PENDAHULUAN
bawah akut (ISNBA) dengan batuk dan disertai dengan sesak nafas
aspirasi substansi asing, berupa radang paru-paru yang disertai eksudasi dan
ini biasanya teknik gurah sering dipakai untuk mengeluarkan cairan lendir
beresiko akan menambah cairan yang masuk ke dalam paru-paru dan dapat
memperparah keadaan.
Berdasarkan data WHO pada tahun 2013 terdapat 6,3 juta kematian di
dengan pneumonia tertinggi yaitu Nusa Tenggara Timur (4,6% & 10,3%),
Papua (2,8% & 8,2%), Sulawesi Tengah (2,3% & 5,7%), Sulawesi Barat
(3,1% & 6,1%) dan Sulawesi Selatan (2,4% & 4,8%) (Riskesdas, 2013).
1
Penyebaran infeksi dapat terjadi dengan cepat keseluruh tubuh kerana
melalui pembuluh darah. Gejala klinis secara umum adalah suhu tubuh
ditemukan adanya konsolidasi, suara napas brochial dan ronki (Brunner &
Suddarth,2011).
samping itu juga harus menjaga kebersihan dengan rajin cuci tangan, tidak
merokok, serta istirahat cukup dan diet sehat untuk menjaga daya tahan
hidup sehat dengan olahraga teratur, asupan yang sehat, dan menghindari
rokok.
2
Berdasarkan Penjelasan Diatas, Penulis Tertarik Membahas Asuhan
2021.
2021
2021
3
d. Mengidentifikasi implementasi atau tindakan keperawatan
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian
bawah akut (ISNBA) dengan batuk dan disertai dengan sesak nafas
suatu infeksi saluran pernafasan bawah akut (ISNBA) Deegan batuk dan
5
disertai sesak nafas disebabkan agen infeksius seperti virus, bakteri,
2.2. Etiologi
menurun).
demam atau panas tinggi disertai batuk berdahak yang produktif, napas
cepat (frekuensi nafas >50 kali/menit), selain itu pasien akan merasa nyeri
dada seperti ditusuk pisau atau sesak, sakit kepala, gelisah dan nafsu
6
makan berkurang (Rikesdas, 2013). Pneumonia bacterial (pneumokokus)
secara khas diawali dengan awitan menggil, demam yang timbul dengan
cepat (39,5o sampai 40,5o), dan nyeri dada yang tersa ditusuk-tusuk yang
dicetuskan oleh bernapas dan batuk. Pasien sangat sakit dengan takipnea
yang menonjol adalah sakit kepala, demam tingkat rendah, nyeri pleuritis
mata menjadi lebih terang, dan bibir serta bidang kuku sianotik. Tanda-
tanda lain terjadi pada pasien dengan kondisi lain seperti kanker, atau
2.4. Patofisiologi
7
menyebar dalam model bercak yang meluas dari bronki ke parenkim paru
2.5. Pathway
8
2.6. Penatalaksanaan
2.6.1 Keperawatan
antibiotic per-oral, dan tetap tinggal dirumah. Penderita yang lebih tua
dan penderita dengan sesak nafas atau dengan penyakit jantung atau paru
perlu diberikan oksigen tambahan, cairan intravena dan alat bantu nafas
cairan.
3. Jumlah cairan sesuai berat badan, kenaikan suhu, dan status hidrasi.
9
2.6.2 Medis
ketokonazol..
Kusuma, 2015,68).
10
2.7. Fokus pengkajian
Pada tahap ini meliputi nama, umur, jenis kelamin, alamat rumah,
sesak nafas, rasa berat pada dada, nyeri pleuritik akibat iritasi pleura yang
bersifat tajam dan terlokasilir terutama pada saat batuk dan bernafas serta
sesak nafas, rasa berat pada dada, nyeri pleuritik akibat iritasi pleura yang
bersifat tajam dan terlokasilir terutama pada saat batuk dan bernafas serta
TBC paru, pneumoni, gagal jantung, trauma, asites dan sebagainya.Hal ini
11
2.8.5. Riwayat penyakit keluarga
penyakit.
