidikan diruang IRNA II RSUD KLU
No Kualifikasi Jumlah Persentase%

1 S1 Keperawatan+Ners 6 31,58%

2 D3 Keperawatan 13 68,42%

Jumlah 19 100%

Tabel 3.3. Distribusi tenaga non keperawatan berdasarkan


tingkat pendidikan diruang IRNA II RSUD KLU

No Klasifikasi Jumlah Persentase%

1 Dokter Spesialis

-2 spesialis penyakit dalam


4 orang 44.44 %
-1 spesialis bedah

-1 spesialis mata

2 Tenaga administrasi 1 orang 11.12 %

3 Ahli Gizi 2 orang 22.22 %

4 Cleaning service 2 orang 22.22 %


Jumlah 9 orang 100 %

2) Kajian Data
Berdasarkan tabel dapat dilihat bahwa tingkat pendidikan
perawat diruang IRNA II RSUD Sementara KLU yang paling
dominan adalah D3 Keperawatan sebanyak 13 orang dengan
presentase 68,42 %, sedangkan tingkat Pendidikan S1+profesi
sebanyak 6 orang dengan presentase 31,58. Berdasarkan data tenaga
non medis dapat dilihat bahwa tenaga non keperawatan dokter
spesialis 4 orang, tenaga administrasi 1 orang, Ahli Gizi 2 orang,
cleaning service sebanyak 2 orang.
c. Mahasiswa Praktik
1) Kajian data
Tabel 3.4 Distribusi Data Mahasiswa Praktik Di Ruang IRNA
II RSUD KLU Periode 23 Desember 2019- 4 januari 2020
No Institusi Jumlah

1 STIKES MATARAM 16 Orang

JUMLAH 16 Orang

2) Analisis
Berdasarkan tabel diatas pada saat pengkajian yaitu pada per
23 – 04 Januari 2020 terdiri dari mahasiswa STIKES MATARAM
berjumlah 16 orang mahasiswa. Karakteristik seimbang dengan
jumlah pembimbing yang ada dimana jumlah pembimbing yang
ditunjuk berjumlah 1 pembimbing untuk mahasiswa praktikan.
d. Jumlah ketenagaan perawat
1) Kajian teori
a) Menurut Douglas (1984)
Penghitungan jumlah tenaga keperawatan menurut Douglas
dihitung berdasarkan tingkat ketergantungan pasien untuk
setiap shiftnya seperti tabel 8 berikut:
Klasifikasi Ketergantungan Pasien Menurut Douglas
Kebutuhan perawat
Klasifikasi
Pagi Sore Malam

Minimal 0,17 0,14 0,07

Intermediate 0,27 0,15 0,10

Maksimal 0,36 0,30 0,20

2) Kajian data
Tabel 3.5 Tingkat ketergantungan pasien dan kebutuhan tenaga
perawat tanggal 27 Desember 2019 di Ruang IRNA II RSUD KLU.

Tingkat
Jumlah Kebutuhan Tenaga
ketergantungan

Tingkat
ketergan Jumlah Pagi Sore Malam
tungan

Minimal 10 10×0,17= 1,7 10×0,14= 1,4 10×0,07 = 0,7

Parsial 5 5×0,27= 1,35 5×0,15= 0,75 5×0,10= 0,5

Total 3 3×0,36= 1,08 3×0,3=0,9 3×0,20= 0,6

Jumlah 18 4,13= 4 3,05= 3 1,8= 2

Total tenaga keperawatan:

Pagi : 4orang

Siang : 3 orang
Malam : 2 orang +

9 orang perawat

Jadi, jumlah perawat yang dibutuhkan untuk bertugas pada tanggal 27


Desember 2019 di Ruang IRNA II RSUD KLU adalah:

= 9 orang + 3 orang struktural (kepala Ruangan, katim I dan katim II)


+ 1 orang lepas dinas = 13 orang

3) Analisis
Berdasarkan hasil observasi didapatkan bahwa kebutuhan
tenaga kesehatan di Ruang IRNA II RSUD KLU pada tanggal 27
Desember adalah 9
Permasalahan yang muncul pada jumlah ketenagaan ialah :
o kebutuhan tenaga perawat perhari adalah sebanyak 9 orang yang
menunjukkan bahwa jumlah perawat di ruang IRNA II melebihi
batas kebutuhan perawat pada dasarnya.....?

2. M2 Material
a. Kajian data
a) Wawancara.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakuakan dengan kepala
ruangan mengatakan bahwa sarana dan pra sarana diruangan sudah
sesuai standar fasilitas dan alat-alat kesehatan dengan pedoman alat
di RSUD Sementara KLU.
b) Observasi.
Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan kepala ruangan
Ruang IRNA II RSUD Sementara KLU masih ada sarana dan
prasarana yang tidak sesuai dengan tempatnya namun kategori alat
Medis Baik 38 dan dan rusak 1.
b. Kajian Data
Data berikut ini adalah hasil pengkajian dan observasi alat-alat :
Tabel 3.7.Distribusi Alat Medis Ruang IRNA II RSUD Sementara
KLU

Keterangan
No
Nama alat Jumlah Baik Kurang Rusak
baik
1 Termometer 2 1 - 1

2 EKG 1 1 - -

3 Standar infus 2 2 - -

4 Oksigen Central (sudah - - - -


terpasang di masing-
masing station pasien)

5 Regulator oksigen - - - -

6 Stetoskop 1 - - -

7 Tensi meter air raksa - - - -


lipat dewasa

8 Spignomanometer anak - - - -

9 Suction (sudah - - - -
terpasang di masing-
masing station pasien)

10 Ambu bag Dewasa 1 1 - -

11 Ambu Bag Anak - - - -

12 Troli tindakan 3 3 - -

13 Troli obat 1 1 - -

14 Troli Mayo - - - -

15 Tiang Infus Mobile 20 20 - -

16 Tong spatel - - - -

17 Bak instrumen kecil 1 1 - -


18 Bengkok 1 1 - -

19 Spalk - - - -

20 Pen light - - - -

21 Torniquet 2 2 - -

22 Kursi Roda 1 1 - -

23 Regulator Vakum - - - -

24 Buli Panas - - - -

25 Kirbat Es - - - -

26 Pispot 1 1 - -

27 Gunting plester 2 - - -

28 X-Ray Viewer - - - -

29 Tensi meter manual 1 1 - -

Jumlah 39 38 - 1

Sumber: Buku inventaris Ruang IRNA II RSUD KLU

c. Kajian Data
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan kepala
ruangan mengatakan bahwa sarana dan pra sarana diruangan sudah
sesuai standar fasilitas dan alat-alat kesehatan dengan pedoman alat di
RSUD KLU.
d. Observasi.
Dari hasil observasi dilakukan dengan kepala ruangan Ruang
IRNA II RSUD KLU masih ada sarana dan prasarana yang tidak
sesuai dengan kegunaannya: ........?? namun kategori Alat Non Medis
Baik yaitu 115, kurang baik 2, rusak 1.
e. Kajian Data
Data berikut ini adalah hasil pengkajian dan observasi alat-alat :
Tabel 3.8.Distribusi Alat Non Medis Ruang IRNA II RSUD KLU

