Anda di halaman 1dari 56

LAPORAN INDIVIDU

PELAKSANAAN INTERVENSI DESIMINASI PELAKSANAAN JAM


KUNJUNGAN PASIEN DI RUAG RAWAT INAP PAVILIUN FIRDAUS
RUMAH SAKIT TNI AU dr. M SALAMUN

Diajuka Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Ajar KepemimpinanDan


Manajemen Keperawatan

Disusun Oleh :

Eltin Natalia Tetelepta

1490118134

PROGRAM PROFESI NERS ANGKATAN XXI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN IMMAUEL


BANDUNG

2019

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan ini telah diperiksa dan dikoreksi serta di detujui oleh Pembimbing
Program Studi Stase Kepemimpinan Da Manajemen Keperawatan Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Immanuel Bandung

Bandung, juli 2019

PEMBIMBING

Dosen Mata Ajar

Kepemimpinan Dan Manajemen Keperawatan

Lidya Maryani S.Kep.,Ners.,M.M., M.Kep

MENGETAHUI

Kordinator Mata Ajar

Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan

Herwida Sinaga S.Kep.,Ners.,M.Kep


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kelompok panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
mengaruniakan kasih-Nya yang teramat besar bagi kelompok sehingga dapat
menyelesaikan laporan akhir kelompok praktik profesi Kepemimpinan dan
Manajemen Keperawatan yang berjudul “Pengelolaan Ruang Rawat Inap
Paviliun Firdaus Rumah Sakit TNI AU Dr. M Salamun ”. Penyusunan laporan
akhir kelompok ini dilakukan berdasarkan hasil observasi, wawancara, diskusi
kelompok, serta koordinasi dengan pihak-pihak yang terkait harapan berguna bagi
setiap orang yang membacanya.
Selama proses penyusunan laporan ini, kelompok menyadari bahwa penulisan
laporan akhir ini tidak akan berhasil tanpa mendapatkan bimbingan, bantuan dan
dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu kelompok menyampaikan terima
kasih kepada :
1. Direktur utama RSAU dr. M. Salamun yang menerima kami untuk praktik
klinik stase keperawatan manajemen di RSAU dr. M. Salamun
2. Ibu Anni Sinaga, S.Kep. ,Ners,. M. Kep Selaku Ketua Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan Immanuel Bandung
3. Bapak Herwinda Sinaga, S.Kep. ,Ners,. M. Kep Selaku pembimbing
akademik yang membantu dalam pembuatan laporan ini
4. Ibu Sari Saurce, S.Kep, Ners, M.pd. Selaku pembimbing akademik yang
membantu dalam pembuatan laporan ini.
5. Ibu Lidya Maryani, S.Kep., Ners., MM., M.kepSelaku pembimbing
akademik yang membantu dalam pembuatan laporan ini.
6. Bapak Budi Aji Santosa, S.Kep, Ners Selaku Kepala Ruang rawat inap
Paviliun Firdaus yang memberikan arahan serta bimbingan dalam
penyusunan laporan akhir kelompok dan yang memberikan kesempatan
kepada kami (mahasiswa/i) untuk melakukan Praktik Stase Kepemimpinan
dan Manajemen Keperawatan di ruang Paviliun Firdaus.
7. Bapak Didi Farmadi, S.Kep, Ners Selaku pembimbing klinik yang sangat
membantu dalam memberikan bimbingan dalam pembuatan laporan ini.
8. Ibu Nuniek Nur Akmalia, S.Kep, Ners Selaku pembimbing klinik yang
sangat membantu dalam memberikan bimbingan dalam pembuatan
laporan ini.
Kelompok menyadari, dalam penulisan laporan akhir kelompok ini masih ada
banyak kekurangan serta jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan
pengetahuan dan kemampuan, oleh karena itu kelompok mengharapkan kritik dan
saran yang membangun demi kesempurnaan laporan. Semoga laporan akhir ini
dapat bermanfaat.

Bandung, 5Juli 2019

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman Judul

Lembar pengesahan………………………………………………………i

Kata pengantar……………………………………………………………ii

Daftar isi………………………………………………….………………iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang……………………………………..………………1
B. Rumusan Masalah………………………………………………….1
C. Tujuan Masalah…………………………………………………….2
D. Sistematika Penulisan……………………………………………...2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Jam Kunjungan Pasien……………………………............3


B. Konsep Desiminasi………………………………………...….…...9

BAB III URAIAN KEGIATAN

A. Kajian situasi ruang Paviliun Firdaus………………………......... 12


B. Analisa SWOT………………………………………….………... 14
C. Matriks IFE Dan EFE ……………………………………………..15
D. Diagram Kartesius ………………………………………………...16
E. Prioritas Masalah ........................................................................... .17
F. Fishbone .......................................................................................... .18
G. Planning of action (POA)…………………………………………. .19

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

A. Implementasi ………………………………………………............ 20
B. Evaluasi ……………………………………………………...…..... 22
C. Rencana tindak lanjut……………………………………………….23
BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan……………………………………………………….…23
B. Saran………………………………………………………………...24

DAFTRA PUSTAKA

LAMPIRAN
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut Kepmenkes No 129 tahun 2008, rumah sakit adalah sarana


kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehtan perorangan meliputi
pelayanan promotif, preventif, kuratif,dan rehabilitatif yang menyediakan
pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. Tugas rumah sakit
sebagai institusi yang bermutu, dan bertanggung jawab terhadap masyarakat
terutama di wilayah cakupannya. Sedangkan fungsi rumah sakit adalah
menyelenggarakan pelayanan spesialistik atau medik sekunder dan pelayanan
subspesialistik atau medik tersier, oleh karena itu produk utama (core product)
rumah sakit adalah pelayanan medik (Aulia Nur Hidayati, 2014)

Waktu berkunjung merupakan waktu yang di tetapkan oleh pihak rumah


sakit untuk memungkinkan keluarga pasien bertemu dengan pasien , durasi
waktu berkunjung yang ditetapkan oleh setiap rumah sakit hampir berbeda-
beda tergantung dari kebijakan rumah sakit itu sendiri, waktu kunjungan yang
terbuka memberikan keluarga kontak yang maksimal dengan pasien dan
meningkatkan suasana yang terbuka dan transparan.(Endri Styani,2015).

Jam besuk merupakan saat- saat yang ditunggu oleh pasien yang di rawat
di RS Adanya kunjungan yang memadai dengan kehadiran anggota keluarga
atau orang yang dicintai disamping pasien dapat memberikan efek yang baik
untuk pasien,seperti mengurangi tekanan intrakarnial, mengurangi kecemasan
antara pasien dan keluarga, meningkatkan dukungan sosial, meningkatkan
kontrol pasien, memberikan efek positif pada psikologis pasien.

Kebijakan tentang kunjungan rumak sakit bertujusn untuk memaksimalkan


perawatan pada pasien yang kondisinya kritis. Kebijakan waktu berkunjung
meliputu 2 jenis yaitu kebijakan waktu kunjungan terbuka dan kebijakan waktu
berkunjung tertutup. Jedua jenis kebijakan waktu berkunjung tersebut memiliki
kelebihan dan kekurangan. Kelebihan dari aktu kunjungan terbuka adalah
dengan keberadaab keluarga di samping dapat memberikan penguatan positif
kepada pasien yangsakit kritis dan dengan kebebasan waktu berkunjung
keluarga dapat berkunjung sesuai dengan kebutuhuhan bukan karena
keterbatasan waktu (Endri styani,2015)

Kebebasan dalam waktu berkunjung juga dapat meningkatkan resiko


infeksi yang tinggi terhadap keluarga dan pasien. Peningkatan jumlah
kunjungan juga dapat mempengaruhi faktor kepuasan yang di peroleh pasien.
Kepuasan adalah tungkat peraasan seseorang setelah membandingkan kinerja
dan hasil yang di rasakan (pelayanan yang di terima) dengan yang diharapkan.

Berdasarkan hasil observasi tanggal 18-20 juni di ruangan paviluin firdaus


Rumah Sakit Angkatan Udara dr M Salamun, menunjukan bahwa pelaksaan
waktu kunjungan pasien yang belum optimal hal ini di sebabkan tidak ada
petugas keamanan yang dapat mengamankan keluarga pasien ketika melakukan
kunjungan dan juga beban kerja perawat yang tinggi sehingga membuat
perawat lebih fokus melaksanakan asuhan keperawatan sehingga lupa
menjelaskan waktu kunjungan pasien. hal ini juga terlihat dari keluarga pasien
yang melakukan jam berkunjung diluar jam berkunjung. (Endri styani,2015)

Desiminasi adalah suatu kegiatan yang ditunjukan kepada kelompok target


atau individu agar mereka memperolaj informasi, timbul kesadaran, menerima
dan akhirnya memanfaatkan informasi tersebut. Pentingnya dilakukan
desimanasi tentang jam berkunjung adalah supaya perawat dan keluarga pasien
mengerti tentang jam berkunjung sehingga dalam pelaksaannnya terttib dalam
berkunjung dan tidak mengganggu jam kerja perawat dan istrahat pasien di laur
jam berkunjung.
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka masalah yang dirumuskan


adalah “Bagaimana pelaksaan desiminasi tentang jam kunjungan pasien di
ruang paviliun firdaus Rumah Sakit Angkatanm Udara dr M Salamun”.

