Anda di halaman 1dari 52

CENTRAL VENOUS

PRESSURE
(CVP)
BY :
NS. ANITA DWI ARIYANI.,M.KEP
CENTRAL VENOUS CATHETER (CVC)

• Kateter vena sentral adalah sebuah kateter


yang ditempatkan kedalam vena besar di
leher (vena jugular interna atau vena jugular
eksterna), dada (vena subclavia), lengan
(vena basilica) atau paha (vena femoralis).
AREA PEMASANGAN CVC
• Vena femoralis
• Vena cephalika
• Vena basalika
• Vena subclavia
• Vena jugularis eksterna
• Vena jugularis interna
AREA PEMASANGAN CVC
INDIKASI PEMASANGAN CVC
• Monitoring Tekanan Vena sentral (central
venous pressure,CVP)
• Pemberian antibiotic intravena jangka‐panjang
• Pemberian nutrisi parenteral jangka‐panjang
• Kemoterapi
• Dialysis
• Transfusi darah berulang
INDIKASI PEMASANGAN CVC
•Pemberian obat yang cenderung menyebabkan phlebitis dalam

vena perifer (caustic), seperti:

• Calcium chloride

• Chemotherapy

• Hypertonic saline

• Potassium Chloride

• Amiodarone
INDIKASI PEMASANGAN CVC

• Kebutuhan akan akses intravena yang berulang atau terus


menerus

• Kebutuhan akan therapy intravena saat akses vena perifer


tidak dimungkinkan
• Darah
• Obat‐obatan
• Rehidrasi
PEMASANGAN CVC
HAL2 YG DIPERHATIKAN
• Sebaiknya dilakukan di ruang tindakan steril utk
menghindari kontaminasi dg pasien lain
• Buat informed consent dan persetujuan keluarga
• Jelaskan kpd pasien dan keluarga pasien terlebih
dahulu maksud dan tujuan serta prosedur CVC
• Katerisasi vena sentral hrs dilakukan seasepsis
mungkin mirip dg prosedur pembedahan
PEMASANGAN CVC
HAL2 YG DIPERHATIKAN
• Waspadalah akan masuknya udara, walaupun pasien
dlm keadaan head down
• Selalu memikirkan dimn ujung jarum berada
• Darah hrs dpt diaspirasi dg mudah dr kateter
intravena sblm cairan infus atau obat dimasukkan (jk
tdk dpt diaspirasi kemungkinan ada kesalahan
penempatan)
KOMPLIKASI PEMASANGAN
CVC
• Pneumothorax
• Infeksi. Langkah2 utk mengurangi risiko infeksi :
1. Kebersihan tangan
2. Taat pada langkah‐langkah tindakan pencegahan
3. Antiseptic chlorhexidine
4. Pemilihan tempat kateterisasi
5. Melepas kateter secepatnya bila tidak dibutuhkan lagi
KOMPLIKASI PEMASANGAN
CVC
• Hemothorax
• Thrombosis
• Arterial puncture
• Malposition
• Arrhythmia , jika kawat menyentuh endokardium
Central Vena Pressure
(CVP)
• Central Vena Pressure (CVP) atau Tekanan Vena Sentral
adalah tekanan di dlm atrium kanan atau vena2 besar
dlm rongga thoraks (Hudak, 2006).
• Central Vena Pressure (CVP) atau Tekanan Vena Sentral
merupakan tekanan intravaskuler di dlm vena cava
thorakal (Rokhaeni, 2009)
• Central Vena Pressure (CVP) is a number that dscribes
the pressure of the blood in the thoracic vena cava
near the right antrium of the heart (Izakovic, 2008).
Central vena pressure

• Tekanan vena sentral (CVP) merefleksikan jumlah


darah yang kembali ke jantung dan kemampuan
jantung dalam memompa darah.

