Anda di halaman 1dari 36

LAPORAN MANAJEMEN KEPERAWATAN

DI INSTALASI RAWAT INAP RUANG MAWAR

RSUD KABUPATEN TANGERANG PERIODE 30 MEI – 12 JUNI 2022

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Stase Keperawatan Manajemen


Pembimbing : Ns. Nining Sriningsih.,S.Kep,. M.Kep

Disusun Oleh :

1. Ian Setiawan 21317052


2. Ida Maisaroh 21317053
3. Ika Apriliana Nur Hidayati 21317054
4. Imas Sapitri 21317056
5. Indah Nurhasanah 21317058
6. Irbah Muthmainah Indarti Putri 21317060

PROGRAM PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) YATSI TANGERANG
Tahun 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena atas kelimpahan
berkah dan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan laporan ini diajukan untuk
memenuhi tugas Manajemen Keperawatan.
Kami ucapkan beribu-ribu terimakasih Atas bantuan dari pembimbing dan
berbagai pihak dan kami menyadari bahwa banyak kekurangan dari diri kami
tanpa bantuan dan dukungannya sulit bagi kami untuk menyelesaikan tugas ini.
Dalam kesempatan ini kami ucapkan terimakasih kepada:
1. Dr. Ida Faridah, S.Kp.,M.Kes selaku Ketua STIKes Yatsi Tangerang
2. Ns. Febi Ratnasari,S.Kep.,M.Kep selaku Kaprodi Keperawatan dan
Pembimbing Akademik
3. Ns. Ria Setia Sari, S.Kep., M.Kep selaku Penanggung Jawab Profesi Ners
4. Ibu Ns. Nining Sriningsih.,S.Kep,. M.Kep selaku pembimbing dan
penanggung jawab akademik
5. Ibu Ns. Riatha Sembiring, S.Kep selaku pembimbing lahan dan kepala
ruangan Mawar
Kami menyadari bahwa lapotan ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu kami
mengharapkan masukan dan saran yang bersifat membangun demi pendidikan dan
perbaikan dimasa mendatang.

Tangerang, 11 Juni 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.........................................................................................1
1.2 Tujuan Penulisan......................................................................................4
1.3 Waktu dan Tempat Praktik......................................................................5
1.4 Manfaat....................................................................................................5
1.5 Cara Pengumpulan data...........................................................................6
1.6 Kategori Penilaian....................................................................................7
1.7 Peserta Praktek.........................................................................................8

BAB II GAMBARAN UMUM DAN PENYELESAIAN MASALAH


2.1 Profil Rumah Sakit RSUD Kabupaten Tangerang...................................9
2.2 Gambaran Umum RSUD Kabupaten Tangerang.....................................10
2.3 Profil Ruangan Perawatan Mawar RSUD Kabupaten Tangerang...........10
2.4 Fungsi Manajemen Ruang Perawatan Mawar.........................................13
2.5 Analisa SWOT.........................................................................................21

BAB III MASALAH DAN PERENCANAAN


3.1 Identifikasi Masalah ................................................................................24
3.2 Prioritas Masalah.....................................................................................27
3.3 Tabel Plan Of Action...............................................................................28

BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Pembahasan .............................................................................................29
4.2 Evaluasi....................................................................................................29

BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan............................................................................................. 30
5.2 Saran........................................................................................................30

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Rumah Sakit merupakan organisasi yang sangat kompleks dan
merupakan komponen yang sangat penting dalam upaya peningkatan
status kesehatan bagi masyarakat.Salah satu fungsi rumah sakit adalah
menyelenggarakan pelayanan dan asuhan keperawatan yang merupakan
bagian dari system pelayana kesehatan dengan tujuan memelihara
kesehatan masyarakat seoptimal mungkin.Pelayanan keperawatan
merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan. Dalam pelayana
kesehatan, keberadaan perawat merupakan posisi kunci yang dibuktikan
oleh kenyataan bahwa 40- 60 % pelayanan rumah sakit merupakan
pelayanan keperawatan dan hamper semua pelayanan promosi kesehatan
dan pencegahan penyakit baik di rumah sakit maupun tatanana pelayanan
kesehatan lain dilakukan oleh perawat.
Menurut Nursalam (2017) Keperawatan sebagai pelayanan yang
professional bersifat humanistic, menggunakan pendekatan holistic,
dilakukan berdasarkan kiat keperawatan, berorientasi kepada kebutuhan
objektif klien, mengacu pada standar professional Keperawatan dan
menggunakan etika keperawatan sebagai tuntunan utama. Keperawatan
professional secara umum merupakan tanggung jawab seorang perawat
yang selalu mengabdi kepada manusia dan kemanusian, sehingga dituntut
untuk selalu melaksanakan asuhan keperawatan dengan benar (rasional)
dan baik (etika).Tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan
keperawatan di era global sekarang dirasakan sebagai suatu fenomena
yang harus direspon oleh perawat. Oleh karena itu, keperawatan di
Indonesia pada saat ini dan di masa akan yang datang perlu
mendapatkan prioritas utama dalam pengembangan keperawatan dengan
memperhatikan dan mengelola perubahan di Indonesia secara

