Oleh
Kelompok VI
2019
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur Kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah mengaruniakan
kasih-Nya yang teramat besar bagi kami sehingga dapat menyusun tentang “Makalah
Salamun ”. Tujuan Membuat ini guna untuk melengkapi salah satu tugas mata kulia modul
keperawatan. Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar besar nya kepada
1. Direktur RSAU dr. M. Salamun yang menerima kami untuk praktek klinik stase
2. Bapak Budi Aji Santos, S.Kep, Ners Selaku kepala ruangan di ruang rawat inap paviliun
keperawatan.
3. Bapak Didi Farmadi, S.Kep, Ners Selaku pembimbing klinik yang sangat membantu dalam
4. Bapak Herwinda Sinaga, S.Kep. ,Ners,. M. Kep Selaku pembimbing akademik yang membantu
5. Bapak Dr. Blacius Dedi, SKM.,M.Kep. Selaku pembimbing akademik yang membantu
6. Ibu Sari Saurce, S.Kep, Ners, M.pd. Selaku pembimbing akademik yang membantu
karena keterbatasan kemampuan, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………..
A. Latar Belakang………………………………………………………
B. Rumusan Masalah……………………………………………………
C. Tujuan Masalah………………………………………………………
D. Metode Penulisan………………………………………………..
E. Sistematika Penulisan………………………………………….
BAB II TEORI………………………………………………………………
A. Konsep Kepemimpinan………………………………………………
B. Konsep Manajemen………………………………………………….
C. Konsep Model Asuhan Keperawatan................................................
D. Analisis SWOT.................................................................................
E. Matriks EFE dan IFE......................................................................
F. FISH BONE Analisa.......................................................................
G. Dokumentasi Perawat...............................................................
H. Cuci Tangan.................................................................................
I. Bed Uccupancy Rate (BOR)……………………………………….. .
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. RumusanMasalah
Berdasarkan hasil kajian situasi yang dilakukan di Ruang Paviliun Firdaus “Bagaimanakah
pelaksanaan kepemimpinan dan manajemen pelayanan keperawatan di Ruang Paviliun
Firdaus Rumah Sakit TNI AU dr.M. Salamun, Ciumbuleuit Bandung?”
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa memahami dan mampu menerapkan konsep teori dalam aplikasi prinsip-
prinsip manajemen keperawatan dalam pelaksanaan kepemimpinan dan manajemen
pelayanan keperawatan di Ruang Paviliun Firdaus Rumah Sakit TNI AU dr.M. Salamun,
Ciumbuleuit Bandung.
2. TujuanKhusus
a. Mahasiswa mampu menerapkan konsep, teori, dan prisip manajemen keperawatan dalam
tatanan pelayanankeperawatan
b. Mahasiswa mampu menerapkan model-model atau tipe-tipe kepemimpinan dalam unit
pelayanan keperawatan
c. Mahasiswa mampu menerapkan fungsi-fungsi manajemen dalam pengelolaan unit pelayanan
keperawatan
d. Mahasiswa mampu bekerja sama dalam tim keperawatan dan tim kesehatan lainnya
e. Mahasiswa mampu melaksanakan analisis SWOT di ruang Paviliun Firdaus
f. Mahasiswa mampu memprioritaskan masalah
g. Mahasiswa mampu melakukan fish bone
h. Mahasiswa mampu mengaplikasikan rencan kegiatan yang telah di susun berdasarkan
prioritas kegiatan dan rencana kegiatan (POA)
D. Metode Penulisan
Metode penulisan yang digunakan dalam penulisan laporan ini adalah metode deskripsi
analisa situasiyaitu menjelaskan hasil dari analisa yang sudah didapatkan. Dalam penulisan
makalah ini,kami selaku penulis menggunakan metode pustaka dan literatur melalui media
internet. Mendeskripsikan pelaksanaan Program Profesi Ners XX Mata Ajar Keperawatan
Manajemen dan Kepemimpinan secara naratif dalam bentuk laporan ilmiah.
E. Sistematika Penulisan
Adapun sistematika dalam penulisan laporan ini adalaah sebagai berikut ;
Bab 1 Pendahuluan: berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan, waktu
pelaksanaan praktik klinik, metode penulisan dan sistematika penulisan.
Bab 2 TinjauanTeori: berisi konsep manajemen, konsepa nalisi SWOT, fish bone diagram
analysis, perhitungan BOR dan LOS, cara perhitungan jumlah perawat dan kategori tenaga
keperawatan, konsep ruangintensif, informasi Hak/kewajiban pasien dan tata tertib
Bab 3 Analisis ruangan : profil rumah sakit dr. M. Salamun dan ruang pavilion firdaus,
kapasitas tempat tidur, BOR ruang Firdaus, LOS ruang Firdaus, tenaga kerja, SWOT,
prioritas masalah, skoring, pembobotan, fish bone, planning of action.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. KONSEP KEPEMIMPINAN
1. Pengertian Kepemimpinan
Pemimpin adalah seseorang yang mempergunakan wewenang dan kepemimpinannya untuk
mengarahkan orang lain serta bertanggungjawab atas pekerjaaan orang tersebut dalam mencapai
suatu tujuan. Orang mau bekerja adalah untuk dapat memenuhi kebutuhan, baik kebutuhan yang
disadari (conscious needs) maupun kebutuhan yang tidak disadari (unconscious needs), berbentuk
materi atau non materi, kebutuhan fisik maupun rohani (Hasibuan, 2009).
b. Sasaran manajemen
1) Human Resources.
Dalam setiap aktivitas manajemen yang dilakukan seharusnya selalu memperhatikan
tentang potensi-potensi yang ada pada sumber daya manusia.Hal ini disebabkan sumber
daya manusia merupakan faktor yang paling penting dalam kegiatan manajemen.Tanpa
adanya pengelolaan sumber daya manusia yang baik, maka dapat dipastikan kegiatan
manajemen tidak dapat berjalan dengan maksimal. Sasaran terhadap sumber daya
manusia, bentuk kegiatanya dapat berupa memimpin, memotivasi dan mengarahkan
orang-orang agar aktivitasnya mengarah pada tujuan yang akan dicapai.
2) Non Human Resources.
Sasaran manajemen yang kedua adalah non human resources.Segala bentuk fasilitas yang
ada untuk menunjang pencapaian tujuan manajemen.Bentuk kegiatan non human
resources adalah mengadakan dan memelihara serta mengendalilan segala fasilitas yang
diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan misalnya, tempat, alat, metode kerja dan
sebagainya.
d. RESIMULASI
a) Pengertian
Menurut Pusat Bahasa Depdiknas (2005) simulasi adalah satu metode pelatihan yang
memperagakan sesuatu dalam bentuk tiruan yang mirip dengan keadaan yang
sesungguhnya; simulasi: penggambaran suatu sistem atau proses dengan peragaan
memakai model statistik atau pemeran.Simulasi adalah suatu peniruan sesuatu yang
nyata, keadaan sekelilingnya (step of affairs), atau proses.Aksi melakukan simulasi
sesuatu secara umum mewakilkan suatu karakteristik kunci atau kelakuan dari
sistem-sistem fisik atau abstrak (Marquis, 2010).Resimulasi adalah memperagakan
kembali suatu sistem pelatihan dalambentuktiruan yang miripatausecara nyata seperti
sesungguhnya.
b) Tujuan
Membantu dalam menerapkan keterampilan untuk membuat keputusan dan
dalam menyelesaikan masalah.
Membantu untuk mengembangkan kemampuan dalam berinteraksi antar sesama
manusia.
Memberikan kesempatan untuk menerapkan tentang berbagai prinsip dan teori.
c) Proses Tahapan
Sri Anitah, W. DKK (2007) prosedur yang harus ditempuh dalam penggunaan
metode simulasi adalah:
Menetapkan topik simulasi yang diarahkan
Menetapkan kelompok dan topik-topik yang akan dibahas
Simulasi diawali dengan petunjuk dari guru tentang prosedur, teknik, dan peran
yang dimainkan
Proses pengamatan pelaksanaan simulasi dapat dilakukan dengan diskusi
Mengadakan kesimpulan dan saran dari hasil kegiatan simulas
d) Strategi Pelaksanaan
a. Simulasi mulai dimainkan oleh kelompok pemeran.
b. Para peserta lainnya mengikuti dengan penuh perhatian.
c. Guru hendaknya memberikan bantuan kepada pemeran yang mendapat kesulitan.
d. Simulasi hendaknya dihentikan pada saat puncak. Hal ini dimaksudkan untuk
mendorong peserta berpikir dalam menyelesaikan masalah yang sedang
disimulasikan
e. SEMINAR
a) Pengertian
Seminar adalah pertemuan untuk membahas suatu masalah yang dilakukan secara
ilmiah.Pada seminar biasanya menampilkan satu atau kertas kerja yang sebelumnya
telah dipersiapkan.Dalam seminar biasanya pembahasan berpangkal pada makalah
atau kertas kerja yang sudah disiapkan dan disususun sebelumnya oleh para
pembicara, dan tema pembahasan harus sesuai dengan permintaan panitia
penyelenggaraan.
b) Tujuan
Tujuan diadakannya seminar yaitu menyampaikan suatu pendapat atau sesuatu yang
baru kepada pendengarnya, dengan harapan penerima informasi memperoleh sesuatu
yang baru untuk dikembang tumbuhkan menjadi sesuatu yang lebih luas lagi kepada
yang lainnya.
c) Proses Tahapan
a. Persiapan
Bentuk panitia seminar.
Tentukan topik bahasan sekaligus tujuannya. Formulasikan dalam beberapa
kalimat.
Tentukan jumlah peserta yang akan di undang dan gaung kegiatan yang akan
dibuat.
Tentukan pemateri/pembicara atau pemakalahnya untuk seminar ini dan
bagaimana mendapatkannya.
Tentukan tanggal yang tepat untuk pembuatannya.
Kalau diseminar tersebut membutuhkan dana, darimana saudara mendapatkan.
Apa saudara akan membuat sertifikat, apa bunyinya dan siapa yang akan tanda
tangan.
Kalau saudara menyiapkan makanan ringan, siapa yang mengurus dan bagaimana.
Bagaimana saudara memberitau peserta seminar dan pemakalah bahwa seminar
jadi dilaksanakan. Darimana saudara tau kalau mereka akan datang.
Menurut saudara apa perlu diwartakan dalam koran atau TV, kalau perlu
bagaimana.
b. Pelaksanaan
Buat list (check list) apa saja yang dibutuhkan agar seminar pada hari tersebut
berhasil.
Siapkan agenda seminar untuk hari tersebut; MC, waktu, pembicara, dsb.
Pikirkan apa lagi yang saudara butuhkan untuk hari seminar tersebut (contoh:
absen hadir, makalah yang di copy, laptop, dsb)
Bagaimana saudara susun bangku diruang seminar.
Pikirkan seandainya listrik mati tiba-tiba.
Siapa yang mengurus dan menata tempat, siapa yang menerima peserta, dsb.
c. Evaluasi
Saudara perlu siapkan instrumen evaluasi untuk melihat bagaimana mutu dari
seminar yang saudara lakukan.
Perlu saudara siapkan model (format pelaporan) dan kapan anda melapor hasil
seminar tersebut.
Kepada siapa saudara akan melapor setelah seminar.
d) Strategi Pelaksanaan
a. Buat list (check list) apa saja yang dibutuhkan agar seminar pada hari tersebut
berhasil.
b. Siapkan agenda seminar untuk hari tersebut; MC, waktu, pembicara, dsb.
c. Pikirkan apa lagi yang saudara butuhkan untuk hari seminar tersebut (contoh:
absen hadir, makalah yang di copy, laptop, dsb)
d. Bagaimana saudara susun bangku diruang seminar.
e. Pikirkan seandainya listrik mati tiba-tiba.
f. Siapa yang mengurus dan menata tempat, siapa yang menerima peserta, dsb.
f. COACHING
a. Pengertian
Coaching adalah proses seseorang yang berperan untuk memperbaiki kehidupan atau
kinerja orang lain. Dalam dunia industri atau bisnis, khususnya pada fungsi
manajemen SDM, coaching sangat diperlukan sebagai salah satu teknik dalam proses
training & development karyawan.Kelebihan coaching adalah peran coach yang
secara intensif melatih dan memantau kehidupan dan kinerja coachee (yang di
coach), sehingga dapat menguasai keterampilan atau keahliannya. Secara lebih luas,
teknik coaching tidak hanya terbatas pada level-level eksekutif atau top manajemen,
tetapi juga pada level manajer lini yang memiliki hubungan secara langsung dengan
bawahan dan sering kali berhubungan secara horizontal dengan rekan kerja. Manajer
lini memiliki posisi yang strategis yang bisa berhubungan dengan siapa saja dan pada
level apa saja. Oleh karenanya, pada level ini perlu menguasai teknik coaching
sebagai alat untuk dapat membantu dan mempengaruhi SDM yang ada (Tracy, 2006).
Menurut Whitmore (2008) Coaching adalah pembinaan yang membuka potensi
seseorang untuk memaksimalkan kinerja mereka sendiri, yang membantu mereka
untuk belajar dari pada mengajar mereka. Menurutnya, coaching berarti:
Mengakses potensial
Memfasilitasiindividuuntuk membuat perubahan yangdiperlukan
Memaksimalkankinerja
Membantu orangmemperoleh keterampilandan mengembangkan
Menggunakanteknik komunikasikhusus
Menurut Stone (2007:11) Coaching adalah proses dimana individu mendapatkan
keterampilan, kemampuan, dan pengetahuan yang mereka butuhkan untuk
mengembangkan diri secara profesional dan menjadi lebih efektif dalam pekerjaan
mereka. Ketika individu mendapatkan coaching dari atasan, mereka dapat
meningkatkan kinerja mereka baik dalam saat ini, dan juga meningkatkan potensi
mereka untuk berbuat lebih banyak di masa depan.
b. Tujuan
Tujuan yang umum diperoleh dari coaching adalah dapat meningkatkan kinerja
individu dan organisasi, keseimbangan yang lebih baik antara pekerjaan dengan
kehidupan, motivasi yang lebih tinggi, pemahaman diri yang lebih baik, pengambilan
keputusan yang lebih baik dan peningkatan pelaksanaan manajemen perubahan.
Beberapa tujuan coaching:
Menstimulan pengembangan keterampilan peserta secara individual
Membantu peserta menggunakan pekerjaan sebagai pengalaman pembelajaran
dengan bimbingan dan mengembangkan profesional peserta.
Memberi kesempatan kepada peserta untuk melengkapi pekerjaan yang diberikan
fasilitator dan pada saat yang sama mempersiapkan keterampilan peserta dalam
mengambil tanggung jawab dan pekerjaan mendatang.
Meningkatkan kemampuan kemandirian belajar dari peserta dan mengatasi
permasalahan yang dihadapi mereka
c. Proses Tahapan
Proses coaching adalah untuk menetapkan dan menjelaskan arah dan tujuan serta
untuk mengembangkan rencana-rencana kerja untuk mencapai tujuan.Selain itu
dijelaskan juga satu pengertian mengenai hal-hal yang penting dalam kehidupan
bahwa kita diberikan kemampuan untuk mengambil dan melaksanakan tanggung
jawab yang telah diberikan dan membangun serta melakukan setiap rencana kerja.
Secara sederhana proses coachingakan membantu untuk menciptakan visi yang
terbaik dan terbaru yang dimiliki dalam rangka mencapai suatu keberhasilan. Dimana
keberhasilan adalah saat kita dapat mencapai tujuan secara kontinyu.
Tahapan Coaching:
a. Tahap Orientasi
Tahap ini merupakan tahap perkenalan dan tahap pengkondisian agar tercipta
suasana yang saling mempercayai.
b. Tahap Klarifikasi
Pada tahap ini dilakukan analisis permasalahan. Masalah yang akan dipecahkan
diuraikan sehingga jelas mana permasalahan utama dan juga permasalahan mana
yang akan dipecahkan terlebih dahulu.
c. Tahap Pemecahan (Perubahan)
Pada tahap ini coachee dengan bantuan coach berusaha mencari solusi terhadap
permasalahan yang dihadapi. Coachberusaha memberikan saran dan alternatif-
alternatif, namun coachee sendirilah yang harus mengembangkan solusi
permasalahan yang dihadapi.
d. Tahap Penutup
Pada tahap ini dilakukan evaluasi terhadap apa yang telah dicapai coachee dari
proses coaching. Hal-hal yang pada tahap pendahuluan disepakati untuk diubah
atau diperbaiki akan dinilai apakah tujuan tersebut telah tercapai atau belum.
d. Strategi Pelaksanaan
a. Tantangan
Penerapan coaching dalam upaya menjadikan manajemen sumber daya manusia lebih
strategis dan mampu melaksanakan best practice nya memerlukan komitmen dari
manajemen perusahaan. Kenapa demikian? Karena proses coaching memerlukan
waktu yang intensif dan pelaksanaan proses yang melibatkan seseorang yang ahli
atau kompeten dibidangnya yang akan mentransfer keterampilan dan kompetensinya.
Pengambilan coach bisa dari dalam perusahaan maupun luar perusahaan, namun
yang terpenting dalam menjalankan teknik ini adalah penguasaan coach pada bidang
keahlian khusus yang apabila menggunakan teknik training biasanya tidak akan
maksimal karena memerlukan bimbingan dan arahan secara langsung.
Apabila semua manajer mengerti dan menguasai teknik-teknik coaching dengan baik,
maka akan dapat meningkatkan kinerja secara efisien dan efektif sebab manajer di
masing-masing departemen telah berfungsi menjadi manajer HR secara lebih luas.
Sebagai manajer tidak mesti bergulat dibidang pekerjaannya secara teknikal atau hard
skill saja, melainkan mampu membimbing dan mengarahkan secara soft skill baik
pada diri sendiri maupun kepada bawahan dan rekan kerja.
b. Peluang
Apabila membicarakan peluang penerapan coaching bagi manajemen SDM, maka
hal tersebut perlu support dari manajemen perusahaan. Apalagi persaingan terhadap
SDM saat ini sangat ketat antar perusahaan.Mempertahankan talent-talent yang
berkemampuan dan berpotensi tinggi menjadi program utama dalam suatu
perusahaan.Oleh karenanya, talent-talent ini perlu dicoaching supaya mereka merasa
diperhatikan dan mendapatkan peningkatan baik secara pengetahuan, pengalaman,
kemampuan maupun kompetensinya secara profesional.
Saat ini program coaching dari pihak eksternal perusahaan atau konsultan-konsultan
sudah banyak ditemukan.Berbagai program coaching seperti life coaching, business
coaching dan family coaching banyak ditawarkan untuk mengisi ruang-ruang kosong
dalam mengisi kompetensi, kemampuan maupun keterampilan.Dalam area
perusahaan khususnya untuk manajemen SDM, coaching biasanya diadakan untuk
memenuhi kebutuhan perusahaan kepada karyawannya untuk mampu menghadapi
tuntutan dan tantangan baik dari internal maupun eksternal perusahaan.
Kebutuhan perusahaan supaya tetap kompetitif mengharuskan karyawannya untuk
bisa update baik secara personal maupun professional dalam menghadapi tuntutan
bisnis yang semakin berkembang dan maju. Maka, coaching datang untuk menjawab
kebutuhan manajemen SDM yang dapat memenuhi tujuan jangka panjang dan praktis
dalam melaksanakan pengembangan karyawan secara menyeluruh.Dan inilah inti
dari fungsi HR secara fundamental.
e. Tata Kelola
Menjadi Contoh (Lead by Example)
Artinya secara sederhana adalah lakukan apa yang kau katakan. Coach tidak bisa
meminta coachee untuk datang tepat waktu, apabila dia sendiri selalu datang
terlambat. Orang-orang akan mengikuti instruksi kita atau rekomendasi kita jika
kita telah menjadi contoh yang baik.
Pendengar yang Aktif (Active Listening)
Orang-orang pada umumnya sangat senang untuk berbicara. Mereka akan
membicarakan permasalahan mereka, tentang kehidupan, tentang karir mereka,
tentang anak-anak mereka dan mereka akan membicarakan mengenai semua
yang ada dalam kehidupan mereka. Seorang coach akan bisa membangun suatu
kepercayaan dengan coachee dengan menjadi seorang pendengar yang aktif yang
mau memberikan perhatian pada saat mereka berbicara. Dengan perlakuan ini
orang-orang akan merasa dihargai. Namun begitu, harus dipastikan coach tahu
mengendalikan pembicaraan-pembicaraan yang tidak relevan sehingga
pembicaraan menjadi produktif.
Alat-alat Peraga (Visual Aids)
Dapatkah kita mengikuti penjelasan mengenai langkah-langkah yang cukup
banyak yang harus dikerjakan dengan hanya mendengarkan instruksi saja?Kalau
saya terus terang tidak bisa. Seseorang akan lebih cepat proses pembelajarannya
dengan memberikan penjelasan dengan menggunakan alat-alat peraga yang bisa
langsung dilihat seperti ilustrasi, gambar, data-data statistik dan lain sebagainya.
Dibuat Sederhana (Keep it Simple)
Pada suatu program coaching, tidak perlu dijelaskan segala hal secara panjang
lebar. Untuk mempercepat proses pembelajaran harus digunakan bagian yang
sederhana dimana coachee dapat dengan mudah mengerti.
Langsung Kepada Sasaran (Get Straight to the Point)
Bagian ini sangat membantu pada saat proses coaching dilakukan dengan adanya
keterbatasan waktu. Daripada memberikan pendahuluan yang terlalu panjang
dan membosankan, lebih baik langsung menuju sasaran sehingga dapat
menghemat waktu.
Kepala Ruangan
Pasien
(Sumber: Marquis & Huston, 1998 dalam Nursalam 2011)
Kepala Ruangan
3) Metode Kasus
Juga disebut sebagai perawatan total (total care) yang merupakan modal paling awal.
Ini merupakan metode client centered, di mana seorang perawat bertanggung jawab
untuk memberikan perawatan pada sejumlah pasien dalam waktu 8 atau 12 jam
setiap shift. Pegawai tersebut mengkaji, menyusun diagnosa, membuat rencana,
melakukan tindakan dan evaluasi pada setiap pasien. Pasien akan dirawat oleh
perawat yang berbeda pada setiap pergantian shift (jaga). Metode ini banyak dipakai
pada keadaan kurang tenaga perawat. Untuk memenuhi kekurangan perawat, para
manager sering merekrut lebih banyak perawat dengan latar belakang persiapan
pendidikan kurang daripada perawat professional(Nursalam, 2012).
a) Keuntungan
1) Perawat lebih memahami kasus perkasus.
2) Sistem evaluasi dari manajerial menjadi lebih mudah.
b) Kerugian
1) Belum dapat diidentifikasi perawat penanggung jawab.
2) Selanjutnya perlu tenaga yang cukup banyak dan mempunyai kemampuan
dasar yang sama.
Kepala Ruangan
Pasien Pasien
Pasien
Perawat Primer
Pasien/Klien
D. SWOT Analisis
1. Pengertian analisis SWOT
Analisis SWOT adalah indentifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan
strategi perusahaan. Analisisi ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan
(strength) dan peluang (oppurtunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan
kelemahan (weakness) dan ancaman (threats). SWOT merupakan singkatan dari strength
(kekuatan), weakness (kelemahan), opportunity (peluang) dan threats (ancaman). Pendekatan
ini mencoba menyeimbangkan kekuatan dan kelemahan internal organisasi dengan peluang
dan ancaman lingkungan eksternal organisasi. Pendekatan ini mencoba menyeimbangkan
kekuatan dankelemahan internal organisasidengan peluang dan ancaman lingkungan eksternal
organisasi (Nursalam 2011).
a. Kekuatan (strength) adalah suatu kondisi di mana organisasi mampu melakukan semua
tugasnya secara sangat baik (diatas rata-rata industri).
b. Kelemahan (weakness) adalah kondisi di mana organisasi kurang mampu melaksanakan
tugasnya dengan baik di karenakan sarana dan prasarananya kurang mencukupi.
c. Peluang (opportunity) adalah suatu potensi bisnis menguntungkan yang dapat diraih oleh
organisasi yang masih belum di kuasai oleh pihak pesaing dan masih belum tersentuh oleh
pihak manapun.
d. Ancaman (threats) adalah suatu potensi yang datang dari luar yang dapat menjadi ancaman
bagi suatu oranisasi.
4. Diagram kartesius
Diagram Kartesius adalah suatu bangunan yang terdiri atas 4 bagian yang dibatasi oleh dua
garis yang berpotongan tegak lurus pada titik-titik X dan Y. Titik X merupakan rata-rata dari
skor tingkat pelaksanaan/kinerja, sedangkan titik Y merupakan rata-rata skor tingkat
harapan/kepentingan.
Pada bidang koordinat, biasanya disepakati aturan sebagai berikut:
a. Sumbu-sumbu koordinat diambil yang tegak lurus satu sama lain
b. Sumbu x adalah garis mendatar (horisontal) dengan koordinat positif arah kanan dari titik
pusat, dan sumbu y adalah garis vertikal dengan koordinat positif ke arah atas dari titik
pusat koordinat.
c. Digunakan skala yang sama pada kedua sumbu koordinat.
Sumbu-sumbu koordinat memisahkan bidang ke dalam empat daerah, yang disebut
kuadran.Biasanya kuadran diidentifikasi dengan angka romawi sebagaimana ditunjukkan
dalam gambar. Titik-titik pada sumbu-sumbu koordinat tidak masuk pada sembarang
kuadran. Urutan tanda dari absis dan ordinat (x, y) ditunjukkan dalam gambar.
Kuadran II Kuadran I
C: Jumlah hari libur 78 hari (libur hari minggu= 52 hari, cuti tahunan= 12 hari, libur
Nasional= 14 hari)365= Jumlah hari kerja setahun, jam kerja perhari= 6 jam.
b. Loos Day
2) Perawatan minimal memerlukan waktu selama 1-2 jam/24 jam, dengan kriteria:
Kebersihan diri, mandi, ganti pakaian dilakukan sendiri
Makan dan minum dilakukan sendiri
Ambulasi dengan pengawasan
Observasi tanda-tanda vital dilakukan tiap shift
Pengobatan minimal, status psikologi stabil
Persiapan pengobatan memerlukan prosedur
3) Perawatan intermediet memerlukan waktu 3-4 jam/24 jam dengan kriteria:
Kebersihan diri dibantu, makan dan minum dibantu
Observasi tanda-tanda vital tiap 4 jam
Ambulasi dibantu, pengobatan lebih dari sekali
Folley catheter/intake output dicatat
klien dengan pemasangan infus, persiapan pengobatan memerlukan prosedur
4) Perawatan maksimal atau total memerlukan waktu 5-6 jam/24 jam dengan kriteria:
Segalanya diberikan/dibantu
Posisi diatur, observasi tanda-tanda vital tiap 2 jam
Makan memerlukan NGT, menggunakan terapi intravena
Pemakaian suction
BAB III
KAJIAN SITUASI
Landasan nilai dalam mencapai Visi dan Misi Rumah Sakit Angkatan Udara dr. M.
Salamun Bandung adalah “3S”, yaitu:
1. S1 - Senyum, yaitu memberikan pelayanan dengan ikhlas dan sabar yang ditunjukkan
dengan ekspresi wajah yang selalu senyum dan ramah kepada semua orang.
2. S2 – Sapa, yaitu komunikasi verbal yang menunjukkan sikap perhatian dalam rangka
mendukung kesembuhan pasien.
3. S3 – Salam, yaitu bentuk silaturahmi dan doa terhadap kesembuhan pasien
.
5. Tujuan
Tujuan Rumah Sakit Angkatan Udara dr. M. Salamun Bandung adalah:
a. Tercapainya pelayanan yang bermutu tinggi yang berorientasi pada kepuasan pelanggan
b. Pelayanan kesehatan Rumah Sakit Angkatan Udara dr. M. Salamun Bandung terus
meningkat dan berkembang
c. Tercapainya produktifitas pelayanan Rumah Sakit Angkatan Udara dr. M. Salamun
Bandung
d. Terbentuknya sumber daya manusia yang memiliki kompetensi tinggi, memiliki
integritas, komitmen yang kuat melalui pendidikan dan pelatihan sebagai upaya
peningkatan kualitas pelayanan.
1. SDM
Tabel 3.1
Distribusi Perawat Berdasarkan Jabatan, Pendidikan Terakhir, Lama Bekerja Di Paviliun
Firdaus
4. Washtaffel Perawat 1
5. Jam dinding 1
6. Perangkat Komputer 1
7. Telepon 1
10 Tempat Tidur 16
11 Gudang 1
12 Set Sofa 2
3. Prosedural
Paviliun Firdaus terdiri dari SPO sebanyak 311 buah, dengan rincian sebagai berikut :
a. SPO Tindakan : 82 buah
b. SPO PPK (Pendidikan Klien dan Keluarga) : 34 buah
c. SPO PPI ( Pencegahan dan Pengendalian Infeksi) : 43 buah
d. SPO SKP (Sasaran Keselamatan Pasien) : 49 buah
e. SPO APK : 65 buah
f. SPO PMKP (Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien) : 38 buah
1. Stroke 135
2. Impaksi 87
3. Gea 69
4. CHF 60
5. DHF 48
1) Perhitungan BOR
Pembulatan 5 3 2
Jumlah : 10 orang
jumlah hari minggu dalam 1 tahun + cuti + hari besar x jumlah perawat
Jumlah hari kerja efektif
52 + 12 + 21x 10 85 x 10
= =
282 282
= 3,01 (3 Perawat)
= (10+ 3) x 25% = 3
Factor koreksi = loss day + non nursing job
=3+3=6
Keterangan :
C=jumlah hari libur ( libur resmi yang di tentukanpemerintah dan cuti tahunan
personal
𝐴 𝑥 𝐵 𝑥 365
Tenaga Perawat (TP) =
(365−𝐶)𝑥𝑗𝑎𝑚 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎/ℎ𝑎𝑟𝑖
G. Analisa Swot
Pada tahap ini dilakukan analisis SWOT mengenai kekuatan dan kelemahan (faktor internal) yang
dimiliki oleh ruang Firdaus sekaligus juga menganalisis peluang dan ancaman (faktor eksternal) yang
dihadapi oleh ruang Firdaus adalah sebagai berikut :
a. Kekuatan (Strength)
1. Rumah Sakit TNI Angkatan Udara dr. M. Salamun adalah Rumah Sakit yang terakreditasi
Paripurna
2. Kepala ruangan Firdaus berlatar belakang pendidikan S.Kep Ners dengan pengalaman kerja
20 tahun.
3. Ruang Firdaus memiliki tenaga kerja dengan kualifikasi pendidikan Ners 9 orang, D-III
Keperawatan 9 orang dan sudah menerapkan metode TIM
4. BOR 3 bulan terakhir ruangan Firdaus adalah 61%
5. Ruang Firdaus memiliki 1 orang pelaksana administrasi, 4 orang bagian gizi dan 3 orang
tenaga kebersihan
6. Ruang Firdaus memiliki Standar Operasional Prosedur (SOP) sejumlah 311
7. Ruang Firdaus memiliki peralatan yang sesuai dengan daftar peralatan ruangan dan dapat
menunjang kebutuhan pasien.
8. Ruang Firdaus memiliki tenaga perawat yang telah mengikuti pelatihan yang diprogramkan
dari rumah sakit (BHD).
9. Terdapat buku operan dinas dan daftar injeksi untuk memudahkan perawat dalam
pemberian asuhan keperawatan yang berkualitas.
10. Terdapat 1 emergency troli
11. Lingkungan ruang Firdaus terlihat bersih, rapi, lingkungan sangat kondusif bagi klien,
pengunjung dan saat melakukan pelayanan kesehatan
12. Ruangan memiliki persediaan alat tenun sendiri.
13. Ruangan dilengkapi dengan computer untuk membantu system informasi manajemen di
ruangan
14. Ruang Firdaus memiliki tempat penyimpanan obat yang sesuai dengan identitas masing-
masing pasien.
15. Terdapat 2 buah APAR diruang keperawatan
16. Adanya mahasiswa Program Profesi Ners Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Immanuel yang
praktek di ruang Firdaus.
b. Kelemahan (Weakness)
1. Belum optimalnya pelaksanaan waktu kunjungan pasien
2. Belum optimalnya keluarga pasien dalam melaksanakan cuci tangan sesuai SOP yang
berlaku
3. Belum optimalnya penerapan pendokumentasian SOAP
c. Peluang (opportunities)
1. Telah disahkannya UU Keperawatan no 38 Tahun 2014, mengenai profesionalisme perawat
2. Telah disahkannya UU Akreditasi Rumah Sakit no 34 Tahun 2017. Mengenai Peningkatan
pelayanan kesehatan profesionalisme rumah sakit Indonesia.
3. Adanya UU Pasal 32 No. 44 tahun 2009 tentang perlindungan hak pasien
d. Ancaman (Threats)
1. Adanya undang-undang perlindungan konsumen terdapat dalam UU No. 8 tahun
2009 tentang perlindungan konsumen.
2. Persaingan antar rumah sakit seperti RS Rotinsulu, RS Advent, RS Boromeus yang
semakin ketat didalam hal sarana dan prasarana serta pelayanan yang prima.
3. Adanya peningkatan teknologi informasi yang membuat masyarakat semakin kritis
dalam menilai pelayanan kesehatan di Rumah Sakit.
4. Tingginya tuntutan masyarakat terkait pelayanan kesehatan profesional dan
berkualitas.
L. Analisa Swot
1. Belum optimalnya - menjaga - Melakukan - Desiminasi -Melakukan keluarga pasien 19-21 Kelompok VI
pelaksanaan waktu ketenangan dan Edukasi -Edukasi desiminasi kepada february
kepada
berkunjung meningkatkan perawat 2019
keluarga
Kenyamanan pasien terkait
-melakukan edukasi
pasien jam besuk
pada pasien dan
- mengurangi keluarga
penyebaran
mikroorganism
e
- melindungi
hak dan
kewajiban
pasien
2 Belum optimalnya - Untuk -Melakukan - Desiminasi -Melakukan Pasien dan 19-21 Kelompok VI
keluarga pasien dalam menerapkan 6 sosialisasi - Edukasi Edukasi kepada keluarga di February
penerapan cuci
melaksanakan cuci SKP pasien dan keluarga ruangan firdaus 2019
tangan
- lakukan
tangan sesuai SOP - mengurangi diskusi dengan
resiko infeksi perawat firdaus
untuk
mengoptimalkan
cuci tangan pada
keluarga
3 Belum optimalnya -Untuk -Melakukan -Desiminasi -Melakukan Perawat di 19-21 Kelompok VI
penerapan menerapkan 6 diskusi dengan desiminasi pada ruangan firdaus, February
kepala ruangan
pendokumentasi SOAP SKP perawat 2019
dalam
penerapan
- Meningkatkan
pendokumentasi
mutu pelayanan an SOAP secara
keperawatan tepat kepada
perawat
- memperbaiki
atau
meningkatkan
komunikasi
perawat secara
efektif
- dokter percaya
pada analisa
perawat karena
menunjukan
perawat paham
akan kondisi
pasien
L. Pembobotan Matriks IFE
Kekuatan (Strenght)
1. Rumah Sakit TNI Angkatan Udara dr. M. 0,24
4
Salamun adalah Rumah Sakit yang
0,06
terakreditasi Paripurna
2. Terdapat visi,misi dan falsafah rumah sakit
sebagai target-target yang akan di capai 0,24
3. Rumah sakit dr M. SALAMUN adalah 0,06
rumah sakit yang sudah lama memberikan 4
pelayanan kesehatan selama tahun 0,12
4. Memiliki tenaga keperawatan yang 0,04
berpengalaman diatas 3 Tahun 3
5. Kepala ruangan Firdaus berlatar belakang 0,12
pendidikan S.Kep Ners dengan pengalaman
0,04
kerja 20 tahun.
6. Rumah Sakit dr M. SALAMUN 3 0,24
0,06
bekerjasama dengan bpjs kesehatan dalam
pendanaan pengobatan pasien
4
7. Ruang Firdaus memiliki tenaga kerja 0,12
dengan kualifikasi pendidikan Ners 9 orang, 0,04
D-III Keperawatan 9 orang dan sudah
menerapkan metode TIM 0,12
3
8. BOR 3 bulan terakhir ruangan Firdaus 61% 0,04
9. ruang Firdaus memiliki Standar
Operasional Prosedur (SOP) sejumlah 311
10. Ruang Firdaus memiliki peralatan yang 0,18
sesuai dengan daftar peralatan ruangan dan 3
0,06
dapat menunjang kebutuhan pasien.
11. Ruang Firdaus memiliki tenaga perawat 0,16
yang telah mengikuti pelatihan yang
diprogramkan dari rumah sakit (BHD). 0,04 0,12
12. Terdapat buku operan dinas dan daftar 3
injeksi untuk memudahkan perawat dalam
pemberian asuhan keperawatan yang 0,04
berkualitas. 4 0,12
13. Terdapat 1 emergency troli
14. Lingkungan ruang Firdaus terlihat bersih, 0,12
3
rapi, lingkungan sangat kondusif bagi klien,
0,04
pengunjung dan saat melakukan pelayanan
kesehatan 0,12
15. Ruangan dilengkapi dengan computer untuk 0,04
3
membantu system informasi manajemen di
ruangan 0,16
16. Ruang Firdaus memiliki tempat 0,04
3
penyimpanan obat yang sesuai dengan
identitas masing-masing pasien. 0,12
17. Terdapat 2 buah APAR diruang
0,04
keperawatan
3
18. Adanya mahasiswa Program Profesi Ners
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Immanuel 0,24
0,04
yang praktek di ruang Firdaus.
4 0,16
0.06
0,04 3 0,6
0,02
4
3
Kelemahan (Weakness/CA)
1. Belum optimalnya pelaksanaan waktu 0,06 2 0,12
kunjungan
2. Belum optimalnya keluarga pasien dalam 0,06 0,12
2
melaksanakan cuci tangan sesuai SOP
3. Belum optimalnya penerapan pendokumentasian
SOAP 0,08 0,16
Jumlah 1 3,16
Keterangan :
Rating (nilai) antara 1 sampai 4 bagi masing-masing faktor yang memiliki nilai 1 = sangat lemah,
2 = tidak begitu lemah, 3 = cukup kuat, 4 = sangat kuat.
M. PEMBOBOTAN MATRIKS EFE
No Faktor Bobot Rating Skor
1. Peluang
a. Telah disahkannya UU Keperawatan no 0,144 4 0,576
38 Tahun 2014, mengenai
profesionalisme perawat
b. Telah disahkannya UU Akreditasi 0,142 4 0,568
Rumah Sakit no 34 Tahun 2017.
Mengenai Peningkatan pelayanan
kesehatan profesionalisme rumah sakit
Indonesia.
c. Adanya UU Pasal 32 No. 44 tahun 2009 0,144 4 0,576
tentang perlindungan hak pasien
2 Ancaman
0,142 4 0,568
a. Adanya undang-undang perlindungan
konsumen terdapat dalam UU No. 8
tahun 2009 tentang perlindungan
konsumen. 0,144 4 0,576
b. Persaingan antar rumah sakit seperti
RS Rotinsulu, RS Advent, RS
Boromeus yang semakin ketat
didalam hal sarana dan prasarana
0,142 3 0,426
serta pelayanan yang prima.
c. Adanya peningkatan teknologi
informasi yang membuat masyarakat
semakin kritis dalam menilai 0,142 3 0,426
pelayanan kesehatan di Rumah Sakit.
d. Tingginya tuntutan masyarakat terkait
pelayanan kesehatan profesional dan
berkualitas
Jumlah 1 3,7
Keterangan :
Rating setiap critical succes factors antara 1 sampai 4, dimana 1 = dibawah rata-rata, 2 = rata-
rata, 3 = diatas rata-rata, 4 = sangat bagus.
Diagram 3.1
Strategi agresif
Strategi pembenahan
Weakness Strength
Threats
Prioritas Masalah
Scoring Prioritas Masalah dengan Metode CARL Ruang Firdaus
a) Proses untuk mendapatkan masalah di atas dengan menggunakan metode pembobotan yang
memperhatikan aspek :
C = Capability yaitu ketersediaan sumber daya (dana, sarana dan peralatan)
A = Accessibility yaitu kemudahan, masalah yang ada mudah diatasi atau tidak. Kemudahaan
dapat didasarkan pada ketersediaan metode / cara / teknologi serta penunjang pelaksanaan
seperti peraturan atau juklak.
R = Readiness yaitu kesiapan dari tenaga pelaksana maupun kesiapan sasaran, seperti keahlian
atau kemampuan dan motivasi.
L = Leverage yaitu seberapa besar pengaruh kriteria yang satu dengan yang lain dalam
pemecahan masalah yang dibahas.
Rumus: C x A x R x L
b) Rentang nilai yang digunakan adalah 1- 5 :
1. Sangat penting :5
2. Penting :4
3. Cukup penting :3
4. Kurang penting :2
5. Sangat kurang penting :1
c) Perumusan Masalah
Belum optimalnya pelaksanaan waktu kunjungan pasien
Belum obtimalnya keluarga pasien melaksanakan cuci tangan sesuai SOP
Belum obtimalnya penerapan pendokumentasian SOAP
H. Analisis Fish Bone
1. Belum optimalnya keluarga dalam melaksanakan cuci tangan sesuai SPO yang berlaku
MAN MATERIAL
- Kurang motivasi keluarga MONEY
handscrub tersedia disetiap
dalam melakukan cuci (-) ruangan pasien dan diluar
tangan pintu masuk kamar pasien
- Merasa tidak kotor dan posisi tepat
PR
Belum optimalny
dalam melaksana
SPO yang berlak
- Kurang pengetahuan
MONEY MATERIAL
keluarga pasien tentang
pentingnya mematuhi (-) Ketersediaan peraturan
aturan jam kunjungan jam kunjungan pasien
pasien
- Kesadaran yang kurang
dari pengunjung pasien Belum optim
waktu kunju
MONEY MATERIAL
MAN
(-) Lembar
Perawat pendokumentasian SOAP
Belum op
pendokum
KAJIAN SITUASI
Landasan nilai dalam mencapai Visi dan Misi Rumah Sakit Angkatan Udara dr. M.
Salamun Bandung adalah “3S”, yaitu:
4. S1 - Senyum, yaitu memberikan pelayanan dengan ikhlas dan sabar yang ditunjukkan
dengan ekspresi wajah yang selalu senyum dan ramah kepada semua orang.
5. S2 – Sapa, yaitu komunikasi verbal yang menunjukkan sikap perhatian dalam rangka
mendukung kesembuhan pasien.
6. S3 – Salam, yaitu bentuk silaturahmi dan doa terhadap kesembuhan pasien
.
10.Tujuan
Tujuan Rumah Sakit Angkatan Udara dr. M. Salamun Bandung adalah:
e. Tercapainya pelayanan yang bermutu tinggi yang berorientasi pada kepuasan pelanggan
f. Pelayanan kesehatan Rumah Sakit Angkatan Udara dr. M. Salamun Bandung terus
meningkat dan berkembang
g. Tercapainya produktifitas pelayanan Rumah Sakit Angkatan Udara dr. M. Salamun
Bandung
h. Terbentuknya sumber daya manusia yang memiliki kompetensi tinggi, memiliki
integritas, komitmen yang kuat melalui pendidikan dan pelatihan sebagai upaya
peningkatan kualitas pelayanan.
6. SDM
Tabel 3.1
Distribusi Perawat Berdasarkan Jabatan, Pendidikan Terakhir, Lama Bekerja Di Paviliun
Firdaus
4. Washtaffel Perawat 1
5. Jam dinding 1
6. Perangkat Komputer 1
7. Telepon 1
10 Tempat Tidur 16
11 Gudang 1
12 Set Sofa 2
8. Prosedural
Paviliun Firdaus terdiri dari SPO sebanyak 311 buah, dengan rincian sebagai berikut :
g. SPO Tindakan : 82 buah
h. SPO PPK (Pendidikan Klien dan Keluarga) : 34 buah
i. SPO PPI ( Pencegahan dan Pengendalian Infeksi) : 43 buah
j. SPO SKP (Sasaran Keselamatan Pasien) : 49 buah
k. SPO APK : 65 buah
l. SPO PMKP (Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien) : 38 buah
1. Stroke 135
2. Impaksi 87
3. Gea 69
4. CHF 60
5. DHF 48
3) Perhitungan BOR
Pembulatan 5 3 2
Jumlah : 10 orang
jumlah hari minggu dalam 1 tahun + cuti + hari besar x jumlah perawat
Jumlah hari kerja efektif
52 + 12 + 21x 10 85 x 10
= =
282 282
= 3,01 (3 Perawat)
= (10+ 3) x 25% = 3
Factor koreksi = loss day + non nursing job
=3+3=6
Keterangan :
C=jumlah hari libur ( libur resmi yang di tentukanpemerintah dan cuti tahunan
personal
𝐴 𝑥 𝐵 𝑥 365
Tenaga Perawat (TP) =
(365−𝐶)𝑥𝑗𝑎𝑚 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎/ℎ𝑎𝑟𝑖
O. Analisa Swot
Pada tahap ini dilakukan analisis SWOT mengenai kekuatan dan kelemahan (faktor internal) yang
dimiliki oleh ruang Firdaus sekaligus juga menganalisis peluang dan ancaman (faktor eksternal) yang
dihadapi oleh ruang Firdaus adalah sebagai berikut :
e. Kekuatan (Strength)
17. Rumah Sakit TNI Angkatan Udara dr. M. Salamun adalah Rumah Sakit yang terakreditasi
Paripurna
18. Kepala ruangan Firdaus berlatar belakang pendidikan S.Kep Ners dengan pengalaman kerja
20 tahun.
19. Ruang Firdaus memiliki tenaga kerja dengan kualifikasi pendidikan Ners 9 orang, D-III
Keperawatan 9 orang dan sudah menerapkan metode TIM
20. BOR 3 bulan terakhir ruangan Firdaus adalah 61%
21. Ruang Firdaus memiliki 1 orang pelaksana administrasi, 4 orang bagian gizi dan 3 orang
tenaga kebersihan
22. Ruang Firdaus memiliki Standar Operasional Prosedur (SOP) sejumlah 311
23. Ruang Firdaus memiliki peralatan yang sesuai dengan daftar peralatan ruangan dan dapat
menunjang kebutuhan pasien.
24. Ruang Firdaus memiliki tenaga perawat yang telah mengikuti pelatihan yang diprogramkan
dari rumah sakit (BHD).
25. Terdapat buku operan dinas dan daftar injeksi untuk memudahkan perawat dalam
pemberian asuhan keperawatan yang berkualitas.
26. Terdapat 1 emergency troli
27. Lingkungan ruang Firdaus terlihat bersih, rapi, lingkungan sangat kondusif bagi klien,
pengunjung dan saat melakukan pelayanan kesehatan
28. Ruangan memiliki persediaan alat tenun sendiri.
29. Ruangan dilengkapi dengan computer untuk membantu system informasi manajemen di
ruangan
30. Ruang Firdaus memiliki tempat penyimpanan obat yang sesuai dengan identitas masing-
masing pasien.
31. Terdapat 2 buah APAR diruang keperawatan
32. Adanya mahasiswa Program Profesi Ners Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Immanuel yang
praktek di ruang Firdaus.
f. Kelemahan (Weakness)
1. Belum optimalnya pelaksanaan waktu kunjungan pasien
2. Belum optimalnya keluarga pasien dalam melaksanakan cuci tangan sesuai SOP yang
berlaku
3. Belum optimalnya penerapan pendokumentasian SOAP
g. Peluang (opportunities)
4. Telah disahkannya UU Keperawatan no 38 Tahun 2014, mengenai profesionalisme perawat
5. Telah disahkannya UU Akreditasi Rumah Sakit no 34 Tahun 2017. Mengenai Peningkatan
pelayanan kesehatan profesionalisme rumah sakit Indonesia.
6. Adanya UU Pasal 32 No. 44 tahun 2009 tentang perlindungan hak pasien
h. Ancaman (Threats)
1. Adanya undang-undang perlindungan konsumen terdapat dalam UU No. 8 tahun
2009 tentang perlindungan konsumen.
2. Persaingan antar rumah sakit seperti RS Rotinsulu, RS Advent, RS Boromeus yang
semakin ketat didalam hal sarana dan prasarana serta pelayanan yang prima.
3. Adanya peningkatan teknologi informasi yang membuat masyarakat semakin kritis
dalam menilai pelayanan kesehatan di Rumah Sakit.
4. Tingginya tuntutan masyarakat terkait pelayanan kesehatan profesional dan
berkualitas.
M. Analisa Swot
1. Belum optimalnya - menjaga - Melakukan - Desiminasi -Melakukan keluarga pasien 19-21 Kelompok VI
pelaksanaan waktu ketenangan dan Edukasi -Edukasi desiminasi kepada february
kepada
berkunjung meningkatkan perawat 2019
keluarga
Kenyamanan pasien terkait
-melakukan edukasi
pasien jam besuk
pada pasien dan
- mengurangi keluarga
penyebaran
mikroorganism
e
- melindungi
hak dan
kewajiban
pasien
2 Belum optimalnya - Untuk -Melakukan - Desiminasi -Melakukan Pasien dan 19-21 Kelompok VI
keluarga pasien dalam menerapkan 6 sosialisasi - Edukasi Edukasi kepada keluarga di February
penerapan cuci
melaksanakan cuci SKP pasien dan keluarga ruangan firdaus 2019
tangan
- lakukan
tangan sesuai SOP - mengurangi diskusi dengan
resiko infeksi perawat firdaus
untuk
mengoptimalkan
cuci tangan pada
keluarga
3 Belum optimalnya -Untuk -Melakukan -Desiminasi -Melakukan Perawat di 19-21 Kelompok VI
penerapan menerapkan 6 diskusi dengan desiminasi pada ruangan firdaus, February
kepala ruangan
pendokumentasi SOAP SKP perawat 2019
dalam
penerapan
- Meningkatkan
pendokumentasi
mutu pelayanan an SOAP secara
keperawatan tepat kepada
perawat
- memperbaiki
atau
meningkatkan
komunikasi
perawat secara
efektif
- dokter percaya
pada analisa
perawat karena
menunjukan
perawat paham
akan kondisi
pasien
O. Pembobotan Matriks IFE
Kekuatan (Strenght)
19. Rumah Sakit TNI Angkatan Udara dr. M. 0,24
4
Salamun adalah Rumah Sakit yang
0,06
terakreditasi Paripurna
20. Terdapat visi,misi dan falsafah rumah sakit
sebagai target-target yang akan di capai 0,24
21. Rumah sakit dr M. SALAMUN adalah 0,06
rumah sakit yang sudah lama memberikan 4
pelayanan kesehatan selama tahun 0,12
22. Memiliki tenaga keperawatan yang 0,04
berpengalaman diatas 3 Tahun 3
23. Kepala ruangan Firdaus berlatar belakang 0,12
pendidikan S.Kep Ners dengan pengalaman
0,04
kerja 20 tahun.
24. Rumah Sakit dr M. SALAMUN 3 0,24
0,06
bekerjasama dengan bpjs kesehatan dalam
pendanaan pengobatan pasien
4
25. Ruang Firdaus memiliki tenaga kerja 0,12
dengan kualifikasi pendidikan Ners 9 orang, 0,04
D-III Keperawatan 9 orang dan sudah
menerapkan metode TIM 0,12
3
26. BOR 3 bulan terakhir ruangan Firdaus 61% 0,04
27. ruang Firdaus memiliki Standar
Operasional Prosedur (SOP) sejumlah 311
28. Ruang Firdaus memiliki peralatan yang 0,18
sesuai dengan daftar peralatan ruangan dan 3
0,06
dapat menunjang kebutuhan pasien.
29. Ruang Firdaus memiliki tenaga perawat 0,16
yang telah mengikuti pelatihan yang
diprogramkan dari rumah sakit (BHD). 0,04 0,12
30. Terdapat buku operan dinas dan daftar 3
injeksi untuk memudahkan perawat dalam
pemberian asuhan keperawatan yang 0,04
berkualitas. 4 0,12
31. Terdapat 1 emergency troli
32. Lingkungan ruang Firdaus terlihat bersih, 0,12
3
rapi, lingkungan sangat kondusif bagi klien,
0,04
pengunjung dan saat melakukan pelayanan
kesehatan 0,12
33. Ruangan dilengkapi dengan computer untuk 0,04
3
membantu system informasi manajemen di
ruangan 0,16
34. Ruang Firdaus memiliki tempat 0,04
3
penyimpanan obat yang sesuai dengan
identitas masing-masing pasien. 0,12
35. Terdapat 2 buah APAR diruang
0,04
keperawatan
3
36. Adanya mahasiswa Program Profesi Ners
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Immanuel 0,24
0,04
yang praktek di ruang Firdaus.
4 0,16
0.06
0,04 3 0,6
0,02
4
3
Kelemahan (Weakness/CA)
1. Belum optimalnya pelaksanaan waktu 0,06 2 0,12
kunjungan
2. Belum optimalnya keluarga pasien dalam 0,06 0,12
2
melaksanakan cuci tangan sesuai SOP
3. Belum optimalnya penerapan pendokumentasian
SOAP 0,08 0,16
Jumlah 1 3,16
Keterangan :
Rating (nilai) antara 1 sampai 4 bagi masing-masing faktor yang memiliki nilai 1 = sangat lemah,
2 = tidak begitu lemah, 3 = cukup kuat, 4 = sangat kuat.
P. PEMBOBOTAN MATRIKS EFE
No Faktor Bobot Rating Skor
1. Peluang
d. Telah disahkannya UU Keperawatan no 0,144 4 0,576
38 Tahun 2014, mengenai
profesionalisme perawat
e. Telah disahkannya UU Akreditasi 0,142 4 0,568
Rumah Sakit no 34 Tahun 2017.
Mengenai Peningkatan pelayanan
kesehatan profesionalisme rumah sakit
Indonesia.
f. Adanya UU Pasal 32 No. 44 tahun 2009 0,144 4 0,576
tentang perlindungan hak pasien
2 Ancaman
0,142 4 0,568
a. Adanya undang-undang perlindungan
konsumen terdapat dalam UU No. 8
tahun 2009 tentang perlindungan
konsumen. 0,144 4 0,576
b. Persaingan antar rumah sakit seperti
RS Rotinsulu, RS Advent, RS
Boromeus yang semakin ketat
didalam hal sarana dan prasarana
0,142 3 0,426
serta pelayanan yang prima.
c. Adanya peningkatan teknologi
informasi yang membuat masyarakat
semakin kritis dalam menilai 0,142 3 0,426
pelayanan kesehatan di Rumah Sakit.
d. Tingginya tuntutan masyarakat terkait
pelayanan kesehatan profesional dan
berkualitas
Jumlah 1 3,7
Keterangan :
Rating setiap critical succes factors antara 1 sampai 4, dimana 1 = dibawah rata-rata, 2 = rata-
rata, 3 = diatas rata-rata, 4 = sangat bagus.
Diagram 3.1
Strategi agresif
Strategi pembenahan
Weakness Strength
Threats
Prioritas Masalah
Scoring Prioritas Masalah dengan Metode CARL Ruang Firdaus
d) Proses untuk mendapatkan masalah di atas dengan menggunakan metode pembobotan yang
memperhatikan aspek :
C = Capability yaitu ketersediaan sumber daya (dana, sarana dan peralatan)
A = Accessibility yaitu kemudahan, masalah yang ada mudah diatasi atau tidak. Kemudahaan
dapat didasarkan pada ketersediaan metode / cara / teknologi serta penunjang pelaksanaan
seperti peraturan atau juklak.
R = Readiness yaitu kesiapan dari tenaga pelaksana maupun kesiapan sasaran, seperti keahlian
atau kemampuan dan motivasi.
L = Leverage yaitu seberapa besar pengaruh kriteria yang satu dengan yang lain dalam
pemecahan masalah yang dibahas.
Rumus: C x A x R x L
e) Rentang nilai yang digunakan adalah 1- 5 :
6. Sangat penting :5
7. Penting :4
8. Cukup penting :3
9. Kurang penting :2
10. Sangat kurang penting :1
f) Perumusan Masalah
Belum optimalnya pelaksanaan waktu kunjungan pasien
Belum obtimalnya keluarga pasien melaksanakan cuci tangan sesuai SOP
Belum obtimalnya penerapan pendokumentasian SOAP
P. Analisis Fish Bone
2. Belum optimalnya keluarga dalam melaksanakan cuci tangan sesuai SPO yang berlaku
MAN MATERIAL
- Kurang motivasi keluarga MONEY
handscrub tersedia disetiap
dalam melakukan cuci (-) ruangan pasien dan diluar
tangan pintu masuk kamar pasien
- Merasa tidak kotor dan posisi tepat
PR
Belum optimalny
dalam melaksana
SPO yang berlak
- Kurang pengetahuan
MONEY MATERIAL
keluarga pasien tentang
pentingnya mematuhi (-) Ketersediaan peraturan
aturan jam kunjungan jam kunjungan pasien
pasien
- Kesadaran yang kurang
dari pengunjung pasien Belum optim
waktu kunju
MONEY MATERIAL
MAN
(-) Lembar
Perawat pendokumentasian SOAP
Belum op
pendokum
KAJIAN SITUASI
Landasan nilai dalam mencapai Visi dan Misi Rumah Sakit Angkatan Udara dr. M.
Salamun Bandung adalah “3S”, yaitu:
7. S1 - Senyum, yaitu memberikan pelayanan dengan ikhlas dan sabar yang ditunjukkan
dengan ekspresi wajah yang selalu senyum dan ramah kepada semua orang.
8. S2 – Sapa, yaitu komunikasi verbal yang menunjukkan sikap perhatian dalam rangka
mendukung kesembuhan pasien.
9. S3 – Salam, yaitu bentuk silaturahmi dan doa terhadap kesembuhan pasien
.
15.Tujuan
Tujuan Rumah Sakit Angkatan Udara dr. M. Salamun Bandung adalah:
i. Tercapainya pelayanan yang bermutu tinggi yang berorientasi pada kepuasan pelanggan
j. Pelayanan kesehatan Rumah Sakit Angkatan Udara dr. M. Salamun Bandung terus
meningkat dan berkembang
k. Tercapainya produktifitas pelayanan Rumah Sakit Angkatan Udara dr. M. Salamun
Bandung
l. Terbentuknya sumber daya manusia yang memiliki kompetensi tinggi, memiliki
integritas, komitmen yang kuat melalui pendidikan dan pelatihan sebagai upaya
peningkatan kualitas pelayanan.
11.SDM
Tabel 3.1
Distribusi Perawat Berdasarkan Jabatan, Pendidikan Terakhir, Lama Bekerja Di Paviliun
Firdaus
4. Washtaffel Perawat 1
5. Jam dinding 1
6. Perangkat Komputer 1
7. Telepon 1
10 Tempat Tidur 16
11 Gudang 1
12 Set Sofa 2
13. Prosedural
Paviliun Firdaus terdiri dari SPO sebanyak 311 buah, dengan rincian sebagai berikut :
m. SPO Tindakan : 82 buah
n. SPO PPK (Pendidikan Klien dan Keluarga) : 34 buah
o. SPO PPI ( Pencegahan dan Pengendalian Infeksi) : 43 buah
p. SPO SKP (Sasaran Keselamatan Pasien) : 49 buah
q. SPO APK : 65 buah
r. SPO PMKP (Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien) : 38 buah
1. Stroke 135
2. Impaksi 87
3. Gea 69
4. CHF 60
5. DHF 48
5) Perhitungan BOR
Pembulatan 5 3 2
Jumlah : 10 orang
jumlah hari minggu dalam 1 tahun + cuti + hari besar x jumlah perawat
Jumlah hari kerja efektif
52 + 12 + 21x 10 85 x 10
= =
282 282
= 3,01 (3 Perawat)
= (10+ 3) x 25% = 3
Factor koreksi = loss day + non nursing job
=3+3=6
Keterangan :
C=jumlah hari libur ( libur resmi yang di tentukanpemerintah dan cuti tahunan
personal
𝐴 𝑥 𝐵 𝑥 365
Tenaga Perawat (TP) =
(365−𝐶)𝑥𝑗𝑎𝑚 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎/ℎ𝑎𝑟𝑖
W. Analisa Swot
Pada tahap ini dilakukan analisis SWOT mengenai kekuatan dan kelemahan (faktor internal) yang
dimiliki oleh ruang Firdaus sekaligus juga menganalisis peluang dan ancaman (faktor eksternal) yang
dihadapi oleh ruang Firdaus adalah sebagai berikut :
i. Kekuatan (Strength)
33. Rumah Sakit TNI Angkatan Udara dr. M. Salamun adalah Rumah Sakit yang terakreditasi
Paripurna
34. Kepala ruangan Firdaus berlatar belakang pendidikan S.Kep Ners dengan pengalaman kerja
20 tahun.
35. Ruang Firdaus memiliki tenaga kerja dengan kualifikasi pendidikan Ners 9 orang, D-III
Keperawatan 9 orang dan sudah menerapkan metode TIM
36. BOR 3 bulan terakhir ruangan Firdaus adalah 61%
37. Ruang Firdaus memiliki 1 orang pelaksana administrasi, 4 orang bagian gizi dan 3 orang
tenaga kebersihan
38. Ruang Firdaus memiliki Standar Operasional Prosedur (SOP) sejumlah 311
39. Ruang Firdaus memiliki peralatan yang sesuai dengan daftar peralatan ruangan dan dapat
menunjang kebutuhan pasien.
40. Ruang Firdaus memiliki tenaga perawat yang telah mengikuti pelatihan yang diprogramkan
dari rumah sakit (BHD).
41. Terdapat buku operan dinas dan daftar injeksi untuk memudahkan perawat dalam
pemberian asuhan keperawatan yang berkualitas.
42. Terdapat 1 emergency troli
43. Lingkungan ruang Firdaus terlihat bersih, rapi, lingkungan sangat kondusif bagi klien,
pengunjung dan saat melakukan pelayanan kesehatan
44. Ruangan memiliki persediaan alat tenun sendiri.
45. Ruangan dilengkapi dengan computer untuk membantu system informasi manajemen di
ruangan
46. Ruang Firdaus memiliki tempat penyimpanan obat yang sesuai dengan identitas masing-
masing pasien.
47. Terdapat 2 buah APAR diruang keperawatan
48. Adanya mahasiswa Program Profesi Ners Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Immanuel yang
praktek di ruang Firdaus.
j. Kelemahan (Weakness)
1. Belum optimalnya pelaksanaan waktu kunjungan pasien
2. Belum optimalnya keluarga pasien dalam melaksanakan cuci tangan sesuai SOP yang
berlaku
3. Belum optimalnya penerapan pendokumentasian SOAP
k. Peluang (opportunities)
7. Telah disahkannya UU Keperawatan no 38 Tahun 2014, mengenai profesionalisme perawat
8. Telah disahkannya UU Akreditasi Rumah Sakit no 34 Tahun 2017. Mengenai Peningkatan
pelayanan kesehatan profesionalisme rumah sakit Indonesia.
9. Adanya UU Pasal 32 No. 44 tahun 2009 tentang perlindungan hak pasien
l. Ancaman (Threats)
1. Adanya undang-undang perlindungan konsumen terdapat dalam UU No. 8 tahun
2009 tentang perlindungan konsumen.
2. Persaingan antar rumah sakit seperti RS Rotinsulu, RS Advent, RS Boromeus yang
semakin ketat didalam hal sarana dan prasarana serta pelayanan yang prima.
3. Adanya peningkatan teknologi informasi yang membuat masyarakat semakin kritis
dalam menilai pelayanan kesehatan di Rumah Sakit.
4. Tingginya tuntutan masyarakat terkait pelayanan kesehatan profesional dan
berkualitas.
N. Analisa Swot
1. Belum optimalnya - menjaga - Melakukan - Desiminasi -Melakukan keluarga pasien 19-21 Kelompok VI
pelaksanaan waktu ketenangan dan Edukasi -Edukasi desiminasi kepada february
kepada
berkunjung meningkatkan perawat 2019
keluarga
Kenyamanan pasien terkait
-melakukan edukasi
pasien jam besuk
pada pasien dan
- mengurangi keluarga
penyebaran
mikroorganism
e
- melindungi
hak dan
kewajiban
pasien
2 Belum optimalnya - Untuk -Melakukan - Desiminasi -Melakukan Pasien dan 19-21 Kelompok VI
keluarga pasien dalam menerapkan 6 sosialisasi - Edukasi Edukasi kepada keluarga di February
penerapan cuci
melaksanakan cuci SKP pasien dan keluarga ruangan firdaus 2019
tangan
- lakukan
tangan sesuai SOP - mengurangi diskusi dengan
resiko infeksi perawat firdaus
untuk
mengoptimalkan
cuci tangan pada
keluarga
3 Belum optimalnya -Untuk -Melakukan -Desiminasi -Melakukan Perawat di 19-21 Kelompok VI
penerapan menerapkan 6 diskusi dengan desiminasi pada ruangan firdaus, February
kepala ruangan
pendokumentasi SOAP SKP perawat 2019
dalam
penerapan
- Meningkatkan
pendokumentasi
mutu pelayanan an SOAP secara
keperawatan tepat kepada
perawat
- memperbaiki
atau
meningkatkan
komunikasi
perawat secara
efektif
- dokter percaya
pada analisa
perawat karena
menunjukan
perawat paham
akan kondisi
pasien
R. Pembobotan Matriks IFE
Kekuatan (Strenght)
37. Rumah Sakit TNI Angkatan Udara dr. M. 0,24
4
Salamun adalah Rumah Sakit yang
0,06
terakreditasi Paripurna
38. Terdapat visi,misi dan falsafah rumah sakit
sebagai target-target yang akan di capai 0,24
39. Rumah sakit dr M. SALAMUN adalah 0,06
rumah sakit yang sudah lama memberikan 4
pelayanan kesehatan selama tahun 0,12
40. Memiliki tenaga keperawatan yang 0,04
berpengalaman diatas 3 Tahun 3
41. Kepala ruangan Firdaus berlatar belakang 0,12
pendidikan S.Kep Ners dengan pengalaman
0,04
kerja 20 tahun.
42. Rumah Sakit dr M. SALAMUN 3 0,24
0,06
bekerjasama dengan bpjs kesehatan dalam
pendanaan pengobatan pasien
4
43. Ruang Firdaus memiliki tenaga kerja 0,12
dengan kualifikasi pendidikan Ners 9 orang, 0,04
D-III Keperawatan 9 orang dan sudah
menerapkan metode TIM 0,12
3
44. BOR 3 bulan terakhir ruangan Firdaus 61% 0,04
45. ruang Firdaus memiliki Standar
Operasional Prosedur (SOP) sejumlah 311
46. Ruang Firdaus memiliki peralatan yang 0,18
sesuai dengan daftar peralatan ruangan dan 3
0,06
dapat menunjang kebutuhan pasien.
47. Ruang Firdaus memiliki tenaga perawat 0,16
yang telah mengikuti pelatihan yang
diprogramkan dari rumah sakit (BHD). 0,04 0,12
48. Terdapat buku operan dinas dan daftar 3
injeksi untuk memudahkan perawat dalam
pemberian asuhan keperawatan yang 0,04
berkualitas. 4 0,12
49. Terdapat 1 emergency troli
50. Lingkungan ruang Firdaus terlihat bersih, 0,12
3
rapi, lingkungan sangat kondusif bagi klien,
0,04
pengunjung dan saat melakukan pelayanan
kesehatan 0,12
51. Ruangan dilengkapi dengan computer untuk 0,04
3
membantu system informasi manajemen di
ruangan 0,16
52. Ruang Firdaus memiliki tempat 0,04
3
penyimpanan obat yang sesuai dengan
identitas masing-masing pasien. 0,12
53. Terdapat 2 buah APAR diruang
0,04
keperawatan
3
54. Adanya mahasiswa Program Profesi Ners
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Immanuel 0,24
0,04
yang praktek di ruang Firdaus.
4 0,16
0.06
0,04 3 0,6
0,02
4
3
Kelemahan (Weakness/CA)
1. Belum optimalnya pelaksanaan waktu 0,06 2 0,12
kunjungan
2. Belum optimalnya keluarga pasien dalam 0,06 0,12
2
melaksanakan cuci tangan sesuai SOP
3. Belum optimalnya penerapan pendokumentasian
SOAP 0,08 0,16
Jumlah 1 3,16
Keterangan :
Rating (nilai) antara 1 sampai 4 bagi masing-masing faktor yang memiliki nilai 1 = sangat lemah,
2 = tidak begitu lemah, 3 = cukup kuat, 4 = sangat kuat.
S. PEMBOBOTAN MATRIKS EFE
No Faktor Bobot Rating Skor
1. Peluang
g. Telah disahkannya UU Keperawatan no 0,144 4 0,576
38 Tahun 2014, mengenai
profesionalisme perawat
h. Telah disahkannya UU Akreditasi 0,142 4 0,568
Rumah Sakit no 34 Tahun 2017.
Mengenai Peningkatan pelayanan
kesehatan profesionalisme rumah sakit
Indonesia.
i. Adanya UU Pasal 32 No. 44 tahun 2009 0,144 4 0,576
tentang perlindungan hak pasien
2 Ancaman
0,142 4 0,568
a. Adanya undang-undang perlindungan
konsumen terdapat dalam UU No. 8
tahun 2009 tentang perlindungan
konsumen. 0,144 4 0,576
b. Persaingan antar rumah sakit seperti
RS Rotinsulu, RS Advent, RS
Boromeus yang semakin ketat
didalam hal sarana dan prasarana
0,142 3 0,426
serta pelayanan yang prima.
c. Adanya peningkatan teknologi
informasi yang membuat masyarakat
semakin kritis dalam menilai 0,142 3 0,426
pelayanan kesehatan di Rumah Sakit.
d. Tingginya tuntutan masyarakat terkait
pelayanan kesehatan profesional dan
berkualitas
Jumlah 1 3,7
Keterangan :
Rating setiap critical succes factors antara 1 sampai 4, dimana 1 = dibawah rata-rata, 2 = rata-
rata, 3 = diatas rata-rata, 4 = sangat bagus.
Diagram 3.1
Strategi agresif
Strategi pembenahan
Weakness Strength
Threats
Prioritas Masalah
Scoring Prioritas Masalah dengan Metode CARL Ruang Firdaus
g) Proses untuk mendapatkan masalah di atas dengan menggunakan metode pembobotan yang
memperhatikan aspek :
C = Capability yaitu ketersediaan sumber daya (dana, sarana dan peralatan)
A = Accessibility yaitu kemudahan, masalah yang ada mudah diatasi atau tidak. Kemudahaan
dapat didasarkan pada ketersediaan metode / cara / teknologi serta penunjang pelaksanaan
seperti peraturan atau juklak.
R = Readiness yaitu kesiapan dari tenaga pelaksana maupun kesiapan sasaran, seperti keahlian
atau kemampuan dan motivasi.
L = Leverage yaitu seberapa besar pengaruh kriteria yang satu dengan yang lain dalam
pemecahan masalah yang dibahas.
Rumus: C x A x R x L
h) Rentang nilai yang digunakan adalah 1- 5 :
11. Sangat penting :5
12. Penting :4
13. Cukup penting :3
14. Kurang penting :2
15. Sangat kurang penting :1
i) Perumusan Masalah
Belum optimalnya pelaksanaan waktu kunjungan pasien
Belum obtimalnya keluarga pasien melaksanakan cuci tangan sesuai SOP
Belum obtimalnya penerapan pendokumentasian SOAP
X. Analisis Fish Bone
3. Belum optimalnya keluarga dalam melaksanakan cuci tangan sesuai SPO yang berlaku
MAN MATERIAL
- Kurang motivasi keluarga MONEY
handscrub tersedia disetiap
dalam melakukan cuci (-) ruangan pasien dan diluar
tangan pintu masuk kamar pasien
- Merasa tidak kotor dan posisi tepat
PR
Belum optimalny
dalam melaksana
SPO yang berlak
- Kurang pengetahuan
MONEY MATERIAL
keluarga pasien tentang
pentingnya mematuhi (-) Ketersediaan peraturan
aturan jam kunjungan jam kunjungan pasien
pasien
- Kesadaran yang kurang
dari pengunjung pasien Belum optim
waktu kunju
MONEY MATERIAL
MAN
(-) Lembar
Perawat pendokumentasian SOAP
Belum op
pendokum
KAJIAN SITUASI
Landasan nilai dalam mencapai Visi dan Misi Rumah Sakit Angkatan Udara dr. M.
Salamun Bandung adalah “3S”, yaitu:
10. S1 - Senyum, yaitu memberikan pelayanan dengan ikhlas dan sabar yang
ditunjukkan dengan ekspresi wajah yang selalu senyum dan ramah kepada semua
orang.
11. S2 – Sapa, yaitu komunikasi verbal yang menunjukkan sikap perhatian dalam
rangka mendukung kesembuhan pasien.
12. S3 – Salam, yaitu bentuk silaturahmi dan doa terhadap kesembuhan pasien
.
20.Tujuan
Tujuan Rumah Sakit Angkatan Udara dr. M. Salamun Bandung adalah:
16.SDM
Tabel 3.1
Distribusi Perawat Berdasarkan Jabatan, Pendidikan Terakhir, Lama Bekerja Di Paviliun
Firdaus
4. Washtaffel Perawat 1
5. Jam dinding 1
6. Perangkat Komputer 1
7. Telepon 1
10 Tempat Tidur 16
11 Gudang 1
12 Set Sofa 2
18. Prosedural
Paviliun Firdaus terdiri dari SPO sebanyak 311 buah, dengan rincian sebagai berikut :
s. SPO Tindakan : 82 buah
t. SPO PPK (Pendidikan Klien dan Keluarga) : 34 buah
u. SPO PPI ( Pencegahan dan Pengendalian Infeksi) : 43 buah
v. SPO SKP (Sasaran Keselamatan Pasien) : 49 buah
w. SPO APK : 65 buah
x. SPO PMKP (Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien) : 38 buah
1. Stroke 135
2. Impaksi 87
3. Gea 69
4. CHF 60
5. DHF 48
7) Perhitungan BOR
Pembulatan 5 3 2
Jumlah : 10 orang
jumlah hari minggu dalam 1 tahun + cuti + hari besar x jumlah perawat
Jumlah hari kerja efektif
52 + 12 + 21x 10 85 x 10
= =
282 282
= 3,01 (3 Perawat)
= (10+ 3) x 25% = 3
Factor koreksi = loss day + non nursing job
=3+3=6
Keterangan :
C=jumlah hari libur ( libur resmi yang di tentukanpemerintah dan cuti tahunan
personal
𝐴 𝑥 𝐵 𝑥 365
Tenaga Perawat (TP) =
(365−𝐶)𝑥𝑗𝑎𝑚 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎/ℎ𝑎𝑟𝑖
m. Kekuatan (Strength)
49. Rumah Sakit TNI Angkatan Udara dr. M. Salamun adalah Rumah Sakit yang terakreditasi
Paripurna
50. Kepala ruangan Firdaus berlatar belakang pendidikan S.Kep Ners dengan pengalaman kerja
20 tahun.
51. Ruang Firdaus memiliki tenaga kerja dengan kualifikasi pendidikan Ners 9 orang, D-III
Keperawatan 9 orang dan sudah menerapkan metode TIM
52. BOR 3 bulan terakhir ruangan Firdaus adalah 61%
53. Ruang Firdaus memiliki 1 orang pelaksana administrasi, 4 orang bagian gizi dan 3 orang
tenaga kebersihan
54. Ruang Firdaus memiliki Standar Operasional Prosedur (SOP) sejumlah 311
55. Ruang Firdaus memiliki peralatan yang sesuai dengan daftar peralatan ruangan dan dapat
menunjang kebutuhan pasien.
56. Ruang Firdaus memiliki tenaga perawat yang telah mengikuti pelatihan yang diprogramkan
dari rumah sakit (BHD).
57. Terdapat buku operan dinas dan daftar injeksi untuk memudahkan perawat dalam
pemberian asuhan keperawatan yang berkualitas.
58. Terdapat 1 emergency troli
59. Lingkungan ruang Firdaus terlihat bersih, rapi, lingkungan sangat kondusif bagi klien,
pengunjung dan saat melakukan pelayanan kesehatan
60. Ruangan memiliki persediaan alat tenun sendiri.
61. Ruangan dilengkapi dengan computer untuk membantu system informasi manajemen di
ruangan
62. Ruang Firdaus memiliki tempat penyimpanan obat yang sesuai dengan identitas masing-
masing pasien.
63. Terdapat 2 buah APAR diruang keperawatan
64. Adanya mahasiswa Program Profesi Ners Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Immanuel yang
praktek di ruang Firdaus.
n. Kelemahan (Weakness)
1. Belum optimalnya pelaksanaan waktu kunjungan pasien
2. Belum optimalnya keluarga pasien dalam melaksanakan cuci tangan sesuai SOP yang
berlaku
3. Belum optimalnya penerapan pendokumentasian SOAP
o. Peluang (opportunities)
10. Telah disahkannya UU Keperawatan no 38 Tahun 2014, mengenai profesionalisme perawat
11. Telah disahkannya UU Akreditasi Rumah Sakit no 34 Tahun 2017. Mengenai Peningkatan
pelayanan kesehatan profesionalisme rumah sakit Indonesia.
12. Adanya UU Pasal 32 No. 44 tahun 2009 tentang perlindungan hak pasien
p. Ancaman (Threats)
1. Adanya undang-undang perlindungan konsumen terdapat dalam UU No. 8 tahun
2009 tentang perlindungan konsumen.
2. Persaingan antar rumah sakit seperti RS Rotinsulu, RS Advent, RS Boromeus yang
semakin ketat didalam hal sarana dan prasarana serta pelayanan yang prima.
3. Adanya peningkatan teknologi informasi yang membuat masyarakat semakin kritis
dalam menilai pelayanan kesehatan di Rumah Sakit.
4. Tingginya tuntutan masyarakat terkait pelayanan kesehatan profesional dan
berkualitas.
O. Analisa Swot
1. Belum optimalnya - menjaga - Melakukan - Desiminasi -Melakukan keluarga pasien 19-21 Kelompok VI
pelaksanaan waktu ketenangan dan Edukasi -Edukasi desiminasi kepada february
kepada
berkunjung meningkatkan perawat 2019
keluarga
Kenyamanan pasien terkait
-melakukan edukasi
pasien jam besuk
pada pasien dan
- mengurangi keluarga
penyebaran
mikroorganism
e
- melindungi
hak dan
kewajiban
pasien
2 Belum optimalnya - Untuk -Melakukan - Desiminasi -Melakukan Pasien dan 19-21 Kelompok VI
keluarga pasien dalam menerapkan 6 sosialisasi - Edukasi Edukasi kepada keluarga di February
penerapan cuci
melaksanakan cuci SKP pasien dan keluarga ruangan firdaus 2019
tangan
- lakukan
tangan sesuai SOP - mengurangi diskusi dengan
resiko infeksi perawat firdaus
untuk
mengoptimalkan
cuci tangan pada
keluarga
3 Belum optimalnya -Untuk -Melakukan -Desiminasi -Melakukan Perawat di 19-21 Kelompok VI
penerapan menerapkan 6 diskusi dengan desiminasi pada ruangan firdaus, February
kepala ruangan
pendokumentasi SOAP SKP perawat 2019
dalam
penerapan
- Meningkatkan
pendokumentasi
mutu pelayanan an SOAP secara
keperawatan tepat kepada
perawat
- memperbaiki
atau
meningkatkan
komunikasi
perawat secara
efektif
- dokter percaya
pada analisa
perawat karena
menunjukan
perawat paham
akan kondisi
pasien
U. Pembobotan Matriks IFE
Kekuatan (Strenght)
55. Rumah Sakit TNI Angkatan Udara dr. M. 0,24
4
Salamun adalah Rumah Sakit yang
0,06
terakreditasi Paripurna
56. Terdapat visi,misi dan falsafah rumah sakit
sebagai target-target yang akan di capai 0,24
57. Rumah sakit dr M. SALAMUN adalah 0,06
rumah sakit yang sudah lama memberikan 4
pelayanan kesehatan selama tahun 0,12
58. Memiliki tenaga keperawatan yang 0,04
berpengalaman diatas 3 Tahun 3
59. Kepala ruangan Firdaus berlatar belakang 0,12
pendidikan S.Kep Ners dengan pengalaman
0,04
kerja 20 tahun.
60. Rumah Sakit dr M. SALAMUN 3 0,24
0,06
bekerjasama dengan bpjs kesehatan dalam
pendanaan pengobatan pasien
4
61. Ruang Firdaus memiliki tenaga kerja 0,12
dengan kualifikasi pendidikan Ners 9 orang, 0,04
D-III Keperawatan 9 orang dan sudah
menerapkan metode TIM 0,12
3
62. BOR 3 bulan terakhir ruangan Firdaus 61% 0,04
63. ruang Firdaus memiliki Standar
Operasional Prosedur (SOP) sejumlah 311
64. Ruang Firdaus memiliki peralatan yang 0,18
sesuai dengan daftar peralatan ruangan dan 3
0,06
dapat menunjang kebutuhan pasien.
65. Ruang Firdaus memiliki tenaga perawat 0,16
yang telah mengikuti pelatihan yang
diprogramkan dari rumah sakit (BHD). 0,04 0,12
66. Terdapat buku operan dinas dan daftar 3
injeksi untuk memudahkan perawat dalam
pemberian asuhan keperawatan yang 0,04
berkualitas. 4 0,12
67. Terdapat 1 emergency troli
68. Lingkungan ruang Firdaus terlihat bersih, 0,12
3
rapi, lingkungan sangat kondusif bagi klien,
0,04
pengunjung dan saat melakukan pelayanan
kesehatan 0,12
69. Ruangan dilengkapi dengan computer untuk 0,04
3
membantu system informasi manajemen di
ruangan 0,16
70. Ruang Firdaus memiliki tempat 0,04
3
penyimpanan obat yang sesuai dengan
identitas masing-masing pasien. 0,12
71. Terdapat 2 buah APAR diruang
0,04
keperawatan
3
72. Adanya mahasiswa Program Profesi Ners
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Immanuel 0,24
0,04
yang praktek di ruang Firdaus.
4 0,16
0.06
0,04 3 0,6
0,02
4
3
Kelemahan (Weakness/CA)
1. Belum optimalnya pelaksanaan waktu 0,06 2 0,12
kunjungan
2. Belum optimalnya keluarga pasien dalam 0,06 0,12
2
melaksanakan cuci tangan sesuai SOP
3. Belum optimalnya penerapan pendokumentasian
SOAP 0,08 0,16
Jumlah 1 3,16
Keterangan :
Rating (nilai) antara 1 sampai 4 bagi masing-masing faktor yang memiliki nilai 1 = sangat lemah,
2 = tidak begitu lemah, 3 = cukup kuat, 4 = sangat kuat.
V. PEMBOBOTAN MATRIKS EFE
No Faktor Bobot Rating Skor
1. Peluang
j. Telah disahkannya UU Keperawatan no 0,144 4 0,576
38 Tahun 2014, mengenai
profesionalisme perawat
k. Telah disahkannya UU Akreditasi 0,142 4 0,568
Rumah Sakit no 34 Tahun 2017.
Mengenai Peningkatan pelayanan
kesehatan profesionalisme rumah sakit
Indonesia.
l. Adanya UU Pasal 32 No. 44 tahun 2009 0,144 4 0,576
tentang perlindungan hak pasien
2 Ancaman
0,142 4 0,568
a. Adanya undang-undang perlindungan
konsumen terdapat dalam UU No. 8
tahun 2009 tentang perlindungan
konsumen. 0,144 4 0,576
b. Persaingan antar rumah sakit seperti
RS Rotinsulu, RS Advent, RS
Boromeus yang semakin ketat
didalam hal sarana dan prasarana
0,142 3 0,426
serta pelayanan yang prima.
c. Adanya peningkatan teknologi
informasi yang membuat masyarakat
semakin kritis dalam menilai 0,142 3 0,426
pelayanan kesehatan di Rumah Sakit.
d. Tingginya tuntutan masyarakat terkait
pelayanan kesehatan profesional dan
berkualitas
Jumlah 1 3,7
Keterangan :
Rating setiap critical succes factors antara 1 sampai 4, dimana 1 = dibawah rata-rata, 2 = rata-
rata, 3 = diatas rata-rata, 4 = sangat bagus.
Diagram 3.1
Strategi agresif
Strategi pembenahan
Weakness Strength
Threats
Prioritas Masalah
Scoring Prioritas Masalah dengan Metode CARL Ruang Firdaus
j) Proses untuk mendapatkan masalah di atas dengan menggunakan metode pembobotan yang
memperhatikan aspek :
C = Capability yaitu ketersediaan sumber daya (dana, sarana dan peralatan)
A = Accessibility yaitu kemudahan, masalah yang ada mudah diatasi atau tidak. Kemudahaan
dapat didasarkan pada ketersediaan metode / cara / teknologi serta penunjang pelaksanaan
seperti peraturan atau juklak.
R = Readiness yaitu kesiapan dari tenaga pelaksana maupun kesiapan sasaran, seperti keahlian
atau kemampuan dan motivasi.
L = Leverage yaitu seberapa besar pengaruh kriteria yang satu dengan yang lain dalam
pemecahan masalah yang dibahas.
Rumus: C x A x R x L
k) Rentang nilai yang digunakan adalah 1- 5 :
16. Sangat penting :5
17. Penting :4
18. Cukup penting :3
19. Kurang penting :2
20. Sangat kurang penting :1
l) Perumusan Masalah
Belum optimalnya pelaksanaan waktu kunjungan pasien
Belum obtimalnya keluarga pasien melaksanakan cuci tangan sesuai SOP
Belum obtimalnya penerapan pendokumentasian SOAP
FF. Analisis Fish Bone
4. Belum optimalnya keluarga dalam melaksanakan cuci tangan sesuai SPO yang berlaku
MAN MATERIAL
- Kurang motivasi keluarga MONEY
handscrub tersedia disetiap
dalam melakukan cuci (-) ruangan pasien dan diluar
tangan pintu masuk kamar pasien
- Merasa tidak kotor dan posisi tepat
PR
Belum optimalny
dalam melaksana
SPO yang berlak
- Kurang pengetahuan
MONEY MATERIAL
keluarga pasien tentang
pentingnya mematuhi (-) Ketersediaan peraturan
aturan jam kunjungan jam kunjungan pasien
pasien
- Kesadaran yang kurang
dari pengunjung pasien Belum optim
waktu kunju
MONEY MATERIAL
MAN
(-) Lembar
Perawat pendokumentasian SOAP
Belum op
pendokum