• Tekanan vena sentral menggambarkan


keseimbangan antara volume intravaskular,
venous capacitance, dan fungsi ventrikel kanan.
MANFAAT PENGUKURAN CVP

• Memberikan informasi penting mengenai keadaan


fungsi sistem kardiovaskular pasien, kecukupan
volume vaskular dan keberhasilan terapi yg
diberikan.
• Sebagai panduan untuk menentukan status volume
pasien dan kebutuhan cairan dan untuk memeriksa
adanya tamponade
INDIKASI PENGUKURAN CVP

• Kegagalan sirkulasi akut


• Antisipasi transfusi darah massif untuk
terapi penggantian cairan
• Penggantian cairan yang hati‐hati pada
pasien dengan gangguan jantung
• Curiga adanya tamponade
INDIKASI PENGUKURAN CVP
• Pasien dengan trauma berat disertai dengan perdarahan yang
banyak yang dapat menimbulkan syok.
• Pasien dengan tindakan pembedahan yang besar seperti open
heart, trepanasi.
• Pasien dengan kelainan ginjal (ARF, oliguria).
• Pasien dengan gagal jantung.
• Pasien terpasang nutrisi parenteral (dextrosa 20% aminofusin).
• Pasien yang diberikan tranfusi darah dalam jumlah yang besar
(transfusi masif).
KAPAN CVP HARUS DIUKUR

• Klien hipotensi yang tidak berespon


terhadap manajemen klinis dasar
• Hipovolemi berkelanjutan sekunder akibat
pergeseran cairan atau kehilangan cairan
• Pasien yang membutuhkan infus inotropik
(zat yg dpt mempengaruhi daya kontraksi
otot)
KONTRAINDIKASI/
KEWASPADAAN
• Peningkatan CVP menunjukkan peningkatan cardiac
output, infark / gagal ventrikel kanan, meningkatnya
volume vaskular, perikarditis, dan hipertensi
pulmonal.
• Hasil pengukuran CVP, menunjukkan peningkatan
false (salah) jika pada kondisi COPD, tension
pneumothoraks, ventilasi tekanan positif.
KONTRAINDIKASI/
KEWASPADAAN
• Dislokasi ujung kateter jalur vena cava superior
mengakibatkan hasil tidak akurat.
• Penurunan CVP dapat terjadi akibat hipovolemia,
vasodilatasi akibat obat dan syok dari berbagai
penyebab.
PENGUKURAN CVP

• Pengukuran tekanan vena sentral menunjukkan


kapabilitas jantung kanan untuk menerima beban
cairan tambahan.
• Normal range for CVP is 2 to 8 mmHg or 3 to 10
cmH2O.
• The CVP may be measured with a
manometer or transducer.
PENGUKURAN CVP

• Low CVP may indicate hypovolaemia


• Elevated CVP indicates right ventricular
failure or volume overload
Methods to measure cvp

1. Indirect assessment (Metode Non Invasif)


 Inspection of jugular venous pulsations in neck.

2. Direct assessment-
 Fluid filled manometer connected to central venous
catheter.
 Caliberated transducer.
Methods to measure cvp cont...

1. Inspection of
jugular venous
pulsations in neck.
 Degree of distention
& venous wave form
–information about
cardiac function.
PENGUKURAN CVP

• JVP mengambarkan volume pengisian dan tekanan pd


jantung bagian kanan.
• Pengukuran tekanan pd vena jugularis dpt
menunjukkan tekanan pd atrium kanan.
• Nilai normal pengkurunan JVP adalah < 8 cmH2O.
• Peningkatan JVP merupakan tanda dari gagal jantung
kanan.
• Peningkatan JVP akan tampak adanya distensi vena
jugularis, dimn JVP akan tampak setinggi leher, jauh
lebih tinggi dr normal.
Metode pengukuran scr tdk
langsung (Teknik Non Invasif)

