DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 3
AKHMAD ZAELANI
NURFAUZIRAH
HANDANI
HERDA WIJAYA
MUNAWIR ALFARISI
ABDUL RAUF
EGI DIAH SAFITRI
KARTINI ULFIANTI
ERNA LESTARI
RESTU WAHYU INAYAH
BASORI PUTRA
HANA MARISTA
EVI MULYATI
HENY NURUL AHDAYANI
PUTRI MAHARANI
M.RIZAL
2019
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan hidayah dan karunia-Nya sehingga penyusunan “Proposal Manajemen
Keperawatan di Ruang IRNA II Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Lombok
Utara” dapat terselesaikan.
Mataram, Desember
2019
Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................................................... 4
BAB II ....................................................................................................................................... 10
BAB III...................................................................................................................................... 15
1. Man…………………………………………………………………………………
31
2. Money……………………………………………………………………………
3. Material……………………………………………………………………………
4. Methode……………………………………………………………………………
5. Marketing……………………………………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut WHO (World Health Organization) tahun 1974, rumah sakit adalah
bagian integral dari suatu organisasi sosial dan kesehatan dengan fungsi menyediakan
pelayanan paripurna (komprehensif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan pencegahan
penyakit (preventif) kepada masyarakat. Rumah sakit juga merupakan pusat pelatihan
bagi tenaga kesehatan dan pusat penelitian medik. Pelayanan kesehatan di rumah sakit
berjalan secara sinergis antar disiplin profesi kesehatan dan non kesehatan.
Pelayanan keperawatan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan.
Dalam pelayanan kesehatan, keberadaan perawat merupakan posisi kunci, yang
dibuktikan oleh kenyataan bahwa 40-60 % pelayanan rumah sakit merupakan
pelayanan keperawatan dan hampir semua pelayanan promosi kesehatan dan
pencegahan penyakit baik di rumah sakit maupun tatanan pelayanan kesehatan lain
dilakukan oleh perawat. (Wiwiek, 2008)
Menurut Nursalam (2002), keperawatan sebagai pelayanan yang professional
bersifat humanistik, menggunakan pendekatan holistik,dilakukan berdasarkan ilmu dan
kiat keperawatan, berorientasi kepada kebutuhan obyektif klien, mengacu pada standard
professional keperawatan dan menggunakan etika keperawatan sebagai tuntunan utama.
Keperawatan profesional secara umum merupakan tanggung jawab seorang perawat
yang selalu mengabdi kepada manusia dan kemanusiaan, sehingga dituntut untuk selalu
melaksanakan asuhan keperawatan dengan benar (rasional) dan baik (etikal).
Kontribusi pelayanan keperawatan terhadap pelayanan kesehatan, yang
dilaksanakan di sarana kesehatan sangat tergantung pada manajemen pelayanan
perawatan. Manajemen pelayanan keperawatan merupakan suatu proses perubahan atau
transformasi dari sumber daya yang dimiliki untuk mencapai tujuan. Manajemen
merupakan suatu pendekatan yang dinamis dan proaktif dalam menjalankan suatu
kegiatan di organisasi. Dimana di dalam manajemen tersebut mencakup kegiatan
koordinasi dan supervisi terhadap staf, sarana dan prasarana dalam mencapai tujuan
organisasi (Grant & Massey, 1999). Sedangkan menurut Gillies (1986), manajemen
didefinisikan sebagai suatu proses dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain.
Manajemen keperawatan menurut Nursalam (2002), merupakan suatu pelayanan
keperawatan profesional dimana tim keperawatan dikelola dengan menjalankan empat
fungsi manajemen antara lain perencanaan, pengorganisasian, motivasi, dan
pengendalian. Keempat fungsi tersebut saling berhubungan dan memerlukan
keterampilan-keterampilan teknis, hubungan antar manusia, konseptual yang
mendukung asuhan keperwatan yang bermutu, berdaya guna dan berhasil guna bagi
masyarakat. Hal ini menunjukkan bahwa manajemen keperawatan perlu mendapat
prioritas utama dalam pengembangan keperawatan di masa depan, karena berkaitan
dengan tuntutan profesi dan global bahwa setiap perkembangan serta perubahan
memerlukan pengelolaan secara profesional dengan memperhatikan setiap perubahan
yang terjadi.
Ciri–ciri mutu asuhan keperawatan yang baik antara lain : memenuhi standar
profesi yang ditetapkan, sumber daya untuk pelayanan asuhan keperawatan
dimanfaatkan secara wajar, efisien, dan efektif, aman bagi pasien dan tenaga
keperawatan, memuaskan bagi pasien dan tenaga keperawatan serta aspek sosial,
ekonomi, budaya, agama, etika dan tata nilai masyarakat diperhatikan dan dihormati.
Hal ini dapat dicapai dengan adanya manajemen yang baik. (Arwani, 2002)
Asuhan keperawatan merupakan titik sentral pelayanana keperawatan, asuhan
keperawatan yang bermutu hanya dapat dicapai dengan pengelolaan asuhan
keperawatan yang profesional. Model pemberian asuhan keperawatan merupakan salah
satu pendekatan dalam pengelolaan asuhan keperawatan profesional yang menjamin
terwujudnya kesinambungan dalam pemberihan asuhan keperawatan dan akuntabilitas.
(Nursalam, 2002)
Rumah Sakit Umum Daerah(RSUD)Kabupaten Lombok Utara dalam
pengelolaan asuhan keperawatan profesionalnya menerapkan model pemberian asuhan
keperawatan dengan metode TIM, melalui kerja kelompok yang terkoordinasi dan
kooperatif dapat terwujud pemberian asuhan keperawatan yang menyeluruh lengkap
terhadap pasien.
Perawat sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan, dituntut untuk
memiliki kemampuan manajerial yang tangguh, sehingga pelayanan yang diberikan
mampu memuaskan kebutuhan klien. Dalam rangka meningkatkan keterampilan
manajerial peserta didik keperawatan selain mendapatkan materi kepemimpinan dan
manajemen keperawatan juga melakukan praktek langsung di lapangan. Mahasiswa
Program S1, Program Studi Ilmu Keperawatan (PSIK), Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
STIKESMataram melakukan praktek Stase Kepemimpinan dan Manajemen
Keperawatan di Ruang IRNA II RSUD Kabupaten Lombok Utara dengan arahan
pembimbing klinik dan pembimbing akademik.
B. Tujuan Penulisan
a. Tujuan Umum
Setelah melakukan praktek kepemimpinan dan manajeman keperawatan di
Ruang IRNA II RSUD Kabupaten Lombok Utara mahasiswa mampu
melakukan pengelolaan pelayanan keperawatan profesional tingkat dasar secara
bertanggung jawab dan menunjukan sikap kepemimpinan yang profesional.
b. Tujuan Khusus
Setelah melakukan praktek kepemimpinan dan manajeman keperawatan
selama 2 minggu di Ruang IRNA II RSUD Kabupaten Lombok Utara
mahasiswa mampu :
1. Melakukan pengkajian data yang meliputi profil umum ruang keperawatan,
unsur input, unsur proses dan unsur output.
2. Menganalisa hasil kajian pada setiap sub unsur pada unsur input, unsur
proses dan unsur output.
3. Membuat identifikasi permasalahan yang ada, memprioritaskan masalah
tersebut dan menyusun rencana kegiatan.