C. Tujuan Penulisan

a. Tujuan Umum

Setelah dilakukan desiminasi edukasi pelaksaan jam berkunjung, diharapkan


perawat mampu melakukan edukasi kepada pasien dan keluarga pasien
terhadap jam berkunjung.

b. Tujuan Khusus

Setelah melaksanakan praktek manajemen keperawatan di ruang Merak,


mahasiswa mampu:

1. Melakukan kajian situasi sebagai dasar dalam menyusun rencana


manajemen keperawatan secara profesional.
2. Melakukan analisa SWOT sesuai dengan hasil kajian analisis situasi
internal dan eksternal.
3. Menentukan prioritas masalah sesuai dengan hasil analisa SWOT.
4. Merumuskan Fish Bone sesuai dengan prioritas masalah.
5. Membuat Planning of Action (POA) dari masalah yang ada.
6. Mengaplikasikan rencana kegiatan yang telah di susun berdasarkan
prioritas kegiatan dan rencana kegiatan (POA).
7. Mengevaluasi kegiatan yang telah di laksanakan.
8. Menyusun rekomendasi atau tindak lanjut kegiatan yang telah
dilaksanakan.

E. Sistematika Penulisan
Metode yang digunaka dalam penulisan laporan ini yakni menggunakan
metode deskritif kuantitatif. Adapun sistematika dalam penulisan laporan ini
adalah sebagai berikut:

BABI Pendahuluan

LatarBelakang

Rumusan Masalah

Tujuan

SistematikaPenulisan

BAB II TinjauanPustaka

(berisi konsep/ teori dan jurnal keperawatan yang mendasari pemikiran


kelompok dalam merumuskan masalah dan menentukan perencanaan
untuk perbaikan yang diajukan)

BAB III Uraian Kegiatan

(berisi uraian kegiatan kelompok dalam rangka melakukan proses


perubahan / perbaikan diruang rawat inap, mulai dari fase perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi, kemudian disusun dalam bentuk POA yang
jelas dan terarah).

BAB IVImplementasidanEvaluasi

(berisi pelaksanaan implementasi dari rencana kegiatan yang telah


disusun dan melakukan evaluasi terhadap kegiatan yang telah
dilaksanakan serta menentukan rencana tindak lanjut dari hasil evaluasi)

BAB V Kesimpulan dan saran

Daftar Pustaka

Lampiran
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Penatalaksaan jam berkunjung

Waktu berkunjung merupakan waktu yang di tetapkan oleh pihak rumah


sakit untuk memungkinkan keluarga pasien bertemu dengan pasien , durasi
waktu berkunjung yang ditetapkan oleh setiap rumah sakit hampir berbeda-
beda tergantung dari kebijakan rumah sakit itu sendiri, waktu kunjungan yang
terbuka memberikan keluarga kontak yang maksimal dengan pasien dan
meningkatkan suasana yang terbuka dan transparan.(Endri Styani,2015).

Jam besuk merupakan saat- saat yang ditunggu oleh pasien yang di rawat
di RS Adanya kunjungan yang memadai dengan kehadiran anggota keluarga
atau orang yang dicintai disamping pasien dapat memberikan efek yang baik
untuk pasien,seperti mengurangi tekanan intrakarnial, mengurangi kecemasan
antara pasien dan keluarga, meningkatkan dukungan sosial, meningkatkan
kontrol pasien, memberikan efek positif pada psikologis pasien.

1. Pengertian jam besuk


Jam besuk adalah istilah yang dipakai untuk menjelaskan waktu yang
dipersilakan atau diijinkan RS bagi pengunjung, untuk membesuk atau
menjenguk keluarga tau sanak saudara maupun teman yang sedang dirawat
di RS tersebut.
Peraturan jam besuk adalah suatu tindakan yang bertujuan untuk
penjagaan atau antisipasi terhadap segala kemungkinan yang tidak
diinginkan di ruang perawatan.
2. Tujuan jam besuk
Tujuan jam besuk bagi pasien yaitu:
a. Melindungan hak dan kewajiban pasien
b. Melindungi pasien dari tindakan kekerasan dan penculikan serta
tindakan yang tidak diinginkan di lingkungan RS
c. Pengaturan jam besuk akan memberikan situasi kondusif yang terjaga
sehingga kebutuhan pasien akan istirahat diluar jam kunjungan tidak
terganggu
d. Memberikan kesempatan pada pasien mendapatkan haknya dalam
perawatan secara maksimal, misalnya saat jam priksa dokter dalam
kondisi tenang, tidak banyak pengunjung, sehingga konsultasi pasien
bisa maksimal.
e. Pembatasan jam kunjungan akan menjaga pasien kontaminasi yang
terlalu bervariasi dari para pengunjung. Hal ini terutama pada pasien
dengan penyakit tertentu yang tubuhnya begitu rentang terinfeksi
kuman yang banyak yang dibawah pengunjung dari luar ruangan yang
berujung terjadinya infeksi nosokomial pada pasien.
f. Saat jam kunjungan tertata jadwal kebersihan lingkungan pasien
dirawat lebih dapat dikendalikan.

Tujuan jam besuk bagi RS yaitu:

a. Ketertiban dalam mentaati peraturan jam kunjungan akan lebih


memudahkan manajemen RS dalam memamtau kenyamanan serta
keamanan pasien yang sedang dirawat
b. Berkurangnya resiko infeksi nosokomial pada pasien.
c. Terciptanya kondisi yang kondusif bagi tenaga kesehatan dalam
malakukan perawatan terhadap pasien.
d. Terciptanya keamanan yang terkendali demi kebutuhan pasien dan
keluarga pasien
3. Tata tertib penunggu pasien
a. Kartu penunggu pasien akan diberikan kepada orang yang akan
menunggu pasien di ruang rawat inap
b. Petugas ruangan akan memberikan kartu penunggu pasien yang telah
disediakan dimasing-masing ruangan dan dicatat dalam buku
penunggu pasien. Petugas ruangan meminta KTP/KTA asli yang akan
ditukar dengan kartu penunggu pasien sebagai jaminannya.
c. Kartu penunggu pasien digunakan selama dirawat dan hanya berlaku
untuk 1 orang penunggu
d. Penunggu pasien yang keluar ruangan untuk keperluan atau hal lain
harus melapor pada petugas ruangan
e. Apabila pasien sudah diperbolehkan pulang maka kartu penunggu
pasien akan dikembalikan kepada petugas ruangan dan akan ditukar
dengan kartu identitas KTP/KTA yang telah dijaminkan.
Apabila kartu penunggu pasien hilang atau rusak akan dikenakan
biaya administrasi sebesar Rp.10.000
(sumber: SPO Identifikasi pengunjung di RSAU dr.M.Salamun, 2019)
4. Tata tertib pengunjung rawat inap
Jam berkunjung pasien di RSAU dr.M.Salamun.
a. Hari senin sampai hari jumat:
Pagi: jam 11:00-12:00 WIB, sore: jam 16:00-18:00 WIB.
b. Hari sabtu, minggu dan hari libur:
Pagi: jam 11:00-11:30 WIB, sore: jam 16:30-18:00 WIB.

Pengunjung dibawah umur 12 tahun dilarang masuk keruang perawatan.

a. Masuk kedalam ruangan perawatan dilakukan secara bergiliran


maksimal 3 orang
b. Setelah jam berkunjung habis pengunjung di mohon meninggalkan
ruang rawat.
5. Hubungan waktu pengunjung dengan kesembuhan pasien
Keterlibatan keluarga dalam perawatan pasien sangat diperlukan
mengingat bahwa integrasi keluarga dalam sistem perawatan kesehatan
adalah wajib karena akan menjadi sumber daya merawat pasien dalam
pemulihan. Tidak ada alasan yang meragukan bahwa kehadiran keluarga
juga dapat membantu dalam pemulihan orang yang mereka cintai. Menurut
penelitian yang dilakukan oleh Sirajuddin Bialangin tentang pengaruh
lingkungan fisik dan jumlah pengunjung pasien terhadap keberadaan
stapilokokus aureus pada ruang rawat inap kelas 2 dan kelas 3 RSUD
Totokabila, salah satu penyebaran infeksi di RS adalah infeksi nosokomial
stahpilococcus Aureus menjadi penyebab infeksi nosokomial yang telah
tersebar diseluruh dunia.

