Anda di halaman 1dari 46

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 GAMBARAN UMUM


4.1.1 Puskesmas Batu 10
Puskesmas Batu 10 berdiri pada tahun 1980 terletak di Kelurahan Pinang
Kencana dengan Luas Wilayah kerja 36 Km2. Puskesmas Batu 10
melakukan renovasi besar besaran dari bangunan lama menjadi bangunan
baru dengan gedung lantai 3 dilengkapi Ruang Rapat, Aula serta Mushalla.
Gedung baru diresmikan oleh Wali Kota Tanjungpinang pada tanggal 26
Januari 2016. Puskesmas Batu 10 Tanjungpinang merupakan Puskesmas
Traumatic center dengan jadwal pelayanan mulai dari jam 08.00 s/d 20.00
wib . Wilayah cakupan pelayanan Puskesmas Batu 10 meliputi dua
kelurahan yaitu Kelurahan Pinang Kencana dengan jumlah penduduk 30.941
jiwa dan Kelurahan Air Raja 12.799 jiwa total penduduk 43.740 jiwa. Batas
wilayah kerja Puskesmas Batu 10 meliputi sebelah utara berbatasan dengan
wilayah kerja Kecamatan Gunung Kijang, sebelah selatan berbatasan dengan
Batu 10, sebelah timur berbatasan dengan wilayah kerja Kecamatan Binta
Timur, dan sebelah barat berbatasan dengan kelurahan melayu kota piring
(Profil Puskesmas Batu 10, 2020).

4.2 Asuhan Keperawatan Keluarga


4.2.1 Pengkajian
Setelah dilakukan pengkajian pada keluarga Tn. M tanggal 25 Juli
2017 serta pengkajian pada keluarga Tn. H pada tanggal 06 Juli 2018,
didapatkan data sebagai berikut:
Tabel 4.1
Gambaran Hasil Pengkajian Data Umum Keluarga Pasien
No Data Umum Keluarga Tn. M Keluarga Tn. H
1. Nama kepala Tn. M Tn. H
keluarga Berusia 60 tahun Berusia 50 tahun
2. Alamat Perumahan Bintan Permai RT. Jl. Kp. Banjar Air Raja
01 RW. 06 Kelurahan Pinang
Kencana
3. Pekerjaan kepala Pensiun penyiar RRI Dagang
keluarga
4. Pendidikan kepala SMA SD

50
51

keluarga
5. Komposisi Terdiri dari Tn. M sebagai Terdiri dari Tn. H sebagai kepala
keluarga kepala keluarga sekaligus keluarga sekaligus sebagai ayah,
sebagai suami, dan Ny. R Ny. J sebagai istri sekaligus
sebagai istri. sebagai ibu. Dan An. J sebagai
anak.
6. Tipe keluarga Tipe keluarga Tn. M Keluarga Tn. H merupakan
merupakan keluarga usia keluarga dengan tipe keluarga inti
pertengahan (middle age (Nuclear Family) yaitu terdiri dari
famillies) yang terdiri dari Tn. Tn. H sebagai kepala keluarga,
M sebagai kepala keluarga dan Ny. J sebagai istri, An. J sebagai
Ny. R sebagai istri. anak kandung
7. Suku bangsa Tn. M dan Ny. R berasal dari Keluarga Tn. H berasal dari suku
suku Minang. Komunikasi Tionghoa. Komunikasi sehari-hari
sehari-hari Tn. M dan Ny. R Tn. H dan Tn. J menggunakan
menggunakan suku bahasa Bahasa Tionghoa dan Bahasa
Minang dan bahasa Indonesia. Indonseia
8. Agama Semua anggota keluarga Tn. m Semua anggota keluarga Tn. H
beragama islam dan beragama Buddha dan
menjalankan ibadah sesuai menjalankan ibadah sesuai
dengan ajaran Agama Islam. dengan ajaran agama Buddha.
Keyakinan yang dianut oleh Keyakinan yang dianut keluarga
keluarga Tn. M tidak ada yang Tn. H tidak ada yang bertentangan
bertentangan dengan kesehatan dengan kesehatan sesuai dengan
ajaran agama Buddha. Keluarga
melakasanakan ibadah dirumah
maupun di vihara
9. Status sosial Pekerjaan Tn. M dulunya Pekerjaan Tn. H adalah sebagai
ekonomi keluarga adalah sebagai pensiunan pedagang dan Ny. J sebagai ibu
penyiar radio dan Ny. R rumah tangga yang selalu
sebagai ibu rumah tangga yang menyipakan makanan dan
selalu menyiapkan dan melayani keluarga. Status
melayani keluarga. Status pemilikan rumah Tn. H adalah
pemilikan rumah Tn. M saat ini rumah pribadi. Ny. J mengatakan
adalah rumah pribadi. Ny. R biaya sehari-hari berasal dari uang
mengatakan biaya untuk hasil dagangan Tn. H. Pendapatan
kehidupan sehari-hari berasal Tn. H sebagai pedagang lebih
dari uang pensiunan Tn. M. kurang Rp. 2.000.000,00 perbulan
Biasanya Tn. M selalu dan untuk memenuhi kebutuhan
mendapatkan kiriman uang dari sehari-hari.
anaknya yang sudah menikah.
Pendapatan Tn. M sebagai
pensiunan lebih kurang Rp.
1.000.000.00 perbulan dan
untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari keluarga Ny. R
mengatakan tidak mempunyai
tabungan keluarga.
10 Aktivitas rekreasi Aktifitas rekreasi keluarga Tn. Aktivitas rekreasi keluarga Tn. H
. keluarga M hanya dirumah saja dengan hanya dirumah saja dengan
menonto televisi bersama-sama menonton televisi bersama-sama
dengan keluarga setiap harinya. dengan keluarga setiap harinya.
Tn. M mengatakan untuk Tn. H mengatakan untuk mengisi
mengisi waktu luang Tn. M waktu libur keluarga Tn. H pergi
pergi memancing dan berkunjung kerumah sanak
berkebun. saudara.
52

Berdasarkan tabel 4.1 diatas dapat disimpulkan bahwa keluarga Tn. M


merupakan keluarga dengan tipe middle age famillies yang terdiri dari Tn. M dan
Ny. R dan pendidikan terakhir kepala keluarga adalah SMA. Keluarga Tn. M
berlatar belakang suku minang beragama islam. Sedangkan keluarga Tn. H
merupakan tipe keluarga dengan Nuclear familly yang terdiri dari Tn. H, Ny. J,
dan An. J dan pendidikan terakhir kepala keluarga adalah SD,. Keluarga Tn. H
berlatar belakang suku Tionghoa. Keluarga Tn. H menganut kepercayaan agama
Buddha.

Tabel 4.2
Gambaran Komposisi Keluarga Tn.M dan Tn.H

No Nama Jenis Hubungan Umur Pendidikan Status Kesehatan


Kelamin dengan keluarga
1 Tn.M L Suami 60 SMA Penderita TB paru
2 Ny.R P Istri 52 MTS Sehat

No Nama Jenis Hubungan Umur Pendidikan Status Kesehatan


Kelamin dengan Keluarga
1 Tn.H L Suami 50 SD Penderita TB paru
2 Ny.J P Istri 30 SD Sehat
3 An.J L Anak 7 SD Sehat

Berdasarkan tabel 4.2 dapat disimpulkan keluarga Tn. M yang terdiri dari
Tn. M sendiri yang menderita penyakit TB Paru berusia 60 tahun sebagai suami
dari Ny. R yang berusia 52 tahun dengan status keadaan yang sehat. Sedangkan,
keluarga Tn. H yang terdiri dari Tn. H sendiri yang menderita penyakit TB Paru
berusia 50 tahun sebagai suami dari Ny. J berusia 30 tahun dan anak pertamanya
An. J yang berjenis kelamin laki-laki berusia 7 tahun dengan status keadaan yang
sehat.
53

Gambar 4.1
Genogram Tn. M

Gambar 4.2
Genogram Tn. H

= Laki-laki = Tinggal seumah

= Perempuan = Klien

= Meninggal = Menikah
54

Tabel 4.3
Gambaran Riwayat Tahap Perkembangan Keluarga Responden
No Riwayat tahap
. perkembangan Keluarga Tn. M Keluarga Tn. H
keluarga
1. Tahap Tahap perkembangan Tahap perkembangan keluarga
perkembangan keluarga Tn. M saat ini adalah Tn. H adalah anak dengan usia
keluarga saat ini keluarga usia pertengahan sekolah (famillies with school
(middle age famillies). children) dengan anak usia 7
Mempertahankan penataan tahun. Tugas yang dilakukan
kehidupan yang memuaskan keluarga pada tahap ini adalah
adalah tugas keluarga lansia memberikan perhatian tentang
yang paling penting. Dengan kegiatan sosial anak, pendidikan,
mempertahankan penataan dan semangat belajar. Tetap
kehidupan yang memuaskan, mempertahankan hubungan yang
menyesuaikan dengan harmonis dalam perkawinan,
penghasilan yang berkurang, mendorong anak untuk mencapai
mempertahankan hubungan pengembangan daya intelektual,
pernikahan, menyesuaikan menyediakan aktifitas untuk
terhadap kehilangan anak, menyesuaikan pada
pasangan, mempertahankan aktifitas komunitas dengan
ikatan keluarga antar mengikut serta anak.
generasi.
2. Tahap Tidak ada tugas Tidak ada tugas perkembangan
perkembangan perkembangan keluarga yang keluarga yang belum terpenuhi
keluarga yang belum terpenuhi sampai saat sampai saat ini
belum terpenuhi ini
3. Riwayat keluarga Tn.M mengatakan dia sedang Tn.H mengatakan dia sedang
sakit. Gejala awal yang menderita TB paru. Gejala awal
dirasakan Tn.M adalah batuk yang dirasakan Tn.H adalah
yang berlangsung selama 2 batuk yang berlangsung selama
minggu dan tidak kunjung lebih dari 1 bulan dan tidak
sembuh walaupun sudah kunjung sembuh. Penyakit baru
minum obat yang dibeli diketahui setelah dokter
diapotik. Penyakit baru mendiagnosa penyakit Tn.H saat
diketahui setelah dokter dibawa oleh keluarga berobat ke
mendiagnosa penyakit Tn.M Puskesmas Batu 10 Pada tanggal
saat dibawa oleh keluarga ke 23 Mei 2018. Pada saat
Puskesmas Batu 10 pada pengkajian tanggal 6 juni 2018
tanggal 13 Juni 2017. Pada Tn.H mengatakan batuknya
saat pengkajian tanggal 24 sudah berkurang, tidak ada
juli 2017 Tn.M mengatakan sesak, dan nafsu makan baik,
batuknya sudah sedikit tetapi Tn.H mengatakan tidak
berkurang, tidak ada sesak, tahu penyakit yang dideritanya,
dan nafsu makan baik, Hasil Tn.H mengatakan tidak bisa
pemeriksaan fisik tanda-tanda menggunakan masker sehari-
vital TD 130/80 mmHg, N hari, Tn.H mengatakan masih
70x/menit, RR 23x/menit, S membuang ludah sembarangan,
36,6 C. Tn.M mengatakan Tn.H mengatakan bahwa dulu
tidak terlalu mengetahui merupakan perokok aktif, namun
mengenai penyakit TB paru telah berhenti sejak di diagnosa
yang dideritanya selain itu TB paru, Ny.J mengatakan tidak
Tn.M mengatakan bahwa memisahkan alat makan untuk
memiliki kebiasaan merokok Tn.H. hasil pemeriksaan fisik
55

setahun yang lalu sebelum tanda-tanda vital Tn.H adalah


menderita penyakit TB paru TD 120/80 mmHg, N 89x/menit,
ini. Ny.R mengatakan tidak RR 23x/menit, dan S 36,5 C.
mengetahui tentang penyakit keluarga tidak mengetahui
TB paru yang diderita Tn.M tentang penyakit TB paru yang
baik itu pengertian, penyebab, diderita Tn.H baik itu pengertian,
komplikasi, cara merawat, penyebab, komplikasi, cara
dan cara memodifikasi merawat, dan cara memodifikasi
lingkungan yang sehat bagi lingkungan yang sehat bagi
penderita TB paru. penderita TB paru, dan tampak
ventilasi rumah bagian belakang
kecil. Tn.H mengatakan bahwa
dia tidak memiliki penyakit
keturunan. Ny.J mengatakan
bahwa belum pernah mengalami
gejala penyakit yang berarti dan
Ny.J mengatakan bahwa An.J
tidak keluhan dan gangguan
kesehatan berarti.
4. Riwayat keluarga Pada riwayat kesehatan Pada riwayat kesehatan keluarga
sebelumnya keluarga Tn. M dan Ny. R Tn. H dan Ny. J mengatakan
mengatakan orang tua dari oang tua dari Tn. H tidak
Tn. M tidak mempunyai mempunyai riwayat penyakit
riwayat penyakit Tuberculosis Tuberkulosis Paru dan orang tua
Paru, sedangkan orang tua dari Ny. R tidak mempunyai
dari Ny. R mempunyai riwayat penyakit Tuberkulosis
riwayat penyakit Tuberculosis Paru.
Paru.