Keterangan

No Nama alat Jumlah Baik Kurang Rusak


baik

1 Hospital Bed Dewasa Crank+ 20 19 1 -


matras

2 Hospital Bed Anak/Bayi+ 0 - - -


matras

3 Timbangan Berat Badan anak 0 - - -

4 Timbangan Berat Badan 1 1 - -


Dewasa digital

5 Loker pasien 0 - - -

6 Lemari linen 0 - - -

7 Lemari kaca aluminium 0 - - -

8 Korden sampiran 0 - - -

9 Korden jendela 1 - - -

10 Lemari kecil 2 2 - -

11 AC Split 0 - - -

12 Kursi plastik 6 6 - -

13 Kursi busa 0 - - -

14 Meja kounter 1 1 - -

15 Meja kerja 2 2 - -

16 Senter 0 - - -

17 Seprai 18 18 - -

18 Bantal 0 - - -
19 Sarung bantal 0 - - -

20 Selimut 0 - - -

21 Kulkas 0 - - -

22 Kipas angin 34 33 1 -

23 Loker Perawat 2 2 - -

24 Tempat sampah non medis 6 6 - -

25 Tempat sampah medis 2 2 - -

26 Bed side cabinet 2 2 - -

27 Flatwall refrigerator 0 - - -

28 Handuk 0 - - -

29 Rak sandal 0 - - -

30 Jemuran 0 - - -

31 Kursi Kerja untuk perawat 9 9 - -

32 Ember 1 - - -

33 Gayung 1 - - -

34 Papan data penderita 0 - - -

35 Computer 1 1 - -

36 Papan Tulis 0 - - -

37 Jam dinding 0 - - -

38 Wastapel 7 6 - 1

39 Cermin 0 - - -

40 Waslap 0 - - -

41 Dispenser 0 - - -

42 Baskom 0 - - -

43 Keset 0 - -
Jumlah 115 110 2 1

Sumber: Buku inventaris Ruang IRNA II RSUD KLU

3. M3 Methode

1. Penyakit
1) Kajian teori
Menurut Thomas Timmreck, penyakit merupakan sebuah
keadaan dimana terdapat gangguan terhadap bentuk ataupun fungsi
salah satu bagian tubuh yang menyebabkan tubuh menjadi tidak
dapat bekerja dengan normal
2) Wawancara
Dari hasil wawancara dengan kepala ruangan bahwa pasien
yang paling banyak dirawat diruang IRNA.
3) Observasi
Jumlah penyakit terbanyak selama periode September sampai
November 2019 yaitu:
Tabel 3.9. Distribusi Jenis Penyakit Terbanyak di Ruang IRNA 2
RSUD KLU pada bulan Desember 2019
No Jenis Penyakit Jumlah Presentasi (%)
Klien
1. Hipertensi 28 20,4 %
2. Anemia 21 15,3 %
3. CHF 20 14,5 %
4. pneumonia 17 12,4 %
5. CKD 15 10,9 %
6. Diabetes Militus 12 8,7 %
7. STT 9 6,5 %
8. Serebro Vaskuler 9 6,5 %
9. Bronkitis 3 2,1 %
10. Katarak dan gangguan mata 3 2,1 %
137 100 %
Sumber: Register ruang IRNA 2 RSUD KLU
4) Analisis
Berdasarkan tabel 3.4 diatas dapat diketahui 10 besar penyakit di
Ruang IRNA II pada bulan Desember 2019, kasus terbanyak adalah
hipertensi dengan presentase 20,4%.

2. Metode pemberian asuhan keperawatan

a. Kajian teori
Menurut Grant and Massey dan Marquis & Huston, jenis metode
pemberian asuhan keperawatan telah dijabarkan sebagai berikut:

1) Metode Kasus
Metode ini umumnya dijalankan di ruang perawatan seperti
intensif dan isolasi. Rasio perawat 1:1, dimana perawat bertanggung
jawab melakukan asuhan dan observasi pasien tertentu. Pasien akan
dirawat oleh perawat yang berbeda untuk setiap sif dan tidak ada
jaminan pasien akan dirawat oleh perawat yang sama hari berikutnya
2) Metode Fungsional
Perawat melaksanakan tugas (tindakan) tertentu berdasarkan
jadwal kegiatan yang ada. Metode ini digunakan sebagai pilihan
terbatasnya jumlah dan kemampuan perawat, sehingga setiap perawat
hanya mampu menjalankan 1-2 jenis tindakan/intervensi kepada semua
pasien yang dirawat.
3) Metode Tim
Metode ini menggunakan tim yang terdiri atas anggota perawat
yang berbeda-beda dalam memberikan asuhan keperawatan terahadap
sekolompok pasien. 6-7 perawat profesional dan pelaksana akan
bekerja dalam satu tim yang saling membantu dan akan dipimpin satu
orang sebagai ketua tim (KATIM).
4) Metode primer
Perawaat bertanggung jawab terhadap semua aspek asuhan
keperawatan dari pengkajian kondisi pasien untuk mengoorinasi
asuhan keperawatan. Rasio 1:4 (perawat : pasien) perawat bertanggung
jawab penuh selama 24 jam terhadap asuhan keperawatan. Metode ini
ditandai dengan adanya keterkaitan antara pasien dan perawat yang
bertugas untuk merencanakan, melakukan dan koordinasi asuhan
keperawatan selama pasien dirawat.
5) Modifikasi : MAKP Tim-Primer
Perawaat bertanggung jawab terhadap semua aspek asuhan
keperawatan dari pengkajian kondisi pasien untuk mengoorinasi
asuhan keperawatan. Rasio 1:4 (perawat : pasien) perawat bertanggung
jawab penuh selama 24 jam terhadap asuhan keperawatan. Metode ini
ditandai dengan adanya keterkaitan antara pasien dan perawat yang
bertugas untuk merencanakan, melakukan dan koordinasi asuhan
keperawatan selama pasien dirawat.
b. Kajian Data
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan Kepala
Ruangan IRNA II RSUD KLU, Metode yang digunakan adalah metode
fungsional dan metode tim. Di ruang IRNA II RSUD KLU setiap
harinya membagi tenaga keperawatan menjadi 4 tim (1 .....). Dengan
struktur organisasi ruang irna ii terdiri dari 1 Kepala Ruangan, 4 perawat
primer (Katim), setiap katim memiliki anggota 3 sampai 4 sebagai
perawat asosiate. Shift Pagi 1 kepala ruangan, 1 perawat primer (katim),
7 perawat asosiate (perawat pelaksana), pada shift siang 1perawat primer
(katim) dan 3 perawat asosiatif (perawat pelaksana), pada shift malam 1
perawat primer (katim) dan 3 perawat asosiate. Diruang IRNA II sudah
mempunyai Struktur tim yang tetap.