4. Melaksanakan dan mengevaluasi tindakan sesuai rencana yang sudah
disusun.
c. Waktu Pelaksanaan
Pelaksanaan Praktik Manajemen keperawatan Stikes Mataram Kelompok 3 ini
dilakukan dari tanggal 23 Desember sampai dengan 4 Desember 2019 di ruang
IRNA II RSUD Kabupaten Lombok Utara.
d. Pelaksana Kegiatan
Mahasiswa program studi ilmu keperawatan Angkatan 2016 stase manajemen
keperawatan dengan anggota kelompok3 :
1. Akhmad zaelani
2. Nurfauzirah
3. Handani
4. Herda wijaya
5. Munawir alfarisi
6. Abdul rauf
7. Egi diah safitri
8. Kartini ulfianti
9. Erna lestari
10. Restu wahyu inayah
11. Basori putra
12. Hana marista
13. Evi mulyati
14. Heny nurul ahdayani
15. Putri maharani
16. M.rizal
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Menegement Keperawatan
1. Pengertian
Manajemen merupakan suatu pendekatan yang dinamis dan pro aktif dalam
menjalankan suatu kegiatan diorganisasi yang mencakup kegiatan koordinasi dan
supervisi terhadap staf sarana dan prasarana dalam mencapai tujuan organisasi.
(Grant & Massey, 1999)
Sedangkan manajemen menurut Fayol adalah memperkenalkan dan
merencanakan, mengorganisasikan, memimpin, mengkoordinasi, dan
mengendalikan. Memperkirakan dan merencanakan berarti mempertimbangkan
masa depan dan menyusun rencana aktifitas. (Fayol dalam bukunya Russel, 2000)
Manajemen Keperawatan adalah proses pelaksanaan pelayanan keperawatan
melalui upaya staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan,
pengobatan, dan rasa aman kepada pasien, keluarga dan masyarakat. (Gillies,
1985)
2. Fungsi Menengement
a. Planning (Perencanaan)
Perencanan yang diperlukan dalam manajemen keperawatan ini
bertitik tumpu pada tujuan apa yang ingin dicapai. Selain itu juga persiapan-
persiapan tindakan yang perlu diambil untuk suatu keadaan-keadaan tertentu
nantinya. Tujuannya agar tindakan perawat nanti dapat terarah dengan baik.
b. Organizing (Pengorganisasian)
Fungsi ini merupakan suatu pengaturan setelah rencana. Jadi
manajemen keperawatan juga dapat mengatur dan menentukan pembagian
tugas pekerjaannya, macam, jenis, unit kerja, alat – alat, keuangan dan
fasilitas.
c. Penggerak
Tanda manajemen keperawatan yang berhasil ialah saat mampu
menggerakkan orang – orang supaya mau atau suka bekerja. Manajemen
keperawatan ini juga harus mampu menciptakan suasana bekerja bukan hanya
karena perintah, tetapi harus dengan kesadaran sendiri, termotivasi secara
internal.
d. Pengendalian
Karena tugasnya adalah untuk dapat mengelola maka agar tujuan dapat
tercapai sesuai dengan rencana harus dilakukan pangawasan pada
pelaksanaannya, apakah orang–orangnya, cara dan waktunya tepat.
Pengendalian ini juga berfungsi supaya kesalahan yang terjadi dapat segera
diperbaiki.
e. Penilaian
Fungsi ini menunjukan manajemen keperawatan sebagai media
pengukuran dan perbandingan dari hasil – hasil pekerjaan yang seharusnya
dicapai.
4. Standard IV : Implementasi
Perawat mengimplementasikan tindakan yang telah diidentifikasi dalam proses
Asuhan Keperawatan.
Kriteria proses, meliputi :
a. Bekerjasama dengan pasien dalam pelaksanaan tindakan keperawatan
b. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain
c. Melakukan tindakan keperawatan untuk mengatasi kesehatan pasien.
d. Memberikan pendidikan kesehatan kepada pasien dan keluarga mengenai
konsep, keterampilan asuhan diri, serta membantu pasien memodifikasi
lingkungan yang digunakan
e. Mengkaji ulang dan merevisi pelaksanaan tindakan keperawatan berdasarkan
respon pasien.
D. Peran perawat
1. Tugas Dan Tanggung Jawab Kepala Ruang Rawat
a. Menunjuk perawat primer dan tugas masing-masing
b. Mengikuti serah terima pasien di shift sebelumnya
c. Mengidentifikasi jumlah perawat yang dibutuhkan berdasarkan aktivitas
dan tingkat ketergantungan pasien dibantu perawat primer
d. Mengatur pengendalian asuhan keperawatan
e. Membantu membimbing terhadap peserta didik keperawatan
f. Merumuskan metode penugasan/MAKP yang digunakan
g. Membuat rincian tugas perawat primer dan perawat asosiet secara jelas
h. Melaksanakan koferensi
i. Memberikan pengarahan tentang penugasan kepada perawat primer.
HASIL KAJIAN
Adapun jenis / macam kamar pelayanan yang ada di Rawat Inap Irna II ini
adalah pelayanan rawat inap Kamar Tiu Teja 101, Tiu Teja 102, Tiu Kelep 107 dan
Tiu Kelep 106 khusus untuk perawatan pasien bedah, 1 ruangan Isolasi untuk pasien
Airbon Pasien yang terkena penyakit menular seperti contohnya Susp TB, Airbone
Pasien yang bersifat TB Positif, dan lain sebagainya.
a. Moto , Visi dan Misi Ruangan Irna II Rumah Sakit Umum Daerah KLU
Adapaun Moto Serta Visi dan Misi Irna II kali ini adalah :
MOTO :
VISI :
Terwujudnya Pelayanan Asuhan Keperawatan Yang Prima Dan
Profesional.
MISI :
Visi dan Misi ini di susun bedasarkan pedoman pelayanan yang ada di
Ruangan Irna II untuk di perdalam dihayati dan diaplikasikan dalam
pelayanan baik secara institusional maupun secara pribadi kepada petugas
Perawat maupun Administrasi, sehingga dalam setiap memberikan
pelayanan sungguh dapat saling berbagi kasih sebagai berbela rasa berbakti
untuk sesama dan ikut ambil bagian dalam menyelamatkan banyak orang.
Tiu Tiu
Kelep Kelep
107 106
Ruang Nurse
Nurse Station
Airbone Gizi
Tiu Tiu R. Anak
103 Ruang Karu Dan
Admin Obat/alat Teja Teja
101 102
Ruang BHP
Wc
Nur
se
Kepala Bidang Pelayanan
Medik dan Keperawatan
Perawat Sekunder
Irwan Laduini A. Md, Kep Nia Hayati, A.Md, Kep Laelatul Azizah A.Md, Kep Raden Laya P, A.Md, Kep
Popi Rahayu A, A.Md, Kep Baiq Gita S. S.Kep, Ns Cici Dammi Lestari A. Md, Kep Ratnawati, A.Md, Kep
Fatmatin Zohrah, S.Kep,Ns Sofian, A.Md, Kep R. Rian Indrawan, S. Kep, Ns Desak Komang, S.Kep, Ns
b) M2 Material
- Kajian teori
Pelaksanaan proses manajemen pelayanan keperawatan sangat
memerlukan adanya pengelolaan fasilitas dan peralatan sebagai faktor
pendukung dan penunjang terlaksananya pelayanan keperawatan yang efektif.
