Anda di halaman 1dari 37

Hemodinamik

Central Venouse Pressure (CVP)

ERIK IRHAM LUTFI


PENDAHULUAN
• Pemantauan hemodinamik adalah suatu pengukuran
terhadap sistem kardiovaskuler yang dapat dilakukan baik
invasif atau noninvasive.
• Pemantauan memberikan informasi mengenai keadaan
pembuluh darah, jumlah darah dalam tubuh dan
kemampuan jantung untuk memompakan darah.  
• Pengkajian secara noninvasif dapat dilakukan melalui
pemeriksaan, salah satunya adalah pemeriksaan vena
jugularis (jugular venous pressure).
• Pemantauan hemodinamik secara invasif, yaitu dengan
memasukkan kateter ke dalam ke dalam pembuluh darah
atau rongga tubuh
INDIKASI PEMANTAUAN
HEMODINAMIK
• Shock.
• Infark Miokard Akut (AMI), yg disertai: Gagal jantung
kanan/kiri, Nyeri dada yang berulang, Hipotensi/Hipertensi.
• Edema Paru.
• Pasca operasi jantung.
• Penyakit Katup Jantung.
• Tamponade Jantung.
• Gagal napas akut.
• Hipertensi Pulmonal.
• Sarana untuk memberikan cairan/resusitasi cairan,
mengetahui reaksi pemberian obat.
PARAMETER HEMODINAMIK
• Tekanan vena sentral (CVP)
• Tekanan arteri pulmonalis
• Tekanan kapiler arteri pulmonalis
• Tekanan atrium kiri
• Tekanan ventrikel kanan
• Curah jantung
• Tekanan arteri sistemik
CENTRAL VENOUSE PRESSURE 
Tekanan vena sentral secara langsung
merefleksikan tekanan pada atrium kanan.
Secara tidak langsung menggambarkan beban
awal jantung kanan atau tekanan ventrikel
kanan pada akhir diastole.
Menurut Gardner dan Woods nilai normal
tekanan vena sentral 3-8 cmH2O atau 2-6
mmHg. Sementara menurut Sutanto (2004)
nilai normal CVP adalah 4 – 10 mmHg.
Lanjutan..
Tekanan vena central (central venous pressure)
adalah tekanan darah di Atrium Kanan atau
vena kava.
Ini memberikan informasi tentang tiga
parameter volume darah, keefektifan jantung
sebagai pompa, dan tonus vaskular.
Tekanan vena central dibedakan dari tekanan
vena perifer, yang dapat merefleksikan hanya
tekanan lokal.
INDIKASI DAN PENGGUNAAN
• Pengukuran tekanan vena sentral (CVP).
• Pengambilan darah untuk pemeriksaan
laboratorium.
• Pengukuran oksigenasi vena sentral.
• Nutrisi parenteral dan pemberian cairan hipertonik
atau cairan yang mengiritasi yang perlu
pengenceran segera dalam sistem sirkulasi.
• Pemberian obat vasoaktif per drip (tetesan) dan
obat inotropik.
• Sebagai jalan masuk vena bila semua tempat IV
lainnya telah lemah.
INDIKASI PEMASANGAN

1. Semua pembedahan jantung


2. Px shock
3. Px yang diduga Hipovolumia
4. Px yang mengalami trauma berat
5. Pemb. Cairan & obat (iritasi vena perifer)
6. Nutrisi parenteral jangka panjang
8. Tidak ditemukan lagi pembuluh Vena perifer
yang bisa dipakai untuk saluran intra vena
KONTRA INDIKASI PEMASANGAN
Gangguan faal hemostatis / pembekuan
darah
KOMPLIKASI
Adapun komplikasi dari pemasangan kanulasi CVP
antara lain :
• Nyeri dan inflamasi pada lokasi penusukan.
• Bekuan darah karena tertekuknya kateter.
• Perdarahan : ekimosis atau perdarahan besar bila
jarum terlepas.
• Tromboplebitis (emboli thrombus,emboli
udara, sepsis).
• Microshock.
• Disritmia jantung
TEMPAT PENUSUKAN KATETER
• Pemasangan kateter CVP dapat dilakukan
secara perkutan atau dengan cutdown melalui
vena sentral atau vena perifer, seperti vena
basilika, vena sephalika, vena jugularis
interna/eksterna dan vena subklavia, Vena
femoralis maupun Vena umbilikalis : pada
bayi baru lahir sangat jarang dilakukan
Akses Vena Central

V. Subclavia
double lumen
CARA PENGUKURAN CVP
Pengukuran CVP secara nonivasif dapat dilakukan
dengan cara mengukur tekanan vena jugularis.
Secara invasif dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:
1) memasang kateter CVP yang ditempatkan pada vena
kava superior atau atrium kanan, teknik pengukuran
dapat menggunakan manometer air atau transduser,
2) Melalui bagian proksimal kateter  arteri pulmonalis .
Pengukuran ini hanya dapat dilakukan dengan
menggunakan sistem transduser.
PEMANTAUAN CVP
DENGAN MANOMETER
Persiapan untuk pemasangan
a. Persiapan pasien
Memberikan penjelasan pd klien dan
keluarga tentang :
1. tujuan pemasangan,
2. daerah pemasangan,
3. prosedur yang akan dikerjakan
PERSIAPAN ALAT
– Kateter CVP
– Set CVP
– Spuit 2,5 cc
– Antiseptik
– Obat anaestesi lokal
– Sarung tangan steril
– Bengkok
– Cairan NaCl 0,9% (25 ml)
– Plester
MACAM –MACAM JENIS KATETER VENA CENTRAL

1. Drum Catridge
2. Venocath
3. Cavavix
4. Multilumen (Trilumen , Double lumen)

Kateter vena sentral umumnya dipakai dari bahan palipro pilen, poliuretan
dengan tambahan garis bahan radio opaque.
Untuk pemasangan lewat vena antecubital diperlukan kateter panjang (70 cm)
sedangkan untuk pemasangan lewat vena subclaviadan vena jugularis
kateter pendek (20-45 cm) tapi perlu jarum penusuk yang panjang.

Terdapat ukuran diameter kateter


No: 14-16-18 biasa untuk dewasa
No: 20 untuk anak kecil
hanya khusus untuk subclavia
CARA PEMASANGAN ALAT VENA SENTRAL
PADA VENA LENGAN
1. Peralatan disiapkan
2. Sebelum & sesudah tindakan harus cuci tangan
3. Px diberitahu
4. Pasang torniquet pada lengan atas
5. Desinfeksi dengan betadin tutup duk lubang steril
6. Pemasang memakai sarung tangan steril
7. Bila px sadar, suntikan lokal anestesi dengan spuit 2,5 cc. Gunakan
cavavix no.: 14 (70 cm)
8. Jarum cavavix ditusukkan pada kulit berjarak 0,5 –1 cm dari vena
yang dituju dengan < 30-400, setelah menembus kulit baru
diarahkan ke vena dengan posisi mendatar. Setelah jarum
menembus dinding vena (terlihat darah diujung distal jarum)
kanula teflon masuk dan jarum logam ditarik keluar
Lanjutan..
9. Segera sambungkan konektor dari kateter yang berwarna
kuning dengan kanul teflon. Kemudian dengan
menggunakan ibu jari dengan jari telunjuk kanan, pelan –
pelan kateter didorong masuk, sedangakn ibu jari dan jari
telunjuk kiri memegang kanul teflon
10. Setelah kateter masuk 25-30 cm, kira-kira sampai
dibahu, bila terasa hambatan, segera abduksikan lengan
90 0 dantarik 15-200 ke anterior, sambil kateter didorong
masuk, diharapkan vena basilica akan lurus dengan vena
subclavia sehingga kateter > mudah masuk
11. Ketika kateter sampai di vena subclavia, ada yang
menganjurkan agar px menoleh kearah pemasang masuk
ke vena cava sup, tidak ke vena jugularis
Lanjutan..
12. Ujung kateter diharapkan sampai ke atrium kanan
setelah masuk sedalam 50-60 cm orang
dewasa
13. Kemudian konektor kuning dan merah dilepas,
kanul teflon ditarik dan dihubungkan dengan ujung
distal keteter dan dikunci
14. Pelan – pelan mandrim / stilet ditarik keluar dan
ujung kateter segera disambungkan dengan infus
agar tidak buntu
15. Mandrim yang telah dilepas, dapat digunakan
untuk meengukur dan memperkirakan dimana letak
ujung kateter.
Lanjutan..

16. Setelah infus menetes lancar, segera botol


infus diposisikan lebih rendah dari px dan
lihat apakah ada darah mengalir kembali lewat
kateter. Bila ada letak kateter intra
vaskuler dan tidak ada yang menutupi ujung
Kateter
17. Fixasi kateter dengan baik agar tidak keluar –
masuk yang dapat mengundang infeksi. Luka
bekas jarum di desinfeksi dengan betadin,
kemudian tutup dengan kasa steril dan plester,
tulis nama pemasang + tanggal pemasangan.
PERSIAPAN UNTUK PENGUKURAN
a.  Persiapan Alat
1. Skala pengukur
2. Selang penghubung (manometer line)
3. Standar infus
4. Three way stopcock
5. Set infus 2 buah dan cairan infus (Nacl)
6. Water pass
Lanjutan..
• Cara Merangkai
– Menghubungkan set infus dg cairan NaCl 0,9%
– Mengeluarkan udara dari selang infuse
– Menghubungkan skala pengukuran dengan threeway
stopcock
– Menghubungkan three way stopcock dengan selang infuse
– Menghubungkan manometer line dengan three way
stopcock
– Mengeluarkan udara dari manometer line
– Mengisi cairan ke skala pengukur sampai 25 cmH2O
– Menghubungkan manometer line dengan kateter yang
sudah terpasang
CARA PENGUKURAN
– Memberikan penjelasan kepada pasien
– Megatur posisi pasien
– Lavelling, adalah mensejajarkan letak jantung (atrium
kanan) dengan skala pengukur atau tansduser
– Letak jantung dapat ditentukan dg cara membuat garis
pertemuan antara sela iga ke empat (ICS IV) dengan garis
pertengahan aksila
– Menentukan nilai CVP, dengan memperhatikan undulasi
pada manometer dan nilai dibaca pada akhir ekspirasi
– Membereskan alat-alat
– Memberitahu pasien bahwa tindakan telah selesai
PROSEDUR PENGUKURAN CVP
1. Alat disiapkan
2. Sebelum & sesudah tindakan harus cuci tangan
3. Beritahu pasien
4. Posisi px terlentang dengan satu bantal, tangan disamping
5. Dengan water pas  titik nol : setinggi mid axilary line pada ICS II-III 
setinggi atrium kanan
6. Kran infus ke arah jantung ditutup, slang yang menempel di manometer
diisi dengan cairan secara perlahan – lahan
7. Setelah slang yang menempel dimanometer terisi secukupnya, tetesan
infus
distop dan kran kearah jantung dibuka
8. Cairan dalam slang menempel pada manometer akan turun secara
perlahan- lahan sampai tidak turun lagi
9. Maka angka yang ditunjukkan pada permukaan air adalah nilai
CVP
PERANAN PERAWAT
1.   Sebelum Pemasangan
• Mempersiapkan alat untuk penusukan dan alat-alat untuk
pemantauan
• Mempersiapkan pasien; memberikan penjelasan, tujuan
pemantauan, dan mengatur posisi sesuai dg daerah
pemasangan
 2.  Saat Pemasangan
• Memelihara alat-alat selalu steril
• Memantau tanda dan gejala komplikasi yg dapat terjadi pada
saat pemasangan seperti gangguan irama jantung,
perdarahan, dll
• Membuat klien merasa nyaman dan aman selama prosedur
dilakukan
3.  Setelah Pemasangan
• Mendapatkan nilai yang akurat dengan cara:
– melakukan Zero Balance: menentukan titik nol/letak
atrium, yaitu pertemuan antara garis ICS II-III
dengan midaksila,
– Zero balance: dilakukan pd setiap pergantian dinas ,
atau gelombang tidak sesuai dg kondisi klien,
– melakukan kalibrasi untuk mengetahui
fungsi monitor/transduser, setiap shift, ragu
terhadap gelombang.
• Mengkorelasikan nilai yg terlihat pada monitor
dengan keadaan klinis klien.
Lanjutan…
• Mencatat nilai tekanan dan kecenderungan perubahan
hemodinamik.
• Memantau perubahan hemodinamik setelah pemberian
obat-obatan.
• Mencegah terjadi komplikasi & mengetahui gejala & tanda
komplikasi (spt. Emboli udara, balon pecah, aritmia,
kelebihan cairan,hematom, infeksi,penumotorak, rupture
arteri pulmonalis, & infark pulmonal).
• Memberikan rasa nyaman dan aman pada klien.
• Memastikan letak alat2 yang terpasang pada posisi yang
tepat dan cara memantau gelombang tekanan pada
monitor dan melakukan pemeriksaan foto toraks (CVP,
Swan gans).
PENGKAJIAN
Yang perlu dikaji pada pasien yang terpasang CVP adalah tanda-
tanda komplikasi yang ditimbulkan oleh pemasangan alat.

• Keluhan nyeri, napas sesak, rasa tidak nyaman.


• Keluhan verbal adanya kelelahan atau kelemahan.
• Frekuensi napas, suara napas
• Tanda kemerahan / pus pada lokasi pemasangan.
• Adanya gumpalan darah / gelembung udara pada cateter
• Kesesuaian posisi jalur infus set
• Tanda-tanda vital, perfusi
• Tekanan CVP
• Intake dan out put
• ECG Monitor
TERIMAKASIH

TETAP SEMANGAT

Anda mungkin juga menyukai