Klasifikasi pasien adalah metode dalam pengelompokan pasien


menurut jumlah dan kompleksitas persyaratan perawatan. Dalam banyak
sistim klasifikasi pasien dikelompokan sesuai dengan jam ketergantungan
mereka pada pemberi asuhan keperawatan sesuai dengan waktu pemberian
perawatan dan kemampuan yang diperlukan untuk memberikan asuhan
keperawatan. (Kuntoro, 2010). Kategori pasien dalam jumlah perawatan
terbagi atas kategori 1 membutukan waktu perawatan untuk setiap pasien
selama 24 jam sebanyak 1-2 jam. Kategori 2 membutuhkan waktu
perawatan setiap pasien selama 24 jam sebanyak 3-4 jam. Kategori 3
membutuhkan waktu perawatan selama 24 jam sebanyak 5-6 jam. Kategori
4 membutuhkan waktu perawatan pasien selama 24 jam sebanyak 7-8 jam.
Kategori 5 membutuhkan waktu dalam 24 jam sebanyak 10-14 jam.
(Suyanto, 2011).
Menurut Minetti Hutchison (2010) kebutuhkan perawatan langsung
setiap pasien adalah 4 jam/hari. Sedangkan untuk selfcare dibutuhkan 1/2
x 4 jam= 2 jam, partialcare dibutuhkan ¾ x 4 jam= 3 jam, totalcare
dibutuhkan 1-1/2 x 4 jam= 4-6 jam, intensifcare dibutuhkan waktu 2x4
jam= 8 jam.

B. Intervensi Manajemen Kaperawatan

1. Desiminasi

A. Pengertian

Diseminasi (Bahasa Inggris: Dissemination) adalah suatu kegiatan yang


ditujukan kepada kelompok target atau individu agar mereka
memperoleh informasi, timbul kesadaran, menerima, dan akhirnya
memanfaatkan informasi tersebut. Diseminasi merupakan tindak inovasi
yang disusun dan disebarannya berdasarkan sebuah perencanaan yang
matang dengan pandangan jauh ke depan baik melalui diskusi atau forum
lainnnya yang sengaja diprogramkan, sehingga terdapat kesepakatan
untuk melaksanakan inovasi (Ibrahim, 2008).
B.Tujuan
Adapun Tujuan diseminasi adalah tercapainya suatu pemahaman bersama
(mutual understanding) di dalam individu maupun suatu kelompok.
C. Proses Tahapan
Menurut Rogers dan Floyed Shoemaker (1987), proses keputusan inovasi
terdiri dari 5 tahap, yaitu (a) tahap pengetahuan, (b) tahap bujukan, (c)
tahap keputusan, (d) tahap implementasi, dan (e) tahap konfirmasi.
a. Tahap Pengetahuan (Knowledge)
Proses keputusan inovasi dimulai dengan tahap pengetahuan yaitu
tahap pada saat seseorang menyadari adanya suatu inovasi dan
ingin tahu bagaimana fungsi inovasi tersebut. Pengertian
menyadari dalam hal ini bukan memahami tetapi membuka diri
untuk mengetahui inovasi. Seseorang menyadari atau membuka
diri terhadap suatu inovasi tentu dilakukan secara aktif bukan
secara pasif.
b. Tahap Bujukan (Persuation)
Pada tahap persuasi dari proses keputusan inovasi, seseorang
membentuk sikap menyenangi atau tidak menyenangi terhadap
inovasi. Jika pada tahap pengetahuan proses kegiatan mental yang
utama bidang kognitif, maka pada tahap persuasi yang berperan
utama bidang afektif atau perasaan. Seseorang tidak dapat
menyenangi inovasi sebelum ia tahu lebih dulu tentang inovasi.
Dalam tahap persuasi ini lebih banyak keaktifan mental yang
memegang peran. Seseorang akan berusaha mengetahui lebih
banyak tentang inovasi dan menafsirkan informasi yang
diterimanya. Pada tahap ini berlangsung seleksi informasi
disesuaikan dengan kondisi dan sifat pribadinya. Di sinilah peranan
karakteristik inovasi dalam mempengaruhi proses keputusan
inovasi.
c. Tahap Keputusan (Decision)
Tahap keputusan dari proses inovasi, berlangsung jika seseorang
melakukan kegiatan yang mengarah untuk menetapkan menerima
atau menolak inovasi. Menerima inovasi berarti sepenuhnya akan
menerapkan inovasi. Menolak inovasi berarti tidak akan
menerapkan inovasi. Sering terjadi seseorang akan menerima
inovasi setelah ia mencoba lebih dahulu. Bahkan jika mungkin
mencoba sebagian kecil lebih dahulu, baru kemudaian dilanjutkan
secara keseluruhan jika sudah terbukti berhasil sesuai dengan yang
diharapkan. Tetapi tidak semua inovasi dapat dicoba dengan
dipecah menjadi beberapa bagian. Inovasi yang dapat dicoba
bagian demi bagian akan lebih cepat diterima.
d. Tahap Implementasi (Implementation
Tahap implementasi dari proses keputusan inovasi terjadi apabila
seseorang menerapkan inovasi. Dalam tahap impelemntasi ini
berlangsung keaktifan baik mental maupun perbuatan. Keputusan
penerima gagasan atau ide baru dibuktikan dalam praktek. Pada
umumnya impelementasi tentu mengikuti hasil keputusan inovasi.
Tetapi dapat juga terjadi karena sesuatu hal sudah memutuskan
menerima inovasi tidak diikuti implementasi. Biasanya hal ini
terjadi karena fasilitas penerapan yang tidak tersedia. Kapan tahap
implementasi berakhir ? Mungkin tahap ini berlangsung dalam
waktu yang sangat lama, tergantung dari keadaan inovasi itu
sendiri.
e. Tahap Konfirmasi (Confirmation)
Dalam tahap konfirmasi ini seseorang mencari penguatan terhadap
keputusan yang telah diambilnya, dan ia dapat menarik kembali
keputusannya jika memang diperoleh informasi yang bertentangan
dengan informasi semula. Tahap konfirmasi ini sebenarnya
berlangsung secara berkelanjutan sejak terjadi keputusan menerima
atau menolak inovasi yang berlangsung dalam waktu yang tak
terbatas. Selama dalam konfirmasi seseorang berusaha
menghindari terjadinya disonansi paling tidak berusaha
menguranginya.
D. Strategi Pelaksanaan
Dalam konteks strategi penerapan diseminasi, prinsip komunikasi efektif
penting untuk tercapai common interest. Untuk itu, ada beberapa langkah
yang harus diperhatikan, yaitu:
a) Menentukan dan memahami tujuan.
b) Mengidentifikasi pesan inti atau kunci (key messages) yang akan
dikomunikasikan.
c) Mehamami target audience: siapa saja yang terlibat, siapa yang
dipengaruhi, siapa yang tertarik? Informasi apa yang mereka
butuhkan? Bagaimana reaksi mereka? Apa konsern atau minat
mereka?
d) Menentukan media yang paling efektif.
e) Memotivasi audiens untuk memberi tanggapan atau masukan.
f) Frekuensi penyampaian pesan.
g) Memperhitungkan dampak, baik negatif atupun positif. Dalam
hal ini, ukuran sukses sebuah program komunikasi yaitu pesan
yang sampai saja, tidak cukup. Perlu evaluasi, sejauh mana
audiens memahami dengan baik pesan kunci dan menganalisis
apakah semua strategi sesuai dengan persoalan yang dihadapi
atau alasan komunikasi (Cees Leeuwis, 2006).
E. Media
Media secara garis besar dapat dibagi ke dalam tiga kelas utama:
a) Media massa konvensional
b) Media interpersonal; dan
c) Media hibrida baru (new media).
Masing-masing memiliki karakteristik dasar sebagai berikut:
1. Pertama, media massa konvensional (koran, radio, televisi),
bahwa seorang pengirim dapat mencapai banyak orang dengan
media tersebut tanpa terlibat dalam interaksi langsung dengan
audiens.
2. Kedua, pada media interpersonal, pertukaran berlangsung lebih
langsung, dan pengirim dan penerima dapat dengan mudah
berubah peran. Kebanyakan komunikasi interpersonal terjadi
tanpa media artifisial (misalnya tanpa alat teknologi) dan
melibatkan kehadiran fisik orang.
3. Ketiga, media hibrida baru (new media) yang muncul karena
perkembangan teknologi komputer dan telekomunikasi
mengkombinasikan potensi yang ditawarkan media massa dan
komunikasi interpersonal. Internet, misalnya, merupakan media
yang secara potensial mencapai audiens luas yang membiarkan
aktivitas antara penerima dan pengirim sampai taraf tertentu.
BAB III

URAIAN KEGIATAN

A. Kajian Situasi Ruangan Firdaus

Berdasarkan hasil wawancara bersama dengan kepala ruagan pada


tanggal 28 juni 2019 dan CI terhadap masalah waktu berkunjung di temukan
adanya masalah yang disebabkan oleh ketidakpatuhnya keluarga yang ingin
berkunjung dan juga karna pintu utama ruang firdaus dan rung HD bersatu
sehingga diluar jam berkunjung juga tetap ada keluarga pasien yang masuk
keluar.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada tanggal 28-30 juni


2019 dengan menggunakan metode wawancara, observasi belum
optimalnya jam kunjungan pasien yang belum sesuai denga peraturan
Rumah Sakit ( dibuktikan dengan hasil presentasi kepada 15 keluarga pasien
didapatkan rata-rata keluarga pasien yang sudah patuh terkait batasan jam
besuk pasien sebanyak 69% dan yang tidak patuh 31%).