Kurangnya Kepatuhan petugas dalam melaksanaan kebersihan tangan
adalah masalah yang dihadapi oleh rumah sakit di seluruh dunia kurangnya
fasilitas sepeti wastafel dan akses terhadap air bersih, sabun serta tisu pada titik
pelayanan kesehatan merupakan kendala yang mempengaruhi kepatuhan
mencuci tangan, salah satu caranyan dengan adanya alcohol-based handrub,
mencuci tangan dengan handrub tidak membutuhkan air bersih, sabun serta
tissue dan dapat digunakan langsung ditempat kerja.(Maunah, 2016)
Serta pada Umumnya Tempat sampah disediakan minimal satu buah untuk
setiap kamar atau ruangan (Depkes,2004)
Kemudian Standar fasilitas dan alat-alat kedokteran maupun
keperawatan telah ditetapkan oleh masing-masing institusi dengan
memperhatikan jenis alat, bahan/warna, ukuran, jenis kegiatan, jumlah yang
dibutuhkan, juga didasarkan atas pertimbangan bahan yang dipakai, disimpan
maupun dicuci.Penyediaan alat-alat menggunakan pedoman buku standar
Fasilitas dan Peralatan Keperawatan Ruang IRNA II RSUD Kabupaten
Lombok utara. Standar tersebut meliputi alat medis dan non medis.
- Wawancara.
Dari hasil wawancara kepala ruangan mengatakan bahwa sarana dan
pra sarana diruangan sudah sesuai standar fasilitas dan alat-alat
kesehatan dengan pedoman alat di RSUD Kabupaten lombok utara.
- Cara pengambilan data :
Cara pengambilan data dengan observasi, wawancara dan kajian data
- Komponen M2 (material)
o Alat medis
o Alat non-medis
c) M3 Methode
- Kajian teori
Adalah segala hal masalah terkait dengan metode dan prosedur kerja. Misalnya
prosedur kerja tidak ada, prosedur kerja tidak jelas, metode sulit dipahami,
metode tidak standar, metode tidak cocok, metode yang bertentangan dengan
metode lainnya. Dalam hal ini semua bentuk standar asuhan keperawatan (SAK)
dan standar operasional prosedur (SOP) akan di kaji pada kepala ruangan dan
apabila ada tindakan yang tidak memiliki prosedur maka di kehendaki untuk
dibuat oleh tim.
- Cara pengambilan data
Cara pengambilan data dengan observasi, wawancara dan kajian data
- Komponen M3 (methode) :
o Data penyakit
o Metode pemberian asuhan keperawatan
o Standar Operasional Prosedur
o Timbang Terima
o Pembagian Jam Kerja
Operan shift dan pengaturan shift tiap hari terbagi menjadi 3 shift,
yaitu shift pagi dari jam 07.00 WIB – 14.00 WIB, shift siang dari jam
14.00 WIB -20.00 WIB dan shift malam dari jam 20.00 WIB – 07.00 WIB.
o Discharge Planning
o Ronde Keperawatan ada 2 :
a. Pasien baru dengan penyakit baru
b. Pasien lebih dari 5 hari
o Program Desentralisasi Obat
o Supervisi
d) M4 Money
- Kajian teori
Sesuai dengan ketentuan umum PP No. 6 Tahun 2000 perjan adalah
badan usaha milik negara (BUMN) sebagaimana diatur dalam UU no 9 tahun
1969 dimana seluruh modalnya oleh pemerintah dan merupakan kekayaan
negara yang tidak dipisahkan serta tidak terbagi atas saham-saham, jadi rumah
sakit perjan tetap merupakan aset dari Depkes. Pengelolaan RS perjan
dilakukan oleh direksi serta dibentuk dewan pengawas untuk melakukan
pengawasan (Djoyo Sugito, 2002).
Salah satu fungsi rumah sakit adalah memberikan pelayanan
kesehatan, baik medis maupun non medis, dalam kaitan tersebut agar
pelayanan Rumah Sakit dapat berjalan seoptimal mungkin dan dapat
dirasakan oleh masyarakat maka untuk itu Rumah Sakit perlu mempersiapkan
peralatan atau bahan medis, non medis atau jasa pemborongan.
Salah satu fungsi rumah sakit adalah memberikan pelayanan
kesehatan, baik medis maupun non medis, dalam kaitan tersebut agar
pelayanan Rumah Sakit dapat berjalan seoptimal mungkin dan dapat
dirasakan oleh masyarakat maka untuk itu Rumah Sakit perlu mempersiapkan
peralatan atau bahan medis, non medis atau jasa pemborongan. Sumber dana
Rumah Sakit yaitu:
1) Daftar isian proyek pemerintah pusat dari anggaran pendapatan Belanja
Negara (APBN)
2) Daftar isian kegiatan dari anggaran pendapatan belanja negara
3) Pendapatan fungsional dari pendapatan pelayanan rumah sakit
e) M5 Marketing
- Kajian teori
1. Adanya pelanggan peserta asuransi kesehatan seperti ASKES, ASKESKIN,
kontraktor dan umum.
2. Adanya kerjasama yang baik antara Institusi Pendidikan Kesehatan dan
Rumah Sakit untuk kegiatan praktek klinik mahasiswa.
B. Unsur Input/Masukan
1. Man
a. Pasien
1) Kajian data
Dari Hasil Observasi dilakukan dengan kepala ruangan, ruang
Ruang IRNA II RSUD sementara KLU adalah ruang rawat inap yang
menerima pasien dengan kategori penyakit tidak menular dan penyakit
menular. Jumlah pasien yang dirawat pada bulan Desember 2019
sebanyak 159 orang yaitu:
Tabel 3.1. Distribusi Jumlah Pasien di Ruang IRNA II RSUD KLU
pada tanggal 23 Desember 2019 – 02 Januari 2020
No Bulan Jumlah (Orang) %
1 23 Desember 2019 25 100%
– 02 Januari 2020
Jumlah 25 100
1 S1 Keperawatan+Ners 6 31,58%
2 D3 Keperawatan 13 68,42%
Jumlah 19 100%
1 Dokter Spesialis
-1 spesialis mata
2) Kajian Data
Berdasarkan tabel dapat dilihat bahwa tingkat pendidikan
perawat diruang IRNA II RSUD Sementara KLU yang paling
dominan adalah D3 Keperawatan sebanyak 13 orang dengan
presentase 68,42 %, sedangkan tingkat Pendidikan S1+profesi
sebanyak 6 orang dengan presentase 31,58. Berdasarkan data tenaga
non medis dapat dilihat bahwa tenaga non keperawatan dokter
spesialis 4 orang, tenaga administrasi 1 orang, Ahli Gizi 2 orang,
cleaning service sebanyak 2 orang.
c. Mahasiswa Praktik
1) Kajian data
Tabel 3.4 Distribusi Data Mahasiswa Praktik Di Ruang IRNA
II RSUD KLU Periode 23 Desember 2019- 4 januari 2020
No Institusi Jumlah
JUMLAH 16 Orang
2) Analisis
Berdasarkan tabel diatas pada saat pengkajian yaitu pada per
23 – 04 Januari 2020 terdiri dari mahasiswa STIKES MATARAM
berjumlah 16 orang mahasiswa. Karakteristik seimbang dengan
jumlah pembimbing yang ada dimana jumlah pembimbing yang
ditunjuk berjumlah 1 pembimbing untuk mahasiswa praktikan.
d. Jumlah ketenagaan perawat
1) Kajian teori
a) Menurut Douglas (1984)
Penghitungan jumlah tenaga keperawatan menurut Douglas
dihitung berdasarkan tingkat ketergantungan pasien untuk
setiap shiftnya seperti tabel 8 berikut:
Klasifikasi Ketergantungan Pasien Menurut Douglas
Kebutuhan perawat
Klasifikasi
Pagi Sore Malam
2) Kajian data
Tabel 3.5 Tingkat ketergantungan pasien dan kebutuhan tenaga
perawat tanggal 27 Desember 2019 di Ruang IRNA II RSUD KLU.
