PENDAHULUAN
bawah akut (ISNBA) dengan batuk dan disertai dengan sesak nafas
aspirasi substansi asing, berupa radang paru-paru yang disertai eksudasi dan
ini biasanya teknik gurah sering dipakai untuk mengeluarkan cairan lendir
beresiko akan menambah cairan yang masuk ke dalam paru-paru dan dapat
memperparah keadaan.
Berdasarkan data WHO pada tahun 2013 terdapat 6,3 juta kematian di
dengan pneumonia tertinggi yaitu Nusa Tenggara Timur (4,6% & 10,3%),
Papua (2,8% & 8,2%), Sulawesi Tengah (2,3% & 5,7%), Sulawesi Barat
(3,1% & 6,1%) dan Sulawesi Selatan (2,4% & 4,8%) (Riskesdas, 2013).
Penyebaran infeksi dapat terjadi dengan cepat keseluruh tubuh kerana
melalui pembuluh darah. Gejala klinis secara umum adalah suhu tubuh
ditemukan adanya konsolidasi, suara napas brochial dan ronki (Brunner &
Suddarth,2011).
samping itu juga harus menjaga kebersihan dengan rajin cuci tangan, tidak
merokok, serta istirahat cukup dan diet sehat untuk menjaga daya tahan
hidup sehat dengan olahraga teratur, asupan yang sehat, dan menghindari
rokok.
Berdasarkan Penjelasan Diatas, Penulis Tertarik Membahas Asuhan
2021.
Tahun 2021
Tahun 2021
d. Mengidentifikasi implementasi atau tindakan keperawatan
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian
bawah akut (ISNBA) dengan batuk dan disertai dengan sesak nafas
suatu infeksi saluran pernafasan bawah akut (ISNBA) Deegan batuk dan
disertai sesak nafas disebabkan agen infeksius seperti virus, bakteri,
2.2. Etiologi
menurun).
demam atau panas tinggi disertai batuk berdahak yang produktif, napas
cepat (frekuensi nafas >50 kali/menit), selain itu pasien akan merasa nyeri
dada seperti ditusuk pisau atau sesak, sakit kepala, gelisah dan nafsu
makan berkurang (Rikesdas, 2013). Pneumonia bacterial (pneumokokus)
secara khas diawali dengan awitan menggil, demam yang timbul dengan
cepat (39,5o sampai 40,5o), dan nyeri dada yang tersa ditusuk-tusuk yang
dicetuskan oleh bernapas dan batuk. Pasien sangat sakit dengan takipnea
yang menonjol adalah sakit kepala, demam tingkat rendah, nyeri pleuritis
mata menjadi lebih terang, dan bibir serta bidang kuku sianotik. Tanda-
tanda lain terjadi pada pasien dengan kondisi lain seperti kanker, atau
2.4. Patofisiologi
2.5. Pathway
2.6. Penatalaksanaan
2.6.1 Keperawatan
antibiotic per-oral, dan tetap tinggal dirumah. Penderita yang lebih tua
dan penderita dengan sesak nafas atau dengan penyakit jantung atau paru
perlu diberikan oksigen tambahan, cairan intravena dan alat bantu nafas
cairan.
3. Jumlah cairan sesuai berat badan, kenaikan suhu, dan status hidrasi.
ketokonazol..
Kusuma, 2015,68).
