Anda di halaman 1dari 42

By.

Uun Nurulhuda
JURUSAN KEPERAWATAN
PRODI SARJANA TERAPAN & NERS
POLTEKKES KEMENKES JAKARTA I
2021
Definisi
 Hemodinamik adalah pemeriksaan aspek fisik
sirkulasi darah, fungsi jantung dan karakterisitik
fisiologis vaskular perifer (Mosby 1998, dalam Jevon
dan Ewens 2009).
 Pemantauan hemodinamik bukan tindakan terapeutik
tetapi hanya memberikan informasi kepada klinisi dan
informasi tersebut perlu disesuaikan dengan penilaian
klinis pasien agar dapat memberikan penanganan
yang optimal.
Dasar dari pemantauan
hemodinamik
 adalah perfusi jaringan yang adekuat, seperti
keseimbangan antara pasokan oksigen dengan yang
dibutuhkan, mempertahankan nutrisi, suhu tubuh
dan keseimbangan elektro kimiawi sehingga
manifestasi klinis dari gangguan hemodinamik berupa
gangguan fungsi organ tubuh yang bila tidak ditangani
secara cepat dan tepat akan jatuh ke dalam gagal
fungsi organ multiple.
Tujuan pemantauan hemodinamik
 untuk mendeteksi, mengidentifikasi kelainan
fisiologis secara dini
 memantau pengobatan yang diberikan guna
mendapatkan informasi keseimbangan homeostatik
tubuh.
 Pemantauan parameter hemodinamik invasive: dapat
dilakukan pada arteri, vena sentral ataupun arteri
pulmonalis.

 Metode pemeriksaan tekanan darah langsung di


intrarterial adalah mengukur secara aktual tekanan
dalam arteri yang dikanulasi, yang hasilnya tidak
dipengaruhi oleh isi atau kuantitas aliran darah.

 Kanulasi di vena sentral merupakan akses vena yang


sangat bermanfaat pada pasien sakit kritis yang
membutuhkan infus dalam jumlah besar, nutrisi
parenteral dan obat vasoaktif.
Pressure Monitoring

Indirect Pressure Direct (Invasive) Blood


Monitoring Pressure Monitoring

ECG

AP

PM Kit Monitor
Patient Catheter:
PA, CVC
catheter ..etc
Blood Pressure monitoring

✓ Arterial Pressure
S: 20-30 mm Hg
D: 0-5 mm Hg
✓ CVP (Central Venous Pressure)
✓ PAP (Pulmonary Artery Pressure)
S: 20-30 mm Hg
D: 5-10 mm Hg
✓ PCWP (Pulmonary Capillary Wedge Pressure)
< 12 mm Hg
 Pengukuran katup pada puncak bentuk gelombang
adalah tekanan sistolik
 Tekanan arteri rerata (TAR) dapat dihitung sbb:
TAR = Sistolik + (diastolic x 2)
3

 TAR normal adalah 70 – 105 mmHg


PENGERTIAN CVP
 Tekanan vena sentral adalah tekanan di
dalam atrium kanan atau vena – vena
besar dalam rongga toraks (Nurachman,
2000; 76).

 Central venous pressure (CVP) adalah


tekanan darah di atrium kanan atau vena
cava, ini memberikan informasi tentang
tiga parameter, yaitu volume darah,
keefektifan jantung sebagai pompa, dan
tonus vaskuler (Huddak and Gallo, 2010).
TUJUAN

 Pemantauan status cairan intravaskuler


klien.
 Penggantian cairan pada klien dengan
kondisi yang serius atau darurat.
 Memperkirakan kekurangan volume cairan.

 Menentukan tekanan dalam atrium kanan


dan vena sentral.
 Mengevaluasi kegagalan sirkulasi.
Blood Pressure monitoring

✓ Arterial Pressure
S: 20-30 mm Hg
D: 0-5 mm Hg
✓ CVP (Central Venous Pressure)
✓ PAP (Pulmonary Artery Pressure)
S: 20-30 mm Hg
D: 5-10 mm Hg
✓ PCWP (Pulmonary Capillary Wedge Pressure)
< 12 mm Hg
ECG

PM kit: Transducer, AP
pressure tubing..etc

Patient

Monitor

Catheter: PA, CVC catheter ..