Berdasarkan tabel 4.3 diatas dapat disimpulkan bahwa keluarga Tn. M


merupakan keluarga dengan tahap usia pertengahan dimana istri berumur 53
tahun. Gejala awal yang dirasakan oleh Tn. M adalah batuk selama 2 minggu dan
tidak kunjung sembuh. Sedangkan, keluarga Tn. H merupakan keluarga dengan
tahap perkembangan anak usia sekolah dimana anak pertamanya berumur 7 tahun.
Gejala awal yang dirasakan Tn. H adalah batuk berlangsung selama lebih dari 1
bulan dan tidak kunjung sembuh. Tn. H tidak mengetahui penyakit yang di
deritanya dan sehari-harinya tidak terbiasa menggunakan masker.

Tabel 4.4
Gambaran Karakteristik Lingkungan Keluarga Responden
No. Lingkungan Keluarga Tn. M Keluarga Tn. H
1. Karakteristik rumah Rumah Tn. M merupakan Rumah Tn. H merupakan rumah
rumah permanen dengan permanen dengan dinding ruah
dinding rumah dengan bata dari papan, atap dari seng, lantai
rumah berukuran 9m x 8m rumah menggunakan semen,
yang terdiri dari 1 ruang ukuran rumah 8m x 6m dengan
tamu, 2 kamar tidur, 1 wc, luas rumah 48m yang terdiri dari
dan 1 dapur. Terdapat 1 ruang tamu, 2 kamar, 1 WC ,
56

ventilasi kecil didalam dan 1 dapur. Kondisi rumah


rumah. Rumah Tn. M berada mempunyai jendela, ventilasi,
di pemukiman yang cukup dan pintu rumah yang selalu
ramai. terbuka sepanjang pagi hingga
menjelang sore. Rumah Tn. H
berada di pemukiman yang tidak
terlalu ramai penduduknya.
Rumah Tn. H tidak memiliki
tenmpat pembuangan sampah,
sehingga sampah biasanya
langsung dibuang lewat saluran
digot. Pekarangan depan dan
belakang rumah Tn. H adalah
tanah kuning dan debu
berterbangan masuk kedalam
saat angin kencang.
2. Karakteristik Lingkungan tempat keluarga Jarak antar 1 rumah dengan
tetangga dan Tn. M memiliki hubungan rumah lainnya agak berjauhan
komunitas yang terjalin baik dengan lebih kurang 300m. masyarakat
anggota masyarakatnya. dilingkungan keluarga Tn. H
Masyarakat di lingkungan memiliki kebiasaan gotong
tempat tinggal Tn. M royong 2 minggu sekali keluarga
memiliki kebiasaan gotong Tn. H berpartisipasi aktif dalam
royong setiap 2 minggu setiap kegiatan sosial
sekali. Gotong royong dimasyarakat. Budaya yang
tersebut terlaksanakan mempengaruhi kesehatan yang
dengan baik karena ada tampak dari lingkungan sekitar
partisipasi antar masyarakat Tn. H adalah buang sampah pada
sekitar. budaya yang tempatnya. Tidak terdapat pabrik
mempengaruhi kesehatan industri di wilayah tempat
yang tampak dari lingkungan tinggal Tn. H.
sekitar keluarga Tn. M adalah
buang sampah pada
tempatnya. Tidak terdapat
pabrik industri diwilayah
tempat tinggal Tn. M
3. Mobilitas geografis Tn. M menetap dirumah Tn.H menetap dirumah pribadi
keluarga pribadi bersama dengan istri. bersama dengan istri dan
Keluarga tinggal di anaknya. Keluarga tinggal
Perumahan Bintan Permai dirumah Kp Banjar Air Raja
Batu 10 sudah hampir 21 sudah hampir 10 tahun lamanya ,
tahun lamanya. Keluarga keluarga belum pernah pindah
belum pernah pindah, sehingga keluarga sudah mampu
sehingga keluarga sudah beradaptasi dengan lingkungan
mampu beradaptasi dengan tempat tinggalnya, alat
lingkungan tempat tingganya. trasportasi yang digunakan
Alat transportasi yang keluarga untuk berpergian adalah
digunakan keluarga Tn. M sepeda motor milik pribadi
adalah milik pribadi yaitu
sepeda motor.
4. Perkumpulan Keluarga Tn. M biasanya Keluarga Tn.H biasanya
keluarga dan berkumpul bersama saat berkumpul saat makan malam
interaksi dengan makan malam dan saat dan saat nonton televisi diruang
masyarakat nonton tv diruang keluarga. keluarga. Biasanya jika ada
Tn. M mengatakan biasanya masalah, maka akan dibicarakan
mengikuti kegiatan gotong dengan anggota keluarga saat
royong yang dilaksanakan sedang berkumpul bersama.
57

setiap 2 minggu sekali di Interaksi dengan masyarakat


lingkungannya. Ny. R terjalin dengan baik
mengatakan mengikuti
kegiatan pengajian ibu-ibu
wirid yang dilaksanakan
setiap seminggu sekali. Tn.
M merasakan manfaat dari
kegiatan yang terjalin
dimasyarakat sebagai
mempererat hubungan
dengan masyarakat ditempat
tinggal Tn. M.
5. Sistem pendukung Tn. M mengatakan memiliki Sistem pendukung kesehatan
keluarga fasilitas jaminan kesehatan keluarga Tn.H adalah setiap
yang dapat digunakan untuk anggota keluarga memiliki
pengobatan di fasilitas fasilitas jaminan kesehatan yaitu
pelayanan kesehatan yang BPJS yang dapat digunakan
ada. Dukungan dari saudara untuk pengobatan di fasilitas
terdekat dan tetangga sangat pelaayanan kesehatan yang ada.
membantu keluarga Tn. M Dukungan saudara terdekat dan
apabila ada yang sakit, maka tetangga sangat membantu
sauadara dan tetangganya keluarga Tn.H apabila ada
akan datang menjenguk dan anggata keluarga yang sakit,
membantu kebutuhan maka saudara dan tetangga akan
keluarga. datang menjenguk dan membatu
kebutuhan keluarga

Berdasarkan 4.4 dapat disimpulkan bahwa keluarga Tn. M adalah asli orang
Tanjungpinang dan rumah yang dihuni oleh Tn. M adalah rumah pribadi bersama
dengan istri. Terdapat ventilasi yang kecil sehingga pencahayaan yang masuk ke
dalam tampak kurang. Sedangkan, keluarga Tn. H menetap dirumah permanen
milik pribadi bersama anak dan istrinya. Keluarga belum pernah pindah sehingga
keluarga sudah mampu beradaptasi dengan lingkungan tempat tinggalnya dengan
baik.
Gambar 4.2
Denah Rumah Kedua Keluarga
Denah Rumah keluarga Tn.M

8m

DAPUR

9m WC KAMAR

RUANG TAMU
58

KAMAR

Denah Rumah keluarga Tn.H

8m

Ruang Tamu Kamar Dapur WC

6m

Kamar

Tabel 4.5
Gambaran Struktur Kedua Keluarga
No Struktur Keluarga Tn.M Tn.H
1 Pola Komunikas Komunikasi antara Tn.M dan Komunikasi antara Tn.H, Ny.J,
Keluarga Ny.R tidak ada mengalami dan An.J tidak ada hambatan.
hambatan berlangsung dua Keluarga selalu menggunakan
arah. Apabila terdapat hal-hal bahasa Indonesia dan Tionghoa
yang penting, biasanya akan dalam melakukan komunikasi.
dibicarakan dan di
musyawarahkan bersama
anggota keluarga lainnya.
Bahasa yang selalu digunankan
adalah bahasa Indonesia dan
bahasa minang.
2 Struktur Kekuatan Didalam keluarga Tn.M Tn.H yang berperan sebagai
Keluarga menjalankan perannya masing- kepala keluarga tetap menjadi
masing. Dalam mengambil orang yang mengambil
keputusan terhadap suatu keputusan dalam keluarga. Hal
masalah yang terjadi didalam ini tampak pada saat An.J sakit,
keluarga Tn.M dilakukan Tn.H menyuruh anaknya untuk
secara musyawarah antara berobat ke Puskesmas.
Tn.m dan Ny.R namun tetap Kemampuan keluarga untuk
diawasi oleh Tn.M yang mempengaruhi anggota keluarga
berperan sebagai kepala lain dlam berperilaku yaitu
keluarga dan Tn.M tetap dengan sering memberikan
menjadi yang mengambil nasehat kepada anggota
keputusan dalam keluarga. keluarga yang melakuka
kesalahan.
3 Struktur peran Tn.M sebagai suami. Perannya Tn.H sebagai suami dan ayah
sebagai kepala keluarga dapat yang bekerja untuk mencari
terlaksana dengan baik. nafkah untuk memenuhi
59

Menurut Ny.R Tn.M selalu kebutuhan keluarga. Perannya


berusaha menjadi suami dan sebgai kepala keluarga dapat
ayah yang baik untuk terlaksana dengan baik.
keluarganya, ia tidak pernah
mengambil keputusan secara
pihak.
4 Nilai dan Norma Nilai yang dianut oleh keluarga Dalam kesehatan keluarga Tn.H
Keluarga Tn.M adalah nilai sosial. kebudayaan dan adanya mitos
Dimana setiap anggota dalam kebudayaan tidak lagi
keluarga saling menghormati digunakan pada keluarga Tn.H.
kepada yang lebih tua, Keluarga lebih menerapkan
misalnya anak menghormati kepada ajaran agama dan tidak
ayah dan ibu dan saling bertentangan pada kebudayaan.
menghormati pada yang muda. Nilai yang dianut oleh keluarga
Begitu juga dimasyarakat nilai Tn.H adalah nilai sosial dan
social ini harus tetap norma yang dianut ialah norma
dilaksanankan. Norma yang agama.
dianut keluarga Tn.M adalah
norma agama, apabila menurut
agama tidak baik maka
keluarga tidak akan melakukan
hal tersebut.

Berdasarkan tabel 4.5 dapat disimpulkan bahwa keluarga Tn. M menggunkan


bahasa Minang dan bahasa Indonesia untuk berkomunikasi dalam sehari-hari.
Semua anggota keluarga Tn. M beragama islam. Sedangkan, keluarga Tn. H
menggunakan bahasa Tionghoa dan bahasa Indonesia dalam melakukan
komunikasi antar anggota keluarga dan tidak ada mengalami hambatan
berlangsung dua arah.