Kriteria patuh untuk keluarga pasien yang berkunjung adalah

1. keluarga pasien dapat berkunjung pada setiap jam yang telah di


tetapkan oleh peraturan Rumah Sakit
2. ketika berkunjung tidak menganggu pasien yang lain
3. maksimal keluarga yag berkunjung pada setisp kamar pasien
maksimal 3 orang dan tidak bergerombol.
4. anak dibawah umur 12 tahun dilarang untk masuk dalam ruangan
rawat inap.

B. Analisa SWOT

Pada tahap ini dilakukan analisis SWOT mengenai kekuatan dan kelemahan
(faktor internal) yang dimiliki oleh ruang Firdaus sekaligus juga
menganalisis peluang dan ancaman (faktor eksternal) yang dihadapi oleh
ruang Firdaus adalah sebagai berikut:

1. Kekuatan (strength)

a. Rumah Sakit TNI Angkatan Udara dr. M. Salamun adalah Rumah Sakit
yang terakreditasi Paripurna
b. Ruang Paviliun Firdaus merupakan ruangan VIP dan kelas I dengan
ruangan pelayanan multi/kompleks (bedah, interne, jantung dan
neurologi).
c. Kepala ruangan Paviliun Firdaus berlatar belakang pendidikan S.Kep
Ners dengan pengalaman kerja 20 tahun.
d. Ruang Paviliun Firdaus memiliki tenaga kerja perawat dengan
kualifikasi pendidikan Ners 9 orang, D-III Keperawatan 8 orang dan
sudah menerapkan metode TIM
e. BOR 3 bulan terakhir ruangan Paviliun Firdaus adalah 60,7%
f. Ruang Paviliun Firdaus memiliki 1 orang pelaksana administrasi, 4
orang bagian gizi dan 3 orang tenaga kebersihan
g. Ruang Paviliun Firdaus memiliki Standar Operasional Prosedur (SOP)
sejumlah 311
h. Ruang Paviliun Firdaus memiliki Nurse station yang berada di tengah
ruangan
i. Ruang Paviliun Firdaus memiliki peralatan yang sesuai dengan daftar
peralatan ruangan dan dapat menunjang kebutuhan pasien.
j. Ruang Paviliun Firdaus memiliki tenaga perawat yang telah mengikuti
pelatihan yang diprogramkan dari rumah sakit (BHD).
k. Terdapat buku operan dinas dan daftar injeksi untuk memudahkan
perawat dalam pemberian asuhan keperawatan yang berkualitas.
l. Terdapat 1 emergency troli
m. Lingkungan ruang Paviliun Firdaus terlihat bersih, rapi, lingkungan
sangat kondusif bagi klien, pengunjung dan saat melakukan pelayanan
kesehatan
n. Ruangan memiliki persediaan alat tenun sendiri.
o. Ruangan dilengkapi dengan komputer untuk membantu system
informasi manajemen di ruangan
p. Ruang Paviliun Firdaus memiliki tempat penyimpanan obat yang sesuai
dengan identitas masing-masing pasien.
q. Terdapat 2 buah APAR diruang keperawatan
r. Rumah Sakit TNI Angkatan Udara dr. M. Salamun bekerja sama
dengan berbagai institusi pendidikan, seperti : STIK Immanuel,
Poltekes dan lain-lain
s. Rumah Sakit TNI Angkatan Udara dr. M. Salamun bekerja sama
dengan Rumah Sakit lain di Jawa Barat
t. Adanya mahasiswa Program Profesi Ners Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Immanuel yang praktek di ruang Firdaus.
2. Kelemahan(weaknes)

a. Belum optimalnya pelaksaan waktu berkunjung pasien.

3. Peluang (opportunitis)

a. Adanya kerja sama yang baik antara institusi pendidikan kesehatan dan
rumah sakit dalam kegiatan praktek klinik mahasiswa.

b. Adanya institusi pendidikan keperawatan di kota Bandung yang dapat


memungkinkan bagi perawat untuk melanjutkan pendidikan ke
jenjang yang lebuh tinggi di ruang Firdaus

c. Peraturan Menteri Kesehatn Republik Indonesia Nomor 11 Tahun


2017 tentang Keselamatan Pasien

d. Ketentuan SNARS terkait keselamatan pasien

e. Adanya organisasi PPNI yang menaungi profesi keperawatan

f. Adanya UU No 38 Tahun 2014 tentang keperawatan


4. Ancaman (Threast)

a. Banyaknya rumah sakit dengan mutu dan pelayanan serta tenaga


kesehatan yang sama baiknya dari RSAU dr. M. Salamun.
b. Adanya peningkatan teknologi informasi yang membuat masyarakat
semakin kritis dalam menilai pelayanan kesehatan di Rumah Sakit.
Tingginya tuntutan masyarakat terkait pelayanan kesehatan profesional
dan berkualitas

C. PEMBOBOTAN MATRIKS IFE

No Faktor Bobot Rating Skor

1 Kekuatan (Strenght)
1. Rumah Sakit TNI Angkatan Udara dr.
0,06 4 0,24
M. Salamun adalah Rumah Sakit yang
terakreditasi Paripurna
2. Ruang Paviliun Firdaus merupakan
Ruangan VIP dan Kelas I dengan 0,04 4 0,16
ruangan pelayanan multi/kompleks
(bedah, interne, jantung dan neurologi)
3. Kepala ruangan Firdaus berlatar
0,03 3 0,09
belakang pendidikan S.Kep Ners dengan
pengalaman kerja 20 tahun.
4. Ruang Firdaus memiliki tenaga kerja
dengan kualifikasi pendidikan Ners 8 0,03 3 0,09
orang, D-III Keperawatan 8 orang dan
sudah menerapkan metode TIM
5. BOR 3 bulan terakhir ruangan Firdaus 0,03 4 0,12
60,7%
6. Ruang Paviliun Firdaus memiliki 1
orang pelaksana administrasi, 4 orang 0,03 3 0,09

bagian gizi dan 3 orang tenaga


kebersihan
0,03 3 0,09
7. Ruang Paviliun Firdaus memiliki
Standar Operasional Prosedur (SOP) 0,06
0,02 3
sejumlah 311
8. Ruang Paviliun Firdaus memiliki Nurse 0,06
0,02 3
Station yang berada di tengah ruangan
9. Ruang Paviliun Firdaus memiliki
0,06
peralatan yang sesuai dengan daftar 0,02 3
peralatan ruangan dan dapat menunjang
kebutuhan pasien.
10. Ruang Firdaus memiliki tenaga perawat
yang telah mengikuti pelatihan yang 0,06
0,02 3
diprogramkan dari rumah sakit (BHD).
11. Terdapat buku operan dinas dan daftar
injeksi untuk memudahkan perawat
dalam pemberian asuhan keperawatan 0,06
0,02 3
yang berkualitas.
12. Lingkungan ruang Paviliun Firdaus
terlihat bersih, rapi, lingkungan sangat
0,06
kondusif bagi klien, pengunjung dan saat 0,02 3

melakukan pelayanan kesehatan


0,06
13. Ruangan memiliki persediaan alat tenun 0,02 3
sendiri.
14. Ruangan dilengkapi dengan computer 0,06
0,02 3
untuk membantu system informasi
manajemen di ruangan
15. Ruang Firdaus memiliki tempat 0,04
0,02 2
penyimpanan obat yang sesuai dengan
identitas masing-masing pasien.
0,06
16. Terdapat 2 buah APAR diruang 0,02 3
keperawatan
17. Rumah Sakit TNI AU dr. M. Salamun
bekerjasama dengan berbagai institusi 0,09
0,03 3
pendidikan seperti: STIK Immanuel,
Poltekes, dan lain-lain 2 0,04
18. Rumah Sakit TNI AU dr. M. Salamun
0,02
bekerjasama dengan Rumah Sakit lain di
Jawa Barat
19. Adanya mahasiswa Program Profesi
Ners Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Immanuel yang praktek di ruang
Firdaus.