PROSEDUR PEMERIKSAAN
1. Persiapan alat utk pengukuran JVP (2 buah mistar,
spidol/bolpoint dan penlight/senter)
2. Cuci tangan
3. Pemeriksa hendaknya berdiri di samping kanan
bed pasien
4. Jelaskan maksud dan tujuan pemeriksaan serta
minta persetujuan pasien utk melakukan
pemeriksaan
Metode pengukuran scr tdk
langsung (Teknik Non Invasif)

PROSEDUR PEMERIKSAAN
5. Posisikan pasien berbaring pd bed dan atur posisi
bed semifowler (30-45 derajad dari bidang
horizontal)
6. Anjurkan pasien utk menengok ke kiri
7. Identifikasi vena jugularis
8. Tentukan undulasi pd vena jugularis (titik teratas
pd pulsasi vena jugularis), bendung vena dg cara
mengurut vena ke bawah lalu lepas.
Metode pengukuran scr tdk
langsung (Teknik Non Invasif)

PROSEDUR PEMERIKSAAN
9. Tentukan titik angulus sternalis (pertemuan antara
manubrium sterni dg corpus sterni)
10. Dengan mistar pertama, proyeksikan titik tertinggi
pulsasi vena scr horizontal ke dada sampai titik
manubrium sterni
11. Kemudian mistar kedua diletakkan vertikal dari
angulus sternalis
Metode pengukuran scr tdk
langsung (Teknik Non Invasif)

PROSEDUR PEMERIKSAAN
12. Lihat hasil pengukuran dg melihat hasil angka pd
mistar ke dua (titik pertemuan antara mistar
pertama dan ke dua). Hasil pembacaan kemudian
ditambahkan dg angka 5 cm, karena diasumsikan
jarak antar angulus sternalis dg atrium kanan
sekitar 5 cm.
Fig. showing measurement of jvp
Metode pengukuran scr tdk
langsung (Teknik Non Invasif)
Metode pengukuran langsung
(Teknik Invasif)
• Pengukuran CVP dg cara invasif dilakukan dg memasukkan
kateter ke dlm vena subklavia atau vena jugularis dan
kemudian dimonitor dg menggunakan manometer atau
transduser.

• Monitoring tekanan vena sentral merupakan panduan yang


sangat membantu untuk terapi cairan.

• Pengukuruan CVP scr langsung dg menggunakan CVC,


manometer dan transduser.
Metode pengukuran langsung
(Teknik Invasif)
• Manometer • Transduser
Metode pengukuran langsung
(Teknik Invasif)
• CVP is usually recorded at the mid-axillary line
where the manometer arm or transducer is level
with the phlebostatic axis.
• This is where the fourth intercostal space and mid-
axillary line cross each other allowing the
measurement to be as close to the right atrium as
possible.
Phlebostatic axis.
PEMANTAUAN DG
MANOMETER
• Penggunaan sistem manometer memungkinkan
pembacaan scr intermitten dan kurang akurat
dibandingkan sistem transduser hal ini disebabkan
ada efek meniskus air pd tabung kaca.
LANGKAH PEMANTAUAN DG
MANOMETER
• Persiapan alat (manometer, cairan, water pass, extension
tube, three way, bengkok dan plester)
• Jelaskan tujuan dan prosedur pengukuran CVP kpd pasien
• Posisikan pasien dlm kondisi nyaman. Pasien bs
diposisikan semi fowler (45 derajad).
• Menentukan letak zero point pd pasien. Zero point
ditentukan dr ICS 4 pd linea midcavicula karena ICS 4 tsb
merupakan sejajar dg letak atrium kanan. Dari
midclavicula tsb ditarik ke lateral sampai mid axilla. Dititik
mid axilla kita beri tanda.
LANGKAH PEMANTAUAN DG
MANOMETER
• Dari tanda tsb kita sejajarkan dg titik nol pd manometer
yg ditempelkan pd tiang infus. Caranya dg
mensejajarkan titik tsb dg angka 0 dg menggunakan
waterpass. Setelah angka 0 pd manometer sejajar dg titik
ICS 4 midaxilla mk kita plester manometer pd tiang
infus.
• Setelah berhasil menentukan zero point, kita aktifkan
sistem I. Caranya dg mengalirkan cairan dari sumber
cairan (infus) kearah pasien. Jalur Three way dr sumber
cairan dan ke arah pasien dibuka, sementara jalur yg
kearah manometer di tutup.
LANGKAH PEMANTAUAN DG
MANOMETER
• Setelah aliran cairan dari sumber cairan ke pasien
lancar, lanjutkan dg mengaktifkan sistem 2. Caranya
dg mengalirkan cairan dr sumber cairan ke arah
manometer. Jalur three way dr sumber cairan dan ke
arah manometer dibuka, sementara yg ke arah pasien
kita tutup. Cairan yg masuk ke manometer
dipastikan harus sdh melewati angka pada
manometer tsb.
LANGKAH PEMANTAUAN DG
MANOMETER
• Setelah itu, aktifkan sistem 3. Caranya dg
mengalirkan cairan dr manometer ke tubuh pasien.
Jalur three way dr manometer dan ke arah pasien
dibuka, sementara jalur yg dari sumber cairan
ditutup.
• Amati penurunan cairan pd manometer sampai
posisi cairan stabil pd angka/titik tertentu. Lihat dan
catat undulasi. Undulasi merupakan naik turunnya
cairan pd manometer mengikuti proses inspirasi dan
ekspirasi pasien.
LANGKAH PEMANTAUAN DG
MANOMETER
• Pd saat inspirasi permukaan cairan pd manometer
akan naik, sementara saat pasien ekspirasi kondisi
permukaan cairan akan turun.
• Posisi cairan yg turun itu (undulasi saat klien
ekspirasi) yg dicatat dan disebut dg nilai CVP.
PEMANTAUAN DG
MANOMETER
PEMANTAUAN DG
MANOMETER
measurement of CVP
PEMANTAUAN DG
TRANSDUSER
• Pemantauan dg transduser memungkinkan
pembacaannya scr kontinyu yg ditampilkan di
monitor.
LANGKAH PEMANTAUAN DG
TRANSDUSER
• Persiapan alat ( heparin, infus set, monitor,
transduser, three way, kantong tekanan.
• Tempatkan pasien pd posisi supinasi, pastikan posisi
tdk diubah utk mendptkan hasil yg akurat
• Sambungkan infus yg berisi larutan saline ke IV line
kemudian hubungkan transduser.
• Hubungkan transduser ke kateter vena sentral
menggunakan three way. Pastikan tdk ada udara di
dalam selang
LANGKAH PEMANTAUAN DG
TRANSDUSER
• Posisikan transduser sejajar dg CVC
• Kemudian hubungkan transduser ke monitor.
PEMANTAUAN DG
TRANSDUSER
Bentuk gel CVP mencerminkan perubahan2 pd tekanan
atrium kanan selama siklus jantung :
• Gelombang a : peningkatan tek.atrium kanan selama
kotraksi atrium kanan. Jika gel. A naik maka pasien
mgkn mengalami kegagalan ventrikel kanan dan
stenosis trikuspid.
• Gelombang c : peningkatan tekanan atrium kanan yg
disebabkan oleh penutupan katub trikuspid
PEMANTAUAN DG
TRANSDUSER
Bentuk gel CVP mencerminkan perubahan2 pd tekanan
atrium kanan selama siklus jantung :
• Gelombang x : penurunan tekanan atrium kanan selama
fase ventrkuler ejection.
• Gelombang v : peningkatan tekanan atrium kanan selama
fase rapid atrial filling ketika katub trikuspid tertutup
• Gelombang y : penurunan tek.atrium kanan setlah katup
trikuspid terbuka
GELOMBANG CVP
GELOMBANG CVP
Pressure transducer
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai