Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN MANJEMEN RUANGAN KEPERAWATAN

KELOMPOK DARING_RSWN KECIL I

Praktik Klinik : Keperawatan Medikal Bedah


Pembimbing Akademik : Ns. Susi Nurhayati, M.Kep

Disusun Oleh Kelompok :

1. Anila Liyana Paulin 1908117


2. Muhamad Isnadur Rofiq 1908181
3. Muhamad Khafidlotur Rizki 1908182
4. Widiyaningsing 1908231
5. Ance Mangol 2008007
6. Ancelina Labobar 2008008
7. Fransiska Nina 1908154

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA HUSADA

SEMARANG
2020

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pelayanan merupakan tugas utama yang hakiki dari sosok aparatur,
sebagai abdi negara dan abdi masyarakat. Tugas ini telah jelas digariskan dalam
pembukaan UUD 1945 alinea keempat, yang meliputi 4 (empat) aspek pelayanan
pokok aparatur terhadap masyarakat, yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia
dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa dan melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan social. Keputusan
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No. 63 tahun 2003 yang menguraikan
pedoman umum penyelenggaraan pelayanan public Pelayanan kesehatan di
rumah sakit merupakan bentuk pelayanan yang diberikan kepada klien oleh suati
tim multi disiplin termasuk tim keperawatan.
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan
bagian integral pelayanan kesehatan dan menjadi bagian terdepan dalam
pelayanan kesehatan di rumah sakit (Nurachmah, 2002). Pelayanan keperawatan
yang berkualitas sesuai visi dan misi rumah sakit maka diperlukan manajemen
keperawatan yang baik. Manajemen keperawatan merupakan suatu pendekatan
yang dinamis dan prokatif dalam menjalankan suatu kegiatan diorganisasi,
dimana dalam manajemen tersebut mencakup kegiatan dan supervise terhadap
staf, sarana dan prasarana dalam mencapai tujuan dan organisasi (Grant &
Massey, 2002).
Ruang Wijaya Kusuma di Rumah Sakit Medika Husada merupakan ruang
yang memiliki visi menjadi bangsal prima. Metode penugasan asuhan
keperawatan adalah Metode Moduler yaitu metode modifikasi antara Tim dan
Primer. Memiliki kapasitas total tempat tidur 30 tempat tidur, dengan 3 tempat
tidur untuk pasien dengan pengawasan (total care). Jumlah SDM perawat terdiri
1 orang Kepala ruang dengan pendidikan Ners, 5 orang katim dan sekaligus
PPJA dengan pendidikan Ners, 3 orang PPJA dengan tingkat pendidikan DIII
Keperawatan dengan masa kerja lebih dari 5 tahun, 9 orang sebagai perawat
pelaksana dengan tingkat pendidikan DIII Keperawatan.
Manajemen Keperawatan memiliki kebijakan untuk memberikan
pelayanan terbaik kepada pasien, serta adanya penerapan proses kredensialing/
rekredensialing dengan pelaksanaan jenjang karir perawat. Selain itu
berdasarkan kebijakan akreditasi Rumah Sakit dokumentasi asuhan keperawatan
saat ini adalah dokumentasi SDKI, SIKI dan SLKI sedangkan di rumah sakit
Medika Husada masih menggunakan dokumentasi asuhan keperawatan dengan
pendekatan Nanda NOC dan NIC.
Ruang Wijaya Kusuma memiliki rata rata BOR 90% dengan beban kerja
perawat yang tinggi. Pendokumentasian asuhan keperawatan masih secara paper
base. Pada lembar pengkajian keperawatan, diagnosa dan intervensi keperawatan
dilakukan secara ceklist sedangkan implementasi dan evaluasi keperawatan
dilakukan dengan ditulis secara narasi. Hasil temuan manajemen keperawatan :
adanya komplain dari pasien karena seringkali perawat terlambat memberikan
obat, dokumentasi pengkajian hanya lengkap 75%, diagnosa hanya lengkap 85%
dengan mengangkat masalah keperawatan nyeri atau cemas dari pasien masuk
sampai dengan pasien pulang. Pemberian edukasi yang hanya dilakukan pada
saat pasien mau pulang dengan penjelasan cara minum obat dan waktu kontrol
saja. Dokumentasi discharge planning juga diisi bila pasien sudah pulang.
Perawat mengatakan bila pasien rawat inap terisi penuh, tidak sempat
melaksanakan dokumentasi asuhan keperawatan, dan akan diisi bila pekerjaan
sudah berkurang. Perawat mengatakan motivasi menurun karena untuk kegiatan
kredensialing belum tersosialisasi dari Manajemen Keperawatan, serta belum
adanya reward yang sesuai dengan kinerja perawat. Data kepatuhan perawat
dalam mencuci tangan masih rendah karena tidak sesuai protokol 6 langkah cuci
tangan dan tidak 5 moment cuci tangan. Proses pelaksanaan supervisi hanya
dilakukan bila akan dilakukan akreditasi rumah sakit.
B. Tujuan