sebelum dan selama MRS pasien dengan effusi pleura akan mengalami
penurunan nafsu makan akibat dari sesak nafas dan penekanan pada
12
struktur abdomen. Peningkatan metabolisme akan terjadi akibat proses
c. Pola eliminasi
pasien yang lemah, pasien akan lebih banyak bedrest sehingga akan
Adanya nyeri dada, sesak nafas dan peningkatan suhu tubuh akan
13
2.8.8. Pemeriksaan fisik
a. Status kesehatan
b. System respirasi
kontra lateral yang diketahui dari posisi trakhea dan ictus kordis.
jumlah cairannya > 250 cc. Disamping itu pada palpasi juga
akan terdapat batas atas cairan berupa garis lengkung dengan ujung
14
duduk cairan makin ke atas makin tipis, dan dibaliknya ada
c. System Cardiovaskuler
berada pada ICS-5 pada linea medio klavikula kiri selebar 1 cm.
pembesaran jantung.
gallop dan adakah bunyi jantung III yang merupakan gejala payah
15
d. Sistem Neorologis
f. System muskuoskeletal
g. System integument
16
2.8. Diagnosa Keperawatan
2.9.2. Pola Nafas tidak efektif berhubungan dengan hamabatan upaya nafas
2.9.7. Gangguan integritas kulit atau jaringan berhubungan dengan agen pencedera
fisik
3) Dispnea membaik
4) Ortpnea membaik
17
5) Sulit bicara membaik
6) Sianosis membaik
7) Gelisah membaik
b. Intervensi
Observasi
Terapeutik
Edukasi
18
4) Anjurkan batuk dengan kuat langsung setelah tarik nafas dalam yang ke-
Kolaborasi
1) Dyspnea menurun
4) Otopnea menurun
b. Intervensi keperawatan
Observasi
kering)
Terapeutik
19
1) Pertahankan kepatenan jalan nafas head-tilt dan chin-lift (jaw-
Edukasi
Kolaborasi
3) Meringis menrun
b. Intervensi
observasi
nyeri
20
Terapeutik
meredakan nyeri
Edukasi
Kolaborasi
b. Intervensi
Obeservasi
21
2) Monitor lokasi dan ketidaknyamanan selama melakukan aktifitas
Terapeutik
Kunjugan).
Edukasi
1) Mengigil menurun
3) Takikardia menurun
4) Tapipnea menurun
b. Intervensi
Observasi
22
3) Monitor komplikasi akibat hipertermia
Terapeutik
Edukasi
informasi
b. Inrervensi
Observasi
Terapeutik
23
3) Berikan kesempatan untuk bertanya
pencedera fisik.
b. Intervensi
Observasi
Terapeutik
Edukasi
24
2) Anjurkan minum air yang cukup
Kolaborasi
1) Demam menurun
3) Bengkak menurun
4) Kemerahan menurun
b. Intervensi
Obesrvasi
Terapeutik
Edukasi
25
2) Ajarkan mencuci tangan tangan dengan benar
Kolaborasi
26
BAB III
NO RM :03.99.13
3.1 Pengkajian
1. Identitas pasien : Tn L
2. Umur : 64 Thn
4. Suku : kaili
5. Agama : Kristen
6. Pekerjaan : PNS
7. Alamat : Ds Salumpatu
27
3.2 Identitas Penanggung Jawab
2. Umur : 59 Thn
4. Agama : Kristen
5. Pekerjaan : IRT
Sesak nafas
Klien datang ke Rumah Sakit Torabelo Sigi pada tanggal 01-02- 2021 pada jam
21.20 melalui UGD dengan keluhan sesak nafas sejak 3 hari yang lalu. Klien
Pada saat dilakukan pengkajian tanggal 03 Februari 2021 jam 10.00 WITA,
klien mengeluh sesak nafas, Klien mengatakan merasa lemas, klien mengatakan
28
Klien tidak memiliki riwayat alergi obat dan makanan
GENOGRAM
X X
X
X
X X X X XX
X
tX
tiuiy X
X X X X X
X X X
64 X
G1 : Kakek dan nenek klien dan kakek dan nenek istri klien meninggal tapi tidak
diketahui penyebabnya.
G2 : Ayah klien meninggal disebabkan karena penyakit asma, Ibu klien masih
hidup, dan kedua orang tua dari istri klien masih hidup
perhari, klien tidak menggunakan obat – obatan. Klien berhenti merokok sejak
29
1 bulan yang lalu klien berhenti merokok secara perlahan klien jarang
TD : 130/90 mmHg
N : 120x/mnt
R : 26x/mnt
SB : 36,60C
b. Sistem Pernafasan
Bentuk dada simetris kiri dan kanan, pernafasan cepat takipneu 26x/mnt,
Adanya tarikan dada saat bernafas, pernafasan dangkal. Pola nafas dispnoe.
konsistensi kental.
c. Sistem Kardiovaskular
TD : 130/90 mmHg
N : 120x/mnt
30
R : 26x/mnt
SB : 36,60C
reguler, suara jantung lup dup, pemeriksaan ictus cordis teraba di ICS IV
mid clavikula, CRT < 2 detik, konjungtiva anemis, akral teraba hangat.
d. Sistem Persyarafan
S : 36,6oC, GCS : 15, Klien tidak ada keluhan pusing, pupil isokor,
e. Sistem Perkemihan
f. Sistem Pencernaan
menelan, tidak terdapat pembesaran tonsil, tidak ada nyeri tekan pada
g. Sistem Penglihatan
tidak terdapat nyeri tekan , sklera ikterik, tidak terdapat edema palpebra,
arah.
31
h. Sistem pendengaran
Struktur telinga simetris kiri dan kanan , tes rinne (+), tes weber (+), klien
operasi dibagian telinga, tidak terdapat nyeri tekan , serta klien tidak
i. Sistem muskuloskletal
lemah, klien nampak hanya duduk atau berbaring ditempat tidur kekuatan
otot untuk ekstremitas atas kanan 4, kekuatan otot untuk ekstremitas atas
kiri 4, tonus otot baik, massa otot, refleks triceps (+) biceps (+), tidak
ada nyeri, tidak terdapat sianosi, turgor kulit baik dan tidak ada luka
operasi. tidak terdapat kelainan, tidak ada fraktur, klien tampak beraktivitas
j. Sistem Integumen
32
Warna kulit kuning langsat, tidak ada pitting edema, tidak ada ekskoriasis,
k. Sistem endokrin
l. Pengkajian psikososial
Klien mengatakan penyakit yang ia alami ini adalah cobaan dari Tuhan dan
Klien mengatakan selama dirumah sakit klien dibersihkan oleh istri atau
anak klien, dengan menggunakan waslap atau tisu basah, saat mengganti
pakaian klien dibantu, sikat gigi tidak dibantu. Klien mengatakan aktivitas
mandi, ganti pakaian, klien di bantu oleh istri atau anak klien, klien
n. Pengkajian spiritual
sehari hanya 2 waktu sholat dan tidak menentu, saat sakit klien tidak
33
o. Pemeriksaan penunjang
Foto Thorax AP :
- Tulang-tulang intak
2.10.9. Terapi
IVFD RL 20 Tpm
Combivent 8 jam
Oral :
34
ANALISA DATA
35
Data Etiologi Masalah
DS : Pola Nafas tidak
lalu
klien beraktivitas
sudah beristrahat
DO :
- KU lemah
kanula 5 LPM
dangkal
36
- Terdengar suara nafas
ronkhi
- TTV :
TD : 130/80 mmHg
Nadi : 120x/menit
Respirasi : 26x/menit
Suhu : 36,60C
ANALISA DATA
37
DS : Virus , bakteri, jamur, Bersihan Jalan
berlendir Efektif
yang lalu
DO : Kuman berlebihan
- KU lemah dibronkus
kanula 5 LPM
kecoklatan dengan
konsistensi kental.
- TTV :
TD : 130/80 mmHg
Nadi : 120x/menit
Respirasi : 26x/menit
38
Suhu : 36,60C
ANALISA DATA
39
- Klien mengatakan saat protozoa dan mikroba.
melakukan aktivitas,
DO : Suhu tubuh
- KU lemah
tempat tidur
Hipoksia
- Klien nampak sedang di
TD : 130/80 mmHg
Nadi : 120x/menit
Respirasi : 26x/menit
Suhu : 36,60C
40
3.16. DIANGNOSA KEPERAWATAN
napas
DS :
41
- Klien mengeluh sesak nafas sudah ±3 hari yang lalu
beraktivitas.
beristrahat
DO :
- KU lemah
- TTV :
TD : 130/80 mmHg
Nadi : 120x/menit
Respirasi : 26x/menit
Suhu : 36,60C
DS :
42
- Klien mengatakan batuk berlendir
DO :
- KU lemah
- TTV :
TD : 130/80 mmHg
Nadi : 120x/menit
Respirasi : 26x/menit
Suhu : 36,60C
DS :
43
- Klien mengatakan saat melakukan aktivitas, sesak nafas klien
kambuh.