Tabel 4.6
Gambaran Fungsi dari Kedua Keluarga
No Fungsi Keluarga Tn.M Tn.H
1 Fungsi Afektif Menurut Ny.R dalam Tn.H selalu berusaha dan saling
keluarganya selalu berusaha memberikan kasih sayang antara
dan saling memberikan kasih suami, istri, dan anaknya. Tn.H
sayang angtara suami terhadap dan Ny.J selalu memberikan
istrinya, istri terhadap cinta dan kasih sayang kepada
suaminya, dan orang yang tua anaknya.
terhadap anak-anaknya. Hal ini
tampak dari kehidupan sehari-
hari keluarga Tn.M
2 Fungsi Sosial Pada keluarga Ny.R Hubungan sosial antar anggota
mengatakan interaksi antar keluarga Tn.H baik. Hubungan
anggota keluarga berjalan keluarga Tn.H dengan tetangga
dengan baik, yaitu antara suami terjalin dengan baik.
danistri, orang tua dan anaknya.
Dan sosialisasi anggota
keluarga Tn.M terhadap
masyarakat disekitar tempat
60

tinggal juga berjalan dengan


baik.
3 Fungsi Perawatan 1) Kemampuan keluarga 1) Kemampuan keluarga
Kesehatan mengenal masalah mengenal masalah kesehatan
kesehatan Keluarga belum mampu
Keluarga belum mengenal masalah kesehatan
mengenal jelas masalah yang berhubungan dengan
kesehatan yang penyakit TB paru.
berhubungan dengan 2) Kemampuan keluarga dalam
penyakit Tn.M. terbukti mengambil keputusan
keluarga mengatakan tidak Pada keluarga Ny.J
terlalu tanggap dengan dengan adanya Tn.H sebagai
penanganan dan tanda-tanda salah satu anggota keluarga
penyakit TB paru yang yang mengalami penyakit TB
dialami Tn.M paru, maka anggota keluarga
2) Kemampuan keluarga dalam yang lain memandang
mengambil keputusan sebagai masalah yang sangat
Pada keluarga Ny.R dirasakan dalam keluarga.
dengan adanya Tn.M Dalam hal ini upaya yang
sebagai salah satu anggota dilakukan oleh keluarga Ny.J
keluarga yang mengalami terhadap suaminya adalah
penyakit TB paru, maka membawa ke fasilitas
anggota keluarga yang lain kesehatan yang terdekat,
memandang sebagai yaitu puskesmas Batu 10.
masalah yang sangat 3) Kemampuan keluarga
dirasakan dalam keluarga. merawat anggota keluarga
Dalam hal ini upaya yang yang sakit
dilakukan oleh keluarga Tn.H mengatakan
Ny.R terhadap suaminya penyakit TB paru yang
adalah membawa ke fasilitas dideritanya diobati dengan
kesehatan yang terdekat, minum obat anti TB yang
yaitu puskesmas Batu 10 diresepkan oleh dokter di
yang terdekat dengan puskesmas. Obat tersebut
rumahnya. diminum secara rutin.
3) Kemampuan keluarga 4) Kemampuan keluarga
merawat anggota keluarga memodifikasi lingkungan
yang sakit rumah yang sehat
Tn.M mengatakan Kondisi lingkungan
penyakit TB paru yang dalam rumah Tn.H kurang
dideritanya diobati dengan tertata rapi, rumah dan lantai
minum obat anti TB yang kamar mandi tidak licin,
diresepkan oleh dokter di ventilasi dan jendela kurang.
puskesmas. Obat tersebut 5) Kemampuan keluarga
diminum secara rutin. Tn.M memanfaatkan fasilitas
mengatakan bahwa kesehatan
walaupun sudah dilarang Tn.H mengatakan jika
oleh dokter untuk tidak ada anggota keluarga yang
boleh melakukan pekerjaan sakit maka akan dibawa ke
yang berat namun tetap saja fasilitas pelayanan kesehatan.
melakuknnya, akibatnya
Tn.M sering merasa lelah.
4) Kemampuan keluarga
memodifikasi lingkungan
rumah yang sehat
Kondisi lingkungan
dalam rumah keluarga Tn.M
kurang rapi, rumah dan
lantai kamar mandi licin,
61

penerangan minim, ventilasi


dan jendela sangat kurang.
5) Kemampuan keluarga
memanfaatkan fasilitas
kesehatan
Ny.R mengatakan jika
ada anggota keluarganya
yang sakit, maka akan
dibawa ke pelayanan
kesehatan seperti rumah
sakit, puskesmas, posyandu
lansia dan bidan yang
terdekat.
4 Fungsi Reproduksi Tn.M dan Ny.R menikah dan Tn.H dan Ny.J menikah dan
memiliki 2 orang anak, anak memiliki 1 orang anak, anak
pertama Tn.D sudah menikah sulung tersebut berusia 7 tahun
dan tidak tinggal serumah, anak dan masih bersekolah, Ny.J
kedua Tn.Z sudah bekerja dan mengatakan belum pernah
tidak tinggal serumah. Ny.R menggunakan KB.
mengatakan tidak pernah
menggunakan KB.
5 Fungsi Ekonomi Ny.R mengatakan uang Tn.H mengatakan penghasilan
pensiunan dari suaminya hanya suaminya cukup untuk biaya
cukup untuk biaya hidup hidup sehari-hari
sehari-hari dan kedua anak
sering memberikan uang
bulanan untuk menambah
kebutuhan hidup sehari-hari.

Dari tabel 4.6 dapat disimpulkan bahwa dalam menjalankan fungsi


perawatan kesehatan pada keluarga baik keluarga Tn. M dan Tn. H kurang
maksimal dalam menjalankan 5 tugas kesehatan keluarga seperti mengenal
masalah kesehatan dan memelihara anggota keluarga yang sakit.

Tabel 4.7
Gambaran Stres dan Koping Kedua Keluarga
No Stres dan Koping Tn.M Tn.H
Keluarga
1 Stressor Jangka 1) Jangka pendek 1) Jangka pendek
Pendek dan Tn.M mengatakan Tn.H mengatakan memikirkan
Panjang memikirkan masalah masalah kesehatan yang
kesehatan yang dideritanya dideritanya sekarang dan
sekarang dan kapan kapan penyakitnya bisa
penyakitnya bisa sembuh sembuh yang dirasakan Tn.H.
yang dirasakan Tn.M.
2) Jangka panjang 2) Jangka panjang
Tn.M mengatakan Tn.H mengatakan memikirkan
memikirkan bagaimana jika bagaimana jika penyakit yang
penyakit yang dideritannya dideritannya walaupun sudah
walaupun sudah diobati tapi diobati tapi tidak kunujung
tidak kunujung sembuh yang sembuh yang membuat
membuat keluarga menajdi keluarga menajdi beban
beban pikiran untuk Tn.M pikiran untuk Tn.H
62

2 Kemampuan Keluarga memberikan Keluarga saling membantu


keluarga berespon dorongan dan semangat kepada dalam menyelesaikan masalah
terhadap keluarganya yang mempunyai dengan cara bermusyawarah,
situasi/stressor masalah. Keluarga juga saling setelah itu keluarga berdoa agar
membantu dalam bisa keluar dari masalah
menyelesaikan mesalah.
3 Strategi Koping Ny.R mengatakan jika ada Tn.H mengatakan jika dalam
yang digunakan anggota keluarganya yang sakit keluarga terdapat suatu masalah
dan membutuhkan perawatan maka keluarga akan
maka akan dibawa ke bermusyawarah dan meminta
pelayanan kesehatan. Jika pendapat dari Ny.J. Maka
didalam keluarga terdapat keluarga akan langsung
masalah maka akan memeriksanakan atau pergi
diselesaikan dengan cara berobat ke fasilitas kesehatan.
bermusyawarah.
4 Strategi Adaptasi Keluarga tidak pernah Tn.H mengatakan dalam
Disfungsional menggunakan adaptasi keluarganya tidak pernah
disfungsional. Karena keluarga menggunakan kekerasan dan
selalu menerapkan sistem selalu menyelesaikan masalah
musyawarah dan komunikasi dengan cara yang baik.
saling terbuka.

Dari tabel 4.7 dapat disimpulkan bahwa kedua keluarga memiliki strategi
koping yang baik dalam menyelesaikan masalah serta tidak mengalami adaptasi
stres disfungsional. Kedua keluarga sama-sama berdiskusi bersama anggota
keluarga sehingga tidak ada perpecahan dalam keluarga.

Tabel 4.8

Tabel Hasil Pemeriksaan Fisik Kedua Keluarga


Pemeriksaan fisik keluarga Tn.M
No Pemeriksaan fisik Tn.M Ny.R

1 Keadaan umum Baik, tingkat kesadaran Baik, tingkat kesadaran


composmentis composmentis

Pemeriksaan TTV

2 Tekanan darah 130/80 mmHg 120/80 mmHg

3 Nadi 78 x/menit 90 x/menit

4 Respirasi 22 x/menit 20 x/menit

5 Suhu 36, 6 ℃ 36, 4 ℃

6 Berat badan 60 kg 55 kg

7 Tinggi badan 160 cm 153 cm

Pemeriksaan head
to toe

8 Kepala Inspeksi : Inspeksi :


63

Bentuk kepala simetris, tidak


terdapat pembengkakan, tidak Bentuk kepala simetris, tidak
ada luka/perdarahan terdapat pembengkakan, tidak ada
luka/perdarahan
Palpasi :
Tidak ada nyeri tekan Palpasi :
Terdapat nyeri tekan

9 Rambut Rambut sedikit putih, Rambut sedikit putih, penyebaran


penyebaran rambut merata, rambut merata, rambut panjang
rambut pendek dan rapi dan rapi

10 Mata Simetris kanan, dan kiri, sklera Simetris kanan dan kiri, sklera
tidak ikterik, konjungtiva tidak tidak ikterik, konjungtiva tidak
pucat, pupil dilatasi bila ditekan pucat, pupil dilatasi bila ditekan,
tidak ada peradangan

11 Telinga Telinga simetris kanan dan kiri, Telinga simetris kanan dan kiri,
tidak terdapat lesi/ perdarahan, tidak terdapat lesi/perdarahan,
terdapat penumpukan serumen terdapat penumpukan serumen

12 Hidung Bentuk simetris, tidak ada Bentuk simetris, tidak ada


perdarahan, tidak terdapat perdarahan, tidak terdapat secret,
kotoran di hidung tidak terdapat kototran

13 Mulut Mukosa bibir lembab, bibir Mukosa bibir lembab, bibir


berwarna merah tidak ada lesi, berwarna merah muda, tidak ada
terdapat gigi palsu, tidak lesi, tidak terdapat gigi berlubang,
terdapat pembengkakan dan tidak terdapat pembengkakan dan
tidak ada perdarahan pada gusi, tidak ada perdarahan pada gusi
bau mulut

14 Kuku CRT < 3 detik CRT < 3 detik

15 Kulit Turgor kulit keriput, tidak Turgor kulit tidak elastis, tidak
terdapat lesi, tidak terdapat terdapat lesi, tidak terdapat
perdarahan dan pembengkakan perdarahan dan pembengkakan

16 Leher Inspeksi : Inspeksi :


Simetris, tidak ada Simetris, tidak ada
peradangan/massa peradangan/massa

Palpasi : Palpasi :
Tidak ada pembesaran kelenjar Tidak ada pembesaran kelenjar
tyroid tyroid

17 Sistem pernapasan Inspeksi : Inspeksi :


Frekuensi nafas 22x/menit, Frekuensi nafas 20x/menit, tidak
tidak menggunakan otot bantu menggunakan otot bantu
pernapasan, pernapasan spontan pernapasan, pernapasan spontan

Auskultasi : Auskultasi :
Terdapat suara nafas tambahan Suara nafas vesikuler, tidak
(ronchi) terdapat suara nafas tambahan

Palpasi : Palpasi :
Vokal premitus teraba kanan Vokal premitus teraba kanan dan
dan kiri kiri
64

Perkusi : Perkusi :
Bunyi paru sonor Bunyi paru sonor

18 Sistem Inspeksi : Inspeksi :


kardiovaskuler Iktus kordis tidak terlihat Iktus kordis tidak terlihat

Auskultasi : Auskultasi :
Irama jantung reguler, tidak ada Irama jantung reguler, tidak ada
bunyi jantung tambahan bunyi jantung tambahan