1
2

professional. Konstribusi pelayanan keperawatan terhadap pelayanan


kesehatan yang dilaksanakan di sarana kesehatan sangat tergantung pada
manajemen pelayanan keperawatan yang ada di rumah sakit maupun
tatanan pelayanan kesehatan.
Menurut Nursalam (2017), manajemen keperawatan merupakan
suatu pelayanan keperawatan professional dimana tim keperawatan
dikelola dengan menjalankan empat fungsi manajemen antara lain
perencanaan, perorganisasian, motivasi, dan pengendalian. Keempat
fungsi tersebut saling berhubungan dan memerlukan keterampilan-
keterampilan teknis, hubungan antar manusia, konseptual yang
mendukung asuhan keperawatan yang bermutu, berdaya guna dan
berhasil bagi masyarakat. Hal ini menunjukkan bahwa manajemen
keperawatan perlu mendapat prioritas utama dalam pengembangan
keperawatan di masa depan, karena berkaitan dengan tuntutan profesi
dan global bahwa setiap perkembangan serta perubahan memerlukan
pengelohan secara professional dengan memperhatikan setiap perubahan
yang terjadi.
Manajemen keperawatan harus dapat diaplikasikan dalam tatanan
pelayanan nyata di Rumah Sakit, sehingga perawat perlu memahami
bagaimana konsep dan aplikasinya di dalam organisasi keperawatan itu
sendiri. Ciri-ciri mutu asuhan keperawatan yang baik antara lain:
memenuhi standar profesi yang ditetapkan, sumber daya untuk pelayanan
asuhan keperawatan dimanfaatkan secara wajar, efisien, dan efektif,
aman bagi pasien dan tenaga keperawatan, memuaskan bagi pasien dan
tenaga keperawatan serta aspek social, ekonomi, budaya, agama, etika
dan tata nilai masyarakat diperhatikan dan dihormati. Hal ini dapat
dicapai dengan adanya manajemen yang baik (Asmuji, 2012).
Proses manajemen keperawatan sejalan dengan proses keperawatan
sebagai metode pelaksanaan asuhan keperawatan secara profesional,
sehingga diharapkan keduanya dapat saling mendukung. Adanya
manajemen keperawatan dapat membantu Adanya tuntutan kualitas
3

terhadap pelayanan keperawatan. Pelayanan keperawatan dirasakan


sebagai satu phenomena yang harus direspon oleh perawat. Pelayanan keperawatan
secara profesional perlu mendapatkan perhatian dalam pengembangan dunia
keperawatan. Salah satu strategi untuk mengoptimalkan peran dan fungsi perawat dalam
pelayanan keperawatan adalah melakukan manajemen keperawatan dengan harapan
adanya factor kelola yang optimal mampu meningkatkan keefektifan pembagian
pelayanan keperawatan sekaligus lebih menjamin kepuasan klien terhadap pelayanan
keperawatan. Pelayananan asuhan keperawatan yang optimal akan terus menjadi
tuntutan bagi organisasi pelayanan kesehatan.. Pelayanan kesehatan kemudian menjadi
hak yang paling mendasar bagi semua orang dan memberikan pelayanan kesehatam
desentralisasi, dengan meningkatnya pendidikan bagi perawatan , diharapkan dapat
memberikan arah terhadap pelayanan keperawatan berdasarkan isu di masyarakat.
Pelayanan kesehatan yang memadai ditentukan sebagian besar oleh gambaran
pelayanan keperawatan yang terdapat di dalamnya. Era globalisasi dan perkembangan
ilmu dan teknologi kesehatan menuntut perawat, sebagai suatu profesi, memberi
pelayanan kesehatan yang optimal. Praktek keperawatan ditentukan dalam standar
organisasi profesi dan system pengaturan serta pengendaliannya melalui perundang-
undangan keperawatan (Nursing Act), dimanapun perawat itu bekerja (Nursalam 2017).
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Tangerang
merupakan rumah sakit rujukan tipe B dan memiliki motto yaitu kami
ada untuk anda. Visi RSUD Kabupaten Tangerang yaitu rumah sakit
modern, unggul, dan terpercaya. Misi yaitu memberikan pelayanan
kesehatan peroranganyang professional, santun dan berdaya saing tinggi,
memberikan pelayanan unggulan dan didukung dengan peralatan canggih
untuk antisipasi tuntuan lingkungan dan perkembangan penyakit, serta
mengembangkan kerjasama dengan institusi pendidikan dibidang
kedokteran dan kesehatan untuk mendukung pendidikan dan penelitian
dibidang kedokteran dan kesehatan. Pelayanan keperawatan yang
diberikan di ruang Mawar memiliki pedoman dan dasar yang dapat
dipertanggung jawabkan bukan atas dasar kehendak perawat sendiri
dimana pelayanan yang diberikan disesuaikan dengan masalah pasien
sehingga asuhan keperawatan yang diberikan dapat efektif dan efisien
sesuai sasaran masalah yang terjadi pada pasien. Selain itu, perawat juga
sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan dimana dituntut untuk
4

memiliki kemampuan manajerial yang tanggu, sehingga pelayanan yang


diberikan mampu memuaskan kebutuhan klien. Kemampuan manajerial
dapat dimiliki melalui berbagai cara salah satunya dengan meningkatkan
keterampilan melalui bangku kuliah yang harus melalui pembelajaran
dilahan praktek.
Dalam rangka meningkatkan keterampilan manajerial peserta didik
keperawatan selain mendapatkan materi tentang Manajemen
Keperawatan juga bias melakukan praktek langsung di lapangan.
Mahasiswa Praktek Profesi Ners Program Studi Ilmu Keperawatan
STIKes Yatsi Tangerang melakukan praktek Stase Manajemen di Ruang
Mawar RSUD Kabupaten Tangerang untuk mengaplikasikan ilmu
manajemen keperawatan dengan arahan serta pembimbingan
dari Preseptor Klinik dan Preseptor Akademik.

1.2 Tujuan Penulisan

1. Tujuan umum

Setelah melaksanakan praktik Manajemen Keperawatan,


diharapkan mahasiswa mampu menerapkan konsep, teori, dan prinsip
kepemimpinan dan manajemen keperawatan dalam pengelolaan
pelayanan keperawatan dan pengeloan asuhan keperawatan secara
professional pada unit pelayanan kesehatan nyata dalama upaya
meningkatan mutu pelayanan keperawatan di Rumah Sakit.

2. Tujuan khusus

Setelah melakukan kegiatan praktek kepemimpinan dan manajemen,


mampu:

a. Mengidentifikasi kebutuhan dan masalah pelayanan kesehatan


yang terkait dengan Manajemen Keperawatan berdasarkananalisis

b. Menetapkan prioritas kebutuhan dan masalah pada Manajemen


Keperawatan
5

c. Menyusun tujuan dan rencana alternative pemenuhan kebutuhan


dan penyelesaian masalah yang telah ditetapkan.

d. Mengusulkan alternative pemenuhan kebutuhan dan penyelesaian


masalah yang bersifat teknis operasional bagi rumahsakit

e. Melaksanakan evaluasi pelaksanaan kegiatan pada aspek masukan,


proses, hasil dan dampak pada Manajemen Keperawatan

f. Menyusun rencana tindak lanjut dan hasil yang dicapai berupa


upaya mempertahankan dan memperbaiki hasil melalui kerja sama
dengan unit terkait Rumah Sakit.

