Anda di halaman 1dari 16

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat serta hidayah-Nya kepada penulis, sehingga dapat
menyelesaikan makalah ini tepat waktu. Makalah ini berjudul “Manajemen
Puskesmas”. Makalah ini disusun dalam rangka kelengkapan sebagai
peserta Ujian Penyesuaian Kenaikan Pangkat.
Kami selaku penulis, berharap makalah ini dapat bermanfaat untuk
kita semua dengan menambah wawasan serta pengetahuan, Sebagai penulis,
kami juga menyadari sepenuhnya bahwa dalam makalah ini pasti akan ada
banyak kekurangan yang disebabkan oleh keterbatasan, kemampuan
pengalaman penulis, oleh karena itu kami mengharapkan adanya kritik,
saran ataupun usulan yang membangun agar kedepannya makalah ini dapat
perbaikan yang lebih baik dan lebih banyak memuat pengetahuan yang
bermanfaat untuk para pembaca.
Semoga makalah ini dapat dipahami oleh setiap pembaca dan mohon
maaf jika dalam makalah ini ada kesalahan atau pun pemahaman yang
sekiranya tidak sepaham dengan pengetahuan para pembaca, oleh karena itu
perlunya masukan akan pengetahuan yang dimiliki pembaca berkaitan
dengan materi makalah ini.

Dawan, 19 Juni 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI..........................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang..............................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................1
C. Tujuan Penulisan...........................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

A. Manjemen Puskesmas..................................................................2
B. Fungsi Manajemen Puskemas......................................................3
C. Susunan Organisasi Manajemen Puskesmas...............................4
D. Model Manajemen Puskesmas....................................................5
E. Penerapan Manajemen di Puskesmas........................................10

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan..................................................................................12
B. Saran............................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut dengan
Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat
pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif di
wilayah kerjanya.
Agar puskesmas dapat mengelola upaya kesehatan dengan baik dan
berkesinambungan dalam mencapai tujuannya maka puskesmas harus
menyusun rencana lima tahunan yang kemudian dirinci lagi ke rencana
tahunan.
Pemahaman akan pentingnya manajemen puskesmas, telah
diperkenalkan sejak tahun 1980, dengan disusunnya buku – buku
pedoman manajemen puskesmas.
Pedoman manajemen puskesmas diharapkan dapat memberikan
pemahaman terhadap kepala, penanggung jawab upaya kesehatan dan
staf puskesmas di dalam pengelolaan sumber daya dan upaya puskesmas
agar dapat terlaksana secara maksimal.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Yang Dimaksud Dengan Manajemen Puskesmas?
2. Apa-Apa Sajakah Fungsi Manajemen Puskesmas?
3. Bagaimanakah Susunan Organisasi Manajemen Puskesmas?
4. Bagaimanakah Penerapan Manajemen di Puskesmas?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui Manajemen Puskesmas
2. Untuk Mengetahui Fungsi Manajemen Puskesmas
3. Agar Mengetahui Susunan Organisasi Manajemen Puskesmas
4. Untuk Mengetahui Penerapan Manajemen di Puskesmas
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Manajemen Puskesmas


Puskesmas adalah unit pelaksana teknis (UPT) dinas kesehatan
kabupaten/kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan
kesehatan di suatu wilayah kerja. UPT tugasnya adalah menyelenggarakan
sebagian tugas teknis Dinas Kesehatan, sedangkan pembangunan kesehatan
maksudnya adalah penyelenggara upaya kesehatan yang pertanggung
jawaban secara keseluruhan ada di Dinkes dan sebagian ada di Puskesmas
Wilayah Kerja. Wilayah ini dapat berdasarkan kecamatan, penduduk, atau
daerah terpencil.
Puskesmas adalah organisasi kesehatan fungsional yang merupakan
pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta
masyarakat dan memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu
kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok
(Depkes RI, 1991). Dengan kata lain puskesmas mempunyai wewenang dan
tanggung jawab atas pemeliharaan kesehatan masyarakat dalam wilayah
kerjanya.
Menurut Kepmenkes RI No. 128/Menkes/SK/II/2004 puskesmas
merupakan Unit Pelayanan Teknis Dinas kesehatan kabupaten/kota yang
bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu
wilayah kerja.
Menurut Permenkes No.75 tahun 2014 tentang pusat pelayanan
kesehatan masyarakat, disebutkan bahwa pusat kesehatan masyarakat yang
selanjutnya disebut puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan
perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif
dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya di wilayah kerjanya (Depkes, 2014).
Menurut Permenkes No. 43 tahun 2019 tentang pusat kesehatan
masyarakat , disebutkan bahwa Pusat Kesehatan Masyarakat ynag
selanjutnya disebut puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang

2
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan
perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif
dan preventif di wilayah kerjanya.

B. Fungsi Manajemen Puskesmas


Menurut Trihono (2005) ada 3 (tiga) fungsi puskesmas yaitu: pusat
penggerak pembangunan berwawasan kesehatan yang berarti puskesmas
selalu berupaya menggerakkan dan memantau penyelenggaraan
pembangunan lintas sektor termasuk oleh masyarakat dan dunia usaha di
wilayah kerjanya, sehingga berwawasan serta mendukung pembangunan
kesehatan. Disamping itu puskesmas aktif memantau dan melaporkan
dampak kesehatan dari penyelenggaraan setiap program pembangunan
diwilayah kerjanya. Khusus untuk pembangunan kesehatan, upaya yang
dilakukan puskesmas adalah mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan
pencegahan penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan
pemulihan kesehatan.

1. Sebagai Pusat Penggerak Pembangunan Kesehatan


a. Menggerakkan lintas sektor dan dunia usaha di wilayah kerjanya
agar menyelenggarakan pembangunan berwawasan kesehatan
b. Aktif memantau & melaporkan dampak kesehatan dr setiap
penyelenggaraan program pembangunan

3
c. Mengutamakan pemeliharaan kesh & pencegahan penyakit tnp
mengabaikan penyembuhan dan pemulihan.
2. Sebagai Pusat pemberdayaan masyarakat
a. Berupaya agar perorangan, TOMA, keluarga & masy punya
kesadaran, kemauan & kemampuan melayani diri sendiri & masy
utk hidup sehat serta menetapkan, menyelenggarakan, emmantau
serta memberikan pelayanan kesehatan menyeluruh terpadu di
wilayah kerjanya
b. Memberikan bantuan dlm bentuk bimb teknis materi, rujukan
medis & kesmas è tidak menimbulkan ketergantungan
3. Sebagai pusat pelayanan kesehatan pertama
Menyelenggarakan pelayanan kesehatan pertama secara
menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan melalui pelayanan
kesehatan perorangan & kesmas.
Dalam melaksanakan tugasnya, puskesmas memiliki fungsi
adalah :
1. Penyelenggaraan UKM tingkat pertama di wilayah kerjanya;
2. Penyelenggaraan UKP tingkat pertama di wilayah kerjanya.

C. Susunan Organisasi Manajemen Puskesmas


Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis dinas kesehatan
kabupaten/kota, sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan.
Puskesmas dipimpin oleh seorang Kepala Puskesmas yang merupakan
seorang Tenaga Kesehatan dengan kriteria sebagai berikut (Depkes, 2014):
1. Tingkat pendidikan paling rendah sarjana dan memiliki kompetensi
manajemen kesehatan masyarakat.
2. Masa kerja di Puskesmas minimal 2 (dua) tahun.
3. Telah mengikuti pelatihan manajemen Puskesmas.

Kepala Puskesmas bertanggungjawab atas seluruh kegiatan di


Puskesmas dan ia dapat merencanakan dan mengusulkan kebutuhan sumber
daya Puskesmas kepada dinas kesehatan kabupaten/kota. Dalam hal di
Puskesmas kawasan terpencil dan sangat terpencil yang tidak tersedia

4
seorang tenaga kesehatan seperti kriteria diatas, maka Kepala Puskesmas
merupakan tenaga kesehatan dengan tingkat pendidikan paling rendah
diploma tiga (Depkes,2019).
Organisasi Puskesmas kawasan pedesaan terdiri atas (Depkes, 2019):
a. Kepala Puskesmas
b. Kepala sub bagian tata usaha
c. Penanggung jawab UKM Esensial;
d. Penaggung jawab UKM Pengembangan
e. Penanggung jawab UKP, kefarmasian dan Laboratorium; dan
f. Penanggung jawab jaringan pelayanan Puskesmas dan jejaring
g. Penanggung jawab mutu.

D. Model Manajemen Puskesmas


Untuk dapat mewujudkan visi, misi, dan tujuan Puskesmas,
diperlukan model manajemen yang cocok dan efektif untuk Puskesmas yang
bersangkutan. Beberapa model manajemen telah diperkenalkan pada
Puskesmas, yaitu :
1. P1 (Perencanaan) Puskesmas :
Tahapan penyusunan Rencana Tahunan Puskesmas yaitu :
a. Persiapan
Pada tahap ini ti mempelajari :
1. Rencana Lima Thunan Puskesmas
2. Penjabran tahunan rencana capaian target Standar pelayanan
Minimal tingkat kabupaten.
3. Target yang disepakati dengan Dinas Kesehatan.
4. Pedoman umum program Indonesia Sehat dengan pendekatan
keluarga.
5. Penguatan Manajemen puskesmas melaui pendekatan keluarga.

b. Analisa Situasi
c. Perumusan masalah.
d. Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan (RUK)

5
e. Penyusunan Rencana pelaksanaan Kegiatan (RPK)

2. P2 (Penggarakan dan Pelaksanaan) Puskesmas


Tujuan Penggerakan dan Pelaksanaan (P2) Puskesmas adalah
meningkatkan fungsi Puskesmas melalui peningkatan kemampuan
tenaga Puskesmas untuk bekerja sama dalam Tim dan membina
kerja sama lintas program dan lintas sektoral. Komponen
Penggerakan Pelaksanaan (P2) Puskesmas dilakukan melalui
Lokakarya Mini Puskesmas yang terdiri dari 4 (empat) komponen
meliputi:
a. Penggalangan kerjasama Tim yaitu lokakarya yang dilaksanakan
setahun sekali di Puskesmas, dalam rangka meningkatkan kerja
sama antar petugas Puskesmas untuk meningkatkan fungsi
Puskesmas, melalui suatu proses dinamika kelompok yang diikuti
dengan analisis beban kerja masing-masing tenaga yang dikaitkan
dengan berbagai kelemahan penampilan kerja Puskesmas
menurut hasil stratifikasi Puskesmas
b. Penggalangan Kerjasama Lintas Sektoral yaitu dalam rangka
meningkatkan peran serta masyarakat dan dukungan sektor-sektor
terkait melalui suatu pertemuan lintas sektoral setahun sekali.
Sebagai hasil pertemuan adalah kesepakatan rencana kerja sama
lintas sektoral dalam membina peran serta masyarakat dalam
bidang kesehatan termasuk keterpaduan KB-Kesehatan
c. Rapat kerja Tribulanan Lintas Sektoral,sebagai tindak lanjut
pertemuan penggalangan kerja sama lintas sektoral,dilakukan
pertemuan lintas sektoral setiap 3 (tiga) bulan sekali
untukmengkaji hasil kegiatan kerja sama lintas sektoral selama 3
(tiga) bulan yang lalu dan memecahkan masalah yang dihadapi,
kemudian disusun rencana kerjasama lintas sektoral bulan
selanjutnya.
d. Lokakarya Bulanan Puskesmas, yaitu pertemuan antar tenaga
Puskesmas pada setiap akhir bulan untuk mengevaluasi

6
pelaksanaan rencana kerja bulan yang lalu dan membuat rencana
bulan yang akan datang. Adapun tujuan Lokakarya Bulanan
Puskesmas adalah
a) Disampaikan hasil rapat dari tingkat kabupaten, kecamatan
dan lain sebagainya
b) Diketahuinya hasil dan evaluasi kegiatan Puskesmas bulan
lalu
c) Diketahuinya hambatan dan masalah dalam pelaksanaan
kegiatan bulan lalu
d) Dirumuskannya cara pemecahan masalah
e) Disusunnya rencana kerja harian petugas selama satu bulan
yang akan datang
f) Diberikannya tambahan pengetahuan baru
g) Disusunnya POA Puskesmas, baik POA tahunan maupun
bulanan, dan
h) Diketahuinya masalah di Puskesmas berdasarkan hasil
Stratifikasi Puskesmas (Departemen Kesehatan, 1988).
3. P3 (Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian): Stratifikasi
Puskesmas
Stratifikasi Puskesmas adalah upaya untuk melakukan penilaian
prestasi kerja Puskesmas dengan mengelompokkan Puskesmas
dalam 3 strata yaitu Strata Puskesmas dengan prestasi kerja baik
(Strata I), Strata Puskesmas dengan prestasi kerja cukup (Strata II)
dan Strata Puskesmas dengan prestasi kerja kurang (Strata III).
Pengelompokkan ketiga strata tersebut digunakan dalam rangka
pemantauan terhadap tingkat perkembangan fungsi Puskesmas,
sehingga pembinaan dalam rangka peningkatan fungsi Puskesmas
dapat dilaksanakan lebih terarah. Hal ini diharapkan agar dapat
menimbulkan gairah kerja, rasa tanggung jawab dan kreatifitas kerja
yang dinamis melalui pengembangan falsafah mawas diri. Adapun
tujuan umum Stratifikasi Puskesmas adalah mendapatkan gambaran
tentang tingkat fungsi Puskesmas secara berkala dalam rangka

7
pembinaan dan pengembangannya. Sedangkan tujuan khususnya
adalah:
a. Mendapatkan gambaran secara menyeluruh
b. Perkembangan Puskesmas dalam rangka mawas diri,
c. Mendapatkan masukan untuk perencanaan Puskesmas di masa
mendatang, dan
d. Mendapatkan informasi tentang masalah dan hambatan
pelaksanaan.
Puskesmas sebagai masukan untuk pembinaannya. Aspek yang
dinilai dalam Stratifikasi Puskesmas meliputi hasil kegiatan pokok
Puskesmas, proses manajemen, termasuk berbagai komponen
penunjang baik fisik maupun non fisik dan keadaan lingkungan
wilayah kerja Puskesmas yang dapat berpengaruh terhadap
penampilan kerja Puskesmas. Dengan Stratifikasi Puskesmas ada 3
(tiga) area yang perlu dibina yaitu :
a) Puskesmas sebagai wadah pemberi pelayanan kesehatan kepada
masyarakat. Pembinaan ini diarahkan terhadap fasilitas fisik,
pelaksanaan manajemen, dan kemampuan pegawai,
b) Pelaksanaan program-program sektor kesehatan maupun
program lintas sektoral yang secara langsung maupun tidak
langsung menjadi tanggung jawab Puskesmas dalam
pelaksanaannya maupun sarana penunjangnya dan
c) peran serta masyarakat dalam rangka meningkatkan kemampuan
untuk hidup sehat dan produktif.

E. Subsistem Manajemen Puskesmas


Dalam upaya menunjang pengembangan program pokok puskesmas,
puskesmas memiliki enam subsistem manajemen, yaitu (Muninjaya, 2004):
1. Subsistem pelayanan kesehatan
Berupa promosi, pencegahan, pengobatan, rehabilitasi medis
dan sosial
2. Subsistem manajemen keuangan

8
a. Jenis anggaran yang digunakan terdiri dari dana rutin (gaji
pegawai) dan dana operasional/proyek untuk masing-masing
program.
b. Sumber anggaran, sejak otonomi daerah yang ditetapkan
berdasarkan UU No. 22 dan 25 tahun 1999 sumber dana
puskesmas sebagian besar dari APBD kabupaten/kota yang
disalurkan melalui dinas kesehatan kabupaten/kota. Hanya
sebagian kecil yang berasal dari APBN. Puskesmas juga
mendapat dana dari sumber-sumber lain yang sah dan tidak
mengikat.
c. Pimpinan puskesmas menunjuk bendahara puskesmas, ada yang
menjadi bendahara umum (mencatat dan melaporkan dana
operasional kegiatan proyek) dan bendahara rutin (mengurusi
gaji pegawai dan pemasukan keuangan rutin puskesmas).
3. Subsistem manajemen logistik
Setiap program membutuhkan dukungan logistik yang jumlah
dan jenisnya berbeda-beda. Kebutuhan ini disusun dalam Lokakarya
Mini Puskesmas (LKMP). Agar praktis biasanya kebutuhan logistik
puskesmas disediakan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota dan
BKKBN (khusus untuk program KB) dengan dana yang sudah
dialokasikan setiap tahun. Pimpinan puskesmas mempunyai
wewenang dan wajib memeriksa administrasi barang dan obat secara
rutin.
4. Subsistem manajemen personalia
a. Untuk meningkatkan motivasi kerja staf, sistem intensif perlu
diterapkan sesuai dengan ketentuan yang disepakati bersama.
Selain itu pemberian penghargaan oleh pimpinan kepada staf
yang berprestasi akan membantu meningkatkan motivasi mereka.
b. Untuk manajeman personalia di puskesmas, dokter selaku
manajer puskesmas tidak diberikan wewenang untuk
mengangkat staf kecuali puskesmas menyisihkan dana sendiri
untuk membayar honor staf. Akan tetapi dokter berhak

9
mengusulkan kebutuhan staf (jumlah dan jenis) ke Dinkes
kabupaten/kota.
c. Pertemuan antara pimpinan dengan staf sebaiknya diadakan
secara rutin dalam pertemuan rutin seperti rapat bulanan dan
mingguan.
5. Subsistem pencatatan dan pelaporan
Laporan yang dibuat oleh puskesmas antara lain:
a. Laporan harian (melaporkan adanya kejadian luar biasa (KLB)
penyakit tertentu.
b. Laporan mingguan (melaporkan kegiatan penanggulangan
penyakit diare).
c. Laporan bulanan (ada 4 jenis, LB1 berisi data kesakitan, LB2
berisi data kematian, LB3 berisi data program gizi. KIA, KB,
dan P2M, LB4 untuk obat-obatan).
F. Penerapan Manajemen di Puskesmas
Untuk dapat melaksanakan usaha pokok puskesmas secara efisien,
efektif, produktif, dan berkualitas, pimpinan puskesmas harus memahami
dan menerapkan prinsip-prinsip manajemen. Penerapan manajemen
kesehatan di puskesmas terdiri dari :
1. Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP)
Merupakan perencanaan tingkat puskesmas. Pengembangan
program puskesmas selama 5 tahun disusun dalam MP.

2. Lokakarya Mini Puskesmas (LKMP)


Merupakan bentuk penjabaran MP kedalam paket-paket
kegiatan program yang dilaksanakan oleh staf, baik secara individu
maupun berkelompok. LKMP dilaksanakan setiap tahun.
3. Local Area Monitoring (LAM) atau PIAS-PWS (Pemantauan Ibu
dan Anak Setempat-Pemantauan Wilayah Setempat)
Merupakan sistem pencatatan dan pelaporan untuk pemantauan
penyakit pada ibu dan anak atau untuk penyakit menular yang dapat
dicegah dengan imunisasi. LAM merupakan penjabaran fungsi

10
pengawasan dan pengendalian program. LAM yang dijabarkan
khusus untuk memantau kegiatan program KIA disebut dengan
PIAS.
Stratifikasi puskesmas merupakan kegiatan evaluasi program
yang dilakukan setiap tahun untuk mengetahui pelaksanaan
manajemen program puskesmas secara menyeluruh. Penilaian
dilakukan oleh tim dari Dinas Kesehatan Provinsi dan
Kabupaten/Kota. Data SP2TP dimanfaatkan oleh puskesmas untuk
penilaian stratifikasi (Muninjaya, 2004).
Supervisi rutin oleh pimpinan puskesmas dan rapat-rapat rutin
untuk koordinasi dan memantau kegiatan program. Supervisi oleh
pimpinan, monitoring, dan evaluasi merupakan penjabaran fungsi
manajemen (pengawasan dan pengendalian) di puskesmas (Tabel
2.1) (Muninjaya, 2004).

Tabel. Penerapan Fungsi Manajemen di Puskesmas


Planning Mikro planning, perencanaan tingkat puskesmas
Struktur organisasi, pembagian tugas, pembagian wilayah
Organizing
kerja, pengembangan program puskesmas
Lokakarya mini puskesmas, kepemimpinan, motivasi
Actuating kerja, koordinasi, komunikasi melalui rapat rutin bulanan
untuk membahas aktivitas harian dan kegiatan program
PIAS, LAM, PWS KIA, supervise, monitoring, evaluasi,
Controlling
audit internal keuangan di puskesmas

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis (UPT) dinas kesehatan
kabupaten/kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan
kesehatan di suatu wilayah kerja. UPT tugasnya adalah menyelenggarakan
sebagian tugas teknis Dinas Kesehatan, sedangkan pembangunan kesehatan
maksudnya adalah penyelenggara upaya kesehatan yang pertanggung
jawaban secara keseluruhan ada di Dinkes dan sebagian ada di Puskesmas
Wilayah Kerja. Wilayah ini dapat berdasarkan kecamatan, penduduk, atau
daerah terpencil.
Menurut Trihono (2005) ada 3 (tiga) fungsi puskesmas yaitu pusat
penggerak pembangunan berwawasan kesehatan yang berarti puskesmas
selalu berupaya menggerakkan dan memantau penyelenggaraan
pembangunan lintas sektor termasuk oleh masyarakat dan dunia usaha di
wilayah kerjanya, sehingga berwawasan serta mendukung pembangunan
kesehatan. Disamping itu puskesmas aktif memantau dan melaporkan
dampak kesehatan dari penyelenggaraan setiap program pembangunan
diwilayah kerjanya. Khusus untuk pembangunan kesehatan, upaya yang
dilakukan puskesmas adalah mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan
pencegahan penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan
pemulihan kesehatan.
Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan
untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam
rangka mendukung terwujudnya kecamatan sehat. Dalam melaksanakan
tugas tersebut, puskesmas menyelenggarakan fungsi (Depkes, 2019) :
1. Penyelenggaraan UKM tingkat pertama di wilayah kerjanya
2. Penyelenggaraan UKP tingkat pertama di wilayah kerjanya.

12
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan RI, 2004. Manajemen Puskesmas 2004. Penerbit


Depkes RI. Jakarta.

Departemen Kesehatan RI, 2004. Penyelenggaraan Puskesmas Unit


Swadana Buku I. Penerbit Depkes RI. Jakarta.

Depkes RI. 2006. Pedoman Perencanaan Tingkat Puskesmas. Jakarta:


Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat

Departemen Kesehatan RI, 1992. Pedoman Kerja Puskesmas Jilid I.


Penerbit Depkes RI. Jakarta.

Herlambang S dan Murwani A. 2012. Manajemen Kesehatan dan


puskesmas. Yogyakarta: Gosyen Publishing.

Munijaya, A. 2004. Manajemen Kesehatan Edisi 2. Jakarta : EGC.

Depkes RI 2016. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


44 tentang Pedoman Manajemen Puskesmas, Depkes

Depkes RI 2019 Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


43 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat, Depkes

13
14

Anda mungkin juga menyukai