Perkusi : Perkusi :
Bunyi jantung teraba pekak Bunyi jantung teraba pekak

19 Sistem GIT Inspeksi : Inspeksi :


Bentuk abdomen simetris, tidak Bentuk abdomen simetris, tidak
terdapat asites terdapat asites

Auskultasi : Auskultasi :
Bising usus 10 x/menit Bising usus 9 x/menit

Palpasi : Palpasi :
Tidak ada nyeri tekan, dan tidak Tidak ada nyeri tekan, dan tidak
ada pembesaran hepar, tidak ada ada pembesaran hepar, tidak ada
lesi lesi

Perkusi: Perkusi :
Bunyi abdomen tympani Bunyi abdomen tympani

20 Sistem Inspeksi : Inspeksi :


ekstremitas/muskul Otot antara sisi kanan dan kiri Otor antara kanan dan kiri
oskletal simetris, tidak ada deformitas/ simetris, tidak ada deformitas/
fraktur fraktur

Palpasi : Palpasi :
Tidak ada edema dan kekuatan Tidak ada edema dan kekuatan
otot, tidak terdapat nyeri otot kuat, tidak terdapat nyeri
ditulang ditulang

5 5 5 5

5 5
5 5

Pemeriksaan fisik keluarga Tn.H


No Pemeriksaan Tn.H Ny. J An.J
fisik

1 Keadaan Baik, tingkat Baik, tingkat kesadaran Baik, tingkat kesadaran


umum kesadaran composmentis composmentis
composmentis

Pemeriksaan
TTV

2 Tekanan 120/80 mmHg 110/80 mmHg -


darah
65

3 Nadi 89 x/menit 90 x/menit 85x/menit

4 Respirasi 23 x/menit 20 x/menit 19 x/menit

5 Suhu 36, 5 ℃ 36, 4 ℃ 36, 0 ℃

6 Berat badan 78 kg 56 kg 30 kg

7 Tinggi 171 cm 159 cm 98 cm


badan

Pemeriksaan
head to toe

8 Kepala Inspeksi : Inspeksi : Inspeksi :


Bentuk kepala Bentuk kepala simetris, Bentu kepala simetris,
simetris, tidak tidak terdapat tidak terdapat
terdapat pembengkakan, tidak pembengkakan, tidak ada
pembengkakan, tidak ada luka/perdarahan luka/perdarahan
ada luka/perdarahan
Palpasi : Palpasi : Palpasi :
Tidak ada nyeri tekan Terdapat nyeri tekan Tidak ada nyeri tekan

9 Rambut Rambut sedikit Rambut hitam, Rambut hitam, tidak


hitam, terdapat uban, penyebaran rambut terdapat uban,
penyebaran rambut merata, rambut panjang penyebaran rambut
tidak merata, rambut dan rapi merata, rambut pendek
pendek dan rapi dan rapi

10 Mata Simetris kanan, dan Simetris kanan dan Simetris kanan dan kiri,
kiri, sklera tidak kiri, sklera tidak sklera tidak ikterik,
ikterik, konjungtiva ikterik, konjungtiva konjungtiva tidak pucat,
tidak pucat, pupil tidak pucat, pupil pupil dilatasi bila ditekan
dilatasi bila ditekan dilatasi bila ditekan

11 Telinga Telinga simetris Telinga simetris kanan Telinga simetris kanan


kanan dan kiri, tidak dan kiri, tidak terdapat dan kiri, tidak terdapat
terdapat lesi/ lesi/perdarahan, tidak lesi/perdarahan, tidak
perdarahan, terdapat terdapat penumpukan terdapat penumpukan
penumpukan serumen serumen serumen

12 Hidung Bentuk simetris, tidak Bentuk simetris, tidak Bentuk simetris, tidak
ada perdarahan, ada perdarahan, tidak ada perdarahan, tidak
terdapat kotoran di terdapat secret, tidak terdapat secret, tidak
hidung terdapat kotoran terdapat kotoran

13 Mulut Mukosa bibir lembab, Mukosa bibir lembab, Mukosa bibir lembab,
bibir berwarna bibir berwarna merah bibir berwarna merah
merah, tidak ada lesi, muda, tidak ada lesi, muda, tidak ada lesi, ,
tidak terdapat tidak terdapat gigi tidak terdapat
pembengkakan dan berlubang, tidak pembengkakan dan tidak
tidak ada perdarahan terdapat pembengkakan ada perdarahan pada gusi
pada gusi dan tidak ada
perdarahan pada gusi

14 Kuku CRT < 3 detik CRT < 3 detik CRT < 3 detik

15 Kulit Turgor kulit elastis, Turgor kulit elastis, Turgor kulit elastis, tidak
tidak terdapat lesi, tidak terdapat lesi, terdapat lesi, tidak
66

tidak terdapat tidak terdapat terdapat perdarahan dan


perdarahan dan perdarahan dan pembengkakan
pembengkakan pembengkakan

16 Leher Inspeksi : Inspeksi : Inspeksi :


Simetris, tidak ada Simetris, tidak ada Simetris, tidak ada
peradangan/massa peradangan/massa peradangan/massa

Palpasi : Palpasi : Palpasi :


Tidak ada Tidak ada pembesaran Tidak ada pembesaran
pembesaran kelenjar kelenjar tyroid kelenjar tyroid
tyroid

17 Sistem Inspeksi : Inspeksi : Inspeksi :


pernapasan Frekuensi nafas Frekuensi nafas 20 Frekuensi nafas 19
23x/menit, tidak x/menit, tidak ada x/menit, tidak ada
menggunakan otot menggunakan otot menggunakan otot bantu
bantu pernapasan, bantu pernapasan, pernapasan, pernapasan
pernapasan spontan pernapasan spontan spontan

Auskultasi : Auskultasi : Auskultasi :


Suara napas Suara nafas vesikuler, Suara nafas vesikuler,
vasikuler, tidak tidak terdapat suara tidak terdapat suara nafas
terdapat suara nafas nafas tambahan tambahan
tambahan
Palpasi : Palpasi : Palpasi :
Vokal premitus Vokal premitus teraba Vokal premitus teraba
teraba kanan dan kiri kanan dan kiri kanan dan kiri

Perkusi : Perkusi : Perkusi :


Bunyi paru sonor Bunyi paru sonor Bunyi paru sonor

18 Sistem Inspeksi : Inspeksi : Inspeksi :


kardiovaskul Iktus kordis tidak Tidak diperiksa Iktus kordis tidak terlihat
er terlihat

Auskultasi : Auskultasi : Auskultasi :


Irama jantung Irama jantung reguler, Irama jantung reguler,
reguler, tidak ada tidak ada bunyi jantung tidak ada bunyi jantung
bunyi jantung tambahan tambahan
tambahan

Perkusi : Perkusi : Perkusi :


Bunyi jantung teraba Bunyi jantung teraba Bunyi jantung teraba
pekak pekak pekak

19 Sistem GIT Inspeksi : Inspeksi : Inspeksi :


Bentuk abdomen Tidak diperiksa Bentuk abdomen
simetris, tidak simetris, tidak terdapat
terdapat asites asites

Auskultasi : Auskultasi : Askultasi :


Bising usus 12 Bising usus 15 x/menit Bising usus 16 x/menit
x/menit

Palpasi : Palpasi : Palpasi :


Tidak ada nyeri Tidak ada nyeri tekan, Tidak ada nyeri tekan,
tekan, dan tidak ada dan tidak ada dan tidak ada
pembesaran hepar, pembesaran hepar, pembesaran hepar, tidak
67

tidak ada lesi tidak ada lesi ada lesi

Perkusi: Perkusi : Perkusi :


Bunyi abdomen Bunyi abdomen Bunyi abdomen tympani
tympani tympani

20 Sistem Inspeksi : Inspeksi : Inspeksi :


ekstremitas/ Otot antara sisi kanan Otot antara kanan dan Otot antara kanan dan
muskuloskle dan kiri simetris, kiri simetris, tidak ada kiri simetris, tidak ada
tal tidak ada deformitas/ deformitas/ fraktur deformitas/ fraktur
fraktur

Palpasi : Palpasi : Palpasi :


Tidak ada edema dan Tidak ada edema dan Tidak ada edema dan
kekuatan otot sudah kekuatan otot sudah kekuatan otot baik
mulai berkurang, mulai berkurang,
terdapat nyeri ditulang

Tabel 4.9 : Harapan Kedua Keluarga Terhadap Petugas Kesehatan


No Harapan Keluarga Tn.M Tn.H
Terhadap Petugas
Kesehatan
1 Harapan Keluarga Tn.M mengatakan dengan Ny.J mengharapkan dengan
Terhadap Petugas adanya petugas kesehatan adanya petugas kesehatan dapat
Kesehatan dapat memberikan informasi- memberikan informasi penting
informasi penting untuk untuk membantu proses
membantu proses kesembuhan penyembuhan Tn.H, dapat
Tn.M. memberikan dan menambah
pengetahuan keluarga dalam
merawat anggota keluarga yang
sakit

Berdasarkan tabel 4.9 dapat disimpulkan bahwa pada keluarga Tn. M dan
keluarga Tn. H sama-sama memiliki harapan yang sama, yaitu adanya kehadiran
dari petugas kesehatan untuk memberikan informasi-informasi serta menambah
wawasan tetntang TB Paru serta perawatan yang dapat membantu menyembuhkan
anggota keluarga yang sakit TB Paru.

4.2.2 Analisa Data

Tabel 4.10 Analisa Data


Pada keluarga Tn.M didapatkan data :
No Data Etiologi Masalah
1 Data subjektif : Ketidaktahuan Ketidakefektifan
 Keluarga Ny.R mengatakan keluarga Tn. M dalam pemeliharaan
Tn.M sudah 2 minggu mengalami mengenal masalah TB kesehatan
batuk dan oleh dokter dinyatakan paru
menderita TB paru setelah
68

berobat di Puskesmas batu 10


pada tanggal 13 Juni 2017
 Tn.M mengatakan tidak
mengetahui penyakit yang
dideritanya, dengan gejala yang
dialaminya berupa batuk yang
berlangsung Selama 2 minggu
dan tak kunjung sembuh
 Tn.M mengatakan bahwa dulu
merupakan perokok aktif, namun
telah berhenti sejak setahun yang
lalu.

Data objektif
 Hasil pemeriksaan auskultasi
paru Tn.M terdengar suara
tambahan (ronchi)
 Hasil pemeriksaan
TTV :
TD :130/80 mmHg
N :78x/menit
RR :22x/menit
S :36,6 C
 Keluarga Ny.R tidak mengetahui
tentang penyakit TB paru yang
diderita oleh Tn.M, baik itu
pengertian, penyebab, tanda dan
gejala, cara penularan,
komplikasi, cara merawat, dan
cara modifikasi lingkungan yang
sehat untuk penderita TB paru
2 Data subjektif : Ketidakmampuan Resiko tinggi
 Tn.M mengatakan bahwa suasana keluarga memodifikasi penularan penyakit
rumahnya pengap dikarenakan lingkungan yang sehat TB paru
jendela dan pintu jarang dibuka
 Tn.M mengatakan jendela
rumahnya jarang dibuka
Data objektif
 Ventilasi rumah bagian belakang
sangat minim
 Pencahayaan rumah sangat
minim dikarenakan jendela dan
pintu jarang dubuka

Pada kelurga Tn.H didapatkan data :


No Data Etiologi Masalah
1 Data subjektif : Ketidaktahuan Ketidakefektifan
 Tn.H mengatakan gejala awal keluarga Tn. H dalam pemeliharaan
yang dirasakan adalah batuk yang mengenal masalah kesehatan
berlangsung selama lebih dari 1 TB Paru
bulan
 Tn.H mengatakan bahwa dulu
merupakan perokok aktif, namun
telah berhenti sejak di diagnosa
TB paru oleh dokter
69

Data objektif :
 Hasil pemeriksaan TTV
TD: 120/80 mmHg
RR: 23x/menit
N: 89x/menit
S: 36,5 C
 Keluarga tidak mengetahui
tentang penyakit TB paru yang
diderita Tn,H baik itu pengertian,
penyebab, tanda dan gejala.