c. Observasi

Dari hasil Observasi yang dilakukan bahwa bentuk MPKP ruangan


yaitu memakai metode fungsional dan metode tim dimana masing-
masing perawat asosiate mempunyai kepala tim dengantanggung jawab
membuat perencanaan dan evaluasi asuhan keperawatan. Perawat
asosiate melaksanakan asuhan keperawatan kepada pasien sesuai
perencanaan yang telah dibuat oleh ketua tim. Dan perawat asosiate
(perawat pelaksana) merawat semua pasien dan bertanggung jawab
terhadap klien selama 24 jam dari klien masuk sampai dengan pulang.
Namun saat ini perawat yang ada di IRNA II sebagian besar adalah
lulusan D3, Bimbingan tentang asuhan keperawatan Diberikan Oleh
Perawat Primer (Ketua Tim). Selain itu di ruang IRNA 2 juga
menggunakan atau mempunyai Dokter Penanggungjawab Pasien (DPJP)
yang dimana DPJP tersebut konsultasi ke Dokter Umum, dan DPJP yang
menangani pasien dengan masalah yang ada
3. Standar OperasionalProsedur
a) Kajian Teori
Adalah urutan langkah-langkah ( atau pelaksananaan-pelaksanaan
pekerjaan). Dimana pekerjaan tersebut dilakukan berhubuhan dengan apa
yang di kerjakan , bagaimana melakukannya, bilamana melakukannya.
Dimana melakukannya dan siapa yang melakukannya

b) Kajian data
Berdasarkan hasi lwawancara dengan Kepala Ruangan Di ruanganIRNA
II RSUD KLU didapatkan hasil wawancara seputar SOP bahwa setiap
perawat wajib mengetahuhi 21 SOP yang sudah ditetapkan RSUD KLU

c) Observasi
Berdasarkanhasil Observasi yang dilakukan di ruangan IRNA IIterkait
SOP Semua Perawat IRNA Sudah Melaksanakan ke 21 SOP.

4. Timbang terima
a. Kajian Data
Berdasarkan hasil wawancara dengan perawat di ruang IRNA 2 RSUD KLU
didapatkan prosedur timang terima selama ini dilakukan pada setiap
pergantian shift dengan model SOAP. Pada saat melakukan obsevasi selama 3
hari di ruang IRNA 2, timbang terima tetap dilakukan sesuai tahap timbang
terima dilakukan seefektif mungkin secara singkat, jelas dan lengkap tentang
tindakan mandiri perawat, tindakan kolaboratif yang sudah dilakukan ataupun
yang belum dilakukan serta melaporkan perkembangan pasien.
b. Analisa Data
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang dilakukan selama 3 hari
pengkajian tentang timbang terima di ruangIRNA 2 RSUD KLU sudah cukup
optimal, pada saat timbang terima perawat sudah melakukan sesuai prosedur
dari awal sampai akhir, diskusi selama timbang terima juga berlangsung
dengan cukup baik.

Alur Operan di ruangan IRNA II RSUD KLU

PASIEN

Diagnosis Diagnosakeperawatan
medismasalahkolaboratif
(didukung data)

tindakan

Telahdilakukan Belumdilakukan

Tindakan

Masalah

1. Teratasi
2. Belumteratasi
3. Teratasisebagian
4. Munculmasalahbaru

5. Pembagian jam kerja (shift)


Penghitngan jam kerja di ruang Irna II:
40 jam/ 6 hari kerja = 6,67 jam = 7 jam/hari jadi, jumlah jam kerja di Ruang Irna
IIRSUD KLU yaitu 7 jam/hari.
a. Kajian data
Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Ruangan Irna II Pada
tanggal 24 Desember 2019 dengan jam kerja untuk kepala ruangan 6 hari
kerja, Katim dan perawat pelaksana 6 hari kerja dalam 1 minggu
b. Observasi
Berdasarkan hasil observasi di Ruang Irna II jumlah jam kerja tenaga
perawat dalam 1 hari yaitu:
- Pagi 7 jam kerja, dengan jumlah perawat sebanyak 5 orang yang terdiri
dari 1 Kepala Ruangan, 1 Katim, 2 perawat pelaksana, dan 1 admin.
- Siang 7 jam kerja, dengan jumlah pertama 4 orang yang terdiri dari 1
Kepala shift (Kasip), dan 3 Perawat Pelaksana. Jumlah kedua 3 orang
yang terdiri dari 1 Kepala shift (kasip), dan 2 perawat pelaksana.
- Malam 13 jam kerja, dengan jumlah pertama 4 orang yang terdiri dari 1
Kepala shift (Kasip), dan 3 Perawat Pelaksana. Jumlah kedua 3 orang
yang terdiri dari 1 Kepala shift (kasip), dan 2 perawat pelaksana.
- Libur 2 hari, dengan jumlah 4 orang yang terdiri dari 1 Kepala shift
(Kasip), dan 3 perawat pelaksana dan 3 orang yang terdiri dari 1 kepala
shift (kasip) dan 2 perawat pelaksana.

6. Discharge planning

Format Discharge Planning

PASIEN PULANG

DISCHARGE PLANNING

No. Reg. :

Tanggal MRS :

Bagian :

Dipulangkan dari RS Y dengan keadaan

Sembuh Pulang paksa

Meneruskan dengan obat jalan

Lari
Pindah ke RS lain

Meninggal

A. Kontrol:

a. Waktu:

b. Tempat:

Nama :

Jenis Kelamin :

Tanggal KRS :

Bagian :

B. Lanjutan keperawatan di rumah (luka operasi, pemasangan gift, pengobatan, dan


lain-lain)

C. Aturan diet/nutirisi:

D. Obat-Obat yang masih diminum dan jumlahnya:

E. Aktivitas dan istirahat:

Hal yang dibawa pulang (hasil laboratorium, foto, EKG, obat, lainnya):

Lain-lain:

, …………………….