1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melakukan pengkajian unit pelayanan keperawatan
tertentu sesuai dengan konsep dan langkah manajemen keperawatan.
2. Tujuan Khusus
Agar mahasiswa mampu :
a. Melakukan pengamatan mengenai peran ketua tim dan perawat
pelaksanaan.
b. Melakukan kajian situasi ruangan di Ruang Wijaya Kusuma Rumah Sakit
Medika Husada dengan pendekatan SWOT,
c. Melakukan analisaFishbone
d. Menetapkan Prioritas Masalah dan Plan of Action (POA)

C. Manfaat
Dapat melakukan kajian ruangan rawat inap Wijaya Kusuma Rumah Sakit
Medika Husada dengan pendekatan SWOT, analisa fishbone dan menetapkan
POA.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Planning
Planing atau Perencanaan adalah koordinasi dan integrasi sumber daya
keperawatan dengan menerapkan proses manajemen untuk mencapai asuhan
keperawatan dan tujuan layanan keperawatan (Huber, 2000). Perencanaan adalah
usaha sadar dan pengambilan keputusan yang diperhitungkan secara matang
tentang hal-hal yang akan dikerjakan dimasa yang akan datang oleh suatu
organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Siagian, 1992). Suarli
dan Bahtiar (2009) menyatakan bahwa perencanaan adalah suatu keputusan
dimasa yang akan datang tentang apa, siapa, kapan, dimana, berapa, dan
bagaimana yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu yang dapat
ditinjau dari proses, fungsi dan keputusan. Perencanaan memberikan informasi
untuk mengkoordinasikan pekerjaan secara akurat dan efektif (Swanburg, 2000).
Perencanaan yang adekuat dan efektif akan mendorong pengelolaan
sumber yang ada dimana kepala ruangan harus mengidentifikasi tujuan jangka
panjang dan tujuan jangka pendek serta melakukan perubahan (Marquis dan
Huston, 2010). Suarli dan bahtiar (2009) menyatakan bahwa perencanaan sangat
penting karena mengurangi ketidakpastian dimasa yang akan datang,
memusatkan perhatian pada setiap unit yang terlibat, membuat kegiatan yang
lebih ekonomis, memungkinkan dilakukannya pengawasan.
Fungsi perencanaan pelayanan dan asuhan keperawatan dilaksanakan
oleh kepala ruang. Swanburg (2000) menyatakan bahwa dalam keperawatan,
perencanaan membantu untuk menjamin bahwa klien akan menerima pelayanan
keperawatan yang mereka inginkan. Perencanaan kegiatan keperawatan di ruang
rawat inap akan memberi petunjuk dan mempermudah pelaksanaan suatu
kegiatan untuk mencapai tujuan pelayanan dan asuhan keperawatan kepada
klien. Perencanaan di ruang rawat inap melibatkan seluruh personil mulai dari
perawat pelaksana, ketua tim dan kepala ruang. Tanpa perencanaan yang
adekuat, proses manajemen pelayanan kesehatan akan gagal (Marquis dan
Huston, 2010).