Used in:

➢ Intensive Care Units (ICU, CCU, NICU)


➢ Catheterization Laboratory (CATH Lab)
➢ Operating Theatre (OT) Trauma &
Emergency Units
➢ etc
• Accurate
• Continuous real time waveform
• Ease of Blood Sampling
• Allows the measurement of pressures
➢ Heamodynamic Pressures
(measure PAP, PCWP, CVP, etc)
INDIKASI
➢ Syok

➢ Infark Miocard Akut, yang disertai dengan


gagal jantung kanan/kiri, sakit dada yang
berulang-ulang, hipotensi/ hipertensi.
➢ Edema paru.

➢ Gagal jantung kanan.

➢ Pasca operasi jantung.


INDIKASI
.
➢ Penyakit katup jantung / ruptur septum
ventrikel.

➢ Gagal napas akut.

➢ Hipertensi pulmonal.

➢ Hipovolemi sehubungan dengan


hemoragi, dehidrasi
DAERAH PEMASANGAN CVP
Vena Vena
subklavia basilica

Vena Vena
jungularis femoralis

Vena
cubiti
Tempat pemasangan CVP
PA cath location
CVP location

Right A. pulmonalis
Atrium
NILAI NORMAL CVP

Tekanan vena sentral diukur dalam satu


centimeter air (cm H2O) atau dalam Mili Meter
Mercuri (mmHg).

Nilai normal CVP :


 3 mmHg – 12 mmHg (Krentz, 1994; 165).
 5 cm H2O- 12 cm H2O (Nurachman, 2000; 78).
 4 cm H2O – 10 cm H2O (Brunner & Suddarth, 2002;
749).
 5 cm H2O – 15cm H2O.

Jika nilai pengukuran CVP meningkat (>15 cm


H2O) dapat menunjukkan adanya gagal jantung,
dan over hidrasi, dan jika nilai pengukuran CVP
menurun (< 4 cm H2O) dapat menunjukkan
hipovolemi.
< 12 mm Hg

1-7 mm Hg S: 20-30 mm Hg
D: 5-10 mm Hg

S: 20-30 mm Hg
D: 0-5 mm Hg
Pressure Tubing ( Colour code for tubing
management )
Below are the
example of four
different pressure
reading.

LAP

Pressure Tubing
PA

CVP

ARTERIAL
 Kateter termodilusi empat lumen Yang paling sering
digunakan untuk dewasa tersedia ukuran 5 dan 7 Fr
 • Lumen distal : Terletak pada ujung kateter : untuk
mengukur PAP dan PWP, juga untuk pengambilan
sampel vena campuran. obat dan cairan hiperosmotik
tidak boleh diberikan melalui lumen ini karena dapat
mengakibatkan reaksi lokal vaskuler atau jaringan. •
Balon Terletak kurang dari 1 cm dari ujung kateter.
Inflasi balon dengan volume balon 0.5 – 1 cc dan
deflasi secara pasif.
 • Lumen proximal (RA) Terletak pada 30cm dari ujung
kateter . Lumen ini di RA bila ujung arteri terletak
Allen test
Catheter (e.g PA, CVC, Arterial catheter,etc)

Central
Venous
Catheter
(CVC)

Femoral
Vein
Transducer Interface cable and Monitor
Establishing a 0 baseline to atmospheric pressure ( zeroing)
ensure accurate measurement of changes in pressure.
To zero, open a stopcock to the air and allow the pressure that
has built up on the transducer to dissipate

The landmark, the phlebostatic axis, is the intersection of the


fourth intercostal space and midanterior posterior chest
KOMPLIKASI
• Pneumotoraks.
• Emboli udara.
• Kelebihan cairan.
• Sepsis.
• Infeksi pada daerah penusukan.
• Emboli pulmoner.
• Disritmia.
• Hemotoraks.
• Hematom.
• Temponade jantung
ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian
1. Identifikasi keadaan potensial tentang
keseimbangan cairan atau hipotensi yang
boleh dilakukan pengukuran CVP.
2. Observasi tanda dan gejala indikasi
kebutuhan dari pengukuran CVP, seperti :
 Tekanan darah rendah dan tidak seimbang.
 Intake dan output tidak balance.
 Pengaturan cairan ke jantung cepat.
3. Mencatat hasil pemeriksaan yang dilakukan
oleh tim kesehatan untuk mengatur ukuran
CVP
Masalah Keperawatan
Masalah keperawatan pada pasien yang terpasang
CVP adalah

1. Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan


2. Kelebihan volume cairan
3. Perubahan perfusi jaringan perifer
4. Resiko tinggi terhadap infeksi
Perencanaan Keperawatan
1. Tentukan garis dasar klien dengan membaca hasil
pengukuran CVP yang ada.
2. Cegah klien agar terbebas dari komplikasi.
3. Ukur nilai CVP pada klien secara berkala
Implementasi

 Siapkan Peralatan Pemasangan CVP :


 Set tekanan vena
 Set vena seksi (jika diperlukan).
 Set infuse dan cairan yang dibutuhkan.
 Stopcock 3-4 buah (transduser tekanan mungkin akan
digunakan).
 Standar infus.
 Manometer.
 Plester.
 Waterpass.
Alat pemasangan CVP
 Standar infus.  Set tekanan vena
manometer

Cath cvp & iv line

threeway
Langkah-langkah pengukuran CPV:
1. Letakkan klien pada posisi supine, (kecuali pada
penderita yang tidak dapat/ tidak kuat dalam posisi
datar, seperti pada penderita yang sedang mengalami
asthma berat, decompensasi cordis dengan sesak napas).
Pertahankan posisi ini sampai pengukuran CVP selesai.

2. Yakinkan bahwa infuse dapat berjalan lancar dengan


mempercepat tetesan cairan sementara (three way stop
cock mengarah ke manometer).

3. Ukur titik nol (Zero point) dengan cara mengukur dari


setengah letak jantung ( daerah axillaries) kepada
manometer yang telah terpasang pada selang infuse
dengan water pass (selang putih yang di isi air berwarna).
Lalu catat titik nol.
Lanjutan Langkah – langkah :

4. Isi manometer secukupnya (jangan sampai terlalu
penuh hingga membasahi filter yang terletak di tutup
manometer) three way stop cock mengarahkan ke
kateter yang mengarah ke klien.

5. Arahkan three way stop cock ke set infuse yang menuju


cairan, berarti cairan dari manometer akan turun
mengalir masuk ke klien.

6. Perhatikan undulasi cairan dalam manometer, itu harus


sama dengan irama pernapasan klien (bila undulasi
sama dengan nadi klien kemungkinan besar ujung
kateter terlalu masuk sampai ke right ventrikel).
Lanjutan … Langkah – langkah :
7. Tunggu sampai cairan dalam manometer tidak turun lagi,
baru CVP di nilai (diatas titik nol berarti positif, beberapa di
bawah titik nol berarti negative) sebagai contoh : apabila
undulasi berhenti pada angka +8 maka nilai CVP +8 cm
H2O, dan bila di bawah nol angka 4 maka nilai CVP -4 cm
H2O.

8. Setelah selesai arahkan three way stop cock ke manometer,


percepat sebentar. Tetesan infus jalan lancar, baru setelah itu
tetesan disesuaikan dengan instruksi semula, kecuali ada
perubahan dari instruksi dokter.

9. Pengukuran CVP dilakukan setiap 4 jam sekali dalam


keadaan normal atau sesuai dengan instruksi dokter.

10. Lakukan foto toraks secepatnya untuk melihat hasil


pemasangan kateter CVP, apakah tetap pada posisi yang
diinginkan
EVALUASI

1. Observasi klien untuk tanda over dehidrasi atau


dehidrasi untuk menentukkan reaksi dari
therapy IV
2. Monitor infuse IV untuk pemecahan masalah
dan bahan tambahan yang tepat.
3. Pemasukkan yang tidak di duga yang mungkin
terjadi adalah infuse digantungkan atau
ketepatan aliran tidak tepat.

Anda mungkin juga menyukai