Pasien/Keluarga Perawat

( ) ( )
Alur discharge planning IRNA II RSUD KLU

Pasienselamadirawat

Pemeriksaan klinis dan pemeriksaan


penunjang yang lain terutama oleh
dokter

Perencanaanpulang

Peresepanobat oleh dokter

Pasien / keluargakeapotek

Keluargapasienmembawao
batuntukdicekulang

Pelepasangelangpasien di
ruangan

a. Wawancara
Hasil dari Wawancara, Discharge planning telah dilaksanakan namun perlu
ditingkatkan. Pelaksanaan Discharge planning di ruang IRNA II masih dilakukan
secara lisan, dan apabila keluarga maupun pasien belum memahami topik yang
dijelaskan pasien atau keluarga diberikan leaflet untuk dibawa pulang namun
pemberian discharge planning dengan media leaflet tersebut hanya diberikan kepada
pasien dengan penyakit tertentu. Selain itu, penggunaan lembar discharge planning
tidak digunakan lagi semenjak berpindah ke RS sementara. Discharge planning
pasien hanya berpa kartu control pasien.
b. Observasi/Analisa data
Pelaksanaan discharge planning sudah terlaksana namun belum optimal yaitu
hanya diberikan kepada pasien dengan penyakit tertentu saja. Media penyampaian
informasi berkaitan dengan perawatan seperti lembar balik/ gambar dan leaflet untuk
membantu pemahaman pasien terhadap penyampaian informasi yang telah
diberikan perawat terhadap perawatan yang harus dilakukan saat pasien sudah
berada di rumah
7. Ronde Keperawatan
1) Alur Ronde Keperawatan

TAHAP PRA PP
RONDE

PenetapanPasien

PersiapanPasien:

 Inform Concernt
 HasiPengkajian/ Validasi
data

Penyajian  Apa diagnosis keperawatan?


TAHAP PELAKSANAAN
 Apa data yang mendukung?
DI NURSE STATION  Bagaimana intervensi yang
Masalah
sudah dilakukan?
 Apahambatan yang ditemukan?

validasi data
TAHAP RONDE PADA
BED KLIEN
Diskusi PP-PP,
Konselor,KARU

TAHAP PASCA RONDE Lanjutan-


diskusi di
Nurse Station

Kesimpulan dan
rekomendasisolus
imasalah

Gambar 2.5 Alur Ronde Keperawatan (Nursalam, 2011)

a. Kajian data
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan perawat di ruang
IRNA II sebelumnya belum pernah melakuakan Ronde Keperawatan,
dikarenakan beberapa kendala salah satunya kesiapan Visite dokter umum
maupun Dokter spesialis.

8. Program Sentralisasi Obat


Alur pelaksanaan sentralisasi obat

Dokter
Doktermeresepkanobat

Perawat

Keluarga pasien

Apotek

Keluarga pasien - Surat


perstujuansetralisasiobatdariper
awat
- Lembarserahterimaobat
PP/Perawat yang menerima - Bukuserahterima/masukobat

Pengaturan&pengelolaanobat oleh
perawat

ObatMinum/Oral ObatInjeksi

Pasien/keluarga Perawat
a. Kajian data
Berdasarkan wawancara alur sentralisasi obat yang terdapat di Ruang
IRNA II RSUD KLUberawal dari dokter, kemudian perawat memberikan
kepada keluarga pasien , lalu keluarga pasien memberikan kepada
farmasi/apoteker, kemudian meserahkan kembali kepada keluarga pasien,
selanjutnya di serahkan ke perawat. Setelah itu perawat membagikan obat ke
pasien sesuai dengan kebutuhan pasien.

b. Observasi
Berdasarkan Observasi dilakukan oleh Stikes Mataram bahwa Alur
sentralisasi Obat sudah sesuai dengan tahapan yang ada diRSUD KLU
dimana berawal dari dokter, kemudian diberikan kepada keluarga pasien,
lalu diberikan kepada farmasi/apoteker, kemudian diserahkan kepada
keluarga pasien, selanjutnya di serahkan ke perawat. kemudian diberikan
kepada Perawat setelah obat yang telah didapatkandisimpan dilemari obat
(loker), kecuali obat oral langsung diberikan ke keluarga pasien.
9. Supervisi
1) Alur Supervisi
Kabid pelayanan/ keperawatan

Keperawatan Pelayanan Diklat

KARU

Menetapkankegiatan dan tujuanserta instrument/alatukur

Menilaikinerjaperawat

PP 1 PP 2

Pp Pp

- Feedback
- Koreksiataupemecahanmasalah
- Reward/reinforcement
Gambar 2.4 Alur Supervisi
a. Kajian data
Berdasarkan Hasil wawancara dilakukan dengan kepala ruangan
IRNA II bahwa Supervisi ruangan dilakukan hanya bersifat tidak langsung
susuai dengan keadaan ruangan.
b. Observasi
Berdasarkan Hasil Observasi yang dilakukan bahwa supevisi ruang sudah
dilakukan dengan cara bersifat tidak langsung
4. M4 Money
a) Wawancara
Dari hasil wawancara yang dilakukan dengan kepala ruangan IRNA II
RSUD KLU sumber dana operasional berasal dari BLUD, APBN dan
APBD selain itu dari BPJS. Untuk pembiayaan masalah kerusakan barang
dari pihak ruangan langsung mengamprah tetapi untuk kerusakan yang
diakibatkan karena kesalahan dari perawat atau pasien diganti oleh
ruangan itu sendiri.
Adapun beberapa biaya tindakan di ruang IRNA II adalah:
Tabel 3.10. Tarif Pembayaran Ruang Rawat Inap RSUD KLU
No. JENIS PELAYANAN BIAYA (Rp.)

1 Biaya ruang inap/ hari 75.000

2 Pasang infuse 25.000

3 Visite dokter umum 12.500

4 Jasa injeksi per hari 15.000

5 Rawat luka biasa 25.000

6 Konsul spesialis tidak langsung 10.000

7 Pasang NGT 200.000

8 Transfusi darah 45.000

9 Up infus 15.000

10 Perawatan luka gangren besar 40.000

11 EKG 100.000

12 Pengambilan darah arteri 150.000

13 Visite Dokter 30.000

14 Pemasangan kateter 175.000

15 Perawatan luka gangren kecil 25.000

Konsultasi dokter spesialis


16 50.000
langsung

Sumber : Admin Ruang IRNA II


Ruangan tidak memiliki sumber dana kebersamaan, namun
sistem pengumpulan uang di ruang IRNA II yaitu dikumpulkan
sewaktu ada teman yang sakit atau ada acara lain.
b) Kajian Data
Berdasarkan Kajian Data yang dilakukan diperoleh dari bagian
administrasi ruang IRNA II RSUD KLUdidapatkan data bahwa status
pasien berdasarkan sumber dana operasional di IRNA II adalah:

Tabel 3.11. Distribusi Status Pasien Berdasarkan Sumber Dana Operasional Di


IRNA II periode 23 - 4 Desember 2019
No Status Jumlah %
1 BPJS 126 79,3%
2 Umum 0 0
3 KKS 33 20,7%
Total 159 100 %
Sumber: Register ruang IRNA II RSUD KLU

5. M5 marketing
a. Wawancara
Berdasarkan hasil dari yang dengan bagian humas didapatkan bahwa
rumah sakit memiliki marketing yang cukup baik seperti pemeriksaan
penunjang yang tersedia seperti CT Scan, dll dan tidak lama lagi rumah
sakit akan membangun disaster hospital plan. Dan untuk marketing
internal, rumah sakit mempunyai ciri khas tersendiri yaitu GERIMIS
CINTA (Gerakan Hari Kamis Cuci Tangan Bersama). Ini merupakan
salah satu bentuk promosi RS guna menyadarkan dan membiasakan
masyarakat terutama pasien dan keluarga akan pentingnya cuci tangan
dengan 6 langkah. Namun untuk promosi ruang IRNA II belum ada upaya
dari manajemen rumah sakit.
b. Observasi
Belum di maksimalkannya alat-alat promosi kesehatan seperti banner.
di ruang IRNA II hanya terdapat beberapa poster seperti 5 moment cuci
tangan,6 langkah cuci tangan yang belum terdapat di setiap ruangan
pasien, dan pembagian leaflet kepada setiap pasien dan keluarga belum
dilakukan ruangan secara optimal.
B. Unsur Proses
1. Satuan asuhan keperawatan
a. Kajian teori (teori dihapus)
1) Pengkajian
Pengkajian adalah pemikiran dasar dari proses keperawatan yang
bertujuan untuk mengumpulkan informasi atau data tentang klien, agar
dapat mengidentifikasi, mengenali masalah-masalah, kebutuhan kesehatan
dan keperawatan klien, baik fisik, mental, social dan lingkungan.
Pengkajian merupakan langkah pertama dari proses keperawatan dengan
mengumpulkan data-data yang akurat dari klien sehingga akan diketahui
berbagai permasalahan yang ada (Pengantar Konsep Dasar Keperawatan).
Pengkajian keperawatan adalah proses sistematis dari pengumpulan,
verifikasi dan komunikasi data tentang klien (Fundamental Keperawatan).
2) Diagnosa
Diagnosa keperawatan adalah menganalisis data subjektif dan objektif
untuk membuat diagnosa keperawatan. Diagnosa keperawatan melibatkan
proses berpikir kompleks tentang data yang dikumpulkan dari klien,
keluarga, rekam medik, dan pemberi pelayanan kesehatan yang lain.
The North American Nursing Diagnosis Association (NANDA, 2010)
mendefinisikan diagnosa keperawatan semacam keputusan klinik yang
mencakup klien, keluarga, dan respon komunitas terhadap sesuatu yan
berpotensi sebagai masalah kesehatan dalam proses kehidupan.
3) Intervensi
Perencanaan meliputi pengembangan strategi, desain untuk mencegah,
mengurangi atau mengoreksi masalah-masalah yang diidentifikasikan
pada diagnosa keperawatan dan menyimpulkan rencana dokumentasi.
Secara tradisional rencana keperawatan diartikan sebagai suatu
dokumentasi tulisan tangan dalam menyelesaikan masalah, tujuan dan
intervensi. Sebagaimana disebutkan sebelumnya, rencana keperawatan
merupakan metode komunikasi tentang asuhan keperawatn kepada pasien.
Setiap pasien yang memerlukan asuhan keperawatan perlu suatu
perencanaan yang baik. Misalnya semua pasien pasca operasi memerlukan
suatu pengamatan tentang pengelolaaan cairan dan nyeri, sehingga semua
tindakan keperawatan harus distandarisasi. Standar tindakan tersebut
dapat dibaca di SAK (Standar Asuhan Keperawatan) atau SOP (Standar
Operasional Prosedur) dari (Depkes RI, 2000).
4) Implementasi
Implementasi Merupakan inisiatif dari rencana tindakan untuk
mencapai tujuan yang spesifik. Tahap pelaksanaan dimulai dimulai setelah
rencana tindakan disusun dan ditujukan pada nursing orders untuk
membantu klien mencapai tujuan yang diharapkan. Oleh karena itu
rencana tindakan yang spesifik dilaksanakan untuk memodifikasi faktor-
faktor yang mempengaruhi masalah kesehatan klien
5) Evaluasi
Perencanaan evaluasi memuat criteria keberhasilan proses dan
keberhasilan tindakan keperawatan. Keberhasilan proses dapat dilihat
dengan jalan membandingkan antara proses dengan pedoman/rencana
proses tersebut. Sedangkan keberhasilan tindakan dapat dilihat dengan
membandingkan antara tingkat kemandirian pasien dalam kehidupan
sehari-hari dan tingkat kemajuan kesehatan pasien dengan tujuan yang
telah di rumuskan sebelumnya.
b. Kajian data
1) Pengkajian
Setelah dilakukan observasi dan wawancara dengan kepala
ruangan IRNA II RSUD KLU menggunakan format pengkajian asuhan
keperawatan untuk setiap pasien yaitu Nanda Diagnosa, Standar
Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI), Nursing Intervention
Clasification (NIC).
2) Diagnosa keperawatan
Setelah dilakukan observasi dan wawancara dengan kepala
ruangan IRNA II RSUD KLU menggunakan format diagnosa
keperawatan untuk setiap pasien yaitu Nanda Diagnosa dan Standar
Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI).
3) Perencanaan
Setelah dilakukan observasi dan wawancara dengan kepala
ruangan IRNA II RSUD KLU menggunakan format rencana
keperawatan untuk setiap pasien yang sudah baku Nursing
Intervention Clasification (NIC).
4) Implementasi
Setelah dilakukan observasi dan wawancara dengan kepala
ruangan IRNA II RSUD KLU menggunakan format implementasi
yang dilakukan sesuai dengan perencanaan yang ditulis di Nursing
Intervention Clasification (NIC).
5) Evaluasi
Setelah dilakukan observasi dan wawancara dengan kepala
ruangan IRNA II RSUD KLU menggunakan format evalusi
keperawatan dengan menggunakan SOAP.
c. Analisis
Dari hasil kajian teori dan kajian data yang dilakukan di Ruang
IRNA II RSUD KLU di dapatkan hasil bahwa asuhan keperawatan
sudah diterapkan, hal ini ditunjukan dengan adanya proses asuhan
keperawatan (pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi dan
evaluasi) yang sudah meggunakan format baku Nanda Diagnosa,
Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI), Nursing
Intervention Clasification (NIC).
2. Proses manengement pelayanan/operasional keperawatan
Manajemen pelayanan keperawatan merupakan proses pelaksanaan
pelayanan keperawatan melalui staf keperawatan: asuhan keperawatan,
pengobatan dan rasa aman kepada pasien, keluarga dan masyarakat. Manajer
keperawatan harus merencanakan, organisir, mengarahkan dan mengontrol,
efektif dan ekonomis. Swanburg dan Swanburg, mengatakan manajemen
pelayanan keperawatan berhubungan dengan fungsi manajemen: perencanaan,
pengorganisasian, pengaturan staf, memimpin, mengendalikan aktivitas upaya
keperawatan.
a. Perencanaan
1) Kajian teori
Perencanaan adalah sebuah keputusan untuk suatu kemajuan yang
berisikan apa yang akan dilakukannya serta bagaimana, kapan dan
dimana akan dilaksanakannya (Marquis, 2000). Perencanaan merupakan
jembatan antara dimana kita saat ini dengan dimana kita saat mendatang.
Perencanaan bersifat fleksibel, tidak kaku bisa berubah.
Berdasarkan buku pedoman uraian tugas tenaga keperawatan di RS
(DEPKES RI, 1999), tugas kepala Ruang :
a) Mengatur jadwal atau daftar dinas tenaga keperawatan dan
tenaga lain sesuai kebutuhan pelayanan dan peraturan ang
berlaku di RS.
b) Mengadakan pertemuan berkala atau sewaktu-waktu dengan staf
keperawatan dan petugas lain yang beertugas di Ruang rawatnya.
c) Mengupayakan pengadaan peralatan dan obat-obatan sesuai
dengan kebutuhan berdasarkan ketentuan / kebijaksanaan RS.
d) Menyiapkan berkas catatan medik pasien dalam masa perawatan
di Ruang rawatnya dan selanjutnya mengembalikan berkas
tersebut ke bagian medical record bila pasien pulang / keluar dari
Ruang rawat tersebut.
e) Berperan serta menyusun falsafah dan tujuan pelayanan
keperawatan di Ruang rawat yang bersangkutan.
f) Menyusun rencana kebutuhan tenaga keperawatan dari segi
jumlah maupun segi kualifikasi untuk di Ruang rawat, koordinasi
dengan kepala SDM atau kepala instalasi.

2) Kajian data
Dari hasil observasi dan wawancara didapatkan bahwa di Ruang IRNA
II RSUD KLU telah dilakukan manajemen perencanaan oleh kepala
ruangan kepada semua lingkup yang ada di Ruang IRNA II RSUD KLU
baik dalam hal pembuatan jadwal dinas bulanan, berkoordinasi dengan
perawat ruangan baik katim maupun perawat pelaksana, perencanaan
tahunan alat/ fasilitas, kebutuhan tenaga dan cuti tenaga kesehatan
diRuang 2 RSUD KLU.
Tabelpembuatan jadwal dinas bulanan

No Standar Dokumen Ket

1 Jadwal Dinas Ada


2 Koordinasi dengan Perawat Primer Ada
Perencanaan Tahunan oleh Ka-Ru

3 - Perencanaan Pengembangan Staf Ada


- Alat/Fasilitas
- Kebutuhan Tenaga Ada
- Cuti
Ada
Ada

3) Analisis
Berdasarkan hasil kajian data di atas disimpulkan bahwa pelaksanaan
manajemen keperawatan dalam hal perencanaan oleh kepala ruangan di
Ruang IRNA II RSUD KLU sudah terlaksana dan tertata secara optimal
dan memiliki dokumentasi tersendiri.
b. Pengorganisasian
1) Kajian teori
Pengorganisasianadalah pengelompokan aktivitas-aktivitas
untuk mencapai tujuan objektif, penugasan suatu kelompok manajer
dengan otoritas pengawasan setiap kelompok dan menentukan cara
dari pengkoordinasian aktivitas yang tepat dengan unit lainnya, baik
secara vertikal maupun horizontal, yang bertanggungjawab untuk
mencapai objektif organisasi (Swansburg, 2000).
2) Kajian data
Pengorganisasian staf dalam pembagian kerjanya dan
pemberian asuhan keperawatan kepada klien menggunakan
pendekatan metode MPKP fungsional yaitu perpaduan antara Tim dan
primer. Di ruang IRNA II RSUD KLU menerapkan 4 tim dimana
dalam 1 tim terdiri dari 1 perawat primer (katim) dan 2-3 Perawat
Asosiatif (perawat pelaksana). Setiap tim bertanggung jawab atas
semua pasien, hal tersebut dapat dilihat dari jadwal shift yang
terjadwal pada pagi, siang, malam adalah 1 tim/shift.
3) Analisis
Berdasarkan kajian data yang diperoleh dapat dianalisa bahwa
di Ruang IRNA II RSUD KLUmenerapkan MPKP fungsional.
c. Pengarahan
1) Kajian teori
Berdasarkan Adikoesoemo (2000) bahwa pengarahan meliputi
adanya kemampuan manajer/pimpinan untuk bisa mengarahkan staf/
bawahannya untuk menjalankan fungsi masing- masing dengan baik.
2) Kajian data
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara mengenai
pergerakan dan pelaksanaan di Ruang IRNA II RSUD KLUkepada
kepala Ruangan didapatkan bahwa kepala ruangan telah melaksanakan
tugasnya dalam pengarahan terhadap staf yang berada di Ruang IRNA
II RSUD KLU. Pengarahan dalam hal sistem dan aturan yang ada di
ruangan.
3) Analisis
Ruang IRNA II RSUD KLUdipimpin oleh seorang kepala
ruangan yang dibantu oleh wakil kepala ruangan dan Katim dan telah
menjalankan fungsi pengarahan, dimana jika ada hal-hal yang penting,
kepala ruangan berkumpul dengan staf yang lain untuk membahas hal
tersebut. Dengan mengarahkan bawahan atau stafnya untuk
menjalankan fungsi masing-masing dengan baik.
d. Pengawasan
1) Kajian teori
Nursalam (2002), pengawasan melalui komunikasi, mengawasi
dan berkomunikasi langsung dengan ketua tim maupun perawat
pelaksana mengenai asuhan keperawatan yang diberikan kepada
pasien melalui supervisi
2) Kajian data
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi, pengontrolan
(supervisi) sudah dilaksanakan dengan baik, hal ini terlihat dengan
adanya supervisor internal yakni kepala ruangan sudah memberikan
pengawasan seperti memberikan masukan dan teguran pada perawat
yang memiliki kinerja yang kurang optimal dalam melaksanakan tugas
keperawatan serta memberikan penilaian terhadap kinerja perawat.
Supervisor eksternal sudah dilakukan dengan optimal karena sudah
terlihat adanya supervisor yang mengawasi secara rutin ke setiap
ruangan termasuk Ruang IRNA II RSUD KLU.
3) Analisis
Secara umum pelaksanaan pengawasan yang dilakukan oleh
supervisor eksternal dan supervisor internal (kepala ruangan) yang
dibantu oleh wakil kepala ruangan dan ketua tim sudah cukup baik.

3. Proses menegement bimbingan PKK bagi mahasiswa praktikan


a. Perencanaan
1) Kajian teori
Protap persiapan dalam penyelenggaraan praktek klinik keperawatan
(PKK) adalah sebagai berikut:
a) Bidang pendidikan dan pelatihan minimal 1 minggu sebelum
pelaksanaan PKK telah mengirim kerangka acuan lengkap
(kompetesi yang harus dicapai, jadwal praktek, blangko
presensi, blangko nilai, evaluasi dll) ke ruang perawatan yang
akan dipakai sebagai lahan praktek.
b) Penentuan lokasi praktek diajukan oleh pihak akademik dengan
kompetensinya yang dikoordinasikan dengan bidang diklit.
c) Bidang perawatan/ penanggungjawab bimbingan PKK,
menetapkan lokasi PKK sesuai dengan kompetensi yang ingin
dicapai.
d) Penerimaan dan orientasi mahasiswa diberikan dengan
melakukan kunjungan keliling RS, orientasi khusus unit
perawatan dan orientasi tugas, penyiapan pembimbing PKK
serta penjelasan PKK.
e) Penyiapan pembimbing praktik dilakukan oleh bidang
keperawatan dan penanggung jawab pembimbing PKK.
f) Mahasiswa memperoleh penjelasan pelaksanaan PKK.
2) Kajian data
Tabel Distribusi Kajian Planning Proses Bimbingan PKK di
Ruang IRNA II RSUD KLU
No Standar Data Ket

1 Pemberitahuan dari Institusi ke lahan praktik sebelum Dilakukan


praktik dengan kerangka acuan lengkap
2 Penentuan lokasi praktik dengan kompetensi yang ingin Dilakukan
dicapai
3 Penerimaan dan orientasi mahasiswa Dilakukan

4 Orientasi tugas Dilakukan

5 Penyiapan pembimbing PKK Dilakukan

3) Analisis
Sebelum mahasiswa melakukan praktik di ruangan, pihak
institusi pendidikan mengirimkan permohonan praktik ke Ruang IRNA
II RSUD KLU. Setelah mendapatkan persetujuan, institusi
mengirimkan kerangka kajuan pelaksanaan praktik dan diadakannya
pertemuan antara kedua pihak untuk mendapatkan kesepakatan dalam
melaksanakan praktik. Untuk selanjutnya sebelum memulai praktik,
mahasiswa diterima pihak Ruang IRNA II RSUD KLUdan
diorientasikan khusus dipimpin langsung oleh kepala ruangan atau CI
klinik.
b. Pengorganisasian
1) Kajian teori
Berdasarkan petunjuk teknis pelaksanaan praktek:
a) Penerimaan
Peserta didik diserahkan oleh direktur atau pembimbing
pendidikan kepada direktur 2 RSUD KLUatau pejabat yang
ditunjuk dan Pembimbing lahan.
b) Orientasi
a. Umum
b. Khusus
c. Orientasi ruang perawatan
d. Orientasi Pasien
c) Menetapkan pembimbing Klinik
d) Penjelasan pelaksanaan PKK
Bimbingan dilakukan oleh pembimbing klinik. Pembimbing
klinik adalah seorang tenaga perawat yang profesional yang
diberi wewenang dan tanggung jawab membimbing secara
langsung peserta didik.
e) Dalam proses bimbingan pembimbing klinik berperan dalam:
a. Melakukan kerjasama dengan pembimbing akademik dalam
rangka kelancaran pelaksanaan bimbingan PKK sesuai
dengan metode yang telah ditentukan
b. Mengikuti kegiatan bimbingan sesuai dengan metode yang
telah ditentukan
c. Mempersiapkan kelengkapan bahan peralatan dan pasien
yang akan dijadikan sumber pengalaman kerja
d. Mengikutkan peserta didik dalam kerja keperawatan
e. Memotivasi minat dan semangat belajar untuk
meningkatkan kemampuan peserta didik.
f. Menfasilitasi peserta didik saat memberikan asuhan
perawatan kepada pasien
g. Mengetahui pasien kelolaan peserta didik
h. Mengecek dokumentasi di status kelolaan peserta didik
i. Memantau pelaksanaan praktik yang meliputi kemampuan,
ketaatan serta memberikan teguran bila terjadi pelanggaran
j. Mengarahkan dan membimbing peserta didik dalam rangka
pencapaian target kompetensi yang diharapkan
k. Mengesahkan pencapaian target kompetensi peserta didik.
2) Kajian data
Tabel distribusi kajian organisasi proses bimbingan PKK/peserta
didik di Ruang IRNA II RSUD KLU

No Standar Data Ket

1 Adanya serah terima peserta Dilakukan


didik
2 Penetapan pembimbing Dilakukan
PKK/peserta didik sesuai
kriteria yang ditetapkan

3 Menjelaskan pelaksanaan PKK/ Dilakukan


peserta didik

4 Pembagian jadwal dinas Dilakukan

5 Penentuan sanksi bagi peserta Dilakukan


didik

6 Adanya proses pembimbing Dilakukan


dari pembimbing PKK/ peserta
didik sesuai dengan ketentuan

3) Analisis
Dalam melaksanakan manajemen, pembimbing klinik (CI)
keperawatan juga melaksanakan tugas sebagai kepala ruangan dan
memberikan bimbingan serta arahan kepada praktikan sesuai
kompetensi. Serah terima peserta didik tetap dilakukan.
c. Pengarahan
1) Kajian teori
Pengarahan dilakukan sesuai dengan metode bimbingan yang
dilakukan. Metode bimbingan antara lain:
a) Pre-post conference
Dilakukan oleh peserta didik, pembimbing klinik dan
pembimbing akademik.
b) Ronde keperawatan
Ronde keperawatan adalah suatu metode pembelajaran
klinik keperawatan yang memberi kesempatan kepada peserta
didik untuk mentransfer dan mempraktikkan pengetahuan yang
didapat di kelas dan di lab dengan kunjungan secara langsung
kepada pasien.
c) Bed side teaching
Bed side teaching adalah bentuk pembimbingan yang
dilaksanakan oleh pembimbing klinik di samping pasien.
a. Monitoring kehadiran dan kompetensi peserta didik
b. Bimbingan pelaksanaan tindakan perawatan
c. Diskusi dan laporan individu

