Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN


“Manajemen Puskesmas”

OLEH :
KELOMPOK I

1. EKO WAHYUDI : 2020206203182P


2. GUNAWAN : 2020206203213P
3. SANTOSO : 2020206203244P
4. AHMAD SYAFANDI : 2020206203410P
5. SAIFUDIN : 2020206203426P
6. DWI HARTANTO : 2020206203252P
7. MUNIA : 2020206203420P
8. MAY JUWITA : 2020206203245P
9. DIAN MAYASARI : 2020206203222P
10. TRI SUJARWATI : 2020206203223P
11. NIKMATUL KHOERIYAH : 2020206203224P
12. VIOLA L LITA YOVA : 2020206203225P

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSWU
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat serta hidayah-Nya kepada penulis, sehingga dapat
menyelesaikan makalah ini tepat waktu. Makalah ini berjudul “Manajemen
Puskesmas”. Makalah ini disusun dalam rangka melengkapi Tugas Mata
Kuliah “Organisasi Dan Manajemen Pelayanan Kesehatan”.
Kami selaku penulis, berharap makalah ini dapat bermanfaat untuk
kita semua dengan menambah wawasan serta pengetahuan, Sebagai penulis,
kami juga menyadari sepenuhnya bahwa dalam makalah ini pasti akan ada
banyak kekurangan yang disebabkan oleh keterbatasan, kemampuan
pengalaman penulis, oleh karena itu kami mengharapkan adanya kritik,
saran ataupun usulan yang membangun agar kedepannya makalah ini dapat
perbaikan yang lebih baik dan lebih banyak memuat pengetahuan yang
bermanfaat untuk para pembaca.
Semoga makalah ini dapat dipahami oleh setiap pembaca dan mohon
maaf jika dalam makalah ini ada kesalahan atau pun pemahaman yang
sekiranya tidak sepaham dengan pengetahuan para pembaca, oleh karena itu
perlunya masukan akan pengetahuan yang dimiliki pembaca berkaitan
dengan materi makalah ini.

Metro, 1 November 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI..........................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang..............................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................2
C. Tujuan Penulisan...........................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Manjemen Puskesmas..................................................................3
B. Fungsi Manajemen Puskemas......................................................4
C. Susunan Organisasi Manajemen Puskesmas...............................5
D. Model Manajemen Puskesmas....................................................6
E. Penerapan Manajemen di Puskesmas........................................10