B. Organizing
Pengorganisasian adalah langkah untuk menetapkan, menggolongkan dan
mengatur berbagai macam kegiatan, menetapkan tugas pokok dan wewenang
serta pendelegasian wewenang oleh pimpinan kepada staf dalam rangka
mencapai tujuan (Muninjaya, 2004). Huber (2000) menyatakan bahwa
pengorganisasian adalah memobilisasi sumber daya manusia dan material dari
lembaga untuk mencapai tujuan organisasi, dapat juga untuk mengidentifikasi
antara hubungan yang satu dengan yang lain. Pengorganisasian dapat dilihat
secara statis dan dinamis. Secara statis merupakan wadah kegiatan sekelompok
orang untuk mencapai tujuan, sedangkan secara dinamis merupakan suatu
aktivitas dari tata hubungan kerja yang teratur dan sistematis untuk mencapai
tujuan tertentu (Suarli dan Bahtiar, 2009).
Manfaat pengorganisasian untuk penjabaran secara terinci semua
pekerjaan yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan, pembagian beban kerja
sesuai dengan kemampuan perorangan/kelompok, dan mengatur mekanisme
kerja antar masing-masing anggota kelompok untuk hubungan dan koordinasi
(Huber, 2000). Marquis dan Huston (2010) menyatakan bahwa pada
pengorganisasian hubungan ditetapkan, prosedur diuraikan, perlengkapan
disiapkan, dan tugas diberikan. Prinsip-prinsip organisasi saling ketergantungan
dan dinamis. Kepala ruangan dapat menciptakan lingkungan yang meransang
dalam praktik keperawatan. Prinsip-prinsip pengorganisasian menurut Swanburg
(2000) adalah:
1. Prinsip rantai komando
Prinsip rantai komando menyatakan bahwa untuk memuaskan anggota
efektif secara ekonomi dan berhasil dalam mencapai tujuan. Komunikasi
cenderung ke bawah dan satu arah.
2. Prinsip kesatuan komando
Prinsip kesatuan komando menyatakan bahwa seorang perawat pelaksana
mepunyai satu pemimpin dan satu rencana. Keperawatan primer dan
manajemen kasus mendukung prinsip prinsip kesatuan komando ini.
3. Prinsip rentang Kontrol
Prinsip ini menyatakan bahwa setiap perawat harus dapat mengawasi
secara efektif dalam hal jumlah, fungsi, dan geografi. Pada prinsip ini,
makin kurang pengawasan yang diperlukan untuk perawat. Perawat harus
memiliki lebih banyak pengawasan untuk menghindari terjadinya
kesalahan. Kepala ruangan harus lebih banyak mengkoordinasikan.
4. Prinsip spesialisasi
Prinsip spesialisasi menyatakan bahwa setiap orang harus menampilkan
satu fungsi kepemimpinan tunggal, sehingga ada devisi kerja atau
pembagian tugas yang membentuk departement.

C. Staffing
Ketenagaan adalah kegiatan manajer keperawatan untuk merekrut,
memimpin, memberikan orientasi, dan meningkatkan perkembangan individu
untuk mencapai tujuan organisasi (Marquis dan Huston, 2010). Ketenagaan juga
memastikan cukup atau tidaknya tenaga keperawatan yang terdiri dari perawat
yang profesional, terampil, dan kompeten. Kebutuhan ketenagaan dimasa yang
akan datang harus dapat diprediksi dan suatu rencana harus disusun secara
proaktif untuk memenuhi kebutuhan.
Manager harus merencanakan ketenagaan yang memadai untuk
memenuhi kebutuhan asupan pasien. Upaya harus dilakukan untuk menghindari
kekurangan dan kelebihan personalia saat ada fluktuasi jumlah dan akuitas
pasien. Kebijakan prosedur ketenagaan dan penjadwalan harus tertulis dan
dikomunikasikan kepada semua staf. Kebijakan dan penjadwalan tidak boleh
melanggar undang-undang ketenagakerjaan atau kontrak pekerja. Kebijakan
ketenagaan harus yang ada harus diteliti secara berkala untuk menentukan
apakah memenuhi kebutuhan staf dan organisasi. Upaya harus terus dilakukan
agar dapat menggunakan metode ketenagaan dengan inovatif dan kreatif
(Marquis dan Huston, 2010).

D. Actuating
Pengarahan adalah fase kerja manajemen, dimana manajer berusaha
memotivasi, membina komunikasi, menangani konflik, kerja sama, dan negosiasi
(Marquis dan Huston, 2010). Pengarahan adalah fungsi manajemen yang
memantau dan menyesuaikan perencanaan, proses, dan sumber yang efektif dan
efisien mencapai tujuan (Huber, 2000). Pengarahan yang efektif akan
meningkatkan dukungan perawat untuk mencapai tujuan manajemen
keperawatan dan tujuan asuhan keperawatan (Swanburg, 2000). Motivasi sering
disertakan dengan kegiatan orang lain mengarahkan, bersamaan dengan
komunikasi dan kepemimpinan (Huber, 2006).

E. Kontroling
Pengendalian adalah fungsi yang terus menerus dari manajemen
keperawatan yang terjadi selama perencanaan, pengorganisasian, ketenagaan,
pengarahan (Swanburg, 2000). Pengendalian adalah pemantauan dan
penyesuaian rencana, proses, dan sumber daya yang secara efektif mencapai
tujuan yang telah ditetapkan (Huber, 2006). Selama fase pengendalian, kinerja
diukur menggunakan standar yang telah ditentukan dan tindakan diambil untuk
mengoreksi ketidakcocokan antara standar dan kinerja (Marquis dan Huston,
2010). Fungsi pengawasan bertujuan agar penggunaan sunber daya lebih efisien
dan staf dapat lebih efektif untuk mencapai tujuan program (Muninjaya, 2004).
Prinsip pengawasan yang harus diperhatikan manager keperawatan dalam
menjalankan fungsi pengendalian (Muninjaya, 2004) adalah:
1. Pengawasan yang dilakukan harus dimengerti oleh staf dan hasilnya
mudah diukur
2. Pengawasan merupakan kegiatan penting dalam upaya mencapai tujuan
organisasi
3. Standar untuk kerja harus dijelaskan kepada semua staf.
BAB III
ANALISA SITUASIONAL