Jumlah 0,5 1,5


2. Kelemahan (Weakness/CA)
1. Belum optimalnya pelaksanaan 0,15 3 0,45
komunikasi SBAR pada saat handover
2. Belum optimalnya pendokumentasian 0,15 3 0,45
rencana asuhan keperawatan
3. Kurang efektifnya pelaksanaan discharge 0,125 2 0,25
planning
4. Belum optimalnya pelaksanaan waktu 0,075 1 0,075
kunjungan pasien
Jumlah 0,5 1,2
S+W = 2,7(X)

Keterangan :
Rating(nilai) antara 1 sampai 4 bagi masing-masing faktor yang memiliki nilai 1
= sangat lemah, 2 = tidak begitu lemah, 3 = cukup kuat, 4 = sangat kuat.
PEMBOBOTAN MATRIKS EFE
No Faktor Bobot Rating Skor

1. Peluang (Opportunities)
1. Telah disahkannya UU Keperawatan no 38 0,125 2 0,25
Tahun 2014, mengenai profesionalisme
perawat 0,125 2 0,25
2. Telah disahkannya UU Akreditasi Rumah
Sakit no 34 Tahun 2017. Mengenai
Peningkatan pelayanan kesehatan
profesionalisme Rumah Sakit Indonesia. 0,125 2 0,25
3. Adanya UU Pasal 32 No. 44 tahun 2009
tentang perlindungan hak pasien 0,125 2 0,25
4. Adanya organisasi PPNI yang menaungi
profesi perawat
Jumlah 0,5 1

2 Ancaman (Treath)
1. Adanyaundang-undangperlindungan
konsumen terdapat dalam UU No. 8 tahun 0,125 3 0,375
2009 tentang perlindungan konsumen.
2. Persaingan antar Rumah Sakit seperti RS
0,125 2 0,25
Rotinsulu, RS Advent, RS Boromeus yang
semakin ketat didalam hal sarana dan
prasarana serta pelayanan yang prima.
3. Adanya Rumah Sakit Lain dengan kualitas
0,09 2 0,18
lebih baik berstandar akreditasi Joint
Commission International (JCI) seperti
RSHS
0,08 2 0,16
4. Adanya peningkatan teknologi informasi
yang membuat masyarakat semakin kritis
dalam menilai pelayanan kesehatan di
0,08 2 0,16
Rumah Sakit.
5. Tingginya tuntutan masyarakat terkait
pelayanan kesehatan profesional dan
berkualitas.
Jumlah 0,5 1,1

O + T = 2,1 (Y)

Keterangan :

Rating setiap critical succes factors antara 1 sampai 4, dimana 1 = dibawah rata-
rata, 2 = rata-rata, 3 = diatas rata-rata, 4 = sangat bagus

D. Diagram Cartesius Matrix Space

Diagram 3.1

Yaksis = T+O = 3,2 XAksis = S +W = 3,64

Opportunity

4
3,2 3

1
KUADRAN I 3,64

-7 -6 -5 -4 -3 -2 -1 1 2 3 4 5 6 7
-1
Weaknes Strength
-2

-3

-4

-5

-6

-7

Treats

Jadi dilihat dari diagram cartesius berada pada kuadaran 1 yaitu kuadran
Aggressive Strategy. Dimana kuadran ini menunjukan situasi yang sangat
menguntungkan. Ruangan tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga
dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang harus diterapkan dalam
kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif (growth
oriented strategi)
E. Prioritas Masalah

Scoring Prioritas Masalah dengan Metode CARL Ruang Firdaus

No MASALAH C A R L SKOR KET

1 Belum optimalnya 5 5 5 4 400 I


pelaksanaan komunikasi
SBAR pada saat handover

2 Belum optimalnya
pendokumentasian rencana 5 5 5 4 400 II
asuhan keperawatan
3 Kurang efektifnya
pelaksanaan discharge 5 5 3 3 375 III
planning
4 Belum optimalnya
pelaksanaan waktu 5 5 4 3 300 IV
kunjungan pasien

a) Proses untuk mendapatkan masalah di atas dengan menggunakan metode


pembobotan yang memperhatikan aspek :
C = Capability yaitu ketersediaan sumber daya (dana, sarana dan
peralatan)
A = Accessibility yaitu kemudahan, masalah yang ada mudah diatasi
atau tidak. Kemudahaan dapat didasarkan pada ketersediaan metode /
cara / teknologi serta penunjang pelaksanaan seperti peraturan
atau juklak.
R = Readiness yaitu kesiapan dari tenaga pelaksana maupun
kesiapan sasaran, seperti keahlian atau kemampuan dan motivasi.
L = Leverage yaitu seberapa besar pengaruh kriteria yang satu dengan
yang lain dalam pemecahan masalah yang dibahas.
Rumus: C x A x R x L
b) Rentang nilai yang digunakan adalah 1- 5 :
1. Sangat penting :5
2. Penting :4
3. Cukup penting :3
4. Kurang penting :2
5. Sangat kurang penting :1
c) Perumusan Masalah
1. Belum optimalnya pelaksanaan komunikasi SBAR pada Saat handover
2. Belum optimalnya pendokumentasian rencana asuha keperawatan
3. Kurang efektifnya pelaksanaan discharge planning
4. Belum optimalnya pelaksanaan jam kunjungan pasien
F. Fishbone

Belum Optimalnya Pelaksannaan Waktu Kunjungan Pasien

MAN MONEY MATERIAL

Perawat kurang
Pintu utama ruang HD
memberikan edukasi pada
pasien dan keluarga bersatu dengan ruang
mengenai jam kunjungan Paviliun Firdaus
pasien

Kurang kesadaran Kurang pengetahuan


dari pengunjung keluarga pasien
pasien tentang pentingnya
mematuhi aturan jam
kunjungan pasien PROBLEM

Belum optimalnya pelaksanaan


\\\\\s
waktu kunjungan pasien

SOP jam kunjungan


pasien belum
diaplikasikan oleh Tidak ada pengawasan
perawat ruangan dari petugas
keamanan

MACHINE ENVIRONMENT
METHOD
K. Planning Of Action (POA)
PENANGGUN
MASALA INTERVENS IMPLEMENTA SASARA WAKT
NO TUJUAN STRATEGI G
H I SI N U
JAWAB
1 Belum 1. Menjaga Melakukan 1. Desiminasi -Melakukan keluarga 28 - 30 Eltin Tetelepta
optimalnya ketenangan kordinasi mengenai desiminasi pasien Juni
pelaksanaa dan dengan kepala pembatasa kepada perawat 2019
n waktu meningkatkan ruangan, CI, PJ n jam terkait jam
kunjungan Kenyamanan Shift dan besuk besuk dan
pasien pasien seluruh perawat penutupan pintu
2. Mengurangi pelaksana 2. Sosilialisas masuk
penyebaran tentang i kepada -Melakukan
mikroorganis pembatasan jam keluarga sosialisasi pada
me besuk dan pasien pasien dan
3. Melindungi penerapan kartu terkait jam keluarga terkait
hak dan pengunjung besuk jam besuk
kewajiban penerapan kartu
pasien pengunjung
BAB IV

Implementasi dan Evaluasi

A. Implementasi jam berkunjung pasien

1. Persiapan

Tanggal 26 juni 2019 kelompok melakukan koordinasi dengan pembimbing


ruangan (CI) mengenai intervensi yang akan dilakukan,disepakati oleh
CIuntuk dilaksanakan pada tanggal 28 juni 2019. Pada tanggal 28-30 juni
2019 kelompok melakukan implementasi berupa diseminasi dengan cara
melakukan sosialisasi terkait batasan jam kunjung pasien diruang
PaviliunFirdaus juga memberikan informasi mengenaidampak dari jam
kunjung yang tidak sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan diantaranya
menganggu jam tidur pasien dan penyebaran infeksi yang tidak terkontrol.
Selain itu kelompok melakukan diseminasi dengan cara menutup pintu masuk
ketika belum jam besuk dan menertibkan kembali pemakaian kartu
pengunjung. Kegiatan ini difasilitasi oleh kelompokdengan penanggung jawab
Eltin Tetelepta.

2. Pelaksanaan Desiminasi pelaksanaan jam berkunjung pasien

Tanggal 28 juni 2019, Jam 09.00 WIB, kelompok melakukan kegiatan


desiminasi terhadap intervensi pelaksanan jam berkunjung dengan
penanggung jawab saya sendiri. Yang pertama di lakukan kelompok
melakukan koordinasi dengan CI akan dilakukan implementasi¸ kemudian
penanggung jawab mengumpulkan keluarga pasien yang menunggu pasien
untuk di lakukan sosialisasi untuk menjelaskan kembali etika jam berkunjung
dan peraturan jam berkunjung pada keluarga pasien setelah itu melakukan
kegiatan mengaktifkan kembali kartu penunggu pada keluarga masing-masing
pasien yang menunggu pasien. Kemudian menutup kembali pintu utama ruang
masuk Paviliun Firdaus untuk menertibkan kembali jadwal jam berkunjung
pasien agar tidak ada keluarga pasien yang masuk sembarangan pada saat di
luar jam berkunjung.