2 Data subjektif Kurangnya Resiko tinggi


 Tn.H mengatakan tidak biasa pengetahuan keluarga penyebaran infeksi
menggunakan masker sehari-hari tentang penyakit
dirumah
 Tn.H mengatakan masih
membuang ludah sembarangan
 Ny.J mengatakan tidak
memisahkan alat makan untuk
Tn.H
Data objektif :
 Tn.H tampak tidak menggunakan
masker ketika dirumah
 Ventilasi rumah bagian belakang
kecil
 Tn.H tampak membuang ludah
sembarangan

4.2.3 Diagnosa Keperawatan Keluarga

Tabel 4.11
Diagnosa Keperawatan

No Diagnosa Tn.A Tn.H


1 Diagnosa 1) Ketidakefektifan pemeliharaan 1) Ketidakefektifan pemeliharaan
keperawatan kesehatan berhubungan kesehatan berhubungan dengan
dengan ketidaktahuan keluarga ketidaktahuan keluarga
mengenal penyakit yang sakit mengenal penyakit yang sakit
TB Paru TB Paru
2) Resiko tinggi penularan
penyakit TB paru 2) Resiko tinggi penularan
berhubungan dengan penyakit pada anggota keluarga
ketidakmampuan keluarga berhubungan dengan
dalam memodifikasi kurangnya pengetahuan tentang
lingkungan yang sehat penyakit.

4.2.4 Skala Prioritas Masalah Keluarga

Tabel 4.12
Prioritas Masalah
70

Pada keluarga Tn.M : diagnosa (1) ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan


berhubungan dengan ketidaktahuan keluarga mengenal penyakit yang sakit TB
Paru

No Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran


1 Sifat masalah 3/3 x 1 1 Tn.M sudah menderita TB paru sejak 1
(aktual) bulan yang lalu, memerlukan tindakan
perawatan yang tepat dan agar tidak
terjadi masalah yang lebih lanjut
2 Kemungkinan ½x2 1 Keluarga Tn.M belum mengetahui
masalah dapat diubah tentang penyakit TB paru, sebelumnya
(sebagian) tidak ada dari keluarga Tn.M dan Ny,R
yang mempunyai riwayat penyakit TB
paru
3 Potensial masalah 3/3 x 1 1 Penyakit TB paru yang dialami Tn.M
dapat dicegah merupakan penyakit kronis yang
(cukup) berlangsung lama dan tindakan yang
suudah dilakukan hanya berobat ke
Puskesmas dan minum obat anti TB paru
4 Menonjolnya 2/2 x 1 1 Keluarga Tn.M menaggapi penyakit
masalah (masalah yang diderita Tn.M sebagai masalah
berat dan harus yang perlu ditangani dengan segera,
segera ditangani) karena keluarga belum terbiasa dengan
gejala TB paru yang dirasakan.
Sedangkan menurut kesehatan penyakit
TB paru harus ditangani dengan tepat
yaitu dengan pengobatan yang rutin
selama 6 bulan
Total Skor 4
Pada keluarga Tn.M : diagnosa (2) Resiko tinggi penularan penyakit TB paru
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam memodifikasi lingkungan
yang sehat

No Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran


1 Sifat masalah 3/3 x 1 1 Bila tidak dilakukan perawatan yang
(aktual) benar, akan terjadi resiko kekambuhan
2 Kemungkinan ½x2 1 Masalah dapat diatasi dengan
masalah dapat diubah memberikan pendidikan kesehatan
(sebagian) kepada keluarga
3 Potensial masalah ⅔x1 2/3 Gaya hidup Tn.M masih tidak dikontrol
dapat dicegah dengan lingkungan yang kurang sehat
(cukup)
4 Menonjolnya ½x1 ½ Keluarga tidak memahami kalau
masalah (ada lingkungan yang kotor dapat
masalah, perlu segera mengancam jiwa Tn.M apabila tidak
ditangani) ditangani.
Total Skor 2 1/3
Pada keluarga Tn.H : diagnosa (1) ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan
berhubungan dengan Ketidaktahuan keluarga dalam mengenal penyakit yang sakit
TB Paru
71

No Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran


1 Sifat masalah 3/3 x 1 1 Tn.H sudah menderita TB paru sejak 2
(aktual) minggu. Masalah actual dan
memerlukan tindakan perawatan yang
tepat dan cepat agar tidak terjadi
masalah lebih lanjut
2 Kemungkinan ½x2 1 Keluarga Tn.H belum mengetahui
masalah dapat diubah tentang penyakit TB paru.
(sebagian)
3 Potensial masalah ⅔x1 ⅔ Penyakit TB paru yang dialami Tn.H
dapat dicegah merupakan penyakit kronis
(cukup)
4 Menonjolnya 2/2 x 1 1 Keluarga Ny.J menanggapi penyakit
masalah (masalah yang diderita oleh Tn.H sebagai masalah
harus ditangani yang perlu ditangani segera
segera)
Total Skor 3 2/3

Pada keluarga Tn.H : diagnosa (2) Resiko tinggi penularan penyakit pada anggota
keluarga berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakit

No Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran


1 Sifat masalah 3/3 x 1 1 Bila tidak dilakukan perawatan yang
(aktual) benar akan terjadi kekambuhan penyakit
dan memerlukan tindakan yang tepat
2 Kemungkinan ½x2 1 Keluarga Tn.H hanya saja tidak
masalah dapat diubah mengetahui sepenuhnya terhadap
(sebagian) penyakit. Jika keluarga mengetahui
maka keluarga akan lebih perhatian lagi
terhadap penderita,
3 Potensial masalah ⅔x1 ⅔ Tn.H tidak terbiasa memakai masker
dapat dicegah dirumah ataupun untuk sehari-hari
(cukup)
4 Menonjolnya 2/2 x 1 1 Tn.H mengatakan pencahayaan
masalah (perlu dirumahnya minim sekali, jendela jarang
ditangani segera) dibuka
Total Skor 3 2/3

Tabel 4.13

Diagnosa keperawatan sesuai prioritas

No Diagnosa Tn.M Tn.H


1 Diagnosa 1) Ketidakefektifan pemeliharaan 1) Ketidakefektifan pemeliharaan
keperawatan kesehatan berhubungan dengan kesehatan berhubungan dengan
ketidaktahuan keluarga ketidaktahuan keluarga mengenal
mengenal penyakit yang sakit penyakit yang sakit TB Paru
TB paru
2) Resiko tinggi penularan 2) Resiko tinggi penularan penyakit
penyakit TB paru berhubungan pada anggota keluarga berhubungan
dengan ketidakmampuan dengan kurangnya pengetahuan
keluarga dalam memodifikasi tentang penyakit
lingkungan yang sehat
72

4.14 Tabel Intervensi Keperawatan


Keluarga Tn.M
N Diagnosa NOC NIC
o Ko Hasil Kod Hasil
de e
1. Ketidakefektifan Keluarga mampu mengenal Keluarga mampu
pemeliharaan masalah: mengenal masalah :
kesehatan 551 Pendidikan kesehatan
berhubungan 18 a. Mampu menjelaskan 0 a. Kaji pengetahuan
dengan 03 pengertian TB paru keluarga tentang
ketidaktahuan b. Mampu menjelaskan penyakit TB paru
keluarga penyebab TB paru b. Bimbing
mengenal keluarga untuk
penyakit TB menjelaskan
paru ulang pengertian
penyebab tanda
dan gejala TB
paru.
c. Beri
reinforcement
positif atas
jawaban yang
diberikan.

Keluarga mampu Keluarga mampu


memutuskan : memutuskan:
16 525 a. Dukungan
06 a. Berpartisipasi dalam 0 penggambilan
memutuskan perawatan keputusan
kesehatan b. Dukungan
b. Parsipasi keluarga 714 kelompok
dalam perawatan 0
professional

Keluarga mampu merawat Keluarga mampu


anggota keluarga yang sakit : merawat anggota
keluarga yang sakit :
22 a. Dapat menjelaskan cara 523 Peningkatan koping
04 merawat klien dengan 0 a. Gunakan
TB paru. pendekatan yang
b. Dapat tenang dan
mendemostrasikan cara b. Dukung
yang dilakukan untuk keterliba
merawat klien dengan tan
TB Paru keluarga,
dengan
cara
yang
73

tepat
c. Berikan penilaian
mengenai
711 pemahaman klien
0 terhadap proses
penyakit
Peningkatan
keterlibatan keluarga
a. Diskusikan
pilihan jenis
perawatan
dirumah
b. Bangun
hubungan pribadi
dengan klien dan
anggota keluarga
yang akan terlibat
dalam perawatan

Keluarga mampu Keluarga mampu


memodifikasi lingkungan : memodifikasi
lingkungan :
64 a. Mampu memodifikasi 704 Modifikasi perilaku
82 rumah untuk anggota 0 a. Berikan
keluarga dengan TB kesempatan
paru kepada
keluarga untuk
bertanya
b. Tanyakan
kembali hal-
hal yang
dijelaskan

Keluarga memiliki Keluarga memiliki


kemampuan memanfaatkan kemampuan
pelayanan kesehatan : manfaatkan
30 a. Dapat membawa 791 pelayanan
00 anggota keluarga yang 0 kesehatan :
sakit ke fasilitas 810 a. Konseling
kesehatan (puskesmas, 0 b. Rujukan
rumah sakit, praktik
dokter).

2. Resiko tinggi Keluarga mampu mengenal Keluarga mampu


penularan masalah: mengenal masalah :
penyakit TB paru 08 a. Keluarga mampu 551 Pendidikan kesehatan
berhubungan 55 menjelaskan tanda dan 0 a. Kaji
dengan gejala TB paru pengetahuan
ketidakmampuan tentang tanda
keluarga dalam dan gejala TB
memodifikasi paru
lingkungan yang
sehat
Keluarga mampu Keluarga mampu
16 memutuskan : memutuskan:
74

06 a. Berpartisipasi dalam 525 a. Dukungan


memutuskan 0 penggambilan
perawatan kesehatan keputusan
b. Parsipasi b. Dukungan
keluarga dalam 543 kelompok
perawatan 0
professional

Keluarga mampu merawat Keluarga mampu


anggota keluarga yang sakit : merawat anggota
16 a. Pengetahuan keluarga yang sakit :
02 manajemen 080 Monitor tanda-tanda
infeksi 2 vital
b. Tanda dan gejala infeksi a. Monitor
tekanan
darah, nadi,
suhu dan
status
pernafasan
dengan tepat
Pelindungan infeksi
a. Monitor
adanya tanda
dan gejala
infeksi
b. Ajarkan klien
dan keluarga
bagaimana
cara
menghindari
infeksi

Keluarga mampu Keluarga mampu


memodifikasi lingkungan : memodifikasi
64 a. Mampu lingkungan :
82 memodifikasikan 713 a. Ciptakan
lingkungan yang sehat 0 lingkungan
bagi anggota keluarga yang aman
yang sakit bagi klien
b. Dukungan
704 keluarga
0 dalam
melakukan
modifikasi
lingkungan

Keluarga memiliki Keluarga memiliki


kemampuan memanfaatkan kemampuan
pelayanan kesehatan : manfaatkan
30 a. Dapat memanfaatkan 791 pelayanan
00 dan membawa anggota 0 kesehatan :
keluarga yang sakit ke 810 a. Konsultasi
fasilitas kesehatan 0 b. Rujukan
(puskesmas, rumah 796 c. Pertukaran
sakit, praktik dokter). 0 informasi
75

Keluarga Tn.H
N Diagnosa NOC NIC
o Kod Hasil Kode Hasil
e
1. Ketidakefektifa Keluarga mampu mengenal Keluarga mampu
n pemeliharaan masalah: mengenal masalah :
kesehatan 5510 Pendidikan kesehatan
berhubungan 1803 a. Mampu menjelaskan a. Kaji
dengan pengertian TB paru pengetahuan
ketidaktahuan b. Mampu menjelaskan keluarga tentang
keluarga dalam penyebab TB paru penyakit TB
mengenal paru
penyakit Tn. H b. Bimbing
yan sakit TB keluarga untuk
Paru menjelaskan
ulang pengertian
penyebab tanda
dan gejala TB
paru.
c. Beri
reinforcement
positif atas
jawaban yang
diberikan.