1.3 Waktu dan Tempat Praktek


Waktu dan tempat praktek Keperawatan Manajemen di Ruang Mawar
RSUD Kabupaten Tangerang yang dilaksanakan selama 2 minggu, dari
tanggal 30 Mei sampai 12 Juni 2022.

1.4 Manfaat

1. Bagi pasien

Dengan adanya praktek manajemen di rumah sakit diharapkan pasien


merasakan pelayanan yang optimal, serta mendapat kenyamanan dalam
pemberian asuhan keperawatan sehingga tercapai kepuasan klien yang
optimal.

2. Bagi Perawat

a. Tercapainya tingkat kepuasan kerja yangoptimal

b. Terbinanya hubungan antara perawat dengan perawat, perawat


dengan tim kesehatan yang lain, dan perawat dengan pasien serta
keluarga

c. Terbinanya akun tabilitas dan tumbuhnya disiplin pada diri perawat

d. Meningkatkan profesionalisme keperawatan


6

3. Bagi Rumah Sakit

a. Mengetahui masalah-masalah yang ada di ruang perawatan yang


berkaitan denganbpelaksanaan asuhan keperawatan professional

b. Dapat menganalisis masalah yang ada dengan metode SWOT serta


Menyusun rencana strategi

c. Mempelajari penerapan asuhan keperawatan profesional secara


optimal

4. Bagi Mahasiswa

Mengerti dan memahami penerapan atau aplikasi asuhan keperawatan


professional di rumah sakit

1.5 Cara Pengumpulan Data

Dalam melakukan pengumpulan data yang digunakan untuk identifikasi


masalah dilakukan dengan metode :

a. Observasi

Observasi dilakukan untuk dapat memperoleh data kondisi fisik


ruangan, proses pelayanan, inventaris ruangan, dan asuhan keperawatan
yang langsung dilakukan ke pasien

b. Wawancara

Wawancara dilakukan kepada kepala ruangan, perawat, dan keluarga


pasien untuk mengumpulkan data tentang proses orientasi pasien baru dan
pelayanan pasien.

c. Kuesioner

Kuesioner di berikan kepada pasien atau keluarga pasien dan perawat


ruangan, untuk mengumpulkan data mengenai kepuasan pasien dan
7

kinerja perawat.

1.6 Kategori Penilaian


Menganalisa hasil kajian data pada setiap sub unsur input, proses, output
yang terdiri dari 4 pokok uraian :
a. Kajian teori (studi pustaka)
b. Kajian data (kenyataan yang ada), yang diperoleh berdasarkan hasil
frekuensi dan proporsi.
c. Analisis perbedaan kajian teori dengan kajian data.
d. Gradingmatrix, untuk menetapkan masalah prioritas yang akan di
implementasikan.

1.7 Peserta Praktek


Mahasiswa profesi ners dalam rangka menyelesaikan stase managemen
keperawatan dalam Program Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan YATSI Tangerang dengan anggota:

1. Ian Setiawan 21317052


2. Ida Maisaroh 21317053
3. Ika Apriliana Nur Hidayati 21317054
4. Imas Sapitri 21317056
5. Indah Nurhasanah 21317058
6. Irbah Muthmainah Indarti Putri 21317060
BAB II

GAMBARAN UMUM DAN PENYELESAIAN MASALAH

2.1 Profil Rumah Sakit RSUD Kabupaten Tangerang

Rumah Sakit di Tangerang didirikan pada Tahun 1928 dengan


menempati sebuah ruangan Bui atau Penjara,  yang bekas lahannya sekarang
menjadi Lokasi Mesjid Agung Al-Ittihad dan mempunyai 12 tempat tidur.
Pada Tahun 1932 Lokasi Rumah Sakit pindah ke Gedung bekas Bank di Jl.
Daan Mogot No.3 dengan kapasitas 40 tempat tidur. Tahun 1946 Rumah
Sakit dievakuasi ke Wilayah Balaraja Tahun 1950 setelah penyerahan
Kedaulatan Republik Indonesia, Rumah Sakit kembali berlokasi di Jl.Daan
Mogot tangerang bergabung dengan Rumah Sakit bekas NICA dan
berfungsi sebagai Rumah Sakit Umum ( RSU ). Tahun 1959 mulai
direncanakan membangun sebuah Rumah Sakit baru dilokasi sekarang di Jl.
Ahmad Yani No.9 Tangerang, berselebahan dengan Gedung Sekolah Djuru
Rawat ( SDK ) Kementerian Kesehatan. Permulaan pada Tahun 1964
Menteri Kesehatan Prof. dr. Satrio menyerahkan Gedung SDK Kepada
Pemerintahan Daerah Tangerang. Tanggal 5 Mei 1964 Rumah Sakit Umum
Tangerang pindah dari Jl. Daan Mogot ke Lokasi baru di Jl. Ahmad Yani
No.9 dan menggunakan Gedung bekas SDK sebagai tempat perawatan
dengan kapasitas 46 tempat tidur, sedangkan Gedung Kantor yang baru
untuk ruang Tata Usaha, Poliklinik Umum, Bedah, Apotik serta
Laboratorium. Sejak Tahun Anggaran 1968/1970 Rumah Sakit Umum
Kabupaten tangerang mulai dikembangkan secara terhadap dengan biaya
dari APBD Tk.I dan APBN sehingga sekarang Rumah Sakit Umum
Tangerang mempunyai bangunan dengan luas keseluruhannya 11.289,75 m2
berdiri diatas tanah seluas 37.000 m2. Tanggal 29 April 1998 pemanfaatan
Gedung Poliklinik lama berlantai 3.

