Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

A. PENDAHULUAN
Luka bakar adalah suatu bentuk kerusakan atau kehilangan
jaringan yang disebabkan kontak dengan sumber panas seperti api,
air panas, bahan kimia, listrik, dan radiasi (Hardisman, 2014).
Luka bakar merupakan suatu jenis trauma dengan morbiditas dan
mortalitas tinggi yang memerlukan penatalaksanaan khusus sejak
awal (fase syok) sampai fase lanjut (Nugroho, 2012).
Kasus luka bakar merupakan suatu bentuk cedera berat yang
memerlukan penatalaksanan sebaik-baiknya sejak awal. Peran
masyarakat yang berhadapan langsung serta pertolongan petugas
yang menerima kasus ini pertama kali sangat menentukan perjalanan
penyakit ini selanjutnya (Moenadjat, 2003).
Berdasarkan data dari American Burn Association (ABA)
tahun 2010 ke tahun 2015 mengalami peningkatan di Amerika Serikat
diperkirakan lebih dari 163.000 kasus pada tahun 2015 menjadi
558.400 kasus, dimana 70% pasien adalah laki-laki dengan rata-
rata usia sekitar 32tahun,18% anak-anak yang berusia dibawah 5
tahun dan 12% kasus berusia lebih dari 60 tahun. Luka bakar
dengan luas 10% Total Body Surface Area (TBSA) sebesar 7%.
Penyebab tertinggi akibat fl ame burn (44%) dan tingkat kejadian
paling sering di rumah (68%), (Siwi Indra Sari, dkk).
Berdasarkan data dari Departemen Kesehatan RI sepanjang
tahun 2012-2014 terdapat 3.518 kasus luka bakar di indonesia.
Angka kejadian luka bakar dalam datanya terus meningkat dari
1.186 kasus pada 2012 menjadi 1.123 kasus di tahun 2013 dan 1.209
kasus di tahun 2014.
Menurut WHO (World Health Organization), luka bakar
menyebabkan 195.000 kematian pertahun di seluruh dunia terutama
di negara miskin dan berkembang. Luka bakar yang tidak
menyebabkan kematian dapat menimbulkan kecacatan pada
penderitanya.
Setiap manusia berkeinginan untuk hidup sehat tindakan
manusia dalam mempertahankan kesehatan tersebut mengakibatkan
terjadinya pemanfaatan pelayanan kesehatan yang ada, baik
pengobatan tradisional maupun pengobatan modern. Sejak dahulu
manusia mengenal beberapa jenis penyakit,cara pencegahan dan
pengobatannya (Notoatmodjo, 2007).
Merupakan fakta bahwa sebagian anggota masyarakat dalam
mencari pemecahan masalah kesehatan atau kebiasaan mencari
pengobatan yaitu, sebagian besar masyarakat di Indonesia akan
mencoba mengobati sendiri terlebih dahulu ketika sakit dengan
cara atau meminta pertolongan kepada dukun, jika belum berhasil
mereka pergi ke tempat – tempat pelayanan kesehatan, hasilnya
akan jauh lebih baik daripada tidak mengobati.fenomena yang
sering terjadi di masyarakat dalam penanganan luka bakar adalah
penggunaan kecap, pasta gigi, mentega, minyak kelapa, madu dan
kentang (hudspith,2006).
Tindakan pertama yang tepat dapat mengurangi kerusakan
akibat luka bakar dan mengurangi kebutuhan pengobatan medis
(Saraf,2007). Berdasarkan penelitian Cleland (2013), perawatan
yang tepat dari luka bakar ringan adalah kunci tidak terjadinya
komplikasi, yang mengarah pada kebutuhan untuk intervensi bedah
dan meningkatkan kemungkinan hasil yang buruk. Pertolongan
pertama yang harus dilakukan pada luka bakar grade 1 yaitu dengan
menggunakan air mengalir selama kurang lebih 20 menit. Tindakan
tersebut meminimalkan rasa sakit pada luka bakar (Cleland, 2013).
Berdasarkan hasil studi pendahuluan di kelurahan
pengodongan desa banyumulek pada tanggal 5 November 2019 dengan
melakukan observasi dan wawancara pada sepuluh orang ibu rumah
tangga diperoleh data bahwa, peristiwa kejadian luka bakar rumah
tangga di daerah tersebut sering terjadi, luka bakar yang sering
terjadi di rumah tangga seperti terkena minyakgoreng, air panas,
setrika listrik, maupun terkena knalpot. Berdasarkan dari hasil
wawancara di dapatkan pengetahuan tentang penanganan luka bakar
yang tepat masih rendah,di buktikan dari hasil wawancara yaitu
enam orang mengatakan penanganan dini yang sering dilakukan yaitu
menggunakan odol, tiga orang hanya mengipas – ngipas di bagian
luka, dan satu orang langsung mencelupkan tangan ke dalam air.
Melihat besarnya dampak yang di timbulkan oleh luka bakar
dan fenomena penanganan luka bakar yang salah maka peneliti
tertarik untuk melakukan sebuah penelitian tentang hubungan
pengetahuan tentang pertolongan pertama dengan penanganan luka
bakar pada ibu rumah tangga di wilayah kerja puskesmas
banyumulek.

B. RUMUSAN MASALAH
peneliti tertarik untuk melakukan sebuah penelitian tentang
hubungan pengetahuan tentang pertolongan pertama dengan
penanganan luka bakar pada ibu rumah tangga di wilayah kerja
puskesmas banyumuleK?
C. TUJUAN PENELITIAN
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan pengetahuan tentang pertolongan
pertama dengan penanganan luka bakar pada ibu rumah tangga di
wilayah kerja puskesmas banyumulek.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk menegtahui penyebab luka bakar yang sering terjadi
pada ibu rumah tangga di wilayah kerja puskesmas
banyumulek.
b. Untuk mengetahui penanganan pertama luka bakar yang sering
dilakukan ibu rumah tangga di wilayah kerja puskesmas
banyumulek.
c. Untuk mengetahui gambaran perilaku ibu rumah tangga dalam
memilih pelayanan kesehatan saat terjadi luka bakar di
wilayah kerja puskesmas banyumulek.

D. MANFAAT PENELITIAN
1. Bagi Peneliti
Mendapat pengetahuan dan pengalaman dari penelitian yang
dilakukan tentang gambaran perilaku masyarakat terhadap
kejadian luka bakar ringan serta sebagai penerapan ilmu yang
di peroleh di perkuliahan.
2. Bagi Responden
Untuk menambah pengetahuan dalam menangani cara penanganan
pertama luka bakar ringan yang tepat.
3. Bagi Lingkup Penelitian
Sebagai gambaran perilaku masyarakat terhadap kejadian luka
bakar ringan pada ibu rumah tangga di wilayah kerja puskesmas
banyumulek.

E. KEASLIAN PENELITIAN

Anda mungkin juga menyukai