2) Kajian data
Tabel 2.17 kajian actuating proses bimbingan PKK/peserta didik
di Ruang IRNA II RSUD KLU
No Standar Data Ket

1 Pengarahan dilakukan sesuai dengan metode


pembimbingan yang dilakukan:
a) Pre-post conference Dilakukan

b) Post confrence Dilakukan


c) Ronde keperawatan
Belum
dilakukan

2 Monitoring kehadiran Dilakukan

3 Monitoring kompetensi peserta didik Dilakukan

4 Bimbingan pelaksanaan tindakan perawatan Dilakukan

5 Diskusi laporan individu dilakukan

3) Analisis
Dalam pelaksanaan bimbingan, CI klinik metode yang dilakukan
adalah orientasi pre confrence dan post confrence dilakukan hanya
pada saat praktik dan akhir waktu praktik untuk mengevaluasi
pencapaian kompetensi, sehingga tidak ada jadwal tersendiri.
Sementara ronde keperawatan belum dilakukan karena selama
pengkajian belum terdapat kasus untuk dilakukan ronde keperawatan.
d. Pengawasan
1) Kajian teori
Pengawasan terhadap mahasiswa praktik dilakukan dengan cara:
a) Pemantauan tata tertib
b) Observasi
c) Reward dan punishment
d) Langsung dari pembimbing klinik dan pembimbingakademik
2) Kajian data
Tabel Kajian Controling Proses Bimbingan PKK di Ruang
IRNA II RSUD KLU
No Standar Data Ket

1 Memonitor pelaksanaan dinas Dilakukan


peserta didik
- Tata tertib
- Observasi
- Reward dan punishment
2 Mengetahui pasien kasus kelolaan Dilakukan
peserta didik

3 Mengecek dokumentasi di status Dilakukan


pasien kelolaan peserta didik

4 Memberikan teguran jika terjadi Dilakukan


pelanggaran

3) Analisis
Controling terhadap mahasiswa praktik dilakukan dengan
melakukan observasi kehadiran mahasiswa oleh CI ruangan IRNA II
serta keaktifan dari mahasiswa selama praktik. Sebelum praktik
dimulai mahasiswa sudah dijelaskan tentang tata tertib yang berlaku
oleh CI . Penilaian terhadap peserta didik dokumentasikan dalam buku
nilai laporan dan sikap mahasiswa.
C. Unsur Output/Keluaran
1. Efisinsi ruang rawat (BOR, LOS, BTO, TOI)
a. Kajian teori
Efisiensi pelayanan meliputi 4(empat) indikator mutu pelayanan
kesehatan yaitu BOR, LOS, TOI dan BTO.
BOR (Bed Occupancy Rate) menunjukkan tinggi rendahnya
pemanfaatan tempat tidur yang tersedia di rumah sakit dalam jangka waktu
tertentu, bila nilai ini mendekati 100 % berarti ideal. Standar nasional
untuk dalam satu tahun adalah : 75-85 %.

BOR : Jumlah pasien x 100 %

Jumlah TT x hari perawatan

LOS (Length of Stay) menunjukkan rata-rata lamanya


perawatan setiap pasien, Lama waktu rawat yang baik maksimum 12 hari,
standar Nasional untuk rumah sakit dalam satu tahun adalah 7-10 hari.

LOS : Jumlah lama dirawat_

Jumlahpasienkeluar (hidup dan mati)

TOI (Turn Over Interval) menunjukkan waktu rata-rata suatu tempat


tidur kosong atau waktu antara satu tempat tidur ditinggalkan oleh pasien
sampai dengan diisi lagi. Standar 1-3 hari untuk rumah sakit dalam satu
tahun.

TOI : (Jumlah TT x Periode)- Hari perawatan

Jumlah pasien keluar (hidup dan Mati)

BTO (Bed Turn Over) menunjukkan frekuensi pemakaian tempat tidur


rumah sakit dalam satu satuan waktu tertentu. Jadi BTO memberikan
gambaran tentang tingkat pemakaian tempat tidur rumah sakit. Standar 5 -
45 kali untuk rumah sakit dalam satu tahun, sedangkan yang baik lebih
dari 40 kali (Djojodibroto, 1997).
BTO :Jumlahpasienkeluar (hidup dan mati)
Jumlahtempattidur
Tabel Indikator Efisiensi Ruangan Standar Nasional RSU

No Indikator Standar KETERANGAN

1 BOR 60-85% Efisien

2 LOS 6-9 Hari Efisien

3 BTO 40-50 Kali Efisien

4 TOI 1-3 Hari Efisien

Sumber : Depkes RI,2006

b. Kajian data
1. BOR
Tabel Distribusi Efisiensi Ruang IRNA II RSUD KLU 23
Desember 2019 – 2 Januari 2020
Bulan JHP BOR

23 115 119,1
Desember –
2 Januari
2020
Sumber: buku register IRNA II 2019

Rata-rata nilai BOR 23 Desember 2019- 2 Januari 2020 adalah 119,1

2. LOS
Tabel Distribusi LOS diruang IRNA II RSUD KLU tanggal 23
Desember 2019 – 2 Januari 2020
Bulan JHP LOS

23 Desember 115 4,6


– 2 Januari
2020
Sumber: buku register IRNA II 2019

Rata-rata nilai LOS Desember 2019 – 2 Januari 2020 adalah 4,6


3. BTO
Tabel Distribusi BTO Di Ruang IRNA II RSUD KLU tanggal 23
Desember 2019 – 2 Januari 2020

Bulan JHP BTO

23 Desember – 2 115 1,19


Januari 2020
Sumber: buku register IRNA II 2019
Rata-rata nilai BTO 23 Desember – 2 Januari 2020 adalah 1,19
4. TOI
Distribusi TOI di Ruang IRNA II RSUD KLU tanggal 23
Desember 2019 – 2 Januari 2020

Bulan JHP TOI


23 Desember – 2 115 21,5 %
Januari 2020
Sumber: buku register IRNA II 2019
Rata-rata nilai TOI 23 Desember 2019- 02 Januari 2020 adalah 21,5 %
5. NDR
Distribusi NDR di Ruang IRNA II RSUD KLU tanggal 23
Desember 2019- 2 Januari 2020

Bulan JHP NDR


23 Desember – 2 115 6,25
Januari 2020
Sumber: buku register IRNA II 2019
Rata-rata nilai NDR 23 Desember 2019- 02 Januari 2020 adalah 6,25
6,25
b) Analisis
Hasil BOR, LOS, BTO dan TOI dalam periode 23 Desember 2019 – 2 Januari
2020 didapatkan
BOR = 119,1 %
LOS = 4,6 %
BTO = 1,19 %
TOI = 21,5 %
NDR = 6,25 %

Anda mungkin juga menyukai