3. kriteria keberhasilan proses dan hasil.

a) kriteria keberhasilan proses

Kelurga pasien dapat melakukan kunjungan pada jam berkunjung yang


telah ditetapkan pada Rumah Sakit

b) kriteria hasil

berdasarkan evaluasi yang di lakukan hasil yang di peroleh dari tindakan


yang di lakukan 69% yang patuh dan tidak patuh 31%.

B. Evaluasi

Target evaluasi yang diambil yaitu keluarga pasien dan pengunjung. Apakah
keluarga pasien dapat berkunjung pada jam berkunjung yang sesuai dengan aturan
Rumah Sakit atau tidak. Selanjutnya evaluasi dilakukan selama 3 hari dari tanggal
28-30 juni 2019.

Tanggal 28 juni 2019, Jam 09.00 WIB, kelompok melakukan kegiatan desiminasi
terhadap intervensi pelaksanan jam berkunjung dengan penanggung jawab saya
sendiri. Yang pertama di lakukan kelompok melakukan koordinasi dengan CI akan
dilakukan implementasi¸ kemudian penanggung jawab mengumpulkan keluarga
pasien yang menunggu pasien untuk di lakukan sosialisasi untuk menjelaskan
kembali etika jam berkunjung dan peraturan jam berkunjung pada keluarga pasien
setelah itu melakukan kegiatan mengaktifkan kembali kartu penunggu pada
keluarga masing-masing pasien yang menunggu pasien. Kemudian menutup
kembali pintu utama ruang masuk Paviliun Firdaus untuk menertibkan kembali
jadwal jam berkunjung pasien agar tidak ada keluarga pasien yang masuk
sembarangan pada saat di luar jam berkunjung

1. Evaluasi proses (Formatif)

Resosialisasi mengenai tata tertib jam berkunjung pasien dilakukan pada


tanggal 28 juni 2019 di ruang tunggu firdaus, resosialisasi dilakukan 15
menit, keluarga pasien aktif dalam mendengarkan dan memberikan
tanggapan terkait materi yang diberikan

2. Evaluasi Hasil (sumatif)

Setelah dilakukan kegiatan resosialisasi dan desiminasi pada keluarga


pasien, maka dilakukan evaluasi selama 3 hari (28-30 juni 2019) sehingga
didapatkan hasil sebagai berikut:

a) Kualitatif

perubahan yang sangat berarti terlihat dari hasil observasi, bahwa


pengunjung mau mengikuti tata tertib berkunjung sesuai dengan aturan
yang di berikan Rumah Sakit.

b) Kuantitatif

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil evaluasi observasi terhadap


tindakan desiminasi pada keluarga pasien didapatkan hasil yang
signifikan sebelum melakuka desiminasi dari 15 orang keluarga pasien
yang patuh terhadap jam berkunjung sebanyak 4 orang (31%) dan yang
tidak patuh 10 orang (69%). Sedangkan setelah dilakukan desiminasi
didapatkan hasil yang baik yaitu dari 15 rang keluarga pasien yag patuh
terhadap jam berkunjung pasien sebayak 10 orang (69%) dan yang tifak
patuh 5 orang (31%)
INTERVENSI N %

YA TIDAK YA TIDAK

PRE 5 10 31 69

POST 10 5 69 31

Diagram lingkaran sebelum melakukan implemetasi resosialisasi dan


desiminasi pelaksanaan jam berkunjung pasien

Pre Implementasi
Yang tidak patuh yang patuh
0%

100%

Diagram lingkaran sesudah melakukan implemetasi resosialisasi dan


desiminasi pelaksanaan jam berkunjung pasien

post implementasi
Tidak
Patuh
31% Pat…
B. Rencana Tindak lanjut
No Masalalah Kegiatan Sasaran Metode Waktu Pj Kriteria
hasil
1 Belum Pengajuan Kepala Pengajuan Juli Kepala Tercapai
efektifnya proposal ruangan, proposal 2019 ruangan, sebesar
pelaksanaan terkait CI dan CI dan 69%
jam tenaga perawat perawat
berkunjung keamanan di ruang di ruang
pasien ruangan paviliun paviliun
firdaus firdaus firdaus

BAB V
KESIMPULAN SARAN

A. Kesimpulan
Praktik Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan berlangsung dari
tanggal 17 juni – 6 juli 2019, Berdasarkan hasil kajian situasi,implementasi
dan evaluasi yang didapatkan, salah satu masalah yaitu kurang efektifnya
pelaksanaan jam berkunjung pasien, setelah dilakukan desiminasi kepada
keluarga pasien yang berkunjung, kelompok melakukan observasi langsung
kepada keluarga pasien dapat disimpulkan bahwa sebelum melakukan
implementasi 69% keluarga yang belum patuh terdapah jam.setelah
melaksanakan implementasi didapatkan hasil yang sangat signifikan yaitu
31% yang belum patuh terhadap jam berkunjung pasien. Dari hasil evaluasi
yang didapat yaitu baik dari Kepala ruangan dan CI maka menyetujui
rencana tindak lanjut dari masalah jam berkunjung adalah pengajuan
petugas keamanan/security pada ruang rawat inap Firdaus untuk
memajukan keamanan dan ketertiban keluarga pasien pada saat berkunjung.

B. Saran
1. Pimpinan atau kepala
a. Di harapakan untuk mempertahankan mutu pelayanan keperawatan
yang ada di ruangan rawat inap RS AU dr.M Salamun, khususnya
ruangan paviliun firdaus sehingga dapat meningkatkan kepuasan
pasien terhadap pelayanan keperawatan di ruang kutilang.
b. Diharapkan lebih memperhatikan lagi sarana dan prasarana yang ada
di ruangan

2. Ruangan
Diharapkan kepala ruangan paviliun firdaus untuk mempertahankan
potensi yang di miliki ruangan serta lebih meningkatkan lagi pelayanan
keperawatan

3. Institusi pendidikan

Diharapkan dapat menambah kegiatan bagi mahasiswa selain seminar


proposal, mini seminar dan seminar akhir seperti pelatihan pada akhir
praktek dan memberikan rentang waktu yang cukup bagi mahasiswa
dalam melakukan kajian situasi dan pengelolaan suatu ruangan.

4. Bagi mahasiswa

Diharapakan kepada mahasiswa profesi keperawatan menjadikan praktek


keperawatan Manajemen ini sebagai pengalaman yang berguna nanti
untuk dunia kerja.

DAFTAR PUSTAKA
Ali. H. Z, (2010), Dasar-dasar Dokumentasi Keperawatan, Jakarta: EGC

Arwani & Supriyanto, H (2011), Manajeman Bangsal Keperawatan, Penerbit Buku


Kedokteran EGC

Asmandi (2013), Konsep Dasar dan Dokumentasi Keperawatan, Jakarta: EGC

Depdiknas RI. 2010. Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan . Jakarta


Hasbiubuan, M. S,P. (2016), Manajemen Sumber Daya Manusia, Revisi, Jakarta
Penerbit PT Budi Aksara

Kartono. 2011. Pemimpin dan Keemimpinan. Jakarta: PT Rajawaligrafindo


Marquis B.L & Huston C.J (2010), Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan:
Teori dari Aplikasi (Ed.4), Jakarta: EGC

Nursalam, (2011). Manajemen Keperawatan, Aplikasi dalam Praktik Keperawatan


Profesional Edisi 4, Jakarta: Salemba Medika

Nursalam. (2015). Proses keperawatan teori dan Aplikasi. Jakarta.


Perry & Poter, (2010). Fundamental Of Nursing Edisi 7. Jakarta: Salemba Medika

Siagin. Sondang P, (2014). Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: Bumi Aksara

Sitorus R. & Panjaitan R, (2011). Manajemen Keperawtan di Ruang Rawat, Jakarta:


CV: Sagungcco

Swanburg. Russel C, (2012). Pengantar Kepemimpinan dan Peran Manajemen dalam


Komunikasi. Jakarta: Buku Seru.

Wahyudi, U. (2017). Pengaruh Penggunaan Format Dokumentasi Keperawatan.