DO :
- KU lemah
waslap
- TTV :
TD : 130/80 mmHg
Nadi : 120x/menit
Respirasi : 26x/menit
44
NO DIAGNOSA RENCANA KEPERAWATAN RASIONAL
TUJUAN INTERVENSI
1 Pola napas tidak efektif Setelah di lakukan tindakan 1. Monitor pola nafas (frekuensi, 1. Memonitor keadekuatan
berhubungan dengan keperawatan 3x24 jam, kedalaman, usaha nafas, bunyi pernafasan
Di tandai dengan efektif meningkat dengan 2. Posisikan semifowler atau 2. Untuk memaksimalkan
- Klien mengatakan sesak - Dispnea menurun 3. Berikan oksigen jika perlu 3. Meningkatkan ventilasi dan
- Klien mengatakan sesak - Frekuensi napas membaik dalam selama penggunaan kinerja obat
45
Data objektif
- Ku : lemah
- TTV :
TD : 130/80 mmHg
N : 120 x/menit
R : 26 x/menit
S : 36,6oC
kanula 5 LPM
- dangkal
46
ronkhi.
efektif berhubungan dengan keperawatan 3x24 jam, (frekuensi, kedalaman, usaha keadekuatan
penumpukan eksudat. masalah bersihan jalan nafas nafas, bunyi nafas) pernafasan
Di tandai dengan tidak efektif meningkat dengan 2. Observasi ttv 2. Untuk memonitor
47
DO : potensiial ventilasi
berlendir oksigen
nafas.
TD : 130/80 mmHg
Nadi : 120x/menit
Respirasi : 26x/menit
48
Suhu : 36,60C
49
INTERVENSI KEPERAWATAN
ketidakseimbangan antara jam diharapkan intoleransi 2. Observasi Ttv terhadap keadaan yang dialami
suplai dan kebutuhan aktivitas membaik dengan 3. Sediakan lingkungan yang 2. Untuk memonitor tanda tanda
oksigen. kriteria hasil: nyaman dan rendah stimulus vital dan kondisi klien.
Di tandai dengan: 1. Frekuensi nadi menurun 4. Fasilitasi duduk di sisi tempat 3. Meningkatkan kenyamanan
saat melakukan sehari-hari meningkat 5. Edukasi tirah baring Mengoptimalkan energy yang
aktivitas, sesak nafas 3. Keluhan lelah menurun 6. Anjurkan melakukan aktivitas belum digunakan
50
aktivitas mandi, ganti dukungan fisologis/psikologis
DO : kontraktur.
- KU lemah
di tempat tidur
klien menggunakan
waslap
- TTV :
51
TD : 130/80 mmHg
Nadi : 120x/menit
Respirasi : 26x/menit
Suhu : 36,60C
TANGGAL KEPERAWATAN
1 Senin,03 Pola napas tidak 09.00 1. Memonitor pola nafas Jam : 23.30
52
02-2021 efektif (frekuensi, kedalaman, usaha S :
53
penggunaan nebulizer d/h N : 100x/menit
54
nafas, bunyi nafas) d/h
diposisikan semifowler.
55
klien diberikan terapi
menganjurkan klien
dalam.
bronkodilator, ekspektoran,
bronkodilator yaitu
combivenrt / 8 jam.
56
R : 24x /menit, pernafasan
diposisikan semifowler.
bronkodilator, ekspektoran,
bronkodilator yaitu
combivenrt / 8 jam.
57
No Hari / Tgl Diagnosa Jam Implementasi Evaluasi Paraf
Keperawatan
2. Selasa, 04- Pola napas tidak 09.00 1. Memonitor pola nafas Jam : 23.30
58
11.30 lambat dan dalam selama ronkhi
menganjurkan klien
dalam.
4. Mengkolaborasi pemberian
bronkodilator, ekspektoran,
bronkodilator yaitu
combivenrt / 8 jam.
59
Keperawatan
3 Rabu, 05- Pola napas tidak 09.20 1. Memonitor pola nafas Jam : 23.30
60
penggunaan nebulizer d/h
dalam.
4. Mengkolaborasi pemberian
bronkodilator, ekspektoran,
bronkodilator yaitu
combivenrt / 8 jam.
61
No Hari / Diagnosa Jam Implementasi Evaluasi Paraf
Tanggal Keperawatan
1 Senin,03- bersihan jalan nafas 09.00 1. Memonitor pola nafas dengan Jam : 23.30
62
R : 26x/menit ronkhi
63
terapi ambroxol 3x1 tab 6. Anjurkan batuk efektif
15.20 hasil :
tambahan ronkhi
18.00 hasil
TTV :
TD : 130/80 mmHg
64
21.30 N : 120x/menit
R : 24x/menit
S : 36,6oC
22.30 hasil :
23.00 LPM
65
hasil terdapat suara nafas
tambahan ronkhi
hasil
TTV :
TD : 130/80 mmHg
N : 100x/menit
R : 24x/menit
S : 36,6oC
berikan terapi
66
No Hari / Tgl Diagnosa Jam Implementasi Evaluasi Paraf
Keperawatan
2. Selasa, 04- Bersihan jalan nafas 09.00 1. Memonitor pola nafas dengan Jam : 23.30
67
09,20 2. Memonitor bunyi nafas dengan O :
hasil - TTV :
R : 26x/menit S : 36,7oC
68
hasil : jalan nafas tidak efektif belum
15.40
8. Memonitor pola nafas dengan
hasil :
69
berkurang dan masih berlendir
LPM
di auskultasi
hasil
TTV :
N : 100x/menit
22.00 R : 26x/menit
70
S : 36,6oC
hasil :
71
di auskultasi
hasil
TTV :
TD : 120/80 mmHg
N : 90x/menit
R : 22x/menit
S : 36,7oC
berikan terapi
72
Keperawatan
3 Rabu, 05- Bersihan jalan nafas 09.20 1. Memonitor pola nafas dengan Jam : 15.00
di auskultasi R : 22x/menit
73
TD : 120/80 mmHg hambatan
liter/menit
5. Pemberian bronkodilator,
11.40 mukoltik
dengan hasil :
74
Hari/ Diagnosa Paraf
No. Jam Implementasi Evaluasi
tanggal keperawatan
1 Senin, Intoleransi aktivitas 09.05 1. Mengidentifikasi gangguan Pukul 14.00
N : 120x/menit klien.
R : 26x/menit O:
75
10.30 nyaman dan rendah stimulus yang nyaman dengan
11. 50 dibatasi, dan jauh dari suara - Klien nampak hanya duduk
1. Identifikasi gangguan
76
15.30 6. Menganjurkan melakukan fungsi tubuh
N : 120x/menit berjalan
77
9. Mengobservasi Ttv Dengan
Hasil
22.40 TTV :
TD : 120/80 mmHg
N : 120x/menit
R : 24x/menit
S : 36,6oC
Diagnosa Paraf
Hari/
No keperawatan Jam Implementasi Evaluasi
tanggal
.
2 Selasa, 04- Intoleransi aktivitas 09.00 1. Mengidentifikasi gangguan Pukul 13.40
78
02-2021 fungsi tubuh dengan hasil klien S :
hasil - TTV
R : 26x/menit S : 36,7oC
10. 50 dengan hasil klien didalam dibatasi, dan jauh dari suara
79
dengan kapasitas pengunjung - klien nampak beraktivitas
berbaring.
oleh keluarga
80
7. Mengobserva
TTV :
TD : 130/80 mmHg
N : 100x/menit
22.00 R : 26x/menit
S : 36,6oC
8. Menganjurkan melakukan
Hasil
TTV
TD : 120/80 mmHg
81
N : 90x/menit
R : 22x/menit
S : 36,7oC
82
BAB IV
PEMBAHASAN KASUS
Pneumonia adalah salah satu penyakit infeksi saluran pernafasan bawah akut
(ISNBA) dengan batuk dan disertai dengan sesak nafas disebabkan agens infeksius
seperti : virus bakteri, mycoplasma (fungi), dan aspirasi substansi asing, berupa radang
paru-paru yang disertai eksudasi dan konsolidasi. (Nurarif & Kusuma, 2015 ).
Sigi pada Sabtu tanggal 02 Februari 2021, pukul 21.20 dengan keluhan sesak nafas,
batuk berlendir, Hal ini sesuai dengan teori bahwa Salah satu manifestasi klinis
pneumonia yang sering terjadi yaitu pasien akan merasa nyeri dada seperti ditusuk pisau
atau sesak, sakit kepala, gelisah dan nafsu makan berkurang (Rikesdas, 2013). Hal ini
mungkin dikarenakan pada penderita pneumonia terjadi peradangan dan terisi cairan
sehingga mengakibatkan perasaan sakit karena pergesekan, bila carian banyak, penderita
Berdasarkan teori manifestasi klinik dari Pneumonia adalah demam atau panas
tinggi disertai batuk berdahak yang produktif, napas cepat (frekuensi nafas >50
kali/menit), selain itu pasien akan merasa nyeri dada seperti ditusuk pisau atau sesak,
83
sakit kepala, gelisah dan nafsu makan berkurang. Berdasarkan yang ditemukan di kasus
yaitu Batuk Berdahak yang produktif, Nafas Cepat 26 x/menit, Sesak, Nafsu Makan
Berkurang.
adalah Bersihan jalan nafas berhubungan dengan hipersekresi jalan napas, Pola Nafas
tidak efektif berhubungan dengan hambatan upaya nafas, nyeri berhubungan dengan
antara suplai dan kebutuhan oksigen, Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit,
asupan makanan, Gangguan integritas kulit atau jaringan berhubungan dengan agen
Sedangkan diagnose yang ditemukan pada kasus adalah Pola napas tidak efektif
berhubungan dengan hambatan upaya napas, bersihan jalan nafas berhubungan dengan
integritas kulit atau jaringan berhubungan dengan agen pencedera fisik tidak diangkat
84
karena berdasarkan pengkajian klien tidak demam S = 36,60C, Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh tidak diangkat karena nafsu makan klien adekuat
porsi makan klien baik yakni 3x sehari, sedangkan pada integritas kulit tidak diangkat
karena turgor kulit klien cepat kembali < 3 detik dan kelembapan kulit elastis, dan
Pada diagnose bersihan jalan nafas tindakan mandiri yang dilakukan adalah
Tindakan ini sejalan dengan teori yang mengatakan penanganan bersihan jalan
nafas dengan melakukan batuk efektif merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Endah Dwi Lestari,
Annisaa F. Umara, Siti Asriah Immawati yang berjudul Pengaruh Batuk Efektif
Terhadap Pengeluaran Sputum Pada Pasien Tuberkulosis Paru. Analisa data dengan uji
sebelum dilatih batuk efektif sebesar 4 responden (40,0%), responden yang pengeluaran
85
banyak sesudah dilatih batuk efektif sebesar 6 responden(60,0%), responden yang
Match Pair Test 0,04 berarti < 0,05 maka Ha diterima. Kesimpulan:Ada pengaruh batuk
efektif terhadap pengeluaran sputum pada pasien Tuberkulosis di RSUD Balarja. Pasien
menghemat energi sehingga tidak mudah lelah dan dapat mengeluarkan dahak secara
maksimal dan dianjurkan satu hari sebelum pemeriksaan sputum, pasien dianjurkan
86
BAB V
PENUTUP
1.1. Kesimpulan
Pneumonia adalah salah satu penyakit infeksi saluran pernafasan bawah akut
(ISNBA) dengan batuk dan disertai dengan sesak nafas disebabkan agens infeksius
seperti : virus bakteri, mycoplasma (fungi), dan aspirasi substansi asing, berupa
radang paru-paru yang disertai eksudasi dan konsolidasi. (Nurarif & Kusuma,
2015).
Pada kasus ditemukan diagnose keperawatan yaitu bersihan jalan nafas tidak
keperawatan selama 3x24 jam hasilnya bersihan jalan nafas tidak efektif, defisit
1.2. Saran
87
DAFTAR PUSTAKA
Nurarif, A. H., & Kusuma, H. (2015). NANDA NIC-NOC edisi refisi jilid 1 2015.
Zul, Dahlan. 2014. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam jilid II. Ed ke-VI. Jakarta: EGC
88
LeMone, Priscilla., Burke, Karen. M., & Bauldoff, Gerene.(2016). Buku Ajar
Endah Dwi Lestari, Annisaa F Umara , Siti Asriah Immawati (2020). Pengaruh Batuk
89