PNEUMONIA
Di Susun Oleh :
Afliona Oktovina Karubuy
2130702045
PENDAHULUAN
dengan gejala panas tinggi disertai batuk berdahak, napas cepat (frekuensi
nafas >50 kali/menit), sesak, dan gejala lainnya (sakit kepala, gelisah dan
konsolidasi dan terjadi pengisian rongga alveoli oleh eksudat yang dapat
jenis pneumonia ini masih jadi penyebab penting dalam angka kematian
dan kesakitan pada pasien yang dirawat dirumah sakit (Hendra & Huriani,
2011).
1
influenzae, Mycobactrium tuberculosis, Salmonella, Scherichiacolli,
2015).
kematian keenam. Sekitar 4,8 juta kasus pneumonia (1,8 kasus per 100
dkk, 2014). Pneumonia merupakan salah satu dari 10 besar penyakit rawat
inap di rumah sakit, dengan proporsi kasus 53,95% laki-laki dan 46,05%
penyakit yang paling sering dijumpai di ruang Intensif Care Unit (ICU)
menjadi jalan masuk bakteri secara langsung menuju saluran nafas bagian
bawah. Hal ini akan mengakibatkan adanya bahaya antara saluran nafas
bagian atas dan trakea, yaitu terbukanya saluran nafas bagian atas dan
saluran nafas bagian atas akan terjadi penurunan kemampuan tubuh untuk
pada pertahanan silia mukosa saluran nafas karena adanya cidera pada
jam (selama pasien masih terpasang ventilasi mekanik dan post ekstubasi).
Fisioterapi dada sangat berguna bagi penderita penyakit paru baik yang
sekret dan memperbaiki ventilasi pada pasien dengan fungsi paru yang
paru restriktif karena kelainan parenkim paru seperti fibrosis dan pasien
pada pasien istirahat total sangat penting sekali dilakukan (Hendra &
Huriani, 2011).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Definisi
2009).
pernafasan yang beresiko untuk terjadi pada pasien yang di rawat di ICU
2013)
2.1.2 Klasifikasi
7
dirawat dieumah sakit pada pasien yang belum pernah dirawat di
infeksi LRT yang berkembang >2 hari setelah dirawat di rumah sakit.
CVA).
2.1.3 Etiologi
sebagai berikut:
1) Pneumonia yang didapat dari komunitas antara lain usia <2 tahun atau
pneumonia adalah demam 39-40oC, nyeri dada karena batuk, nyeri dada
sputum hijau dan purulen serta mungkin mengandung bercak darah, bisa
2.1.5 Patofisiologi
2014).
yang jauh, dan translokasi. Rute utama bakteri memasuki paru adalah
(>45% waktu) pada individu yang sehat ketika mereka tidur. Risiko
aspirasi yang signifikan dari segi klinis meningkat pada pasien yang
masuk yang efektif bagi mikroba. Kapiler paru membentuk jaringan padat
dari lokasi infeksi yang jauh dapat bermigrasi melalui jaringan tersebut
Resiko kekurangan
Intoleransi
volume cairan
aktivitas
1) Abses paru
2) Efusi pleura
3) Empiema
5) Bronkiektasis
2.1.8 Pentalaksanaan
90%).
hemodinamik.
pasien imobilisasi.
a) Pada HAP onset dini (<4 hari di rumah sakit) tanpa faktor risiko
fluorokuinolon.
b) Pada HAP onset lambat (>4 hari dirumah sakit) dengan faktor
sistemik.
asing.
2.2 Konsep Dasar Ventilasi Mekanik
2.2.1 Definisi
Ventilasi mekanik berfungsi untuk menormalkan nilai gas darah arteri dan
kebutuhan.
1. Control Ventilation(VC)
pernapasan mendatori.
memperbaiki oksigenasi.
Nafas
2.4.1 Pengkajian
dan sumber lain. Pengkajian individu terdiri atas riwayat kesehatan (data
subjektif) dan pemeriksaan fisik (data objektif) (Weber & Kelley 2009).
1) Biodata
diri pasien yaitu nama, umur, alamat, jenis kelamin, agama, pekerjaan,
2) Riwayat Kesehatan
3) Pengkajian Fokus
a) Breathing
(1) Inspeksi
(2) Palpasi
(3) Perkusi
(4) Auskultasi
b) Blood
d) Bladder
e) Bowel
f) Bone
4) Pemeriksaan Fisik
nonproduktif.
b) Awitan yang tidak terlihat dan ringan pada orang tua/orang
oportunistik.
bronkial).
awal yang halus (dulu disebut rales) atau bunyi napas bronkus
dkk 2015).
pneumonia adalah :
kebutuhan oksigen
pneumonia yaitu:
b) Intervensi
b) Kriteria hasil :
resoirasi, suhu)
c) Intervensi :
bernafas
oksigenasi
ventilasi
kebutuhan oksigen
b) Kriteria hasil :
mandiri
progresif
dilakukan
2.4.4 Implementasi
2009).
2.4.5 Evaluasi
evaluasi adalah melihat kemampuan klien dalam mencapai tujuan. Hal ini
dua tahap yaitu mengukur pencapaian tujuan klien yang baik kognitif,
Dari masalah yang muncul, evaluasi yang diharapkan oleh penulis yaitu:
Bakhtiar. 2013. Aspek Klinis dan Tatalaksana Gagal Nafas Akut Pada Anak.
JURNAL KEDOKTERAN SYIAH KUALA Volume 13 Nomor 3 Desember 2013
Bulechek, G.M., et al. 2016. Nursing Interventions Classification (NIC) edisi 6. 6th
Indonesian edn. Elsevier Singapore Pte Ltd
Efendi, F dan Makhfudi. 2009. Keperawatan kesehatan Komunitas Teori dan Praktik
dalam keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
Febrianto, Ardy.2013. Penatalaksanaan Fisioterapi Dada Pada Pneumonia di RSUD
Pandangarang Boyolali. Universitas Muhammadiyah Surakarta: Naskah
Publikasi
Firdaus, M. 2017. TRIASE. Dilihat tanggal 17 Juli 2017 pukul 22.15 WIB.
http://www.academia.edu/5296135/Dr._M_Firdaus_TRIASE
Hendra & Emil Huriani. 2011. Pengaruh Mobilisasi Dan Fisioterapi Dada Terhadap
Kejadian Ventilator Associated Pneumonia Di Unit Perawatan Intensif. NERS
JURNAL KEPERAWATAN Volume 7 No 2, Desember 2011 : 121-129
Herdman, T. Heather. 2015. NANDA International Inc. Diagnosis Keperawatan:
Definisi & Klasifikasi 2015-2017, Edisi 10. Jakarta EGC
Hidayat, A.A & M. Uliyah. 2012. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia (KDM),
Pendekatan Kurikulum Berbasis Kompetensi. Surabaya: Health Books
Publishing
Karhu, Jaana. 2014. Severe Communityacquired Pneumonia – Studies On Imaging,
Etiology, Treatment, And Outcome Among Intensive Care Patients. Journal
ISBN 978-952-62-0531-1 (PDF).ACTA Universitatis Ouluensis D Medica
1256, Finland
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2014. Profil Kesehatan Indonesia.
Jakarta: Kementerian Kesehatan RI 2014
Mahfudzoh, Siti. 2016. Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Kasus Pneumonia di
Bbkpm Surakarta.Universitas Muhammadiyah Surakarta: Naskah Publikasi
Manurung, Nixson. 2016. Aplikasi Asuhan Keperawatan Sistem Respiratory. Jakarta:
CV. Trans Info Media
Morton, P.G., et al. 2014. Critical care Nursing : A Holistic Approach, Vol 1 Edisi 8.
Jakarta: EGC
Muttaqin, Arif. 2014. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Pernapasan.
Jakarta: Salemba Medika
Nurarif, A.H & Hardhi Kusuma. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis & North American Nursing Diagnosis Association (NANDA),
Jilid 2 Edisi Revisi. Yogyakarta: Mediaction Publishing
Pedoman Rekam Medis Berorientasi Masalah. 2009. Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia
Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. 2003. PNEUMONIA KOMUNITI PEDOMAN
DIAGNOSIS & PENATALAKSANAAN DI INDONESIA. Jakarta: Perhimpunan
Dokter Paru Indonesia 2003
Purnamasari, Dewi. 2016. Upaya Mempertahankan Kebersihan Jalan Napas Dengan
Fisioterapi Dada Pada Anak Pneumonia. Universitas Muhammadiyah Surakarta:
Publikasi Ilmiah
Rahman, Dally dkk. 2011. Kejadian Ventilator Associated Pneumonia (Vap) Pada Klien
Dengan Ventilasi Mekanik Menggunakan Indikator Clinical Pulmonary Infection
Score (CpIS. Jurnal Ners Vol. 6 No. 2 Oktober 2011, hal 126–135
Rahmawati, Fida A. 2014. Angka Kejadian Pneumonia Pada Pasien Sepsis Di ICU RSUP
Dr. Kariadi Semarang. Laporan Akhir Hasil Penelitian Karya Tulis Ilmiah. FK:
Universitas Diponegoro
Rahmiati & Titis Kurniawan. 2013. VENTILATOR-ASSOCIATED PNEUMONIA DAN
PENCEGAHANNYA. Jurnal Husada Mahakam Volume III No. 6, Nopember
2013, hal. 263 – 318
Rekam Medik. RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten. 2016. Jumlah Pasien Pneumonia.
Klaten: RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten. Tidak Di Publikasikan
Rohini, K. Patel, et al. 2015. Study Of Bacteriological And Clinical Profile In Community
Acquired Pneumonia.International Journal of Advanced Research (2015), Volume
3, Issue 9, 1042- 1056
Somantri, Irman. 2009. Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Gangguan Pernapasan
edisi 2. Jakarta: Salemba
Ward, P.T. Jeremy, et.al. 2008. At Aglance Sistem Respirasi edisi kedua. Jakarta: Erlang