Tingkat
Jumlah Kebutuhan Tenaga
ketergantungan
Tingkat
ketergan Jumlah Pagi Sore Malam
tungan
Pagi : 4orang
Siang : 3 orang
Malam : 2 orang +
9 orang perawat
3) Analisis
Berdasarkan hasil observasi didapatkan bahwa kebutuhan
tenaga kesehatan di Ruang IRNA II RSUD KLU pada tanggal 27
Desember adalah 9
Permasalahan yang muncul pada jumlah ketenagaan ialah :
o kebutuhan tenaga perawat perhari adalah sebanyak 9 orang yang
menunjukkan bahwa jumlah perawat di ruang IRNA II melebihi
batas kebutuhan perawat pada dasarnya.....?
2. M2 Material
a. Kajian data
a) Wawancara.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakuakan dengan kepala
ruangan mengatakan bahwa sarana dan pra sarana diruangan sudah
sesuai standar fasilitas dan alat-alat kesehatan dengan pedoman alat
di RSUD Sementara KLU.
b) Observasi.
Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan kepala ruangan
Ruang IRNA II RSUD Sementara KLU masih ada sarana dan
prasarana yang tidak sesuai dengan tempatnya namun kategori alat
Medis Baik 38 dan dan rusak 1.
b. Kajian Data
Data berikut ini adalah hasil pengkajian dan observasi alat-alat :
Tabel 3.7.Distribusi Alat Medis Ruang IRNA II RSUD Sementara
KLU
Keterangan
No
Nama alat Jumlah Baik Kurang Rusak
baik
1 Termometer 2 1 - 1
2 EKG 1 1 - -
3 Standar infus 2 2 - -
5 Regulator oksigen - - - -
6 Stetoskop 1 - - -
8 Spignomanometer anak - - - -
9 Suction (sudah - - - -
terpasang di masing-
masing station pasien)
12 Troli tindakan 3 3 - -
13 Troli obat 1 1 - -
14 Troli Mayo - - - -
16 Tong spatel - - - -
19 Spalk - - - -
20 Pen light - - - -
21 Torniquet 2 2 - -
22 Kursi Roda 1 1 - -
23 Regulator Vakum - - - -
24 Buli Panas - - - -
25 Kirbat Es - - - -
26 Pispot 1 1 - -
27 Gunting plester 2 - - -
28 X-Ray Viewer - - - -
Jumlah 39 38 - 1
c. Kajian Data
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan kepala
ruangan mengatakan bahwa sarana dan pra sarana diruangan sudah
sesuai standar fasilitas dan alat-alat kesehatan dengan pedoman alat di
RSUD KLU.
d. Observasi.
Dari hasil observasi dilakukan dengan kepala ruangan Ruang
IRNA II RSUD KLU masih ada sarana dan prasarana yang tidak
sesuai dengan kegunaannya: ........?? namun kategori Alat Non Medis
Baik yaitu 115, kurang baik 2, rusak 1.
e. Kajian Data
Data berikut ini adalah hasil pengkajian dan observasi alat-alat :
Tabel 3.8.Distribusi Alat Non Medis Ruang IRNA II RSUD KLU
Keterangan
5 Loker pasien 0 - - -
6 Lemari linen 0 - - -
8 Korden sampiran 0 - - -
9 Korden jendela 1 - - -
10 Lemari kecil 2 2 - -
11 AC Split 0 - - -
12 Kursi plastik 6 6 - -
13 Kursi busa 0 - - -
14 Meja kounter 1 1 - -
15 Meja kerja 2 2 - -
16 Senter 0 - - -
17 Seprai 18 18 - -
18 Bantal 0 - - -
19 Sarung bantal 0 - - -
20 Selimut 0 - - -
21 Kulkas 0 - - -
22 Kipas angin 34 33 1 -
23 Loker Perawat 2 2 - -
27 Flatwall refrigerator 0 - - -
28 Handuk 0 - - -
29 Rak sandal 0 - - -
30 Jemuran 0 - - -
32 Ember 1 - - -
33 Gayung 1 - - -
35 Computer 1 1 - -
36 Papan Tulis 0 - - -
37 Jam dinding 0 - - -
38 Wastapel 7 6 - 1
39 Cermin 0 - - -
40 Waslap 0 - - -
41 Dispenser 0 - - -
42 Baskom 0 - - -
43 Keset 0 - -
Jumlah 115 110 2 1
3. M3 Methode
1. Penyakit
1) Kajian teori
Menurut Thomas Timmreck, penyakit merupakan sebuah
keadaan dimana terdapat gangguan terhadap bentuk ataupun fungsi
salah satu bagian tubuh yang menyebabkan tubuh menjadi tidak
dapat bekerja dengan normal
2) Wawancara
Dari hasil wawancara dengan kepala ruangan bahwa pasien
yang paling banyak dirawat diruang IRNA.
3) Observasi
Jumlah penyakit terbanyak selama periode September sampai
November 2019 yaitu:
Tabel 3.9. Distribusi Jenis Penyakit Terbanyak di Ruang IRNA 2
RSUD KLU pada bulan Desember 2019
No Jenis Penyakit Jumlah Presentasi (%)
Klien
1. Hipertensi 28 20,4 %
2. Anemia 21 15,3 %
3. CHF 20 14,5 %
4. pneumonia 17 12,4 %
5. CKD 15 10,9 %
6. Diabetes Militus 12 8,7 %
7. STT 9 6,5 %
8. Serebro Vaskuler 9 6,5 %
9. Bronkitis 3 2,1 %
10. Katarak dan gangguan mata 3 2,1 %
137 100 %
Sumber: Register ruang IRNA 2 RSUD KLU
4) Analisis
Berdasarkan tabel 3.4 diatas dapat diketahui 10 besar penyakit di
Ruang IRNA II pada bulan Desember 2019, kasus terbanyak adalah
hipertensi dengan presentase 20,4%.
a. Kajian teori
Menurut Grant and Massey dan Marquis & Huston, jenis metode
pemberian asuhan keperawatan telah dijabarkan sebagai berikut:
1) Metode Kasus
Metode ini umumnya dijalankan di ruang perawatan seperti
intensif dan isolasi. Rasio perawat 1:1, dimana perawat bertanggung
jawab melakukan asuhan dan observasi pasien tertentu. Pasien akan
dirawat oleh perawat yang berbeda untuk setiap sif dan tidak ada
jaminan pasien akan dirawat oleh perawat yang sama hari berikutnya
2) Metode Fungsional
Perawat melaksanakan tugas (tindakan) tertentu berdasarkan
jadwal kegiatan yang ada. Metode ini digunakan sebagai pilihan
terbatasnya jumlah dan kemampuan perawat, sehingga setiap perawat
hanya mampu menjalankan 1-2 jenis tindakan/intervensi kepada semua
pasien yang dirawat.
3) Metode Tim
Metode ini menggunakan tim yang terdiri atas anggota perawat
yang berbeda-beda dalam memberikan asuhan keperawatan terahadap
sekolompok pasien. 6-7 perawat profesional dan pelaksana akan
bekerja dalam satu tim yang saling membantu dan akan dipimpin satu
orang sebagai ketua tim (KATIM).
4) Metode primer
Perawaat bertanggung jawab terhadap semua aspek asuhan
keperawatan dari pengkajian kondisi pasien untuk mengoorinasi
asuhan keperawatan. Rasio 1:4 (perawat : pasien) perawat bertanggung
jawab penuh selama 24 jam terhadap asuhan keperawatan. Metode ini
ditandai dengan adanya keterkaitan antara pasien dan perawat yang
bertugas untuk merencanakan, melakukan dan koordinasi asuhan
keperawatan selama pasien dirawat.
5) Modifikasi : MAKP Tim-Primer
Perawaat bertanggung jawab terhadap semua aspek asuhan
keperawatan dari pengkajian kondisi pasien untuk mengoorinasi
asuhan keperawatan. Rasio 1:4 (perawat : pasien) perawat bertanggung
jawab penuh selama 24 jam terhadap asuhan keperawatan. Metode ini
ditandai dengan adanya keterkaitan antara pasien dan perawat yang
bertugas untuk merencanakan, melakukan dan koordinasi asuhan
keperawatan selama pasien dirawat.
b. Kajian Data
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan Kepala
Ruangan IRNA II RSUD KLU, Metode yang digunakan adalah metode
fungsional dan metode tim. Di ruang IRNA II RSUD KLU setiap
harinya membagi tenaga keperawatan menjadi 4 tim (1 .....). Dengan
struktur organisasi ruang irna ii terdiri dari 1 Kepala Ruangan, 4 perawat
primer (Katim), setiap katim memiliki anggota 3 sampai 4 sebagai
perawat asosiate. Shift Pagi 1 kepala ruangan, 1 perawat primer (katim),
7 perawat asosiate (perawat pelaksana), pada shift siang 1perawat primer
(katim) dan 3 perawat asosiatif (perawat pelaksana), pada shift malam 1
perawat primer (katim) dan 3 perawat asosiate. Diruang IRNA II sudah
mempunyai Struktur tim yang tetap.
c. Observasi
b) Kajian data
Berdasarkan hasi lwawancara dengan Kepala Ruangan Di ruanganIRNA
II RSUD KLU didapatkan hasil wawancara seputar SOP bahwa setiap
perawat wajib mengetahuhi 21 SOP yang sudah ditetapkan RSUD KLU
c) Observasi
Berdasarkanhasil Observasi yang dilakukan di ruangan IRNA IIterkait
SOP Semua Perawat IRNA Sudah Melaksanakan ke 21 SOP.
4. Timbang terima
a. Kajian Data
Berdasarkan hasil wawancara dengan perawat di ruang IRNA 2 RSUD KLU
didapatkan prosedur timang terima selama ini dilakukan pada setiap
pergantian shift dengan model SOAP. Pada saat melakukan obsevasi selama 3
hari di ruang IRNA 2, timbang terima tetap dilakukan sesuai tahap timbang
terima dilakukan seefektif mungkin secara singkat, jelas dan lengkap tentang
tindakan mandiri perawat, tindakan kolaboratif yang sudah dilakukan ataupun
yang belum dilakukan serta melaporkan perkembangan pasien.
b. Analisa Data
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang dilakukan selama 3 hari
pengkajian tentang timbang terima di ruangIRNA 2 RSUD KLU sudah cukup
optimal, pada saat timbang terima perawat sudah melakukan sesuai prosedur
dari awal sampai akhir, diskusi selama timbang terima juga berlangsung
dengan cukup baik.
PASIEN
Diagnosis Diagnosakeperawatan
medismasalahkolaboratif
(didukung data)
tindakan
Telahdilakukan Belumdilakukan
Tindakan
Masalah
1. Teratasi
2. Belumteratasi
3. Teratasisebagian
4. Munculmasalahbaru
6. Discharge planning
PASIEN PULANG
DISCHARGE PLANNING
No. Reg. :
Tanggal MRS :
Bagian :
Lari
Pindah ke RS lain
Meninggal
A. Kontrol:
a. Waktu:
b. Tempat:
Nama :
Jenis Kelamin :
Tanggal KRS :
Bagian :
C. Aturan diet/nutirisi:
Hal yang dibawa pulang (hasil laboratorium, foto, EKG, obat, lainnya):
Lain-lain:
, …………………….
Pasien/Keluarga Perawat
( ) ( )
Alur discharge planning IRNA II RSUD KLU
Pasienselamadirawat
Perencanaanpulang
Pasien / keluargakeapotek
Keluargapasienmembawao
batuntukdicekulang
Pelepasangelangpasien di
ruangan
a. Wawancara
Hasil dari Wawancara, Discharge planning telah dilaksanakan namun perlu
ditingkatkan. Pelaksanaan Discharge planning di ruang IRNA II masih dilakukan
secara lisan, dan apabila keluarga maupun pasien belum memahami topik yang
dijelaskan pasien atau keluarga diberikan leaflet untuk dibawa pulang namun
pemberian discharge planning dengan media leaflet tersebut hanya diberikan kepada
pasien dengan penyakit tertentu. Selain itu, penggunaan lembar discharge planning
tidak digunakan lagi semenjak berpindah ke RS sementara. Discharge planning
pasien hanya berpa kartu control pasien.
b. Observasi/Analisa data
Pelaksanaan discharge planning sudah terlaksana namun belum optimal yaitu
hanya diberikan kepada pasien dengan penyakit tertentu saja. Media penyampaian
informasi berkaitan dengan perawatan seperti lembar balik/ gambar dan leaflet untuk
membantu pemahaman pasien terhadap penyampaian informasi yang telah
diberikan perawat terhadap perawatan yang harus dilakukan saat pasien sudah
berada di rumah
7. Ronde Keperawatan
1) Alur Ronde Keperawatan
TAHAP PRA PP
RONDE
PenetapanPasien
PersiapanPasien:
Inform Concernt
HasiPengkajian/ Validasi
data
validasi data
TAHAP RONDE PADA
BED KLIEN
Diskusi PP-PP,
Konselor,KARU
Kesimpulan dan
rekomendasisolus
imasalah
a. Kajian data
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan perawat di ruang
IRNA II sebelumnya belum pernah melakuakan Ronde Keperawatan,
dikarenakan beberapa kendala salah satunya kesiapan Visite dokter umum
maupun Dokter spesialis.
Dokter
Doktermeresepkanobat
Perawat
Keluarga pasien
Apotek
Pengaturan&pengelolaanobat oleh
perawat
ObatMinum/Oral ObatInjeksi
Pasien/keluarga Perawat
a. Kajian data
Berdasarkan wawancara alur sentralisasi obat yang terdapat di Ruang
IRNA II RSUD KLUberawal dari dokter, kemudian perawat memberikan
kepada keluarga pasien , lalu keluarga pasien memberikan kepada
farmasi/apoteker, kemudian meserahkan kembali kepada keluarga pasien,
selanjutnya di serahkan ke perawat. Setelah itu perawat membagikan obat ke
pasien sesuai dengan kebutuhan pasien.
b. Observasi
Berdasarkan Observasi dilakukan oleh Stikes Mataram bahwa Alur
sentralisasi Obat sudah sesuai dengan tahapan yang ada diRSUD KLU
dimana berawal dari dokter, kemudian diberikan kepada keluarga pasien,
lalu diberikan kepada farmasi/apoteker, kemudian diserahkan kepada
keluarga pasien, selanjutnya di serahkan ke perawat. kemudian diberikan
kepada Perawat setelah obat yang telah didapatkandisimpan dilemari obat
(loker), kecuali obat oral langsung diberikan ke keluarga pasien.
9. Supervisi
1) Alur Supervisi
Kabid pelayanan/ keperawatan
KARU
Menilaikinerjaperawat
PP 1 PP 2
Pp Pp
- Feedback
- Koreksiataupemecahanmasalah
- Reward/reinforcement
Gambar 2.4 Alur Supervisi
a. Kajian data
Berdasarkan Hasil wawancara dilakukan dengan kepala ruangan
IRNA II bahwa Supervisi ruangan dilakukan hanya bersifat tidak langsung
susuai dengan keadaan ruangan.
b. Observasi
Berdasarkan Hasil Observasi yang dilakukan bahwa supevisi ruang sudah
dilakukan dengan cara bersifat tidak langsung
4. M4 Money
a) Wawancara
Dari hasil wawancara yang dilakukan dengan kepala ruangan IRNA II
RSUD KLU sumber dana operasional berasal dari BLUD, APBN dan
APBD selain itu dari BPJS. Untuk pembiayaan masalah kerusakan barang
dari pihak ruangan langsung mengamprah tetapi untuk kerusakan yang
diakibatkan karena kesalahan dari perawat atau pasien diganti oleh
ruangan itu sendiri.
Adapun beberapa biaya tindakan di ruang IRNA II adalah:
Tabel 3.10. Tarif Pembayaran Ruang Rawat Inap RSUD KLU
No. JENIS PELAYANAN BIAYA (Rp.)
9 Up infus 15.000
11 EKG 100.000
5. M5 marketing
a. Wawancara
Berdasarkan hasil dari yang dengan bagian humas didapatkan bahwa
rumah sakit memiliki marketing yang cukup baik seperti pemeriksaan
penunjang yang tersedia seperti CT Scan, dll dan tidak lama lagi rumah
sakit akan membangun disaster hospital plan. Dan untuk marketing
internal, rumah sakit mempunyai ciri khas tersendiri yaitu GERIMIS
CINTA (Gerakan Hari Kamis Cuci Tangan Bersama). Ini merupakan
salah satu bentuk promosi RS guna menyadarkan dan membiasakan
masyarakat terutama pasien dan keluarga akan pentingnya cuci tangan
dengan 6 langkah. Namun untuk promosi ruang IRNA II belum ada upaya
dari manajemen rumah sakit.
b. Observasi
Belum di maksimalkannya alat-alat promosi kesehatan seperti banner.
di ruang IRNA II hanya terdapat beberapa poster seperti 5 moment cuci
tangan,6 langkah cuci tangan yang belum terdapat di setiap ruangan
pasien, dan pembagian leaflet kepada setiap pasien dan keluarga belum
dilakukan ruangan secara optimal.
B. Unsur Proses
1. Satuan asuhan keperawatan
a. Kajian teori (teori dihapus)
1) Pengkajian
Pengkajian adalah pemikiran dasar dari proses keperawatan yang
bertujuan untuk mengumpulkan informasi atau data tentang klien, agar
dapat mengidentifikasi, mengenali masalah-masalah, kebutuhan kesehatan
dan keperawatan klien, baik fisik, mental, social dan lingkungan.
Pengkajian merupakan langkah pertama dari proses keperawatan dengan
mengumpulkan data-data yang akurat dari klien sehingga akan diketahui
berbagai permasalahan yang ada (Pengantar Konsep Dasar Keperawatan).
Pengkajian keperawatan adalah proses sistematis dari pengumpulan,
verifikasi dan komunikasi data tentang klien (Fundamental Keperawatan).
2) Diagnosa
Diagnosa keperawatan adalah menganalisis data subjektif dan objektif
untuk membuat diagnosa keperawatan. Diagnosa keperawatan melibatkan
proses berpikir kompleks tentang data yang dikumpulkan dari klien,
keluarga, rekam medik, dan pemberi pelayanan kesehatan yang lain.
The North American Nursing Diagnosis Association (NANDA, 2010)
mendefinisikan diagnosa keperawatan semacam keputusan klinik yang
mencakup klien, keluarga, dan respon komunitas terhadap sesuatu yan
berpotensi sebagai masalah kesehatan dalam proses kehidupan.
3) Intervensi
Perencanaan meliputi pengembangan strategi, desain untuk mencegah,
mengurangi atau mengoreksi masalah-masalah yang diidentifikasikan
pada diagnosa keperawatan dan menyimpulkan rencana dokumentasi.
Secara tradisional rencana keperawatan diartikan sebagai suatu
dokumentasi tulisan tangan dalam menyelesaikan masalah, tujuan dan
intervensi. Sebagaimana disebutkan sebelumnya, rencana keperawatan
merupakan metode komunikasi tentang asuhan keperawatn kepada pasien.
Setiap pasien yang memerlukan asuhan keperawatan perlu suatu
perencanaan yang baik. Misalnya semua pasien pasca operasi memerlukan
suatu pengamatan tentang pengelolaaan cairan dan nyeri, sehingga semua
tindakan keperawatan harus distandarisasi. Standar tindakan tersebut
dapat dibaca di SAK (Standar Asuhan Keperawatan) atau SOP (Standar
Operasional Prosedur) dari (Depkes RI, 2000).
4) Implementasi
Implementasi Merupakan inisiatif dari rencana tindakan untuk
mencapai tujuan yang spesifik. Tahap pelaksanaan dimulai dimulai setelah
rencana tindakan disusun dan ditujukan pada nursing orders untuk
membantu klien mencapai tujuan yang diharapkan. Oleh karena itu
rencana tindakan yang spesifik dilaksanakan untuk memodifikasi faktor-
faktor yang mempengaruhi masalah kesehatan klien
5) Evaluasi
Perencanaan evaluasi memuat criteria keberhasilan proses dan
keberhasilan tindakan keperawatan. Keberhasilan proses dapat dilihat
dengan jalan membandingkan antara proses dengan pedoman/rencana
proses tersebut. Sedangkan keberhasilan tindakan dapat dilihat dengan
membandingkan antara tingkat kemandirian pasien dalam kehidupan
sehari-hari dan tingkat kemajuan kesehatan pasien dengan tujuan yang
telah di rumuskan sebelumnya.
b. Kajian data
1) Pengkajian
Setelah dilakukan observasi dan wawancara dengan kepala
ruangan IRNA II RSUD KLU menggunakan format pengkajian asuhan
keperawatan untuk setiap pasien yaitu Nanda Diagnosa, Standar
Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI), Nursing Intervention
Clasification (NIC).
2) Diagnosa keperawatan
Setelah dilakukan observasi dan wawancara dengan kepala
ruangan IRNA II RSUD KLU menggunakan format diagnosa
keperawatan untuk setiap pasien yaitu Nanda Diagnosa dan Standar
Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI).
3) Perencanaan
Setelah dilakukan observasi dan wawancara dengan kepala
ruangan IRNA II RSUD KLU menggunakan format rencana
keperawatan untuk setiap pasien yang sudah baku Nursing
Intervention Clasification (NIC).
4) Implementasi
Setelah dilakukan observasi dan wawancara dengan kepala
ruangan IRNA II RSUD KLU menggunakan format implementasi
yang dilakukan sesuai dengan perencanaan yang ditulis di Nursing
Intervention Clasification (NIC).
5) Evaluasi
Setelah dilakukan observasi dan wawancara dengan kepala
ruangan IRNA II RSUD KLU menggunakan format evalusi
keperawatan dengan menggunakan SOAP.
c. Analisis
Dari hasil kajian teori dan kajian data yang dilakukan di Ruang
IRNA II RSUD KLU di dapatkan hasil bahwa asuhan keperawatan
sudah diterapkan, hal ini ditunjukan dengan adanya proses asuhan
keperawatan (pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi dan
evaluasi) yang sudah meggunakan format baku Nanda Diagnosa,
Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI), Nursing
Intervention Clasification (NIC).
2. Proses manengement pelayanan/operasional keperawatan
Manajemen pelayanan keperawatan merupakan proses pelaksanaan
pelayanan keperawatan melalui staf keperawatan: asuhan keperawatan,
pengobatan dan rasa aman kepada pasien, keluarga dan masyarakat. Manajer
keperawatan harus merencanakan, organisir, mengarahkan dan mengontrol,
efektif dan ekonomis. Swanburg dan Swanburg, mengatakan manajemen
pelayanan keperawatan berhubungan dengan fungsi manajemen: perencanaan,
pengorganisasian, pengaturan staf, memimpin, mengendalikan aktivitas upaya
keperawatan.
a. Perencanaan
1) Kajian teori
Perencanaan adalah sebuah keputusan untuk suatu kemajuan yang
berisikan apa yang akan dilakukannya serta bagaimana, kapan dan
dimana akan dilaksanakannya (Marquis, 2000). Perencanaan merupakan
jembatan antara dimana kita saat ini dengan dimana kita saat mendatang.
Perencanaan bersifat fleksibel, tidak kaku bisa berubah.
Berdasarkan buku pedoman uraian tugas tenaga keperawatan di RS
(DEPKES RI, 1999), tugas kepala Ruang :
a) Mengatur jadwal atau daftar dinas tenaga keperawatan dan
tenaga lain sesuai kebutuhan pelayanan dan peraturan ang
berlaku di RS.
b) Mengadakan pertemuan berkala atau sewaktu-waktu dengan staf
keperawatan dan petugas lain yang beertugas di Ruang rawatnya.
c) Mengupayakan pengadaan peralatan dan obat-obatan sesuai
dengan kebutuhan berdasarkan ketentuan / kebijaksanaan RS.
d) Menyiapkan berkas catatan medik pasien dalam masa perawatan
di Ruang rawatnya dan selanjutnya mengembalikan berkas
tersebut ke bagian medical record bila pasien pulang / keluar dari
Ruang rawat tersebut.
e) Berperan serta menyusun falsafah dan tujuan pelayanan
keperawatan di Ruang rawat yang bersangkutan.
f) Menyusun rencana kebutuhan tenaga keperawatan dari segi
jumlah maupun segi kualifikasi untuk di Ruang rawat, koordinasi
dengan kepala SDM atau kepala instalasi.
2) Kajian data
Dari hasil observasi dan wawancara didapatkan bahwa di Ruang IRNA
II RSUD KLU telah dilakukan manajemen perencanaan oleh kepala
ruangan kepada semua lingkup yang ada di Ruang IRNA II RSUD KLU
baik dalam hal pembuatan jadwal dinas bulanan, berkoordinasi dengan
perawat ruangan baik katim maupun perawat pelaksana, perencanaan
tahunan alat/ fasilitas, kebutuhan tenaga dan cuti tenaga kesehatan
diRuang 2 RSUD KLU.
Tabelpembuatan jadwal dinas bulanan
3) Analisis
Berdasarkan hasil kajian data di atas disimpulkan bahwa pelaksanaan
manajemen keperawatan dalam hal perencanaan oleh kepala ruangan di
Ruang IRNA II RSUD KLU sudah terlaksana dan tertata secara optimal
dan memiliki dokumentasi tersendiri.
b. Pengorganisasian
1) Kajian teori
Pengorganisasianadalah pengelompokan aktivitas-aktivitas
untuk mencapai tujuan objektif, penugasan suatu kelompok manajer
dengan otoritas pengawasan setiap kelompok dan menentukan cara
dari pengkoordinasian aktivitas yang tepat dengan unit lainnya, baik
secara vertikal maupun horizontal, yang bertanggungjawab untuk
mencapai objektif organisasi (Swansburg, 2000).
2) Kajian data
Pengorganisasian staf dalam pembagian kerjanya dan
pemberian asuhan keperawatan kepada klien menggunakan
pendekatan metode MPKP fungsional yaitu perpaduan antara Tim dan
primer. Di ruang IRNA II RSUD KLU menerapkan 4 tim dimana
dalam 1 tim terdiri dari 1 perawat primer (katim) dan 2-3 Perawat
Asosiatif (perawat pelaksana). Setiap tim bertanggung jawab atas
semua pasien, hal tersebut dapat dilihat dari jadwal shift yang
terjadwal pada pagi, siang, malam adalah 1 tim/shift.
3) Analisis
Berdasarkan kajian data yang diperoleh dapat dianalisa bahwa
di Ruang IRNA II RSUD KLUmenerapkan MPKP fungsional.
c. Pengarahan
1) Kajian teori
Berdasarkan Adikoesoemo (2000) bahwa pengarahan meliputi
adanya kemampuan manajer/pimpinan untuk bisa mengarahkan staf/
bawahannya untuk menjalankan fungsi masing- masing dengan baik.
2) Kajian data
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara mengenai
pergerakan dan pelaksanaan di Ruang IRNA II RSUD KLUkepada
kepala Ruangan didapatkan bahwa kepala ruangan telah melaksanakan
tugasnya dalam pengarahan terhadap staf yang berada di Ruang IRNA
II RSUD KLU. Pengarahan dalam hal sistem dan aturan yang ada di
ruangan.
3) Analisis
Ruang IRNA II RSUD KLUdipimpin oleh seorang kepala
ruangan yang dibantu oleh wakil kepala ruangan dan Katim dan telah
menjalankan fungsi pengarahan, dimana jika ada hal-hal yang penting,
kepala ruangan berkumpul dengan staf yang lain untuk membahas hal
tersebut. Dengan mengarahkan bawahan atau stafnya untuk
menjalankan fungsi masing-masing dengan baik.
d. Pengawasan
1) Kajian teori
Nursalam (2002), pengawasan melalui komunikasi, mengawasi
dan berkomunikasi langsung dengan ketua tim maupun perawat
pelaksana mengenai asuhan keperawatan yang diberikan kepada
pasien melalui supervisi
2) Kajian data
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi, pengontrolan
(supervisi) sudah dilaksanakan dengan baik, hal ini terlihat dengan
adanya supervisor internal yakni kepala ruangan sudah memberikan
pengawasan seperti memberikan masukan dan teguran pada perawat
yang memiliki kinerja yang kurang optimal dalam melaksanakan tugas
keperawatan serta memberikan penilaian terhadap kinerja perawat.
Supervisor eksternal sudah dilakukan dengan optimal karena sudah
terlihat adanya supervisor yang mengawasi secara rutin ke setiap
ruangan termasuk Ruang IRNA II RSUD KLU.
3) Analisis
Secara umum pelaksanaan pengawasan yang dilakukan oleh
supervisor eksternal dan supervisor internal (kepala ruangan) yang
dibantu oleh wakil kepala ruangan dan ketua tim sudah cukup baik.
3) Analisis
Sebelum mahasiswa melakukan praktik di ruangan, pihak
institusi pendidikan mengirimkan permohonan praktik ke Ruang IRNA
II RSUD KLU. Setelah mendapatkan persetujuan, institusi
mengirimkan kerangka kajuan pelaksanaan praktik dan diadakannya
pertemuan antara kedua pihak untuk mendapatkan kesepakatan dalam
melaksanakan praktik. Untuk selanjutnya sebelum memulai praktik,
mahasiswa diterima pihak Ruang IRNA II RSUD KLUdan
diorientasikan khusus dipimpin langsung oleh kepala ruangan atau CI
klinik.
b. Pengorganisasian
1) Kajian teori
Berdasarkan petunjuk teknis pelaksanaan praktek:
a) Penerimaan
Peserta didik diserahkan oleh direktur atau pembimbing
pendidikan kepada direktur 2 RSUD KLUatau pejabat yang
ditunjuk dan Pembimbing lahan.
b) Orientasi
a. Umum
b. Khusus
c. Orientasi ruang perawatan
d. Orientasi Pasien
c) Menetapkan pembimbing Klinik
d) Penjelasan pelaksanaan PKK
Bimbingan dilakukan oleh pembimbing klinik. Pembimbing
klinik adalah seorang tenaga perawat yang profesional yang
diberi wewenang dan tanggung jawab membimbing secara
langsung peserta didik.
e) Dalam proses bimbingan pembimbing klinik berperan dalam:
a. Melakukan kerjasama dengan pembimbing akademik dalam
rangka kelancaran pelaksanaan bimbingan PKK sesuai
dengan metode yang telah ditentukan
b. Mengikuti kegiatan bimbingan sesuai dengan metode yang
telah ditentukan
c. Mempersiapkan kelengkapan bahan peralatan dan pasien
yang akan dijadikan sumber pengalaman kerja
d. Mengikutkan peserta didik dalam kerja keperawatan
e. Memotivasi minat dan semangat belajar untuk
meningkatkan kemampuan peserta didik.
f. Menfasilitasi peserta didik saat memberikan asuhan
perawatan kepada pasien
g. Mengetahui pasien kelolaan peserta didik
h. Mengecek dokumentasi di status kelolaan peserta didik
i. Memantau pelaksanaan praktik yang meliputi kemampuan,
ketaatan serta memberikan teguran bila terjadi pelanggaran
j. Mengarahkan dan membimbing peserta didik dalam rangka
pencapaian target kompetensi yang diharapkan
k. Mengesahkan pencapaian target kompetensi peserta didik.
2) Kajian data
Tabel distribusi kajian organisasi proses bimbingan PKK/peserta
didik di Ruang IRNA II RSUD KLU
3) Analisis
Dalam melaksanakan manajemen, pembimbing klinik (CI)
keperawatan juga melaksanakan tugas sebagai kepala ruangan dan
memberikan bimbingan serta arahan kepada praktikan sesuai
kompetensi. Serah terima peserta didik tetap dilakukan.
c. Pengarahan
1) Kajian teori
Pengarahan dilakukan sesuai dengan metode bimbingan yang
dilakukan. Metode bimbingan antara lain:
a) Pre-post conference
Dilakukan oleh peserta didik, pembimbing klinik dan
pembimbing akademik.
b) Ronde keperawatan
Ronde keperawatan adalah suatu metode pembelajaran
klinik keperawatan yang memberi kesempatan kepada peserta
didik untuk mentransfer dan mempraktikkan pengetahuan yang
didapat di kelas dan di lab dengan kunjungan secara langsung
kepada pasien.
c) Bed side teaching
Bed side teaching adalah bentuk pembimbingan yang
dilaksanakan oleh pembimbing klinik di samping pasien.
a. Monitoring kehadiran dan kompetensi peserta didik
b. Bimbingan pelaksanaan tindakan perawatan
c. Diskusi dan laporan individu
2) Kajian data
Tabel 2.17 kajian actuating proses bimbingan PKK/peserta didik
di Ruang IRNA II RSUD KLU
No Standar Data Ket
3) Analisis
Dalam pelaksanaan bimbingan, CI klinik metode yang dilakukan
adalah orientasi pre confrence dan post confrence dilakukan hanya
pada saat praktik dan akhir waktu praktik untuk mengevaluasi
pencapaian kompetensi, sehingga tidak ada jadwal tersendiri.
Sementara ronde keperawatan belum dilakukan karena selama
pengkajian belum terdapat kasus untuk dilakukan ronde keperawatan.
d. Pengawasan
1) Kajian teori
Pengawasan terhadap mahasiswa praktik dilakukan dengan cara:
a) Pemantauan tata tertib
b) Observasi
c) Reward dan punishment
d) Langsung dari pembimbing klinik dan pembimbingakademik
2) Kajian data
Tabel Kajian Controling Proses Bimbingan PKK di Ruang
IRNA II RSUD KLU
No Standar Data Ket
3) Analisis
Controling terhadap mahasiswa praktik dilakukan dengan
melakukan observasi kehadiran mahasiswa oleh CI ruangan IRNA II
serta keaktifan dari mahasiswa selama praktik. Sebelum praktik
dimulai mahasiswa sudah dijelaskan tentang tata tertib yang berlaku
oleh CI . Penilaian terhadap peserta didik dokumentasikan dalam buku
nilai laporan dan sikap mahasiswa.
C. Unsur Output/Keluaran
1. Efisinsi ruang rawat (BOR, LOS, BTO, TOI)
a. Kajian teori
Efisiensi pelayanan meliputi 4(empat) indikator mutu pelayanan
kesehatan yaitu BOR, LOS, TOI dan BTO.
BOR (Bed Occupancy Rate) menunjukkan tinggi rendahnya
pemanfaatan tempat tidur yang tersedia di rumah sakit dalam jangka waktu
tertentu, bila nilai ini mendekati 100 % berarti ideal. Standar nasional
untuk dalam satu tahun adalah : 75-85 %.
b. Kajian data
1. BOR
Tabel Distribusi Efisiensi Ruang IRNA II RSUD KLU 23
Desember 2019 – 2 Januari 2020
Bulan JHP BOR
23 115 119,1
Desember –
2 Januari
2020
Sumber: buku register IRNA II 2019
2. LOS
Tabel Distribusi LOS diruang IRNA II RSUD KLU tanggal 23
Desember 2019 – 2 Januari 2020
Bulan JHP LOS