2.7. Fokus pengkajian
Pada tahap ini meliputi nama, umur, jenis kelamin, alamat rumah,
sesak nafas, rasa berat pada dada, nyeri pleuritik akibat iritasi pleura yang
bersifat tajam dan terlokasilir terutama pada saat batuk dan bernafas serta
sesak nafas, rasa berat pada dada, nyeri pleuritik akibat iritasi pleura yang
bersifat tajam dan terlokasilir terutama pada saat batuk dan bernafas serta
TBC paru, pneumoni, gagal jantung, trauma, asites dan sebagainya.Hal ini
penyakit.
sebelum dan selama MRS pasien dengan effusi pleura akan mengalami
penurunan nafsu makan akibat dari sesak nafas dan penekanan pada
struktur abdomen. Peningkatan metabolisme akan terjadi akibat proses
c. Pola eliminasi
pasien yang lemah, pasien akan lebih banyak bedrest sehingga akan
Adanya nyeri dada, sesak nafas dan peningkatan suhu tubuh akan
a. Status kesehatan
b. System respirasi
kontra lateral yang diketahui dari posisi trakhea dan ictus kordis.
jumlah cairannya > 250 cc. Disamping itu pada palpasi juga
akan terdapat batas atas cairan berupa garis lengkung dengan ujung
c. System Cardiovaskuler
berada pada ICS-5 pada linea medio klavikula kiri selebar 1 cm.
pembesaran jantung.
gallop dan adakah bunyi jantung III yang merupakan gejala payah
f. System muskuoskeletal
g. System integument
2.9.2. Pola Nafas tidak efektif berhubungan dengan hamabatan upaya nafas
2.9.7. Gangguan integritas kulit atau jaringan berhubungan dengan agen pencedera
fisik
3) Dispnea membaik
4) Ortpnea membaik
5) Sulit bicara membaik
6) Sianosis membaik
7) Gelisah membaik
b. Intervensi
Observasi
Terapeutik
Edukasi
Kolaborasi
1) Dyspnea menurun
4) Otopnea menurun
b. Intervensi keperawatan
Observasi
kering)
Terapeutik
1) Pertahankan kepatenan jalan nafas head-tilt dan chin-lift (jaw-
Edukasi
Kolaborasi
3) Meringis menrun
b. Intervensi
observasi
nyeri
Terapeutik
meredakan nyeri
Edukasi
Kolaborasi
b. Intervensi
Obeservasi
Terapeutik
Kunjugan).
Edukasi
1) Mengigil menurun
3) Takikardia menurun
4) Tapipnea menurun
b. Intervensi
Observasi
Terapeutik
Edukasi
informasi
b. Inrervensi
Observasi
Terapeutik
pencedera fisik.
b. Intervensi
Observasi
Terapeutik
Edukasi
Kolaborasi
1) Demam menurun
3) Bengkak menurun
4) Kemerahan menurun
b. Intervensi
Obesrvasi
Terapeutik
Edukasi
Kolaborasi
NO RM :03.99.13
3.1 Pengkajian
1. Identitas pasien : Tn L
2. Umur : 64 Thn
4. Suku : kaili
5. Agama : Kristen
6. Pekerjaan : PNS
7. Alamat : Ds Salumpatu
2. Umur : 59 Thn
4. Agama : Kristen
5. Pekerjaan : IRT
Sesak nafas
Klien datang ke Rumah Sakit Torabelo Sigi pada tanggal 27 januari 2021 pada
jam 21.20 melalui UGD dengan keluhan sesak nafas sejak 3 hari yang lalu.
Pada saat dilakukan pengkajian tanggal 03 Februari 2021 jam 10.00 WITA,
klien mengeluh sesak nafas, klien mengatakan kurang nafsu makan, dan nafsu
makan menurun sejak 1 minggu yang lalu. Klien mengatakan muntah sebanyak
5-6 x/hari. Klien mengatakan merasa lemas, klien mengatakan hanya
GENOGRAM
X X
X X X X X X X
X X X X X
X X X
64 X
G1 : Orang tua dari orang tua klien dimana keduanya sudah meninggal tapi tidak
diketahui penyebabnya.
G2 : Orang tua dari klien dimana ayah klien sudah meninggal disebabkan karena
perhari, klien tidak menggunakan obat – obatan. Klien berhenti merokok sejak
1 bulan yang lalu klien berhenti merokok secara perlahan klien jarang
TD : 130/90 mmHg
N : 120x/mnt
R : 26x/mnt
SB : 36,60C
b. Sistem Pernafasan
Bentuk dada simetris kiri dan kanan, pernafasan cepat takipneu 26x/mnt,
Adanya tarikan dada saat bernafas, pernafasan dangkal. Pola nafas dispnoe.