Jurnal Akper-notokusumo.ac.id
LAMPIRAN I
hasil observasi
Lembar Observasi sebelum pelaksanaan implementasi jam kunjunga pasien

No Nama keluarga pasien Yang melakukan Yang tidak melakukan


1 1 
2 2 
3 3 
4 4 
5 5 
6 6 
7 7 
8 8 
9 9 
10 10 
11 11 
12 12 
13 13 
14 14 
15 15 

Lembar Observasi sesudah pelaksanaan implementasi jam kunjunga pasie

No Nama keluarga pasien Yang melakukan Yang tidak melakukan


1 1 
2 2 
3 3 
4 4 
5 5 
6 6 
7 7 
8 8 
9 9 
10 10 
11 11 
12 12 
13 13 
14 14 
15 15 
16 16 
LAMPIRAN II

PROPOSAL PENGAJUAN SECURITY RUANG FIRDAUS


Proposal Pengajuan Satpam di Instalasi Rawat Inap
Ruang Firdaus RSAU DR. M. Salamun

Di Buat Untuk Memenuhi Tugas Program Profesi Ners


Stase Kepemimpinan Dan Manajemen Keperawatan

Disusun oleh : Kelompok VII

PROGRAM STUDI PROFESI NERS XIX


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN IMMANUEL
BANDUNG
2019
A. PENDAHULUAN
Rumah Sakit merupakan layanan masyarakat yang bergerak di bidang jasa.
Oleh karena itu, Rumah Sakit sangat berkaitan erat dengan sumber daya
manusia. SDM merupakan salah satu unsur utama yang dapat mendukung
berfungsinya operasional suatu rumah sakit. Rumah sakit membutuhkan SDM
yang padat karya dan berkualitas tinggi, di sertai kesadaran akan penghayatan
pengabdian kepada kepentingan masyarakat khususnya dalam pemenuhan
kebutuhan layanan kesehatan. Ketersediaan sumber daya manusia kesehatan
termasuk didalamnya tenaga dokter, perawat, bidan dan sebagainya, yang
merupakan unsur pokok input dalam suatu sistem pelayanan kesehatan,
memberikan andil cukup besar dalam penciptaan performance pelayanan
sebagai suplay atas tuntutan kebutuhan kesehatan masyarakat yang semakin
hari semakin meningkat ( Gillies, )
Tersedianya SDM yang cukup dengan kualitas yang tinggi, profesional sesuai
dengan fungsi dan tugas setiap personel merupakan salah satu indikator
keberhasilan rumah sakit. Ketersediaan SDM rumah sakit disesuaikan dengan
kebutuhan rumah sakit berdasarkan tipe rumah sakit dan pelayanan yang
diberikan kepada masyarakat. Ketersediaan SDM di rumah sakit, harus menjadi
perhatiaan pimpinan. Upaya penting yang harus dilakukan oleh pimpinan
rumah sakit, salah satunya adalah membuat perencanaan kebutuhan SDM
secara tepat dengan fungsi pelayanan setiap unit, bagian, dab instalasi rumah
sakit ( Ilyas)
RSAU DR M Salamun merupakan salah satu rumah sakit tipe B yang sudah
terakreditasi. Pelayanan kesehatan bagi TNI AU beserta keluarga dan juga
untuk masyarakat umum telah dilakukan lebih dari tahun. RSAU DR M
Salamun memiliki. rawat inap, sebanyak 9 unit di mana masing – masing area
tersebut memiliki jenis kelasnya tersendiri mulai dari kelas VIP, kelas I, kelas II
dan kelas III. Ruang PaviliunFirdaus adalah salah satu ruang rawat inap kelas
VIP dan Kelas1. Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Ruangan
Paviliun Firdaus, Paviliun Firdaus merupakan ruang pelayanan rawat inap VIP
dan kelas 1, yang terdiri dari pasien laki-laki dan perempuan. Ruang Paviliun
Firdaus memiliki kapasitas tempat tidur 34 unit yang terdiri dari Ruang VIP
(Dirgantara 1-2) masing-masing memiliki 1 unit tempat tidur dan Ruang Kelas
1 (Buana 1-16) masing-masing memiliki 2 unit tempat tidur. Tenaga kerja
perawat di Ruang Paviliun Firdaus berjumlah 16 orang dengan klasifikasi
pendidikan S1 NERS sebanyak 8 orang dan DIII sebanyak 8.pada saat di
lakukan kajian situasi pada ruangan Paviliun Firdaus di peroleh data pada
tanggal 18-20 juni bahwa ruang paviliun firdaus memiliki tenaga perawat yang
belum optimal sehingga dalam pelayanan belum maksimal dalam
memperhatikan pelaksanaan jam besuk pasien karena ruangan paviliun firdaus
juga bersatu dengan ruangan Hemodialisa sehingga jadwal kunjungan pasien
menjadi tidak optimal dan membuat jam istrahat pasien menjadi terganggu.

B. KONSEP TEORI
1. Definisi Security
Satuan pengamanan atau satpam adalah satuan atau kelompok petugas yang
di bentuk oleh instalasi/badan usaha untuk melaksanakan pengamanan dalam
rangka menyelenggarakan keamanan swakarsa di lingkungan kerjanya.
(Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 24 Tahun
2007 tentang sisitem manajemen pengamanan organisasi perusahan atau
instalasi/lembaga pemerintah, BAB 1 pasal 1 ayat6 6)

2.Tugas pokok security


Tugas pokok security yaitu menyelenggarakan keamanan dan ketertiban di
lingkungan objek pengamanan khususnya pengamanan fisik yang bersikap
preventif, tugas security melakukan kegiatan-kegiatan yang pada dasarnya
sebagai berikut:
Mengadakan peraturan dengan maksut menegakkan tata tertip yang berlaku
di Rumah sakit, dan lingkungan Rumah sakit. Khusus yang membahas
keamanan dan ketertiban atau tugas-tugas lain yang di berikan oleh pimpinan
Rumah sakit seperti:
a) Pengaturan tanda pengenal pengawai atau karyawan
b) Pengaturan penerimaan tamu
c) Pengaturan parkir kendaraan
3. Fungsi security
Security adalah bagian integral dari organisasi garis depan sekaligus
pengamanan semua Asset ( personal, Material, Dokumen penting Rumah
sakit, Teritorial dan kebijaksanaan Management) yang di tugasi untuk
melakukan pencegahan dan pengamanan dini terhadap terjadinya berbagai
gangguan. Sebagai elemen maka security juga mendapatkan tugas menangani
awal permasalahan pelanggaran Hukum yang terjadi di area Rumah sakit dan
lingkungan kerja di Rumah sakit.
4. Peranan security
Security berperan serta secara aktif dalam mengemban citra (image) Rumah
sakit dan senantiasa harus mampu bekerja secara efisien namun tetap efektif,
memiliki kebanggaan akan tugasnya serta di harapkan tetap tegar dalam
situasi kerja yang monoton dan paham sepenuhnya tentang:
1. Peran sebagai karyawan yaitu sebagai unsur membantu atau tangan
general affair selaku departemen yang mensupervisi security dalam
menciptakan keamanan, ketertiban, dan ketenangan kerja. Tugas sebagai
penagkal segala gangguan keamanan terhadap karyawan maupun tamu
Rumah sakit yang berada di lingkungan Rumah sakit.
2. Peran sebagai pengaman dan penjaga kebutuhan barang-barang Asset
Rumah sakit.
3. Peran sebagai penegak peraturan atau ketentuan-ketentuan Rumah sakit
yang berlaku di lingkungan Rumah sakit.
5. Pengadaan Tenaga Security
RSAU DR M Salamun merupakan Rumah Sakit Tipe B yang mempunyai
fasilitas dan keamanan yang masi kurang untuk tiap ruang rawat inap.
Pengadaan Tenaga Security untuk setiap ruangan rawat inap sangat di butuhkan
untuk memaksimalkan keamanan dan pengamanan setiap ruangan. Di butuhkan
untuk setiap ruangan idealnya 1 petugas keamanan agar menjamin ketertiban
suatu ruangan.
B. HASIL KAJIAN SITUASI DI RUANG PAVILIUN FIRDAUS
1. Analisa situasi ruangan
A. Pasien
Paviliun Firdaus, Paviliun Firdaus merupakan ruang pelayanan rawat
inap VIP dan kelas 1, yang terdiri dari pasien laki-laki dan perempuan.
Ruang Paviliun Firdaus memiliki kapasitas tempat tidur 34 unit yang
terdiri dari Ruang VIP (Dirgantara 1-2) masing-masing memiliki 1 unit
tempat tidur dan Ruang Kelas 1 (Buana 1-16) masing-masing memiliki
2 unit tempat tidur.
B. Pelayanan Di Ruangan Pavilium Firdaus
a). Pelayanan rawap inap
Pelayanan rawat inap adalah suatu kelompok pelayanan kesehatan
yang terdapat di rumah sakit yang merupakan gabungan dari beberapa
fungsi dari pelayanan. Kategori pasien yang masuk rawat inap adalah
pasien yang perlu perawatan intensif atau observasi ketat karena
penyakitnya. Pasien yang masuk pelayanan rawat inap mengalami
tingkat proses transformasi yaitu:
a. Tahap Admission
b. Tahap Diagnosis
c. Tahap Treatment
d. Tahap Inspection
e. Tahap Control
b). Kualitas Pelayanan Rawat Inap
Kualitas pelayanan keperawatan di rawat inap di rumah sakit
dapatdiuraikan dari beberapa di antaranya adalah:
a) Penampilan keprofesian atau aspek klinis
b) Efisiensi dan efektivitas
c) Keselamatan pasien
d) Kepuasan pasien
c). Pelayanan Tenaga Medis
Tenaga medis merupakan unsur yang memberikan pengaruh paling
bessar dalam menentukan kualitas dari pelayanan yang di berikan
kepada pasien di ruma sakit. Fungsi utamanya adalah memberikan
pelayanan medik kepada pasien dengan mutu sebaik-baiknya.
d).Pelayanan Tenaga Perawat
Perawat adalah seseorang yang telah lulus pendidikan keperawatan
baik di dalam maupun luar negeri sesuai dengan ketentuan
perundang-undang yang berlaku.
Pelayanan perawatan di rumah sakit merupakan bagian integral dari
pelayanan rumah sakit secara menyeluruh, yang sekaliigus
merupakan tolak ukur keberhasilan pencapaian tujuan rumah sakit.
Keperawatan sebagai suatu profesi di rumah sakit yang cukup
potensial dalam menyelenggarakan upaya mutu, karena selain
jumlahnya yang dominan juga pelayanannya menggunaka metode
pemecahan masalah secara ilmiah melalui proses keperawatan.
Asuhan keperawatan meliputi:
a. Pelayanan keperawatan ( Nursing Service ) adalah seluruh
fungsi, tugas, kegiatan dan tanggung jawab yang di
laksanakan oleh seorang perawat dalam praktek profesinya.
b. Asuhan keperawatan ( Nursing Care ) adalah suatu pelayanan
keperawatan langsung berupa bantuan, bimbingan,
penyuluhan, pengawalan atau perlindungan yang di berikan
oleh seorang perawat untuk memenuhi kebutuhan pasien.
Proses keperawatan adalah:
1. Pengkajian
2. Identifikasi masalah atau Diagnosa keperawatan
3. Perencanaan
4. Implementasi
5. Evaluasi
F. IMPLEMENTASI
Diseminasi, menjadi pilihan kelompok, untuk mengimplementasikan
mengenai masalah diatas.
Pelaksanaannya
Hari/tanggal : Kamis, 27 Juni 2019
Tempat : Ruang rawat Inap Paviliun Firdaus
Waktu : Pukul 11.00 – 12.30 WIB
Pemateri : Mahasiswa Ners
Materi: desiminasi pelaksaan waktu berkunjung pasien
di Ruang firdaus
Jumlah Peserta : 10 peserta

G. KESIMPULAN
Dari hasil di atas Kami simpulkan bahwa Ruang Firdaus tidak
memiliki petugas kemanan yang menunjang keamanan dan
ketertiban suatu ruang rawat inap
H. SARAN
Berdasarkan hasil di atas, mengingat pentingnya petugas keamanan
dalam membantu pengamanan suatu ruangan rawat inap terkait
dengan keamanan dan kenyamanan pasien. Security merupakan
salah satu unsur utama mempunyai peran yang besar dalam
pencapaian mutu, citra dan efisiensi pelayanan kesehatan di rumah
sakit oleh karena itu, sangat di perlukan pengajuan tenaga petugas
keamanan (secutiry) di ruang firdaus guna untuk terjaminnya
keamanan dan terkontrolnya jam besuk yang belum optimal.
LAMPIRAN III

BERITA ACARA KEGIATAN


BERITA ACARA KEGIATAN

DISEMINASI PELAKSANAAN JAM BERKUNJUNG

DI RUANG RAWAT INAP PAVILIUN FIRDAUS

RUMAH SAKIT TNI AU dr. M. SALAMUN

Masalah : Belum optimalnya jam berkunjung pasien

Judul Kegiatan: diseminasi pelaksanaan jam berkunjung paisen

Tanggal : 28 juli 2019

Waktu : Pukul 09.00 WIB

Tempat : Ruang tunggu keluarga pasien dan pintu utama Ruang Paviliun
Firdaus

Metode : Sosialisasi dan Diseminasi

Langkah Kegiatan :

a. Dilakukan di ruang tunggu pasien


1) Ucapkan salam kepada keluarga penunggu pasien
2) Menjelaskan etika jam berkunjung dan peraturan jam
berkunjung kepada setiap keluarga penunggu pasien.
3) Menjelaskan SOP jam berkujung sesuai dengan SOP
yang ada pada ruang paviliun firdaus kepada keluarga
penunggu pasien.
4) Memberikan kesempatan pada keluarga untuk
bertanya terkait materi yang di berika
5) Mempersilahkan kembali keluarga untuk kembali ke
ruangan untuk di bagikan kartu penunggu pasien.
b. Dilakukan di ruangan pasien

1. kartu penunggu pasien akan diberikan kepada orang-


orang yang akan menunggu pasien yang dirawat di
RSAU dr. M. Salamun

2. petugas ruangan memberikan kartu penunggu pasien


yang telah disediakan dimasing-masing ruangan dan di
catat dalam buku penunggu pasien. Petugas ruangan
meminta KTP/KTA asli yang akan ditukar dengan
kartu penunggu pasien sebagai jaminannya

3. kartu penunggu pasien digunakan selama pasien sirawat


di RSAU dr. M. Salamun dan hanya berlaku untuk 1
orang penunggu

4. penunggu pasien yang keluar ruangan untuk keperluan


atau hal lain dan harus melapor kepada petugas ruangan

5. apabila pasien sudah diperbolehkan pulang, maka kartu


penunggu pasien harus ruangan dan akan ditukar
dengan kartu identitas KTP/KTA yang telah
dijaminkan

6. apabila kartu penunggu pasuen hilang akan dikenkan


biaya administrasi sebesar Rp. 10.000,- (sepuluh ribu
rupiah)

c. Di depan pintu masuk ruang Paviliun firdaus

1) Ucapkan salam selamat pagi/siang/malam

2) . Tanyakan tujuan datang ke Rumah Sakit


3). menghubungi ruang rawat inap yang dituju jika pasien
setuju dikunjungi pengunjung dipersilakan mengisi
buku tamu.

4). pengunjung diberi buku tamu

5). pengunjung diperdilakan masuk keruangan yang dituju


secara bergantian satu persatu

Kriteria Keberhasilan:

1. Kelurga pasien dapat melakukan kunjungan pada jam berkunjung yang telah
ditetapkan pada masing-masing Rumah Sakit

Evaluasi Proses : Pelaksanaan Jam berkunjung pasien dilakukan di ruang tunggu


pasien dengan menjelaskan tata tertib jam berkunjung,
memberikan kartu penunggu pada keluarga pasien dan
menutup pintu masuk agar dapat menertibkan kembali jam
besuk pasien.

Evaluasi Hasil : Setelah melakukan diseminasi pada tanggal 28 juni 2019


Evaluasi dilakukan menggunakan lembar observasi standar
operasional prosedur identifikasi tamu/pengunjung di Rumah
Sakit di luar jam kunjung dan kartu penunggu pasien.

Kuantitatif : setelah melakukan diseminasi dan sosialisasi pengoptimalan jam


kunjungan pasien yang belum sesuai dengan peraturan kepada
perawat dan keluarga pasien di ruang Paviliun Firdaus, observasi
bersama kelompok dari sosialisasi kepada 15 orang keluarga
pasien didapatkan rata – rata keluarga pasien yang sudah patuh
terkait batasan jam kunjung pasien sebanyak 69%.

Kualitatif :. Dokumentasi jam berkunjung dicatat dalam lembar standar


operasional prosedur identifikasi tamu/pengunjung di Rumah Sakit
di luar jam kunjung dan kartu penunggu pasien.
Hambatan : Beban kerja yang banyak sehingga perawat tidak efektif dalam
mengontrol keluarga yang berkunjung

Tindak lanjut : Berdasarkan hasil diskusi yang dilakukan kelompok bersama


kepala ruangan dan CI membuat rencana tindak lanjut yaitu
disarankan untuk pengajuan proposal terkait ketenagaan
keamanan. Memberikan sosialisasi kepada setiap keluarga pasien
yang baru masuk di ruang Paviliun Firdaus terkait peraturan jam
kunjung serta menjelaskan juga kebutuhan jam tidur atau jam
istirahat pasien.

Penanggung Jawab Kegiatan CI Ruang Firdaus

(Eltin Natalia Tetelepta) (Didi Farmadi, S.Kep.,Ners)

Mengetahui :

Kepala Ruang Paviliun Firdaus

(Budi Aji Santosa, S.Kep., Ners)


LampiranIV: Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai