Anda di halaman 1dari 17

PUSKESMAS Permenkes 75 Tahun 2014 dan

BOK (Bantuan Operasional Kesehatan)


DISUSUN OLEH

KELOMPOK VIII

DWI RABIATUL ADWIYAH ALI

MAHADMAGANDI S. KUBUHI

MUH. FIKRI PULUHULAWA

NURHAYATI KADIR

YOLANDA ABAS

POLITEKNIK KESEHEHATAN KEMENKES


GORONTALO

T.A 2015-2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah tentang PUSKESMAS Permenkes 75 Tahun 2014 dan BOK (Bantuan
Operasional Kesehatan).

Kami sangat berharap, semoga makalah ini dapat berguna dalam


menambah wawasan serta pengetahuan kita. Kami juga menyadari sepenuhnya
bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna.

Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan makalah ini. mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran
yang membangun. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita.

Gorontalo, April 2016

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR. ...................................................................................

DAFTAR ISI. .................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..........................................................................................


B. Rumusan masalah........................................................................................
C. Tujuan Penulisan ........................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian puskesmas....................................................

B. Puskesmas Permenkes 75 tahun

2014...........................................................

C. Fungsi dari puskesmas..

D. Tugas dari puskesmas...

E. Kegiatan pokok puskesmas...

F. Definisi Bantuan Operasional Kesehatan.

G. Tujuan Bantuan Operasional Kesehatan..

H. Bantuan Operasional Kesehatan di puskesmas.

I. Pemanfaatan Bantuan Operasional Kesehatan oleh puskesmas....

BAB III PENUTUP

Kesimpulan........................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Puskesmas dilahirkan tahun 1968 ketika dilangsungkan Rapat Kerja


Kesehatan Nasional (Rakerkesnas) I di Jakarta, di mana yang dibicarakan upaya
pengorganisasian sistem pelayanan kesehatan di tanah air, karena pelayanan
kesehatan tingkat pertama pada waktu itu dirasakan kurang menguntungkan.
Melalui Rakerkesnas tersebut timbul gagasan untuk menyatukan semua pelayanan
tingkat pertama ke dalam suatu organisasi yang dipercaya dan diberi nama Pusat
Kesehatan Masyarakat(Puskesmas).

Upaya meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan


yang berkualitas, di antaranya meningkatkan akses terhadap pelayanan kesehatan
dasar. Di sini peran Puskesmas dan jaringannya sebagai institusi yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan di jenjang pertama yang terlibat langsung
dengan masyarakat menjadi sangat penting.

Sebagai penanggung jawab pembangunan kesehatan di Indonesia,


Kementerian Kesehatan telah melakukan berbagai upaya untuk mencapai derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Namun, upaya tersebut masih terus
ditingkatkan. Untuk mempercepat pencapaian sasaran-sasaran pembangunan
kesehatan di Indonesia, Kementerian Kesehatan telah melakukan terobosan
melalui berbagai upaya yang dilaksanakan secara berkesinambungan. Satu di
antaranya adalah Bantuan Operasional Kesehatan (BOK). BOK diharapkan dapat
membantu meningkatkan akses dan pemerataan pelayanan kesehatan masyarakat.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Puskesmas ?
2. Apa peraturan dari Puskesmas Permenkes 75 tahun 2014 ?
3. Apa fungsi dari Puskesmas ?
4. Apa tugas dari Puskesmas ?
5. Apa Kegiatan pokok puskesmas?
6. Apa Definisi dari Bantuan Operasional Kesehatan ?
7. Apa Tujuan Bantuan Operasional Kesehatan ?
8. Bagaimana Bantuan Operasional Kesehatan di puskesmas ?
9. Bagaimana Pemanfaatan Bantuan Operasional Kesehatan oleh puskesmas?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk dapat mengetahui arti dari Puskesmas.
2. Untuk dapat mengetahui Peraturan Puskesmas Permenkes 75 tahun 2014.
3. Untuk dapat mengetahui fungsi dari Puskesmas.
4. Untuk dapat mengetahui tugas dari Puskesmas.
5. Untuk dapat mengetahui Kegiatan pokok puskesmas.
6. Untuk dapat mengetahui definisi dari Bantuan Operasional Kesehatan.
7. Untuk dapat mengetahui Tujuan Bantuan Operasional Kesehatan.
8. Untuk dapat mengetahui bagaimana Bantuan Operasional Kesehatan di
puskesmas.
9. Untuk dapat mengetahui Bagaimana Pemanfaatan Bantuan Operasional
Kesehatan oleh puskesmas.

BAB II
PEMBAHASAN

Pengertian Puskesmas
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota
yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu
wilayah kerja.

Menurut Departemen Kesehatan RI (1987)


Puskesmas adalah sebagai pusat pembangunan kesehatan yang berfungsi
mengembangkan dan membina kesehatan masyarakat serta menyelenggarakan
pelayanan kesehatan terdepan dan terdekat dengan masyrakat dalam bentuk
kegiatan pokok yang menyeluruh dan terpadu diwilayah kerjanya.

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75


TAHUN 2014 TENTANG PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT (Puskesmas)

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


Menimbang :
a. bahwa Pusat Kesehatan Masyarakat sebagai salah satu jenis fasilitas
pelayanan kesehatan tingkat pertama memiliki peranan penting dalam sistem
kesehatan nasional, khususnya dalam mengupayakan kesehatan masyarakat.
b. bahwa penyelenggaraan Pusat Kesehatan Masyarakat perlu ditata ulang
untuk meningkatkan aksesibilitas, keterjangkauan, dan kualitas pelayanan dalam
rangka meningkatkan derajat masyarakat serta menyukseskan program
jaminan sosial nasional.

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a


dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Kesehatan tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat.
Mengingat :
1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan yaitu bahwa
kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang
harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana
dimaksud dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945.
2. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan
yakni setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki
pengetahuan dan/atau keterampilan melalui pendidikan dibidang dibidang
kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewanangan untuk melakukan
upaya kesehatan.
3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 001 Tahun 2012 tentang Sistem
Rujukan Pelayanan Kesehatan Perseorangan.

Menetapkan :
Pasal 1 : Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas
adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya
kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat
pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif,
untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya
di wilayah kerjanya.
Pasal 2 :
(1) Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas bertujuan
untuk mewujudkan masyarakat yang :
a. memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat;
b. mampu menjangkau pelayanan kesehatan bermutu
c. hidup dalam lingkungan sehat; dan
d. memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat.
(2) Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas sebagaimana
yang dimaksud bahwa dapat mendukung adanya terwujudnya kecamatan sehat.
Pasal 3 :
Berdasarkan prinsip kemandirian masyarakat sebagaimana yang dimaksud,
Puskesmas mendorong kemandirian hidup sehat bagi individu, keluarga,
kelompok, dan masyarakat.
Pasal 4 :
Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk
mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam rangka
mendukung terwujudnya kecamatan sehat.

Fungsi dari Puskesmas adalah :

1. Sebagai pusat pembangunan kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya.

2. Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka


kemampuan untuk hidup sehat.

3. Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan masyarakat di


wilayah kerjanya.

Tugas dari Puskesmas adalah :

1. Upaya Promosi Kesehatan


Tugas ini dilakukan akibat adanya berbagai permasalahan kesehatan yang
melanda masyarakat. Permasalahan tersebut umumnya diakibatkan karena
timbulnya faktor, seperti terdapatnya bibit penyakit atau pengganggu lainnya,
pasien berada pada lingkungan yang sangat rentan dengan kemungkinan
perkembangan penyakit, serta perilaku penderita itu sendiri yang memiliki gaya
hidup tidak sehat dan tidak peduli terhadap lingkungan dan bibit penyakit yang
dapat menuncul dan berkembang.

Sebenarnya, kesehatan dan munculnya penyakit sangat berpengaruh


terhadap perilaku hidup dari penderita itu sendiri. Untuk itu, promosi kesehatan
menjadi tugas pokok dari puskesmas untuk menanamkan betapa pentingnya
perilaku hidup sehat bagi masyarakat. Dalam keputusan menteri kesehatan
Nomor 1114/Menkes/SK/VII/2005 Tentang pedoman pelaksanaan promosi
kesehatan di daerah.
Promosi kesehatan adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan
masyarakat melalui pembelajaran dan, untuk, oleh bersama masyarakat, agar
mereka dapat menolong diri sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang
bersumber daya masyarakat sesuai dengan kondisi sosial budaya setempat dan
didukung oleh kebijakan publik.
2. Upaya Kesehatan Lingkungan
Lingkungan adalah salah satu penyebab timbulnya masalah kesehatan.
untuk itu, kesehatan lingkungan harus sangat diperhatikan oleh masyarakat.
Disinilah tugas pokok puskesmas untuk memberikan penyuluhan dan
mengajarkan kepada masyarakat bagaimana cara menjaga kebersihan
lingkungan tersebut.
3. Upaya kesehatan ibu dan anak serta keluarga berencana
Dalam melakukan upaya kesehatan untuk ibu dan anak, puskesmas juga
memberi fasilitas kepada masyarakat untuk membangun sistem kesiagaan dalam
mengatasi berbagai situasi gawat dari aspek non klinis yang berkaitan dengan
kehamilan dan persalinan.
4. Upaya perbaikan gizi masyarakat
Program perbaikan gizi masyarakat ini meliputi peningkatan pendidikan
gizi, menanggulangi masalah kekurangan energi, protein, serta pemberdayaan
usaha perbaikan gizi keluarga/masyarakat.

5. Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular


Tugas pokok puskesmas kali ini adalah bertanggung jawab terhadap
suatu wilayah untuk mencegah penyebaran suatu penyakit menular diwilayah
kerjanya. Untuk itu, dalam lingkup wilayah kerjanya ini, kesehatan masyarakat
harus benar-benar terpantau, agar dapat terciptanya masyarakat yang hidup
sehat.
6. Upaya pengobatan
Apabila berbagai pencegahan dan upaya kesehatan yang dilakukan
ternyata belum cukup untuk menghindari penyakit, sudah seharusnya
puskesmas melakukan upaya pengobatan. Pengobatan dan perawatan dilakukan
hingga pasien sembuh.
Apabila penyakit yang diderita ternyata berbahaya, dan kapasitas tenaga
ahli dipuskesmas kurang, maka puskesmas harus memberikan rujukan untuk
Rumah Sakit yang dituju.
Tugas pokok puskesmas sudah seharusnya tidak hanya dilakukan oleh
petugas puskesmas. Tetapi juga mendapat respon yang positif dari masyarakat.
Karena semua itu, demi kesehatan masyarakat agar lebih terjaga.

Kegiatan Pokok Puskesmas


Sesuai dengan kemampuan tenaga maupun fasilitas yang berbeda-beda, maka
kegiatan pokok yang dapat dilaksanakan oleh sebuah puskesmas akan berbeda
pula. Namun demikian kegiatan pokok Puskesmas yang seharusnya dilaksanakan
adalah sebagai berikut : KIA, Keluarga Berencana, Usaha Perbaikan Gizi,
Kesehatan Lingkungan, Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular,
Pengobatan termasuk pelayanan darurat karena kecelakaan, penyuluhan
Kesehatan Masyarakat, Kesehatan Sekolah, Kesehatan Olah Raga, Perawatan
Kesehatan Masyarakat, Kesehatan dan keselamatan Kerja, Kesehatan Gigi dan
Mulut, Kesehatan Jiwa, Kesehatan Mata, Laboratorium Sederhana, Pencatatan
Laporan dalam rangka Sistem Informasi Kesehatan dan Kesehatan Usia Lanjut.

Definisi BOK (Bantuan Operasional Kesehatan)

Bantuan Operasional Kesehatan Adalah bantuan dana dari Pemerintah


melalui Kementerian Kesehatan dalam membantu pemerintahan kabupaten dan
pemerintahan kota melaksanakan pelayanan kesehatan sesuai Standar
Pelayanan Minimal (SPM) Kesehatan menuju Millennium Development Goals
(MDGs) dengan meningkatkan kinerja Puskesmas dan jaringannya serta Upaya
Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) dalam menyelenggarakan
pelayanan kesehatan promotif dan preventif.

Tujuan BOK (Bantuan Operasional Kesehatan)


Meningkatnya cakupan Puskesmas dalam pelayanan yang ber-sifat
promotif dan preventif.
Tersedianya dukungan biaya untuk upaya pelayanan kesehatan yang
bersifat promotif dan preventif bagi masyarakat.

BOK di Puskesmas

BOK adalah Singkatan dari Bantuan Operasional Kesehatan. Dalam Surat


Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor
494/Menkes/SK/IV/2010 tentang petunjuk Tehnis Bantuan Operasional
Kesehatan tanggal 22 April 2010, yang ditandatangani oleh menteri kesehatan
sendiri, Dr. Endang Rahayu Sedyaningsih, MPH, Dr. PH, beliau menyebutkan
dalam pengantar Buku pedoman BOK bahwa

Penyediaan Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) bagi Puskesmas dalam


melakukan berbagai upaya kesehatan yang bersifat promotif dan preventif,
merupakan salah satu bentuk tanggung jawab pemerintah dalam upaya
kesehatan. Puskesmas sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota mempunyai fungsi yang amat strategis karena berada di ujung
tombak pelayanan kesehatan yang bertanggung jawab menyelenggarakan
pelayanan kesehatan di wilayah kerjanya secara proaktif dan responsive

Dari komentar Menteri Kesehatan ini dapat di jelaskan bahwa ada tiga unsure
penting dalam Bantuan Operasional Kesehatan :
1. Bantuan yang bersifat Promotif dan Preventif atau tepatnya bukan untuk
kegiatan Kuratif dan Rehabilitatif
2. Bantuan ini ditujukkan untuk Puskesmas Pusat Kesehatan Masyarakat
- maksudnya adalah untuk kegiatan masyarakat tentang kesehatan yang
dipusatkan atau dikoordinir oleh Puskesmas.
3. Bantuan Operasional Kesehatan ini mempunyai fungsi yang strategis
penyelenggaraan pelayanan kesehatan terutama yang berhubungan dengan
peningkatan status pelayanan kesehatan atau tepatnya cakupan pelayanan
kesehatan.

BOK sebagaimana terdapat dalam Surat Keputusan Menteri Kesehatan


Republik Indonesia nomor 494/Menkes/SK/IV/2010 tentang petunjuk Tehnis
Bantuan Operasional Kesehatan tanggal 22 April 2010, pada dasarnya
diperuntukkan sebagai acuan bagi Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah Provinsi,
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dan Pihak terkait yang menyelenggarakan
Bantuan Operasional Kesehatan.

Namun demikian, masih BOK ini juga merupakan pejabaran Undang-


Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5063); walaupun pada dasarnya tidak demikian karena ketidak
jelasan pengertian kesehatan masyarakat dalam Undang-Undang Kesehatan
terbaru ini. Dengan adanya BOK ini memperjelas peran dari kegiatan-kegiatan
kesehatan masyarakat terutama kegiatan-kegiatan promotif dan preventif.

Sekali lagi bukan untuk kegiatan pengobatan (kuratif) dan pemulihan


penderita (Rehabilitatif) serta komponen penunjangnya karena memang dana
Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) tidak boleh dimanfaatkan tersebut.

Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) tidak boleh dimanfaatkan untuk :


1. Upaya pengobatan dan rehabilitasi, Penanganan gawat darurat, Rawat
inap, Pertolongan persalinan, Gaji/honor, Belanja modal. Maksudnya
kegiatan pengobatan dan rehabilitative yang biasa dilakukan oleh tenaga
medic (dokter, perawat/bidan dan apoteker) yang oleh karena
mendapatkan jasa (gaji/honor) dari pelayanan yang mereka berikan.
2. Pemeliharaan gedung atau kendaraan, Operasional kantor (listrik, air,
ATK, fotokopi, tinta/toner), Obat, vaksin, dan alat kesehatan. Maksudnya
kegiatan-kegiatan ini pada dasarnya tanggung jawab Pemerintah
Kabupaten/kota untuk mengalokasikannya pada kegiatan APBDnya.

terdapat berbagai masalah yang dihadapi oleh Puskesmas dan jaringannya


dalam upaya meningkatkan status kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya,
antara lain adalah keterbatasan biaya operasional untuk pelayanan kesehatan.
Beberapa pemerintah daerah mampu mencukupi kebutuhan biaya operasional
kesehatan Puskesmas di daerahnya. Di saat yang sama, tidak sedikit pula,
pemerintah daerah yang masih sangat terbatas dalam hal alokasi untuk biaya
operasional Puskesmas di daerahnya.
Berbagai upaya telah dan akan terus ditingkatkan baik oleh pemerintah daerah
maupun pemerintah agar peran dan fungsi Puskesmas sebagai fasilitas pelayanan
kesehatan dasar semakin meningkat. Dukungan pemerintah bertambah lagi
dengan diluncurkannya Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) bagi Puskesmas
sebagai kegiatan inovatif di samping kegiatan lainnya seperti Jaminan Kesehatan
Masyarakat (Jamkesmas) dan Jaminan Persalinan (Jampersal).
Penyaluran dana BOK merupakan salah satu bantuk tanggungjawab
pemerintah dalam pembangunan kesehatan bagi masyarakat di
pedesaan/kelurahan khususnya dalam meningkatkan upaya kesehatan promotif
dan preventif guna tercapainya terget Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang
Kesehatan, sebagai tolok ukur urusan kewenangan wajib bidang kesehatan yang
telah dilimpahkan oleh pemerintah kepada pemerintah daerah.
Puskesmas sebagai salah satu pelaksana pelayanan bidang kesehatan juga
mengemban amanat untuk mencapai target tersebut sehingga masyarakat akan
mendapat pelayanan kesehatan yang semakin merata, berkualitas dan berkeadilan.

Pemanfaatan BOK oleh Puskesmas

Penyediaan dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) bagi Puskesmas,


yang melakukan upaya kesehatan bersifat promotif dan preventif, merupakan
tanggung jawab pemerintah. Puskesmas sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT)
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, mempunyai fungsi strategis sebagai ujung
tombak pelayanan kesehatan, yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan di
wilayah kerjanya secara proaktif dan responsif.

Melalui penetapan dana BOK, diharapkan kinerja Puskesmas menjadi


lebih baik sehingga Standar Pelayanan Minimal (SPM) sebagai indikator utama
dalam mempercepat target Millenium Development Goals (MDGs). Agar
pelaksanaan BOK berjalan efektif dan efesien, diperlukan petunjuk teknis yang
dapat menjadi acuan bagi semua pihak terkait dalam melakukan peranan, tugas
pokok dan fungsi.

Menurut buku petunjuk teknis (juknis) penggunaan BOK, dana tersebut


bisa digunakan untuk pembiayaan berbagai jenis kegiatan puskesmas yang
meliputi:
1. Pembayaran transport petugas Puskesmas, Pustu dan Poskesdes
2. Pembayaran transport kader, duku, dan masyarakat yang terlibat dalam proses
pelayanan kesehatan dan pertemuan manajemen.
3. Operasional posyandu (transport dan ATK)
4. Operasional Poskesdes (transport, ATK, fotokopi, rapat di desa/kelurahan)
5. Pembelian bahan kontak
6. Penggandaan dan AT rapat dalam rangka Mini Lokakarya (minlok)
7. Pembelian konsumsi rapat dalam rangka minlok puskesmas
8. Pembelian bahan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) penyuluhan.
9. Uang penginapan (akomodasi) dan uang harian, bila diperlukan sesuai aturan
yang berlaku (khusus untuk desa terpencil atau yang sulit dijangkau)

Sedangkan dana BOK tersebut tidak boleh dipergunakan untuk keperluan :

a. Upaya pengobatan dan rehabilitasi

b. Penanganan unit gawat darurat (UGD)

c. Pelayanan rawat inap/perawatan

d. Pertolongan persalinan

e. Pembayaran gaji atau honorarium

f. Belanja barang / modal

g. Pemeliharaan gedung atau kendaraan

h. Operasional rutin kantor (listrik, air, ATK, fotokopi, tinta/toner print)

i. Pembelian obat, vaksin dan alat kebersihan.

Pemanfaatan dana BOK ini harus berkoordinasi dengan baik antara setiap
kegiatan program puskesmas dan pertanggungjawaban melalui Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota setempat, untuk langkah verifikasi data, jumlah anggaran dan
mekanisme pelaporannya.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan

Menurut Undang-Undang Dasar 1945 pasal 28 H ayat 1, kesehatan


merupakan hak asasi manusia dan investasi untuk keberhasilan pembangunan
bangsa. Untuk itu perlu diselenggarakan pembangunan kesehatan secara
menyeluruh agar terwujud masyarakat yang sehat, mandiri dan berkeadilan.

Dalam pasal 34 disebutkan bahwa negara bertanggungjawab atas


penyediaan fasilitas pelayanan umum yang layak yang salah satunya diwujudkan
dengan dengan pembangunan Puskesmas dan jaringannya. Puskesmas dan
jaringannya sebagai fasilitas pelayanan kesehatan terdepan yang
bertanggungjawab di wilayah kerjanya.
DAFTAR PUSTAKA

Azwar, Arul. Pengantar Administrasi Kesehatan. Jakarta: PT Grafiti


Medika Pers. Depkes RI. 2005.

Manajemen Pelayanan Kesehatan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran


EGC. Notoatmodjo, Soekidjo. 2007.

Kesehatan Masyarakat: Ilmu dan Seni. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.


Saleh, Maya Syahria. 2007.

Anda mungkin juga menyukai