Keluarga mampu memutuskan : Keluarga mampu


memutuskan:
1606 a. Berpartisipasi dalam 5250 a. Dukungan
memutuskan perawatan penggambilan
kesehatan keputusan
b. Parsipasi keluarga dalam 7140 b. Dukungan
perawatan professional kelompok

Keluarga mampu merawat Keluarga mampu


anggota keluarga yang sakit : merawat anggota
keluarga yang sakit :
2204 a. Dapat menjelaskan cara 5230 Peningkatan koping
merawat klien dengan TB a. Gunakan
paru. pendekatan yang
b. Dapat mendemostrasikan tenang dan
cara yang dilakukan untuk b. Dukung
merawat klien dengan TB keterlibat
Paru an
keluarga,
76

dengan
cara yang
tepat
c. Berikan penilaian
mengenai
pemahaman klien
terhadap proses
penyakit
7110 Peningkatan
keterlibatan keluarga

a. Diskusikan
pilihan jenis
perawatan
dirumah
b. Bangun
hubungan pribadi
dengan klien dan
anggota keluarga
yang akan terlibat
dalam perawatan

Keluarga mampu memodifikasi Keluarga mampu


lingkungan : memodifikasi
lingkungan :
6482 a. Mampu memodifikasi 7040 Modifikasi perilaku
rumah untuk anggota a. Berikan
keluarga dengan TB paru kesempatan
kepada
keluarga untuk
bertanya
b. Tanyakan
kembali hal-
hal yang
dijelaskan

Keluarga memiliki kemampuan Keluarga memiliki


memanfaatkan pelayanan kemampuan
kesehatan : manfaatkan
3000 a. Dapat membawa anggota pelayanan kesehatan :
keluarga yang sakit ke 7910 a. Konseling
fasilitas kesehatan 8100 b. Rujukan
(puskesmas, rumah sakit,
praktik dokter).

2. Resiko tinggi Keluarga mampu mengenal Keluarga mampu


penularan masalah: mengenal masalah :
penyakit pada 0855 a. Keluarga mampu 5510 Pendidikan kesehatan
anggota menjelaskan tanda dan a. Kaji
keluarga Tn. H gejala TB paru pengetahuan
berhbungan tentang tanda
dengan dan gejala TB
kurangnya paru
pengetahuan
keluarga
tentang Keluarga mampu memutuskan : Keluarga mampu
penyakit.
77

infeksi 1606 Berpartisipasi dalam memutuskan:


Ketidaktahuan memutuskan perawatan 5250 a. Dukungan
keluarga dalam kesehatan penggambilan
mengenal b. Parsipasi keluarga keputusan
penyakit TB dalam perawatan 5430 b. Dukungan
paru professional kelompok

Keluarga mampu merawat Keluarga mampu


anggota keluarga yang sakit : merawat anggota
1602 a. Pengetahuan keluarga yang sakit :
manajemen 0802 Monitor tanda-tanda
infeksi vital
b. Tanda dan gejala infeksi a. Monitor
tekanan darah,
nadi, suhu dan
status
pernafasan
dengan tepat
Pelindungan infeksi
a. Monitor
adanya tanda
dan gejala
infeksi
b. Ajarkan klien
dan keluarga
bagaimana
cara
menghindari
infeksi

Keluarga mampu memodifikasi Keluarga mampu


lingkungan : memodifikasi
6482 a. Mampu lingkungan :
memodifikasikan 7130 a. Ciptakan
lingkungan yang sehat lingkungan
bagi anggota keluarga yang aman
yang sakit bagi klien
7040 b. Dukungan
keluarga
dalam
melakukan
modifikasi
lingkungan

Keluarga memiliki kemampuan Keluarga memiliki


memanfaatkan pelayanan kemampuan
kesehatan : manfaatkan
3000 a. Dapat memanfaatkan pelayanan kesehatan :
dan membawa 7910 a. Konsultasi
anggota keluarga yang 8100 b. Rujukan
sakit ke fasilitas 7960 c. Pertukaran
kesehatan (puskesmas, informasi
rumah sakit, praktik
dokter).
78
79

4.15 Tabel Implementasi dan Evaluasi Keperawatan

Keluarga Tn.M
No Diagnosa Hari/Tanggal Implementasi Evaluasi
Keperawatan
1 Ketidakefektifan 24 Juli 2017 1. Mendiskusikan bersama keluarga S:
pemeliharaan apa yang diketahui keluarga tentang Keluarga mengatakan pengertian TB paru yaitu
kesehatan pengertian, penyebab, dan tanda batuk yang cukup lama
berhubungan dengan gejala TB paru Keluarga mengatakan penyebabnya adalah pola
ketidaktahuan 2. Menjelaskan kepada keluarga hidup yang kurang sehat
keluarga dalam mengenai pengertian, penyebab, Keluarga mengatakan tanda dan gejala adalah nyeri
mengenal penyakit dan tanda gejala TB paru dada dan keringat dingin
Tn. M yang sakit TB 3. Memberikan kesempatan kepada Keluarga Tn.M mengatakan mengerti tentang
Paru keluarga untuk bertanya tentang pengertian, penyebab, dan tanda gejala Tb paru
materi yang disampaikan Keluarga Tn.M mengatakan mengerti akibat jika
4. Memberikan penjelasan ulang TB paru tidak ditangani dengan tepat
terhadap materi yang belum
dimengerti O:
5. Motivasi keluarga untuk Keluarga dapat menyebutkan kembali tentang
mengulangi materi yang sudah pengertian, penyebab, dan tanda gejala TB paru
dijelaskan Keluarga dapat menyebutkan kembali akibat jika
6. Memberikan reinforcement positif TB paru tiak ditangani dengan tepat
atas usaha keluarga
7. Mendiskusikan bersama keluarga A:
apa yang diketahui keluarga tentang Mengenal masalah kesehatan dan mengambil
akibat jika tidak ditangani secara keputusan mengenai tindakan kesehatan tercapai
tepat TB paru
8. Menjelaskan kepada keluarga P:
mengenai akibat jika tidak ditangani Mengevaluasi ( mengenal masalah kesehatan dan
secara tepat TB paru mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan
9. Memberikan penjelasan ulang ) Lanjut membantu keluarga dalam merawat
terhadap materi yang disampaikan anggota keluarga yang sakit
80

25 Juli 2017 1. Mendorong keluarga untuk S:


menceritakan apa yang dilakukan Keluarga mengatakan Tn.M sulit untuk menjaga
saat Tn.M sakit TB paru dan pola hidup sehat
bagaimana hasilnya Keluarga mengatakan mengerti dengan pantangan
2. Mendiskusikan cara perawatan yang harus dilakukan Tn.M
dengan menggunakan leaflet Keluarga mengatkan mengerti tentang cara
3. Memberikan kesempatan kepada perawatan pada TB paru
keluarga untuk bertanya tentang Keluarga mengatakan akan menjaga kebersihan
materi yang disampaikan rumah
4. Memberikan penjelasan ulang
terhadsp materi yang belum O:
dimengerti Keluarga menyabutkan kembali perawatan TB paru
5. Memberikan reinforcement positif ( menjaga lingkungan supaya tetap besih, olahraga
atas usaha keluarga teratur, tidak berkerja beerat, minum obat sesuai
dosis dan teratur)
Keluarga tampak antusias dan memperhatikan
Keluarga aktif bertanya tentang cara mengatasi TB
paru

A:
Keluarga mampu merawat anggota keluarga yang
sakit tercapai

P:
Lanjut cara memodifikasi lingkungan untuk
penderita TB paru
26 Juli 2017 1. Diskusikan cara memodifikasi S:
lingkungan untuk penderita TB paru Keluarga mengatakan gaya hidup Tn.M masih tidak
2. Jelaskan kepda keluarga tentang sehat karena sulit berolahraga
cara memodifikasi lingkungan Keluarga mengatakan sulit merubah kondisi rumah
untuk penderita TB paru dengan yang sangatminim ventilasi
menggunakan Leaflet Keluarga mengerti jika untuk mendukung kesehatan
3. Motivasi keluarga untuk Tn.M adalah dengan memodifikasi lingkungan dan
menjelaskan kembali cara gaya hidup
81

memodifikasi lingkungan untuk


penderita TB paru O:
4. Tanyakan kepada keluarga Keluarga menyebutkan kembali memodifikasi
mengenai materi yang belum lingkunagn yang dapat mendukung kesehatan Tn.M
dimengerti Keluarga sangat kooperatif dan banyak bertanya

A:
Memodifikasi lingkungan rumah yang sehat tercapai

P:
Lanjut Membantu keluarga menggunakan fasilitas
kesehatan
27 Juli 2017 1. Dikusikan bersama keluarga S:
mengenai fasilitas kesehatan yang Keluarga mengatakan fasilitas kesehatan terdekat
ada disekitar tempat tinggal adalah puskesmas baru 10
2. Dikusokan bersama keluarga Keluarga mengatakan manfaat pelayanan kesehatan
manfaat fasilitas kesehatan yang ada terdekat adalah untuk berobat jika sakit
disekitar rumah Keluarga mengatakan mengerti manfaat pelayanan
3. Motivasi keluarga untuk kesehatan tidak hanya untuk berobat tetapi untuk
menyebutkan ulang manfaat konsultasi masalah kesehtan
fasilitas kesehatan Keluarga mengerti memanfaatkan fasilitas kesehatan
4. Berikan reinforcement positif atas untuk meningkatkan derajat kesehtan keluarga
usaha keluarga
O:
Keluarga menyebutkan fasilitas kesehatan terdekat
dari rumah
Keluarga menyebutkan manfaat fasilitas kesehatan
Keluarga menyebutkan jenis jaminan kesehatan
yang dapt digunakan

A:
Membantu keluarga menggunakan fasilitas
kesehatan tercapai
82

P:
Pertahankan tujuan yang sudah tercapai
2. Resiko tinggi 28 Juli 2017 1. Mendiskusikan lingkungan yang S:
penularan infeksi cocok untuk penderita TB paru Keluarga mengatakan jarang membuka jendela
penyakit TB paru 2. Berikan kesempatan keluarga untuk rumah
berhubungan dengan bertanya tentang materi yang Keluarga mengatakan Tn.M sulit untuk
ketidakmampuan disampaikan membersihkan rumah karena batuk yang sering
keluarga dalam 3. Berikan penjelasan ulang terhadap kambuh
memodifikasi materi yang belum dimengerti Keluarga mengatakan akan menjaga kebersihan
lingkungan yang Motivasi keluarga untuk mengulang rumah
sehat materi yang telah dijelaskan
O:
Keluarga menyebutkan kembali lingkungan sehat
(menggunakan air yang bersih, masuk udara yang
bersih kedalam rumah, cahaya matahari masuk
kedalam rumah dan tidak merokok didalam rumah)
Keluarga aktif bertanya tentang lingkungan bersih
yang belum dimengerti

A:
Modifikasi lingkungan yang sehat tercapai

P:
Pertahankan tujuan yang sudah tercapai
83

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Tn.H

No Diagnosa Hari/Tanggal Implementasi Evaluasi


Keperawatan
1 Ketidakefektifan 06 Juni 2018 1. Mendiskusikan bersama keluarga S:
pemeliharaan apa yang diketahui keluarga tentang Keluarga mengatakan pengertian TB paru yaitu
kesehatan pengertian, penyebab, dan tanda batuk yang cukup lama dan disebabkan oleh bakteri
berhubungan dengan gejala TB paru Keluarga mengatakan penyebabnya adalah pola
ketidaktahuan 2. Menjelaskan kepada keluarga hidup yang kurang sehat
keluarga dalam mengenai pengertian, penyebab, dan Keluarga mengatakan tanda dan gejala adalah nyeri
mengenal penyakit tanda gejala TB paru dada dan keringat dingin
Tn. H yang sakit TB 3. Memberikan kesempatan kepada Keluarga Tn.H mengatakan mengerti tentang
Paru keluarga untuk bertanya tentang pengertian, penyebab, dan tanda gejala TB paru
materi yang disampaikan Keluarga Tn.H mengatakan mengerti akibat jika TB
4. Memberikan penjelasan ulang paru tidak ditangani dengan tepat
terhadap materi yang belum
dimengerti O:
5. Motivasi keluarga untuk mengulangi Keluarga dapat menyebutkan kembali tentang
materi yang sudah dijelaskan pengertian, penyebab, dan tanda gejala TB paru
6. Memberikan reinforcement positif Keluarga dapat menyebutkan kembali akibat jika TB
atas usaha keluarga paru tiak ditangani dengan tepat
7. Mendiskusikan bersama keluarga
apa yang diketahui keluarga tentang A:
akibat jika tidak ditangani secara Mengenal masalah kesehatan dan mengambil
tepat TB paru keputusan mengenai tindakan kesehatan tercapai
8. Menjelaskan kepada keluarga
mengenai akibat jika tidak ditangani P:
secara tepat TB paru Lanjut membantu keluarga dalam merawat anggota
9. Memberikan penjelasan ulang keluarga yang sakit
terhadap materi yang disampaikan
08 Juni 2018 1. Mendorong keluarga untuk S:
menceritakan apa yang dilakukan Keluarga mengatakan Tn.H sulit untuk menjaga pola
saat Tn.M sakit TB paru dan hidup sehat
84

bagaimana hasilnya Keluarga mengatakan mengerti dengan pantangan


2. Mendiskusikan cara perawatan yang harus dilakukan Tn.H
dengan menggunakan leaflet Keluarga mengatakan mengerti tentang cara
3. Memberikan kesempatan kepada perawatan pada TB paru
keluarga untuk bertanya tentang Keluarga mengatakan akan menjaga kebersihan
materi yang disampaikan rumah
4. Memberikan penjelasan ulang
terhadsp materi yang belum O:
dimengerti Keluarga menyabutkan kembali perawatan TB paru
5. Memberikan reinforcement positif ( menjaga lingkungan supaya tetap besih, olahraga
atas usaha keluarga teratur, tidak berkerja beerat, minum obat sesuai
dosis dan teratur)
Keluarga tampak antusias dan memperhatikan
Keluarga aktif bertanya tentang cara mengatasi TB
paru

A:
Keluarga mampu merawat anggota keluarga yang
sakit tercapai

P:
Lanjut cara memodifikasi lingkungan untuk penderita
TB paru
09 Juni 2018 1. Diskusikan cara memodifikasi S:
lingkungan untuk penderita TB paru Keluarga mengatakan gaya hidup Tn.H masih tidak
2. Jelaskan kepda keluarga tentang cara sehat karena sulit berolahraga
memodifikasi lingkungan untuk Keluarga mengatakan sulit merubah kondisi rumah
penderita TB paru dengan yang sangatminim ventilasi
menggunakan Leaflet Keluarga mengerti jika untuk mendukung kesehatan
3. Motivasi keluarga untuk Tn.H adalah dengan memodifikasi lingkungan dan
menjelaskan kembali cara gaya hidup
memodifikasi lingkungan untuk
penderita TB paru O:
4. Tanyakan kepada keluarga mengenai Keluarga menyebutkan kembali memodifikasi
85

materi yang belum dimengerti lingkunagn yang dapat mendukung kesehatan Tn.H
Keluarga sangat kooperatif dan banyak bertanya

A:
Memodifikasi lingkungan rumah sehat tercapai

P:
Lanjut Membantu keluarga menggunakan fasilitas
kesehatan
10 Juni 2018 1. Dikusikan bersama keluarga S:
mengenai fasilitas kesehatan yang Keluarga mengatakan fasilitas kesehatan terdekat
ada disekitar tempat tinggal adalah puskesmas baru 10
2. Dikusokan bersama keluarga Keluarga mengatakan manfaat pelayanan kesehatan
manfaat fasilitas kesehatan yang ada terdekat adalah untuk berobat jika sakit
disekitar rumah Keluarga mengatakan mengerti manfaat pelayanan
3. Motivasi keluarga untuk kesehatan tidak hanya untuk berobat tetapi untuk
menyebutkan ulang manfaat fasilitas konsultasi masalah kesehetan
kesehatan Keluarga mengerti memanfaatkan fasilitas kesehatan
4. Berikan reinforcement positif atas untuk meningkatkan derajat kesehetan keluarga
usaha keluarga Keluarga mengatakan jaminan kesehehatan yang
dapat digunakan seperti BPJS

O:
Keluarga menyebutkan fasilitas kesehatan terdekat
dari rumah
Keluarga menyebutkan manfaat fasilitas kesehatan
Keluarga menyebutkan jenis jaminan kesehatan yang
dapt digunakan
Keluarga memperhatikan dan kooperatif saat materi
diberikan

A:
Membantu keluarga menggunakan fasilitas kesehatan
tercapai.
86

P:
Pertahankan tujuan yang sudah tercapai

2. Resiko tinggi 11 Juni 2017 1. Mendiskusikan lingkungan yang S:


penularan penyakit cocok untuk penderita TB paru Keluarga mengatakan Tn.H tidak bisa menggunakan
pada anggota 2. Berikan kesempatan keluarga untuk masker sehari-hari
keluarga Tn. H bertanya tentang materi yang Keluarga mengatakan Tn.H masih membuang ludah
berhubungan dengan disampaikan sembarangan
kurangnya 3. Berikan penjelasan ulang terhadap Keluarga mengatakan jarang membuka jendela
pengetahuan keluarga materi yang belum dimengerti rumah
tentang penyakit. 4. Motivasi keluarga untuk mengulang Keluarga mengatakan akan menjaga kebersihan
materi yang telah dijelaskan rumah
5. Menjelaskan kepada keluarga
mengenai akibat jika tidak ditangani O:
secara tepat TB paru Keluarga menyebutkan linkungan yang sehat
6. Memberikan penjelasan ulang Keluarga tampak antusias dan memperhatikan
terhadap materi yang disampaikan Keluarga aktif bertanya tentang materi yang belum
dimengerti
Keluarga mampu menyebutkan kembali akibat jika
TB baru tidak ditangani secara tepat

A:
Cara modifikasi linkungan dan mengenal tentang
penyakit TB paru tercapai

P:
Pertahankan tujuan yang telah tercapai
87

4.3 Pembahasan Kasus


Pada bagian ini penulis akan Pada bagian ini penulis akan membahas
mengenai kesenjangan antara asuhan keperawatan secara teori dan asuhan
keperawatan yang terdapat pada literature. Selain membahas kesenjangan
diatas, penulis juga akan mengemukakan beberapa masalah selama
melaksanakan telaah askep serta pemecahannya. Sesuai dengan tahapan proses
keperawatan, maka penulis akan mengemukakan pembahasan mulai dari
pengkajian, penentuan diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi.
1. Pengkajian
Setelah dilakukan telaah askep dibagian pengkajian pada kedua klien
yang mengidap TB Paru didapatkan data kedua partisipan berjenis kelamin
laki-laki dan memiliki usia 60 tahun (Tn. M) dan 50 (Tn. H) dan keduanya
belum mengenal jelas masalah yang berhubungan dengan penyakit yang
dideritanya. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ketut
Sudiantara (2020) salah satu faktor penyebabnya adalah rendahnya tingkat
pengetahuan pasien dan keluarga tentang penyakit TB Paru. Meningkat
seiring bertambah usia. Didapatkan hasil sebagian responden berada dalam
rentang usia 51-60 tahun sebanyak 53%. Usia sangat berpengaruh pada
kecakapan mental dan emosional kearah peningkatan yang lebih tinggi.
Hal ini terkait dengan pengelompokkan umur lansia yang dipengaruhi oleh
faktor politik dan umur harapan hidup. Berdasarkan distribusi jenis
kelamin responden penderita TB Paru yaitu laki-laki 56% dan perempuan
44%. Hal ini sesuai dengan Depkes RI 2007 yang mengatakan bahwa
penderita TB Paru laki-laki lebih banyak daripada perempuan karna
berkaitan dengan pola hidup dan pola aktifitas laki-laki lebih aktif dari
perempuan.
Pendidikan terakhir Tn. M adalah SMA sedangkan Ny. R adalah
MTs N serta pendidikan teerakhir Tn. H adalah sedangkan Ny. J adalah
SD dan An. J sedang menjalani pendidikan SD, serta kedua keluarga
mengatakan kurang mengetahui mengenai TB Paru serta cara merawat
dorang dengan TB Paru. Hal ini Hal ini sejalan dengan penelitian yang
88

dilakukan oleh Isnaini, Nur dan Ratnasari (2018) yaitu pendidikan dibagi
menjadi 2 kategori yaitu rendah (tidak sekolah sampai SMP) dan tinggi
( SMA dan tamatan perguruan tinggi), dan sebagian besar penderita
Diabetes Melitus berpendidikan rendah. Pendapat dari Irawan (2010 dalam
Isnaini, Nur dan Ratnasari, 2018) menyebutkan bahwa ada keterikatan
antara orang dengan tingkat pendidikan tinggi akan lebih bisa menerima
dirinya sebagai orang sakit jika mengalami gejala yang berhubungan
dengan suatu penyakit dibandingkan dengan kelompok masyarakat yang
lebih rendah pendidikannya. Golongan dengan tingkat pendidikan tinggi
juga diindikasikan lebih cepat mencari pertolongan tim kesehatan
dibandingkan dengan msyarakat yang berstatus sosial lebih rendah.
Kelompok orang dengan tingkat pendidikan tinggi biasanya akan lebih
banyak memiliki pengetahuan tentang kesehatan dan dengan pengetahuan
tersebut maka kelompok orang yang memiliki pengetahuan tinggi akan
memiliki kesadaran dalam menjaga kesehatannya.

Data yang didapat setelah melakukan telaah askep kondisi rumah


Tn.M dan Tn.H memiliki ventilasi yang minim atau kecil dan jendela
sama pintu rumah jarang dibuka sehingga cahaya jarang masuk kerumah.
Sedangkan kondisi ruangan memenuhi syarat jika tersedia ventilasi
minimal 10% dari luas lantai jika melebihi 20% mengakibatkan silau atau
panas dan jika terlalu kecil mengakibatkan gelap dan pengap, jendela
dibuka setiap hari, pencahayaan cukup baik diruang tidur, dapur, maupun
ruang keluarga. Rumah dengan pencahayaan dan ventilasi yang baik akan
menyulitkan pertumbuhan kuman, karena sinar ultraviolet dapat
mematikan kuman dan ventilasi yang baik menyebabkan pertukaran udara
sehingga mengurangi kosentrasi kuman. Hal ini sesuai dengan manifestasi
klinis dan juga keluarga kurang mengetahui tentang masalah yang
berhubungan dengan TB Paru (ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan),
keluarga hanya mengetahui tentang cara minum obat untuk penderita TB
Paru saja, dan juga kondisi rumah yang sangat tidak mendukung untuk
kesembuhan pasien dengan TB Paru.
89

2. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan studi telaah yang dilakukan, didapatkan diagnosa
keluarga Tn. M yaitu:
1. Pemeliharaan kesehatan tidak efektif berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga Tn. M dalam mengenal masalah TB Paru.
2. Resiko tinggi penularan penyakit pada anggota keluarga Tn. H
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga memodifikasi
lingkungan yang sehat.

Sedangkan diagnosa yang terdapat pada keluarga Tn. H yaitu:


1. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan berhubungan dengan
ketidaktauhan keluarga mengenal penyakit Tn. H yang sakit TB Paru.
2. Resiko tinggi penularan penyakit pada anggota keluarga Tn. H
berhubungan dengan kurangnya pengetahuan keluarga tentang
penyakit.

Menurut Buku Pedoman Asuhan Keperawatan Komunitas (IPPKI,


2015) diagnosa keperawatan yang dapat terjadi pada anggota keluarga
dengan penderita TB Paru yaitu:
1. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan
2. Resiko tinggi penularan
3. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
4. Gangguan pertukaran gas
Penulis mengangkat diagnosa keperawatan ketidaefektifan
pemeliharaan kesehatan dikarenakan berdasarkan data hasil pengkajian
pada keluarga Tn. M dan Tn. H diketahui keluarga belum mengenal jelas
masalah kesehatan yang berhubungan dengan penyakitnya. Terbukti
keluarga mengatakan tidak terlalu tanggap dengan penanganan dan tanda-
tanda penyakit TB Paru yang dialami dan tidak mengetahui cara merawat
dan cara memodifikasi lingkungan yang sehat. Menurut penulis hal ini
sesuai dengan diagnosa NANDA-2015 yang menetapkan bahwa keluarha
kurang memperhatikan penyakit yang diderita dan keluarga tidak
mengetahui aktifitas yang tepat untuk memenuhi tujuan kesehatan dan
90

penurunan ketrampilan dalam memberikan perawatan anggota keluarga


yang sakit, perilaku adaptif,terhadap perubahan lingkungan dan perilaku
kurangnya upaya dalam pencegahan penularan TB Paru.
Penulis juga mengangkat masalah diagnosa resiko penularan pada
penyakit TB Paru karena berdasarkan data yang didapat dalam pengkajian
keluarga Tn. M diketahui keluarga kurang tanggap dalam melakukan
upaya pencegahan terhadap penyakit terbukti ketidakmampuan keluarga
dalam memodifikasi lingkungan dengan mengatakan ventilasi rumah
bagian belakang sangan minim karena jendela dan pintu rumah jarang
dibuka sehingga kurangnya pencahayaan yang masuk kerumah. Menurut
penulis hal ini sesuai dengan penelitian (Agustian, 2020) kualitas
lingkungan fisik rumah yang sehat memegang peranan penting dalam
penularan dan perkembangbiakan Mycobakterium tuberkulosis.
Kurangnya sinar matahari yang masuk kedalam rumah, ventilasi yang
buruk cenderung menciptakan suasana yang lembab dan gelap. Ventilasi
rumah yang buruk mempunyai resiko 7.800 kali lebih besar untuk
kejadian TB Paru.
Sedangkan keluarga Tn. H tidak menggunakan masker ketika
dirumah., tidak memisahkan alat-alat makan, dan masih membuang ludah
sembarangan. Hal ini tentu berkaitan dengan kurang perhatian keluarga
terhadap penyakit yang diderita dan tidak mengetahui cara yang tepat dan
bisa menularkan penyakit TB Paru ke keluarga. Hal ini sesuai dengan
yang disampaikan oleh Muttaqin (2020) bakteri TB Paru dapat berada
disemua tempat bahkan saat bersin, batuk, atau berbicara kepada
seseorang yang menderita TB Paru secara tidak sengaja menyebarkan
droplet nuklei. Menguapnya droplet bakteri keudara dibantu dengan
pergerakan aliran angin yang menyebabkan bakteri keudara dibantu
dengan pergerakan aliran angin yang menyebabkan bakteri tuberkulosis
yang terkandung didalam droplet nuklei terbang melayang mengikuti
udara.
91

Beberapa masalah keperawatan keluarga dengan TB paru yang tidak


muncul adalah :
1) Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan dalam melakukan
tindakan kesehatan yang tepat. Menurut Wilkinson dan Ahern (2011)
batasan karakteristik ketidakefektifan bersihan jalan nafas adalah
sianosis, kesulitan dalam berbicara, mata terbelalak, gelisah. Pada
kedua klien ini tidak ada tanda-tanda tersebut sehingga masalah
tersebut tidak muncul dan keluarga juga tidak mengenal masalah TB
paru, sehingga keluarga mengambil keputusan dalam melakukan
tindakan kesehatan dan menanyakan ke petugas kesehatan
dipuskesmas. Hal ini yang mendukung adalah kelurga mengambil
keputusan yang tepat dengan memeriksakan anaknya ke puskesmas
dan konsultasi terhadap masalah yang dialami kedua klien.
2) Gangguan pertukaran gas. Gangguan pertukaran gas adalah kelebihan
atau defisit pada oksigenasi dan/atau eliminasi karbondioksida pada
membran alveolarkapiler. Batasan karakteristik pada pasien dengan
gangguan pertukaran gas menurut NANDA, 2013 meliputi : Ph darah
arteri abnormal, warna kulit abnormal, konfusi, sianosis, penurunan
karbondioksida, diaforesis, sakit kepala saat bangun. Penulis tidak
menemukan data-data yang mendukung berdasarkan batasan
karakteristik diatas, sehingga penulis tidak menegakkan diagnosa
tersebut karena keluarga telah mampu menggunakan fasilitas
kesehatan yang ada dengan baik yaitu puskesmas.
3. Intervensi
Berdasarkan fokus diagnosa keperawatan yang akan dibahas dan
dibuat perbandingan pada keluarga Tn.M dan keluarga Tn. H yaitu
ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan, maka disusun lah rencana
keperawatan dengan kunjungan serta waktu yang ditetapkan sehingga
keluarga efektif dalam memelihara kesehatan anggota keluarganya yang
menagalami masalah TB Paru. Intervensi pertama yang dilakukan adalah
memberikan pendidikan kesehatan serta pengetahuan mengenai
92

pengertian, penyebab serta tanda dan gejala dari TB Paru. Kedua yaitu
memberi pendidikan kesehatan serta pengetahuan mengenai akibat dari TB
Paru sehingga keluarga termotivasi serta mampu mengambil keputusan
untuk merawat anggota keluarga yang mengalami masalah TB Paru.
Yang ketiga yaitu melibatkan keluarga dalam merawat anggota
keluarga yang mengalami TB Paru dengan memberikan serta dapat
mendemostrasikan cara yang dilakukan untuk merawat klien dengan TB
Paru. Keempat yaitu memodifikasi lingkungan serta pola hidup yang bisa
menjadi pencegahan serta menunjang anggota keluarga agar dapat
mencapai derajat kesehatan semaksimalnya. Dan intervensi yang kelima
yaitu memberikan penjelasan mengenai fasilitas kesehatan serta manfaat
dari fasilitas kesehatan agar keluarga termotivasi untuk memanfaatkan
fasilitas kesehatan sebaik mungkin.
Pada diagnosa keperawatan resiko tinggi penularan TB Paru
disusunlah rencana keperawatan dengan kunjungan serta waktu yang
ditetapkan sehingga keluarga mengetahui lingkungan yang sehat dalam
memodifikasi lingkungan yang sehat. Intervensi yang dilakukan adalah
mendiskusikan lingkungan yang cocok untuk penderita TB
Paru.memberikan penjelasan tentang penularan TB Paru, dan menjelaskan
kepada keluarga mengenai akibat jika tidak ditangani secara cepat pada
penderita TB Paru.
Selanjutnya menurut penulis intervensi yang harus ditambahkan
adalah cara dan kepatuhan penderita minum obat anti TB paru dan harus
diawasi oleh PMO atau orang terdekat dengan klien. Menurut Sitorus P.
(2020) peran keluarga sebagai PMO dalam memberi semangat dan
dukungan kepada pasien sangatlah penting dalam penyembuhan penyakit
TB Paru. Faktor dukungan keluarga memberikan semangat dan dukungan
pada pasien, membawa pengaruh positif pada pasien. Pihak keluarga
memberikan alasan, jika tidak mau meminum dengan dengan teratur,
penyakitnya tidak akan sembuh, bahkan bisa bertambah parah dan akan
menulari pada anggota keluarga yang lainnya. Selain itu pengobatannya
juga akan bertambah lama dan beban keluarga menjadi bertambah. Hal ini
93

sesuai penjelasan dari petugas kesehatan kepada pasien dan keluarga


pasien tentang dampak minum obat tidak teratur, akan berdampak pada
daya imunitas pasien. Dukungan dari orang-orang terdekat, salah satunya
adalah keluarga sangat diperlukan dalam pengobatan TB, karena dukungan
keluarga adalah dukungan sosial paling utama yang dibutuhkan pasien.
Dukungan keluarga memegang peranan penting bagi pasien TB dalam
menjalani pengobatan yang termotivasi untuk sembuh.
4. Impelementasi Keperawatan
Pada implementasi keperawatan yang dilakukan pada keluarga Tn.M
dan keluarga Tn. H dilakukan selama 5 kali kunjungan.. Implementasi
pada kedua keluarga tersebut dilakukan dengan metode ceramah, diskusi,
tanya jawab, pemberian latihan langsung/demonstrasi, dan pemberian
leaflet kepada keluarga Tn. M dan Tn.H.
Setelah dilakukan telaah askep pada implementasi yang dilakukan,
keluarga cukup berpartisipasi aktif, keluarga telah memahami tentang apa
itu TB Paru, penyebab dari TB Paru, tanda dan gejala dari TB Paru, serta
keluarga mampu merawat anggota yang sakit TB Paru. Pada implementasi
juga dilakukan motivasi kepada partisipan untuk memodifikasi serta
memanfaatkan fasilitas kesehatan semaksimal mungkin.
Berdasarkan telaah askep keluarga Tn.M dan keluarga Tn. H
didapatkan faktor pendukung pada saat tahap implementasi, yaitu selama
melakukan implementasi keluarga Tn. M dan keluarga Tn. H mau
bekerjasama dan sangat kooperatif mengikuti setiap sesi penyuluhan.
Tidak ditemukannya faktor penghambat yang terlalu berarti sehingga
dapat mengganggu proses asuhan keperawatan selama melakukan
implementasi kepada keluarga Tn. M dan keluarga Tn. H. Dapat
disimpulkan pada tahap implementasi, didapatkan faktor pendukung dari
masing masing keluarga yaitu kedua keluarga kooperatif serta mau
menyediakan sarana dan prasarana yang mendukung untuk melakukan
implementasi dan mengatasi faktor penghambat yang terjadi. Hal ini
sesuai teori yang dikemukakan oleh Friedman (2010, dalam Amelia, M
dkk, 2014) keluarga juga berfungsi sebagai sistem pendukung bagi
94

anggotanya dan anggota keluarga memandang bahwa orang yang bersifat


mendukung, selalu siap memberikan pertolongan dengan bantuan jika
diperlukan.
5. Evaluasi Keperawatan
Setelah dilakukan telaah askep, pada tahap pengkajian, didapatkan
data bahwa keluarga kurang mengetahui tentang TB Paru dan cara
merawat penderita TB Paru. Pada tahap ini ditemukan dua diagnosa yang
muncul pada keluarga Tn. M dan Tn. H. Kemudian dilanjutkan dengan
penyusunan intervensi bersama dengan keluarga; memberikan pendidikan
kesehatan tentang TB Paru, perawatan TB Paru , bantu keluarga untuk
memutuskan merawat anggota keluarga dengan TB Paru, melibatkan
keluarga dalam merawat klien dengan melakukan kepatuhan penderita
minum obat anti TB paru dan harus diawasi oleh PMO , memodifikasi
lingkungan serta motivasi keluarga untuk memaksimalkan fungsi
pelayanan kesehatan.
Berdasarkan telaah askep yang dilakukan, 5 kali kunjungan pada
tahap implementasi untuk keluarga Tn. M dan Tn. H. Pada proses
implementasi, tidak ditemukan adanya hambatan dan kesenjangan
terhadap keluarga Tn. M dan Tn. H. Karena terdapatnya komunikasi yang
baik antara keluarga dan Pemberi asuhan keperawatan sehingga tahap ini
dapat dilaksanakan dengan baik. Hasil akhir yang didapatkan kedua
keluarga mampu menjawab serta menjelaskan kembali tentang materi
yang telah diberikan. Keluarga Tn. M dan Tn. H mampu untuk memahami
serta berkomitmen untuk mempertahankan dan melakukan perawatan yang
telah diajarkan sehingga keluarga mampu merawat klien dirumah.
95

Anda mungkin juga menyukai