Terdengar suara nafas tambahan ronkhi. Klien mengatakan batuk berlendir,
c. Sistem Kardiovaskular
TD : 130/90 mmHg
N : 120x/mnt
R : 26x/mnt
SB : 36,60C
reguler, suara jantung lup dup, pemeriksaan ictus cordis teraba di ICS IV
mid clavikula, CRT < 2 detik, konjungtiva anemis, akral teraba hangat.
d. Sistem Persyarafan
S : 36,6oC, GCS : 15, Klien tidak ada keluhan pusing, pupil isokor,
e. Sistem Perkemihan
Tidak dilakukan pemeriksaaan pada genitalia, tidak ada keluhan pada BAK
f. Sistem Pencernaan
menelan, tidak terdapat pembesaran tonsil, tidak ada nyeri tekan pada
abdomen , klien BAB ± 2 x/hari dengan konsistensi feses lembek, nafsu
makan menurun, frekuensi makan 3x/hari namun tidak dihabiskan hanya 1/4
g. Sistem Penglihatan
Konjungtiva anemis, pupil isokor, klien tidak pernah dilakukan operasi,
tidak terdapat nyeri tekan , sklera ikterik, tidak terdapat edema palpebra,
pergerakan bola mata dalam keadaan normal, mampu bergerak kesegala
arah.
h. Sistem pendengaran
Struktur telinga simetris kiri dan kanan , tes rinne (+), tes weber (+), klien
tidak dilakukan pemeriksaan audometri, klien belum pernah dilakukan
operasi dibagian telinga, tidak terdapat nyeri tekan , serta klien tidak
menggunakan alat bantu dengar.
i. Sistem muskuloskletal
lemah, klien nampak hanya duduk atau berbaring ditempat tidur kekuatan
otot untuk ekstremitas atas kanan 4, kekuatan otot untuk ekstremitas atas
kiri 4, tonus otot baik, massa otot, refleks triceps (+) biceps (+), tidak
ada nyeri, tidak terdapat sianosi, turgor kulit baik dan tidak ada luka
operasi. tidak terdapat kelainan, tidak ada fraktur, klien tampak beraktivitas
Warna kulit kuning langsat, tidak ada pitting edema, tidak ada ekskoriasis,
k. Sistem endokrin
l. Pengkajian psikososial
Klien mengatakan penyakit yang ia alami ini adalah cobaan dari Tuhan dan
Klien mengatakan selama dirumah sakit klien dibersihkan oleh istri atau
anak klien, dengan menggunakan waslap atau tisu basah, saat mengganti
pakaian klien dibantu, sikat gigi tidak dibantu. Klien mengatakan aktivitas
mandi, ganti pakaian, klien di bantu oleh istri atau anak klien, klien
n. Pengkajian spiritual
sehari hanya 2 waktu sholat dan tidak menentu, klien saat sakit tidak
o. Pemeriksaan penunjang
Foto Thorax AP :
- Konsolidasi inhomogen pada paru kanan dan parahili kiri
- Cor : Ukuran membesar. Aorta normal
- Sinus dan diafragma baik
- Tulang-tulang intak
Kesan : Pneumonia bilateral, sugestif kausa spesifik
2.10.9. Terapi
IVFD RL 20 Tpm
Oral :
ANALISA DATA
Data Etiologi Masalah
DS : Virus , bakteri, jamur, Bersihan Jalan
protozoa dan mikroba.
- Klien mengeluh sesak Napas Tidak
Invasi saluran nafas atas
nafas sudah ±3 hari yang Efektif
Kuman berlebihan
dibronkus
lalu
Akumulasi secret
- Klien mengatakan sesak dibronkus
sudah beristrahat
DO :
- KU lemah
kanula 5 LPM
dangkal
ronkhi
- TTV :
TD : 130/80 mmHg
Nadi : 120x/menit
Respirasi : 26x/menit
Suhu : 36,60C
ANALISA DATA
- KU lemah
tidak dihabiskan
Kurang )
- BB saat sakit = 50 kg
- TB : 172 cm
- TTV :
TD : 130/80 mmHg
Nadi : 120x/menit
Respirasi : 26x/menit
Suhu : 36,60C
ANALISA DATA
DO : MK : Intoleran
aktivitas
- KU lemah
tempat tidur
menggunakan waslap
- TTV :
TD : 130/80 mmHg
Nadi : 120x/menit
Respirasi : 26x/menit
Suhu : 36,60C
3.16. DIANGNOSA KEPERAWATAN
penumpukan eksudat.
DS :
beraktivitas.
beristrahat
DO :
- KU lemah
- TTV :
TD : 130/80 mmHg
Nadi : 120x/menit
Respirasi : 26x/menit
Suhu : 36,60C
DS :
- Klien mengatakan kurang nafsu makan sudah ± 1 minggu
DO :
- KU lemah
- BB saat sakit = 50 kg
- TB : 172 cm
- TTV :
TD : 130/80 mmHg
Nadi : 120x/menit
Respirasi : 26x/menit
Suhu : 36,60C
DS :
- Klien mengatakan saat melakukan aktivitas, sesak nafas klien
kambuh.
DO :
- KU lemah
waslap
- TTV :
TD : 130/80 mmHg
Nadi : 120x/menit
Respirasi : 26x/menit
Suhu:36,60C
NO DIAGNOSA RENCANA KEPERAWATAN RASIONAL
TUJUAN INTERVENSI
1 Bersihan jalan nafas tidak Setelah di lakukan tindakan 1. Monitor pola nafas (frekuensi, 1. Memonitor keadekuatan
efektif berhubungan dengan keperawatan 3x24 jam, kedalaman, usaha nafas, bunyi pernafasan
penumpukan eksudat. masalah bersihan jalan nafas nafas) 2. Untuk memonitor tanda
Di tandai dengan tidak efektif meningkat dengan tanda vital dan kondisi
Data subjektif : kriteria hasil : 2. Observasi Ttv klien.
- Klien mengatakan sesak - Batuk efektif meningkat
nafas sudah ± 3 hari yang - Produksi sputum menurun 3. Lakukan fisioterpi dada 3. Untuk meningkatkan
lalu - Dispnea menurun efektivitas jalan nafas
- Klien mengatakan sesak - Gelisah menurun 4. Posisikan semifowler atau
semakin bertambah saat - Pola nafas membaik fowler 4. Untuk memaksimalkan
klien beraktivitas. potensiial ventilasi
- Klien mengatakan sesak 5. Berikan oksigen jika perlu
tidak berkurang walaupun 5. Meningkatkan ventilasi dan
sudah beristirahat 6. Ajarkan tehnik batuk efektif asupan oksigen
- Klien mengatakan batuk
sejak 1 bulan yang lalu. 6. Meningkatkan ventilasi
7. Kolaborasi pemberian maksimal dan oksigen
Data objektif bronkodilator,mukolitik
- Ku : lemah 7. Mukolitik untuk
- TTV : mengeluarkan secret dan
TD : 130/80 mmHg bronkodilator untuk
N : 120 x/menit membuka jalan nafas
R : 26 x/menit
S : 36,6oC
- Klien Nampak sesak
- Klien Nampak gelisah
- Klien terpasang O2 nasal
kanula 5 LPM
- Pernafasan cepat dan
- dangkal
- Pola nafas klien dispnoe
- Terdengar suara nafas
ronkhi.
NO DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
2 Devisit nutrisi b/d kurangnya Setelah di lakukan tindakan 1. Identifikasi status nutrisi 1. Untuk mengetahui .
asupan makan. keperawatan di harapkan 2. Observasi Ttv kesehatan nutrisi
Ditandai dengan: deficit nutrisi selama 3x24 jam 3. Monitor asupan makanan 2. Untuk memonitor tanda
Data subjektif : dapat membaik dengan kriteria 4. Lakukan oral hygiene tanda vital dan kondisi
- Klien mengatakan kurang hasil : Sesudah makan klien.
nafsu makan . - Porsi makanan yang 5. Anjurkan posisi duduk 3. Untuk memantau porsi
- Klien mengatakan mual meningkat 6. pemberian medikasi sebelum makan
dan muntah sebanyak 5- - Kekuatan otot penguyah makan 4. Untuk memberikan
6x/hari. meningkat 7. Kolaborasi dengan ahli gizi kenyamanan atas
- Klien mengatakan lemas - Indeks masa tubuh membaik untuk menentukan jumlah kebersihan
- Klien mengatakan hanya - Frekuensi makan membaik kalori dan jenis nutrien yang 5. Untuk memberikan
menghabiskan 1/4 porsi - Nafsu makan membaik di butuhkan jika perlu posisi nyaman
makan 6. Untuk memaksimalkan
nutrisi
Data objektif 7. untuk membantu
- Ku : lemah pemenuhan nutrisi
- Makanan klien nampak
tidak di habiskan
- BB sebelum sakit : 58 Kg
- BB saat sakit : 50 Kg
- IMT : 50kg / 1722 cm :
16.94 ( Berat badan
Kurang )
INTERVENSI KEPERAWATAN
2. Selasa, 04- Bersihan jalan nafas 09.00 1. Memonitor pola nafas dengan Jam : 23.30
02-2021 tidak efektif hasil :
R : 26x /menit, pernafasan cepat S :.
09.10 tapi teratur, klien terpasang O2
- Klien mengatakan batuk
nasal kasul 5 liter/menit.
berkurang dan masih
09,20 2. Memonitor bunyi nafas dengan
berlendir.
hasil terdapat bunyi ronkhi saat
di auskultasi O:
3. Mengobservasi TTV dengan
hasil - Sputum warna kuning
09.30 TTV : kecoklatan, konsistensi
TD : 130/80 mmHg kental
10.00 N : 100x/menit
R : 26x/menit - TTV :
o
S : 36,6 C TD : 120/80 mmHg
10.30 4. Melakukan fisioterapi dada
dengan hasil : N : 90x/menit
Klien di lakukan fisioterapi dada
11.30 postural drainage R : 22x/menit
5. Memberikan oksigen dengan
S : 36,7oC
hasil :
Klien terpasang O2 nasal kanul 5 - terdapat suara nafas
liter/menit tambahan ronkhi saat di
6. Menganjurkan batuk efektif auskultasi.
dengan hasil :
15.00 - Klien terpasang O2 nasal
Klien mengerti dan
melakukannya kanul 3 liter/menit
7. pemberian bronkodilator,
A: Masalah keperawatan bersihan
mukoltik dengan hasil :
jalan nafas tidak efektif belum
Ambroxol 3x1 tab
teratasi
Ceftazidime 1 gr/vial/12 jam
15.30 P : Lanjutkan Intervensi
8. Memonitor pola nafas dengan
hasil : 1. Monitor pola nafas
15.40
Klien mengatakan batuk 2. Lakukan fisioterapi dada
berkurang dan masih berlendir 3. Berikan oksigen
R : 26x /menit, pernafasan 4.pemberian mukolitik,
dangkal, pernafasan cepat, warna bronkodilator
kuning konsistensi kental, klien
terpasang O2 Nasal kanula 5
18.00
LPM
9. Memonitor bunyi nafas dengan
hasil terdapat bunyi ronkhi saat
21.30
di auskultasi
10. Mengobservasi TTV dengan
hasil
TTV :
TD : 130/80 mmHg
N : 100x/menit
21.40
R : 26x/menit
22.00 S : 36,6oC
3 Rabu, 05- Bersihan jalan nafas 09.20 1. Memonitor pola nafas dengan Jam : 15.00
02-2021 tidak efektif hasil :
R : 22x /menit, pernafasan S :
dangkal, klien terpasang O2
- Klien mengatakan sudah
nasal kanul 3 liter/menit, Klien
tidak merasa sesak
mengatakan sudah tidak merasa
sesak, Klien mengatakan sudah - Klien mengatakan sudah
tidak batuk berlendir tidak batuk berlendir
2. Memonitor bunyi nafas dengan O :
09.25
hasil terdapat bunyi ronkhi saat
di auskultasi - TTV :
3. Mengobservasi TTV dengan
10.00 hasil TD : 120/80 mmHg
TTV :
N : 90x/menit
TD : 120/80 mmHg
N : 90x/menit R : 22x/menit
R : 22x/menit
S : 36,6oC S : 36,6oC
10.30 4. Melakukan fisioterapi dada jika
perlu dengan hasil : - Klien Nampak melakukan
Klien di lakukan fisioterapi dada aktivitas tanpa ada
postural drainage Memberikan hambatan
oksigen dengan hasil :
- Klien terpasang O2 nasal
Klien terpasang O2 nasal kanul 3 kanula 3 LPM
liter/menit A: masalah keperawatan
11.10
Hari/ Diagnosa Paraf
No. Jam Implementasi Evaluasi
tanggal keperawatan
3 Senin, Intoleransi aktivitas 09.05 1. Mengidentifikasi gangguan Pukul 14.00
03-02-2021 fungsi tubuh dengan hasil klien S :
Nampak sesak saat - Klien mengatakan saat
beraktivitas. melakukan aktivitas, sesak
09.20
2. Mengobservasi Ttv Dengan nafas klien kambuh.
Hasil - Klien mengatakan aktivitas
TTV : mandi, ganti pakaian, klien
TD : 130/80 mmHg di bantu oleh istri atau anak
N : 120x/menit klien.
R : 26x/menit O:
10.00 S : 36,6oC - Klien Nampak lemah
3. Menyediakan lingkungan yang - Klien berada di lingkungan
nyaman dan rendah stimulus yang nyaman dengan
dengan hasil klien didalam kapasitas pengunjung
lingkungan yang nyaman dibatasi, dan jauh dari suara
dengan kapasitas pengunjung bising
dibatasi, dan jauh dari suara - Klien nampak hanya duduk
10.30 bising. atau berbaring di tempat
4. Memfasilitasi duduk di sisi tidur
tempat tidur, jika tidak dapat - Aktivitas klien Nampak di
berpindah atau berjalan dengan bantu oleh keluarga
hasil klien mampu mengubah
posisi dengan posisi duduk. A : Intoleransi aktivitas belum
11. 50 5. Menganjurkan tirah baring teratasi
dengan hasil klien mengerti
dan Nampak berbaring. P : Lanjutkan Intervensi
1. Identifikasi gangguan
12.00 6. Menganjurkan melakukan fungsi tubuh
aktivitas secara bertahap 2. Observasi ttv
dengan hasil aktivitas klien 3. Sediakan lingkungan yang
Nampak di bantu oleh keluarga nyaman dan rendah
7. Mengobservasi Ttv Dengan stimulus
15.30 Hasil 4. Fasilitasi duduk di sisi
TTV : tempat tidur, jika tidak
TD : 130/80 mmHg dapat berpindah atau
N : 120x/menit berjalan
R : 24x/menit 5. Anjurkan tirah baring
S : 36,6oC 6. Anjurkan melakukan
8. Menganjurkan melakukan aktivitas secara bertahap
18.00 aktivitas secara bertahap
dengan hasil aktivitas klien
Nampak di bantu oleh
keluarga
9. Mengobservasi Ttv Dengan
22.00 Hasil
TTV :
TD : 120/80 mmHg
N : 120x/menit
R : 24x/menit
S : 36,6oC
10. Menganjurkan melakukan
22.40 aktivitas secara bertahap
dengan hasil aktivitas klien
Nampak di bantu oleh
keluarga
Diagnosa Paraf
Hari/
No keperawatan Jam Implementasi Evaluasi
tanggal
.
3 Selasa, 04- Intoleransi aktivitas 09.00 1. Mengidentifikasi gangguan Pukul 13.40
02-2021 fungsi tubuh dengan hasil klien S:
masih nampak sesak saat - Klien mengatakan aktivitas
beraktivitas, klien Nampak sedikit sedikit bisa
lemah dilakukan sendiri
2. Mengobservasi TTV dengan O:
09.20 hasil - TTV
TTV : TD : 120/80 mmHg
TD : 130/80 mmHg N : 90x/menit
N : 100x/menit R : 22x/menit
R : 26x/menit S : 36,7oC
S : 36,6oC - Klien berada di lingkungan
3. Menyediakan lingkungan yang yang nyaman dengan
09.40 nyaman dan rendah stimulus kapasitas pengunjung
dengan hasil klien didalam dibatasi, dan jauh dari suara
lingkungan yang nyaman bising
dengan kapasitas pengunjung - klien nampak beraktivitas
dibatasi, dan jauh dari suara secara bertahap dari
bising. berjalan dan kadang kadang
10. 50 4. Memfasilitasi duduk di sisi Aktivitas klien di bantu
tempat tidur, jika tidak dapat oleh keluarga
berpindah atau berjalan dengan A : Intoleransi aktivitas teratasi
hasil klien mampu mengubah P : intervensi di hentikan
posisi dengan posisi duduk.
11.00 5. Menganjurkan tirah baring
dengan hasil klien Nampak
berbaring.
13.00 6. Anjurkan melakukan aktivitas
secara bertahap dengan hasil
aktivitas klien Nampak di bantu
oleh keluarga
15.40 7. Mengobserva
si Ttv Dengan Hasil
TTV :
TD : 130/80 mmHg
N : 100x/menit
R : 26x/menit
S : 36,6oC
16.30 8. Menganjurkan melakukan
aktivitas secara bertahap dengan
hasil aktivitas klien Nampak di
bantu oleh keluarga
22.00 9. Mengobservasi Ttv Dengan
Hasil
TTV
TD : 120/80 mmHg
N : 90x/menit
R : 22x/menit
S : 36,7oC
22.20 10. Menganjurkan melakukan
aktivitas secara bertahap dengan
hasil klien nampak beraktivitas
secara bertahap dari berjalan
dan kadang aktivitas klien di
bantu oleh keluarga
BAB IV
PEMBAHASAN KASUS
Pneumonia adalah salah satu penyakit infeksi saluran pernafasan bawah akut
(ISNBA) dengan batuk dan disertai dengan sesak nafas disebabkan agens infeksius
seperti : virus bakteri, mycoplasma (fungi), dan aspirasi substansi asing, berupa radang
paru-paru yang disertai eksudasi dan konsolidasi. (Nurarif & Kusuma, 2015 ).
Sigi pada Sabtu tanggal 02 Februari 2021, pukul 21.20 dengan keluhan sesak nafas,
batuk berlendir, nafsu makan berkurang, nyeri dada saat bernafas. Hal ini sesuai dengan
teori bahwa Salah satu manifestasi klinis pneumonia yang sering terjadi yaitu pasien
akan merasa nyeri dada seperti ditusuk pisau atau sesak, sakit kepala, gelisah dan nafsu
makan berkurang (Rikesdas, 2013). Hal ini mungkin dikarenakan pada penderita
pneumonia terjadi peradangan dan terisi cairan sehingga mengakibatkan perasaan sakit
karena pergesekan, bila carian banyak, penderita akan sesak nafas dan terjadi batuk.
(Shaleh. 2013)
Berdasarkan teori manifestasi klinik dari Pneumonia adalah demam atau panas
tinggi disertai batuk berdahak yang produktif, napas cepat (frekuensi nafas >50
kali/menit), selain itu pasien akan merasa nyeri dada seperti ditusuk pisau atau sesak,
sakit kepala, gelisah dan nafsu makan berkurang. Berdasarkan yang ditemukan di kasus
yaitu Batuk Berdahak yang produktif, Nafas Cepat 26 x/menit, Sesak, Nafsu Makan
Berkurang.
adalah Bersihan jalan nafas berhubungan dengan penumpukan eksudat Pola Nafas tidak
antara suplai dan kebutuhan oksigen, Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit,
asupan makanan, Gangguan integritas kulit atau jaringan berhubungan dengan agen
Sedangkan diagnose yang ditemukan pada kasus adalah bersihan jalan nafas
Selanjutnya diagnosa hipertermia berhubungan dengan proses penyakit, Pola Nafas tidak
efektif berhubungan dengan hambatan upaya nafas, Gangguan integritas kulit atau
jaringan berhubungan dengan agen pencedera fisik tidak diangkat karena berdasarkan
pengkajian klien tidak demam S = 36,60C, untuk pola nafas tidak di angkat karena klien
Nampak batuk berlendir dengan sputum dalam jumlah yang berlebihan sehingga
diagnosa yang di angkat bersihan jalan nafas, turgor kulit cepat kembali < 3 detik dan
kelembapan kulit elastis, dan Resiko infeksi tidak diangkat karena ditemukan tanda-
tanda infeksi.
Pada diagnose bersihan jalan nafas tindakan mandiri yang dilakukan adalah
Tindakan ini sejalan dengan teori yang mengatakan penanganan bersihan jalan
nafas dengan melakukan batuk efektif merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Endah Dwi Lestari,
Annisaa F. Umara, Siti Asriah Immawati yang berjudul Pengaruh Batuk Efektif
Terhadap Pengeluaran Sputum Pada Pasien Tuberkulosis Paru. Analisa data dengan uji
sebelum dilatih batuk efektif sebesar 4 responden (40,0%), responden yang pengeluaran
sputum sedang sebanyak 6 responden dan responden dapat mengeluarkan sputum
Match Pair Test 0,04 berarti < 0,05 maka Ha diterima. Kesimpulan:Ada pengaruh batuk
efektif terhadap pengeluaran sputum pada pasien Tuberkulosis di RSUD Balarja. Pasien
menghemat energi sehingga tidak mudah lelah dan dapat mengeluarkan dahak secara
maksimal dan dianjurkan satu hari sebelum pemeriksaan sputum, pasien dianjurkan
PENUTUP
1.1. Kesimpulan
Pneumonia adalah salah satu penyakit infeksi saluran pernafasan bawah akut
(ISNBA) dengan batuk dan disertai dengan sesak nafas disebabkan agens infeksius
seperti : virus bakteri, mycoplasma (fungi), dan aspirasi substansi asing, berupa
radang paru-paru yang disertai eksudasi dan konsolidasi. (Nurarif & Kusuma,
2015).
Pada kasus ditemukan diagnose keperawatan yaitu bersihan jalan nafas tidak
keperawatan selama 3x24 jam hasilnya bersihan jalan nafas tidak efektif, defisit
1.2. Saran
Nurarif, A. H., & Kusuma, H. (2015). NANDA NIC-NOC edisi refisi jilid 1 2015.
Zul, Dahlan. 2014. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam jilid II. Ed ke-VI. Jakarta: EGC
Endah Dwi Lestari, Annisaa F Umara , Siti Asriah Immawati (2020). Pengaruh Batuk