Anda di halaman 1dari 3

MENGUKUR TEKANAN VENA SENTRAL/CENTRAL VENOUS PRESSURE (CVP)

Oleh Ninik Ambar Sari

Definisi

Tekanan vena sentral/central venous pressure (CVP) adalah pengukuran tekanan didalam
atrium kanan jantung. CVP dapat diukur menggunakan manometer yang disambungkan pada
jalur cairan intravena, yang dinyatakan dalam satuan tekanan cairan pada kolum manometer.
CVP menggambarkan tekanan pada vena central. Alat untuk mengukur CVP adalah CVC
line (Central Venous Cathether). Pemasangan CVC line, biasanya dilakukan oleh seorang
anastesiologi. Area pemasangan CVC line biasanya dilakukan di vena jugularis
interna/eksterna, vena subclavia dextra/sinistra, dan juga vena femoralis. Namun yang area
yang bisanya dilakukan tempat penusukan untuk memasukkan CVC line adalah di vena
subclavia karena letaknya yang relatif dekat dengan atrium kanan.

Indikasi

Ada beberapa indikasi seorang pasien dilakukan pemasangan CVC line, diantaranya : pasien
dengan kondisi shock yang memerlukan cairan dalam jumlah yang besar dan dalam waktu
yang singkat, serta pasien yang mengalami masalah pada akses vena perifer sehingga tidak
memungkinkan lagi dilakukan akses cairan melalui vena perifer. Tujuan dari pemasangan
CVC line diantaranya adalah :
1. Sebagai pemantauan tekanan vena sentral terkait status cairan dan oksigenasi tubuh
2. Memberikan cairan dalam jumlah yang banyak dan dalam waktu yang relative singkat
3. Untuk memberikan nutrisi via parenteral
4. Untuk memasukkan obat
Cara pengukuran CVP bisa dilakukan dengan 2 metode, yaitu secara manual dan membaca
melalui monitor yang sudah dihubungkan oleh tranduser.

Perangkat Alat

1. Selang IV
2. Set manometer
3. Katup penutup bila tidak tersedia pada set manometer
4. Pena dengan tinta penanda yang tidak mudah terhapus
5. NaCL 0,9%
6. Plester
7. Masker wajah
8. Sarung tangan
Prosedur

TINDAKAN
NO ASPEK YANG DINILAI YA TIDAK
1 Tahap pre-interaksi
a. Menyiapkan alat-alat dan mendekatkannya pada klien antara
lain diantaranya manometer, cairan, water pass, extension
tube, three way, bengkok, plester
b. Mencuci tangan
c. Memakai sarung tangan
2 Tahap orientasi
a. Memberi salam dan tersenyum kepada klien (BHSP)
b. Menjelaskan kegiatan dan tujuan yang akan dilakukan
c. Menjelaskan waktu yang akan dibutuhkan
d. Menjaga privasi klien dengan memasang tirai
e. Mengatur posisi klien terlentang atau mendatar tanpa bantal
dibawah kepala (bila posisi ini tidak dapat ditoleransi klien,
posisikan pasien pada posisi semi fowler).
3 Tahap kerja
a. Menentukan letak zero point pada pasien.
Zero point merupakan suatu titik yang nantinya dijadikan
acuan dalam pengukuran CVP. Zero point ditentukan dari
SIC (spatium inter costa) ke 4 pada linea midclavicula karena
SIC ke 4 tersebut merupakan sejajar dengan letak atrium
kanan. Dari midclavicula ditarik ke lateral (samping) sampai
mid axilla. Di titik mid axilla itulah kita berikan tanda.
b. Dari tanda tersebut kita sejajarkan dengan titik nol pada
manometer yang ditempelkan pada tiang infus. Caranya
adalah dengan mensejajarkan titik tersebut dengan angka 0
dengan menggunakan waterpass. Setelah angka 0 pada
manometer sejajar dengan titik SIC ke 4 midaxilla, maka kita
plester manometer pada tiang infus.
c. Setelah berhasil menentukan zero point, kita aktifkan sistem 1
(satu). Caranya adalah dengan mengalirkan cairan dari
sumber cairan (infus) ke arah pasien. Jalur threeway dari
sumber cairan dan ke arah pasien kita buka, sementara jalur
yang ke arah manometer kita tutup.
d. Setelah aliran cairan dari sumber cairan ke pasien lancar,
lanjutkan dengan mengaktifkan sistem 2 (dua). Caranya
adalah dengan mengalirkan cairan dari sumber cairan ke arah
manometer. Jalur threeway dari sumber cairan dan ke arah
manometer dibuka, sementara yang ke arah pasien kita tutup.
Cairan yang masuk ke manometer dipastikan harus sudah
melewati angka maksimal pada manometer tersebut.
e. Setelah itu, aktifkan sistem 3 (tiga). Caranya adalah dengan
cara mengalirkan cairan dari manometer ke tubuh pasien.
Jalur threeway dari manometer dan ke arah pasien dibuka,
sementara jalur yang dari sumber cairan ditutup.
f. Amati penurunan cairan pada manometer sampai posisi cairan
stabil pada angka/titik tertentu. Lihat dan catat undulasinya.
Undulasi merupakan naik turunnya cairan pada manometer
mengikuti dengan proses inspirasi dan ekspirasi pasien. Saat
inspirasi, permukaan cairan pada manometer akan naik,
sementara saat pasien ekspirasi kondisi permukaan cairan
akan turun. Posisi cairan yang turun itu (undulasi saat klien
ekspirasi) itu yang dicatat dan disebut sebagai nilai CVP.
Normalnya nilai CVP adalah 5-12 cmH2O.
g. Tutup katup pada jalur manometer
h. Reposisikan pasien
4 Terminasi
a. Merapikan alat-alat dan klien
b. Lepas sarung tangan
c. Mencuci tangan
d. Mengobservasi keadaan umum klien
e. Mendokumentasi tindakan

Anda mungkin juga menyukai