8
9

Hari jadi Rumah Sakit Umum Kabupaten Tangerang ditetapkan


berdasarkan Surat Keputusan Direktur Nomor : 250/131.1/V/1983 yaitu
tanggal 5 Mei 1964 sebagai Hari Jadi Rumah Sakit Umum Tangerang yang
ditandai dengan digunakannya Rumah Sakit yang berlokasi di Jalan Jenderal
Ahmad Yani No.9 Tangerang.

2.2 Gambaran Umum RSUD Kabupaten Tangerang


RSU Kabupaten Tangerang adalah Rumah Sakit Umum milik
Pemerintah Daerah Kabupaten Tangerang, yang berlokasi di Wilayah Kota
Tangerang, tepatnya di Jl. Jenderal A.Yani No.9 Tangerang. RSU
Kabupaten Tangerang merupakan Tipe RS Kelas A Pendidikan dengan
fasilitas :
a. Jumlah Tempat Tidur sebanyak 426 TT dengan instalasi rawat inap :

1. Instalasi rawat inap gedung anggrek lantai 2 anggrek a : ruang


perawatan umum dewasa kelas 1 dan 2, lantai 3 anggrek b dan
anggrek c : ruang perawatan umum dewasa kelas 1 dan 2.

2. Gedung anyelir lantai 2 anyelir atas : ruang perawatan anak kelas 1


dan 2, perinatologi atas  : ruang perawatan neonatus nicu.

3. Paviliun mawar ruang perawatan bedah dewasa kelas 1 dan 2.

4. Paviliun dahlia dan soka. ruang perawatan bedah dewasa kelas 3.

5. Paviliun seruni ruang perawatan umum dewasa kelas 1 dan 2.

6. Paviliun cempaka ruang perawatan umum dewasa kelas 3.

7. Gedung kemuning ruang kemuning atas : ruang perawatan umum


anak kelas 3. ruang kemuning bawah : ruang perawatan bedah anak
kelas 1,2 dan 3

8. Paviliun flamboyan ruang perawatan infeksi paru dewasa kelas 1,2


dan 3.

9. Paviliun edelwisruang perawatan isolasi tekanan negative

b. Rawat Darurat 24 Jam


c. Rawat Jalan dengan 27 Pelayanan Spesilistik dan 7 Sub Spesilistik
10

d. Medical Check-up
e. Kamar Bedah dengan 11 Kamar Operasi
f. Kamar Bersalin dengan 22 buah Tempat Tidur
g. Hemodialisa dengan jumlah 18 Tempat Tidur dan alat
h. Pusat Thalassaemia dengan jumlah 4 Tempat Tidur dan alat
i. Ruang Isolasi Pasien Flu Burung
j. Klinik Bougenville
k. Pelayanan Penunjang Medis Laboratorium, Radiologi, Farmasi, CT-
Scan , PA, USG, EEG, EKG, Treadmill, Spirometri dll
l. Penunjang Lainnya Ambulans, Kereta Jenazah, dll

2.3 Profil ruangan perawatan Mawar RSUD Kabpupaten Tangerang


Ruang perawatan Mawar adalah Ruang Perawatan Bedah Dewasa yang
mempunyai 1 ruangan nurse stasion, 1 ruang ganti perawat, 1 toilet, 1 ruang
spool hock, dan 1 ruang linen kotor, 3 buah trolley tindakan, 1 trolley
laken, 1 lemari obat, 1 unit computer, 2 infus pump, 4 syringe pump, 3
suction, 3 stetoskop, 1 saturasi oksigen, 2 alat pengukur berat badan.
Ruangan perawatan Mawar terdapat tenaga keperawatan berjumlah 18
orang. Dengan tingkat pendidikan S1 Ners 4 orang dan tingkat Pendidikan
D3 14 orang.

2.4 Fungsi Manajemen Ruang perawatan mawar


a. Perencanaan
1. Visi
Rumah Sakit modern, unggul dan terpercaya
2. Misi
- Memberikan pelayanan kesehatan perorangan yang professional,
santun dan berdaya saing tinggi
- Memberikan pelayanan unggulan didukung dengan peralatan
canggih untuk antisipasi tuntutan lingkungan dan perkembangan
11

penyakit
- Mengembangkan kerjasama dengan institusi pendidikan
kedokteran dan kesehatan untuk mendukung pendidikan dan
penelitian dibidang kedokteran dan Kesehatan
b. Pengorganisasian
Ruang perawatan mawar menggunakan metode penugasan tim.
Terdapat struktur organisasi pada ruangan perawatan mawar.
pembagian jam kerja dengan cara shift, Perawat menjalankan peran
dan fungsinya masing-masing.
c. Pengarahan
Kepala ruangan memberikan orientasi tugas yang akan dilakukan.
d. Pengendalian
Perawat diruangan perawatan mawar mengetahui resiko jatuh dan Hand
Hygine.

Berdasarkan hasil pengkajian pada tanggal 30 Mei 2022 – 4 Juni 2022


gambaran umum jumlah tempat tidur di ruang perawatan perawatan mawar
adalah sebegai berikut :
Tabel 2.1 BOR Pasien
No Tanggal Shift Ruang perawatan BOR
mawar
1 30 Mei 2022 Pagi 13 bad (11 bad kosong) 13 X 100% = 54 %

24

Sore 17 bad (7 bad kosong) 17 X 100% = 70,8 %

24

Malam 14 bad (10 bad kosong) 14 X 100% = 58,3%

24

2 31 Mei 2022 Pagi 14 bad (10 bad kosong) 14 X 100% = 58,3%


12

24

Sore 18 bad (6 bad kosong) 18 X 100% = 75%

24

Malam 18 bad (6 bad kosong) 18 X 100% = 75%

24

3 1 Juni 2022 Pagi 16 bad (8 bad kosong) 16 X 100% = 66,6%

24

Sore 16 bad (8 bad kosong) 16 X 100% = 66,6%

24

Malam 14 bad (10 bad kosong) 14 X 100% = 58,3%

24

4 2 Juni 2022 Pagi 14 bad (10 bad kosong) 14 X 100% = 58,3%

24

Sore 14 bad (10 bad kosong) 14 X 100% = 58,3%

24

Malam 14 bad (10 bad kosong) 14 X 100% = 58,3%

24

5 3 Juni 2022 Pagi 12 bad (12 bad kosong) 12 X 100% = 50%

24

Sore 19 bad (5 bad kosong) 19 X 100% = 79 %

24
13

Malam 18 bad (6 bad kosong) 18 X 100% = 75 %

24

6 4 J4 Juni 2022 Pagi 18 bad (6 bad kosong) 18 X 100% = 75 %

24

Sore 18 bad (6 bad kosong) 18 X 100% = 75 %

24

Malam 18 bad (6 bad kosong) 18 X 100% = 75 %

24

2.5 Analisa SWOT

1. Strength (Kekuatan)

1. Akses Ners Station sudah optimal (akses dekat dengan kamar pasien)
2. Adanya dokter speasalis bedah dan penyakit dalam
3. 100% perawat ruangan mawar pernah mengikuti pelatihan/kegiatan untuk
meningkatkan skill & kemampuan dalam bidang keperawatan
4. Ruang perawatan mawar memiliki 16 perawat
5. Sudah adanya struktur organisasi dalam pembagian tugas
6. Kepala ruangan sudah membuat perencanaan sarana dan prasarana

2. Weakness (Kelemahan)

1. Adanya kerusakan beberapa alat

3. Opportunity (Peluang)

1. Jenjang karir perawat sedang diupayakan


2. Pengembangan staf sudah dilakukan baik secara formal maupun informal
14

4. Threat (Ancaman)

1. Adanya tuntutan tinggi dari masyarakat untuk pelayanan yang lebih


profesional
2. Adanya tuntutan tinggi dari masyarakat untuk pengadaan alat yang
canggih untuk menunjang diagnostik.

I. Unsur Input
a. Instrumen Input

1. Ketenagaan(Man)

- Kuantitas

Efektifitas dan efisiensi ketenagaan dalam keperawatan sangat


ditunjang oleh pemberian asuhan keperawatan yang tepat dan
kompetensi perawat yang memadai.Oleh karena itu, perlu kiranya
dilakukan perencanaan yangstrategis dan sistematis dalam memenuhi
kebutuhan tenaga keperawatan. Dan perencanaan yang baik
mempertimbangkan : klasifikasi klien berdasarkan tingkat
ketergantungan, metode pemberian asuhan keperawatan, jumlah dan
kategori tenaga keperawatan serta perhitungan jumlah tenaga
keperawatan. Untuk itu diperlukan kontribusi dari manager
keperawatan dalam menganalisis dan merencanakan kebutuhan tenaga
keperawatan di suatu unit rumahsakit.Dalam menentukan kebutuhan
tenaga keperawatan harus memperhatikan beberapa faktor yang terkait
beban kerja perawat, diantaranya seperti berikut:

1) Jumlah klien yang dirawat/hari/bulan/tahun dalam suatu unit


2) Kondisi atau tingkat ketergantungan klien
3) Rata-rata hari perawatan klien
4) Pengukuran perawatan langsung dan tidak langsung
5) Frekuensi tindakan yang dibutuhkan

6) Rata-rata waktu keperawatan langsung dan tidak langsung


15

7) Pemberian cuti
b. Inventaris Alkes
Daftar Inventaris Peralatan Medis dan Non Medis Ruang mawar
Dewasa Tahun 2022
Tabel 2.2 daftar inventaris peralatan medis dan non medis
No Nama Barang Jumlah
1 Meja pasien 24
2 Kursi pasien 24
3 Nurse station 1
4 Standar infuse 24
5 Laken 48
6 Kursi roda 2
7 Lemari berkas 1
8 Tensimeter digital 2
9 Tabung oksigen 3
10 Baju pasien 24
11 Thermometer digital 4
12 GV set 7
13 Gunting biasa 4
14 Meja diruangan 3
15 AC 9
16 Syringe pump 4
17 Infuse pump 2
18 Stetoscope 4
19 Lemari alat-alat medis 2
20 Lemari obat 1
21 Tempat tidur 22
22 Tempt tidur combustio 2
23 Suction 3
24 Troli imergency 1
16

25 Kulkas obat 1
26 Set EKG 1
27 Bak linen infeksius 1
28 Bak linen non infeksius 1
29 Troli baskom 3
30 Bak sampah bedis 3
31 Bak sampah non medis 3
32 Bantal 32
33 Selimut 30
34 Tiang infus 25
35 Gorden 56
36 Baskom kasa 2
37 Computer 1
38 Led rontgent 1

 Penyakit terbanyak 1 Tahun terakhir di ruangan dewasa yaitu :

Berdasarkan diagram diatas bahwa semua data pasien masuk sudah


tercatat di dalam buku register ruang mawar dan direkap setiap bulan.
Kasus terbanyak di ruang mawar berdasarkan laporan 1 tahun terakhir
dari bulan juni 2021 – Mei 2022 adalah CKD ON HD.
17

II. Unsur Outpu


Pencapaian ruang dewasa selama ini adalah menjadi ruang rawat inap
terbaik di RSIA Selaras Kab Tangerang.Dengan penerapan SOP, dan
Penyelesaian masalah.

NO SOP
1 Kebijakan pelayanan medis dan keperawatan di RSUD Kab.
Tangerang
2 Menerima pasien baru di ruang perawatan rawat inap
3 Pemberian informasi hak dan tanggung jawab pasien
4 Persetujuan umum
5 Second opinion
6 Pelayanan sesuai kebutuhan privasi pasien
7 Penjelasan hak pasien dalam pelayanan
8 Melaksanakan program orientasi pasien baru
9 Kartu penunggu pasien
10 Perosedur penunggu pasien di ruang rawat inap
11 Asesmen awal rawat inap
12 Isi minimal asesmen awal rawat inap
13 Asesmen dan asesmen nyeri
14 Asesmen ulang pasien
15 Kerangka waktu penyelesaian asesmen pasien
16 Indentifikasi nilai-nilai dan kepercayaan pasien
17 Asesmen pasien populasi khusus
18 Asesmen awal medis pasien anak
18

Pengkajian data dananalisa data


Dari hasil wawancara, observasi yang dilakukan kelompok diruangan
perawatan dengan kepala ruangan, ketua tim dan perawat di ruang mawar
didapatkan data sebagai berikut:

Tabel 2.3 observasi komunikasi terapeutik perawat di ruang mawar RSUD


Kab. Tangerang
19

No Nama Komunikasi terapeutik Pelaksanaan


Perawat Ya Tidak
1 Perawat 1 √ -
2 Perawat 2 - Mengucapkan salam √ -
3 Perawat 3 - Perkenalan diri perawat √ -
4 Perawat 4 - Menanyakan nama pasien √ -
5 Perawat 5 - Menjelaskan tindakan yang √ -
akan dilakukan

Berdasarkan tabel diatas didapatkan data dari hasil observasi bahwa


komunikasi terapeutik perawat 100% telah melakukan komunikasi terapeutik
dengan baik.

Tabel 2.4 pelaksanaan pemberian obat 6 benar di ruang mawar RSUD Kab. Tangerang
No Nama Prosedur pemberian obat 6 benar Pelaksanaan
Perawat Dilakukan Tidak
dilakukan
1 Perawat 1 1. Bernar pasien √ -
2. Benar obat
2 Perawat 2 3. Benar waktu pemberian √ -
3 Perawat 3 4. Benar cara pemberian √ -
5. Benar kadaluarsa obat
4 Perawat 4 6. Benar dokumentasi √ -
5 Perawat 5 √ -

Berdasarkan tabel diatas didapatkan data dari hasil observasi bahwa


pelaksanaan pemberian obat 6 benar 100% telah dilakukan dengan optimal
oleh perawat ruangan.

Tabel 2.5 pendokumentasian asuhan keperawatan di ruang mawar RSUD


Kab. Tangerang
No Nama Pengkajian Diagnosa Perencanaan Evaluasi
Pasien ada Tidak Ada Tidak ada Tidak Ada Tidak
ada ada ada ada
20

1 Ny . S √ - √ - √ - √ -
2 Ny. H √ - √ - √ - √ -
3 Ny. L √ - √ - √ - √ -
4 Tn. I √ - √ - √ - √ -
5 Tn. A √ - √ - √ - √ -
6 Ny. S √ - √ - √ - √ -
7 Ny. I √ - √ - √ - √ -
8 Ny. C √ - √ - √ - √ -
9 Ny.A √ - √ - √ - √ -
10 Ny. H √ - √ - √ - √ -

Berdasarkan tabel diatas didapatkan data dari hasil observasi bahwa


pendokumentasian asuhan keperawatan 100% telah dilakukan dengan
optimal oleh perawat ruangan.

Tabel 2.6 kasus flebitis per tanggal 8 Juni 2022 di ruang mawar RSUD Kab.
Tangerang
No Nama Pasien Flebitis
ada Tidak ada
1 Ny . S - √
2 Ny. H - √
3 Ny. L - √
4 Tn. I - √
5 Tn. A - √
6 Ny. S - √
7 Ny. I - √
8 Ny. C - √
9 Ny.A - √
10 Ny. H - √

Berdasarkan tabel diatas didapatkan data dari hasil observasi bahwa


kasus flebitis pertanggal 8 Juni 2022 100% tidak terjadinya flebitis pada
pasien di ruang mawar.

Tabel 2.7 edukasi cuci tangan hari pertama rawat inap di ruang mawar RSUD
Kab. Tangerang
No Nama Pasien Edukasi cuci tangan hari pertama
rawat inap
21

Telah diedukasi Tidak


diedukasi
1 Ny . S - √
2 Ny. C - √
3 Tn. S - √
4 Tn. U - √
5 Ny. M - √
6 Tn. A - √
7 Ny. Y - √
8 Tn. H - √
9 Ny.A - √
10 Ny. S - √
11 Ny. S - √
12 Tn R √ -
13 Ny S √ -
14 Tn A √ -
15 Tn M √ -
16 Ny A √ -
17 Ny S √ -
18 Tn K √ -
19 Ny I √ -
20 Ny M √ -

Berdasarkan tabel diatas didapatkan data dari hasil wawancara dan


kuesioner bahwa edukasi cuci tangan 55% sudah di lakukan dan 45% belum
dilakukan oleh perawat ruangan pada hari pertama pasien di rawat inap
pertanggal 8 Juni 2022 dan 100% tidak terjadinya flebitis pada pasien di
ruang mawar.

II.6 Prioritas Alternatif Penyelesaian Masalah


Setelah alternatif penyelesaian masalah diidentifikasi maka selanjutnya
prioritas alternatif penyelesaian masalah dengan metode CARL (Capability,
Accesability, Readness dan Leverage).
Agar masalah lebih bisa diselesaikan maka dilakukan pembobotan
alternatif penyelesaian masalah dengan memperhatikan aspek :
• Capabilitty : Kemampuan menggunakan alternatif
• Accesability : Kemudahan dalam melaksanakan alternatif
• Readiness : Kesiapan dalam melaksanakan alternatif
• Leverage : Daya ungkit alternatif dalam penyelesaian masalah
22

Rentang nilai yang digunakan dalam pembobotan adalah nilai 1 sampai 5


dengan kriteria sebagai berikut :

Nilai 1 = Sangat kurang penting

Nilai 2 = Kurang Penting

Nilai 3 = Cukup Penting

Nilai 4 = Penting

Nilai 5 = Sangat penting

No Alternatif Penyelesaian Masalah C A R L Nilai Prioritas

1 Diseminasi tentang hand over metode 5 5 5 5 625 1


SBAR

2 Resosialisasi SPO hand over (SBAR) 5 5 4 5 500 2

3 Bersama kepala ruangan menyusun 5 4 4 5 400 3


formulir supervisi SPO hand over (SBAR)

4 Bersama kepala ruangan menyusun jadwal 5 4 4 4 320 4


supervisi SPO hand over (SBAR)

5 Membuat media informasi dalam bentuk 4 4 4 4 256 5


poster tentang metode hand over SBAR

1 Pre Conference
23

Yaitu komunikasi katim dan perawat pelaksana setelah selesaioperan


mengenai rencana kegiatan pada shift tersebut yang dipimpin oleh
katim atau PJ Tim. Isi preconference adalah rencana tiap perawat
(rencana harian), dan tambahan dari katim.