A. Pengkajian manajemen Ruang Keperawatan


1. Profil Rumah Sakit
a. Sejarah rumah sakit
Rumah Sakit Medika Husada merupakan Rumah Sakit yang berdiri sejak
2005, pada tahun 2010ditetapkan sebagai RS kelas D, hal itu tertuang
dalam SK Menkes Nomor 1183/Menkes/SK/XI/1994. Pada tahun 2019
menjadi RS tipe C
b. Tipe rumah sakit
Rumah Sakit Medika Husada mrupakan rumah sakit tipe C
c. Lokasi rumah sakit
Rumah Sakit Medika Husada terletak di JL. R. Soekanto no.1
d. Pelayanan yang diberikan rumah sakit
RS Medika Husada memiliki fasilitas pelayanan IGD, Laboratorium,
IBS, Radiologi, dan 5 Ruang rawat inap diantaranya:
1) Ruang Wijaya Kusuma sebagai bangsal COVID-19
2) Ruang Mawar Indah sebagai bagsal Penyakit Dalam
3) Ruang Anyelir sebagai bangsal Bedah
4) Ruang Jasmin sebagai bangsal Maternitas
5) Ruang Kenanga sebagai Bangsal Anak
e. Struktur Organisasi Rumah Sakit/ Ruangan Rawat Inap Wijaya Kusuma
STRUKTUR ORGANISASI INSTALASI RAWAT INAP WIJAYA
KUSUMA

Karu
Ns. A,S.Kep

Katim I Katim II Katim III


Ns. B, S.Kep Ns.C,S.Kep Ns. D, S.Kep Katim IV Katim V
Ns.F,S.Kep

PPJA PPJA PPJA PPJA PPJA: PPJA PPJA PPJA


: : : : Ns. F, : : :
Ns. Ns.C, Ns.D, Ns.E, S.Kep G H I
BS.Ke S.Kep S.Kep S.Kep Amd Amd Amd
p
P.P 5
P.P P.P P.P P.P P.P P.P
P.P 2 P.P 4 6 7 8 9
1 3

Jumlah SDM perawat terdiri:


- 1 orang Kepala ruang dengan pendidikan Ners
- 5 orang Katim dan sekaligus merangkap PPJA denganpendidikan Ners,
- 3 orang PPJA dengan tingkat pendidikan DIII Keperawatan dengan masa kerja
lebih dari 5 tahun,
- 9 orang sebagai perawat pelaksana dengan tingkat pendidikan DIIIKeperawatan.
f. Alur pelayanan
Pasien masuk dari IGD lalu mendaftar ke bagian TPPRI, berdasarkan
diagnose yang telah ditetapkan di IGD pasien yang akan menjalani
perawatan di rumah sakit dimasukan ke ruang rawat inap Wijaya
Kusuma.
g. Jumlah kunjungan pasien rawat inap
Wijaya Kusuma memiliki kapasitas total tempat tidur 30 tempat
tidur,dengan 3 tempat tidur untuk pasien dengan pengawasan (total care).
Ruang Wijaya Kusuma memiliki rata rata BOR 90%.

2. Hasil pengkajianinput, proses, output, wawancara Kepala Ruang


Berdasarkan pengkajian yang dilakukan mulai tanggal 3 November 2020
melalui pendekatan penyebaran dan pengisian kuisioner, observasi, serta
wawancara kepada Kepala BidangKeperawatan, Kasi Keperawatan, low
manajer/ kepala ruang, perawat serta pasien diperoleh data:
a. Pengkajian Input
1) Man
a) Recruitment:
Ruang Wijaya Kusuma belum melakukan perekrutan tenaga
perawat baru.
b) Penempatan
c) Struktur Organisasi Keperawatan di Ruangan:
Ruang Wijaya Kusuma di kepalai oleh seorang Karu, yang
membawahi 5 orang Katim. Katim membawahi PJ dan Perawat
pelaksana.
d) Komposisi Ketenagaan Keperawatan:
Terdiri dari 18 orang perawat dengan BOR bulan Oktober sebesar
90%.
e) Berikut tabel tenaga perawat dengan latar belakang pendidikan
dan statuskepegawaian:
No Tenaga Perawat Pendidikan Status
Kepegawaian
1 1 orang Ns. S.Kep Karu
2 5 orang Ns. S.Kep Katim
3 3 orang Amd. Kep PPJP
4 9 orang Amd. Kep P.Pelaksana
Total: 18 orang