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan..................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Puskesmas sebagai penyedia sarana pelayanan kesehatan dituntut
untuk memberikan pelayanan kesehatan yang cepat, tepat dan akurat. Oleh
karena itu, merupakan suatu keharusan bahwa puskesmas memanfaatkan
kemajuan iptek di bidang kesehatan untuk memenuhi tuntutan pelayanan
tersebut. Menurut Hatta (2011) sesuai kesepakatan rencana kerja yang
disusun pada pertemuan 12 Desember 2003 di Jenewa, target untuk tahun
2015 yang harus dicapai Negara anggota World Summit on the Information
Society (WSIS) termasuk Indonesia yaitu seluruh pusat kesehatan termasuk
puskesmas serta rumah sakit sudah terhubungkan dengan teknologi
informasi dan komunikasi.
Sejalan dengan perkembangan teknologi informasi dan upaya
memenuhi kebutuhan informasi dalam sistem pelayanan kesehatan sudah
banyak pihak yang berusaha mengembangkan sistem informasi pelayanan
kesehatan berbasis komputer. Pihak institusi pelayanan kesehatan memiliki
kesempatan untuk memilih dan mengimplementasikan aplikasi komputer
dan sistem penunjangnya yang komprehensif. Sarana pelayanan kesehatan
sebagai penghasil data/informasi senantiasa memperhatikan masukan yang
diberikan oleh tenaga kesehatan. Selain itu sistem komputerisasi yang
diterapkan harus fleksibel, mudah diakses dan dapat terkoneksi dengan baik
sesuai dengan 2 kebutuhan khusus setiap sarana pelayanan kesehatan serta
bagi kepentingan pimpinan, peneliti, pendidik maupun pengambil kebijakan
(Hatta, 2011).
Kemampuan untuk mengatur atau mengolah sejumlah data serta
kecepatan untuk mencari informasi yang relevan adalah aset yang sangat
penting bagi suatu organisasi. Untuk mendapatkan himpunan data yang
besar dan kompleks, pengguna harus memiliki alat bantu (tools) yang akan
menyederhanakan tugas manajemen data dan mengestrak informasi yang
berguna secara tepat waktu (Kristanto, 2003). Sebuah sistem informasi yang
baik, perlu diperhatikan kebutuhan dari sistem tersebut yang mencakup
reability, availability, fleksibelity, life expentacy and growth potencial dan
maintability. Hal ini berarti bahwa dengan adanya suatu aplikasi yang
didesain sesuai kebutuhan informasi, dapat meningkatkan kualitas informasi
yang dihasilkan dan dapat memberikan kepuasan bagi pengguna (Sutanta,
2003).
B. Rumusan Masalah
1. Apa Yang Dimaksud Dengan Manajemen Puskesmas?
2. Apa-Apa Sajakah Fungsi Manajemen Puskesmas?
3. Bagaimanakah Susunan Organisasi Manajemen Puskesmas?
4. Bagaimakah Model Manajemen Puskesmas?
5. Apa-Apa Sajakah Subsistem Manajemen Puskesmas?
6. Bagaimanakah Penerapan Manajemen di Puskesmas?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui Manajemen Puskesmas
2. Untuk Mengetahui Fungsi Manajemen Puskesmas
3. Agar Mengetahui Susunan Organisasi Manajemen Puskesmas
4. Untuk mengupayakan Model Manajemen Puskesmas
5. Untuk Mengetahui Subsistem Manajemen Puskesmas
6. Untuk Mengetahui Penerapan Manajemen di Puskesmas

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Manajemen Puskesmas


Puskesmas adalah unit pelaksana teknis (UPT) dinas kesehatan
kabupaten/ kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan
kesehatan di suatu wilayah kerja. UPT tugasnya adalah menyelenggarakan
sebagian tugas teknis Dinas Kesehatan, sedangkan pembangunan kesehatan
maksudnya adalah penyelenggara upaya kesehatan yang pertanggung
jawaban secara keseluruhan ada di Dinkes dan sebagian ada di Puskesmas
Wilayah Kerja. Wilayah ini dapat berdasarkan kecamatan, penduduk, atau
daerah terpencil.
Puskesmas adalah organisasi kesehatan fungsional yang merupakan
pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta
masyarakat dan memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu
kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok
(Depkes RI, 1991). Dengan kata lain puskesmas mempunyai wewenang dan
tanggung jawab atas pemeliharaan kesehatan masyarakat dalam wilayah
kerjanya.
Menurut Kepmenkes RI No. 128/Menkes/SK/II/2004 puskesmas
merupakan Unit Pelayanan Teknis Dinas kesehatan kabupaten/kota yang
bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu
wilayah kerja.
Menurut Permenkes No.75 tahun 2014 tentang pusat pelayanan
kesehatan masyarakat, disebutkan bahwa pusat kesehatan masyarakat yang
selanjutnya disebut puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan
perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif
dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya di wilayah kerjanya (Depkes, 2014).

3
B. Fungsi Manajemen Puskesmas
Menurut Trihono (2005) ada 3 (tiga) fungsi puskesmas yaitu: pusat
penggerak pembangunan berwawasan kesehatan yang berarti puskesmas
selalu berupaya menggerakkan dan memantau penyelenggaraan
pembangunan lintas sektor termasuk oleh masyarakat dan dunia usaha di
wilayah kerjanya, sehingga berwawasan serta mendukung pembangunan
kesehatan. Disamping itu puskesmas aktif memantau dan melaporkan
dampak kesehatan dari penyelenggaraan setiap program pembangunan
diwilayah kerjanya. Khusus untuk pembangunan kesehatan, upaya yang
dilakukan puskesmas adalah mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan
pencegahan penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan
pemulihan kesehatan.

Fungsi Puskesmas

Pusat Penggerak Pusat


Pusat Pelayanan
Pembangunan Pemberdayaan
Kesehatan Strata
Berwawasan Keluarga &
1
Kesehatan Masyarakat

Public Goods Private Goods


(Kesmas) (Kuratif)

1. Sebagai Pusat Penggerak Pembangunan Kesehatan


a. Menggerakkan lintas sektor dan dunia usaha di wilayah kerjanya
agar menyelenggarakan pembangunan berwawasan kesehatan.
b. Aktif memantau & melaporkan dampak kesehatan dr setiap
penyelenggaraan program pembangunan.
c. Mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit
tanpa mengabaikan penyembuhan dan pemulihan.

4
2. Sebagai Pusat pemberdayaan masyarakat
a. Berupaya agar perorangan, keluarga dan masyarakat punya
kesadaran, kemauan dan kemampuan melayani diri sendiri untuk
hidup sehat. serta menetapkan, menyelenggarakan, memantau
serta memberikan pelayanan kesehatan menyeluruh terpadu di
wilayah kerjanya.
b. Memberikan bantuan dalam bentuk bimbingan teknis materi,
rujukan medis dan kesehatan masyarakat, supaya tidak
menimbulkan ketergantungan.
3. Sebagai pusat pelayanan kesehatan pertama
Menyelenggarakan pelayanan kesehatan pertama secara
menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan melalui pelayanan
kesehatan perorangan dan kesehatan masyarakat.
C. Susunan Organisasi Manajemen Puskesmas
Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis dinas kesehatan
kabupaten/ kota, sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan.
Puskesmas dipimpin oleh seorang Kepala Puskesmas yang merupakan
seorang Tenaga Kesehatan dengan kriteria sebagai berikut (Depkes, 2014):
1. Tingkat pendidikan paling rendah sarjana dan memiliki kompetensi
manajemen kesehatan masyarakat.
2. Masa kerja di Puskesmas minimal 2 (dua) tahun.
3. Telah mengikuti pelatihan manajemen Puskesmas.

Kepala Puskesmas bertanggungjawab atas seluruh kegiatan di


Puskesmas dan ia dapat merencanakan dan mengusulkan kebutuhan sumber
daya Puskesmas kepada dinas kesehatan kabupaten/kota. Dalam hal di
Puskesmas kawasan terpencil dan sangat terpencil yang tidak tersedia
seorang tenaga kesehatan seperti kriteria diatas, maka Kepala Puskesmas
merupakan tenaga kesehatan dengan tingkat pendidikan paling rendah
diploma tiga (Depkes,2014).

5
Organisasi Puskesmas paling sedikit terdiri atas (Depkes, 2014):
a. Kepala Puskesmas
b. Kepala sub bagian tata usaha
c. Penanggung jawab UKM dan Keperawatan Kesehatan Masyarakat;
d. Penanggung jawab UKP, kefarmasian dan Laboratorium; dan
e. Penanggungjawab jaringan pelayanan Puskesmas dan jejaring
f. Fasilitas pelayanan kesehatan.
D. Model Manajemen Puskesmas
Untuk dapat mewujudkan visi, misi, dan tujuan Puskesmas,
diperlukan model manajemen yang cocok dan efektif untuk Puskesmas yang
bersangkutan. Beberapa model manajemen telah diperkenalkan pada
Puskesmas, yaitu :
1. P1 (Perencanaan) Puskesmas : Microplanning Puskesmas
Microplanning adalah penyusunan rencana 5 (lima) tahunan
dengan tahapan tiap-tiap tahun di tingkat Puskesmas untuk
mengembangkan dan membina Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu)
Keluarga Berencana- Kesehatan diwilayah kerjanya, berdasarkan
masalah yang dihadapi dan kemampuan yang dimiliki dalam rangka
meningkatkan fungsi Puskesmas (Departemen Kesehatan, 1989).
Tujuan umum microplanning adalah meningkatkan cakupan
pelayanan program prioritas yang mempunyai daya ungkit terbesar
terhadap penurunan angka kematian bayi, anak balita dan fertilitas
dalam wilayah kerjanya yang pada gilirannya dapat meningkatkan
fungsi Puskesmas. Sedangkan tujuan khususnya adalah :
a. Mengembangkan dan membina pos-pos pelayanan terpadu KB-
Kesehatan di desa-desa wilayah kerja Puskesmas, sesuai dengan
kemampuan yang dimiliki dan masalah yang dihadapi sehingga
dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien
b. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pelayanan kesehatan
c. Meningkatkan kemampuan staf Puskesmas dalamberfikir secara
analitik dan mendorong untuk berinisiatif, kreatif, dan inovatif.

6
Ruang Lingkup microplanning adalah kegiatan pokok Puskesmas,
meliputi 18 kegiatan pokok. Namun demikian, mengingat dalam
Pelita IV prioritas diberikan pada penurunan angka kematian bayi
dan anak balita serta angka fertilitas, maka perencanaan yang
dimaksud baru diarahkan pada 5 (lima) program terpadu KB-
Kesehatan, yaitu program Kesehatan Ibu dan Anak, Keluarga
Berencana, Gizi, Imunisasi, dan Penanggulangan Diare. Kelima
program tersebut mempunyai daya ungkit terbesar terhadap upaya
penurunan angka kematian bayi, anak balita, dan angka fertilitas.
2. P2 (Penggarakan dan Pelaksanaan) Puskesmas
Tujuan Penggerakan dan Pelaksanaan (P2) Puskesmas adalah
meningkatkan fungsi Puskesmas melalui peningkatan kemampuan
tenaga Puskesmas untuk bekerja sama dalam Tim dan membina
kerja sama lintas program dan lintas sektoral. Komponen
Penggerakan Pelaksanaan (P2) Puskesmas dilakukan melalui
Lokakarya Mini Puskesmas yang terdiri dari 4 (empat) komponen
meliputi:
a. Penggalangan kerjasama Tim yaitu lokakarya yang dilaksanakan
setahun sekali di Puskesmas, dalam rangka meningkatkan kerja
sama antar petugas Puskesmas untuk meningkatkan fungsi
Puskesmas, melalui suatu proses dinamika kelompok yang diikuti
dengan analisis beban kerja masing-masing tenaga yang dikaitkan
dengan berbagai kelemahan penampilan kerja Puskesmas
menurut hasil stratifikasi Puskesmas
b. Penggalangan Kerjasama Lintas Sektoral yaitu dalam rangka
meningkatkan peran serta masyarakat dan dukungan sektor-sektor
terkait melalui suatu pertemuan lintas sektoral setahun sekali.
Sebagai hasil pertemuan adalah kesepakatan rencana kerja sama
lintas sektoral dalam membina peran serta masyarakat dalam
bidang kesehatan termasuk keterpaduan KB-Kesehatan

7
c. Rapat kerja Tribulanan Lintas Sektoral,sebagai tindak lanjut
pertemuan penggalangan kerja sama lintas sektoral,dilakukan
pertemuan lintas sektoral setiap 3 (tiga) bulan sekali
untukmengkaji hasil kegiatan kerja sama lintas sektoral selama 3
(tiga) bulan yang lalu dan memecahkan masalah yang dihadapi,
kemudian disusun rencana kerjasama lintas sektoral bulan
selanjutnya.
d. Lokakarya Bulanan Puskesmas, yaitu pertemuan antar tenaga
Puskesmas pada setiap akhir bulan untuk mengevaluasi
pelaksanaan rencana kerja bulan yang lalu dan membuat rencana
bulan yang akan datang. Adapun tujuan Lokakarya Bulanan
Puskesmas adalah
a) Disampaikan hasil rapat dari tingkat kabupaten, kecamatan
dan lain sebagainya
b) Diketahuinya hasil dan evaluasi kegiatan Puskesmas bulan
lalu
c) Diketahuinya hambatan dan masalah dalam pelaksanaan
kegiatan bulan lalu
d) Dirumuskannya cara pemecahan masalah
e) Disusunnya rencana kerja harian petugas selama satu bulan
yang akan datang
f) Diberikannya tambahan pengetahuan baru
g) Disusunnya POA Puskesmas, baik POA tahunan maupun
bulanan, dan
h) Diketahuinya masalah di Puskesmas berdasarkan hasil
Stratifikasi Puskesmas (Departemen Kesehatan, 1988).
3. P3 (Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian): Stratifikasi
Puskesmas
Stratifikasi Puskesmas adalah upaya untuk melakukan penilaian
prestasi kerja Puskesmas dengan mengelompokkan Puskesmas
dalam 3 strata yaitu Strata Puskesmas dengan prestasi kerja baik

8
(Strata I), Strata Puskesmas dengan prestasi kerja cukup (Strata II)
dan Strata Puskesmas dengan prestasi kerja kurang (Strata III).
Pengelompokkan ketiga strata tersebut digunakan dalam rangka
pemantauan terhadap tingkat perkembangan fungsi Puskesmas,
sehingga pembinaan dalam rangka peningkatan fungsi Puskesmas
dapat dilaksanakan lebih terarah. Hal ini diharapkan agar dapat
menimbulkan gairah kerja, rasa tanggung jawab dan kreatifitas kerja
yang dinamis melalui pengembangan falsafah mawas diri. Adapun
tujuan umum Stratifikasi Puskesmas adalah mendapatkan gambaran
tentang tingkat fungsi Puskesmas secara berkala dalam rangka
pembinaan dan pengembangannya. Sedangkan tujuan khususnya
adalah:
a. Mendapatkan gambaran secara menyeluruh.
b. Perkembangan Puskesmas dalam rangka mawas diri.
c. Mendapatkan masukan untuk perencanaan Puskesmas di masa
mendatang.
d. Mendapatkan informasi tentang masalah dan hambatan
pelaksanaan.
Puskesmas sebagai masukan untuk pembinaannya. Aspek yang
dinilai dalam Stratifikasi Puskesmas meliputi hasil kegiatan pokok
Puskesmas, proses manajemen, termasuk berbagai komponen
penunjang baik fisik maupun non fisik dan keadaan lingkungan
wilayah kerja Puskesmas yang dapat berpengaruh terhadap
penampilan kerja Puskesmas. Dengan Stratifikasi Puskesmas ada 3
(tiga) area yang perlu dibina yaitu :
a) Puskesmas sebagai wadah pemberi pelayanan kesehatan kepada
masyarakat. Pembinaan ini diarahkan terhadap fasilitas fisik,
pelaksanaan manajemen, dan kemampuan pegawai,
b) Pelaksanaan program-program sektor kesehatan maupun
program lintas sektoral yang secara langsung maupun tidak
langsung menjadi tanggung jawab Puskesmas dalam
pelaksanaannya maupun sarana penunjangnya dan

9
c) peran serta masyarakat dalam rangka meningkatkan kemampuan
untuk hidup sehat dan produktif
E. Subsistem Manajemen Puskesmas
Dalam upaya menunjang pengembangan program pokok puskesmas,
puskesmas memiliki enam subsistem manajemen, yaitu (Muninjaya, 2004):
1. Subsistem pelayanan kesehatan
Berupa promosi, pencegahan, pengobatan, rehabilitasi medis dan
sosial.
2. Subsistem manajemen keuangan
a. Jenis anggaran yang digunakan terdiri dari dana rutin (gaji
pegawai) dan dana operasional/proyek untuk masing-masing
program.
b. Sumber anggaran, sejak otonomi daerah yang ditetapkan
berdasarkan UU No. 22 dan 25 tahun 1999 sumber dana
puskesmas sebagian besar dari APBD kabupaten/kota yang
disalurkan melalui dinas kesehatan kabupaten/kota. Hanya
sebagian kecil yang berasal dari APBN. Puskesmas juga
mendapat dana dari sumber-sumber lain yang sah dan tidak
mengikat.
c. Pimpinan puskesmas menunjuk bendahara puskesmas, ada yang
menjadi bendahara proyek (mencatat dan melaporkan dana
operasional kegiatan proyek) dan bendahara rutin (mengurusi
gaji pegawai dan pemasukan keuangan rutin puskesmas).
3. Subsistem manajemen logistik
Setiap program membutuhkan dukungan logistik yang jumlah
dan jenisnya berbeda-beda. Kebutuhan ini disusun dalam Lokakarya
Mini Puskesmas (LKMP). Agar praktis biasanya kebutuhan logistik
puskesmas disediakan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota dan
BKKBN (khusus untuk program KB) dengan dana yang sudah
dialokasikan setiap tahun. Pimpinan puskesmas mempunyai
wewenang dan wajib memeriksa administrasi barang dan obat secara
rutin.

10
4. Subsistem manajemen personalia
a. Untuk meningkatkan motivasi kerja staf, sistem intensif perlu
diterapkan sesuai dengan ketentuan yang disepakati bersama.
Selain itu pemberian penghargaan oleh pimpinan kepada staf
yang berprestasi akan membantu meningkatkan motivasi mereka.
b. Untuk manajeman personalia di puskesmas, dokter selaku
manajer puskesmas tidak diberikan wewenang untuk
mengangkat staf kecuali puskesmas menyisihkan dana sendiri
untuk membayar honor staf. Akan tetapi dokter berhak
mengusulkan kebutuhan staf (jumlah dan jenis) ke Dinkes
kabupaten/kota.
c. Pertemuan antara pimpinan dengan staf sebaiknya diadakan
secara rutin dalam pertemuan rutin seperti rapat bulanan dan
mingguan.
5. Subsistem pencatatan dan pelaporan
Laporan yang dibuat oleh puskesmas antara lain:
a. Laporan harian (melaporkan adanya kejadian luar biasa (KLB)
penyakit tertentu.
b. Laporan mingguan (melaporkan kegiatan penanggulangan
penyakit diare).
c. Laporan bulanan (ada 4 jenis, LB1 berisi data kesakitan, LB2 
berisi data kematian, LB3 berisi data program gizi. KIA, KB,
dan P2M, LB4 untuk obat-obatan).
F. Penerapan Manajemen di Puskesmas
Untuk dapat melaksanakan usaha pokok puskesmas secara efisien,
efektif, produktif, dan berkualitas, pimpinan puskesmas harus memahami
dan menerapkan prinsip-prinsip manajemen. Penerapan manajemen
kesehatan di puskesmas terdiri dari :
1. Micro Planning (MP)
Merupakan perencanaan tingkat puskesmas. Pengembangan
program puskesmas selama 5 tahun disusun dalam MP.

11
2. Lokakarya Mini Puskesmas (LKMP)
Merupakan bentuk penjabaran MP kedalam paket-paket
kegiatan program yang dilaksanakan oleh staf, baik secara individu
maupun berkelompok. LKMP dilaksanakan setiap tahun.
3. Local Area Monitoring (LAM) atau PIAS-PWS (Pemantauan Ibu
dan Anak Setempat-Pemantauan Wilayah Setempat)
Merupakan sistem pencatatan dan pelaporan untuk pemantauan
penyakit pada ibu dan anak atau untuk penyakit menular yang dapat
dicegah dengan imunisasi. LAM merupakan penjabaran fungsi
pengawasan dan pengendalian program. LAM yang dijabarkan
khusus untuk memantau kegiatan program KIA disebut dengan
PIAS.
Stratifikasi puskesmas merupakan kegiatan evaluasi program
yang dilakukan setiap tahun untuk mengetahui pelaksanaan
manajemen program puskesmas secara menyeluruh. Penilaian
dilakukan oleh tim dari Dinas Kesehatan Provinsi dan
Kabupaten/Kota. Data SP2TP dimanfaatkan oleh puskesmas untuk
penilaian stratifikasi (Muninjaya, 2004).
Supervisi rutin oleh pimpinan puskesmas dan rapat-rapat rutin
untuk koordinasi dan memantau kegiatan program. Supervisi oleh
pimpinan, monitoring, dan evaluasi merupakan penjabaran fungsi
manajemen (pengawasan dan pengendalian) di puskesmas (Tabel
2.1) (Muninjaya, 2004).
Tabel. Penerapan Fungsi Manajemen di Puskesmas
Planning Mikro planning, perencanaan tingkat puskesmas
Struktur organisasi, pembagian tugas, pembagian wilayah
Organizing
kerja, pengembangan program puskesmas
Lokakarya mini puskesmas, kepemimpinan, motivasi kerja,
Actuating koordinasi, komunikasi melalui rapat rutin bulanan untuk
membahas aktivitas harian dan kegiatan program
PIAS, LAM, PWS KIA, supervise, monitoring, evaluasi,
Controlling
audit internal keuangan di puskesmas
BAB III
PENUTUP

12
A. Kesimpulan
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis (UPT) dinas kesehatan
kabupaten/kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan
kesehatan di suatu wilayah kerja. UPT tugasnya adalah menyelenggarakan
sebagian tugas teknis Dinas Kesehatan, sedangkan pembangunan kesehatan
maksudnya adalah penyelenggara upaya kesehatan yang pertanggung
jawaban secara keseluruhan ada di Dinkes dan sebagian ada di Puskesmas
Wilayah Kerja. Wilayah ini dapat berdasarkan kecamatan, penduduk, atau
daerah terpencil.
Menurut Trihono (2005) ada 3 (tiga) fungsi puskesmas yaitu pusat
penggerak pembangunan berwawasan kesehatan yang berarti puskesmas
selalu berupaya menggerakkan dan memantau penyelenggaraan
pembangunan lintas sektor termasuk oleh masyarakat dan dunia usaha di
wilayah kerjanya, sehingga berwawasan serta mendukung pembangunan
kesehatan. Disamping itu puskesmas aktif memantau dan melaporkan
dampak kesehatan dari penyelenggaraan setiap program pembangunan
diwilayah kerjanya. Khusus untuk pembangunan kesehatan, upaya yang
dilakukan puskesmas adalah mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan
pencegahan penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan
pemulihan kesehatan.
Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan
untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam
rangka mendukung terwujudnya kecamatan sehat. Dalam melaksanakan
tugas tersebut, puskesmas menyelenggarakan fungsi (Depkes, 2014) :
1. Penyelenggaraan UKM tingkat pertama di wilayah kerjanya
2. Penyelenggaraan UKP tingkat pertama di wilayah kerjanya.

DAFTAR PUSTAKA

13
Departemen Kesehatan RI, 2004. Manajemen Puskesmas 2004. Penerbit
Depkes RI. Jakarta.

Departemen Kesehatan RI, 2004. Penyelenggaraan Puskesmas Unit


Swadana Buku I. Penerbit Depkes RI. Jakarta.

Depkes RI. 2006. Pedoman Perencanaan Tingkat Puskesmas. Jakarta:


Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat

Departemen Kesehatan RI, 1992. Pedoman Kerja Puskesmas Jilid I.


Penerbit Depkes RI. Jakarta.

Herlambang S dan Murwani A. 2012. Manajemen Kesehatan dan


puskesmas. Yogyakarta: Gosyen Publishing.

Munijaya, A. 2004. Manajemen Kesehatan Edisi 2. Jakarta : EGC.

14

Anda mungkin juga menyukai