Waktu Penanggung Kegiatan


kegitan jawab
Telah Ketua Tim/PJ Tim 1. Katim/PJ tim membuka acara
operan sift dengan salam
2. Katim/PJ tim menanyakan rencana
harian masing-masing perawat
pelaksana mengacu pada rencana
asuhan keperawatan yang dibuat
oleh katim
3. Perawat pelaksanan menyampaikan
rencana kegiatanpasiennya
4. Katim/PJ tim memberikan masukan
dan tindak lanjut terkait dengan
asuhan yang diberikan saat itu.
5. Katim/PJ tim memberikan
reinforcement (penguatan)
6. Katim/PJ tim menutup acara dengan
ucapan selamat bekerja.

2. Post Conference
Yaitu komunikasi Katim dan perawat pelaksana tentang hasil
kegiatan sepanjang shift dan dilakukan sebelum operan kepada shift
berikutnya. Isi postconference adalah hasil asuhan keperawatan tiap
perawat dan hal penting untuk operan (tindak lanjut).
24

Waktu Penanggung Kegiatan


kegitan jawab
Belum Ketua Tim/PJ Tim 1. Katim/PJ tim membuka acara
operan sift dengan salam
2. Katim/PJ tim menanyakan hasil
asuhan masing-masing pasien
3. Katim/PJ tim menanyakan kendala
dalam asuhan yang telah diberikan.
4. Katim/PJ tim menanyakan tindak
lanjut asuhan pasien yang harus
dioperkan kepada perawat shift
berikutnya
5. Katim/PJ tim menutup acara dengan
salam.
BAB III
MASALAH DAN PERENCANAAN

3.1 Identifikasi Masalah


a. Unsur input
Metode : SAK masih berfokus berfokus pada edukasi cuci tangan.
b. Unsur proses
1. Proses asuhan keperawatan
a. Instrument A Standar Asuhan Keperawatan
Asuhan keperawatan merupakan proses terapeutik yang
melibatkan hubungan kerja sama Antara perawat dengan klien dan
keluarga, untuk mencapai tingkat kesehatan yang optimal dalam
melakukan proses terapeutik maka perawat melakukan metode
ilmiah yaitu proses keperawatan. Proses keperawatan merupakan
tindakan yang berurutan yang dilakukan secara sistematis dengan
latar belakang pengetahuan komprehensif untuk mengkaji status
kesehatan klien, mengidentifikasi masalah dan diagnose,
merencanakan intervensi, mengimplementasikan rencana dan
mengevaluasi rencana sehubungan dengan proses keperawatan pada
klien.
b. Instrument C
Observasi terhadap tindakan yang dilakukan diruang Mawar rata-
rata penilaian tindakan. Hal tersebut menunjukkan hasil yang sangat
baik.
c. Kewaspadaan standar
Berdasarkan observasi kepatuhan petugas dalam hand hygiene
keseluruhan rata-rata tergolong dalam kategori belum diedukasi pada
saat hari pertama di rawat inap. Kewaspadaan standar dalam
merawat pasien dengan tujuan mencegah dan memutus rantai infeksi
berjalan kurang baik, dengan kurang adanya sosialisai atau
Pendidikan Kesehatan mengenai pentingnya Hand Hygine kepada

25
26

pasien maupun keluarga pasien. Kurang ketersediaanya poster yang


dijadikan media edukasi di dalam ruangan.
d. Keselamatan Pasien
Pelaksanaan patient safety di Ruang Mawar dengan menggunakan
indicator 9 solusi Live Saving Patient Safety termasuk dalam
kategori baik. Hal yang perlu dioptimalkan terletak pada pemberian
label resiko jatuh belum semua bad dalam kamar yang berisi pasien
resiko jatuh terpasang label gantung resiko jatuh.
e. Komunikasi terapeutik
Hasil observasi pelaksanaan komunikasi terapeutik di Mawar
termasuk dalam kategori baik. Beberapa item yang perlu mendapat
perhatian pada tahap preinterakasi yaitu membuat rencana pertemuan
dengan klien/keluarga klien. Untuk tahap orientasi, yaitu
memperkenalkan diri dan menjelaskan menanyakan nama panggilan
kesukaan klien/keluarga klien dan penjelasan waktu yang
dibutuhkan. Tahap orientasi sangat penting terutama untuk
membangun hubungan yang saling percaya terlebih dahulu dengan
pasiennya. Tahap terminasi yang perlu mendapatkan perhatian
adalah menyimpulkan hasil kegiatan : evaluasi proses dan evaluasi
hasil.

c. Proses manajemen pelayanan keperawatan


1. Planning
Berdasarkan hasil dari observasi dan wawancara kepada Kepala Ruang,
didapatkan hasil bahwa planning yang dilakukan di Ruang Mawar sudah
berjalan dengan baik.
2. Organizing
 Berdasarkan data hasil pengkajian dengan observasi dan wawancara.
Didapatkan bahwa organizing di Mawar dapat berjalan dengan sangat
baik.
 Pelaksanaan tugas kepala ruang tergolong dalam kategori sangat baik.
27

 Pelaksanaan tugas PN pada tabel di atas dapat disimpulkan bahwa


pelaksanaan tugas PN tergolong dalam kategori sangat baik, hal yang
diperhatikan adalah evaluasi hasil kepada setiap pasien sesuai tujuan
yang ada dalam Perencanaan asuhan keperawatan dan ada bukti dalam
rekam keperawatan.
 Pelaksanaan tugas AN tergolong dalam kategori sangat baik.
 Perlu ditingkatkan seperti diskusi kasus dalam pertemuan rutin
keperawatan di ruang sudah dilakukan.
 Pelaksanaan hubungan profesional antar staf keperawatan dengan
pasien pada tabel di atas mencapai kategori sangat baik.
 Pelaksanaan tugas antar staf di ruang Mawar pada tabel di atas
mencapai kategori sangat baik
 Permasalahan tugas antar staff yang ditemui adalah sudah optimalnya
pertemuan rutin Karu dengan PN minimal 1x/minggu dengan AN
setiap hari.
 Pelaksanaan meeting morning masuk dalam kategori sangat baik
dengan persentase sebesar 100%.
 Pelaksanaan operan jaga dalam kategori sangat baik. Peningkatan perlu
dilakukan dalam hal perawat pemberi operan menyiapkan rekam medis
yang telah diisi dengan rekam keperawatan yang lengkap sesuai shift
jaga, serta Perawat mengoperkan status kesehatan pasien dengan cara
membacakan rekam keperawatan.
 Pelaksanaan post conference didapat persentase hasil sangat baik.
Perlu peningkatan dalam hal penyampaian tujuan dilakukannya post
conference dan saling memberikan reinforcementpositif.
 Pelaksanaan penerimaan dan orientasi pasien baru berjalan sangat baik.
Perlu dilakukan upaya dalam mengklarifikasi kembali informasi yang
telah diberikan kepada pasien. Hanya saja masih sering tidak dikasih
edukasi mengenai pentingnya mencuci tangan untuk mencegah infeksi.
28

c. Controlling
Pelaksanaan controlling baik secara langsung ataupun tidak langsung di
ruangan Mawar berjalan dengan sangat baik dengan persentase hasil 100%.

3.2 Prioritas Masalah

No Masalah Besar Biaya Kesulitan Ketersediaan Dampak Total


Masalah Fasilitas
1. Belum 3 3 3 3 4 1 16
terlaksananya
pencegahan dan
pengendalian
infeksi (Hand
Hygine) secara
optimal

Keterangan :
a. Besar masalah
1 = masalah sangat kecil
2 = masalah kecil
3 = masalah sedang
4 = masalah besar
5 = masalah sangat besar

b. Biaya
1 = biaya sangat mahal
2 = biaya mahal
3 = biaya sedang
4 = biaya murah
5 = biaya sangat murah

c. Tingkat kesulitan
1 = sangat sulit
2 = sulit
3 = sedang
4 = mudah
5 = sangat mudah

d. Ketersediaan fasilitas
1 = fasilitas sangat sulit didapat
2 = fasiltas sulit didapat
3 = fasilitas didapat
29

4 = fasilitas mudah didapat


5 = fasilitas sangat mudah didapat

e. Dampak
1 = dampak sangat sedikit
2 = dampak sedikit
3 = dampak sedang
4 = dampak banyak
5 = dampak sangat banyak

3.3 Tabel Plan Of Action

No Masalah Pokok Uraian Saran / Tujuan Target Yang Waktu


Kegiatan Kegiatan Terlihat
1. Belum Rapat dengan Melakuka Keluarga dan Pasien Kepala 10
terlaksanya mahasiswa n pasien dapet dan ruangan, Juni
Pencegahan PKL, Karu koordinasi memahamitent keluarga Pembimbi 2022
dan dan dengan ang ng
Pengendalian pembimbing pihak pencegahan Akademik
Infeksi akademik ruangan dan ,
(Hand mengenai pengendalian Mahasisw
Hygine) masalah infeksi dengan a PKL
secara terkait mencuci
optimal tangan
30
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Pembahasan

Masalah Pelaksanaan
Belum terlaksanya Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi (Hand Hygine)  Melakukan koordinasi dengan
secara optimal pihak ruangan dan pembimbing
lahan
 Melakukan presentasi hasil
pengkajian
 Menentukan masalah utama
 Melakukan persiapan
implementasi dengan
melakaukan edukasi pencegahan
dan pengendalian infeksi dengan
mencuci tangan
 Melakukan implementasi
edukasi cuci tangan di hari
jum’at 10 Juni 2022
 Melakukan evaluasi
kekuarangan kegiatan

4.2 Evaluasi
a. Masalah : Belum terlaksanya Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (Hand
Hygine) secara optimal
b. Evaluasi : Telah dilakukan Edukasi cuci tangan pada keluarga pasien ,
yang di adakan di Ruang Mawar dengan di hadiri 10 Keluarga pasien yang
mengikuti kegiatan secara kondusif dari awal sampai akhir

31
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Manajemen Keperawatan yakni salah satu tugas khusus yang harus


dilaksanakan oleh pengelola keperawatan untuk merencanakan,
mengorganisasikan, mengarahkan serta mengawasi sumber – sumber yang
ada, baik sumber daya maupun dana sehingga dapat memberikan suatu
pelayanan keperawatan yang efektif kepada pasien, keluarga dan masyarakat.
Manajemen keperawatan merupakan pelaksanaan pelayanan keperawatan
melalui staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan kepada
pasien. Manajemen mengandung tiga prinsip pokok yaitu efisiensi dalam
pemanfaatan sumber daya, efektif dalam memilih alternatif kegiatan untuk
mencapai tujuan organisasi dan rasional dalam pengambilan keputusan
manajerial. Penerapan manajemen keperawatan memerlukan peran tiap orang
yang terlibat didalamnya untuk menyikapi posisi masing-masing melalui
fungsi manajemen.

5.2 Saran

a. Untuk Rumah Sakit


Dapat meningkatkan managemen keperawatan dan mempertahankannya
agar pelayanan yang diberikan kepada pasien dapat efektif dan efisien.

b. Untuk Perawat
Dapat meningkatkan kerjasama antar rekan kerja sehingga dapat
memberikan hasil maksimal terhadap metode tim yang paling banyak
digunakan di rumah sakit.

32
33

DAFTAR PUSTAKA

Asmuji. (2012). Manajemen Keperawatan Konsep dan Aplikasi. Jogjakarta: Ar-


Ruzz Media.
Handoko, T. Hani. 2014. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia.
BPFE, Yogyakarta.
Mugianti Sri. (2016). Manajemen Dan Kepemimpinan Dalam Praktek
Keperawatan. Cetakan Pertama. Jakarta: Kemenkes
Nursalam. (2011). Manajemen Keperawatan. Edisi 3. Jakarta: Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai