Anda di halaman 1dari 70

PROPOSAL

PERENCANAAN PENGELOLAAN RUANG RAWAT INAP


FILIPUS DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG
Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Kepemimpinan dan Manajemen
Pelayanan Keperawatan

Disusun Oleh:

Kelompok 3

Andra 1490120067

Chresdiana Soparue 1490120062

Julia Ester Parera 1490120092

Nopia Dewi 1490120056

Renta P Sinurat 1490120093

Tania Lorenza 1490120085

Trivita L Hohakay 1490120057

Pitra 1490120075

Valencia D Pattipeilohy 1490120094

PROGRAM STUDI PROFESI NERS XXV

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN IMMANUEL

BANDUNG

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat dan anugerahNya sehingga “Laporan Perencanaan Pengelolaan Ruang
Rawat Inap Filipus Di Rumah Sakit Immanuel Bandung” dapat terselesaikan.
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat dari mata kuliah Stase
Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan dalam program studi profesi ners
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Immanuel Bandung.
Dalam pembuatan makalah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak.
Untuk itu dalam kesempatan ini izinkan kami mengucapkan terimakasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah
ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan untuk
itu kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak sangat kami harapkan
agar kami dapat memperbaiki dan menyempurnakan makalah ini. Harapan kami
semoga makalah ini dapat bermanfaat guna memberikan sumbangan ilmu
pengetahuan bagi ruang lingkup Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Immanuel
Bandung khususnya bagi mahasiswa/mahasiswi maupun dosen.

Bandung, 27 Mei 2021

         

                              Kelompok 3

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul............................................................................................. i

Kata Pengantar............................................................................................. ii

Daftar Isi....................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang........................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah................................................................................... 3
C. Tujuan Penulisan..................................................................................... 3
D. Sistematika Penulisan.............................................................................. 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Kepemimpinan........................................................................... 6
B. Konsep Manajemen................................................................................. 8
C. Model Praktik Keperawatan Profesional................................................. 14
D. Metode Pemberian Asuhan Keperawatan............................................... 17
E. Konsep Analisis SWOT.......................................................................... 26
F. Konsep Prioritas Masalah........................................................................ 32
G. Konsep Fishbone..................................................................................... 35
H. Konsep Ketenagakerjaan......................................................................... 36

BAB III RENCANA KEGIATAN

A. Instrumen Pegumpulan Data................................................................... 42


B. Time Table............................................................................................... 53

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan.............................................................................................. 62
B. Saran........................................................................................................ 62

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Rumah sakit adalah salah satu fasilitas pelayanan kesehatan memiliki
peran yang sangat strategis dalam upaya mempercepat peningkatan derajat
kesehatan masyarakat indonesia. Rumah sakit adalah institusi pelayanan
kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara
paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat
darurat. (Permenkes, 2010)

Keperawatan sebagai salah satu bentuk pelayanan profesional yang


merupakan bagian integral yang tidak dapat di pisahkan dari upaya
pelayanan kesehatan secara keseluruhan. Selain itu, pelayanan
keperawatan merupakan faktor penentu baik buruknya mutu dan citra dari
rumah sakit, oleh karena itu kualitas pelayanan keperawatan perlu
dipertahankan dan ditingkatkan tercapai hasil yang baik, untuk
mendapatkan hasil terbaik maka diperlukan manajemen keperawatan guna
untuk memperbaiki manajemen yang sudah ada sebelumnya (Siagian,
2012).

Populasi perawat di rumah sakit mempunyai proporsi yang lebih besar


dibandingkan tenaga kesehatan lain. Hampir 60-70% dari total sumber
daya manusia yang ada, ditempati oleh perawat. Bahkan, 90% dari
pelayanan kesehatan yang diberikan merupakan bentuk dari pelayanan
keperawatan (Linggardini, 2010). Pelayanan keperawatan profesional
dapat tercapai dengan baik salah satunya dilakukan kepemimpinan dan
manajemen keperawatan yang efektif dan efisien.

1
Kepemimpinan adalah kegiatan dalam mempengaruhi orang lain untuk
bekerja keras dengan penuh kemauan untuk tujuan kelompok. Untuk dapat
mengambil keputusan dan bertindak dengan baik maka seorang pemimpin
harus memiliki pengetahuan, kesadaran diri, kemampuan berkomunikasi
dengan baik, energi, dan tujuan yang jelas. Seorang pemimpin harus
menjadi role model yang baik dalam cara kepemimpinannya, dalam
pelaksanaan tugas maupun dalam membangun kerja sama dan bekerja
sama dengan orang lain termasuk dengan bawahannya.(George P Terry,
2012).

Manajemen keperawatan adalah proses kerja setiap perawat untuk


memberikan pengobatan dan kenyamanan terhadap pasien. Tugas manager
keperawatan adalah merencanakan, mengatur, mengarahkan dan
mengawasi keuangan yang ada, peralatan dan sumber daya manusia untuk
memberikan pengobatan yang efektif dan ekonomis kepada pasien
(Nursalam, 2014).

Proses manajemen keperawatan sebagai salah suatu metode perlakuan


asuhan keperawatan secara profesional, sehingga diharapkan keduanya
dapat saling menompang. Proses keperawatan dalam manajemen
keperawatan terdiri dari: pengumpulan data, identifikasi masalah,
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi hasil. Manajemen keperawatan
mempunyai kekhususan terhadap mayoritas tenaga dari pada seorang
pegawai, maka setiap tahapan di dalam proses manajemen lebih rumit
dibandingkan proses keperawatan (Nursalam, 2011).

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Emanuel Vensi (2014) tentang


analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja klinis perawat
berdasarkan penerapan sistem pengembangan manajemen kinerja klinis
(spmkk) di ruang rawat inap rumah sakit panti wilasa citarum semarang

2
menyatakan ada pengaruh pengetahuan terhadap kinerja klinis dengan
nilai p 0,004 (≤ 0,25), pengaruh sikap terhadap kinerja klinis dengan nilai
p 0,003 (≤ 0,25), pengaruh motivasi terhadap kinerja klinis dengan nilai p
0,042 (≤ 0,25), pengaruh monitoring terhadap kinerja klinis dengan nilai p
0,003 (≤ 0,25). Menurutnya Kepala bidang keperawatan perlu
merencanakan peningkatan pengetahuan dan ketrampilan kinerja klinis
perawat dengan pendidikan, seminar secara rutin dan berkesinambungan.
Setiap kali ada pelatihan tentang SPMKK sebaiknya dilakukan pretest dan
post test agar dapat dimonitor seberapa jauh perkembangan pengetahuan
individu tentang SPMKK.

Rumah Sakit Immanuel adalah rumah sakit swasta yang diselenggarakan


oleh Yayasan Badan Rumah Sakit Gereja Kristen Pasundan. Rumah Sakit
Immanuel sebagai rumah sakit pendidikan swasta yang mempunyai tugas
untuk memberikan pelayanan kesehatan, pendidikan serta penelitian di
bidang kedokteran, keperawatan dan kesehatan secara berdaya guna dan
berhasil dengan mengutamakan upaya penyembuhan dan pemulihan serta
melaksanakan upaya rujukan, yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu
dengan upaya peningkatan dan pencegahan. Standar pelayanan
keperawatan dilakukan diseluruh ruangan perawatan, salah satunya adalah
Ruang Filipus yang merupakan unit perawatan multi kelas III khusus
dewasa untuk laki-laki. Ruang ini dikelola oleh seorang kepala ruangan
dengan lulusan Ners yang sudah memiliki pengalaman kerja 10 tahun
memiliki jumlah tenaga kerja secara keseluruhan yaitu 15 orang. (Data
Keperawatan Ruang Filipus, 2018)

Proses belajar perencanaan pengelolaan Ruang Rawat Inap Filipus di


Rumah Sakit Immanuel Bandung ini diharapkan mampu menjadi suatu
kesempatan bagi mahasiswa untuk mengaplikasikan teori-teori manajemen
yang dipadukan secara komprehensif dengan kemampuan intelektual,

3
kemampuan teknis keperawatan dan kemampuan interpersonal dalam
lingkup tatanan pelayanan kesehatan yang nyata di ruang rawat inap di
bawah arahan dan bimbingan intensif dari pembimbing akademik dan
pembimbing klinik.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan masalahnya adalah
“Bagaimana Perencanaan Pengelolaan Ruang Rawat Inap Filipus di
Rumah Sakit Immanuel Bandung.”

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu menerapkan konsep, teori dan prinsip manajemen
keperawatan dalam tatanan pelayanan keperawatan dan pengelolaan
unit pelayanan keperawatan di Ruang Inap Filipus.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami fungsi-fungsi
manajemen dalam pengelolaan unit pelayanan keperawatan
b. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami model-model atau
tipe-tipe kepemimpinan dalam unit pelayanan keperawatan
c. Mahasiswa mampu bekerja sama dalam tim keperawatan dan tim
kesehatan lainnya
d. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami analisis internal
dan eksternal (SWOT)
e. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami analisis fish bone
f. Mahasiswa mampu membuat rencana tindakan meliputi instrument
pengumpulan data dan time table

D. SISTEMATIKA PENULISAN
1. BAB I PENDAHULUAN

4
Berisikan latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan,
sistematika penulisan

2. BAB II TINJAUAN PUSTAKA


Terdiri dari konsep konsep kepemimpinan dan manajemen, konsep
model praktik keperawatan profesional, metode pemberian asuhan
keperawatan, konsep analisis swot, konsep prioritas masalah, konsep
fishbone dan konsep ketenagakerjaan.
3. BAB III RENCANA KEGIATAN
Terdiri dari instrumen pengumpulan data dan time table
4. BAB IV PENUTUP
Terdiri dari kesimpulan dan saran

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Kepemimpinan
1. Pengertian kepemimpinan
Kepemimpinan dalam bahasa inggris disebut Leadership dan
dalam bahasa arab disebut Zi’amah atau Imamah . dalam
terminologi yang dikemukakan oleh Marifield dan Hamzah.
Kepemimpinan adalah menyangkut dalam menstimulasi,
memobilisasi, mengarahkan, mengkoordinasi motif-motif dan
kesetiaan orang-orang yang terlibat dalam usaha bersama (Stogdill,
2017)
Kepemimpinan adalah sebagai pengaruh antar pribadi yang terjadi
pada suatu keadaan dan diarahkan melalui proses komunikasi arah
tercapainya suatu tujuan (Kirsmansa, 2011). Pemimpinnya dikenal
dengan istilah team leader (pemimpin kelompok) yang memahami
apa yang menjadi tanggung jawab kepemimpinannya, menyelami
kondisi bawahannya, kesediaannya untuk meleburkan diri dengan
tuntutan dan konsekuensi dari tanggung jawab yang dipikulnya,
serta memiliki komitmen untuk membawa setiap bawahannya
mengeksplorasi kapasitas dirinya hingga menghasilkan prestasi
tertinggi. Kepemimpinan adalah aktivitas untuk mempengaruhi
orang-orang supaya diarahkan mencapai tujuan organisasi.
Kepemimpinan meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan
tujuan organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai
tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan
budayanya. Seorang pemimpin yang baik harus pandai dalam
mengambil keputusan yang tepat dan beredukasi pada tindakan
atau action Terry dan Leslie (2010). Pemimpin yang baik adalah
pandai dalam mengambil keputusan.

6
2. Gaya Kepemimpinan
Gaya kepemimpinan merupakan suatu pola perilaku yang
ditampilkan sebagai pimpinan ketikan mencoba perilaku orang
lain. Oleh karena perilaku yang diperlihatkan oleh bawahan pada
dasarnya adalah respon bawahan terhadap gaya kepemimpinan
yang dilakukan pada mereka. Gaya kepemimpinan cenderung
sangat bervariasi dan berbeda-beda yang dapat diklasifikasikan
berdasarkan beberapa aspek, yaitu:
a. Aspek perilaku
1) Kepemimpinan Positif
Mempunyai pandangan bahwa orang pada hakekatnya
bersedia melakukan pekerjaan dengan baik bila
diberikan kesempatan dan dorongan yang cukup. Oleh
karena itu, pimpinan harus memberi motivasi,
memperhatikan dan menyediakan sarana dan serta
memperhatikan beban kerja yang ada.
2) Kepemimpinan Negatif
Mempunyai pandangan bahwa orang harus dipaksa
untuk bekerja, sehingga pimpinan memotivasi dengan
menciptakan rasa takut, sering memberikan hukuman
dan sanksi.
b. Aspek kekuasaan dan wewenang
1) Otoriter (otokratik)
Pemimpin berorientasi pada tugas yang harus segera
diselesaikan, menggunakan posisi dan power dalam
memimpin.Pemimpin menentukan semua tujuan dan
pengambilan keputusan. Pada gaya kepemimpinan ini
motivasi yang dilakukan dengan memberikan reward
dan punishment.

7
2) Demokratis
Pemimpin menghargai sifat dan kemampuan tiap staf.
Menggunakan pribadi dan posisi untuk mendorong
munculnya ide dari staf serta memotivasi kelompok
untuk menentukan tujuan sendiri. Oleh karena itu
mereka didorong untuk membuat rencana,
melaksanakan dan melakukan pengontrolan sesuai
dengan yang disepakati.
3) Partisipatif
Merupakan gabungan antara otokratik dengan
demokratik, yaitu pimpinan menyampaikan hasil
analisa dari masalah dan mengusulkan tindakan kepada
bawahan.Untuk itu, staf dimintai saran dan kritik dan
selanjutnya keputusan akhir dilakukan bersama-sama.
4) Bebas Tindak (Laisez-Faire)
Pimpinan hanya sebagai official, staf, yang menentukan
sendiri kegiatan yang akan dilaksanakan tanpa
pengarahan, super visi dan koordinasi. Sehingga
kendali yang dilakukan pimpinan yang sangat minimal
dan hanya bersifat laporan (Suyanto, 2014).

B. Konsep Manajemen
1. Pengertian Manajemen
Manajemen didefinisikan sebagai proses menyelesaikan pekerjaan
melalui orang lain untuk mencapai tujuan organisasi dalam suatu
lingkungan yang berubah. Manajemen juga merupakan proses
pengumpulan dan mengorganisasi sumber–sumber dalam
mencapai tujuan (melalui kerjaan orang lain) yang mencerminkan
dinamika suatu organisasi (Gillies, 2010 dalam Nursalam 2015).
Manajemen keperawatan adalah suatu proses bekerja melalui

8
anggota staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan
secara profesional (Nursalam, 2015).

2. Fungsi Manajemen
Secara ringkas fungsi manajemen adalah sebagai berikut :
a. Perencanaan (planning)
Perencanaan adalah sebuah proses yang dimulai dengan
merumuskan tujuan organisasi sampai dengan menyusun
dan menetapkan rangkaian kegiatan untuk mencapainya,
melalui perencanaan yang akan dapat ditetapkan tugas-
tugas staf. Dengan tugas ini seorang pemimpin akan
mempunyai pedoman untuk melakukan supervisi dan
evaluasi serta menetapkan sumber daya yang dibutuhkan
oleh staf dalam menjalankan tugas- tugasnya
b. Pengorganisasian (organizing)
Pengorganisasian adalah rangkaian kegiatan manajemen
untuk menghimpun semua sumber data yang dimiliki oleh
organisasi dan memanfaatkannya secara efisien untuk
mencapai tujuan organisasi.
c. Actuating (directing, commanding, coordinating)
Penggerakan adalah proses memberikan bimbingan kepada
staf agar mereka mampu bekerja secara optimal dan
melakukan tugas- tugasnya sesuai dengan ketrampilan yang
mereka miliki sesuai dengan dukungan sumber daya yang
tersedia. Menggerakkan orang – orang agar mau / suka
bekerja. Ciptakan suasana bekerja bukan hanya karena
perintah, tetapi harus dengan kesadaran sendiri, termotivasi
secara interval.
d. Pengendalian / pengawasan (controling)
Pengendalian adalah proses untuk mengamati secara terus
menerus pelaksanaan rencana kerja yang sudah disusun dan

9
mengadakan koreksi terhadap penyimpangan yang terjadi.
Merupakan fungsi pengawasan agar tujuan dapat tercapai
sesuai dengan rencana, apakah orang – orangnya, cara dan
waktunya tepat. Pengendalian juga berfungsi agar
kesalahan dapat segera diperbaiki.
e. Penilaian (evaluasi)
Merupakan proses pengukuran dan perbandingan hasil –
hasil pekerjaan yang seharusnya dicapai. Hakikat penilaian
merupakan fase tertentu setelah selesai kegiatan, sebelum,
sebagai korektif dan pengobatan ditujukan pada fungsi
organik administrasi dan manajemen (Swanburg, 2005).

3. Prinsip-Prinsip Manajemen Keperawatan


Prinsip-prinsip yang mendasari manajemen keperawatan:
a. Manajemen keperawatan adalah perencanaan.
Perencanaan merupakan yang utama untuk seluruh aktivitas
atau dari fungsi-fungsi manajemen. Perencanaan akan
menolong pekerja-pekerja mencapai kepuasan bekerja.
Nursalam (2011) menspesifikasikan 6 tahap dalam proses
perencanaan:
1) tahap merancang;
2) tahap delegasi;
3) tahap mendidik;
4) tahap perkembangan;
5) tahap implementasi;
6) tahap tindak lanjut.
b. Manajemen keperawatan adalah penggunaan waktu yang
efektif. Keberhasilan rencana perawat klinis dipengaruhi
oleh penggunaan waktu yang efektif.
c. Manajemen keperawatan adalah pembuatan
keputusan.Manajemen keperawatan membutuhakan

10
keputusan yang dibuat oleh perawat manajer pada setiap
tingkatan bagian di bangsal atau unit.
d. Manajemen keperawatan adalah suatu formulasi dan
pencapaian tujuan sosial. Perubahan sosial penting dalam
hubungannya dengan kebutuhan kesehatan orang miskin,
orang yang tinggal di kota besar dan orang yang berpaparan
dengan polusi lingkungan.
e. Manajemen keperawatan adalah pengorganisasian.
Pengorganisasian adalah pengidentifikasian kebutuhan
organisasi dari pernyataan misi kerja yang dilakukan dan
menyesuaikan desain organisasi dan struktur untuk
memenuhi kebutuhan-kebutuhan. Ada empat bentuk stuktur
organisasi: 1) unit; 2) departemen; 3) puncak: divisi atau
tingkat eksekutif dari manajemen organisasi; 4) tingkat
operasional, meliputi semua fase pekerjaan dalam struktur
organisasi.
f. Manajemen keperawatan merupakan suatu fungsi, posisi
atau tingkat sosial, disiplin dan bidang studi. Divisi
keperawatan mempunyai fungsi manajemen tentang
pemenuhan tujuan dan sasaran, tugas-tugas manajemen dan
kerja manajemen. Aktivitas-aktivitas ini dilakukanoleh
perawat manajer dengan jabatan yang menunjukkan
peningkatan tanggung jawab.
g. Manajemen keperawatan adalah bagian aktif divisi
keperawatan. Divisi keperawatan yang baik memotivasi
karyawan untuk memperlihatkan penampilan kerja yang
baik.
h. Manajemen keperawatan mengarahkan dan
memimpin.Pengarahan adalah elemen tindakan dari
manajemen keperawatan, proses interpersonal yang

11
dengannya petugas keperawatan menyelesaikan sasaran
keperawatan.
i. Manajemen keperawatan merupakan komunkasi efektif.
Komunikasi yang efektif akan mengurangi kesalahpahaman
dan memberikan persamaan pandangan, arah dan
pengertian diantara pegawai.
j. Manajemen keperawatan adalah pengendalian atau
pengevaluasian. Pengendalian merupakan elemen
manajemen keperawatan yang meliputi penilaian tentang
pelaksanaan rencana yang telah dibuat, pemberian instruksi
dan menetapkan prinsip-prinsip melalui penetapan standar,
membandingkan penampilan dengan standar dan
memperbaiki kekurangan. Fungsi pengendalian dari
manajemen keperawatan sering disebut pengevaluasian
(Swansburg, 2000).
4. Lingkup Manajemen Keperawatan
Upaya mempertahankan kesehatan telah menjadi sebuah industri
besar yang melibatkan berbagai aspek upaya kesehatan (Nursalam,
2011). Pelayanan kesehatan kemudian menjadi hak yang paling
mendasar bagi semua orang dan memberikan pelayanan kesehatan
yang memadai akan membutuhkan upaya perbaikan menyeluruh
sistem yang ada (Nursalam, 2011). Pelayanan kesehatan yang
memadai ditentukan sebagian besar oleh gambaran pelayanan
keperawatan yang terdapat didalamnya (Nursalam, 2011).
Keperawatan merupakan disiplin praktek klinis. Manajer
keperawatan yang efektif sudah semestinya memahami hal ini dan
memfasilitasi pekerjaan perawat pelaksana. Kegiatan perawat
pelaksana meliputi:
a. Menetapkan penggunaan proses keperawatan.

12
b. Melaksanakan intervensi keperawatan berdasarkan
diagnosa keperawatan.Menerima akuntabilitas kegiatan
keperawatan yang dilaksanakan oleh perawat.
c. Menerima akuntabilitas untuk hasil-hasil keperawatan.
d. Mengendalikan lingkungan praktek keperawatan
(Nursalam, 2011).
5. Proses Manajemen Keperawatan
Menurut Nursalam (2011) proses manajemen keperawatan terdiri
atas:

a. Pengkajian (Pengumpulan Data)


Pada tahap ini perawat dituntut tidak hanya mengumpulkan
informasi tentang keadaan klien, melainkan juga mengenai
institusi (rumah sakit/puskesmas), tenaga keperawatan,
administrasi, dan bagian keuangan yang akan mempengaruhi
fungsi organisasi keperawatan secara keseluruhan.Pada tahap
ini, perawat harus mampu mempertahankan level yang tinggi
bagi efisiensi salah satu bagian dengan cara menggunakan
ukuran pengawasan untuk mengidentifikasikan masalah
dengan segera, dan setelah terbentuk kemudian dievaluasi
apakah rencana tersebut perlu diubah atau ada hal-hal yang
perlu dikoreksi.
b. Perencanaan
Perencanaan disini dimaksudkan untuk menyusun suatu
rencana yang strategis dalam mencapai tujuan, seperti
menentukan kebutuhan dalam asuhan keperawatan kepada
semua klien, menegakkan tujuan, mengalokasikan anggaran
belanja, memutuskan ukuran  dan tipe tenaga keperawatan
yang dibutuhkan, membuat pola struktur organisasi yang
dapat mengoptimalkan efektifitas staf serta menegakkan

13
kebijaksanaan dan prosedur operasional untuk mencapai visi
dan misi yang telah ditetapkan.
c. Pelaksanaan
Pada tahap ini manajemen keperawatan memerlukan kerja
melalui orang lain, maka tahap implementasi di dalam proses
manajemen terdiri dari bagaimana memimpin orang lain
untuk menjalankan tindakan yang telah direncanakan.
d. Evaluasi
Tahap akhir dari proses manajerial adalah melakukan
evaluasi seluruh kegiatan yang telah dilaksanakan. Pada
tahap ini manajemen akan memberikan nilai seberapa jauh
staf mampu melaksanakan tugasnya dan mengidentifikasi
faktor-faktor yang menghambat dan mendukung dalam
pelaksanaan.

C. Model Praktek Keperawatan Profesional


1. Pengertian
MPKP adalah suatu sistem (struktur, proses, dan nilai-nilai
profesional) yang memungkinkan perawat profesional mengatur
pemberian asuhan keperawatan termasuk lingkungan, yang dapat
menopang pemberian asuhan tersebut. Model praktik keperawatan
profesional (MPKP) adalah suatu sistem (struktur, proses dan nilai-
nilai profesional), yang memfasilitasi perawat profesional,
mengatur pemberian asuhan keperawatan, termasuk lingkungan
tempat asuhan tersebut diberikan (Sitorus dan Panjaitan, 2011).
Unsur struktur yang harus disiapkan untuk dapat melaksanakan
MPKP, yaitu:
a. Menetapkan jumlah tenaga keperawatan berdasarkan jumlah
klien sesuai dengan derajat ketergantungan klien. Penetapan
jumlah tenaga keperawatan menjadi penting karena bila jumlah

14
perawat tidak sesuai dengan jumlah tenaga yang dibutuhkan ,
maka tidak ada waktu bagi perawat untuk melakukan tindakan
keperawatan yang seharusnya dilakukan sesuai dengan rencana
keperawatan. Akibatnya perawat hanya melakukan tindakan
kolaboratif dan tidak sempat melakukan tindakan terapi
keperawatan, observasi, dan pemberian pendidikan kesehatan.
b. Menetapkan jenis tenaga keperawatan di ruang rawat, yaitu
kepala ruang, perawat primer dan perawat asosiate, sehingga
peran dan fungsi masing masing tenaga sesuai dengan
kemampuannya dan terdapat tanggungjawab yang jelas dalam
sistem pemberian asuhan keperawatan.
c. Menyusun standar rencana keperawatan. Dengan standar
renpra, maka PP hanya me lakukan validasi terhadap ketepatan
penentuan diagnosis berdasarkan pengkajian yang sudah
dilakukan, sehingga waktu tidak tersita untuk membuat
penulisan renpra yang tidak diperlukan (Sitorus dan Panjaitan,
2011).
2. Peran dan Tanggung Jawab Dalam MPKP
a. Peran Kepala Ruangan (Karu)
1) Sebelum melakukan sharing dan operan pagi, karu
melakukan ronde keperawatan kepada pasien yang
dirawat, meliputi : menanyakan keadaan pasien dan
kebutuhannya serta mengobservasi keadaan infuse,
tetesan infus dan bila ada obat yang belum diminum
oleh pasien segera diberikan dengan memberikan
motivasi kepada pasien tentang kegunaan obat.
2) Memimpin sharing pagi
3) Memimpin operan pagi
4) Memastikan pembagian tugas perawat yang telah
dibuat oleh Kepala Tim dalam pemberian asuhan
keperawatan pada hari itu.

15
5) Memastikan seluruh pelayanan pasien terpenuhi dengan
baik, meliputi : pengisian askep, visite dokter (advise),
pemeriksaan penunjang (hasil lab), dll
6) Memastikan ketersediaan fasilitas dan sarana sesuai
dengan kebutuhan.
7) Mengelola dan menjelaskan komplain dan konflik yang
terjadi di area tanggung jawabnya.
8) Melaporkan kejadian luar biasa kepada manajer.
b. Ketua Tim (KATIM)
1) Tugas Utama: Mengkoordinir pelaksanaan Askep
sekelompok pasien oleh Tim keperawatan dibawah
koordinasinya.
2) Mengidentifikasi kebutuhan perawatan seluruh pasien
yang dikoordinirnya pada saat Pre Confrence
3) Memastikan seluruh PP membuat rencana asuhan yang
tepat untuk setiap pasiennya.
4) Memastikan setiap PA melaksanakan asuhan
keperawatan sesuai rencana yang telah dibuat PP
5) Melaksanakan validasi tindakan keperawatan seluruh
pasien dibawah koordinasinya pada saat Post
Confrence.
c. Penanggung Jawab Shift (PJ Shift)
a) Tugas Utama: Menggantikan fungsi pengatur pada saat
shift sore/malam dan hari libur.
b) Memimpin kegiatan operan shift sore-malam.
c) Memastikan PP melaksanakan follow up pasien
tanggung jawabnya
d) Memastikan seluruh PA melaksanakan Askep sesuai
rencana yang telah dibuat PP
e) Mengatasi permasalahan yang terjadi diruang
perawatan

16
f) Membuat laporan kejadian kepada pengatur ruangan.

d. Perawat Pelaksana (PP) & Perawat Asosiet (PA)


1) Tugas Utama :Mengidentifikasi seluruh kebutuhan
perawatan pasien yang menjadi tanggung jawabnya,
merencanakan asuhan keperawatan, melaksanakan
tindakan keperawatan dan melakukan evaluasi (follow
up) perkembangan pasien.
2) Mengevaluasi tindakan keperawatan yang telah
dilaksanakan oleh PA
3) Memastikan seluruh tindakan keperawatan sesuai dengan
rencana (Sitorus dan Panjaitan, 2011)

D. Metode Pemberian Asuhan Keperawatan


Berikut adalah beberapa jenis model metode asuhan keperawatan menurut
Marquis & Huston (2010) di antaranya yaitu:
a. Metode Fungsional
Merupakan pengorganisasian tugas pelayanan keperawatan yang
didasarkan kepada pembagian tugas menurut jenis pekerjaan yang
dilakukan. Setiap perawat hanya melakukan 1-2 jenis intervensi
(misalnya merawat luka dan injeksi) untuk semua klien yang ada pada
unit perawatan tersebut. Kepala ruangan bertanggung jawab dalam
pembagian tugas tersebut dan menerima laporan tentang semua klien
dan menjawab semua pertanyaan tentang klien.
1) Kelebihan :
a) Perawat terampil untuk tugas atau pekerjaan tertentu,
b) Mudah memperoleh kepuasan kerja bagi perawat setelah
selesai tugas,
c) Kekurangan tenaga ahli dapat diganti dengan tenaga yang
kurang berpengalaman untuk suatu tugas yang sederhana,

17
d) Memudahkan kepala ruangan untuk mengawasi staf atau
peserta didik yang praktek untuk keterampilan tertentu.
e) Manajemen klasik yang menekankan efisiensi, pembagian
tugas yang jelas, dan pengawasan yang baik.

2) Kekurangan:

a) Pelayanan keperawatan terpilah-pilah atau tidak total


sehingga proses keperawatan sulit dilakukan.
b) Apabila pekerjaaan selesai cederung perawat meninggalkan
klien dan melakukan tugas non keperawatan.
c) Tidak memberikan kepuasan pada klien maupun perawat.
d) Persepsi perawat cenderung kepada tindakan yang berkaitan
dengan keterampilan saja.
e) Kepuasan kerja keseluruhan sulit dicapai dan sulit
diidentifikasikan kontribusinya terhadap pelayanan klien.

Bagan 2.1

Pembagian Tugas Metode Fungsional

Kepala Ruangan

Perawat: Perawat: Perawat: Perawat:


Pengobatan Perawatan Pengobatan Perawatan
luka luka

Sumber: Nursalam 2011


Pasien
b. Metode TIM
Menurut Marquis & Huston (2010), metode ini menggunakan tim
yang terdiri dari anggota yang berbeda-beda dalam memberikan

18
asuhan keperawatan terhadap sekelompok klien. Perawat ruangan
dibagi menjadi 2-3 tim yang terdiri dari tenaga profesional, teknikal,
dan pembantu dalam satu tim kecil yang saling membantu. Pembagian
tugas dalam kelompok atau grup dilakukan oleh ketua kelompok.
Selain itu, ketua tim bertanggung jawab dalam mengarahkan anggota
tim sebelum tugas dan menerima laporan kemajuan pelayanan
perawatan pasien, serta membantu anggota tim dalam menyelesaikan
tugas apabila mengalami kesulitan, selanjutnya ketua tim yang
melaporkan kepada kepala ruangan tentang kemajuan pelayanan atau
asuhan keperawatan terhadap klien.
1) Keuntungan
a) Menungkinkan pelayanan keperawatan yang menyeluruh.
b) Mendukung pelaksanaan proses keperawatan.
c) Memungkinkan antar tim sehingga konflik mudah diatasi dan
memberi kepuasan kepada anggota tim.
2) Kelemahan
Komunikasi antara anggota tim terbentuk terutama dalam bentuk
konferensi tim, yang biasanya membutuhkan waktu dimana sulit
untuk melaksanakan pada waktu-waktu sibuk.
3) Konsep Metode Tim
a) Ketua tim sebagai perawat profesional harus mampu
menggunakan berbagai teknik kepemimpinan.
b) Pentingnya komunikasi yang efektif agar kontinuitas rencana
terjamin.
c) Anggota tim harus menghargai kepemimpinan ketua tim.
d) Peran kepala ruangan penting dalam metode ini.
4) Tanggung Jawab Ketua Tim
a) Membuat perencanaan.
b) Membuat penugasan, supervisi, dan evaluasi.
c) Mengenal/mengetahui kondisi pasien dan dapat menilai
tingkat kebutuhan pasien.

19
5) Tanggung Jawab Anggota Tim
a) Memberikan asuhan keperawatan kepada pasien dibawah
tanggung jawabnya.
b) Kerjasama dengan anggota tim dan antar tim.
c) Memberikan laporan.
d) Mengembangkan kemampuan anggota.
e) Menyelenggarakan konferensi.
6) Tanggung Jawab kepala ruangan
a) Perencanaan
 Menunjuk ketua tim yang akan bertugas diruangan
masing-masing.
 Mengikuti serah terima pasien pada waktu penggantian
shift.
 Mengidentifikasi jumlah perawat yang dibutuhkan
bersama
ketua tim.
 Merencanakan strategi pelaksanaan keperawatan.
 Mengikuti visite dokter.
 Mengatur dan mengendalikan asuhan keperawatan.
 Membimbing pelaksanaan asuhan keperawatan.
 Mengadakan diskusi untuk pemecahan masalah.
 Membantu mengembangkan niat pendidikan dan
pelatihan diri.
 Membantu membimbing peserta didik keperawatan.
 Menjaga terwujudnya visi dan misi keperawatan dan
rumah
sakit.
b) Pengorganisasian
 Merumuskan metode penugasan yang digunakan.
 Merumuskan tujuan metode penugasan.

20
 Membuat rincian tugas ketua tim dan anggota tim secara
jelas.
 Mengatur dan mengendalikan tenaga keperawatan,
 Mengatur dan mengendalikan situasi tempat praktek.
 Mendelegasikan tugas kepada ketua tim saat kepala
ruangan tidak berada di tempat.
 Memberikan wewenang kepada tata usaha untuk
mengurus administrasi pasien. Mengidentifikasi masalah
dan cara penyelesaiannya.
c) Pengarahan
 Memberikan pengarahan tentang penugasan kepada
ketua tim.
 Memberikan pujian kepada anggota tim yang
melaksanakan tugas dengan baik.
 Memberi motivasi dalam peningkatan pengetahuan,
keterampilan, dan sikap.
 Menginformasikan hal-hal yang dianggap penting dan
berhubungan dengan asuhan keperawatan pasien.
 Melibatkan bawahan sejak awal hingga akhir kegiatan.
 Membimbing bawahan yang mengalami kesulitan dalam
melaksanakan tugasnya.
 Meningkatkan kolaborasi dengan anggota tim lain.
d) Pengawasan
 Melalui komunikasi: mengawasi dan berkomunikasi
langsung dengan ketua tim maupun pelaksana mengenai
asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien.
 Melalui supervisi: pengawasan langsung melalui inspeksi
dan pengawasan tidak langsung dengan mengecek daftar
hadir ketua tim.
e) Evaluasi

21
 Mengevaluasi upaya pelaksanaan dan membandingkan
dengan rencana keperawatan yang telah disusun bersama
ketua tim.

Bagan 2.2

Pembagian Tugas Metode Tim

Kepala Ruangan

Ketua Tim Ketua Tim Ketua Tim

Anggota Tim Anggota Tim Anggota Tim

Sumber : Nursalam (2011)

c. Metode Primer
Pasien Pasien Pasien

Menurut Marquis & Huston (2010), pengorganisasian pelayanan


asuhan keperawatan yang dilakukan oleh satu orang ”Registered
Nurse” sebagai perawat primer yang bertanggung jawab dalam
asuhan keperwatan selama 24 jam terhadap klien yang menjadi
tanggung jawab mulai dari masuk sampai pulang dari rumah sakit.
Apabila perawat primer libur atau cuti, tanggung jawab dalam
asuhan keperawatan klien diserahkan kepada teman kerjanya yang
satu level, satu tingkat pengalaman dan keterampilan (associated
nurse). Metode ini ditandai oleh adanya keterkaitan kuat, terus
menerus antara klien dan perawat yang ditugaskan untuk
merencanakan, melakukan, dan mengkoordinasikan asuhan
keperawatan selama klien dirawat. Metode ini mendorong
kemandirian perawat, ada kejelasan antara pembuat rencana asuhan
dan pelaksana.

22
Bagan 2.3
Pembagian Tugas Metode Primer

Tim medis Karu Sarana RS

Perawat Primer

Pasien/Klien

Perawat Perawat
Pelaksana Perawat Pelaksana
Evening Pelaksana Jika Diperlukan
Night Sumber : Nursalam
Days (2011)
d. Metode Kasus
Menurut Nursalam (2011) setiap perawat ditugaskan untuk melayani
seluruh kebutuhan klien saat ia dinas. Klien akan dirawat oleh perawat
yang berbeda pada setiap shif dan tidak ada jaminan bahwa klien akan
dirawat oleh orang yang sama pada hari berikutnya. Metode penugasan
kasus biasanya diterapkan satu klien satu perawat, dalam hal ini
umumnya dilaksanakan untuk perawat privat atau perawat khusus
seperti isolasi, dan intensive care.
1) Keuntungan
a) Perawat lebih memahami kasus perkasus.
b) Sistem evaluasi dari manajerial menjadi lebih mudah.
2) Kerugian
a) Belum dapat diidentifikasi perawat penanggung jawab.
b) Selanjutnya perlu tenaga yang cukup banyak dan mempunyai
kemampuan dasar yang sama.

23
Bagan 2.4

Pembagian Tugas Manejemen Kasus

Kepala
Ruangan

Staf Perawat Staf perawat


Staf perawat

Pasien Pasien
Pasien

Sumber: Nursalam (2011)


e. Model Modifikasi Tim – Primer (Moduler)
Nursalam (2011) pada model ini digunakan secara kombinasi dari
kedua sistem yang didasarkan pada beberapa alasan:
1) Keperawatan primer tidak digunakan secara murni, karena
sebagai perawat primer harus mempunyai latar belakang
pendidikan S1 atau setara.
2) Keperawatan tim tidak digunakan secara murni karena tanggung
jawab asuhan keperawatan terfragmentasi pada berbagai tim.
3) Melakukan kombinasi diharapkan kontinuitas asuhan
keperawatan dan akontabilitas asuhan keperawatan terdapat pada
primer, sedangkan perawat primer sebagai ketua tim akan
memberikan bimbingan kepada anggota tim tentang asuhan
keperawatan. Dengan menggunakan model modifikasi
keperawatan primer ini diperlukan empat orang perwat primer
dengan kualifikasi S1 keperawatan dan kepala ruangan S1
keperawatan serta perawat associate dengan kualifikasi
pendidikan D3 keperawatan
Tabel 2.1

24
Peran dari Pembagian Tugas Modifikasi Tim Primer (Moduler)

Kepala Perawat Perawat primer Perawat Associate

1. Menerima klien. 1. Membuat perencanaan 1. Memberik


2. Memimpin rapat. asuhan keperawatan. an asuhan
3. Evaluasi kinerja 2. Mengadakan tindakan keperawatan.
perawat. kolaborasi. 2. Mengikuti
4. Membuat daftar 3. Memimpin timbang terima. timbang terima.
dinas. 4. Mendelegasikan tugas. 3. Melaksana
5. Menyediakan 5. Memimpin ronde kan tugas yang
material. keperawatan. didelegasikan.
6. Perencanaan, 6. Evaluasi pemberian asuhan 4. Mendoku
pengawasan, dan keperawatan. mentasikan
pengarahan. 7. Bertanggung jawab tindakan.
terhadap klien 5. Melaporka
8. Memberi petunjuk jika n asuhan
klien akan pulang. keperawatan yang
9. Mengisi resume dilaksanakan.
keperawatan
Sumber: Nursalam (2011

Bagan 2.5
Pembagian Tugas Modifikasi Tim Primer

Kepala Ruangan

Perawat Primer Perawat Primer Perawat Primer


25

3 Perawat 3 Perawat Associate 3 Perawat


7-8 Pasien 7-8 Pasien 7-8 Pasien

Sumber: Nursalam (2011)

E. Konsep Analisis SWOT


1. Pengertian Analisis SWOT
Analisis SWOT adalah indentifikasi berbagai faktor secara sistematis
untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisisi ini didasarkan pada
logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strength) dan peluang
(oppurtunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan
kelemahan (weakness) dan ancaman (threats). SWOT merupakan
singkatan dari strength (kekuatan), weakness (kelemahan),
opportunity (peluang) dan threats (ancaman). Pendekatan ini mencoba
menyeimbangkan kekuatan dan kelemahan internal organisasi dengan
peluang dan ancaman lingkungan eksternal organisasi.
Pendekatan ini mencoba menyeimbangkan kekuatan dan kelemahan
internal organisasi dengan peluang dan ancaman lingkungan eksternal
organisasi.
a. Kekuatan (strength) adalah suatu kondisi di mana perusahaan
mampu melakukan semua tugasnya secara sangat baik (diatas
rata-rata industri).
b. Kelemahan (weakness) adalah kondisi di mana perusahaan kurang
mampu melaksanakan tugasnya dengan baik di karenakan sarana
dan prasarananya kurang mencukupi.
c. Peluang (opportunity) adalah suatu potensi bisnis menguntungkan
yang dapat diraih oleh perusahaan yang masih belum di kuasai
oleh pihak pesaing dan masih belum tersentuh oleh pihak
manapun.

26
d. Ancaman (threats) adalah suatu keadaan di mana perusahaan
mengalami kesulitan yang disebabkan oleh kinerja pihak pesaing,
yang jika dibiarkan maka perusahaan akan mengalami kesulitan
dikemudiaan hari.
2. Tujuan Analisis SWOT
Analisis SWOT dapat pula digunakan untuk berbagai keperluan.
Sebagaimana Sukristono (1995) menjelaskan bahwa analisis SWOT
dapat digunakan untuk berbagai tujuan antara lain:
a. Apabila analisis tersebut dimaksudkan untuk menilai data dan
informasi guna keperluan penyusunan rencana strategi untuk
keseluruhan perusahaan (corporate level strategic planning)
maka data dan informasi yang dinilai adalah data dan informasi
yang mencakup keseluruhan perusahaan. Demikian pula halnya
dengan asumsi-asumsi yang disusun. Hasil analisis SWOT untuk
tujuan ini adalah memberikan gambaran posisi suatu perusahaan
yang menggambarkan strengths dan weaknesess perusahaan
secara keseluruhan atau SWOT overall (analisis SWOT dengan
tujuan inilah yang dapat digunakan sebagai tools di dalam
melakukan audit pemasaran).
b. Sedangkan apabila analisis SWOT dimaksudkan untuk tujuan
menilai data dan informasi suatu Strategi Business Unit (SBU)
(strengths dan weaknesess SBU) maka analisis SWOT
dimaksudkan sebagai analisis dalam rangka penyusunan rencana
strategis suatu SBU.
c. Analisis SWOT dapat juga ditujukan untuk penyusunan rencana
operasional atau program kerja fungsional. Karenanya, analisis
untuk tujuan ini disebut pula dengan analisis SWOT fungsional.
Dalam analisis SWOT fungsional, data dan informasi intern yang
dianalisis adalah data dan informasi yang berasal dari suatu
bidang kegiatan tertentu atau bidang unit kerja tertentu.
Sedangkan data eksteren adalah data yang relevan dengan bidang

27
kerja yang bersangkutan. Bidang-bidang tersebut dapat berupa
bidang pemasaran, keuangan, logistik, dan lain sebagainya.
Tentunya hasil analisis SWOT ini dapat pula menghasilkan
rencana tujuan-tujuan, sasaran-sasaran serta strategi bidang kerja
yang bersangkutan.
3. Matriks SWOT
Matriks SWOT memerlukan key success factor dari lingkungan
eksternal dan internal dengan jadgement yang baik. Ada 4 strategi SO,
Strategi SO, Strategi WO, Srtategi ST, dan Strategi WT dengan
penjelasan sebagai berikut:
a. Strategi SO (Strengths-Oppotunies) adalah menggunakan
kekuatan internal perusahaan untuk meraih peluang-peluang yang
ada di luar perusahaan.
b. Strategi WO (Weaknesses-Opportunities) adalah strategi yang
bertujuan untuk memperkecil kelemahan-kelemahan internal
perusahaan dengan memanfaatkan peluang-peluang eksternal.
c. Strategi ST (Strength-Threats) adalah strategi perusahaan untuk
menghindari atau mengurangi dampak dari ancaman-ancama
eksternal.
d. Strategi WT (Weaknesses-Threats) adalah strategi untuk bertahan
dengan cara mengurangi kelemahan internal serta menghidari
ancaman.
4. Matriks IFE
Matriks IFE digunakan untuk mengetahui faktor-faktor internal
perusahaan berkaitan dengan kekuatan (strenghts) dan kelemahan
(weaknesses) yang dianggap penting. Data dan informasi aspek
internal perusahaan dapat digali dari beberapa fungsional perusahaan,
misalnya dari aspek manajemen, keuangann, SDM, pemasaran, sistem
informasi dan produksi atau operasi.
Tahapan kerja matriks IFE adalah sebagai berikut :

28
a. Buatlah daftar critical success factors untuk aspek internal
kekuatan (strenghts) dan kelemahan (weaknesses).
b. Tentukan bobot (weight) dari critical success factors dengan skala
yang lebih tinggi dari yang berprestasi tinggi dan begitu pula
sebaliknya. Jumlah seluruh bobot harus sebesar 1,0. Nilai bobot
dicari dan dihitung berdasarkan rata-rata industrinya.
c. Beri rating (nilai) antara 1 sampai 4 darj masing-masing faktor
yang memiliki nilai :
1 = sangat lemah
2 = tidak begitu lemah
3 = cukup kuat
4 = sangat kuat
Jadi rating mengacu pada kondisi perusahaan, sedangkan bobot
mengacu pada industry dimana perusahaan berada
a) Kalikan antara bobot dan rating dari masing-masing factor
untuk menentukan nilai skornya.
b) Jumlahkan semua skor untuk mendapatkan skor total bagi
perusahaan yang dinilai. Nilai rata-rata adalah 2,5
menandakan bahwa secara internal, perusahaan adalah lemah,
sedangkan nilai yang berada diatas 2,5 menunjukkan posisi
internal yang kuat.

Matriks IFE terdiri dari cukup banyak faktor.Jumlah Faktor-


faktor berdampak pada jumlah bobot karena ia selalu berjumlah
1,0

5. Matriks EFE
Matriks EFE digunakan unuk evaluasi faktor- faktor eksternal
perusahaan berkaitan dengan opportunities (peluang) dan threat
(ancaman) bagi perusahaan. Data eksternal dikumpulkan untuk
menganalisis hal-hal menyangkut persoalan ekonomi, social, budaya,
demografi, lingkungan, politik, pemerintahan, hukum, teknologi,

29
persaingan dipasar industry dimana perusahaan berada, serta data
eksternal relevan lainnya. Ini penting karna factor eksternal
berpengaruh secara langsung maupun tidak langsung terhadap
perusahaan. tahapan kerja dari matriks EFE adalah sebagai berikut:
a. Buatlah daftar kritikal success factor (faktor-faktor utama yang
mempunyai dampak penting pada kesuksesan atau kegagalan
perusahaan). untuk aspek eksternal yang mencakup prihal
opportunities (peluang) threat (ancaman) bagi perusahaan.
b. Tentukan weight dan kritikan success faktor tadi dengan sekala
yang lebih tinggi bagi yang berprestasi tinggi dan begitu pula
sebaliknya. Jumlah seluruh bobot harus sebesar 1,0 nilai bobot
dicari dan dihitung berdasarkan rata-rata industrinya.
c. Tentukan rating setiap kritikan success faktor antara 1-4, dimana:
1= dibawah rata-rata
2= rata-rata
3= diatas rata-rata
4= sangat bagus
Jadi rating ditentukan berdasarkan efektifitas strategi perusahaan,
dengan demikian nilai nya didasarkan dengan kondisi perusahaan.
d. Alihkan nilai bobot dengan retingnya untuk mendapatkan skor
semua kritikan success faktor
e. Jumlahkan semua skor untuk mendapatkan total skor bagi
perusahaan yang dinilai. Skor total.0 mengindikasikan bahwa
perusahaan merespon dengan cara yang luar biasa terhadap
peluang -peluang yang ada dan menghindari ancaman-ancaman
dipsar industrinya. Sementara itu, skor total sebesar 1.0
mengindikasikan bahwa perusahaan tidak memanfaatkan
peluang-peluang yang ada atau tidak menghindari ancaman-
ancaman eksternal.
6. Matriks IE

30
Matriks IE bermanfaat untuk memposisikan suatu SBU perusahaan ke
dalam matriks yang terdiri dari 9 sel dengan memperhatikan nilai total
EFE dan IFE.Matriks IE adalah menempatkan berbagai divisi dari
organisasi dalam diagram skematis,sehingga disebut matriks
portofolio.Matriks IE dengan sumbu horizontal X adalah nilai IFE
yang menjadi 3 daerah yaitu:
1,0 - 1,99 = IFE lemah
2,0 - 2,99 = IFE rata-rata
3,0 – 4,0 = IFE kuat
Matriks IE dengan sumbu vertikal Y adalah nilai EFE yang dibagi
menjadi 3 daerah,yaitu:
1,0 - 1,99 =EFE rendah
2,0 - 2,99 = EFE rata-rata
3,0 – 4,0 = EFE kuat
IE matriks menghasilkan 3 implikasi strategi yang berbeda yaitu :
a. SBU yang berada pada sel I,II,atau IV dapat digambarkan sebagai
Grow dan Build.Strategi yang cocok bagi SBU ini adalah strategi
intensif (market penetration,market development,dan product
development) dan strategi integratif (backward
integration,forward integration,dan horizontal integration).
b. SBU yang berada pada sel III,V,VII paling baik dikendlikan
dengan strategi market penetration dan product development.
c. SBU yang berada pada sel VI,VIII,IX dapat menggunakan
strategi harvest atau divestiture.

F. Konsep Prioritas Masalah


1. Pengertian
Prioritas merupakan sebuah proses individu atau kelompok dalam
memberikan item ranking. Proses untuk memprioritas masalah dengan
metode pembobotan yang memperhatikan setiap aspek berikut:

31
a. Magnetude (Mg) : Kecendrungan besar dan seringnya
masalah terjadi
b. Servery (Sv) : Besarnya kerugian yang ditimbulkan dari
masalah ini
c. Nursing Consent(Nc) : Melibatkan pertimbangan dan
perhatian perawat
d. Manageability (Mn) : Berfokus pada keperawatan sehingga dapat
diatur
e. Affability (Af) : Ketersediaan Sumber daya

Rentang Nilai yang digunakan adalah 1-5 :

1. Sangat penting :5
2. Penting :4
3. Cukup Penting :3
4. Kurang Penting :2
5. Sangat kurang penting :1
2. Metode CARL
a. Pengertian Metode CARL
Metode CARL merupakan suatu teknik atau cara yang digunakan
untuk menentukan prioritas suatu masalah apabila data yang
tersedia adalah data kualitatif. Metode ini dilakukan dengan
menentukan skor atas kriteria tertentu, seperti kemampuan
(capability), kemudahan (accessibility), kesiapan (readiness),
serta pengungkit (leverage). Semakin besar skor yang diperoleh,
maka semakin besar pula suatu masalah yang dihadapi, sehingga
menjadi semakin tinggi letaknya pada urutan prioritasnya.
Penggunaan metode CARL untuk menetapkan prioritas masalah
dilakukan apabila pelaksana program menghadapi hambatan dan
keterbatasan dalam menyelesaikan masalah. Penggunaan metode
ini menekankan pada kemampuan pelaksana program, sehingga
diharapkan dengan digunakannya metode ini dapat

32
mempermudah pelaksana program untuk menentukan prioritas
masalah.
Tidak semua masalah kesehatan akan mampu diatasi oleh
Puskesmas maupun Dinas Kesehatan Kabupaten. Untuk itu perlu
dilakukan penentuan prioritas masalah dengan menggunakan
salah satu dari berbagai cara yang biasanya digunakan. Salah satu
cara yang biasanya digunakan adalah Metode CARL.
Metode CARL merupakan metode yang cukup baru di bidang
kesehatan. Metode CARL juga didasarkan pada serangkaian
kriteria yang diberi skor. Kriteria dalam metode CARL tersebut
mempunyai arti:
C = Capability yaitu ketersediaan sumber daya
(dana, sarana dan peralatan)
A = Accessibility yaitu kemudahan, masalah
yang ada mudah diatasi atau tidak. Kemudahaan dapat
didasarkan pada ketersediaan metode / cara / teknologi serta
penunjang pelaksanaan seperti peraturan atau juklak.
R = Readiness yaitu kesiapan dari tenaga
pelaksana maupun kesiapan sasaran, seperti keahlian atau
kemampuan dan motivasi.
L = Leverage yaitu seberapa besar pengaruh
kriteria yang satu dengan yang lain dalam pemecahan masalah
yang dibahas.
Setelah masalah atau alternatif pemecahan masalah diidentifikasi,
kemudian dibuat tabel kriteria CARL dan diisi skornya.Bila ada
beberapa pendapat tentang nilai skor yang diambil adalah rerata.

b. Cara Penerapan Metode CARL

Daftar Total
No C A R L Urutan
Masalah Nilai

33
1 A 9 8 8 8 4608 I
2 B 8 8 8 8 4096 II
3 C 8 6 7 7 2352 III

Langkah inti pelaksanaan Metode CARL:

1. Pemberian skor pada masing-masing alternative pemecahan


masalah  dan perhitungan hasilnya.
1) Tulis atau daftarlah masalah yang didapat dari kegiatan
analisis situasi.
2) Tentukan skor atau nilai yang akan diberikan pada daftar
masalah berdasarkan kesepakatan bersama.
3) Berikan skor atau nilai untuk setiap masalah berdasarkan
kriteria CARL ( C x A x R x L ).
2. Menentukan prioritas berdasarkan hasil ranking. Urutkan
pemecahan masalah menurut prioritasnya berdasarkan hasil
yang telah diperoleh pada langkah 1.

G. Konsep Fishbone
1. Pengertian FISHBHONE
Diagram FISHBHONE merupakan suatu alat visual untuk
mengidentifikasi, mengeksplorasi, dan secara grafik menggambarkan
secara detail semua penyebab yang berhubungan dengan suatu
permasalahan. Menurut Scarvada (2004), konsep dasar dari diagram
fishbone adalah permasalahan mendasar diletakan pada bagian kanan
dari diagram atau pada bagaian kepala dari kerangka tulang ikannya.
Penyebab permasalahan digambarkan pada sirip dan durinya.
FISHBHONE analisis meliputi :
a. Metode sederhana yang dapat dipergunakan untuk menelusuri
penyebab sutau permasalahan terjadi
b. Melibatkan partisipasi semua orang

34
c. Dasarnya adalah prinsip bahwa pemikiran yang bersumber dari
orag banyak lebih baik dari satu orang
d. Dinamakan diagram tulang ikan karena bentuk dari diagram ini
seperti tulang ikan, dengan permasalahan sebagai kepalanya, dan
penyebab-penyebab yang ada sebagai durinya
2. Manfaat Diagram FISHBHONE (Tulang Ikan)
Fungsi dasar diagram Fishbone (tulang ikan)/Cause and effect (sebab
dan akibat)/ ishikawa adalah : untuk mengidentifikasi dan
mengorganisasi penyebab-penyebab yang mungkin timbul dari suatu
effect spesifik dan kemudian memisahkan akar penyebabnya sering
dijumpai orang menyatakan “ penyebab yang mungkin” dan dalam
kebanyakan kasus harus menguji apakah penyebab untuk hipotesa
adalah nyata, dan apa atau

Man Money Methode

Masalah

Materials Machinies Enviroment

Dari analisa fishbone diperoleh kesimpulan yang memberikan


gambaran spesifik tentang penyebab dari satu efek atau problem.
Temuan penyebab yang spesik tersebut menjadi dasar untuk mendesain
atau merancang program solutif untuk

H. Konsep Ketenagakerjaan
1. Penetapan Jumlah Tenaga Keperawatan

35
Penetapan jumlah tenaga keperawatan adalah proses membuat
perencanaan untuk menentukan berapa banyak dan dengan kriteria
tenaga yang seperti apa pada suatu ruangan tiap shiftnya. Berbagai cara
perhitungan kebutuhan tenaga perawat diruang rawat inap yang dapat
menjadi acuan, seperti:
a. Jumlah BOR

BOR = Jumlah hari perawatan x 100


Jumlah tempat tidur x jumlah hari dalam
setahun

b. Formula gillies

AxBx 365
TenagaPerawat(TP )=
(365−C )xjam ker ja/hari

Keterangan:
A : jam perawatan/24 jam (waktu perawatan yang
dibutuhkan klien)
B : Sensus harian (BOR x jumlah tempat tidur)
C : Jumlah hari libur 78 hari (libur hari minggu = 52 hari,
cuti tahunan = 12 hari, libur Nasional = 14 hari)
365 hari : Jumlah hari kerja setahun
6 jam : Jam kerja perhari

c. Depkes RI 2005

Loss Day=

jmlh hari minggu dalam 1tahun +cuti+ haribesar


x jmlh perawat
jmlh hari kerja efektif

36
d. Douglas

Penghitungan jumlah tenaga keperawatan menurut Douglas dihitung


berdasarkan tingkat ketergantungan untuk setiap shift pasien dan hasil
keseluruhan ditambah sepertiga (1/3). Klasifikasi derajat
ketergantungan pasien terhadap keperawatan menurut Douglas
berdasarkan kriteria sebagai berikut :
Perawatan minimal memerlukan waktu selama 1 – 2 jam/24 jam,
dengan kriteria:

1) Kebersihan diri, mandi, ganti pakaian dilakukan sendiri.


2) Makan dan minum dilakukan sendiri
3) Ambulasi dengan pengawasan.
4) Observasi tanda-tanda vital dilakukan tiap shift.
5) Pengobatan minimal, status psikologi stabil.
6) Persiapan pengobatan memerlukan prosedur.
Perawatan intermediet memerlukan waktu 3 – 4 jam/24 jam dengan
kriteria:

1) Kebersihan diri dibantu, makan minum dibantu.


2) Observasi tanda-tanda vital tiap 4 jam.
3) Ambulasi dibantu, pengobatan lebih dari sekali.
4) Folley catheter/intake output dicatat.
5) Klien dengan pemasangan infus, persiapan pengobatan
memerlukan prosedur.
Perawatan maksimal atau total memerlukan waktu 5 – 6 jam/24 jam
dengan kriteria :
1) Segalanya diberikan/dibantu.
2) Posisi diatur, observasi tanda-tanda vital tiap 2 jam.
3) Makan memerlukan NGT, menggunakan terapi intravena.
4) Pemakaian suction.
5) Gelisah/disorientasi (Nursalam, 2011)

37
Tabel 2.2 Kebutuhan Perawat Berdasarkan Klasifikasi Pasien

Klasifikasi Pasien
Jumlah
Perawatan Minimal Perawatan Parsial Perawatan Total
Pasien
Pagi Siang Malam Pagi Siang Malam Pagi Siang Malam

1 0,17 0,14 0,10 0,27 0,15 0,07 0,36 0,30 0,20

2 0,34 0,28 0,20 0,54 0,30 0,14 0,72 0,60 0,40

3 0,51 0,42 0,30 0,81 0,45 0,21 1,08 0,90 0,60

Dst

(Nursalam, 2011)

I. Konsep Planing Of Action (POA)


1. Pengertian Plan of Action (PoA)
POA adalah proses penyusunan rencana yang digunakan untuk
mengatasi masalah kesehatan di suatu wilayah tertentu. Suatu
perencanaan kegiatan perlu dilakukan setelah suatu organisasi
melakukan analisis situasi, menetapkan prioritas masalah,
merumuskan masalah, mencari penyebab masalah dengan salah
satunya memakai metode fishbone, baru setelah itu melakukan
penyuunan Rencana Usulan Kegiatan (RUK). Plan of Action (PoA)
atau disebut juga Rencana Usulan Kegiatan (RUK) merupakan sebuah
proses yang ditempuh untuk mencapai sasaran kegiatan. Rencana
kegiatan dapat memiliki beberapa bentuk, antara lain:
a. Rangkaian sasaran yang lebih spesifik dengan jangka waktu lebih
pendek
b. Rangkaian kegiatan yang saling terkait akibat dipilihnya alternatif
pemecahan masalah
c. Rencana kegiatan yang memiliki jangka waktu spesifik,
kebutuhan sumber daya yang spesifik, dan akuntabilitas untuk

38
setiap tahapannya. Menurut Supriyanto dan Nyoman (2007),
Perlu beberapa hal yang dipertimbangkan sebelum menyusun
Plan of Action (PoA), yaitu dengan memperhatikan kemampuan
sumber daya organisasi atau komponen masukan (input), seperti:
Informasi, Organisasi atau mekanisme, Teknologi atau Cara, dan
Sumber Daya Manusia (SDM).
2. Tujuan Plan of Action (PoA)
Tujuan dari Plan of Action (PoA), antara lain:
a. Mengidentifikasi apa saja yang harus dilakukan
b. Menguji dan membuktikan bahwa:
1) Sasaran dapat tercapai sesuai dengan waktu yang telah
dijadwalkan
2) Adanya kemampuan untuk mencapai sasaran
3) Sumber daya yang dibutuhkan dapat diperoleh
4) Semua informasi yang diperlukan untuk mencapai sasaran
dapat diperoleh
5) Adanya beberapa alternatif yang harus diperhatikan.
c. Berperan sebagai media komunikasi
1) Hal ini menjadi lebih penting apabila berbagai unit dalam
organisasi memiliki peran yang berbeda dalam pencapaian
2) Dapat memotivasi pihak yang berkepentingan dalam
pencapaian sasaran.

3. Kriteria Plan of Action (PoA) yang Baik Dalam penerapannya


Plan of Acton (PoA) harus baik dan efektif agar kegiatan program
yang direncanakan dapat dijalankan sesuai dengan tujuan. Berikut ini
beberapa kriteria Plan of Acton (PoA) dikatakan baik, antara lain:
a. Spesific (spesifik) : Rencana kegiatan harus spesifik dan berkaitan
dengan keadaan yang ingin dirubah. Rencana kegiatan perlu

39
penjelasan secara pasti berapa Sumber Daya Manusia (SDM)
yang dibutuhkan, siapa saja mereka, bagaimana dan kapan
mengkomunikasikannya.
b. Measurable (terukur) : Rencana kegiatan harus dapat
menunjukkan apa yang sesungguhnya telah dicapai.
c. Attainable/achievable (dapat dicapai) : Rencana kegiatan harus
dapat dicapai dengan biaya yang masuk akal. Ini berarti bahwa
rencana tersebut harus sederhana tetapi efektif, tidak harus
membutuhkan anggaran yang besar. Selain itu teknik dan metode
yang digunakan juga harus yang sesuai untuk bisa dilakukan.
d. Relevant (sesuai) : Rencana kegiatan harus sesuai dan bisa
diterapkan di suatu organisasi atau di suatu wilayah yang ingin di
intervensi. Harus sesuai dengan pegawai atau masyarakat di
wilayah tersebut.

40
BAB III

RENCANA TINDAKAN

A. Time table

Mei Juni
No Kegiatan
31 01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12

1 Kajian Situasi

2 Seminar Ruangan L

3 Revisi
I
4 Implementasi

5 Evaluasi
B
6 Rencana Tindak
Lanjut U
7 Seminar Akhir
R

41
B. Instrumen Pengumpulan Data
1. Pedoman Observasi Manajemen Pelayanan Keperawatan di RS Immanuel
Bandung

1. Visi dan misi RS


Ada : Tidak : Keterangan :
2. Visi dan misi bidang perawatan
Ada : Tidak : Keterangan :
3. Visi dan misi instalasi rawat inap
Ada : Tidak : Keterangan :
4. Visi dan misi instalasi rawat jalan
Ada : Tidak : Keterangan :
5. Visi dan misi ruangan
Ada : Tidak : Keterangan :
6. SK terkait visi dan misi
Ada : Tidak : Keterangan :
7. SAK
Ada : Tidak : Keterangan :
8. SOP
Ada : Tidak : Keterangan :
9. Perencanaan strategi bidang perawatan
Ada : Tidak : Keterangan :
10. Rencana tahunan
Ada : Tidak : Keterangan :
11. Rencana bulanan
Ada : Tidak : Keterangan :
12. Rencana mingguan
Ada : Tidak : Keterangan :
13. Rencana harian
Ada : Tidak : Keterangan :
14. Struktur organisasi RS
Ada : Tidak : Keterangan :
15. Struktur organisasi bidang perawatan
Ada : Tidak : Keterangan :
16. Struktur organisasi instalasi rawat inap
Ada : Tidak : Keterangan :
17. Struktur organisasi instalasi rawat jalan
Ada : Tidak : Keterangan :

18. Struktur organisasi ruangan


Ada : Tidak : Keterangan :
19. Uraian tugas kepala instalasi rawat inap
Ada : Tidak : Keterangan :
42
20. Uraian tugas kepala ruangan
Ada : Tidak : Keterangan :
21. Uraian tugas perawat pelaksana
Ada : Tidak : Keterangan :
22. Pedoman standar dokumentasi keperawatan
Ada : Tidak : Keterangan :
23. Format asuhan keperawatan (pengkajian, diagnosa, rencana,
implementasi, evaluasi)
Ada : Tidak : Keterangan :
24. Pedoman rekruitmen dan orientasi
Ada : Tidak : Keterangan :
25. Program pengembangan kompetensi keperawatan
Ada : Tidak : Keterangan :
26. Jenjang karir perawata
Ada : Tidak : Keterangan :
27. Standar kebutuhan tenaga keperawatan
Ada : Tidak : Keterangan :
28. Program mutasi dan rotasi perawat
Ada : Tidak : Keterangan :
29. Standar peralatan keperawatan
Ada : Tidak : Keterangan :
30. Jadwal dinas
Ada : Tidak : Keterangan :
31. Media komunikasi perawat dan teman sejawat
Ada : Tidak : Keterangan :

32. Program peningkatan mutu pelayanan keperawatan


Ada : Tidak : Keterangan :
33. Pedoman dan program penilaian kinerja perawat
Ada : Tidak : Keterangan :
34. SIM Keperawatan
Ada : Tidak : Keterangan :

2. Kuesioner Manajemen Pelayanan Keperawatan Untuk Kepala Ruangan

1. Petunjuk Pengisian Kuesioner


a. Mohon diberi tanda checklist ( √ ) pada kolom jawaban bapak/ibu. Pilihan
jawaban adalah YA atau TIDAK. Berikan penjelasannya/alasannya pada kolom
yang tersedia bila ibu/bapak memilih YA atau TIDAK.
43
b. Mohon memberikan jawaban yang sebenarnya karena tidak akan
mempengaruhi pekerjaan bapak/ibu.
c. Mohon untuk mengisi semua pertanyaan.
d. Terima kasih atas partisipasi bapak/ibu.

2. Identitas Responden
a. No. responden :..........................
b. Usia responden......................Tahun
c. Jenis kelamin : ( ) Pria ( ) Wanita
d. Pendidikan terakhir :..............................
e. Status perkawinan : ............................
f. Lama bekerja di RS:................Tahun, Sebagai kepala ruangan
Tahun
g. Pelatihan yang telah diikuti 3 tahun terakhir:
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................

44
3. Kuesioner Fungsi-Fungsi Manajemen
A. Fungsi Perencanaan
NO PERNYATAAN YA TIDAK PENJELASAN/ALASAN
1 Apakah ibu/bapak dalam bekerja sesuai
dengan nilai-nilai dari visi RS Immanuel
Bandung?
2 Apakah ibu/bapak dalam bekerja sesuai
dengan nilai-nilai dari misi RS Immanuel
Bandung?
3 Apakah ibu /bapak membuat tujuan unit
mengacu pada visi dan misi keperawatan?
4 Apakah ibu/bapak mempunyai rencana
harian/mingguan/bulanan secara tertulis
dalam melaksanakan tugas?
5 Apakah ibu/bapak membuat standar
ketenagaan di ruangan?
6 Apakah ibu/bapak membuat rencana
pengembangan staf?
7 Apakah ibu/bapak terlibat dalam
pembentukan SOP dan SAK?
8 Apakah ibu/bapak membuat jadwal kerja
sesuai area dan personil yang disupervisi

KET :
*JIKA JAWABANNYA YA/TIDAK SERTAKAN DENGAN SEBUAH PENJELASAN/ALASAN DALAM BENTUK DESKRIPSI

45
B. Fungsi Pengorganisasian
NO PERNYATAAN YA TIDAK PENJELASAN/ALASAN
9 Apakah ibu/bapak sudah melakukan uraian
tugas/tanggung jawab sebagai kepala ruangan
secara optimal?
10 Apakah ibu/bapak menetapkan sistem
pemberian asuhan keperawatan?
11 Apakah ibu/bapak mengatur pekerjaan staf
perawat?
12 Apakah ibu/bapak memfasilitasi kegiatan
operan dengan melaksanakan briefing (pre
dan/post conference)
13 Apakah menurut ibu/bapak
pendokumentasian asuhan keperawatan
sudah dilakukan secara lengkap dari
pengkajian sampai evaluasi?

C. Fungsi Ketenagaan
NO PERNYATAAN YA TIDAK PENJELASAN/ALASAN
14 Apakah ibu/bapak melakukan orientasi staf
dalam pelaksanaan askep?
15 Apakah terdapat kesulitan dalam mengatur
jadwal dinas diruangan?

KET :
*JIKA JAWABANNYA YA/TIDAK SERTAKAN DENGAN SEBUAH PENJELASAN/ALASAN DALAM BENTUK DESKRIPSI

46
D. Fungsi Pengarahan
NO PERNYATAAN YA TIDAK PENJELASAN/ALASAN
16 Apakah komunikasi ibu/bapak dengan staf terjalin efektif?
17 Apakah ruangan yang ibu/bapak pimpin dilakukan supervisi secara
rutin oleh bidang keperawatan?
18 Apakah supervisi dan bimbingan yang terkait dengan dokumentasi
asuhan keperawatan diruangan dilakukan? Terus menerus?
19 Apakah ibu/bapak memberikan umpan balik secara langsung pada
saat supervisi dilakukan?
20 Apakah supervisi yang ibu/bapak laksanakan sudah berjalan secara
optimal?
21 Apakah supervisi yang ibu/bapak lakukan dilakukan secara
terencana dan terus menerus?
22 Apakah ibu/bapak melakukan kegiatan ronde keperawatan secara
terjadwal?
23 Apakah ibu/bapak memiliki standar acuan dalam melaksanakan
supervisi?
24 Apakah ibu/bapak mengetahui kelebihan dan kelemahan pada staf
perawat?
25 Apakah ibu/bapak mengajar/membimbing, mengarahkan, melatih,
mengembangkan staf untuk memberikan askep (tindakan dan
dokumentasi) sesuai kebutuhan?
26 Apakah ibu/bapak memberi bimbingan untuk meningkatkan
keterampilan staf?
27 Apakah ibu/bapak membantu staf dalam pemecahan masalah?
28 Apakah ibu/bapak memfasilitasi staf dalam menyelesaikan
pekerjaan?
29 Apakah ibu/bapak menjalankan pendelegasian wewenang pada
ketua tim/staf diruangan?
30 Apakah pada saat supervisi, ibu/bapak membuat laporan
supervisinya?

47
E.Fungsi Pengendalian
NO PERNYATAAN YA TIDAK PENJELASAN/ALASAN
31 Apakah ibu/bapak mengusahakan seoptimal
mungkin kondisi kerja yang nyaman?
32 Apakah ibu mengontrol jadwal kerja dan
kehadiran staff?
33 Apakah ibu mengontrol tersedianya
fasilitas/peralatan/sarana tiap hari?
34 Apakah ibu mengidentifikasi
kendala/masalah yang muncul?
35 Apakah ibu/bapak mengontrol dan
mengevaluasi pekerjaan staf dan kemajuan
staf dalam melaksanakan pekerjaan?
36 Apakah ibu/bapak mengawasi dan
mengevaluasi kualitas asuhan keperawatan
pasien?
37 Apakah ibu/bapak mengevaluasi tugas
supervisi yang dilakukan setiap hari dan
melakukan tindak lanjut sesuai kebutuhan?
KET :
*JIKA JAWABANNYA YA/TIDAK SERTAKAN DENGAN SEBUAH PENJELASAN/ALASAN DALAM BENTUK DESKRIPSI.

48
3. Kuesioner Manajemen Pelayanan Keperawatan Untuk Ketua
Tim / Pj Shift

1. Petunjuk Pengisian Kuesioner


a. Mohon diberi tanda checklist ( √ ) pada kolom jawaban bapak/ibu.
Pilihan jawaban adalah YA atau TIDAK. Berikan penjelasannya/
alasannya pada kolom yang tersedia bila ibu/bapak memilih YA atau
TIDAK.
b. Mohon memberikan jawaban yang sebenarnya karena tidak akan
mempengaruhi pekerjaan bapak/ibu.
c. Mohon untuk mengisi semua pertanyaan.
d. Terima kasih atas partisipasi bapak/ibu.

2. Identitas Responden
a. No. Responden :..........................
b. Usia responden......................Tahun
c. Jenis kelamin : ( ) Pria ( ) Wanita
d. Pendidikan terakhir :..............................
e. Status perkawinan : ............................
f. Lama bekerja di RS:................Tahun, Sebagai ketua tim
Tahun
g. Pelatihan yang telah diikuti 3 tahun terakhir:
......................................................................................................................
......................................................................................................................
......................................................................................................................
......................................................................................................................
......................................................................................................................
......................................................................................................................
......................................................................................................................
......................................................................................................................
......................................................................................................................
......................................................................................................................
......................................................................................................................

49
......................................................................................................................

50
3. Kuesioner Fungsi-Fungsi Manajemen
A. Fungsi Perencanaan
NO PERNYATAAN YA TIDAK PENJELASAN/ALASAN
1 Apakah ibu/bapak dalam bekerja sesuai
dengan nilai-nilai dari visi, misi RS
Immanuel Bandung?
2 Apakah ibu/bapak dalam bekerja sesuai
dengan nilai-nilai dari misi RS Immanuel
Bandung?
3 Apakah ibu/bapak mempunyai rencana
harian/mingguan/bulanan secara tertulis
dalam melaksanakan tugas?
4 Apakah ibu/bapak mengetahui rencana
pengembangan rumah sakit terhadap
perawat untuk meningkatkan mutu
pelayanan keperawatan?

B. Fungsi Pengorganisasian
NO PERNYATAAN YA TIDAK PENJELASAN/ALASAN
5 Apakah ibu/bapak sudah melakukan uraian
tugas/tanggung jawab sebagai ketua tim
secara optimal?
6 Apakah tugas yang ibu/bapak laksanakan
banyak bersifat kegiatan non keperawatan?
7 Apakah ibu/bapak melakukan pre dan post
conference diruangan?
8 Apakah ibu/bapak melakukan operan
setiap pergantian shift ?
9 Apakah ibu/bapak telah
mendokumentasikan pengkajian
keperawatan secara lengkap?

51
10 Apakah ibu/bapak telah
mendokumentasikan diagnosa
keperawatan secara lengkap?
11 Apakah ibu/bapak telah
mendokumentasikan rencana tindakan
keperawatan secara lengkap?
12 Apakah ibu/bapak telah
mendokumentasikan
tindakan/implementasi keperawatan secara
lengkap?
13 Apakah ibu/bapak telah
mendokumentasikan evaluasi keperawatan
secara lengkap?
14 Apakah waktu untuk pencatatan
dokumentasi keperawatan sudah
mencukupi?

C. Fungsi Ketenagaan
NO PERNYATAAN YA TIDAK PENJELASAN/ALASAN
15 Apakah ibu/bapak melakukan orientasi staf
dalam pelaksanaan askep?
16 Apakah ibu/bapak merasa puas dengan
penjadwalan dinas skrg?

KET :
*JIKA JAWABANNYA YA/TIDAK SERTAKAN DENGAN SEBUAH PENJELASAN/ALASAN DALAM BENTUK DESKRIPSI.

52
D. Fungsi Pengarahan
NO PERNYATAAN YA TIDAK PENJELASAN/ALASAN
17 Apakah komunikasi ibu/bapak dengan
kepala ruangan dan staf diruangan terjalin
efektif?
18 Apakah ibu/bapak di supervisi oleh kepala
ruangan dan dilakukan
pengarahan/bimbingan?
19 Apakah kepala ruangan menindak lanjuti
hasil supervisi yang dilakukan?
20 Apakah bimbingan/informasi yang ....................................................................................
disampaikan oleh kepala ruangan jelas?
21 Apakah kepala ruangan memberikan ....................................................................................
umpan balik pada tugas yang ibu/bapak
lakukan?
22 Apakah kepala ruangan memberikan
respon terhadap tugas yag telah ibu/bapak
selesaikan?
23 Apakah menurut ibu/bapak supervisi yang
dilakukan oleh kepala ruangan berjalan
dengan optimal?
24 Apakah supervisi yang dilakukan kepala
ruangan kepada ibu/bapak dilakukan
secara terencana dan terus menerus?
25 Apakah kepala ruangan mendelegasikan
wewenang dalam menangani dan
memecahkan suatu persoalan?
KET :
*JIKA JAWABANNYA YA/TIDAK SERTAKAN DENGAN SEBUAH PENJELASAN/ALASAN DALAM BENTUK DESKRIPSI.

53
E. Fungsi Pengendalian
NO PERNYATAAN YA TIDAK PENJELASAN/ALASAN
26 Apakah ibu/bapak melaporkan kepada
kepala ruangan bila melakukan kesalahan
pada waktu memberikan asuhan
keperawatan?
27 Apakah kepala ruangan ibu/bapak aktif
melakukan audit asuhan keperawatan
sesuai jadwal?
28 Apakah diruangan ibu/bapak melakukan
kegiatan presentasi kasus/penyegaran
tentang konsep keperawatan/SOP/SAK
secara berkala?

KET :
*JIKA JAWABANNYA YA/TIDAK SERTAKAN DENGAN SEBUAH PENJELASAN/ALASAN DALAM BENTUK DESKRIPSI

54
4. Kuesioner Manajemen Pelayanan Keperawatan Untuk
Perawat Pelaksana

1. Petunjuk Pengisian Kuesioner


a. Mohon diberi tanda checklist ( √ ) pada kolom jawaban bapak/ibu.
Pilihan jawaban adalah YA atau TIDAK. Berikan penjelasannya/
alasannya pada kolom yang tersedia bila ibu/bapak memilih YA atau
TIDAK.
b. Mohon memberikan jawaban yang sebenarnya karena tidak akan
mempengaruhi pekerjaan bapak/ibu.
c. Mohon untuk mengisi semua pertanyaan.
d. Terima kasih atas partisipasi bapak/ibu.

2. Identitas Responden
a. No. Responden :..........................
b. Usia responden......................Tahun
c. Jenis kelamin : ( ) Pria ( ) Wanita
d. Pendidikan terakhir :..............................
e. Status perkawinan : ............................
f. Lama bekerja di RS..................Tahun
g. Pelatihan yang telah diikuti 3 tahun terakhir:
......................................................................................................................
......................................................................................................................
......................................................................................................................
......................................................................................................................
......................................................................................................................
......................................................................................................................
......................................................................................................................
......................................................................................................................
......................................................................................................................
......................................................................................................................

55
3. Kuesioner Fungsi-Fungsi Manajemen
A. Fungsi Perencanaan
NO PERNYATAAN YA TIDAK PENJELASAN/ALASAN
1 Apakah ibu/bapak dalam bekerja sesuai
dengan nilai-nilai dari visi, misi RS
Immanuel Bandung?
2 Apakah ibu/bapak dalam bekerja sesuai
dengan nilai-nilai dari misi RS Immanuel
Bandung?
3 Apakah ibu/bapak mempunyai rencana
harian/mingguan/bulanan secara tertulis
dalam melaksanakan tugas?
4 Apakah kepala ruangan senantiasa
mengingatkan ibu/bapak agar bekerja
sesuai dengan standar-standar yang ada
(SOP, SAK ,dll)

B. Fungsi Pengorganisasian
NO PERNYATAAN YA TIDAK PENJELASAN/ALASAN
5 Apakah ibu/bapak sudah melakukan uraian
tugas/tanggung jawab sebagai pelaksana
secara optimal?
6 Apakah tugas yang ibu/bapak laksanakan
banyak bersifat kegiatan non keperawatan?
7 Apakah ibu/bapak telah
mendokumentasikan pengkajian
keperawatan secara lengkap?
8 Apakah ibu/bapak telah
mendokumentasikan diagnosa
keperawatan secara lengkap?

56
9 Apakah ibu/bapak telah
mendokumentasikan rencana tindakan
keperawatan secara lengkap?
10 Apakah ibu/bapak telah
mendokumentasikan
tindakan/implementasi keperawatan secara
lengkap?
11 Apakah ibu/bapak telah
mendokumentasikan evaluasi keperawatan
secara lengkap?
12 Apakah waktu untuk pencatatan
dokumentasi keperawatan sudah
mencukupi?
13 Apakah ibu/bapak melaksanakan askep
dengan prinsip cepat, mudah, murah dan
bermutu?

C. Fungsi Ketenagaan
NO PERNYATAAN YA TIDAK PENJELASAN/ALASAN
14 Apakah ibu/bapak diberikan orientasi
mencakup tugas-tugas dan pelaksanaan
askep di ruangan?
15 Apakah ada yang membimbing ibu/bapak
dalam melaksanakan askep diruangan?

KET :
*JIKA JAWABANNYA YA/TIDAK SERTAKAN DENGAN SEBUAH PENJELASAN/ALASAN DALAM BENTUK DESKRIPSI.

57
D. Fungsi Pengarahan
NO PERNYATAAN YA TIDAK PENJELASAN/ALASAN
16 Apakah komunikasi ibu/bapak dengan kepala
ruangan dan katim diruangan terjalin efektif?
17 Apakah ibu/bapak di supervisi untuk dilakukan
pengarahan/bimbingan/pembinaan?
18 Apakah bimbingan/informasi yang disampaikan
oleh ketua tim jelas?
19 Apakah kepala ruangan/ketua tim memberikan
umpan balik pada tugas yang ibu/bapak lakukan?
20 Menurut ibu/bapak, apakah supervisi yang
dilakukan kepala ruangan/ketua tim berjalan
dengan optimal?
21 Menurut ibu/bapak, apakah supervisi yang
dilakukan kepala ruangan/ketua tim kepada
ibu/bapak dilakukan secara terencana dan terus
menerus?

E. Fungsi Pengendalian
NO PERNYATAAN YA TIDAK PENJELASAN/ALASAN
22 Apakah ibu/bapak melaporkan kepada kepala
ruangan/ketua tim bila melakukan kesalahan pada
waktu memberikan asuhan keperawatan?
23 Apakah kepala ruangan ibu/bapak aktif melakukan
audit asuhan keperawatan sesuai jadwal?

58
24 Apakah diruangan ibu/bapak melakukan kegiatan
presentasi kasus/penyegaran tentang konsep
keperawatan/SOP/SAK secara berkala?
KET :
*JIKA JAWABANNYA YA/TIDAK SERTAKAN DENGAN SEBUAH PENJELASAN/ALASAN DALAM BENTUK DESKRIPSI

59
Nama : Nama : Nama :
No Kegiatan D DS TD D DS TD D DS TD
1 Identifikasi Pasien
- Mengucapkan salam dengan senyum hangat
- Memperkenalkan diri dan unit kerja
- Menjelaskan tindakan dan tujuan
- “Sesuai dengan standar keselamatan pasien RS
mohon Bapak/Ibu menyebutkan nama lengkap dan
tanggal lahir ”
- Melakukan validasi identitas ke gelang pasien
- melanjutkan tindakan
2 Komunikasi Efektif
Memperagakan cara menerima instruksi via telepon
- Write back (mencatat instruksi)
- Read back (membaca instruksi)
- Check back/reconfirm (konfirmasi slang dungeon mengeja )
Memperagakan komunikasi teknik SBAR (pada saat
melaporkan pasien, proses timbang terima, atau transfer
pasien)
- S (Situation)
- B (Background)
- A (Assesment)
- R (Recomendation)
3 Pengurangan Resiko Infeksi
Melakukan cuci tangan di 5 moment
- Sebelum kontak dengan pasien
- Sebelum tindakan aseptik
- Setelah terkena cairan tubuh pasien
- Setelah kontak dengan pasien
- Setelah kontak dengan lingkungan sekitar pasien
Melakukan 6 langkah cuci tangan
- menggosok telapak tangan memutar berlawanan arah jarum
jam
- Menggosok punggung tangan
- Menggosok sela jari bagian dalam
- Gerakan mengunci
- Membersihkan sela dan ibu jari melingkar
- Menggosok ujung jari ke telapak tangan melingkar
berlawanan jarum jam
4 Pengurangan Resiko Jatuh
Mampu melakukan assessment awal resiko jatuh
- Menanyakan riwayat jatuh dalam 12 bulan terakhir
- Mengidentifikasi diagnosa sekunder
- Mengobservasi pemakaian infuse pasien
- Mengobservasi cara berjalan pasien
- Mengobservasi penggunaan alat bantu
- Mengidentifikasi tingkat kesadaran
- Menentukan skor dan level resiko jatuh pasien
5. Formulir Evaluasi Aplikasi Keselamatan Pasien Di Ruang Rawat Inap

Ket: D = Dilakukan Tanggal :


DS = Dilakukan Sebagian Observer :
TD = Tidak Dilakukan
60
61
TANGGAL ..... Maret 2020
DINAS PAGI
( penggantian flabot infus 2x)
NO INISIAL EVALUASI PELABELAN ETIKET PADA FLABOT INFUS
PERAWAT PASIEN SETELAH DILAKUKAN IMPLEMENTASI
Dilakukan Tidak Dilakukan
1
2.
3.
4.
5.
6.
JUMLAH
6. Lembar observasi Label Infus
TANGGAL ........ Maret 2020
DINAS SIANG
( penggantian flabot infus 2x)
NO INISIAL EVALUASI PELABELAN ETIKET PADA FLABOT INFUS
PERAWAT PASIEN SETELAH DILAKUKAN IMPLEMENTASI
Dilakukan Tidak Dilakukan
1
2.
3.
4.
5.
6.
JUMLAH

62
7. Lembar Observasi Penerimaan Pasien Baru

Inisial Perawat :
Tanggal/Waktu :
Petunjuk pengisian : Berilah tanda “√” pada kotak pilihan pelaksanaan
kegiatan.

Tidak
No Pernyataan Dilakukan
Dilakukan
1. Perawat / bidan
memperkenalan nama dan
jabatannya dan
memberitahukan penanggung
jawab pasien.
2. Bila pasien dapat berdiri
ditimbang dahulu berat
badannya / sebelum
dibaringkan ditempat tidur,
kecualijika sudah ditimbang
dipoli klinik / IGD. Jika
pasien memerlukan makan
segera makan langsung
diantar kekamar pasien.
3. Baringkan pasien ditempat
tidur dan memeberikan posisi
yang nyaman pada pasien dan
melakukan tindakan sesuai
kebutuhan pasien.
4. Melakukan klarifikasi ulang
kepada pasien atau keluarga
tentang dokter penanggung
jawab pelayanan.
5. Kenalkan pasien dan keluarga
dengan teman sekamar jika
pasien memesan kamar
semipribadi.
6. Serah terima kelengkapan
berkas cacatan medic pasien.
7. Melakukan pengkajian
keperawatan
8. Melaporkan kepada dokter
penanggung jawab pelayanan

63
umtuk tindakan pengobatan
yang harus dilakukan segera
dan data-data pasien.
9. Perawat / bidan memberitahu
kepada pasien atau keluarga
tentang tindakan yang telah
dan atau yang akan dilakukan.
10. Melaksanakan tindakan
pengobatan sesui program
pengobatan serta melaksanaan
tindakan keparawatan sesui
dengan intervensi yang telah
direncanakan.
11. Melaporkan jenis makanan
pasien kepada petugas gizi
seusi dengan Dietnya.
12. Melakukan orientasi ruangan
kepada pasien atau keluarga
tentang fasilitas yang ada dan
cara penggunaanya.
13. Memberikan informasi kepda
pasien atau keluarga sesuai
dengan prosedur pemberian
informasi untuk pasien atau
keluarga
14. Mamberikan kesempatan
kepda pasien atau keluarga
untuk bertanya.
15. Memasang identitas pasien
dan mengisi papan identitas
pasien.
16. Melengkapi dokumentasi
asuhan keperawatan.

64
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari rencana tindakan pada instrumen pengumpulan data meliputi observasi
dan kuesioner dapat mampu mengidentifikasi terkait penemuan masalah
yang akan didapatkan pada ruangan Filipus di Rumah Sakit Immanuel
Bandung pada kajian situasi dan time table dapat berjalan terarah dan sesuai
dengan rencana kegiatan yang telah terjadwal.
B. Saran
Diharapkan perawat ruangan dapat bekerjasama dalam menjawab instrumen
pengumpulan data guna mengoptimalkan dalam penemuan masalah pada
ruangan Filipus Rumah Sakit Immanuel Bandung

65
DAFTAR PUSTAKA

Arianto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:


Rineka Cipta.

Depkes RI. Permenkes No.269/MENKES/PER/III, Statistik Rumah


Sakit.2010. Jakarta
Emanuel, V.H. 2014. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja
Klinis Perawat Berdasarkan Penerapan Sistem
Pengembangan Manajemen Kinerja Klinis (SPMKK).
Semarang: Program Pasca Sarjana, Universitas Diponegoro.
George, T.R. 2012. Prinsip-Prinsip Manajemen, penerjemah J-Smith
D.F.M. Jakarta: PT Bumi Aksara

Joko Subagyo. 2011. Metode Penelitian Dalam Teori Dan Praktik.


Jakarta: Rineka Cipta

Kirmansa. 2018. Analis Gaya Kepemimpinan Dan Kepuasan Kerja


Kepala Ruangan Di Rumah Sakit.diakses pada tanggal 26-
05-2021 https://www.researchgate.net/publication

Marquis, B. L. & Huston, C. J. 2010. Kepemimpinan dan


manajemenkeperawatan : teori dan aplikasi, (Ed. 4). Jakarta
: EGC

Nursalam. (2011). Manajemen keperawatan, aplikasi dalam praktek


keperawatan profesional. Jakarta: Salemba Medika.
Nursalam. 2014. Manajemen keperawatan aplikasi dalam praktek
keperawatan. Jakarta: Salemba medika
Linggardini, K. 2010. Hubungan Supervise dengan penatalaksanaan
berbasis komputer yang dipersepsikan perawat pelaksana
di instalasi rawat inap RSUD Banyumas Jawa Tengah

66
Siagian, S.P. 2012. Teori motivasi dan aplikasinnya. Jakarta: Rineka Cipta

Sitorus, Ratna & Panjaitan, R. 2011. Manajemen Keperawatan: Manajemen


Keperawatan di Ruang Rawat. Jakarta: Sagung Seto.

Supriyanto dan Nyoman. 2007. Perencanaan dan Evaluasi Surabaya


Penerbit: Airlangga University Press

Sugiyono. 2018. Metode Penelitian Kuantatif. Bandung: Alfabeta

________. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,


Kualitatif, dan R&D._________.

Terry, George & Leslie W Rue. 2010. Dasar- Dasar Manajemen. Cetakan
Kesebelas. Jakarta: PT Bumi Aksara.

67

Anda mungkin juga menyukai