2) Material
Sarana dan prasarana di ruang perawatan pasien dalam menunjang
pelayananperawatan sudah sesuai standar
3) Metode
a) Metode pelayanan asuhan keperawatan menggunakan TIM
b) Overan dilakukan ketika pergantian shif
c) Ronde keperawatan
d) Pendokumentasian keperawatan, berdasarkan kebijakan akreditasi
Rumah Sakit dokumentasi asuhan keperawatan saat ini adalah
dokumentasi SDKI, SIKI dan SLKI sedangkan di rumah sakit
Medika Husada masih menggunakan dokumentasi asuhan
keperawatan dengan pendekatan Nanda NOC dan NIC.
e) Perencanaan pasien pulang, Pemberian edukasi yang hanya
dilakukan pada saat pasien mau pulang dengan penjelasan cara
minum obat dan waktu kontrol saja. Dokumentasi discharge
planning juga diisi bila pasien sudah pulang.
f) Pelaksanaan pasient safety, dengan data kepatuhan perawat dalam
mencuci tangan masih rendah karena tidak sesuai protokol 6
langkah cuci tangan dan tidak 5 moment cuci tangan. Proses
pelaksanaan supervisi hanya dilakukan bila akan dilakukan
akreditasi rumah sakit.

4) Money
5) Total Pendapatan dan Pengeluaran Rumah Sakit/ Ruangan
6) Market
7) Pelanggan yang menggunakan jasa pelayanan kesehatan di RS adalah
masyarakat sekitar Rumah Sakit yang berdasarka system rujukan

b. Pengkajian proses
1) Visi Misi RS/ Ruang rawat inap
2) Perencanan Ruangan
Dari hasil wawancara dan kuesioner menunjukkan kepala ruang
sudah melakukanperencanaan hal ini ditunjukkan dengan presentasi
hasil kuesioner. Tetapi didalamperencanaan tersebut belum
terstruktur secara optimal, dari hasil wawancaradidapatkan :
a) Belum adanya visi di masing-masing ruangan keperawatan ,
hanya terdapat misiruangan.
b) Perencanaan pengembangan SDM keperawatan dengan jumlah
tenagakeperawatan yang masih kurang dibandingkan dengan ratio
jumlah pasien,perencanaan untuk pengembangan peningkatan
kemampuan kerja melaluipelatihan/ pendidikan tambahan
c) Perencanaan pengembangan sarana dan prasarana ruangan
keperawatan dengandata dari kuisioner antara lain, peralatan di
ruangan dinyatakan belum lengkap, persen jumlah alat yang
tersedia belum sesuai dengan ratio pasien.

3) Pengorganisasian
Methode yang digunakan Asuhan Keperawatan di RSUD Perolehan
data daripengkajian :
a) Ruangan menggunakan metode asuhan keperawatan moduler
b) Pengorganisasian ketenagaan berdasarkan klasifikasi pasien
dengan 3kategori yaitu Total Care, Partial Care, Minimal Care.
c) Jadwal dinas dibuat berdasarkan 3 shif
d) Beban kerja perawat dalam memberikan asuhan keperawatan
dengan metode TIM
4) Pengarahan
a) Motivasi
Motivasi seorang karu kepada semua anggota di dalam ruangan
kurang dan idak ada reward.
b) Manajemen Konflik
Penyelesaian konflik di ruangan dilakukan
5) Pengawasan
a) Supervisi
Rencana pelaksanaan supervisi sudah terjadwalkan, format
pendokumentasian supervisi sudah sesuai dengan standar
keperawatan. Tidak adanya umpan balik dari supervisor untuk
setiap tindakan dalam supervisi
6) Pengendalian
Prestasi kerja tidak standar karena tidak adanya reward bagi perawat

c. Pengkajian Out Put


Pengkajian output dilakukan dengan pengukuran :
1) Tingkat kepuasan pelanggan
Berdasarkan hasil kuesioner yang dibagikan ke pasien, 90% pasien
menyatakan tidak puas terhadap pelayanan
2) Tingkat kepuasan perawat
Perawat mengatakan motivasi menurun karena untuk kegiatan
kredensialing belum tersosialisasi dari Manajemen Keperawatan,
serta belum adanya reward yang sesuai dengan kinerja perawat.
3) BOR (BOR (Bed Occupancy Ratio) Ruang Wijaya Kusuma Memiliki
kapasitas total tempat tidur 30 tempat tidur, jumlah hari perawatan
sejak tanggal 1 sampai 30 Oktober adalah 27 pasien.

Jadi BOR :
Banyak pasien yang dirawat (1bln)
BOR= X 100 %
Tempat tidur
27
BOR= X 100 %
30
= 90%

4) Penghitungan Rata-rata Lama Rawat (ALOS) Ruang Wijaya Kusuma


Jumlah lama dirawat dari 27 pasien: 200hari
Jumlah pasien keluar Hidup dan Meninggal: 27 pasien.
Jadi ALOS:

Jumlah lamarawat (27 pasien)


ALOS=
jumlah pasien
200
ALOS=
27
= 7 hari

5) Penghitungan TOI (Tempat Tidur TidakTerisi) Ruang Wijaya Kusuma

(Jumla tempat tidur X Periode )−hari perawatan


TOI=
jumlah pasien keluar hidupdan meninggal

( 30 x 1 )−7 hari
TOI=
27 pasien

= 0,8
= 1bed

d. Wawancara Kepala Ruang


PEDOMAN WAWANCARA KEPALA RUANG

A. Data Biografi
1. Umur : 45 Tahun
2. Pendidikan Terakhir Keperawatan : Magister Keperawatan
3. Lama Bekerja sebagai perawat : 20 Tahun
4. Jabatan Saat ini : Kepala Ruang
5. Tempat tugas : diruang Wijaya Kusuma
6. Lama tugas diruang ini : 5 tahun
7. Pelatihan yang pernah diikuti : BTCLS, ACLS, Pelatihan IPCN
B. Perencanaan
1. Bagaimana pemahaman ibu mengenai visi, misi RS dan visi, misi bidang
keperawatan?
Visi dari Rs Medika Husada yaitu menjadi rumah sakit kualitas prima dalam
pelayanan, pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat di
bidang kesehatan yang bertaraf internasional. Sudah sangat baik yaitu
memberikan pelayanan secara komprehensif. Namun perlu dikembangkan
misi dari Rumah Sakit sesuai dengan perkembangan teknologi seperti
system menggunakan Online dan Paperless
2. Apakah tujuan unit keperawatan telah disesuaikan dengan kedua visi misi
tersebut? Bagaimana dengan rencana strategis bidang keperawatan?
Sudah, pelayanan keperawatan diberikan kepada pasien secara menyeluruh
baik dari segi psiko, sosio, cultural sehingga pasien merasa nyaman dan
terpenuhi kebutuhannya selama dirawat di rumah sakit.
3. Bagaimana koordinasi dengan bidang keperawatan dalam perencanaan alat
dan fasilitasi ruangan, perencanaan kebutuhan tenaga, penyusunan SAK,
SOP dan format askep?
SOP masih dalam proses refisi dan perbaikan sesuai dengan kebutuhan dan
update ilmu terbaru. Untuk pengadaan alat yang perlu yaitu alat steril yang
memenuhi akreditasi, sehingga kesterilan alat bisa tetap terjaga dan resiko
infeksi bisa diminimalisir. Belum ada rencana pengadaan tenaga baru.
Format pembuatan Askep perlu diupdate yaitu menggunakan pedoman
SDKI, SLKI, SIKI.
4. Apakah sudah membuat dan memiliki rencana harian, bulanan dan tahunan?
Jadwal shift? Rencana pertemuan dengan staf, rencana bimbingan dan
supervisi? Apakah terdapat kendala?
Sudah ada rencana harian, bulanan dan tahunan, jadwal sift diperbaharui
setiap bulan. Rencana pertemuan dengan staf diagendakan tiap minggu
ketiga setiap bulan, untuk superfisi disesuaikan dengan tingginya
permasalahan yang ada diruangan.
5. Bagaimana perencanaan pengembangan staf, Pelatihan, Pendidikan lanjut?
Untuk pengembangan staf, kepala ruang mensupport pegawainya untuk
update ilmu ataupun pelatihan seperti pelatihan PPGD ataupun kuliah
lanjutan ke jenjang yang lebih tinggi.
6. Bagaimana dengan perencanaan jenjang karir perawat? Harapannya?
Jenjang karir perawat disesuaikan dengan lama kerja dan update ilmu seperti
pelatihan dan ijasah. Harapannya semakin banyak pegawainya yang rajin
dalam bekerja.

C. Pengorganisasian
1. Apakah uraian tugas, wewenang, dan tanggung jawab sudah jelas? Apakah
ada kendala?
Sudah jelas, pegawai melaksanakan tugas sesuai dengan wewenang dan
tanggungjawabnya
2. Bagaimana pelaksanan asuhan keperawatan dengan metode tim? Apa ada
kendala? Bagaimana solusinya?
Lebih bagus metode moduler yaitu metode kombinasi tim dan Primer
3. Bagaimana pelaksanaan dokumentasi asuhan keperawatan?
Pelaksanaan dokumentasi masih menggunakan Nanda, NIC, NOC, sehingga
perlu diupdate menggunakan pedoman SDKI, SLKI dan SIKI
4. Bagaimana penghitungan beban kerja perawat? Harapannya?
Beban Kerja perawat sudah sesuai, harapannya semakin ditingkatkan
pelayanan asuhan keperawatan kepada pasien
5. Bagaimana kinerja staf?
Kinerja staf sudah cukup baik, mengikuti arahan Kepala Ruang ataupun
Katim
6. Bagaimana program orientasi staf ?
Orientasi staf dilakukan secara begilir setiap 2 minggu sekali

D. Pengarahan
1. Bagaimana pengarahan terhadap ketua tim dan staf?
Ketua Tim setiap pagi di berikan pengarahan untuk meningkatkan
kinerjanya dan mendampingi perawat pelaksana agar asuhan
keperawatan bisa diberikan secara maksimal.
2. Bagaimana pelaksanaan bimbingan dan supervisi kepada staf?
Semangat dan motivasi kerja staff masih kurang dikarenakan insentif dari
ruangan yang minimal.
3. Bagaimana usaha untuk meningkatkan motivasi kerja staf?
Dibutuhkan kebijakan pengaturan insentif yang sesuai agar semangat dan
motivasi kerja perawat meningkat
4. Bagaimana komunikasi dengan katim dan staf?
Komunikasi dilakukan secara baik dan terstruktur. Jika ada permasalahan
segera diselesaikan bersama
5. Bagaimana mengatasi konflik antar staf?
Memanggil staf yang bermasalah dan dicari penyebab permasalahannya,
setelah memberikan solusi-solusi yang bisa dilakukan

E. Pengendalian
1. Bagaimanakah pengendalian mutu di ruangan?
Ada standart dalam pemberian layanan ditunjang dengan SOP yang
lengkap sehingga kualitas dan mutu pelayanan tetap terjaga .
menggunakan standart ISO 2000 dan standart akreditasi KAN
2. Bagaimanakah sosialisasinya kepada staf? Bagaimana pengawasannya?
Sosialisasi biasanya disampaikan saat preconference secara rutin setiap
seminggu sekali,. Pengawasan dilakukan secara terus menerus.
3. Bagaimana pengawasan terhadap SAK dan SOP?
Dilakukan pengecekan setiap 6 bulan sekali disesuaikan dengan
penelitian dan pedoman terbaru
4. Bagaimana cara mengetahui tingkat kepuasan pasien?
Memberikan angket kepada pasien ataupun keluarga secara berkala
5. Bagaimana tindak lanjut dalam menangani keluhan pasien terhadap
pelayanan keperawatan di ruangan?
Mengadakan Ronde Keperawatan saat masalah ataupun keluhan pasien
muncul
6. Bagaimanakah sistem pemberian reward dan punishment terhadap staf di
ruangan?
Reward masih kurang, pemeberian punishment juga belum diatur secara
jelas sehingga diperlukan peningkatan Reward dan punishment yang jelas

B. Analisa SWOT

ANALISIS SWOT
( STRENGTH, WEAKNESS, OPPORTUNITY, THREAT)

FAKTOR KEKUATAN KELEMAHAN

M1- KETENAGAAN 1. Tenaga perawat di RS 1. Kepatuhan perawat


( SDM )
Medika Kusuma ruang mencui tangan masih
Wijaya kusuma memiliki rendah karena tidak
kualifikasi S1 Ners 6 sesuai dengan protokol
orang ( 33 % ), D3 6 langkah cuci tangan
keperawatan berjumlah 2. Pelaksanaan supervise
12 orang ( 67 % ) hanya dilakukan pada
saat RS akan melakukan
Akreditasi.
M2- SARANA DAN 1. RS Medika Kusuma 1. Di RS Medika Kusuma
PRASARANA
( Ruang Wijaya kusuma ) untuk kegiatan
memiliki kapasitas tempat kredensialing belum
tidur berjumlah 30 . 3 tersosialisasikan
tempat tidur untuk pasien 2. Belum adanya reward
yang memerlukan yang sesuai dengan
pengawasan ( total care ). kinerja perawat dari
2. Manajemen pihak RS .
keperawatan memiliki 3. Motivasi perawat
kebijakan untuk menurun
membrikan pelayanan
terbaik adanya proses
penerapan kredensial /
rekredensial untuk
jenjang karir perawat
M3- METODE RS Medika Kusuma telah Metode tim dan primer
memiliki metode penugasan belum dilakukan dengan
asuhan keperawatan dengan baik, hal ini di buktikan
metode moduler ( metode adanya temuan complain
modifikasi antara tim dan dari pasien karena perawat
primer serinngkali terlambat
memberikan obat.
M4- DISCHARGE 1. Discharge pleaning di 1. Pemberian edukasi
PLEANING
RS Medika Kusuma pasien hanya dilakukan
sudah dilakukan. saat pasien akan pulang
2. Pendokumentasian ( edukasi cara minum
discharge pleaning juga obat dan waktu control
sudah dilakukan. saja ).
2. Pendokumentasian
discharge pleaning
dilakukan apabila
pasien sudah pulang,
mestinya discharge
pleaning dapat
dilakukan saat pasien
masuk dirawat di
ruangan.

M5- DOKUMENTASI 1. RS Medika Kusuma 1. RS Medika Kusuma


KEPERAWATAN
sudah melakukan masih mengunakan
pendokumentasian dokumentasi asuhan
Asuhan keperawatan keperawatan dengan
( RS terakreditasi pendekatan NIC NOC
melakukan dokumentasi 2. Dokumentasi
asuhan keperawatan pengkajian hanya
menggunakan SDKI, lengkap 75 %, diagnose
SIKI, SLKI ) hanya lengkap 85 %,
2. Pendokumentasian 3. Apabila mengangkat
ASKEP dilakukan secara 1diagnose ( masalah
paper base keperawatan ) sejak
3. Lembar pengkajian pasien masuk sampe
keperawatan, diagnose pulang.
dan intervensi 4. Apabila ruangan terisi
keperawatan dilakukan penuh maka perawat
secara ceklist, sedangkan tidak dapat melakukan
implementasi dan dokumentasian asuhan
evaluasi keperawatan keperawatan dan akan
dilakukan dengan di di isi apabila pekerjaan
tulis secara narasi. sudah berkurang.
C. Fishbone

Metode
Material

Memberikan Rewerd
yang sesuai dengan
Motivasi perawat kerja perawat
menurun
Sarana dan
prasaran telah Metode
memenuhi standar Moduler
Belum ada rewerd yang
sesuai dengan kerja perawat
Kurangnya motivasi
perawat karena tidak
adanya rewerd yang
sesuai dengan kinerja
Kegiatan kredensialing Pelaksanaan supervisehanya perawat
belum tersosialisasi dilakukan saat akreditasi RS

Kepatuhan mencuci
tangan tidak Tingkat kepuasan
SOP sesuai standar sesuaiprotokol 6 langkah berkurang dan
motivasi kerja perawat
menurun

Mesin Men
SDM Perawat

D. Menetapkan Prioritas Masalah

N Kategori Masalah Mg Sv Mn Nc Af Skor Prioritas


o
1 Man/SDM Adanya 5 4 4 5 4 22 1
penurunan
motivasi pada
perawat
2 Methods Belum optimalnya 4 4 4 4 3 19 3
sistem pemberian
penghargaan
3 Material Ketidaklengkapan 5 5 3 3 5 21 2
dalam
pendokumentasian

Keterangan :
Magnitud (Mg) : Kecenderungan Besar dan seringnya kejadian masalah
Severity (Sv) : besarnya kerugian yang ditimbulkan
Manageability (Mn) : kemungkinan masalah bisa dipecahkan
Nursing Konsent (Nc) : melibatkan pertimbangan dan perhatian perawat
Affordability (Af) : ketersediaan sumber daya.
Catatan :
Rentang nilai yang digunakan adalah 1 sampai 5, dengan kriteria :
Nilai 1 : sangat kurang
Nilai 2 : kurang penting
Nilai 3 : cukup penting
Nilai 4 : penting
Nilai 5 : sangat penting

E. Plan of Action (POA)

N Uraian Tugas Tujuan Sasaran Metode Media Dana Waktu PJ


o
1 Meningkatkan Motivasi Manajemen Rekom Berkas Manajemen 02-11- Kel
motivasi pada pada Rumah endasi usulan rumah sakit 2020
Sakit
perawat perawat

2 Meningkatkan sistem Kepala Diskusi Berkas Ruangan 02-11- Kel.


Ruangan usulan 2020
sistem pemberian
pemberian pengharga
penghargaan an
3 Meningkatkan Ketidaklen Kepala Diskusi Print Ruangan 02-11- Kel
2020
ketidaklengkap gkapan Ruangan out
an dalam dalam
pendokumenta pendokum
sian entasian
BAB IV
PEMBAHASAN

A. Implementasi/ penyelesaian masalah manajemen ruangan


B. Diskusi
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran

Anda mungkin juga menyukai