Anda di halaman 1dari 4

KEGIATAN PEMBELAJARAN 3

MENGUKUR CENTRAL VENA PRESSURE ( CVP )

PENGERTIAN :
Mengukur CVP merupakan tindakan untuk mengetahui tekanan pada vena central yang
berguna sebagai gambaran kondisi atau status keseimbangan cairan di dalam tubuh pasien.
Tekanan vena sentral secara langsung merefleksikan tekanan pada atrium kanan. Secara tidak
langsung menggambarkan beban awal jantung kanan atau tekanan ventrikel kanan pada akhir
diastole. Menurut Gardner dan Woods nilai normal tekanan vena sentral adalah 3-8 cmH2O
atau 2-6 mmHg. Sementara menurut Sutanto (2004) nilai normal CVP adalah 4 – 10 mmHg.
CVP bukan merupakan suatu parameter klinis yang berdiri sendiri, harus dinilai dengan
parameter yang lainnya seperti :

 Denyut nadi
 Tekanan darah
 Volume darah
 CVP mencerminkan jumlah volume darah yang beredar dalam tubuh penderita, yang
ditentukan oleh kekuatan kontraksi otot jantung. Misal : syock hipovolemik –> CVP
rendah
CARA PENGUKURAN CVP :
Cara pengukuran CVP bisa dilakukan dengan 2 metode, yaitu secara manual dan membaca
melalui monitor yang sudah dihubungkan oleh tranduser.

WAKTU PENGKURAN CVP :


- Segera setelah terpasang CVC
- Rutin setiap pergantian Shift
- Bila ada ada perubahan kondisi pasien

PENILAIAN CVP DAN ARTI KLINISNYA


CVP sangat berarti pada penderita yang mengalami shock dan penilaiannya adalah sebagai
berikut :
1. CVP rendah (< 4 cmH2O)
 Beri darah atau cairan dengan tetesan cepat.
 Bila CVP normal, tanda shock hilang -> shock hipovolemik
 Bila CVP normal, tanda – tanda shock bertambah -> shock septik
2. CVP normal (4 – 14 cmH2O)
 Beri darah atau cairan dengan hati – hati dan dipantau pengaruhnya dalam sirkulasi.
 Bila CVP normal, tanda – tanda shock negatif -> shock hipovolemik
 Bila CVP bertambah naik, tanda shock positif -> septik shock, cardiogenik shock
3. CVP tinggi (> 15 cmH2O)
 Menunjukkan adanya gangguan kerja jantung (insufisiensi kardiak)
 Terapi : obat kardiotonika (dopamin).
Setelah selesai mengukur CVP, dan hasil tidak normal segera laporkan ke dokter unutuk
kolaborasi dalam menentukan tatalaksana selanjutnya

PROSEDUR TINDAKAN
Mengukur CVP
No Kegiatan Dikerjakan Tidak Dikerjakan
1. Perkenalkan diri dan identifikasi identitas pasien serta
kebutuhan untuk pengukuran CVP
2. Pertahankan Universal Precaution
3. A. Persiapan Alat
1. Cairan isotonis (NaCl 0,9%).
2. 2 buah infus set:
a. 1 buah untuk dipasang pada manometer.
b. 1 buah untuk cairan isotonis.
3. Manometer.
4. Waterpass atau pipa U.
5. Threeway stopcock
6. Sarung tangan bersih

B. Prosedur Kerja
Prosedur Pengukuran CVP secara manual:
1. Jelaskan prosedur tindakan kepada pasien atau keluarga.
2. Persiapkan alat.
3. Mencuci tangan dan gunakan sarung tangan bersih.
4. Jaga Privasi pasien
5. Persiapkan pasien dengan memposisikan pasien datar
(supine position) bila memungkinkan. Bila pengukuran
tidak dapat dilakukan dengan supine position, maka
pengukuran dapat dilakukan dengan posisi kepala pasien
ditinggikan 30-40o. Posisikan lengan pasien ke atas
kepala atau menjauhi dada pasien.
Note:
- Prinsipnya tiap pengukuran pada satu pasien
sebaiknya menggunakan satu posisi yang sama. Catat
posisi pasien pada awal pengukuran untuk menjaga
konsistensi hasil pengukuran.
6. Cek cairan yang saat ini dipergunakan pasien.
Pergunakan cairan isotonis (NaCl 0,9%) untuk
melakukan pengukuran.
Note:
- Apabila infus set untuk pengukuran CVP tidak
memungkinkan untuk diganti, maka ganti cairan
yang terpasang pada pasien dengan cairan isotonis
(NaCl 0,9%) dan alirkan terlebih dahulu untuk
mendorong cairan sebelumnya masuk ke tubuh.
7. Pastikan kepatenan kateter dengan melihat kelancaran
tetesan cairan infus dan aliran threeway stopcock.
8. Tentukan zero point (titik nol) dengan waterpass atau
pipa u setinggi ICS IV mid axillary line (posisi ini
menggambarkan setinggi atrium kanan). Titik ini
merupakan “Phlebostatic Axis” (lihat gambar 1). Pasang
manometer pada tiang infus sesuai zero point yang telah
ditentukan.
Gambar 1: The Phlebostatic Axis (Emil Vernarec &
Sally Beattie Dulak, 2003)
9. Tutup aliran threeway dari cairan infus yang ke arah
jantung.
Note:
- Apabila pasien mendapatkan obat-obat
emergency biarkan obat tersebut tetap mengalir.
10. Buka aliran threeway dari cairan isotonis yang ke arah
manometer. Isi manometer dengan cairan isotonis
tersebut secukupnya (bila menggunakan infus set
usahakan chamber infus terisi) lalu tutup lagi alirann
11. Buka aliran threeway dari cairan manometer dan alirkan
ke jantung.
12. Perhatikan cairan dalam manometer akan turun perlahan
sesuai irama nafas pasien hingga berhenti pada satu titik
ketinggian tertentu.
13. Angka pada manometer yang sejajar dengan tinggi
permukaan air tersebut adalah nilai CVP.
14. Kembalikan threeway pada aliran semula.
Note:
- Pasang dan alirkan kembali cairan infus
sebelumnya, apabila cairan infus tersebut selama
pengukuran dilepas.

4. Akhiri tindakan, rapikan klien lepas sarung tangan dan cuci


tangan
5. Dokumentasikan pada setiap aspek yang diperoleh baik
secara subyektif maupun obyektif.

Anda mungkin juga menyukai