STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2017 A. Pengertian CVP adalah memasukkan kateter poli ethylene dari vena tepi sehingga ujungnya berada di dalam atrium kanan atau di muara vena cava. CVP disebut juga kateterisasi vena sentralis (KVS). Tekanan vena sentral secara langsung merefleksikan tekanan pada atrium kanan. Secara tidak langsung menggambarkan beban awal jantung kanan atau tekanan ventrikel kanan pada akhir diastole. Menurut Gardner dan Woods nilai normal tekanan vena sentral adalah 3-8 cmH2O atau 2-6 mmHg. Sementara menurut Sutanto (2004) nilai normal CVP adalah 4 10 mmHg. Perawat harus memperhatikan perihal : 1. Mengadakan persiapan alat alat 2. Pemasangan manometer pada standard infus 3. Menentukan titik nol 4. Memasang cairan infus 5. Fiksasi 6. Fisioterapi dan mobilisasi B. Tujuan 1. Mengetahui tekanan vena sentralis (TVS) 2. Untuk memberikan total parenteral nutrition (TPN) ; makanan kalori tinggi secara intravena 3. Untuk mengambil darah vena 4. Untuk memberikan obat obatan secara intra vena 5. Memberikan cairan dalam jumlah banyak dalam waktu yang singkat 6. Dilakukan pada penderita gawat yang membutuhkan erawatan yang cukup lama CVP bukan merupakan suatu parameter klinis yang berdiri sendiri, harus dinilai dengan parameter yang lainnya seperti : a. Denyut nadi b. Tekanan darah c. Volume darah d. ditentukan oleh kekuatan kontraksi otot jantung. Misal : syock hipovolemik > CVP rendah C. Persiapan untuk pemasangan 1. Persiapan pasien 2. Memberikan penjelasan pd klien dan klg ttg: - tujuan pemasangan, - daerah pemasangan, & - prosedur yang akan dikerjakan 3. Persiapan alat - Kateter CVP - Set CVP - Spuit 2,5 cc - Antiseptik - Obat anaestesi lokal - Sarung tangan steril - Bengkok - Cairan NaCl 0,9% (25 ml) - Plester 4. Cara Kerja a. Daerah yang Dipasang : - Vena femoralis - Vena cephalika - Vena basalika - Vena subclavia - Vena jugularis eksterna - Vena jugularis interna b. Cara Pemasangan : Cara pengukuran CVP bisa dilakukan dengan 2 metode, yaitu secara manual dan membaca melalui monitor yang sudah dihubungkan oleh tranduser. Cara melakukan pengukuran CVP secara manual, diantaranya : 1. Persiapan alat Alat yang biasanya digunakan untuk melakukan pengukuran CVP diantaranya manometer, cairan, water pass, extension tube, three way, bengkok, plester, dll. 2. Jelaskan tujuan dan prosedur pengukuran CVP kepada pasien. 3. Posisikan pasien dalam kondisi yang nyaman. Pasien bisa diposisikan semi fowler (450) 4. Dekatkan alat-alat ke tubuh pasien 5. Menentukan letak zero point pada pasien. Zero point merupakan suatu titik yang nantinya dijadikan acuan dalam pengukuran CVP. Zero point ditentukan dari SIC (spatium inter costa) ke 4 pada linea midclavicula karena SIC ke 4 tersebut merupakan sejajar dengan letak atrium kanan. Dari midclavicula ditarik ke lateral (samping) sampai mid axilla. Di titik mid axilla itulah kita berikan tanda. 6. Dari tanda tersebut kita sejajarkan dengan titik nol pada manometer yang ditempelkan pada tiang infus. Caranya adalah dengan mensejajarkan titik tersebut dengan angka 0 dengan menggunakan waterpass. Setelah angka 0 pada manometer sejajar dengan titik SIC ke 4 midaxilla, maka kita plester manometer pada tiang infus. 7. Setelah berhasil menentukan zero point, kita aktifkan sistem 1 (satu). Caranya adalah dengan mengalirkan cairan dari sumber cairan (infus) kea rah pasien. Jalur threeway dari sumber cairan dan ke arah pasien kita buka, sementara jalur yang ke arah manometer kita tutup. 8. Setelah aliran cairan dari sumber cairan ke pasien lancar, lanjutkan dengan mengaktifkan sistem 2 (dua). Caranya adalah dengan mengalirkan cairan dari sumber cairan ke arah manometer. Jalur threeway dari sumber cairan dan ke arah manometer dibuka, sementara yang ke arah pasien kita tutup. Cairan yang masuk ke manometer dipastikan harus sudah melewati angka maksimal pada manometer tersebut. 9. Setelah itu, aktifkan sistem 3 (tiga). Caranya adalah dengan cara mengalirkan cairan dari manometer ke tubuh pasien. Jalur threeway dari manometer dan ke arah pasien dibuka, sementara jalur yang dari sumber cairan ditutup. 10. Amati penurunan cairan pada manometer sampai posisi cairan stabil pada angka/titik tertentu. Lihat dan catat undulasinya. Undulasi merupakan naik turunnya cairan pada manometer mengikuti dengan proses inspirasi dan ekspirasi pasien. Saat inspirasi, permukaan cairan pada manometer akan naik, sementara saat pasien ekspirasi kondisi permukaan cairan akan turun. Posisi cairan yang turun itu (undulasi saat klien ekspirasi) itu yang dicatat dan disebut sebagai nilai CVP. Normalnya nilai CVP adalah 5- 12 cmH2O. 11. Nilai CVP yang kurang/rendah artinya pasien dalam kondisi kurang cairan, mendapatkan ventilasi tekanan negatif, shock, dll. Sedangkan jika nilai CVP pada pasien cenderung tinggi artinya klien mengalami kelebihan volume cairan, gagal jantung kanan, dan pada pasien dengan ventilasi positif. c. Cara pemasangan : - Penderita tidur terlentang (trendelenberg) - Bahu kiri diberi bantal - Pakai sarung tangan - Desinfeksi daearah CVP - Pasang doek lobang - Tentukan tempat tusukan - Beri anestesi lokal - Ukur berapa jauh kateter dimasukkan - Ujung kateter sambungkan dengan spuit 20 cc yang diisi NaCl 0,9% 2-5 cc - Jarum ditusukkan kira kira 1 jari kedepan medial, ke arah telinga sisi yang berlawanan - Darah dihisap dengan spuit tadi - Kateter terus dimasukkan ke dalam jarum, terus didorong sampai dengan vena cava superior atau atrium kanan - Mandrin dicabut kemudian disambung infus -> manometer dengan three way stopcock - Kateter fiksasi pada kulit - Beri betadhin 10% - Tutup kasa steril dan diplester